Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Chapter 2

Hari demi hari Maryanah dan Abas dilalui dengan bercinta dan bercinta, maklumlah gelora pengantin baru masih membara dan menggebu-gebu. Tak kenal lelah dan tak kenal waktu.

Masa berganti, waktu berlalu tak terasa rumah tangga mereka sudah berjalan 6 (enam) tahun lamanya. Dan selama itu tak kunjung jua hadir buah hati permata bunda hasil pernikahan mereka. Abas semakin sibuk dengan pekerjaannya, kariernya makin meningkat. Sering kali Yanah, demikian Maryanah dipanggil sehari-hari, ditinggalkan untuk tugas keluar kota.

Namun bagi Yanah bukan suatu kendala, meski sehari-hari hanya berkutat dalam rumah saja selaku Ibu Rumah Tangga, Yanah selalu bahagia menjalaninya. Memang sesekali rasa sepi mendera, belum lagi cibiran tetangga, sanak saudara juga permintaan orang tua mereka soal momongan yang kadang datang menganggu pikiran. Beruntungnya Yanah memiliki Abas, suami yang senantiasa menjadi tameng didepan ketika ada bisik-bisik tetangga yang singgah di telinga Abas tentang Istri tercintanya, maka Abas akan menjaga betul perasaan Yanah agar tidak terluka.

Seperti hari itu, selepas Abas pergi ke kantor untuk bekerja. Ketika Yanah sedang asyik berkutat dengan sayuran yang baru saja di belinya dari Pak Kartono langganan ibu-ibu komplek. Yanah kedatangan kedua Mertuanya. Tergopoh Yanah menyambut Pak Muslim dan Ibu Suhaenih, keduanya sudah Yanah anggap sebagai orang tua kandung sendiri. Dan pastinya kedua Mertuanya pun menganggap Yanah seperti anak kandungnya mereka sendiri.

Kasih sayang keduanya sama besarnya terhadap Yanah, itu bisa Yanah rasakan sendiri. Karena itulah Yanah sangat menghormati dan mengasihi keduanya. “Umi…Abi..kok gak bilang-bilang mau kesini??” demikian Yanah memanggil keduanya, mengikuti kebiasaan suaminya yang memanggil mereka denga sebutan Abi dan Umi. “Mas Abas kan bisa menjemput Umi dan Abi…..” lanjut Yanah merasa tidak enak hati. “Sudah lah Nak…..kami gak mau merepotkan kalian yang sibuk, lagi pula Abinya masih kuat kok menyetir kesini..Iya kan Bi???”Bu Suhaenih menimpali Yanah, bermaksud menghibur Yanah.

Sedangkan Pak Muslim yang di ajak bicara hanya mengangguk perlahan kemudian duduk di ruang Tamu. “Umi dan Abi istirahat dulu, Yanah buatkan minum dulu”ujar Yanah bergegas kedapur menyeduh Teh kesukaan Ayah Mertuanya. “Gak perlu repot-repot Nak, sudah duduk disini sebentar ada yang perlu Umi bicarakan”Lembut Ibu Suhaenih merengkuh Yanah, setelah Yanah meletakkan dua cangkir Teh Camomile hangat diatas meja.

”Ehhhhh…diminum dulu Bi…Umi, silahkan” Yanah Gugup menyilahkan Mertuanya. Pak Muslim langsung menyeruput Teh hangat itu, Pensiunan TNI itu masih gagah postur tubuhnya. Berkulit cerah, hidung mancung dan berambut ikal keputihan di makan usia. Sedangkan Bu Suhaenih wanita Muslimah yang anggung, masih terpancar gurat-gurat kecantikannya di wajah yang mulai keriput namun cerah bercahaya.

”Bagaimana kabar mu Nak??” Bu Suhaenih memecah kesunyian ruang Tamu kediaman Abas dan Yanah. “Alhamdulillah….berkat do’a Umi dan Abi kami baik-baik saja” Yanah menjawab sambil tertunduk, ada haru yang menyelip di relung hatinya. Bu Suhaenih memeluk pundah menantunya dengan lembut dan mesra. “Syukurlah kalau begitu, itu yang kamu harapkan…tidak ada keinginan Umi dan Abi yang sudah sepuh ini, kecuali kebahagiaan Anak dan Cucu Umi dan Abi”jawab Bu Suhaenih.

Terrrrrr gemetar tubuh Yanah mendengar kata Cucu yang di Lontarkan Ibu Mertuanya. Sejatinya Pak Muslim dan Bu Suhaenih telah memiliki Cucu dari anak-anak mereka yang lain. Hanya saja Abas adalah anak Lelaki mereka satu-satunya. Dan hingga kini Abas belum juga di karuniai keturunan, dan entah mengapa Yanah merasa tersindir dengan kalimat Ibu Mertuanya.

Pak Muslim masih sibuk menyeruput Teh seolah-olah tak peduli dengan obrolan kedua wanita itu. “Nak…..kami tidak bermaksud menyusahkan kalian, tapi……” sejenak Bu Suahenih diam, sepertinya masih mencerna kata-kata yang akan di ucapkannya. “Kami sangat sayang kalian…..kalian harus tahu itu, untuk itu Umi dan Abi kesini” lanjut Bu Suhaenih. “Pertama Umi dan Abi ingin menjenguk kalian, Umi dan Abi sudah kangen sebetulnya….kalian ini jarang ada kabarnya” Bu Suhaenih kembali bertutur lembut sekali.

Yanah semakin menunduk menatap ujung gamis biru mudanya, tak ada satu kekurangan pun dalam diri Yanah, cantik berseri dan selalu bisa menyenangkan suami. Namun momongan memang menjadi momok dalam kehidupan rumah tangga Yanah dan Abas. “Umi dan Abi berharap, kalian coba ikuti saran kami…..Anakku. Periksalah diri kalian berdua ya….Umi dan Abi sudah membuat janji dengan dokter kandungan terbaik di Jakarta…datang ya Nak”Bu Suhaenih mengusap-usap punggung Yanah dengan penuh kaish sayang.

”Ba….baik…Mi, Yanah akan sampaikan ke Mas Abas…” Lirih Yanah menganggukan kepalanya. Tak sanggup rasanya menyakiti perasaan kedua sepuh tersebut. “Kamu tenang saja Nak, nanti Umi yang akan bicara dengan suami mu…”Bu Suhaenih menenangkan Yanah. Selama ini memang Abas dan Yanah belum pernah memeriksakan kondisi mereka, Abas selalu saja bisa meyakinkan Yanah bahwa mereka baik-baik saja, sehat-sehat saja tidak ada masalah. Hari ini kedatangan Mertuanya menyisakan relung hampa dalam dada Yanah.

Pak Muslim sedari tadi sibuk dengan HP nya, sementara Bu Suhaenih dan Yanah sudah terlibat obrolan khas perempuan antara Mertua dan Menantunya. Keduanya kemudian terlihat sibuk di dapur menyiapkan makan siang, sesekali terdengar guyonan dari mulut Bu Suhaenih dan ditimpali suara merdu ketawa Yanah yang kadang lepas kadang hanya tersenyum simpul. Setelah makan siang kedua Mertuanya berpamitan karena ada urusan lain, “Jangan lupa ya Nak….kalian harus memeriksakan kesehatan kalian”kembali bu Suhaenih mengingatkan sang menantu sebelum akhirnya mereka berpisah.

Yanah mencium tangan kedua mertuanya, Pak Muslim mengelusi kepala Yanah di atas kerudungnya, jiwa kebapakan Pak Muslim dirasakan sangat tulus oleh Yanah. Tak terasa airmata Yanah membasahi telapak tangan Pak Muslim. Perlahan Pak Muslim merengkuh memeluk Yanah dengan Lembut, seperti seorang Ayah memeluk putri kecilnya. Tangis Yanah pun pecah “huukkksss…hukkksss…hukkkss…hikkss…hiksss…maafin Yanah sudha membuat Abi dan Umi Kecewa….hikkksss…hikkss…hikkkss…” disela tangisannya Yanah emminta maaf.

Pak Muslim mengelus-elus punggung Yanah perlahan, “Sudah Nduk…sudah…kamu gak salah..kalian gak salah….sabar ya Nduk…Abi akan selalu mendo’akan kalian”pelan namus tegas suara Pak Muslim menyusup telinga. Yanah menyandarkan wajahnya di Dada bidang Ayah mertuanya sambil perlahan mengusap airmata, pak Muslim melepaskan pelukannya kemudian berlalu keluar rumah. Yanah menghantar keduanya hingga kendaraan yang membawa mertuanya lenyap di persimpangan jalan, lambaian tangannya masih terlihat mengiringi sang Mertua.

Malam itu, Abas pulang dengan gelisah, Yanah tak berani bertanya. Disiapkannya air hangat untuk mandi suaminya, makan malam juga sudah tersedia dimeja dengan aroma yang menggugah selera. Abas segera melepas baju kerjanya bergegas ke kamar mandi, selesai mandi Abas sudah rapih di meja makan. Keduanya makan tanpa suara masing-masing sibuk berkutat dengan isi hati mereka. Selesai makan Abas segera ke kamar tidur, Yanah membereskan piring dan gelas, merapihkan meja makan. Setelah rampung Yanah menyusul ke peraduan, dilihatnya Abas dengan Laptopnya.

Tanpa suara Yanah merebahkan dirinya disamping suami, daster mini dan tipis sudah menggantikan posisi gamisnya. “Hmmm….sayang, Umi dan Abi tadi menelepon ku…emmm…hmmm….Sabtu nanti kita ke Jakarta ya”Tiba-tiba Abas memecah kekakuan diantara mereka. Yanah hanya mengangguk tanpa komentar, dia sudah paham maksud dan tujuan suaminya. Abas menutup Laptopnya kemudian perlahan memeluk istrinya. Dikecupnya leher istrinya dari belakang, dihembuskan nafasnya dan berbisik perlahan “I Love You……Sayang….sshhhh…..sshh”

Yanah membalik badanya, wajah nya menatap wajah suaminya dan sejurus kemudian lidah mereka saling membelit, saling bertukar ludah, bibir mereka saling menyedot ganas. Yanah mendesah sejadi-jadinya ketika bibir suaminya menjelajah leher jenjangnya, kemudian turun ke dada lalu menuju perut ramping Yanah. Dilepaskannya Daster Yanah, Abas menaiki tubuh Yanah yang masih terbungkus BH dan celana dalam renda hitam tipis menggoda.

”Ahhhhhh…..shhhhhh…..shhh…..shhhh…..aahahhh…ahhhhhh”desahan Yanah semakin menggema, menggeliat meresapi setiap hisapan dan kecupan suaminya. Abas menggeram, garang menyedot, mengecup bahkan menggigit beberapa titik tubuh istrinya. Dendan Asmara Abas tumpahkan malam itu, bercampur perasaan gundah gulana yang entah mengapa bersemayam di hati keduanya malam itu.

Abas mulai mengarahkan kontolnya yang sudah mengeras seumpama sebilah besi, kepala jamurnya menggesek klitoris memek mungil Yanah. Memek yang tetap merona pink meski sudah 6 tahun di hajarnya, memek yang tetap menggigit meski sudah berulang-ulang di dobraknya. “Ouuuwwww….ahhhhhh….ahhhhhh….ssshhhhh Maassssssss….ahhhhhh” Yanah tak kuasa menahan teriakannya menerima tusukan benda tumpul pada kemaluannya.

Abas sendiri menggeram, menikmati perasan-perasan manja pada kepala Jamurnya. Ini yang selalu melenakan Abas dan tak pernah sedetikpun perasaan Abas untuk beralih ke lain hati. Memek istrinya selalu saja membuatnya mabuk kepayang dilanda kenikmatan. “Hmmmmm….ahhhhh…shhhhhh gggrrrmmmmmhhhhhhh” dengusan Abas bersahutan dengan jeritan Yanah. Saling bersahutan seumpama irama lagu klasik, kadang sendu mendayu, kadang tinggi melengking. Hingga akhirnya keduanya menegang…..dan “sseeerrrrrrrsss….creeettttt,…..sreeettttt…Croooottt..crooottt…. sproouuuttt….croooott…ahhhhh….ggrrrrmmmmhhh…..ahhhh..oooowwww…oouuuwww…”



Kemudian hening, keduanya lelap dalam dekapan mimpi bermandikan keringat ditengah malam dinggin yang menggigit sum-sum tulang. Yanah dan Abas masing-masing sibuk dengan dunia khayalnya, entah apa yang akan terjadi pada episode kehidupan rumah tangga mereka, yang jelas saat ini mereka hanya berusaha memerankan peran masing-masing sebaik yang mereka mampu, hingga takdir Tuhan membawa mereka pada kehidupan yang baru.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd