Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petualangan Suami dan Istri (No SARA) (Remake)

sore suhuku semua maaf kalau updatenya lama, karena kemaren RL dan tulisan ceritanya ada di laptop rumah tidak terbawa, sekarang sudah pulang, saya rilis Part 29 ya, semoga Suhu semua terhibur di part 29, :beer::galau::sayonara:
 
Lanjutan,

Part 29, Persiapan H – 1

POV Raihan


Setelah kututup semua pintu dan kembali kedalam kamar kulihat rasty sedang menungging memasang seprey dan terlihat memeknya yang berwarna ping sedikit terbuka akibat pebuatanku, akupun mendekatinya dan memegang pantatnya dari belakang.

Rasty melihat kebelakang dan tersenyum manis kepadaku,

“mas mau lagi ras, kamu sexy sekali sayang”,

“boleh mas, masih kuat apa?”,

“mau bukti?”, lalu ku angkat kaki kanannya ke kasur dan kutunggingi dia.

“hehehehe…”, tawanya dengan genit.

Aku langsung menjilat memeknya dari belakang,

Slruuppp,,,slruuppp,,,slruuurppp,,

“ahhh,,, mas,,, ahhh,,,aahhh,,,,”,

Kumasukkan jari tengahku kedalam memeknya dan mengocoknya dengan pelan,

Cplokk..cplokk…cplokk… sllrruuupp,,slrruupp,,slruupp,,

“ahhh,,ahh,… oohhh,,,iya mas,,, kocok memek rasty, enak banget mas,, ahhh,,,ahh,,,”,

Aku semakin semangat mengocok memeknya sambil menggaruk gspot rasty, dia seperti cacing kepanasan akibat perbuatanku

“ahhh,,,yeesss,,,mas yang kenceng,,, memekku enak gatal sekali mas,,, oohhh,,,ahhhh,,,”,

Slrruuppp,,, slruupppp,,,slruupppp,,,

Aku lalu melepas boxer ku dan mengarahkan kontolku yang sudah sangat tegang ke lobang memeknya,

Bleessss,,, ahhhhh,,, desah kami berdua,

Kuangkat kaki kananku ke atas kasur dan ke goyang langsung dengan kecepatan yang tinggi sambil memegang pinggangnya,

Plok,,,plokk,,plokk,, kreeett,,kreett,,,krettt,,

“ahhhh,,,oohhhh,,aahhh,,,, iya mas kocok memek rasty yang cepet mas, enak mas kontol mu mas,, ahhh,, ahh,,,”,

Plokk..plokkk.plokk..

Kuambil rambutnya dan kuarahkan mukanya ke mukaku dan kucium dengan ganas mulutnya dengan langsung melumat dan memasukkan lidahku, rasty pun membalasnya dengan memegang kepalaku dan menciumku, kami saling membelit lidah dan bertukar ludah.

Slurpp,,slruuppp,,slruupp,

“gila memekmu enak sekali ras,, kontol mas, enak,, ahhh,,ahhh,,”,

“iya mas,, hajar memek rasty sesukamu mas,, ahhh,,ahhh,,”,

Kuangkat kaki rasty yang kiri ke kasur dan kembali ku goyang memeknya dengan kencang, kujambak rambut indahnya seperti menaikin kuda,,

“ehhhmmm,,,ehhmmmm,,,,ehhmmm,,,”,

“terus mas,, sodok memek rasty mas,, rasty ma ukeluar mas,, ahhh,,, ahh,,,,”,

Dan tidak lama,

“masssss rasty dapettt,,, ahhhhh,,,ooggggghhh,,,”,

Creetttt,,,cretttt,,,,cretttt,,,

Rasty mendapatkan orgasmenya dan badannya melenting dan bergetar keenakan aku memeluk pinggangnya untuk menahan dia,

Setelah puas kemudian kembali ku jambak dan kukocok dengan brutal memeknya,

“ahhhh,,,ahhh,,,ahhh,,,” desahnya agak pelan karena sudah lelah,

Aku semakin cepat menggoyang kontolku, sambil memeluknya dari belakang,

Plokkkk..plokkk,,plokk,,,,

“ras boleh mas keluarin di mulut mu ras?, ahhhh,, ehhmmm,,”,

“ouu,,,,,ahhhh,,,ehhh,,ahhhh,,,boleh mas,, ahhhh,,,ohhhh,,,ahhhh..,,”,

Plokk,,plok,,plok,,, kucabut kontolku dan kududukkan rasty, kuarahkan kontolku ke mulutnya sambil kukocok,

Rasty membuka mulutnya untuk menerima spermaku, kukocok kontolku dan ku keluarkan spermaku ke dalam mulutnya, crooottt,,crooottt,,crooottt,,,

Kulihat spermaku keluarnya sedikit karena setiap hari aku sudah melakukan persenggamaan, badanku terasa sangat lelah,

Rasty menelan habis spermaku dan membersihkan kontolku dari sisa spermaku,

“enak ras rasanya”,

“gurih asin mas”, ucapnya sambil melap mukanya,

Yuk mandi lagi, ajakku, rasty lalu melepas bajunya dan bersamaku menuju kamar mandi untuk mandi ulang, setelah mandi kamipun kembali ke kasur untuk beristirahat sambil berpelukan,

Diluar rumah tanpa mereka sadari ada seorang pria yang bertugas mengawasi mereka,

“rasty ternyata kau sampai berbuat seperti itu”, ucap pria itu sambil melihat diteropong dan meminum kopinya.

Ditempat lain di jogja sore hari dihari yang sama

POV Adelia

Akhirnya mobil kami sudah sampai di kawasan perumahan yang terlihat asri dan nyaman, kamipun berhenti di pos satpam yang menjaga dan bertanya letak rumah bapak gunawan karena kami ingin mengantarkan jenazah beliau.

Satpam yang mendengarkan penjelasan ku sangat kaget lalu memanggil temannya dan meminta konfirmasi dari kami,

Akupun lalu turun dari mobil dan mengajak mereka ke mobil belakang dan membuka pintu belakang sambil memperlihatkan jenazah gunawan kepada mereka.

Akhirnya salah satu dari mereka mengantarkan rombongan kami menuju kerumah gunawan, sampailah kami di rumah paling ujung dengan pembatas tembok dengan pemandangan sawah yang hijau membentang.

Aku lalu turun dan meminta satpam itu untuk tetap disini dulu kemudian aku menuju pintu rumah dan mengetuknya.

Tokk,, tok,,, tok,,, akupun mengetuk pintu dengan perasaan yang amburadul antara sedih, senang dan khawatir akan reaksi ibu.

Akupun mengetuk lagi pintu itu karena belom ada yang keluar.

“asallamualaikum”,

Tidak lama keluarlah seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah sma, sepertinya dia baru pulang dari sekolahnya.

“wallaikumsalam, maaf mbak siapa? Dan mau cari siapa?”,

“bener dek ini rumah pak gunawan?”,

“bener mbak”,

“ada ibu laras nya, saya adelia ingin bertemu dengan ibu adek”,

Kemudian diapun masuk kerumah dan kulihat menuju kearah dapur dan terlihat seorah wanita sedang melakukan kegiatan disana, gadis itupun memberitahu perihal kedatanganku, terlihat wanita itu lalu memcuci tangannya dan menuju ke depan rumah untuk menemuiku.

“iya saya laras, mbak ini siapa ya?”,

“ibu lupa sama adel bu?, ini adel bu, dulu yang tinggal di sebelah rumah ibu yang sering main ke rumah ibu”,

Ibu laraspun langsung menghampiriku dan memelukku dengan erat sambil mengelus punggungku,

“maafkan ibu dan bapak ya nak, waktu itu ibu ingin mengajakmu pergi tapi dilarang bapak karena bapak takut nanti ibumu melaporkan kami ke polisi”,

“gpp bu, adel mengerti keputusan bapak dan ibu, adel bahagia bisa ketemu sama ibu”,

“gimana kabar ibu? Baik kah?”,

“ibu baik sayang, kamu sudah dewasa dan tambah cantik”,

“makasih bu, ini astrid bu?”, ucapku menunjuk gadis tadi.

“iya, ini si bontot astrid, yang dulu kau gendong dan ajak main dulu”,

“astrid sini nak, ini mbak adel, dia yang dulu suka mengasuh mu, sini nak kasih salam”,

Astrid lalu mendekatiku dan mencium punggung tanganku sambil tersenyum kepadanya, akupun mengelus kepalanya sambil tersenyum,

“Angga mana bu?”,

“dia lagi dikampusnya, lagi mengerjakan skripsinya”,

“o iya del, ada apa kamu menemui ibu?”,

akupun lalu memegang kedua tangan ibu lalu tiba-tiba air mataku mengalir dengan sendirinya,

“adel datang kemari atas amanat bapak yang terakhir bu”, ucapku terbata sambil mulai mengalir air mataku,

“kenapa dengan bapak del?”, tanyanya dengan mata yang sudah tergenang air mata,

Akupun menceritakan semua kejadian yang terjadi di anyer sama ibu tanpa di kurang dan dilebihkan,

Ibu laras masuk kerumah dan duduk dikursi dengan menangis menutup mukanya, akupun menyusulnya duduk dibawah dan meletakkan kepalaku di lututnya sambil meminta maaf,

“maafkan adel bu, adel minta maaf”, huhuhuhuhu,,,

Setelah 5 menit ibu laras menangis dia membuka tangannya dan mengelus kepalaku dengan lembut,

“apa yang ibu takutkan selama bersama dengan bapak akhirnya terjadi juga”,

“ibu sudah lama meminta bapak meninggalkan pekerjaannya tapi dia selalu menolaknya”,

“bapak tidak pernah kasar dan membenci ibu dalam menjawab permintaan ibu, walaupun ibu selalu memintanya untuk keluar, bapak selalu membuat ibu percaya bahwa suatu saat dia bisa keluar dari sana dan tidak membahayakan keluarganya”,

“itu sudah menjadi keputusannya, bapak selalu membahagiakan kami khususnya ibu kalau bapak pulang untuk menjenguk kami, dia adalah cinta sejati ibu, dialah yang selalu menguatkan ibu dan kami semua”,

“maafkan adel ya bu”,

“sudah-sudah sayang, itu bukan kesalahanmu, itu sudah keputusan bapak dan inilah bayaranya”, dipeluknya diriku dengan erat.

“dimana bapak sekarang nak?”,

“jenazah bapak ada di depan bu”, ucapku sambil mengajaknya menuju mobil dan membuka kain kavan yang menutupi mukanya.

Ibu laras menangis sambil memeluk suaminya dan mengelus mukanya,

“selamat jalan pak, ibu ikhlas sayang, semoga bapak diterima Allah di surga, tunggu ibu disurga sayang”, sambil terus menangis.

Dan kulihat juga astrid menangis disamping ibunya sambil memeluk bapaknya.

Setelah mereka sudah tenang aku meminta satpam yang menemani kami untuk memanggil pengurus masjid sekitar rumah untuk membantu mengurus jenazah pak gunawan, lalu satpam itupun pergi.

Aku menyuruh para lelaki yang mengikutiku untuk mengeluarkan jenazah pak gunawan dari mobil kedalam rumah.

Di dalam rumah terlihat tedy, soleh, bimo, dan para pria tetangga ibu laras sedang mengatur rumah dan memasang tikar dan kasur diatasnya serta ada yang membantu membuat bendera kuning dan di pasang di depan rumah dan depan perumahan.

Pihak pengurus masjid sudah datang, dibantu rt setempat mengurus surat-surat kematian pak gunawan dan membantu menutupi mayat beliau.

Sambil membantu para tetangga, ibu laras mendatangiku dan mengajakku ke lantai dua rumahnya, akupun ditemani tedy mengikuti ibu laras,

Beliau pun berhendi di satu kamar di ujung lorong yang kulihat diatasnya ada cctv kecil menghadap ke arah pintu.

“ini adalah kamar kerja bapak, apabila bapak pulang bapak sering dikamar ini seorang diri dan kami sekeluarga dilarang keras untuk memasukinya, masuklah mudah-mudahan kalian bisa mendapatkan sesuatu didalam”, sambil diberikan kunci kamarnya.

Aku pun membuka perlahan pintu kamar itu dan mulai masuk kedalam dengan ditemani tedy, sedangkan ibu laras kembali kebawah untuk menemani para penyelawat.

Di dalam kamar aku melihat suasana kamar yang tertata rapi dengan ada sebuah laptop di tengah meja dan potongan koran dan foto di dinding mading di depan meja.

Aku mendatangi mading dan kulihat foto-foto yang ada disana melihat satu-persatu wajah yang berada disana.

“hampir semua yang berada disini aku mengenalinya del”, ucap tedy di sebelahku,

“beliau ini adalah teman dekat bang gunawan”, sambil menunjuk 2 orang pria,

“yang lain para bajingan yang memegang wilayah pesisir dan perbatasan jogja”,

“kalau benar apa yang kupikirkan, bang gunawan terpaksa melakukan hal kotor dari 2 orang ini”, jelas tedy lagi.

“apakah kau yakin ted?”,

“aku sangat yakin del, bang gunawan sebenarnya dulu bisa langsung membunuhku dengan menembak kepalaku, tapi dia mengarahkan ke tengah dadaku dan pundakku sehingga aku hanya terjatuh ke air”,

“sudah lama sebenarnya aku berfikir kalau dia sudah ingin keluar tapi dia tidak bisa karena kedua orang ini mengetahui keberadaan keluarga beliau”,

“mangkanya sebelom kesini aku sudah bilang ke soleh dan pak andi untuk mensterilkan wilayah ini”,

“terus apa kau tau ted dimanakah orang-orang ini berada, karena aku bersumpah di samping mayat bapak aku akan menghabisi mereka semua”,

“kalau mereka belum berpindah tempat aku tau dimana mereka del”,

“tapi yang sisanya aku tidak tau siapa mereka”,

“mereka adalah bajingan wilayah yang pegang pelacuran online, diskotik dan narkoba di jogja dan jawa tengah”, ucap adrian yang tiba-tiba berada dibelakang kami,

“kamu yakin drian?”, tanya tedy,

“yakin bang, karena saya dulu berada didalam nya, aku tau dimana mereka berada”,

“baik panggil semua keatas biar kita bicara, aku mau liat kamar ini dan mensterilnya biar tidak ada yang bisa mendengar kita, coba adrian kamu buka laptop itu siapa tau ada info didalamnya”, perintahku.

“baik del”,

Bang tedypun langsung turun kebawah untuk memanggil yang lain sedangkan aku memakai alat untuk mengetahui ada alat penyadap suara di kamar ini atau tidak.

“del sini ada jalur peredaran narkoba dan tempat prostitusi nya mereka”,

aku dan adrian melihat dan langsung memprint semuanya sembari mengirim ke pak andi

tuttt,,,ttuuu,,,,tuuuuttt,,,,

“asallamualaikum del”,

“wallaikumsalam pak, adel sudah kirim data disini, sudah masuk pak?”,

“sudah del, biar yang di luar jogja bapak akan kirim teman-teman kita untuk bergerak langsung dan untuk yang di jogja biar kita urus ya, kamu selesaikan saja disana biar kita bergerak mulai besok sore serempak”,

“ok pak”, aku lalu menutup sambungan teleponku.

“kau kuat drian untuk besok?”,

“kuat del, aku akan membantu kalian menghabisi mereka”,

“baik kita bagi tugas untuk langsung menghabisi orang-orang ini jangan ada yang hidup”,

“baik”,

“grup tedy dan soleh mengarah kearah pesisir untuk menghabisi 3 orang disana”,

“grub bimo, aku dan adrian mengarah ke kota untuk menghabisi 5 orang disana”,

“sedangkan sisanya pak andi dan team nya mengarah ke utara sekalian menuju semua ke perkemahan untuk perang besok lusanya”, jelasku.

“baik del”, ucap mereka semua,

“hati-hati semua”, ucapku,

“baik”,

Kamipun pamit sementara ke ibu laras untuk berkeliling jogja melihat situasi untuk besok sore,

Malam hari jam 19.40 kami bertiga sampai di daerah stasiun yogyakarta untuk menuju ke alamat tempat 5 orang ini berada tepatnya di gudang perminyakan, mereka bisa memakai gudang mati ini bantuan dari pihak pemda setempat.

Kami lalu keluar dan melihat sepinya gudang ini ini walau lampu terang menyala dan trafick jalan ramai, aku mengelilingi gudang sedang adrian dan bimo menungguku,

Setelah mengelilingi dan melihat situasinya aku balik kemereka, saat hendak kembali ke mobil ada yang berbicara kepada kami di sebuah bangku dibalik pohon,

“dua dari 5 orang itu sudah pergi menuju perkemahan sedangkan tiga lagi berada di dalam gudang”,

Kami yang mendengar itu langsung mengeluarkan senjata kami dan menuju kearah suara itu

“jangan kalian keluarkan senjatanya, nanti orang mereka melihatnya dan memicu para pengendara untuk berhenti”,

Kamipun lalu memasukkan lagi

“siapa kamu?”,

Lalu orang itu keluar sambil membuka penutup kepalanya,

“gimana kabarmu bim?”,

“romi, ngapain lu disini”,

“sama seperti kalian melihat mangsa untuk besok”,

“kamu disuruh siapa”,

“disuruh pak andi untuk membantu kalian, team ku sudah melihat mereka dari pagi hari ini, kami sudah curiga kepada mereka dan ternyata benar karena kami dapat list dari pak andi yang kalian kirimkan”,

“terus apa yang kau tau?”, ucapku,

“3 orang itu bersama anak buahnya tinggal di dalam gudang, barang haramnya ditaruh disana untuk di sebar keseluruh jawa dengan bus expedisi dan AKAP melalui terminal daerah bantul dan sleman untuk tidak membuat kecurigaan”,

“orangku sudah memastikan setengah dari mereka sudah pergi ke perkemahan dan sisanya untuk menjaga distribusi barang haram mereka”,

“untuk perlengkapan kalian gua dah siapin di kontrakan seberang jalan sana biar besok kita gampang untuk membakar tempat ini, kata pak andi jangan ada yang selamat”,

“baik rom”,

“sudah kalian beristirahat dulu, biar gua dan team ku menjaga disini”,

“baik rom”,

Lalu dipanggil anak buahnya melalui hp dan mengantarkan kami menuju salah satu rumah di sekitaran gudang untuk kami beristirahat.

POV Tedy,

Grup kami sudah sampai di daerah Palbapang, daerah ini dulunya adalah stasiun yang beralih fungsi menjadi terminal pembantu di daerah bantul, banyak bus AKAP memasuki terminal ini sekedar menaiki 1 – 2 penumpang dan barang titipan, salah satu titipannya sering narkoba yang menuju jalur selatan jawa menuju ke barat dan ketimur jawa.

Kami memarkirkan kendaraan kami di salah satu kios penjual tiket disana, sedang soleh bertanya tentang hal teknis tiket dan bus, saya berkeliling terminal untuk melihat situasinya.

Terlihat ada beberapa orang berada didalam loket penjualan tiket yang belum tutup, ada juga kumpulan orang yang sedang ngobrol sambil minum-minum. Sedang di arah pintu masuk ada kumpulan pemuda juga sedang duduk-duduk disana.

Tida lama ada mobil avanza berhenti di salah satu loket yang diujung yang tutup dan terlihat 2 orang turun dan membuka pintu besi dan keluar membawa kardus berukuran sedang dan memasukkan kedalam mobil lalu mereka pergi meninggalkan terminal.

Setelah mobil itu pergi aku lalu mendekati tempat itu dan memeriksanya, sebelom sampai di tempat itu aku melihat kedua kelompok orang yang berkumpul tadi sebagian ada yang mendatangiku.

“cari apa kamu mas?”, tanya salah satu mereka sambil melihatku dengan garang,

“maafkan saya mas, saya hanya mencari toilet, saya ingin buang hajat”,

“toilet disana mas, bukan disini”, jawabnya sambil menunjuk tempat di ujung sebelah

“baik mas, saya permisi”,

setelah saya pergi, mereka pun duduk di tempat itu sambil masih melihat gerak-gerikku.

Aku menghampiri soleh dan langsung pergi meninggalkan tempat itu,

“leh makan dulu kita baru cari penginapan, sepertinya tadi tidak ada penampakan dari 3 orang yang kita cari”,

“iya sama”,

Lalu kami berhenti makan di salah satu restoran sate klatak tidak jauh dari terminal dan memesan makanan, sedang menunggu pesanan tiba-tiba ada pria duduk disebelah soleh dan melihat ku dengan tatapan yang mengintimidasi.

Pria itu lalu mengeluarkan sesuati dari dalam jaketnya,

“apa kalian mencari mereka?”, sambil diletakkan 3 foto diatas meja.

“sok tau sekali anda yang datang tiba-tiba dan bertanya seperti itu kepada kami”, jawabku dengan dingin.

“jangan khawatir, saya juga berada dipihak kalian, benar kalian mencari orang-orang ini”,

“kalau benar apa perdulimu”,

“kalau benar berarti kita sama, mereka tadi sudah pergi dan biasanya akan kembali diatas jam 12 siang”,

“kenapa kau bisa tau”,

“kenalkan saya bernart biasa dipanggil ucok, saya disuruh pak andi untuk membantu kalian untuk mengatasi komplotan 3 orang tersebut”,

“apakah kau benar orang suruhan pak andi?”, tanya soleh,

“ambil hp mu dan hubungi beliau apakah saya berbohong atau tidak”, ucap ucok sambil membakar rokoknya.

Soleh lalu menghubungi pak andi untuk mengkomfirmasi keberadaan ucok dan ternyata benar apa yang dibilangnya dan dia hanya tersenyum melihat kami berdua.

“memang benar yang dibilang pak andi kalian berdua kalau sama orang baru walaupun satu team sangat berhati-hati”,

“maaf cok, itu sudah masuk tabiat lama, hahaha”.

“aman”,

Lalu pesanan kami datang dan kami makan sambil berbincang,

“orang-orang yang kalian cari mempunyai anak buah yang lumayan banyak pemuda-pemuda pengangguran sekitar yang tergiur menjual barang haram dan daging segar untuk hidung belang karena hasil uang yang mereka terima”,

“pak andi berpesan, besok sore kalau ada perlawanan habisi jangan ada yang hidup”,

“kita bikin suasana gaduh biar di perkemahan terpecah dan bila kita selesai disini langsung paling lama 1 jam kita harus sudah sampai di perkemahan untuk berperang besar disana”,

“apakah polisi dan pihak terkait tau pergerakan kita”, tanyaku?

“tidak justru kita bergerak senyap penegak hukum tidak tau tindakan kita, karena banyak juga dari antara mereka yang masuk kelompoknya”,

“kalian tenang saja, orang-orangku sudah saya sebar di sekitar sini membaur bersama masyarakat sekitar, besok sore kita berburu”,

“baik cok”,

“sudah ada tempat penginapan?,

“ini mau cari setelah makan”,

“ini ada kunci homestay 500 meter dari sini, homestay asri namanya, kalian bisa beristirahat disana dan kembali kesini jam 3 sore, istirahatlah biar team ku yang berjaga disini”,

“baik cok”, jawabku sambil kami lanjut memakan makanan kami.

POV Baskoro

setelah rumor-rumor yang kudengar dari kolegaku dan anak-anakku tentang beberapa kejadian baru-baru ini aku sedikit curiga tentang keberadaan orang dimasa laluku mulai menampakkan dirinya, dugaanku menjadi kenyataan dikala naila menunjukkan foto orang-orang terdekatnya dan tempat sekarang mereka berada.

Aku langsung pergi ke jogja dengan supir kepercayaanku untuk menghentikan kegilaan mereka dan dendam kesalahpahaman anakku, mudah-mudahan anakku tidak melakukan hal bodoh disana.

“man nanti langsung ke arah gudang pabrik baju sapto”,

“baik pak”, ucapnya

Sampai di jogja sudah lepas magrib dan mulai gelap, aku menyuruh hilman supirku untuk memutari pabrik untuk melihat situasi di belakang pabrik.

Mereka memang mempunyai 3 tempat strategis untuk menaruh barang haram mereka tetapi gudang pabrik sapto adalah gudang utama mereka menaruh barang haram mereka jauh dari pantauan polisi dan pihak BNN, karena apabila di gerebek dan dihancurkan yang berada disini aman karena tersamarkan produksi kain.

Kenapa aku bisa tau karena aku adalah salah satu yang mengurusi hal ini, pada akhirnya aku keluar dengan berpura-pura mati akibat kematian istriku desi. Aku bersumpah hari ini masalah yang dulu harus aku selesaikan demi menebus kesalahpahamanku kepada anakku dan dosaku ke keluarga sapto.

“man tunggu sini aku akan ketempat teman kita dulu”,

“baik pak”,

Akupun masuk ke dalam suatu gang dan berhenti di salah satu rumah bernuansa jawa dan banyak mempunyai burung, setelah sampai di pintu gerbang aku mendengar seorang pria memanggil istrinya,

“bu e dimana kopiku bu?”,

“ini kopi dan kuenya pak e”,

“makasih ya”, ucapnya sambil tersenyum dan langsung meminum kopinya dan kembali melihat burung-burung nya.

“permisi selamat sore”, teriakku

“iya siapa?”, jawab pria itu mendatangiku sambil membawa gelas kopinya.

“saya baskoro ben, maaf kalau saya datang sekarang”,

benny yang mendengar ucapanku datang mendekatiku dan melihatku, dia terlihat sangat kaget sehingga menjatuhkan gelas kopinya.

Prankkkkk,,, gelas nya pecah tetapi benny tetap terpaku melihatku. Rita istrinya keluar dari rumah dan langsung menghampirinya,

“ada apa pa e?”,

“I itu,,,”, ucapnya sambil menyuruh istrinya melihatku, dan rita pun sangat kaget akan kehadiranku.

“bisa saya masuk dulu ben, biar saya ceritakan semua”,

Rita langsung membuka pintu rumahnya dan menyuruhku segera masuk,

Aku mendatangi benny sementara benny masih terpaku melihatku tiba-tiba,

Buugghhhh,,,, aku mendapat pukulan yang telak di ulu hati kiriku sehingga aku tersungkur sujud di depannya,

“pa e sabar,,”, tahan rita

“aku hari ini baru balik dari makam mu mas, makammu masih bertabur bunga yang kubawa, kenapa kau berani membohongi kami semua”,

Uhukk,, uhuukk,, uhuukk,, aku masih merasa sesak dan tidak bisa bernafas akibat pukulannya,

Tiba-tiba dari dalam anak laki-laki benny keluar dan membantuku untuk berdiri,

“masuklah aku akan menceritakan semua kepada kalian supaya kalian mengerti dan terserah kedepannya kalian menganggap mas seperti apa”,

Kamipun semua masuk kedalam rumah dan aku di dudukkan di kursi ruang tamu sedangkan rita membuatkan ku teh hangat,

“jadi jelaskanlah apa yang mau kau jelaskan mas”, ucap benny dingin,

Akupun menjelaskan semua mulai dari pekerjaanku dan alasan aku berpura-pura mati,

“jadi kau dan anak-anakmu bersekongkol untuk menutupinya”,

“mereka terpaksa melakukan itu karena permintaanku”,

“dimana mas selama ini?”,

“di sukabumi ben”,

“mas kan tau mas adalah abangku walaupun abang ipar, kau tau kan kalau kami sangat menyayangi mu dan mbak desi, tapi kenapa mas berfikiran untuk melakukan itu semua?”,

“ini untuk melindungi keluarga kita, terpaksa mas melakukan itu”,

“terus kenapa mas kemari?”,

“mas ingin meminta bantuanmu ben, selain kau tau seluk beluk dunia hitam sampai sekarang, ada hal yang ingin mas minta”,

“tolong bantu mas untuk menyadarkan anak mas satu lagi”,

“maksud mas anak dari dita adik ku dan mbak desi istri kedua mas baskoro”,

“iya ben, sepertinya mereka mempengaruhinya tentang penyebab kematianku sehingga dia ikut mereka untuk melukai grup sapto yang masih hidup”,

“dita apakah tau kalau mas masih hidup?”,

“tau ben, rumah dan akomodasi dia di jakarta masih aku kirimkan dari sukabumi”,

“lalu apa rencana mas sekarang”,

“aku ingin meminta bantuanmu dan teman-temanmu untuk merebut gudang kain sapto dari tangan cahyo dan anak buahnya, juga membantu untuk menyadarkan anakku itu ben”,

“emang diaktifkan lagi pabrik sapto mas?”,

“iya ben, diambil alih oleh anak sapto raihan, tapi dia tidak tau akal bulus cahyo”,

“baik lah mas, aku akan membantumu, tunggu dulu disini”, lalu dia melepon seseorang disana,

Rita mengajakku untuk makan sore dulu, aku pun lalu makan sama mereka, jam 18.45 ada 2 orang pria datang kerumah dan menunggu di teras rumah, benny pun keluar kamar dan mengajakku keluar lalu memperkenalkan orang-orang itu,

“mereka adalah orang-orang ku yang kupercayai mas, di mobil sana ada 2 lagi”,

“bu e, pa e pamit yo”,

“hati-hati ya pa e”, ucap rita sambil memeluk erat suaminya,

“jaga diri kalian ya mas”,

“iya rit, mas pamit ya”,

Sampai dimobil aku mengajak herman untuk mengikuti kami, di samping pabrik ada pintu masuk lain untuk menuju kedalam pabrik, tapi dari kejauhan aku melihat dua orang mencoba untuk membuka pintu itu dan aku mendekati mereka,

Aku, herman dan benny menepuk pundak kedua orang itu dan mereka kaget melihatku,

“pak le, pak le masih hidup?”, ucap hari anak dari hartono adik sapto yang masih terbengong,

“kamu juga ngapain disini nak?”,

“aku dan teman-temanku dari kemaren menyelidiki pabrik ini diam-diam karena ada barang haram didalamnya”,

“kamu tau dari mana kalau ada barang haram disini?”,

“kemaren hari sama teman hari ini melihat mereka memasukkan barang bubuk putih ke gudang no 2 pak le”, jelas hari yang masih kaget akan keberadaanku,

“sudah har, coba buka pintu ini”,

hari pun kemudian mencoba membuka kembali pintu itu tapi terhalang,

“sepertinya di tembok pak le jadi tidak bisa terbuka, padahal pintu ini jalan lain ke pabrik dan kemaren masih bisa dimasuki”,

Hari lalu memanggil temannya yang lain untuk mengambil tali supaya dia bisa manjat untuk masuk kedalam pabrik,

“tidak usah har, pak le tau tempat lain masuk kedalam”,

“pak le tau dari mana?”,

“nanti kalau sudah selesai pak le ceritain semua nya, tapi kalian ambil dulu semua perlengkapan kalian”,

kelompok hari dan bennypun langsung mengambil perlengkapan mereka dan kembali kepadaku.

“ayo ikuti saya”, perintahku dan mereka mengikutiku mengarah ke belakang pabrik ke sebuah rumah di huk belakang pabrik sebelah kanan,

Sampai di depan rumah itu akupun mengetok dan terbukalah pintunya,

“wahh,, wahhh,, selamat kembali lagi dari dunia orang mati”, sapa candra tangan kanan sapto dulu

“candraaa,,,,”, ucapku tergagap,

“kenapa kau takut melihatku, santai saja, aku sudah dijelaskan kenapa kau sampai melakukan tindakan itu sama andi, dan kutau kalau tujuan kita sama”,

“ayo masuk semua”, kami lalu masuk dan duduk di bangku yang tersedia di dalam,

“gimana kabarmu ben?, apa kau juga kaget kalau mas mu ini masih hidup”,

“kaget mas, tapi sudah tak kasih bogem mentah akibat perbuatannya, hahahaha”,

“kau masih hutang bogem ku ya bas tapi nanti habis urusan ini selesai”,

“kau tau keberadaanku dari andi can?”,

“iya bas, tadi aku awalnya disuruh stay di anyer tapi setelah andi tau kau mau ke jogja di menyuruhku langsung kemari dengan pesawat dan bisa bertemu dengan mu”,

“kalian istirahat saja dulu disini, yang ngontrak rumah ini sedang pulang kampung ke surabaya sampai minggu depan”,

“kenapa emangnya can?”,

“andi bilang biar kita serentak bergerak besok sore biar polisi bingung”,

“baik can, kau ben mau pulang dulu besok balik lagi atau stay disini”,

“balik mas, biar besok balik siapa tau teman yang lain bisa ikut”,

“ok besok kita bertemu disini”,

Lalu benny, hari dan teman-teman mereka berpamitan untuk kembali tapi perlengkapan mereka di taruh di rumah ini, sedangkan aku, herman dan candra beristirahat di rumah ini”,

POV Andi,

saya sudah berada di rumah singgahku di jogja, sedang berada di kamarku yang menghadap langsung ke arah gunung merapi, sore menjelang magrib ini saya sedang berkordinasi untuk pergerakan besok sore serentak di seluruh wilayah jawa khususnya di jogja.

saya sudah memerintahkan jaringan kami untuk membakar habis tanpa ampun sasaran kami demi mengecoh kepolisian besok 1 – 2 jam kedepan untuk bisa cepat menghabisi target utama kami yang berada di perkemahan.

Saya perintahkan mereka secara underground tertutup dari kesatuan mereka masing-masing untuk menghindari bocornya informasi dan adanya penghianat.

Untuk wilayah sleman saya sudah menyuruh anak buahku ke daerah depok sleman untuk menuju ke alamat tempat 3 orang target kami yang terminal condong catur.

Team ku sudah berada standby disana untuk bisa langsung bergerak, sedangkan untuk wilayah jawa yang lain saya sudah memberi komando ke masing-masing ketua team agar bergerak paling lama 1 – 1.5 jam agar pihak kepolisian tidak curiga.

Saya tidak sabar untuk menantikan besok sore, ingin rasanya cepat menghabisi orang yang telah membuat abang tertuaku meninggal, bersiaplah aku akan datang besok kuharap kalian sudah mempersiapkan diri kalian.

POV Ustad Arief,

Siang menjelang sore dihari yang sama,

Aku mendapatkan kabar bahwa rombongan dari pak Rangga dan pak Dirja sudah memasuki kawasan perkemahan, aku di tugaskan oleh pak Abiyasa untuk menyambut mereka, pak dirja merupakan kepala departemen agama di kepulauan riau tapi diluar itu dia adalah bajingan yang membawahi para pengedar narkoba, perjudian dan prostitusi online untuk seluruh sumatera.

Sedangkan Pak Rangga adalah seorang pengusaha kecil properti di kalimantan tapi sampingan usahanya sama seperti Dirja, dia memegang regional Kalimantan sampai seluruh sulawesi, sedangkan Abiyasa adalah yang mengepalai mereka semua, jaringan barang dan kegiatan haram dipegang olehnya dengan membayar pihak berwajib untuk memuluskan rencananya.

Dia mempunyai partner tetap di wilayah asia dan amerika selatan untuk menyetok barang haram dan perempuan-perempuan muda untuk di jajakan kepada pria hidung belang.

Sampai di parkiran mobil saya menyuruh anak buah Abi untuk membawa anak buah mereka memutar tempat perkemahan untuk menuju bagian belakang agar tidak mengganggu acara yang sedang berlangsung, sedangkan rangga dan dirja dan beberapa anak buahnya mengikutiku menuju tenda besar di belakang perkemahan.

“selamat datang saudaraku, bagaimana perjalanan kalian?”, sambut adi

“sangat luar biasa kawan, setahun tidak bertemu tambah tambun kamu ya, hahahaha”, jawab rangga

“iya gede banget dia sekarang, tambah makmur sepertinya hahaha”, tambah dirja,

“ayo duduk dan beristirahat, rif, bikin minuman buat mereka”,

Akupun lalu membuat minuman kesukaan mereka dan memberikan kepada mereka,

“nikmat sekali kawan anggur ini, tapi sayang teman kita yang satu sudah mati dan sudah bertemu cacing di tanah’, ucap rangga.

“biarlah itu akibat ulah dia sendiri yang sembrono dan tidak memperhitungkan situasinya, tapi jangan takut besok malam penghalang kita akan segera kita musnahkan”, ucap abi

“harus itu, kalau tidak kita akan terus main petak umpet dengan para polisi dan bnn yang anti korup”, sambung rangga,

“kau sudah mempersiapkan orang-orang mu?”, tanya dirja

“aman dir, saya sudah memberi perintah kepada mereka untuk selalu siap sampai besok malam dan barang haram kita malam ini sebagian mulai di distribusikan ke timur dan barat jawa”,

“bagus bi,”

“rif coba kamu panggil wanitamu untuk menemani kami disini”,

“pilih yang mudah ya rif, hehehe”, ujar rangga

“siap pak”,

Lalu akupun keluar dari kemah dan menuju ketempat para santri wati berkumpul dan memanggil 2 dari mereka, yaitu farida dan salma yang langsung kubawa ketenda kami.

Sampai di tenda terlihat rangga dan dirja sangat gembira,

“nah gini dong bi, akhwat muda dan cantik”, ujar rangga

“silahkan kalian memilih dari antara 2, yang memakai gamis biru ini farida dan yang merah adalah salma”, ucapku

“coba buka cadar kalian”, pinta rangga,

Farida dan salma membuka cadarnya dan terlihatlah muka cantik mereka berdua.

“keduanya sangat cantik dan masih muda ga, tapi yang farida ini sudah kuperawani kemaren tidak tau kalau salma”, ujar abi

“bangsat kau bi, bisa dapat perawan dia”, dengus kesal rangga,

“tapi jangan khawatir kawan, memeknya masih legit dan enak untukmu, kan ukuran kontolmu paling besar diantara kita hahahaha”, ujar abi lagi,

“bangsatlah hahahaha”,

“kau salma bukan, apa kau masih perawan nak?’, tanya dirja

“masih pak, saya belum pernah melakukan hubungan suami istri”, jawabnya

“ok ja kita suit untuk menentukan siapa yang akan mengambil perawannya”, ajak rangga,

“bangsat buat kau saja lah, hahahaha”,

Sedang asik mereka mengobrol lalu masuk seorang pria dengan perawakan yang lumayan tinggi kulit berwarna gelap dengan mempunyai brewok dan mata yang sangat dingin seperti mata seorang pembunuh.

“maaf mengganggu, ini ada telepon untukmu pak Dirja”, ucap pria itu sambil memasuki tenda dan memberikan hp tersebut kepada dirja

“gimana kabarmu lex, sehat?”, tanya abi,

“sehat pak”,

“bagus, kirim salam untuk keluargamu ya”, ujar abi lagi sambil tersenyum meremehkan dan alex hanya menanggapi dengan tersenyum kecut kepada abi.

Setelah selesai dirja memberikan hp nya dan menyuruh alex keluar lagi,

“barang kita sudah sampai di tanjung pinang dan akan dibongkar malam ini, besok pagi akan dikirimkan ke batam dan langsung ke pekanbaru”,

“bagus ja, soalnya pembeli kita sudah menunggu barang kita”,

“rif, suruh anak buah kita untuk mengambil miras dan panganan untuk yang lain”,

“baik bi”, akupun menelepon orang abi untuk mengambil barang tersebut di mobil box yang ada diparkiran untuk dibagikan kepada seluruh anak buah kami.

“coba nak kesini”, perintah rangga kepada salma,

“berapa usiamu?”,

“jalan 20 tahun pak”,

“bagus, sini duduk dipaha bapak”, lalu salma datang dan duduk dipaha kanan rangga

“udah pernah minum ini?”,

“belum pak”,

Lalu diberikan gelasnya yang berisi sedikit anggur untuk diminum oleh salma, salma meminum sedikit lalu tersedak karena belum pernah meminumnya.

“hahahaha,,, gpp nak, bapak juga pertama kali begitu, nanti kau terbiasa”, lalu diberikan lagi sedikit kepada salma,

“enak sekarang?”,

“rasanya rada manis tapi terasa panas di tenggorokan pak”,

Hahahahaha,, tertawa rangga sambil mengelus punggung salma,

Farida pun kemudian dipanggil dirja dan disuruh duduk disebelahnya, diapun memberikan minuman itu kepada farida tapi karena farida kemaren sudah pernah meminumnya dia terlihat agak menikmatinya.

“rif telepon teman kita yang berada disini apakah buruan kita sudah pasti berada disini besok”,

“baik bi”,

Akupun lalu menelepon salah satu orang kepercayaan kami yang menyusup di acara ini sebagai peserta,

Tuttt,,tutt,,tutt,,,

“assalamualaikum”,

“wallaikumsalam”,

“pak abi ingin memastikan kabar apakah mangsa utama kita akan berada diacara ini besok?’,

“pasti dia datang, saya sudah menelepon dia dan dia sendiri yang bilang bahwa besok siang sudah ada disini untuk ikut acara puncak sore nanti”,

“saya juga menunggu besok hari untuk bisa menghabisi mereka semua, kalian juga harus menepati janji kalian untuk membantuku seperti yang sudah kita sepakati”,

“kalau itu aman, ingat janjimu kepadaku juga kalau urusan ini sudah selesai”,

“selesaikan dulu kalau sudah baru kuberikan”, dan di tutup sambungan telepon kami,

“dia bilang pasti datang siang nanti di perkemahan ini bi”,

“bagus, jangan ada kesalahn untuk besok”,

“baik bi”,

“ayo kita pesta hahahahaha”,



Bersambung,,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd