Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Chapter 14

Pagi itu Yanah mual-mual dan pusing, sudah bolak-balik ke toilet untuk memuntahkan isi perutnya namun tak sedikit pun yang keluar. Hanya saja perasaan mual itu semakin menyerang Yanah yang membuat kepayahan dengan perasaan nay di pagi hari ini. Abas yang menyaksikan istrinya berlari-lari ke toilet dan terdengar suara istrinya seperti orang masuk angin, segera bergegas mengejar istrinya di kamar mandi. “Kamu kenapa saying...masuk angin??”Abas menanyakan keadaan istrinya sambil berusah memijit tengkuknya.

“Gak Tahu nih Masss….badan ku gak enak hari ini..pusing dan mual-mual…hoekkkk..hoeeekkkk” Yanah menjawab sambil terus berdahak berusaha mengeluarkan isi perutnya yang terasa mual. “Kita ke dokter yuk Sayang..” Abas perlahan memapah Yanah keluar dari toilet, “Gak perlu Masss….ahhhhhh kau baik-baik saja” Yanah berusaha menolak ajakan suaminya sambil tetap meringis menahan mual. “Kamu kapan terakhir datang bulan…??” Deghhhh jantung Yanah berhenti berpacu sejenak. Pertanyaan suaminya membuat Yanah gemetar, matanya berkaca-kaca.

Yanah baru menyadarinya bahwa dia sudah terlambat datang bulan dua minggu ini, “Aku…aku….ahhh…..iyaaaa….Masss sudah minggu yang lalu harusnya aku dating bulan” perlahan Yanah menjawab suaminya. “Alhamdulillah….akhirnya kita akan punya anak Sayang…..” Abas tersenyum sumringah, memeluk erat-erat istrinya dan dikecupinya kening wanita yang dicintainya itu. “Ihhhssss…apaan sih?? Belum jelas juga ahhhh…GR amat…” Yanah cemberut menjawab suaminya.

“Makanya ayooo kita ke dokter, aku sih yakin kamu hamil sayang ku” sekali lagi Abas begitu meyakini jika istri tercintanya hamil. Keduanya bersiap ke dokter kandungan terdekat, Abas berdebar bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi Ayah buah cintanya dengan istri tercinta. Sementara Yanah berdebar menanti kebenaran apakah ia hamil atau tidak, dan yang lebih membuat Yanah berdebar adalah dirinya yakin jika anak yang ada di rahimnya ini adalah anak dari Mertuanya, Pak Muslim yang selalu mengeluarkan spermanya di Rahim Yanah selama mereka bercinta. Setitik air mata perlahan jatuh dipipinya yang putih mulus, Abas yang menyadari istrinya menangis menggenggam erat tangan istrinya.

“Kamu jangan bersedih Sayang….harusnya kamu bahagia” Yanah hanya mengangguk perlahan, sejenak menatap suaminya kemudian lirih berkata, “Akuuu menangis bahagia Mass…” Yanah berusaha membohongi suaminya. Akhirnya berita kehamilan Yanah tersebar, terutama kepada Pak Muslim dan Bu Suhaenih yang memang sangat menanti kehamilan Yanah. Bu Suhaenih memberikan hadiah sebuah kalung emas dengan liontin batu Amethis yang sangat indah. Bu Suhaenih sangat mewanti-wanti Yanah untuk menjaga kehamilannya terutama di trimester pertama yang masih sangat rawan.

Abas jadi lebih protektif terhadap Yanah, kebahagian Abas Nampak jelas dengan perhatian nya terhadap Yanah bahkan Abas sampai rela Cuti beberapa hari demi menjaga istri tercintanya yang dinyatakan Positif hamil oleh dokter kandungan, dengan hasil test urine dan USG. Yanah sudah bisa memulai harinya dengan nyaman seperti biasanya, rasa mual masih mengganggu namun Yanah berhasil mengalihkannya. Sementara pusingnya sudah hilang dan tak mengganggu lagi, Abas pun sudah bekerja seperti biasanya, dan kembali terjebak dalam rayuan Asmara jahanam dari sosok Yudhi.

Seperti biasa Yanah beberes rumah, hanya ringan-ringan saja karena Abas sudah melarang dia mengerjakan yang berat-berat. Untuk pekerjaan berat Abas sudah menyewa seorang pekerja untuk membantu Yanah, Bi Yati seorang Ibu rumah tangga beranak 4 dan suami yang bekerja sebagai buruh harian lepas yang kadang-kadang tidak bekerja. Bi Yati datang pagi hari jam 06.00 kemudian pulang ke rumahnya jam 18.00, sejatinya Abas dan Yanah memberikan kamar khusus untuk Bi Yati agar bisa menginap di rumah mereka. Namun karena kondisi Bi Yati yang masih memiliki anak kecil yang tidak memungkinkan untuk menginap maka Abas dan Yanah mengijinkan Bi Yati untuk pulang-pergi, ditambah jarak kediaman Bi Yati dan majikannya hanya 1 km saja.

Bi Yati sedang sibuk didapur dan Yanah sedang asyik menonton TV dipagi hari, Abas sudah sejak tadi berangkat kerja. “Assalamu’alaikum” suara Bariton yang sangat dikenal Yanah cukup mengejutkan Yanah dan segera dirinya bangkit kemudian menoleh kearah suara. Dan benar saja, Pak Muslim berdiri gagah di ambang pintu dengan senyum mengembang dan tatapan penuh birahi kepada Yanah. Yanah mundur beberapa langkah gugup dibuatnya, “Abiiii..??? ahh..masuk..masukkk…” Yanah berusaha tenang menyilahkan mertuanya untuk masuk. Pak Muslim melangkah dengan Pede menghampiri menantunya yang tertegun kaku, dipeluknya pinggang menantu yang kini tengah hamil buah perzinahan mereka.

“Ahhhh…lepas Bi….ada Bi Yati didapur…” suara Yanah bergetar pelan nyaris tak terdengar. “Hehehehehe..jadi kalau gak ada Bi Yati, Yanah mau dipeluk Abi?” Pak Muslim terkekeh mesum, Yanah melengoskan wajahnya yang bersemu merah kearah dapur. "Bi….Bi Yati….” Tiba-tiba Pak Muslim berteriak memanggil ART Abas dan Yanah, yang sejurus kemudian tergopoh-gopoh menghampiri majikannya. “Iya Tuan sepuh…..mohon maaf saya tadi sedang merapihkan dapur” Bi Yati menunduk penuh sopan santun. “Gak papa Bi….oh ya….Saya hari ini ingin makan spesial, Bi Yati bisa ke pasar?” Pak Muslim memberikan perintah, Bi Yati mengangguk sigap, Pak Muslim merogoh saku celananya dan memberikan kepada Bi Yati, sambil memberikan arahan apa saja yang harus di beli.

Sepeningal Bi Yati, Pak Muslim semakin beringas, ditariknya Yanah kedalam kamar dilucuti pakainya dan langsung ditindihnya. Yanah meringis “Pelan-pelan Bi…..saya sedang hamil….aahhhhhh…shhhh” Yanah berusaha mengingatkan Pak Muslim, tangan Pak Muslim membelai perut Yanah dengan mesra, dikecupnya bibir menantu yang selalu merekah menggoda untuk di lumat. “Abi ingin menengok anak Abi….tenang ya Dek…..sebentar lagi kita becanda bertiga yah….” Pak Muslim berbisik diperut Yanah sambil mengecup perut yang masih rata belum terlihat tanda-tanda kehamilan.

“Ahhhh….Stop Abi….ini anak Abas bukan anak Abi…” Yanah mendelik tegas, Pak Muslim hanya terkekeh melihat menantunya marah, terlihat makin cantik dan menggoda birahinya. “Kamu bertahun-tahun di ewe Abas…gak pernah hamil Nduk….giliran di ewe Abi nya sebulan aja langsung hamil…hehehhehe”Pak Muslim tertawa penuh percaya diri, Yanah harus mengakui apa yang di utarakan mertua adalah benar. Yanah berusaha melemparkan tatapan matanya ke lain arah, sedangkan Pak Muslim perlahan turun kebawah, di sibakkan nya kedua paha Yanah yang sejak tadi sudah telanjang bulat. Lidahnya mengecup bibir memek Yanah yang begitu harum mewangi, Yanah belingsatan menerima serangan dari Mertuanya.

Tangannya meremas kepala mertuanya yang semakin asyik menjulurkan lidahnya mengorek-ngorek lubang kelaminnya. Cairan-cairan birahi Yanah mulai merembes keluar dari memek mungilnya yang tetap menawan. Bibir memek yang seumpama cawan bagi Pak Muslim terus disedotnya tak henti-henti, cairan itu terasa nikmat dan segar di mulut Pak Muslim. Pinggul Yanah terangkat mengejar lumatan mulut Pak Muslim yang tiba-tiba melepas lumatannya, dan membiarkan pinggul Yanah bergerak keatas menanti serangan berikutnya. Pak Muslim tersenyum menyaksikan menantunya mulai terbuai permainan terlarang itu.

Di Tatapnya lekat-lekat wajah sang menantu yang Nampak penuh birahi, Yanah yang menyadari mertuanya diam membuka matanya, dan mendapati Mertuanya tersenyum menatap wajahnya langsung menutupkan kedua tangannya kewajah. Pak Muslim meraih kedua tangan Yanah, “Kamu cantik kalau lagi malu-malu tapi mau begini Ndukkk..” rayuan Pak Muslim membuat Yanah merona, Pak Muslim mendekatkan wajahnya kea rah wajah Yanah. Yanah berusaha menghindar dan kecupan Pak Muslim menyentuh leher jenjangnya, “Ahhhhhh….shhhhhh….ouuhhhh” Yanah mendesah menerima kecupan dari mertuanya.

Pak Muslim bangkit dari tempat tidur, kontolnya yang bergelayut mencari mangsa mengangguk-angguk bersamaan gerakan sang empunya memunguti pakaiannya. Yanah membuka matanya berkerut ketika melihat sang mertua memakai kembali pakaian nya. Yanah merengek manja “Abiiii…kenapaaaahh?? Abiiii…ahhhhh” Yanah yang sudah dilanda birahi berusaha menahan sang mertua. Pak Muslim menatap tegas Yanah, “Abi lupa ada urusan Ndukkk..lagipula anak itu kan bukan Anak Abi, jadi Abi gak punya hak untuk menengoknya” Yanah menangis. “Abiii..jangan pergiiiiih….Yanah masih kangen sama Abi..hikssss….hiksss….hikskssss” Yanah sudah kehilangan harga dirinya.

Pak Muslim kemudian memeluk Yanah kembali, “Sini Abi peluk ya..biar kangen nya hilang”suaranya tetap datar. Yanah yang mulai tersiksa dengan gelora birahinya menyerang wajah mertuanya, dikecupnya bibir mertuanya dengan ganas. Pak Muslim menanggapinya dengan santai, “Pelan-pelan Nduk…kamu lagi hamil, ini cucu Abi harus kamu jaga baik-baik” Pak Muslim berkata setelah bibirnya terlepas dari serangan Yanah. Yanah kembali merajuk “Abiii….ini anak Abi…..Yanah minta Abi tengokin bayi ini…ahhhh….shhhhh”akhirnya pertahanan Yanah hancur lebur dilanda birahi yang menyiksa.

Pak Muslim tertawa penuh kemenangan, dirabanya memek Yanah yang sudah becek, “Yakin ini anak Abi Ndukkk..” Pak Muslim kembali menggoda menantunya. “Iyaaaahh…ahhhh…iyaaahhh Bi…. Ini anak Abi…ssshhhh” Yanah tetap mendesah menerima serangan halus dari Pak Muslim. “Apa buktinya kalau ini anak Abi Ndukkkk…” Pak Muslim masih berusaha menggoda sang menantu. “Abi bisa test DNA nanti…ahhhh…..shhhh” Yanah semakin gelisah digoda sang mertua. “Abas sudah lama tidak meniduri Yanah Bi…sejak Abi ewe Yanah di kamar ini…shhhhh….ahhhh” Yanah semakin vulgar gaya bicaranya.

Pak Muslim tertawa dan langsung menyergap Yanah yang memang sudah siap disetubuhi. Keduanya terlibat percintaan yang panas, gerakannya perlahan namun pasti. Desahan-desahan dan lenguhan dari kedua mulut mereka merebak didalam kamar itu. Pak Muslim berpacu diatas tubuh Yanah yang mengangkang pasrah menerima tusukan-tusukan mantap dari kontol Pak Muslim. “Memek kamu makin jepit Ndukkkk….ahhhhh…..shhhh…oouuuhhh…..ternyata memek menantu Abi yang sedang hamil begini mekin legit…..ouuuhhh shhhh” Pak Muslim meracau tak karuan.

Yanah membalasnya dengan semakin liar menggoyangkan pantatnya, dijepitnya pinggul mertuanya erat-erat. Jurus-jurus selama ini dia pendam kini dikeluarkannya untuk memuaskan birahinya dan birahi pejantan yang mampu membuatnya hamil. Hampir dua jam keduanya bergulat bermandikan keringat, keduanya terkapar kelelahan setelah beberapa kali mengecrot mengeluarkan lahar cinta. Bi Yati belum juga datang dari pasar, Pak Muslim memang sengaja tadi meminta Bi Yati pergi ke pasar yang jaraknya cukup jauh karena beberapa barang yang dibutuhkan hanya ada di pasar tersebut. Ditambah kondisi kemacetan maka bisa dipastikan Bi Yati akan kembali kerumah kurang lebih 3 jam-an, apalagi Bi Yati dikenal pelupa dan suka bolak-balik gak jelas mikirin apa yang akan dibelinya. Belum lagi urusan tawar menawar harga yang memakan waktu 3 hari 3 malam baru kelar, dan itu keuntungan untuk Pak Muslim memacu birahi bersama menantu idamannya.
 
@ella1979
Kasih chapter dunk...

Mo nyoba baca ulang lagi..
Krn jedanya terlalu lama wkek
sumpah pengen banget buat chapter Atau apalah.. tapi saya gak ngerti caranya... dulu ada yg ngajarin penulis di forum ini juga... tapi saat ini dihubungi gak respon.. maksudnya saya minta di ajarin lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd