Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pulang Ke Jakarta (IML side dish) remake update sesi pijat

Bimabet
Jadi kangen pengen si Rina buru-buru ketemu lagi sama super frans...hak...hak....hak...
 
CERITA VERA


Keesokan harinya rina dan akbar bermain di dufan, untung saja tubuh akbar sudah tinggi, jadi bisa bermain seluruh wahana, rina sendiri tak sanggup ikut naik wahana yang menyeramkan, dia hanya menunggu akbar yang begitu kesenangan main.

Rina memfoto momen bersama akbar di dufan, terkadang rina merekam video saat akbar bermain wahana, semua itu dia kirim ke andi, dan dibalas oleh andi dengan emoticon jempol.

Rina begitu menikmati momen bersama anaknya ini, begitupula akbar yang begitu senang bersama ibunya, seharian mereka bermain didufan, tertawa, makan eskrim, bercanda.

Keluar dari dufan, hari sudah sore menjelang ashar, rina kemudian mengajak akbar ke pantai, kembali momen momen kasih sayang ibu dan anak itu terlihat nyata, akbar berlarian di pasir dikejar oleh bundanya sambil tertawa-tawa, hingga langit mulai gelap.

Rina dan akbar, membersihkan diri di toilet yang ada di pantai, rina memandikan akbar dan mengganti bajunya yang sudah penuh pasir pantai, setelah bersih, mereka makan di restoren mcdonald, lalu berangkat pulang.

Rina memarkirkan mobil bapaknya di garasi, kembali pak rudi menggendong akbar yang tertidur kelelahan. Rina kemudian menyusul kedalam, masuk kamar rina lalu mandi, tubuhnya terasa segar kembali. Pintu kamar diketuk dari luar.

"Rin bapak, ke balai warga dulu ya, ada pertemuan warga," pak rudi sudah rapih menggunakan batik, "ohh ya pak," jawab rina keluar dari kamar, sambil mengeringkan rambut dengan handuk. "ibu kemana pak?", "ibumu sedang pengajiian yasin rin, biasanya jam 9 nanti baru pulang," jawab pak rudi.

Rina mengangguk sambil terus mengeringkan rambutnya, "kalo kamu ngantuk, tidur aja dulu, bapak dan ibu bawa kunci cadangan" ucap pak rudi.

"Ya pak" jawab rina, kemudian bapaknya pamit, rina menjemur handuknya yang basah, dia mengambil hpnya dan duduk di teras.

Rina membuka buka galery hpnya, dia tersenyum senyum melihat tingkah pola anaknya di ancol tadi, ada beberapa foto dia kirimkan ke andi, tak lama andi membalas dengan emoticon jempol lagi, tanpa sepatah kata.

Rina merasa sedikit sedih melihat respon dari andi, rina ingat dulu saat akbar berusia 4 tahun, dan andi dinas ke luar kota, rina bermain bersama akbar di mal, dia juga mengirim foto saat bermain dengan akbar, seketika itu langsung andi nelpon dan bertanya bagai wartawan infotainment, udah makan belum, udah ini, apa bawa ini, bawa itu dan sebagainya, andi begitu cerewet saat itu.

Sudah empat hari rina di jakarta, tak pernah sekalipun andi menelponnya, menanyakan keadaannya, kalaupun nelpon, dia hanya ingin bebicara dengan akbar saja.

Rina merasa andi mulai berubah terhadapnya, rina merasa hubungannya dengan andi semakin jauh, rina mencoba mencari perasaan yang masih tersisa untuk andi di hatinya.

Rina sadar, alasan dia begitu sedih dengan sikap andi sekarang, itu karena dia masih menyayangi suaminya, tiba-tiba dia rindu sifat cerewet andi yang dulu begitu ngeselin, dia rindu melihat andi yang lahap dengan masakannya, dia rindu dengkuran suaminya, tak terasa menetes air mata rina.

Tiba tiba telponnya berdering, ternyata vera menelpon, vera ngajak rina ke kafe, rina juga ingin mengubah suasana hatinya yang sekarang galau, rina kemudian meminta vera menjemputnya.

***

"Anaklu dah tidur mak,"

"Tadi gue abis dari dufan seharian, sampe maghrib baru pulang, kecapean dia langsung tidur,"

"Ohh lu baru pulang dari dufan?, apa gak capek lu rin," vera mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya."gak apa kan gue ngerokok"

"Santai aja ver"

"Kok kayaknya muka lu sedih mak, bukannya gembira ya ketemu ama anak"

"Enak aja sedih, gw seneng banget tau, mungkin gw capek kali jalan-jalan seharian, jadi keliatan kuyu"

"Hahah, gw kira sedih, kangen ama bapaknya anak,"

"Eh beberapa hari lalu, kok lu gak jadi ngajak gw ke tempat massage itu, emang sibuk apaan sih ampe buru-buru gitu,"

"Ohh itu," vera menghisap rokoknya dalam-dalam, di jentiknya abu rokok diujung rokoknya.

"Laki gw tiba-tiba ngajak ke singapore, dia ada pertemuan bisnis ama koleganya, trus ke malaysia, tadi siang baru pulang, oh ya bentar," vera mengeluarkan sesuatu dari tasnya, ternyata coklat duren malaysia.

"Wihh kangen gw ama coklat ini ver, terakhir makan ini pas bang andi ditugasin ke malaysia dua tahun lalu,"

Rina membuka coklat itu dan melahapnya, setelah makan coklat, perasaan rina mulai agak membaik.

"Hahah, ntar gw beliin lagi klo gw ke malaysia, gw kirimin lu satu kardus hahaaha,"

"Eh ya ver, kapan kita massage, badan gw dah pegel2 banget nih,"

"Massage, ohh maksudnya yang kemaren itu, ahh gak usah yang itulah mak, ntar gw ajak ke tempat massage yang biasa aja,"

"Emang massage apaan sih, kok kayaknya aneh, massage mesum ya lo,"

Vera hanya diam, memainkan rokoknya sambil tersenyum.

"Serius ver, beneran massage mesum?"

Vera kemudian menancapkan rokoknya ke asbak kecil didepannya.

"Itu massage eksklusif mak,ya sebenernya mesum juga sih hihihi,"

Rina diam menunggu kata-kata berikutnya dari sahabatnya ini.

"Penasaran ya lo, oke deh gw cerita ya, dengerin,"

***

Vera kemudian kembali mengambil rokoknya, dan menyalakannya.

"Tempat massage itu, eksklusif untuk member mak, yang jadi member juga bukan orang sembarangan, istri pengusaha, istri pejabat, wanita karier yang udah mapan, artis juga ada."

"Jadi emang khusus untuk perempuan, kita punya kartu member yang diperpanjang tiap tahun, jenis kartu membernya , ada yang gold paling rendah, diamond, dan crown paling tinggi."

Vera menghisap rokoknya dalam dalam. Rina hanya memperhatikan menunggu cerita vera selanjutnya

"Nah sistem pembayaran di tempat itu, gak bisa pakai kartu kredit/debet, apalagi cash, jadi sistem pembayarannya kaya model di timezone. Kita isi ulang saldo di kartu member, nah setiap kita menggunakan jasa, pembayarannya di lakukan dengan cara memotong saldo sesuai tagihannya termasuk tips."

"Perbedaan keanggotaan antara gold, diamond dan crown terletak pada pelayanannya, kalo gold pelayanannya hanya refleksi, pijat kepala manja, hingga massage kering."

"Massage kering maksudnya massage tanpa melepas baju," vera menjelaskan saat rina bertanya

"Kalo diamond, semua pelayanan gold ditambah massage basah dengan oil ataumassage tubuh dengan lidah si terapis alias mandi kucing, dan breast theraphy"

"Ya badan kita yang bugil dijilatin dari ujung kaki ampe ujung kepala," ucap vera yang seolah tau keheranan di wajah rina dengan istilah mandi kucing.

"Sedangkan crown, semua pelayanan diamond ditambah oral penetration."

"Nah lo tau gak maksudnya oral penetration, artinya itu kita dijilatin trus lidah terapis keluar masuk, kaya punya suami kita saat berhubungan" penjelasan vera begitu gamblang hingga rina melongo

"Dan juga dari terapisnya beda, kalo gold terapisnya bertelanjang dada, tapi masih menggunakan celana pendek."

"Kalo diamond terapisnya cuma pake cd, sedangkan crown terapisnya bugil mak,"

"Astaga..ada tempat kaya gitu ver?" tanya rina, vera hanya mengangguk.

"Makanya gw gak mau ngajak lu kesono, ntar takutnya ketagihan hihihi,"

"Trus terapisnya tua atau muda,"

"Terapisnya itu semua terseleksi mak, semua rata-rata masih muda dan berotot, dan khusus terapis buat crown itunya semua gede-gede"

"Tapi disana NFA mak, alias no fucking allowed, gak boleh ml, klo si pelanggan gak tahan dia bisa bo, ke hotel,"

"apalagi itu bo, ver" tanya rina

"Bo itu istilahnya kalau dah gak tahan silahkan lanjutin di hotel mak"

"Lo keanggotaannya apa ve,r" tanya rina penasaran

"Gue crown sis..hihihi," jawab vera.

"Astaga gw baru tau ver, ada kaya gitu,"

"Dah lama mak, setiap kota gw rasa ada, namanya eksklusif ya gak semua orang tau," jawab vera.

"Btw kayaknya lo tertarik ya mak," tanya vera, melihat penasaran di wajah sahabatnya itu.

"Tau ah, gw merinding dengernya," ujar rina.

"Heheh kalo lo mau tau, tinggal calling aja, biar pake kartu gw," ucap vera.

Bunyi hp rina terdengar ternyata pak rudi ayahnya nelpon, rina melihat jam ternyata udah jam 10 malam, rina dan vera kemudian meninggalkan kafe tersebut.

Bersambung
 
Thanks ini bikin pembaca bisa cenat cenut atas bawah nih
 
oohh remake ya bos...kenapa ga dilanjut aja kala dijakarta nya..
 
Lanjut, kayaknya ni Imlek 2 Doni jadi terapist untuk nikmati Rina diajak Andi, karena Doni tahu Niken Andi takut ketahuan Rina, sama sama puas, Rina menang banyak
 
HORNI


Di kamar rina benar-benar tak bisa tidur mendengar cerita vera, dia gak nyangka ternyata ada massage seperti itu.

Dia merasa horny mendengar cerita vera tadi, apalagi sudah beberapa hari rina tak merasakan kontol frans mengaduk-aduk memeknya, rasanya lubang memeknya ini gatal banget.

Rina gak bisa menelpon frans karena frans berada di tempat yang tidak terjangkau sinyal.

Sebelumnya frans mengirimkan pesan whatsapp bahwa mungkin dia tak bisa dihubungi beberapa hari ini, karena meninjau proyek di sebuah daerah terpencil.

Rina pengen banget nelpon frans, paling tidak ingin mengajak frans phone seks, tapi kondisi daerah kaya gitu mau gimana lagi.

Rasanya tak mungkin dia menelpon andi, sikap andi yang begitu dingin belakangan ini, membuat rina segan menelpon andi, "mana mau dia, yang ada ntar dia marah," batin rina

Rina bener-bener gelisah, napsu birahinya mulai meninggi.."sialan si vera nih," Rina menyalahkan vera.

Rina kemudian keluar kamar, dia menuju kamar akbar yang kosong, karena akbar tidur bersamanya, dikuncinya kamar akbar.

Rina kemudian membuka seluruh pakaian yang dikenakan termasuk celana dalam.

Rina berbaring di ranjang akbar, dia lalu mencari film porno yang pernah dia simpan di hpnya, rina mengenakan headsetnya, di putarnya film tersebut, tampak dalam layar, seorang gadis muda berambut pirang sedang terengah engah ditindih orang hitam negro.

Suara desahan dan lenguhan gadis itu sungguh menggetarkan birahi, rina menggosok-gosok klitorisnya dengan cepat, dia lalu memasukkan jarinya ke dalam lobang memeknya.



Mata rina terpaku pada adegan di layar hp, rina mendesah dan menggelinjang tertahan karena takut terdengar oleh orang di luar.

Rina mendesis, memeknya mulai basah akibat rangsangan di klitorisnya, lalu kemudian rina meletakkan hpnya di samping, dia hanya meresapi suara lenguhan pemain film itu, rina membayangkan kontol frans memompa memeknya dengan kencang ohhh ssssssss.

Rina semakin cepat menggosok gosok itilnya, gairah birahinya yang meninggi membuatnya semakin cepat mencapai puncak.

Rina melenguh panjang saat orgasmenya datang, rina meremas payudaranya meresapi getaran orgasme yang dia rasakan.

***

Rina kemudian mengenakan pakaiannya kembali, dia keluar dari kamar akbar, pelan pelan rina kembali masuk ke kamarnya,lalu rina berbaring dengan perlahan agar akbar tak terbangun.

Rina merasa lega, birahinya telah tertuntaskan sementara, walau dia gak terlalu puas hanya bermartubasi, namun paling tidak cuma itu pilhan yang ada.

"Pilhan yang ada? Ohh kata siapa" hatinya memprotes, seolah hatinya sedang bicara di depannya,

"Kenapa gak coba yang diceritain si vera?, daripada pake tangan sendiri, mendingan pake lidah kan gak sampe ngentot, gak bakalan hianatin frans deh, lagian si frans kan gada, apa salahnya sih cuma dijilat-jilat doang, daripada pake tangan, ya enakan di jilatin terus ditusuk ama lidah"

Rina menutup kupingnya dengan bantal no nonono..rina mencoba mengalihkan pikirannya dengan hal lain, namun pikiran tentang massage itu kembali datang,

"Aduh" rina kesal setengah mati, dia gelisah.

"Bun, bunda kenapa" tanya akbar yang tiba-tiba terbangun.

Rina tersenyum melihat akbar, gairah sialan ini langsung padam mendengar suara akbar.

"Gak kenapa-kenapa sayang, yuk bobo lagi" rina memeluk putranya, dan tak lama dia bisa terlelap.

***

Rina memanfaatkan waktunya di jakarta untuk memuaskan rindu dengan akbar putra kesayangannya, pagi itu rina masuk ke kamarnya, akbar masih terlelap tidur, rina berjongkok ditepi ranjang, diusapnya kepala anaknya yang sedang tidur, rina menciumi pipi akbar dengan gemas, akbarpun terbangun, dan melihat bundanya.

"Udah siang sayang, bangun yuk, bunda dah bikin sarapan omelet kesukaan kamu," ucap rina pada akbar yang memandanginya.

"Asikk,bun.. bunda disini terus dong, biar bisa nemenin akbar, masakin akbar sarapan" rajuk akbar.

Sebenarnya rina sedih sebentar lagi dia akan berpisah lagi dengan akbar, "ntar bunda, sering-sering pulang ke jakarta ya sayang, bunda janji, eh nanti kan bulan depan ada liburan long weekend tuh, nanti bunda suruh ayah jemput kamu ya, kita liburan di solo".

"Beneran bun?" akbar langsung loncat dari kasur, lalu memeriksa kalender yang tergantung didinding, eh ya bun ini ada long weekend, asiik, asik, abang ke solo asikk" akbar joget joget kegirangan.

Rina tertawa melihat keriangan anaknya itu, "dah sana abang mandi ya, bunda siapin sarapannya", "siap bunda sayang" akbar kemudian bergaya hormat, dan berjalan dengan riang ke kamar mandi.

***

Akbar memakan sarapan buatan bundanya dengan lahap, di meja makan ibu dan bapak rina ikut juga sarapan, "uhh omlet bikinan bunda emang enak banget bun, ya kan kek" ucap akbar ke kakeknya.

"Ya dong anak siapa, anak kakek" jawab kakeknya, "bunda kamu nenek yang ajarin tuh bang" timpal neneknya, "ya bun? Emang nenek yang ajarin bunda?" tanya akbar pada bundanya, rina hanya tersenyum mengangguk.

"Eh abang semalem bobo di kamar abang ya?" tanya neneknya, "gak nek, abang bobo di kamar bunda kok" jawab akbar.

"Kok aneh ya" ucap nenek.

"Kenapa bu" tanya pak rudi.

"Itu pak, kamar akbar berantakan gitu sepreinya, tadi ibu tanya si pur, katanya sudah dibereskan" jawab nenek, rina yang sedang minum tersedak, terbatuk-batuk.

"Aduh kamu rin, makan jangan buru-buru" ucap nenek pada bunda.

"Ya bu, tadi kelupaan minum" jawab rina.

"Apa rencana kamu hari ini rin," nenek.

"Paling main di mal lagi bu ama akbar, rina mau beli alat makeup, mumpung di jakarta" .

"Ibu ikut ya, sekalian mau cari gamis buat acara besok."ucap nenek, rina hanya mengangguk.

***

Jam 10 pagi, rina, akbar dan nenek kemudian berangkat ke mal, mereka bertiga asik bermain di mal, rina membeli alat makeup yang dia butuhkan, dan nenek telah mendapatkan gamis yang dia sukai, walau butuh waktu hingga sore menyusuri setiap toko gamis yang ada di mal.

Kaki rina terasa sakit menemani ibunya belanja keluar masuk toko, akbar pun sepertinya menyesal telah ikut ke mal hari itu.

Saat tiba di rumah, rina melihat bapaknya sedang menerima tamu, ternyata pak rt yang mesum kemaren datang bersama seorang pria bertubuh gemuk yang rupanya salah satu warga di sini, mereka membicarakan berbagai hal tentang kegiatan warga.

Pak daru salah tingkah melihat rina datang, wajahnya tertunduk tak sanggup melihat ke arah rina, "kok sore banget pulangnya rin" tanya pak rudi,

"Ya pak, tadi ibu kebingungan milih baju".jawab rina, dalam hati rina terkikik geli melihat tingkah pak daru yang mati gaya.

"Loh abang kok cemberut". Tanya kakek pada akbar

"Si abang kecapean pak, tau sendiri kan bapak, ibu kalo belanja, semua toko pasti dimasukin, hihihi"

"Hahah ya bener kamu rin", jawab kakek tertawa

"Rina ke dalam dulu pak, mari pak " rina berpamitan pada ayahnya dan tamu yang datang.

Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan rumah ternyata radit dan ibunya, radit mengajak akbar untuk pergi main ke timezone, akbar yang tadinya cemberut langsung berubah riang.

"Bun, abang boleh ikut radit gak?" tanya akbar berharap.

"Abang emang gak cape, kan kita baru pulang" jawab rina.

"Gak bun, boleh ya bun, abang ikut radit" rengek akbar.

"Ya udah, tapi jangan nakal ya, saldo kartu kamu masih ada kan" ucap rina,

"Masih bun".

"Tapi abang mandi dulu ya"

"Oke bun" akbar lalu berlari ke dalam kamar, rina memepersilahkan bundanya radit untuk masuk, rina berbincang-bincang dengan ibunya radit, tak berapa lama akbar dan radit muncul, akbar telah mengganti bajunya, "bun abang ke timezone dulu ya".

"Abang jangan nakal ya, jangan nyusahin tante disana" pesan rina.

"Gak kok bun, akbar gak pernah nyusahin, malah saya seneng radit jadi ada temannya" ucap bunda radit.

"Ya bu, titip akbar ya bu" rina kemudian memberikan akbar sejumlah uang untuk di sana, kemudian mereka berpamitan.

Sepeninggal akbar, rina kemudian masuk kekamar, rina menghempaskan tubuhnya ke ranjang, tubuhnya terasa letih, kakinya mau copot, semua yang diceritakan vera kembali terngiang-ngiang, rina terbayang-bayang cerita vera malam itu, rina menggigit bibirnya,tangannya mengelus memeknya uhhhh.

***

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd