Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PHOTO BUGIL ISTRIKU

Curug pedalaman

"yakin pah...?", ujarku kepada suamiku seraya ku kenakan gaun gamisku untuk menutupi tubuh telanjangku, aku tak memakai celana dalam dan BH yang ku, kurapihkan kerudungku dan melangkah ke pematang sawah menitinya dengan hati-hati, sepatu cats kupakai agar tak licin. matahari sudah tak terlalu terik di sore hari. beberapa petani sedang memanen padi, mengumpulkan iktan padi di suatu sudut sawah saat istriku membelakangi mereka.
"buka...", ujarku seraya mengarahkan kameraku kepadanya.
"mereka gak akan liat sayang, kan kamu menghadap kesini...", jelasku
"iih papah tetep aja takut kalo mereka tau, kan malu...", ujar istriku dengan senyum-senyum malu dan mulai memberanikan diri untuk menaikan gaun gamisnya hingga terlihat selangkangannya yang memperlihatkan bulu jembutnya yang tercukur rapih.

"boleh istirahat disini pak...?", ujarku setelah menyapa dan berbasa-basi kepada seorang bapak-bapak yang duduk di saung sambil melihat para buruh tani yang sedang memanen.
"boleh...", jawabnya dengan ramah, dan dari obrolan ringan ku ketahui bernama pak burhan yang merupakan pemilik sawah yang sedang di panen ini.
"wah banyak panen nya ya pak...", ujarku.
"iya besok baru yang di sebelah sana...", ujar pak burhan lagi sambil kulihat matanya menatap ke arah istriku yang sedang berdiri di pinggir pematang.
"wah banyak juga sawah bapak...", ujarku lagi.
"ini pemotretannya sudah selesai..?", ujar pak burhan matanya beralih dari istriku ke arahku.
"sudah pak...". jawabku
"mbak modelnya sini istirahat dulu panas...", ujar pak burhan kepada istriku yang tersenyum mengangguk dan melangkah mendekati saung.
"wah jadi mendiang istri bapak juga dulu model...?!", ujarku terkagum kepadanya.
"iya dan pasti cantik seperti mbak model ini he he he...", jawabnya membuat istriku tersenyum-senyum mendapatkan pujian dari pak burhan.
"mau aja saya mah...", ujar pak burhan saat aku menawarkannya untuk poto bersama istriku.

"iih....", protes istriku saat aku memintanya untuk lebih emrapat ke tubuh pak burhan.
"haduuh... maaf ini gpp... he he he...", ujar pak burhan dengan wajahnya yang begitu dekat dengan wajah istriku.
"gpp pak... kan pak burhan udah tau dunia model dari istri bapak kan ?", ujarku sambil ku lihat hasil jepretanku sesekali dan sambil sesekali kuminta untuk sedikit merubah pose mereka berdua.
aku menengok ke kanan kiri, sekumpulan orang-orang yang panen tadi sudah meninggalkan sawah sambil membabwa karung nya sebelum akhirnya aku meminta kepada pak burhan.
"bapak tangannya sambil meluk gini pak...", pintaku.
"gpp ini ? meluk-meluk gitu ?", ujarnya malah balik bertanya kepadaku dengan wajah penuh ragu sambil sesekali melihat istriku yang juga menatapku.
"iiih papah...", protes istriku.
"gpp sayang...", ujarku.
"oh jadi ini istri mu.... ya kalo memang boleh gpp...", ujar pak burhan sambil ketawa cengengesan dengan mata berbinar. tangannya mulai melingkar di pinggang istriku yang akhirnya tubuhnya merapat dalam pelukan pak burhan.
"aduuuh....", ujar istriku sambil tertawa menengok ke kanan kiri memastikan tidak ada orang, saat aku meminta istriku berpose memo-nyongkan mulutnya seakan hendak mencium pipi pak burhan.
"nah gantian sekarang pak burhan yg kayak nyium...", ujarku.
"waduh deg-degan saya.. ", ujar pak burhan sambil cengengesan me-monyonkan bibirnya tepat di depan pipi istriku. aku mulai menikmatinya sambil terus merekam setiap adegan pak burhan dan istriku yang ku minta mengganti posisi yang semakin HOT.
"serius boleh ini boleh nak agung ?", ujar pak burhan kepadaku, aku hanya mengangguk sambil menelan ludah saat kulihat tangan pak burhan sudah melingkar di pinggul istriku yang hanya tersenyum-senyum.

*-*
"cantik banget neng...", ucap pak burhan kepadaku saat tangannya sudah mulai melingkar di pinggulku, kurasakan sesuatu yang menonjol keras menempel di bokongku.
"emmhh.. ada yg nonjol nempel...", bisiiku kepadanya sambil tetap tersenyum dan berpose di hadapan kamera suamiku bergaya dengan pak burhan.
"he he.. iya neng maklum udah lama..", bisik pak burhan sambil tetap mencoba bergaya dengan mimik muka tersenyum sesuai arahan suamiku. aku hanya tersenyum mengerti akan kelanjutan kata-katana.
"kalo mau dicium boleh kok pak...", ujar suamiku membuatku sedikit tersentak.
"serius boleh ini nak agung...?", ucap pak burhan dengan nada ragu dengan kata-kata suamiku yang memeperbolehkan sambil mengangguk menjawab pertanyaannya.

"ehmm..", gumamku karena pak burhan sudah tak lagi ragu-ragu memelukku di hadapan kamera, sesuatu yang menonjol semakin menempel di bokongku, mengeras dan menekan bokongku. tangannya sudah memelukku dengan erat tak lagi sungkan dan jengah. ah tonjolan kontolnya yang mengeras semakin menekan bokongku dengan sengaja sambil terus berpose di hadapan kemara suamiku yang mengambil gambar.
"gpp kan neng...?", bisiknya saat kurasakan tangannya meremas bokongku, aku hanya tersenyum melihat nya sudah terbakar birahinya menatapku. aku membalikan tubuhku dan kubiarkan bibir pak burhan mendarat di pipiku sambil diam-diam tangannya meremas bokongku lagi.

kali ini bibir pak burhan tak lagi mencium pipiku, saat suamiku memintaku untuk memonyongkan biibrku di hadapan pak burhan yang menyambut dengan bibirnya yang mendarat di bibirku. sesaat bibirku menempel dengan bibirnya yang tak lama bibirnya melumat bibirku dengan lembut. aku memundurkan kepalaku dan melihat ke arah suamiku yang sambil membidik kameranya memberikan tanda jempol kepadaku.
"gpp lagi sayang...", ujar suamiku yang berarti tak masalah kalau pak burhan melumat bibirku lagi. tubuhku dipeluknya berhadapan begitu erat yang kali ini tonjolan kontolnya menekan erat di perutku tepat di atas memeku.
"eemmhh...", lenughku pasrah saat pak burhan melumat bibirku, saat aku menjulurkan lidahku, ia langsung melumatnya dengan penuh napsu.

hari menjelang sore saat suamiku menyudahinya.
"sudah menginap saja dirumah saya...", tawar pak burhan seraya meminta mobil suamiku untuk parkir di depan rumahnya yang luas, cukup besar rumahnya walau madih dengan gaya rupah-rumah seprti di kampung sini. masih dengan pandangan penuh napsu pak burhan mempersilahkan aku dan suamiku untuk beristirahat di sebuah kamar yang bersahaja.

hari menjelang malam, sudah pukul 9 saat aku sudah merebahkan diri di sebuah kasur kapuk dengan kerudung yang sudah ku lepas dan hanya memakai daster pendekku yang menutupi sebatas pundak hingga setengah pahaku.
"ih papah... nanti kalo dia pengen lebih dari itu gimana ?", tanyaku saat suamiku masuh dan memintaku untuk tak memakai celana dalam dan berpura-pura tertidur karena suamiku pura-pura ingin memerkan aku, tubuhku sambil berpura-pura aku tertidur.
"ya terserah kamu... sayang, kalo kamu mau ya aku sih gpp...", jawab suamiku lagi. dadaku berdegup kencang, ada rasa gairah dan napsu yang bergelora di dalam diriku, terbayang wajah pak burhan dengan mata terbelelak memandangi wajah dan tubuhku yang terbuka.

*-*
aku kembali dari kamar membawa satu bungkus rokok dan menawarkannya ke pak burhan yang sejak tadi menemaniku mengobrol di ruang tengah, rumah sebesar ini hanya dia yang menempati, anaknya merautau ke jakarta katanya dan istrinya sudah meninggalkan. paling hanya pembantu yang pulang jika hari sudah sore.
"ya sudah lama saya menduda, apalag tadi nak agung sampe boleh saya nyium dan peluk istri nak agung... aduuh gak kuat saya..", ujarnya sudah mulai menjurus.
"he he he... iya pak, saya memang suka phot-photo yang menantang gitu...", ujarku.
"ya terus terang saya sering moto-moto telanjang istri saya... he he he...", ujarku lagi semakin terbuka juga membuat pak burhan menatap dengan wajah mupengnya.
"waah... apalagi istri nak agung cantik begitu... seksi banget pastinya...", tanggap pak burhan.
"udah tidur ? enengnya...", tanya pak burhan kepadaku memanggil istriku dengan eneng membuatku tersenyum.
"aduuh... sore tadi bikin saya gak karuan...", ujarnya lagi dengan wajah terlihat merana mendengar istriku sudah tidur dan membuatku mengerti akan lubuk hati seorang laki-laki yang sudah lama menduda, membuatku agak tak enak sudah membuatnya terbakar birahinya yang telah lama meredup tadi sore.

aku memintanya untuk bangun seraya aku meletakan jari jari telunjukku di bibirku agar pak burhan tak bersuara. ku bawa pak burhan ke depan pintu kamar yang perlahan kubuka, terihat istriku yang sedang berbaring di kasur namun dengan pemandangan yang akan membuat pak burhan terperangah dengan posisi kaki istriku yang mengangkang dan aku sudah memastikannya meminta istriku tak memakai celana dalam tadi.
kulihat wajah pak burha yang melihat ke dalam kamar sambil meganggguk melihat istriku sudah terbaring di kasur.
"boleh liat dari deket kalo bapak mau...", bisiku membuat wajahnya terperangah memandangku, aku mengangguk meyakinkannya. pak burhan melangkah masuk melewati pintu kamar, aku tak menutup rapat pintunya yang kubiarkan 1/3 terbuka agar aku bisa melihat ke dalam dan melihat pak burhan berbuat apa kepada istriku.

kakinya perlahan mendekati istriku, saat kulihat kepalanya merunduk aku tersenyum, kupastikan pak burhan sudah melihat selangkangan istriku yang tak memakai celana dalam. aku mengangguk kepadanya saat wajahnya menengok ke arahku dengan raut wajah yang benar-benar mupeng setelah melihat selangkangan istriku. kulihat tangan satunya mengelus tonjolan yang sudah menyembul dari tadi. aku kembali merapatkan pintu kamar lebih tertutup lagi dengan celah kecil namun masih bisa kulihat pak burhan di depan istriku.

beberapa saat aku kembali melongok dari celah pintu kamar, dah masih kudapati pak burhan yang hanya berdiri sambil merunduk dengan wajah mengarah ke selangkangan istriku namun kini disertai tangannya yang mengusap-usap tonjolan di celananya. satu tangannya lagi nampak ragu ingin menjamah paha istriku.

*-*
"aaah... mulus banget... sudah lama...", gumamku dengan penuh birahi, mataku sedari tadi tak lepas dari selangkangan perempuan cantik ini. entah ada apa dengan suaminya yang seakan memperbolehkan semua ini terjadi sejak tadi sore, aku tak peduli, birahiku sudah bergelora sejak tadi sore. perempuan ini begitu cantik dan mulus. aku ingin menjamahnya, mataku tak lepas dari belahan bibir memek yang terlihat begitu rapat dihiasi bulu-bulu hitam menggairahkanku sebagai lelaki yang sekian lama telah menduda. aku sudah benar-benar ngaceng, ingin aku menjamah tapi takut kalau dia terbangun dan berteriak. bagaimana ini ? tapi suaminya sudah mengijinkan aku untuk melakukan ini sedemikian jauh. aku tak peduli, toh tadi siang aku sudah memeluk dan menciumnya di depan suaminya, tak masalah bukan kalau dia terbangun, pikirku. tanganku mulai menjamah pahanya. mengelusnya, begitu terasa halus dan putih mulus.

"mang burhan...", tedengar suara lembut saat tanganku merayap sudah hampir mencapai memek itu. kulihat mata yang tadi terpejam sudah terbuka membuatku terdiam seperti patung.
"ma maaf neng...", ujarku namun aku tak menarik tanganku bahkan aku semakin mengelus-elusnya.
"ma mau kan neng...", ucapku lagi menahan gelora birahiku yang sudah tak terbendungkan lagi, jika perempuan ini tak mau aku akan tetap menggumulinya, pikirku toh suaminya sudah memberiku kesempatan ini. aku merunduk untuk mencium bibirnya seperti tadi sore dan perempuan cantik ini menyambut biirku yang berarti ia tak menolakku. kulumat bibirnya, ku rengkuhkan tubuhku diatas tubuhnya yang menyambut tubuhku untuk menggumulinya. birahiku sudah berkobar hebat, sambil terus kulumat bibirnya, tanganku dengan leluasa meremas menjamah buah dadanya dan setiap tubuhnya.
"uh... neng dewi... cantik sekali kamu neng...", pujiku menatap wajah cantiknya dengan rambut terlihat jelas tidak terbungkus kerudung seperti tadi sore. aku mengusap rambutnya dan sekali lagi aku melumat bibirnya dengan penuh napsu, menggumulinya dengan tanganku yang menjelajahi setiap sudut tubuhnya. tak luput aku menjamah memeknya yang rupanya sudah becek berlendir.
"ohhhh...", lenguhnya dengan bibir terlepas dari bibirku saat ku colokan jari tanganku ke lubang memeknya. aku beringsut kurentangkan kedua kakinya dan aku berunduk mencium aroma memek yang selama ini tak kurasakan, ku cium dan kujilati lendirnya, kujilati itilnya dengan gemas penuh birahi, sudah lama aku tak mencium aroma memek, pikirku.

*-*
"papah yakin ?", bisikku dalam hati seraya memandang ke arah sela pintu kamar yang terbuka dimana suamiku melihat ke dalam kamar dimana mang burhan sudah di hadpanku. ku lihat suamiku mengangguk kepadaku seakan mengerti apa kata hatiku tadi yang berarti suamiku memberikan ijin agar aku melayani keinginan mang burhan.
sambil menyapa dan memuji kecantikanku, mang burhan duduk di bibir ranjang, matanya yang tak lepas tertuju pada selangkanganku yang memang tak bercelana dalam sesekali melihat ke wajahku. ada rasa malu sehingga aku menutup selangkanganku, merapatkan pahaku. aku duduk di sampingnya yang kubiarkan tangannya merangkulku. sesaat mang burhan menengok ke arah sela pintu dan mendapati suamiku yang mengangguk kepadanya.
aku menyambut bibirnya saat wajahnya semakin dekat, bibirnya melumat bibirku dengan lembut, saat aku menjulurkan lidahku mang burhan langsung menghisap dan melumat lidahku dengan penuh napsu, kubiarkan tangannya mulai menjamah dadaku, yang mulai meremas remas. aku melenguh saat tangannya mulai menjamah pangkal selangkanganku yang tak terbungkus celana dalam, jarinya langsung menyelinap belahan bibir memekku yang sudah basah.
"eeemmhhhh.....", lenguhku saat jarinya sudah mencolok lubang memekku. sesaat mang burhan memandangku seraya ia beringsut merentangkan kedua kakiku hingga wajahnya tepat berada di hadapan memekku yang merekah. ada rasa bangga dan sensasi yang menggairahkan saat mang burhan memuji memekku yang katanya masih mulus sperti masih perawan. apalagi usia ku memang masih muda baginya. aku tersenyum sambil kurentangkan lebar-lebar kedua kakiku seraya aku menoleh ke arah pintu dimana suamiku menyaksikan dari sela pintu kamar sambil merekam dengan HP nya.
"oh... mang...", ucapku saat wajah lelaki paruh baya ini merunduk dan membenamkan mulutnya berciuman dengan memekku.
"ooohhhh....", lenguhku dengan terlentang pasrah menikmati lumatan mang burhan. aku hanya bisa menggeliat dan melenguh merasakan kehangatan lidahnya yang menjilati setiap sudut belahan bibir memekku, tak luput itilku yang dijilati dan dihisapnya sementara aku menggeliat nikmat.

puas mencumbui seluruh tubuhku yang kini sudah telanjang bulat di hadapannya mang burhan melepaskan pakaiannya, tubuh kekarnya memperlihatkan kekuatannya saat usia mudanya dulu. suamiku tak lagi menyaksikan dari sela pintu, kini sudah duduk dengan tegang di bibir ranjang menyaksikan aku dari dekat yang akan disetubuhi mang burhan.
"emh... kontolnya gede banget...", ucapku dengan tersipu kepada suamiku, melihat kontol mang burhan yang menggantung tegang mendekatiku.
"he he... neng dewi pasti ketagihan...", ucapnya.
"pelan-pelan ya mang...", pintaku memandangnya menggenggam kontolnya dan mengarahkannya ke memekku.
"eeeennnghhhh...", legnuhku merasakan kepala kontolnya yang menyelip diantara bibir memekku.
"ooohhh...", lenguhku lagi, kurasakan ngilu dan nikmat saat ia menggesek-gesekannnya di itilku. aku semakin merentangkan kedua kakiku lebih lebar agar memekku semakin merekah membuka lubang memekku lebih lebar saat kepala kontol mang burhan tepat di mulut lubang memekku.
"eeeennngggghh...", lenguhku lagi, kepala kontol mang burhan urung masuk ke lubang memeku malah ia kembali menggesekannya ke itilku dan aku menggeliat menahan rasa ngilu nikmat ini. beberapa kali mang burhan melakukan ini tak juga memasukan kontolnya ke lubang memekku. dan aku hanya bisa menggeliatkan pinggulku menahan keinginan di enjot kontolnya sejak tadi.
"eeenggh... maaaang....", ucapku disela lenguhanku sambil menggeliatkan pinggulku ingin rasanya bangkit dan memasukan kontol itu ke dalam memekku.
"kenapa neng...?", ucap mang burhan sambil memandangiku kontolnya tak kunjung di hujamkannya dan aku hanya mengigit bibirku sendiri sambil menggeliatkan pinggulku agar ia memasukannya. memekku sudah banjir dan gatal ingin dimasukin kontol, pekik hatiku. aku malu memintanya untuk memasukannya.
"eeenngghhh...", lenguhku, hanya bisa melenguh menjawab pertanyaannya, aku menoleh ke suamiku yang duduk di sampingku menyaksikan ini semua hanya tersenyum sambil merekam adegan ini.
"he he he...", tawa mang burhan.
"maaang...", ucapku kurengtangkan kakiku dan menggeliatkan pinggulku.
"apa neng...?", ujar mang burhan sambil tersenyum memandangku.
"pengen dimasukin...", ucapku dengan nada manja perlahan kepadanya.
"apa sayang...?", ujar mang burhan lagi.
"dimasukin....", pintaku lagi.
"liat istrimu nak agung... katanya pengen dimasukin... emmhh he he...", ujar nya kepada suamiku.a
"coba bilang lagi sayang..", ujar mang burhan mempermainkanku seakan ingin memeprlihatkan kepada suamiku yang begitu senang melihat aku dicabulinya, mang burhan seakan mengerti keinginan suamiku, melihat aku mengemis untuk dicabuli disetubuhinya membuat suamiku semakin bergairah.
"eengghh,,, pengen dimasukin kontol...", ucapku dengan nada manja kepadanya membaut suamiku yang semakin terlihat sumringah penuh napsu merekamku dan membuat mang burhan tersenyum penuh birahi.
"eengghh... maaang...", lenguhku lagi karena tak kunjung kepala kontolnya menyeruak masuk ke lubang memekku.
"oooh... pengen dientot mang...", ucapku lagi dan mang burhan semakin tersenyum puas mempermainkanku melihat suamiku yang semakin bergairah melihatku semakin jalang dan liar.
"iya sayang...", ucap mang burhan membuatku sedikit lega. perlahan kurasakan kepala kontolnya menyeruak masuk mulut memekku, semakin dalam dan dalam, sesekali terdiam sesaat memberi kesempatan dinding liang memekku menyesuaikan kontolnya yang besar ini.
"oooohhhh....", lolongku saat kurasakan semua batang besar nan panjang ini sudah terbenam seluruhnya di memekku. suamiku merekamnya dari jarak dekat mulai beringsut sedikit mundur memberi kesempatan dan ruang kepada mang burhan untuk mulai menyetubuhiku. tubuh kekarnya mulai merengkuh diatas tubuhku, tangannya meremas-remas tetekku dan mulutnya mulai melumat bibirku bersamaan kurasakan pinggulnya mulai menggenjot dengan kontol yang terasa menjulur keluar dan kembali masuk menusuk nikmat memekku dan aku mulai terengah nikmat menikmatinya.

mang burhan, lelaki kesekian yang menyetubuhiku di hadapan suamiku sendiri. nafasku memburu dengan stiap enjotan kontolnya yang membautku megap-megap nikmat tak karuan, kontolnya terasa lebih nikmat di dalam memekku dibanding lelaki lain sebelum ini.
"wwooww...", decak suamiku saat tubuhku di dekap mang burhan dan di gendong nya hingga aku berada diatas gendongannya dengan kontol nya yang menghujam-hujam dan aku hanya melenguh dengan tubuh terhentak-hentak naik tudurn berpegangan lehernya. kontolnya yang panjang begitu dalam menusuk hingga seakan menyundul rahimku yang terdesak semakin ke atas. baru kali ini kurasakan kenikmatan lebih hingga aku tak dapar menahan kenikmatan ini, aku merintih, melenguh hingga tubuhku bergetar hebat dan mengejang dalam gendongannya.

nafasku tersengal saat mang burhan merebahkanku kembali di kasur, membalikan tubuhku seraya meremas-remas bokongku.
"oooohhhh...", lolongku, mendapat hujamannya dari belakang yang langsung menyeruak deras menancap niimat, ceplok--- ceplok---ceplok bokongku membenrur pinggulnya dengan kencang. aku merintih sejadi-jadinya dengan liang yang terasa begitu ngilu nikmat oleh setiap gesekan batang kontolnya yang besar dan membuatku kembali mengejang nikmat mencapai orgasmeku lagi.

aku terengah, terlentang dan mang burhan merengkuhkan tubuhnya diatasku seraya kontolnya kembali menyeruak masuk.
"oooohh...", lenguhku pasrah menerima bibirnya yang melumat bibirku, pinggulnya mengayun perlahan memberiku kesempatan mengatur nafasku.
"eemghh... sungguh masih muda dan cantik istrimu nak agung, apalagi memekknya masih kayak perawan...", ucapnya memandangiku kepada suamiku yang terus saja merekamku disetubuhinya.
"aaaaaaaaaaangghhhhhhhhh....", lolongku, saat pinggulnya mulai kembali mengayun dengan dahsyatnya. mang burhan memberi kesempatan kepada suamiku untuk merekam dari dekat memekku yang sedang dihujam-hujam kontolnya.
"nikmat banget memek istrimu, nak agung...", pujinya lagi.

mang burhan memapahku bangun dari kasur.
"yuk diatas sayang...", ujarnya seraya berbaring dan aku mengangkangi pinggulnya dengan kontolnya yangtepat di bawah selangkanganku. ku raih kontolnya seraya ku arahkan ke lubang memekku lagi.
"oooooohhhh....", lolongku, karena begitu panjang dan besar membautku begitu terasa ngilu, aku terduduk di atas pinggulnya dengan kontolnya tertancap di dalam memekku. perlahan aku mengayunkan pinggulku sambil menahan tasa ngilu nikmat yang menjalari setiap sendi tubuhku. namun tak membuat mang burhan menikmatinya, pinggulnya ikut menghentak naik turun sehingga kontolnya dengan cepat keluar masuk membuatku semakin ngilu begitu nikmat, kurebahkan tubuhku di atas dada kekarnya namun pinggulnya semakin kencang menghentak naik turun.
tak kuasa menahan kenikmatan ini, aku kembali mengalami orgasmeku untuk kesekian kalinya dalam dekapan mang burhan.

"ooohh...", lenguhku lagi dengan tubuh sudah kembali terlentang, menerima kontol mang burhan yang kembali menyeruak masuk memekku. tubuhnya kembali merengkuh di atas tubuhku, menggenjot dengan gagahnya, membuat kontolnya keluar masuk dengan nikmatnya.
"uuugh... neng dewi, sayang...", geramnya sesaat sebelum dengan cepat ia mencabut kontolnya dan menyorongkan ke wajahku dengan mulut menganga menerima semprotan sperma yang di jejalkan ke mulutku.

mang burhan tak memperbolehkan aku untuk memakai pakaianku untuk menutupi tubuh telanjangku saat aku ingin ke kamar mandi membersihkan diri. aku melangkah keluar kamar menuju kamar mandi di belakang. malam ini mang burhan meminta aku untuk tidur dengan nya di kamarnya yang disepakati suamiku untuk menginap dirumah ini. sementara suamiku dipersilahkan tidur di kamar sebelah.
"sini sayang...", ujarnya seraya berbaring di kasur memintaku untuk tidur di sampingnya dengan tubuh telanjangku yang tak diperbolehkannya untuk memakai apapun untuk menutupi tubuhku.

entah berapa lama aku sudah tertidur dipelukannya saat aku terbangun dengan kecupan yang kurasakan di bibirku. belunm juga aku membuka mataku, mang burhan sudah menindih tubuhku, kurentangkan kedua kakiku saat tangannya mengarahkan kontolnya ke memekku.
"eeemmhhh...", lenguhku dengan kepala mendongan menerima kontolnya. entah jam berapa ini, suamiku pasti sudah tertidur, pikirku.
"ooohhh...", lenguhku menyambut cumbuan mang burhan yang meremas-remas tetekku dan melumat bibirku sambil kembali menyetubuhi dengan lebih lembut. kontolnya bergerak keluar masuk tak seliar tadi, terasa lebih elegan dan nikmat yang dapt kurasakan dari setiap hujamannya.
mataku terpejam-pejam menikmatinya, sambil kujulurkan lidahku sesekali dan ku juga ikut melumat bibirnya.
"kamu cantik banet neng...", bisiknya dengan nada berat penuh birahi sambil menggenjotku.

"aaah...", lenguhku usai orgasmeku, mang burhan memintaku untuk menungging dan menggenjotku dari belakang. berbagai posisi aku dibuatnya orgasme berkali-kali.
"goyang terus sayang...", pintanya dengan tangan kekarnya memaksa pinggulku untuk terus bergoyang diatas pangkuannya. hingga aku tak kuasa menahan orgasmeku lagi, aku memekik tertahan dan sesaat kemudian berbarengan dengan geraman mang burhan yang juga kurasakan sesuatu yang hangat membanjiri rahimku.
tubuhku terkulai di atas dadanya, masih kurasakan kedutan kontolnya yang menyemburkan spermanya di dalam memekku.
"mang.. keluar di dalem...?", ucapku perlahan.
"gpp neng... nanti kalo sampe hamil, biar mamang nafkahi nanti...", ucapnya memelukku lagi.

menjelang subuh, aku sedang terengah-engah di bawah tubuh kekar mang burhan yang kembali menyetubuhiku. sudah beberapa kali aku orgasme dan kini aku tau ia akan menyelesaiikan persetubuhan ini. namun yang membuatku agak risau adalah mang burhan meminta ijin untuk kembali menuangkan spermanya di dalam memekku dan aku tak menjawabnya hanya pasrah menerima saat ia mengejang dan kurasakan semburan hangat membanjiri rahimku lagi.

pagi-pagi aku membersihkan tubuhku, kulihat suamiku sudah bangun duduk di ruang tengah bersama mang burhan di depan TV. di dapur aku membuat dua gelas kopi untuk mereka, dengan nampan aku membawanya ke ruang tengah, aku tersenyum kepada suamiku yang melihatku datang terlihat dengan wajahnya yang terperangah melihat ku membawa kopi, namun yang membuatnya terperangah adalah aku hanya diijinkan mang burhan memakai kerudungku saja tanpa gaun gamis tanpa celana dalam dan BH alias tubuhku telanjang bulat dan hanya sehelai krudung yang membungkus kepalaku melangkah meletakan dua gelas kopi di atas meja.
"gak apa-apa kan nak agung, selama di rumah ini, istrimu gak boleh pake baju...?", ujar mang burhan seraya tangannya memegang bokongku. aku berdiri di sampingnya sambil tersenyum kepada suamiku.
"mamang tau, nak agung pasti suka liat istri nak agung, mamang cabulin begini ya kan...?!", ujar mang burhan sambil satu tangan lagi membelai bulu jembutku, dan mengusap usap bibir memekku sambil melihat suamiku yang menelan ludah melihatnya, penuh gelora napsu.
"mamang tau nak agung, itu cuckold...", jelas mang burhan lagi sambil menarik tubuhku dan memangkuku di atas pangkuannya. kepalaku di lengan kirinya sementara satu pahaku di tangan kanannya dengan kakiku yang mengangkang.

usai sarapan, aku digilir suamiku dan mang burhan bergantian di ruang tengah. hingga akhirnya suamiku tak dapat menahannya, kontolnya menyemburkan spermanya yang di mulutku sementara memekku masih dihujam-hujam kontol mang burhan.
"nak agung...biar istrimu mamang hamilin... ugghh...", geram mang burhan dengan menghentak-hentakan pinggulnya dan kurasakan semburan hangat spermanya membanjiri rahimku lagi seperti tadi malam. suamiku hanya ternganga melihatnya.

menjelasng siang, mang burhan membawa aku dan suamiku ke sebuah curug yang begitu indah di pedalaman yang terlihat jarang terjamah oleh orang, hingga dengan bebasnya suamiku mengambil photo-photo ku, bahkan photo dalam keadaan aku telanjang di alam bebas dan lebih gilanya lagi suamiku merekam aku disetubuhi mang burhan di alam bebas dan mang burhan dengan bebas dan leluasa menumpahkan spermanya ber kali-kali di rahimku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd