Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

menarik ceritanya
 
Chapter 25

Pak Muslim yang sudah sangat pengalaman soal seksual paham betul kondisi Laras saat ini yang sedang di landa birahi, namun lelaki tua itu masih bisa menguasai dirinya dan bisa bertahan tidak tergesa-gesa menyerang Laras. Pak Muslim khawatir trauma gadis itu atas perkosaan terhadap dirinya akan timbul jika dirinya menyerang Laras secara ganas. Di tatapnya dalam-dalam mata Laras yang semakin sayu, seolah-olah Pak Muslim mencari persetujuan untuk melanjutkan aksinya. Laras yang sudah dilena kan oleh buaian birahi perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Pak Muslim, bibirnya menganga penuh pesona bagi lelaki siapa saja yang menatapnya.

Dan kembali kedua bibir itu bertaut, saling menggigit, saling membelit, Pak Muslim sangat berhati-hati melayani hisapan bibir Laras. Teknik Tarik ulur diterapkan oleh Pak Muslim saat ini, dia tidak ingin Laras berontak dan menjauh akibat dari serangannya yang merangsek. Teknik itu cukup membuat Laras semakin tenggelam dalam lautan birahi, dikejarnya bibir Pak Muslim dan diserangnya lelaki tua itu dengan ganas. Tangan Laras sudah bergerak kesana kemari meremasi punggung, kemudian turun ke pinggul dan kemudian beralih ke paha Pak Muslim.

Tangan Pak Muslim pun mulai bergerilya merabai dan mengusap tubuh gadis itu secara perlahan dan penuh kehati-hatian. Laras yang saat itu mengenakan daster mini tanpa celana dalam yang belum sempat dia pakai kembali setelah pipis tadi sudah mulai berantakan posisi dasternya. Jari-jari Pak Muslim merayap mengusapi paha mulus Laras terus hingga keatas pinggulnya, mendapati bagian bawah Laras yang tidak tertutup celana dalam semakin membuat Pak Muslim bersemangat. Perlahan jarinya merayap kearah selangkangan gadis itu, lembab dan basah dirasa ujung jari Pak Muslim ketika menyentuh area terlarang itu.

Tanpa diperintah Laras refleks merenggangkan pahanya, bibirnya masih melumati bibir Pak Muslim, kedua tangannya memegang pipi lelaki tua itu dan sedikit menekan menarik wajah Pak Muslim untuk semakin mendekat kearah wajahnya. Pak Muslim terus merabai selangkangan Laras, telunjuknya sudah masuk kedalam liang sempit vagina mungil gadis itu. Terasa sekali jepitannya ditelunjuk, Pak Muslim mendesah, Laras pun tak mau kalah melenguh manja, tangan Laras merayap mencari batang kemaluan Pak Muslim yang masih terbungkus celana panjangnya.

Tonjolan batang kemaluan Pak Muslim terasa besar di telapak tangan Laras, tubuhnya sedikit bergidik membayangkan batang itu akan menusuk memek kecilnya. Namun birahi yang melanda wanita yang sedang hamil muda itu semakin membuat Laras menjadi binal, tangannya berusaha menurunkan resleting celana Pak Muslim. Sadar akan usaha keras gadis muda itu, tanpa melepaskan bibir mereka yang amsih bertaut dan saling membelit itu, Pak Muslim dengan cekatan melepaskan celana panjang sekaligus celana dalamnya.

Dan secepat kilat pula dia menarik daster itu ke atas kearah kepala Laras, bibir mereka terlepas sejenak untuk memudahkan proses pelepasan daster penghalang kenikmatan mereka. Laras bugil dengan sempurna sementara Pak Muslim pun sudah telanjang dibagian bawah, lelaki itu segera menyergap kedua puting Laras yang merona pink dan masih kecil bentuknya. Pak Muslim merebahkan tubuh Laras diatas ranjang, bibirnya sedang melumati payudara ranum Laras, kiri dan kanan bergantian dicupangnya payudara mungil namun sekal itu.

Laras menggelepar tangannya menjambak rambut Pak Muslim yang sedang asyik bermain-main dengan payudara kecilnya, kakinya melingkar kuat mengunci pantat Pak Muslim yang telanjang. Batang kelamin Pak Muslim yang sudah mengeras sejak tadi bersentuhan langsung dengan belahan memek becek Laras. Sadar akan gesekan yang terjadi Laras malah sengaja melebarkan pahanya seolah-olah memberi jalan agar batang kelamin itu masuk kedalam tubuhnya.

Pak Muslim menggenggam kepala jamurnya dan mengarahkan ke belahan memek Laras, cairan pelicin yang sudah merembes membasahi bibir memek itu cukup memudahkan kepala jamur Pak Muslim menemukan jalannya. Jalan yang masih begitu sempit terutama untuk ukuran kontol Pak Muslim yang terhitung besar dan jelas lebih besar dari kontolnya Abas yang pernah masuk kedalam Peranakan Laras. Sleebbbbb….sreeeettt…..bleeeeshhhh “Ahhhhhhhhhhhhhh…….Abiiiiiiiiiiii…..ahhhhhh” tak menyangka akan tusukan yang begitu kuat tajam, membuat Laras menjerit sekencang-kencangnya.

Pak Muslim segera melumat bibir gadis itu agar tak bersuara, namun teriakan tadi cukup terdengar ketelinga Bi Inah yang sedang di dapur. Karena khawatir akan keadaan Laras yang sedang sakit Bi Inah bergegas menuju kamar Pak Muslim, segera Bi Inah membuka pintu kamar itu dan degh…Bi Inah mematung melihat adegan didepan matanya, Pak Muslim sedang menyetubuhi Laras, gadis itu terlihat begitu kecil dalam tindihan pak Muslim. Terdengar desahan Laras setiap tusukan kontol Pak Muslim membelah bibir memeknya, perlahan Bi Inah mundur dan menutup pintu kamar itu hati-hati.

Bi Inah cukup paham kondisi Tuannya yang menduda dan butuh penyaluran hasrat seksualnya, namun Bi Inah masih bertanya-tanya apakah adegan itu sebuah perkosaan atau dilakukan suka sama suka. Bi Inah sangat menyukai Laras dan menyayangi gadis itu, seandainya Pak Muslim berkeinginan menikahi Laras sejatinya Bi Inah tidka merasa keberatan. Dipenuhi tanda tanya dalam hatinya Bi Inah tetap melanjutkan tugasnya didapur, sejenak dia melupakan kejadian yang tadi dilihatnya, wanita sepuh itu kembali berkutat dengan pekerjaannya.

Pak Muslim terus memborbardir memek Laras yang menjepit kontolnya dengan sangat kuat, jepitan itu sejenak membuat Pak Muslim terlupa akan kelegitan memek menantu tercintanya. “ouuuhhhh….ouuuhhh…..Aaaahhh….aaahhh….ssshhh….shhhh…..” Laras mendesah tak karuan, tangannya mencakar punggung Pak Muslim yang sedang menggenjotnya. “Hmmmm….eeerhhhhhghhggghhh…..gggrrhhhhmmm….oooouuuwww….ahhh.. memek mu enaaaakkk nduuukkkk…ahhhh”Pak Muslim meracau menikmati gesekan kelamin mereka berdua.

Laras menegang, cakarannya makin kencang pada punggung Pak Muslim, kuku-kukunya menggores punggung lelaki tua yang sedang menyetubuhinya. “Serrrr…seeerrrr…seeerrrr…crrriiitrtt…”Laras orgasme tubuhnya melengking keatas. Pak Muslim merasakan siraman hangat pada batang kelaminnya, di diamkan nya sejenak kontolnya memberikan ruang dan waktu untuk Laras menikmati orgasmenya akibat persetubuhan mereka. Laras lemas tak berdaya, matanya menutup nafasnya turun naik perlahan, namun memeknya meremas-remas kontol Pak Muslim yang diam tak bergerak.

Pak Muslim mengatur nafasnya agar tak ejakulasi saat itu akibat remasan kuat dari memek mungil Laras. Setelah dirasa cukup memberikan waktu kepada Laras, Pak Muslim kembali memaju mundurkan pantatnya, Laras kembali mendesah dan pinggulnya bergerak menyambut sodokan Pak Muslim. Cukup lama kedua mendesah dan bergoyang seirama menapaki jalan menuju puncak kenikmatan, hingga kemudian keduanya menegang, “Abiii mau keluar sayaaangggg…ahhhh….ahhhh…Croootttt…croooot…croooot…crooot…crooot” semburan demi semburan menyirami janin dan rahim Laras, bersamaan dengan orgasme nya Laras yang kedua, “serrr…serrr…serr…..Ahhhhhhhhhhhhhhh”

Tubuh keduanya melemas, Pak Muslim berbaring disebelah Laras, kedua tangannya memeluk pinggul Laras yang baru saja memberikan kenikmatan duniawi padanya. Laras memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasme nya yang terasa begitu dahsyat. Keduanya terlelap sambil berpelukan, Laras bermimpi memakai gaun indah disebuah taman bunga penuh aneka warna. Gadis itu berlari kesana kemari mengejar kupu-kupu nan cantik yang hinggap pada bunga-bunga, dari kejauhan muncul sosok lelaki gagah tampan perkasa.

Laras bersemu merah pipinya ketika lelaki gagah itu ada didepannya dan menatapnya begitu tajam. Lelaki itu terlihat tua namun ketampanannya jelas masih nampak dimata, tiba-tiba lelaki itu mengecupnya dan membawa Laras ke sebuah istana megah nan indah. Laras duduk disinggasana disamping lelaki tua nan gagah itu, mata Laras mengitari ruangan aula yang cukup luas itu. Ramai sekali suasananya, terlihat masing-masing orang disana sibuk menikmati makanan dan minuman yang tersedia. Sesekali mereka memandang Laras yang duduk berdampingan dengan lelaki itu, mereka melempar senyum kearah Laras dan menganggukan kepala mereka.

Lelaki disampingnya terlihat membalas senyuman dan anggukan kepala orang-orang itu, Laras merasa bahagia, suasana ruangan itu sangat indah menyenangkan hatinya. Lelaki itu merengkuh tubuhnya, bibirnya mengecupi pipi dan kemudian menyambar bibir nya, keduanya lama berpagutan tak peduli begitu banyak orang yang menyaksikan adegan itu. Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan itu, semua orang tampak bahagia menyaksikan adegan tadi, kemudian menyadarkan Laras dan mendorong tubuh lelaki itu, “Ahhhhhhhh….shhhh….” Laras bangkit dari tidurnya sejenak nampak kaget melihat dirinya telanjang disamping Pak Muslim yang kondisinya juga sama dengan dirinya.

Laras mengingat-ingat kejadian sebelumnya, ada perasaan sesal namun semuanya sudah terjadi. Tak di pungkiri Laras merasakan nikmat yang luar biasa bersetubuh dengan lelaki tua yang tampan yang kini masih mendengkur halus disampingnya. Ada perasaan aneh dihati Laras terlebih ketika ingat akan mimpinya tadi, diliriknya jam dinding sudah hampir maghrib artinya dia dan Pak Muslim sudah 3 jam terlelap dalam buaian mimpi.

Laras bangkit dan memakai dasternya perlahan keluar kamar menuju dapur, dilihatnya makan malam sudah siap. Bi Inah sedang menata meja makan, sadar akan kehadiran Laras, Bi Inah melempar senyum kearah Laras, Laras bersemu merasa grogi, salah tingkah dirinya merasa Bi Inah sedang menggodanya. Namun buru-buru Laras berusaha menenangkan diri, dia yakin Bi Inah tak tahu apa-apa soal persetubuhannya dengan Pak Muslim hari ini. Seolah-olah tak ada apa-apa Laras ikut membantu Bi Inah menata meja makan. Keduanya larut dalam diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd