Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PHOTO BUGIL ISTRIKU

Bimabet
Lanjut Suhu dengan Rendi membuat isteri Pak Agung menjadi binal dan membawa ke Teman teman Rendi sesama Office boy dan di gilir di gudang kantor
 
Lanjut menikmati malam

dikomentari ceritanya ya buat koreksi biar semakin bagus...
pasti ada yang kuran2 ceritanya


"eehhhh... rendiiiii...ngeeeeehhhh...", lenguhku sambil tanganku memegang kepala rendi yang berada di selangkanganku, kedua kakiku mengangkang lebar dan rendi terus saja menjilati itilku ditambah jarinya yang mencolok-colok lubang vaginaku membuat lenguhan dan rintihanku semakin tak karuan sementara suamiku yang menggenggam tanganku, memandangku dengan penuh napsu.
"enak sayang...", bisiknya.
"eehh.... geli banget... eeeeh... rendiiii...eeeehh...", lenguhku berkali-kali. sesaat kemudian kepalanya terangkat memandangku dengan bibirnya yang penuh lendir vaginaku. kedua tangannya meremas buah dadaku dan aku menyambut biibrnya yang memagutku, kujulurkan lidahku yang dihisapnya. tubuh telanjangnya menindih dan menyatu diatas tubuh telanjangku. tak luput leherku di pagutnya dengan lembut membuatku bergidik merinding nikmat. itilku terasa berdenyut, lubang vaginaku terasa gatal seakan ingin dijejal sesuatu.
"rendi...eeehh... masukin...", bisikku. namun rendi memandangku sambil tangannya mengelus kepalaku dan sekali lagi ia mencium bibirku sesaat. rendi menyodorkan kontolnya ke wajahku.
"pengen diisep dulu bu dewi...", ujarnya, tanpa menunggu aku meraih kontolnya dan mulutku menganga dan menghisap batang kontolnya yang sudah mengeras begitu gagahnya. kontolnya lebih besar dan panjang, lebih terasa bagiku saat ia menyetubuhiku. suamiku ikut menyodorkan kontolnya ke wajahku, aku meraihnya dan ku hisap bergantian dengan kontol rendi. sesekali wajahku menengadah mememandangi wajah suami dan rendi yang menikmati hisapanku. sesekali tangan rendi meraih buah dadaku yang diremas-remasnya saat aku menghisap kontol suamiku.
"uuh... masukin yuk bu dewi...", ujar rendi, sambil membelai rambutku dan aku melepas kontolnya dari mulutku yang langsung di sambar suamiku yang mencium dan melumat bibirku. ku lepas bibir suamiku dan rendi menyambut tubuhku untuk disetubuhinya. aku membaringkan diri, ku buka kedua kakiku lebar-lebar di hadapan rendi yang membimbing kontolnya ke vaginaku. suamiku mendekat, matanya tertuju kevaginaku dengan bibir yang sudah tersibak oleh kepala kontol rendi yang di gesekkannya.
"uugh... ijin pak agung...eeh...", ucap rendi kepada suamiku, seraya mendorong pinggulnya dan kurasakan kepala kontolnya mendesak lubang vaginaku, menyeruak perlahan mulai masuk dan semakin dalam hingga terbenam. tubuhnya mulai merengkuh diatas tubuhku dengan pinggul mulai bergerak menggenjotku.
"ooohh... ", lenguhku, nikmat sekali rasanya, kontolnya yang besar dan panjang terasa mentok di rahimku, keras seperti tongkat membuat dinding vaginaku terasa begitu ngilu dan aku hanya dapat melenguh dan merintih nikmat. kepalaku menggeliat dan sesekali menggelepar, sesekali aku memandang wajah rendi yang menatapku penuh napsu. aku menyambut lumatan bibirnya seraya kujulurkan lidahku yang dihisapnya dengan gemas.

sesaat aku menoleh ke suamiku yang duduk tak jauh menyaksikan rendi menyetubuhiku, sambil tangannya mengocok kontolnya sendiri. kontol yang selama ini memuaskanku kini sudah ada pengganti yang lainnya yang kini sedang menghujam-hujam lubang vaginaku. lebih besar dan lebih panjang dan sudah pasti lebih terasa enak.
"eeeeh... rendiii...", bisikku di sela lenguhanku memeluk tubuh kekar rendi yang merengkuh diatasku sambil menciumi leherku.
"enak bu dewi...?!", bisiknya dengan nafas memburu sambil terus mengayun pinggulnya, kontolnya terus menghujam-hujam keluar masuk dengan nikmatnya.
"he eh... enak banget.... terus genjot ren...", ucapku sambil tanganku mengusap dan mencengkeram lembut punggungnya yang ku peluk.
"uuugh... ", geram rendi saat ia mencabut kontolnya dari vaginaku. tangannya meraih tanganku dan memintaku untuk menungging. aku membalikan tubuhku, menunggingkan bokongku di hadapan kontolnya.
"ooohh...", lenguhku, rendi kembali menanamkan kontolnya di vaginaku dan sesaat kemudian sambil mencengkeram pinggulku rendi mulai menggenjotku dengan nikmatnya. benturan bokongku dan dia membuat irama yang mengiringi desahan dan lenguhanku. sesekali rendi meremas-remas buah dadaku yang menggantung bebas dan kenikmatan semakin terasa menggelitik seluruh sendi tubuhku.
"oooohh... ", ujarku seraya kucoba mendorong piinggulnya agar mencabut kontolnya.
"kenapa bu dewi...?", tanya rendi.
"pengen di atas...", ujarku dengan manja kepadanya tak sabar, untuk mereguk kenikmatan di atas tubuhnya yang akan lebih terasa nikmat. aku mengangkangi kontolnya yang ku arahkan ke lubang vaginaku dan perlahan aku menurunkan tubuhku bersamaan dengan kontolnya terbenam di dalam vaginaku.
"ooohh...", lenguhku, nikmat sekali rasanya begitu mentok di dalam vaginaku. pinggulku mulai mengayun, semakin ku ayun semakin nikmat rasanya sampe ke ubun-ubun hingga aku semakin cepat mengayunkan pinggulku. tak lagi kuperdulikan suamiku, pinggulku mengayun merasakan kenikmatan batang kontol rendi yang besar dan panjang ini. kubiarkan kedua dadaku dalam remasan kedua tangan rendi yang semakin memberikan kenikmatan kepadaku bersamaan dengan kenikmatan lubang vaginaku yang di aduk-aduk kontolnya.
"ooooohhh... rendiii... enak banget....", rintihku semakin ku ayun pinggulku semakin nikmat rasanya. nafasku memburu cepat mereguk kenikmatan ini hingga akhirnya sesaat tubuhku mengejang hebat dan bergetar mencapai orgasmeku diatas pangkuan rendi. kurebahkan diri diatas dadanya yang memelukku. kurasakan kecupannya di pipiku sambil mengelus punggungku, memberiku kesempatan untuk mengatur nafasku walau hanya sesaat, rendi mengayunkan pinggulnya naik turun sehingga bokongku seakan melompat-lompat dengan kontolnya yang menghujam-hujam dengan deras membuatku merintih menahan rasa ngilu yang mendera seluruh sendiku.

"eeeeehhh...", lenguhku sambil aku menoleh ke belakangku dimana suamiku tepat di bekalang bokongku, saat kurasakan lubang vaginaku yang masih terjejal kontol rendi, suamiku mencoba memasukan kontolnya ke lubang vaginaku juga.
"aaaahh... paaaah....", pekikku, merasakan kontol suamiku yang menyeruak dengan paksa hingga terjejal semakin dalam. dua kontol sekaligus kini sudah di dalam lubang vaginaku.
"oooohhh... paaaahhh...", lenguhku menahan rasa nyeri dan ngilu yang menggesek di dinding liangku yang terasa begitu penuh terjejal 2 kontol sekaligus.
"uugh... terasa senpit banget jadinya, memek kamu sayang...", ujar suamiku sambil tangannya mencengkeram pinggulku dan menggenjotku. kurasakan gesekan kontolnya yang bergerak keluar masuk perlahan. namun beberapa saat kemudian suamiku sudah menggeram berkali-kali tak lagi mampu membendung orgasmenya. hingga kurasakan ia menanamkan kontolnya dalam-dalam dan kurasakan kedutan hangat yang menyembur dari kontolnya.
"aaaghh... gak kuat... sempit banget... ", geram suamiku lagi sambil perlahan kurasakan kontolnya menjulur keluar. rendi kembali melanjutkan dengan menggerakan pinggulnya naik turun dan lebih lancar karena sperma suamiku yang menyembur di dalam memekku tadi membuat licin liang vaginaku, namun tetap saja bagiku terasa ngilu nikmat yang menderaku tetap tak tertahankan nikmatnya, nikmat kontol rendi yang memang besar dan panjang, begitu keras memberiku kenikmatan.
"aaaahhh.. rendiiiiiiii....", rancauku seraya ikut ku ayun pinggulku sehingga begitu cepat dan deras kontol rendi mengaduk-aduk lubang memekku. tak kupedulikan suamiku yang duduk di sampingku memandangku yang sedang birahi begitu liar diatas pinggul rendi yang nikmat ini.
"enak sayang...?", terdengar ucapan suamiku.
"oooooohhh.... enak banget... kontolnya enak banget paaah...", rancauku tak karuan melucur begitu saja dari mulutku dengan rasa nikmat yang semakin memuncak hingga aku tak lagi dapat menahan rasa nikmat ini.
"ooohh kon.... tooooooll.....", lolongku dengan tubuhku yang sesaat mengejang yang kemudian disusul bergetar hebat sambil ku sebut kata-kata kontol berkali-kali dengan binalnya.
"kontol... kontol... kontol gede oooh... kontol gede enak banget...".

aku terkulai di atas dada bidang rendi sambil terengah mengatur nafasku. rendi menggulirkan tubuhku kesamping hingga ia kini berada diatas tubuh telanjangku. kedua kakiku mengangkang agar pinggulnya bisa bergerak naik turun dengan leluasa dan aku kembali terengah nikmat dalam enjotan rendi. aku hamya bisa menggelepar, menggeliat dan melenguh nikmat.

*-*
"ugh... seksi banget...", gumamku melihat istriku menggeliat tak karuan sambil ku kocok kontolku walau sudah crot dan masih setengah mengeras sambil menikmati adegan istriku disetubuhi rendi dengan gagahnya. kontolnya menghujam-hujam memek mungil istriku yang berlendir dan berlumuran spermaku tadi.
"uugh... bu dewii...", ucap rendi dengan wajahnya yang menegang memandang istriku yang bertanda tak lama lagi rendi akan mengalami orgasmenya. aku semakin cepat mengocok kontolku hingga kulihat rendi menggeram dan menghentakan kontolnya dalam-dalam seraya tubuhnya berkedut hebat menyemburkan spermanya di dalam rahim istriku.
"ugh...", geram rendi dengan kedutan terakhirnya, kulihat perlahan kontolnya menjulur keluar bersamaan dengan baluran sperma putihnya yang meleleh di lubang memek istriku. saat rendi menyodorkan ke istriku yang langsung membuka mulutnya dan menghisap kontol rendi yang berlumuran lendir dihisapnya hingga bersih tak lagi lendir yang tersisa.
"seksi banget...", ucapku seraya mendekat wajah istriku yang tersenyum seraya menyambut bibirku yang melumatnya merasakan aroma lendir dari mulut istriku. sambil kuremas-remas buah dadanya dengan lembut. entah mengapa istriku terlihat begitu seksi dan menggairahkanku setelah disetubuhi rendi. aku beringsut ke selangkangannya yang masih meneteskan sperma rendi, itilnya berkilat merah.
"papah... dibersihin dulu...", ucap istriku, namun aku memaksa kujilat itilnya yang membuatnya menggelinjang hebat. aroma sperma kuhirup dan kurasakan di lidahku.

"mandi yuk ren...", ajak istriku dengan tubuhnya yang masih telanjang menarik tangan rendi yang menurut dengan canda tawa memasuki kamar mandi yang dibiarkan pintunya terbuka. dua tubuh telanjang istriku dan rendi saling rangkul beriringan di kamar mandi dengan bebasnya. kulihat tangan lentik istriku tak lepas menggenggam kontol rendi yang sudah layu namun masih terlihat panjang dan besar.
"biar aku sabunin...", ujar istriku dengan nada manja sambil bersimpuh membasuh kontol rendi yang penuh busa dengan sesekali mencium dan menjilati kepala kontol rendi dengan mulutnya.
"ah bu dewi nanti bangun lagi...", ujar rendi walau pasrah membiarkan istriku memainkan kontolnya dengan nakalnya.
"biarin... kan nanti bisa dimasukin lagi...", ujar istriku dengan tawa renyahnya terlihat binal dan nakal yang membuatku merasa cemburu bercampur napsu melihatnya dari tempat tidur.

"eeeh... gelii, jangan keras-keras...", protes istriku saat berganti rendi membaluri sabun ke selangkangannya.
"abis itilnya masih keras gini...", ujar rendi sambil tertawa meledek.
"ooohhh.... rendi nakal...", ujar istriku namun membiarkan jari tangan rendi yang mencolok-colok lubang memeknya
"abis seksi banget memek bu dewi, aku suka potongan jembutnya.... mohawk... keliatan seksi...", puji rendi membuat istriku terlihat tersipu sambil berdiri mengangkang di hadapan wajah rendi.

usai mandi aku meminta rendi dan istriku agar tak memakai pakaian, untuk tetap telanjang. malam ini ku bebaskan mereka saling bercumbu dengan tubuh telanjang.
"iih.. papah...", protes istriku.
"ya anggap aja rendi suami kamu juga...", ujarku agar rendi dan istriku tidur satu ranjang malam ini. rendi hanya tersenyum menyambut tubuh istriku yang berbaring di sampingnya.
"papah yakin gak kedinginan tidur sendiri...?", ledek istriku dalam pelukan rendi yang tangannya membelai-belai buah dadanya.
"ya nanti kalo dingin kamu pindah ke sini lagi sayang...", ujarku. karena memang tak memungkinkan ranjang nya untuk tidur bertiga. aku hanya mengenakan kaos tanpa celana, membiarkan kontolku bebas, sementara istriku dan rendi ku minta untuk tetap telanjang bulat.

*-*
entah berapa lama aku tertidur dalam pelukan rendi layaknya suami istri, sementara suamiku di ranjang sebelah tidur sendiri. aku terbangun. ku pandangi wajah rendi yang ganteng menurutku seperti adli fairuz atau AHY walau tak mirip sekali. ku lihat kontolnya yang lunglai, kubelai bulu jembutnya dan sampai pada pangkal kontolnya ku genggam lembut dan kepala kontolnya ku masukan ke mulutku, kuhisap dan kulumat perlahan sambil tanganku bergerak mengocok perlahan. lidahku mengusap kepala kontolnya, ku belai lubang pipisnya dengan gerakan lidahku yang berputar-putar membuatnya terbangun. aku memberinya senyum saat matanya terbuka dan kembali kuhisap danku lumat kontolnya. terdengar gumamannya merasakan kenikmatan mulutku dan kurasakan kontolnya sudah mengeras ditanganku yang semakin kuhisap dengan gemas, kepalaku bergerak naik turun dengan cepat membuat rendi semakin bergumam.
sudah terasa begitu keras kontolnya saat aku melepas dan aku menekati wajahnya seraya ku menyodorkan bibirku yang di lumatnya dengan penuh napsu. rendi menggumuli tubuhku dengan kedua tangannya bebas menjamahi tubuku, terutama kedua buah dadaku yang diremas-remasnya. sesekali tubuhku diatas tubuhnya yang memelukku sambil tak lepas bibirku tak dilepasnya, hingga akhirnya aku kembali dibawah tunbuhnya.
kurentangkan kedua kakiku saat kurasakan kontolnya yang mengganjal terjepit di atas perutku, kutatap wajahnya seraya mengangguk agar ia memasukan kontolnya.
"ooohh...", lenguhku memeluknya kurasakan kontolnya menyeruak lubang memekku hingga terbanam dan tubuh kekarnya menindihku. pinggulnya mengayun perlahan sambil kembali melumat bibirku.kedua tangannya memegang kepalaku sambil sesaat memandag wajahku dan kembali melumat bibirku.
"oooohhh....", lenguhku seraya kutahan suaraku agar tak membangunkan suamiku yang terlelap di ranjang sebelah. pinggul rendi menggenjot dengan nikmatnya. hentakan pinggulnya membuatku melenguh nikmat, kontolnya yang panjang begitu terasa menyetuh rahimku membuatku begitu nikmat rasanya. aku menggelepar mencoba menahan rasa nikmat ini, namun tetap saja begitu nikmat.

rendi mencabut kontolnya dan membimbingku untuk menungging.
"eeeessshhh...", kontolnya kembali terjejal di memekku dari belakang, belahan bokongku. tangannya mencengkeram pinggulku dan pinggulnya mengayun dengan gagahnya. kutarik bokong sampingku agar lebih terbuka belahan bokongku sehingga tak membuat suara keras yang akan membangunkan suamiku. namun malah membuatku semakin merasakan kenikmatan kontolnya yang panjang menyundul-nyundul rahimku hingga aku tak lagi dapat menahan kenikmatan ini. tubuhku mengejang dan bergatar mencapai orgasmeku.
rendi membalikan tubuhku telentang lagi, dan kembali menjejalkan kontolnya, tubuh kekarnya merengkuh diatas tubuhku dan kembali menggenjotku tanpa ampung memberiku istrirahat untuk mengatur nadasku.
"oohh... geli banget kena itil aku...", bisikku saat rendi menindih tubuhku dan tak mengayunkan pinggulnya menggenjotku namun bergarak memutar sehingga kurasakan kontolnya di dalam memekku mengaduk nikmat perlahan ditambah itilku yang tertekan pangkal kontolnya membuatku terasa begitu ngilu tak tertahankan.
"aaah... ", lenguhku memandang wajahnya yang memandaku dengan penuh napsu. sesekali aku menggelengkan kepalaku, menggelepar nikmat.
"uugh... bu dewi...", ucapnya yang pertanda ia akan orgasme.
"aku juga mau keluar reeeeen... ooohhh...", lenguhku seraya ku tekan bokongnya agar lebih menekan sehingga itilku tertekan dan terasa semakin nikmat bagiku. aku menggeliat sesaat sebelum akhirnya tubuhku mengejang dan bergetar disusul rendi yang juga menggeram menumpahkan seluruh spermanya di dalam rahimku.
kedutan demi kedutan dan semburan demi semuran kurasakan dari kontol rendi seraya aku pun mengalami orgasmeku dengan kontol yang terasa nikmat ku lumat di dalam lubang memekku yang meremas dan melumat dengan nikmatnya.
rendi mengecup bibrku dengan lembut, mengecup pipiku dengan mesra.
"eemhh... rendi... makasih...", bisikku sambil ku peluk tubuh kekarnya yang masih merengkuh diatas tubuku.
rendi bergulir terbaring di sampingku dengan rasa puas. sementara kubiarkan lelehan spermanya di lubang vaginaku. rendi berbisik memuji kecantikanku dan betapa ia berterima kasih sudah bisa menikmati tubuhku.
"ya gak apa-apa kan ada suamiku...", jawabku saat ia bertanya, bagaimana kalo aku sampe hamil olehnya.

Jadi kurangnya apa nih cerita ?
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Ga di sono ga di sini.....BU DEWI tetap yang terbaiiiiiiiiikkkkkkk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd