Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Puput yang cantik, Puput yang manis, Puput yang.... (Story by KudaAir) 'old, revised, and remake edition'

Mendingan yg mana

  • Arman comeback

  • Rangga forever

  • Yg laen lah, bosen...

  • Satpam sebelah gedung apartemen

  • 'Gang Bang' lah kuy!!


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Maaf suhu, bukan bermaksud mengabaikan ini lapak :ampun:
tapi karena tidak ada kepastian kapan updatenya makanya pada kabur kelapak lain dulu
:ampun:
Oalah gitu ternyata

Klo gitu kedepannya akan dijadwalkan deh buat update nya...
 
Wah cerita fetish fav ane uda update ternyata. Ditunggu next updatenya hu Kudaaer
 
08 Maret 2017


Pukul 09:00 pagi



Pagi yang mendung ini terlihat begitu berjalan dengan datar nan lempeng di salah satu kelas teknik industri di lantai 4. Dosen yang bisa dikatakan sudah dimakan senja baik ilmu maupun penampilan dan umurnya menjelaskan materi dengan gaya bahasa yang dicampur ejaan yang disempurnakan dengan aksen ibukota bagian selatan yang bisa dibilang sangat tidak sesuai dengan karakternya. Ternyata dosen senior tersebut menggunakan bahasa yang dicampur aduk untuk berusaha nyambung dengan para mahasiswa yang beberapa memang lancar dalam bahasa asing. Di kursi paling belakang di antara para mahasiswa yang sebagian memperhatikan sebagian tidak, Arman sedang memakai kapucong tebal warna sedang bersandar di kursi. Pandangannya ditutupi sebagian oleh penutup kepala untuk menutupi tangannya yang sedang memakai earphone. Ini adalah salah satu kelas membosankan dengan dosen membosankan diantara tiga kelas membosankan dikarenakan dosen yang sama membosankannya mengajar kelas yang terbilang… cukup berpengaruh terhadap indeks prestasi kumulatifnya.

“Oi, tidur wae lo. Noh meratiin si abah lagi ceramah.” Toel Daniel ke pundak Arman.

Arman hanya mendengus lalu semakin menutupi kepalanya. Lantunan musik akustik coveran musisis gondrong berbunyi merdu membantu rasa kantuknya semakin datang menghampiri pagi ini.

“Anjing lah, ini orang kebanyakan gula ya. Oi masih pagi…” Daniel berbisik.

“Bacod! Ngantuk gw gegara semalem anjing…”

“Ngapain lagi lo semalem?” Tanya Daniel kepo merundukan kepalanya untuk melihat wajah Arman.

“Ngebandar. Ada yang nitip setrip semalem…”

Daniel terkejut membelalak “Ah yang bener lo? Bukannya udah kagak maen lagi elo begituan…?”

“Ya kagak lah Niel, polos amat jadi orang.” Arman gregetan dengan Daniel yang masih berusaha membangunkannya dari tidur sakral keduanya.

“Arman Baskara Nugroho?”

Pak dosen tua tersebut mendadak memanggil nama Arman. Sontak Arman yang tertunduk langsung memperbaiki posisinya dan membuka penutup kepalanya.

“Saya pak.”

“Hmmm… Rian Dwijadja?”

“Yeee sianying lagi ngabsen ternyata… dikira mau ngelempar pertanyaan lagi kek semester2 dulu.” Gumam Arman menatap tajam namum gusar.

Daniel hanya cekikikan geli melihat teman sampingnya yang tiba2 panik.







--------------------​






“Eh cui, itu kemaren2 gimana si Amanda?” Tanya Daniel ke Arman yang sekarang mereka berdua sedang ada di toilet setelah kelas selesai.

“Hah? Apaan?” Tanya Arman pura2 tuli yang sedang berkaca merapikan rambutnya yang hampir gondrong.

“Yee si ngentit pura2 bloon! Itu si Amanda gebetan elo, kagak tau apa beritanya?”

Arman yang berasumsi Daniel ingin bertanya soal kabar Amanda mendadak bingung mematung lalu melirik Daniel yang habis mencuci mukanya.

“Maksud lo? Berita apaan?”

“Doi koma.”

“Koma gara2 apa?” Arman msih santai bertanya.

“Katanya sih gara2 OD waktu itu. Diketemuin di kamar apartemen bareng dua orang laen. Yang laennya sih jelas OD, cuman si Amanda masih beloman jelas. Tapi emang di badannya ada kadar alkoholnya sih.”

Arman langsung berasumsi cepat “Hah? Yehh itu mah doi nenggak oplosan asal cemplung…!!” Arman kaget tapi tidak terlalu kaget. Dalam hatinya dia bersyukur bahwa perempuan matre tersebut tertimpa musibah.

“Yee orang rame di IG temen2nya pada posting segala macem. Ngedoain dia cepet sadar lah, cepet sembuh lah, cepet pulih lah…”

“Terus dua yang laen gimana?” Arman lebih tertarik menanyakan dua orang lainnya yang bersama dengan Amanada ketimbang Amanda itu sendiri.

“Mati. Syarafnya kena. Satu ada yang udah muntah darah sebelomnya… satu lagi bebusa banyak sampe matanya keluar darah…”

“Anjing… ngeri amat sampe begitu. Emang make apaan pada…?” Tanya Arman bergidik ngeri.

“Sabu katanya sih.”

“Make sabu kenapa sampe lewat begitu, bangsat? Itu mah antara racikannya kagak bener atau makenya kagak nyadar tempo, asal sedot aja kayak gula donat.”

“Emang elo si ‘paling tau’ dari tadi…” sindir Daniel ketus “Ya kali mereka udah naek banget terus mau dapetin lagi, kali.”

Percakapan mereka berdua didalam toilet serasa seperti Bandar narkoba yang sedang berbagi cerita mengenai korban pemakai narkoba. Sampaiu datanglah seorang mahasiswa berkulit legam bergigi kuning cerah masuk kedalam toilet sambil mengorek hidungnya dalam2 dengan jari kelingking.

“Dih, ngapain lo pada masih disini woi? Mau sepakatan orderan lo ya bedua? Apa udah siap buka celana salah satu?” celetuk Farhan asal.

“Si geblek dateng2 ngebacod gituan.” Umpat Daniel memukul dada Farhan pelan.

“Ah udah cabut ege, ngapain sih di wc bertigaan begini.” Tambah Arman.

“Gw mau berak, ngapain lo suruh keluar lagi peak.” Sahut Farhan santai.

“Yaudah sono buru berak!!” Arman menoel belakang kepala Farhan yang cengengesan.







--------------------​





Di kantin fakultas teknik suasana terasa begitu tidak ramah semenjak kedatangan Arman. Beberapa mahasiswi perempuan mulai berbisik satu sama lain seiring dengan berjalannya Arman ke salah satu meja kosong. Omongan2 masih terdengar sayup bahkan ketika Arman sedang memesan makanan.

“Man… lo enggak ngerasa apa?” Tanya Farhan khawatir.

“Ngerasa apaan?”

“Ini orang2 pada ngomongin elo…”

“Ngomongin apaan?”

“Ah bego lo… lo tau kaaann… si Amanda… koma…” Farhan berusaha memberi kode sambil berbisik kuat2.

Tetap saja Arman menanggapi dengan cuek maksimal. Setelah sepiring porsi nasi warteg telah didapatinya, Arman dan Farhan pergi ke kursi yang telah ia tempati bersama dengan teman2nya yang lain. Disana ada Daniel, Yosep, Adit, mahasiswa teknik industri, Doni mahasiswi teknik informatika satu angkatan dengan Farhan, lalu Riki mahasiswa teknik elektro yang satu kelompok mahasiswa baru dengan Arman dan Farhan, dan Banu mahasiswa hukum yang juga satu frekuensi dengan yang lainnya.

Arman lalu duduk di kursinya dan asik menyantap hidangannya. Dua suap kemudian Arman merasa bahwa ada yang aneh dengan teman2nya. Hampir semua yang duduk disana memperhatikan Arman dengan terheran.

“Apaan sih anjing pada ngeliatin gw begitu amat? Emang gw teroris…”

“Cui…” Doni menyerahkan ponselnya ke Arman.

Dilayar tersebut dengan jelas terpampang foto Amanda sedang berbaring dengan kabel hampir disekujur tubuhnya. Tepat di mulutnya terpasang selang ventilasi lengkap dengan peralatan medis lainnya di samping kasur. Dibawahnya bertuliskan paragraf yang sangat panjang mengenai deskripsi foto tersebut. Tidak terlalu jelas konteksnya. Menurut Arman yang sedang sibuk membaca tulisan tersebut, Amnda dikabarkan koma setelah ditemukan di kamar apartemennya bersama dengan dua orang yang telah tewas. Selebihnya adalah kalimat2 mutiara, berharap Amanda bisa kembali pulih beserta dengan kata2 mutiara lainnya dalam bahasa Inggris. Beberapa juga Arman baca berbau sindiran halus untuk dirinya.

Lalu Arman kembali menyerahkan ponsel tersebut ke Doni, lalu memotong telur balado kemudian menyantapnya dengan nasi.

“Udahan baca cui?” Doni bertanya karena melihat tidak ada ekspresi atau tanggapan apapun oleh Arman.

“Terus gw mesti ngasih tanggepan apaan? Nangis gitu dateng2 ke UGD?”

“Ya bukan gitu peak. Soalnya-..”

Baru saja Yosep ingin menambahkan, Arman mendadak memotong “Amanda udah lama kelar sama gw… lagian denger2 juga dia udah jalan lagi sama orang laen beberapa hari selesai sama gw. Jadi doi bukan urusan gw lagi…”

“Dengerin dulu, Man.” Sambung Yosep bersikeras.

“Apaan lagi? Udah lah gw kagak mau ambil pusing...”

Tiba2 dari arah belakang datanglah segerombol mahasiswi modis menghampiri Arman. Ekspresi mereha terlihat begitu masam dengan tatapan ingin membunuh seorang berjaket abu sedang makan siang disitu.

“HEH!!”

Salah satu perempuan paling depan sempat ingin membalik piring yang berisikan lauk santapan Arman. Dengan gesitnya, Arman langsung menangkis serangan tersebut layaknya di film2 aksi negaera luar.

“Elo mantannya Amanda!?” Tanya perempuan tersebut galak.

Arman menengok kearah perempuan tersebut. Betapa kagetnya ketika dia melihat gaya perempuan tersebut yang lebih modis dari mahasiswi lainnya, bahkan para perempuan yang dibelakangnya yagn tadi mengikuti.

“Siapa?” Tanya Arman.

“Jangan pura2 bego lo, nyet! Elo kan yang bikin Amanda jadi begitu…? Koma begitu…!?” cercau perempuan tersebut keras2.

Suasanya kantin kampus pun berubah menjadi senyap melihat keributan yang terpusat diantara Arman dan perempuan modis tersebut.

“Amanda siapa? Yang mana sihhh…??”

“Eh anjing! Gw ingetin lo ya… lo udah buat temen gw jadi begitu sekarang dirumah sakit. Terus sekarang elo enggak mau tanggung jawab buat ngapain gitu…!!”

Perempuan tesebut masih mencercau tidak karuan, diikutin tambahan cercauan teman2nya dibelakang. Arman sebenarnya tidak terlalu terganggu dengan kerasnya teriakan perempuan yang bernama Theresa tersebut, melainkan gigi Theresa yang terlihat dibehel tebal2 dan aroma parfum sangat menyengat membuat Arman jadi salah fokus.

“Terus?” Arman menanggapi santai sambil berdiri.

“Oh gitu tanggepan elo…. %$#$%@#$@#$ dasar lo $!#!*^&$ gw ingetin ya, gw punya !!%^&#%&!*%&”

Arman yang tadinya biasa saja menjadi jengah karena ocehan2 frustasi Theresa juga menyemprotkan cipratan liur yang menyirami wajah Arman. Akhirnya sampailah Arman dibatas emosinya dan memikirkan apa yang akan selanjutnya ia lakukan untuk perempuan bergaya bak peliharaan penjabat satu ini.

“Eh lonte… gw kasih-…”

Ketika Arman ingin memulai segalanya dengan memaki, datanglah satu orang lagi teman Theresa dari kejauhan berlari tergesa2.

“Ehhh blayyy… gila lo ya…!!!”

“Ini lagi satu, ngapain lo ngalangin gw sama nih orang!!?? Tuh lo liat aja kan bentar lagi palingan tangannya mau nampol gw, iya kan? Mau lo gw viralin di IG, hah?”

“Aaaaa bukaaan Theeerrr… jadi… ppsst… psst… pssttt.. nah jadi psst… psst… psst… psstt… gituuuuuu.”

Theresan mendengar bisikan dari temannya yang jauh lebih pendek dari dirinya. Setelah itu, Theresa terdiam lalu memandang Arman masih dengan tatapan tajam namun lebih goyah dibanding awal2 menunjukan amarahnya.

“Hm?” Arman hanya menaikan pundaknya yang daritadi dipegang oleh Farhan dan Riki untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan “Jadi…??”

Theresa masih melihat tajam Arman dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia berusaha memandang jijik namun kesan tengsin sangat ditonjolkan dari ekspresi wajahnya. Lalu perempuan yang berbisik ke Theresa tadi melanjutkan ke teman2nya yang mengikut di belakangnya.

“Enggak lanjut lagi bu??? Gw siapin kuping nih buat ngedenger lanjutan bacod dari elo nih. Atau perlu gw siapin muka gw buat elo tampol?”

Arman menantang Theresa yang mulai menciut dan mundur teratur. Dengan amarah yang masih memuncak, Theresa pun melampiaskannya kepada perempuan mungil yang memberikan informasi keadanya barusan.

“Sini lo!! Lo ngapain baru ngasih tau gw sekarang, anjing!!”

“Ya elo lagian kagak mau ngedenger gw ngomong Theeerr!! Mending sekarang cabuuuutt…!! Anak2 teknik udah pada ngeliatin kita gini…” sahut perempuan itu dengan takutnya.

“Wuih2, selaw dek. Temen2 gw pada baek kok semua disini. Ya, cuman yang duduk sama gw sih yang gw tau pasti baek satu sama laen, sisanya ada beberapa yang gw kenap ade2an gw yang duduk diujung, terus abang2an gw juga beberapa ada yang lalu lalang daritadi meratiin. Sisanya? Kagak tau dah gw ya. Pokoknya siapin aja nomor darurat di hape lo pada.”

Ancaman bernada seram dari Arman membuat Theresa semakin memundurkan dirinya, terlebih Arman yang semakin menghampiri setelah dicegah habis2an oleh Riki dan Farhan ditambah Yosep ikut membantu.

“Udah bray udah… jangan diayoin lonte kayak gitu, udah…” Riki menenangkan.

“Iya bener cui, udah. Biarin aja pada cabut itu…” tambah Yosep.

Arman tidak mempedulikan cegahan dari teman2nya. Dia semakin menghampiri Theresa yang menjauh pergi sambil terus2an memaki teman kerdilnya sambil sesekali menengok kebelakang.

“Bangsat emang! Dua kali gw kena begini2an dari itu orang! Kalo mau salahin ya salahin cowonya yang sekarang yang anak pengusaha beras bulog noh!!” umpat Arman sambil diajak kembali ke kursi mereka.
 
09 Maret 2017



Keesokan harinya





“Hah? Insiden salah ngedamprat orang?” Tanya Puput bingung kepada Jessica dan teman2nya yang sedang bergosip di kantin fakultas Psikologi.

“Ih iyaaa, kemaren tuh ada anak2 manajemen geng2an hype berduit gituu dateng ke kantin anak tekdus terus ngemaki2 orang disitu.” Ucap Jessica mencomot biskuit Poccy dari Siska, mahasiswi Sastra Inggris.

“Hemmm, kayaknya perlu nanya ke Citra nih perihal gitu2an. Soalnya dia kan anak manajemen.” Ucap Dewi sambil tatapan matanya tidak lepas dari layar ponselnya yang sedang memainkan game ‘MMORPG’

“Iya nih, akhirnya gengs bahan gosipan.. eh bahan penelitihan baru. Uhuuuii…” celetuk Marina heboh lalu ikutan mencomot Poccy milik Siska.

“Iya gitu ya, sambil lo pada ngobrol Poccy gw diembat aja semua mua aja. Untung sayang gw sama elo pada…” Siska mulai mendumel.

“Yeee pelit amat sayang! Orang cuman bagi beberapa!” seru Jessica mengigit ujung Poccy rasa coklat tersebut.

“Beberapa mata lo soak! Lo udah ambil dua! Si Puput satu! Dewi sama Marina lebih enggak ngotak ambil empat biji!! Lo Berdua mau pake buat sembayang dewa patung apaan!!”

“Ck… sini deh sini gw tayank2 dulu! Ambek amat lo siang2 gini sih!” peluk Puput mesra ke tubuh Siska yang terbilang pendek.

“Hemmm emang cuman Puput doang yang paling tau diri dari lo2 pada. Udah pengertian, toketnya gede, pinter pula. Sayangnya aja basah ketek…” Siska memeluk sambil mengelus bagian ketiak Puput yang basah tertutupi kemeja warna biru tua.

Pujian meroket berujung jatuh ke jurang tersebut membuat Puput jadi naik darah dan gregetan dengan mulut temannya satu ini “Oh…”

“Agh plis jangan! Iya ampunnn… hhhmmp!!” Wajah Siska sukses didaratkan paksa ke payudara lalu berujung ke ketiak Puput.

“Ew ew ew ew ew ew ew!!! Kesel ih enggak suka!!” Siska mencercau habis2an sambil menggosok hidung dan mulutnya.

“Oh gitu Sis… lo barusan naekin gw sekarang lo jatohin gw gitu. Mau gw ambil Poccy elo sebungkus nich…” Ancam Puput bernada candaan.

“Ih enggak!! Orang gw mau buka Poccy lagi kok… tuh tuh tuhhh…” ucap Siska cembetut sambil menunjukan dua kotak Poccy rasa stroberi dan white chocolate.

“Iyeeeeyyyy…. Gitu dooooong!! Thank youuuu Poccy nya sayang. Sini gw hug lagi…” seru Puput ceria.

“GAAAAK!! Keti lo bau…!!” geram Siska mencegah sambil mendorong dan meremas Puput tepat di payudaranya, membuat Puput memekik kaget.

“Heh!! Gila ya!!”

“Udah sih udaaaahhh, mari kita kembali memalak Poccy Siska lalu kembali menghibah soal kebodohan anak manajemen tadi di kantin tekdus. Sebelom masuk kelas lagi nanti, ya kan ya kan?” Marina mengembalikan suasana untuk kembali memulai gosip.

Namun baru beberapa kalimat pembuka dibuka oleh Jessica, Siska tersentak kaget terdiam sesasat.

“Eh bentar2…”

“Kenapa lo?” Tanya Dewi melirik Siska heran.

“GW ADA KELAS NYEET!! BARU INGET GWEEE!!”

Sontak Siska bergegas membereskan semua barang2nya dan mengenakan ransel merah tua motif bunga2nya. Tidak lupa juga Poccy yang dia masukan kembali kedalam kotanya, membuat Puput dan yang lainnya ramai mendesah kecewa karena cemilan yang menemani mereka diambil alih oleh sang pemilik.

“Udah siniin Poccy elooo…” ancam Marina dengan nada manis.

“Gak! Bye!”

“Dihh yaudah bye! Ati2 nyebrang kelasnya, entar kenap damprat sama yang lagi kita omongin lho.”Dewi melemparkan celetuk ke Siska yang berlalu yang langsung dicegah oleh Puput.

“Hush! Lo mah ya…”

“Eh lanjut dong lanjuuuutt…” Marina mulai gregetan.

“Ya intinya tadi itu perempyan ngedamprat gitu ke gedung tekdus, terus salah orang. Enggak salah juga sih, soalnya yang didamprat juga bekas mantan si Amanda2 ini, tapi kejadiannya udah beberapa minggu lewat. Denger2 sih sekarang dia udah sama cowonya yang bar uterus berantem lagi.” Jessica mulai bercerita dengan nada serius.

“Terus apa hubungannya sama si cowo yang di damprat ini?” Tanya Marina.

“Bekas mantan, Mar. Tapi gw rasa sih si cowo ini juga emang terkenal karena dia suka deket2 sama banyak cewe. Terus juga anak himpunan juga, bahkan sempet ikut ret2 buat calon badan eksekutif mahasiswa.

Mendengar hal tersebut, Marina dan Dewi langsung menengok kearah Puput. Jelas saja Puput langsung memutar bola matanya karena tahu kemana arah percakapan ini.

“Gw kagak tau urusan gituaaann, duh kenapa sih hubungan2 soal himpunan sama BEM nanyanya ke gw semua?”

“Lho, lo bukannya ikut pencalonan, Put?” Marina bertanya.

“Masih wacana sejauh ini. Lagian kan nama2 dari psikologi kan banyak yang masuk, bukan cuman nama gw doang.”

“Yahh, baru aja kita pengen ngebahas.” Marina langsung lemas kecewa.





---------------------



Kebulan asap vape tebal mengepul di langit2 outdoor minimarket tempat Arman, Farhan, Banu, dan Doni nongkrong. Insiden Arman yang dihampiri oleh para mahasiswi manajemen menjadikan topik obrolan mereka ditemani vape dan rokok masing2.

“Lagian itu orang sih ya, gw curiganya emang dia nya yang nyari2 orang yang ada kaitannya biar disalah2in gitu, Man.” Banu berpendapat.

“Yelah, orang kayak gitu mah kayak jamed2 aja, ramean berani, sendiri ngajak ramean.” Tambah Yosep sambil membetulkan posisi kacamata tebal nya.

Arman hanya menunjukan ekspresi malas2an sambil mengangkat alis dan menenuk sudut bibirnya. Dai sebenarnya malas membahas soal tadi siang. Tujuannya berkumpul dengan teman2nya hanya ingin membahas obrolan lain selain kejadian tadi.

“Udah gblk, jangan dibahas2 terus. Biarin ae udah.” Farhan peka dengan gelagat temannya satu ini “Cuman… emang kocak sih tau2 dateng cewe badannya kecil terus ngebisik2 disamping tuh cewe. Abis itu si Arman nyamperin buat ngebadanin, makin sekut tuh cewe udah!!”

Farhan dan yang lainnya pun tertawa terbahak2, termasuk Arman walaupun hanya cengar cengir.

“Elo kan juga kagak ada urusan lagi sama si Amanda, Man.” Doni mulai menyambung setelah mematikan ponselnya sehabis membalas chat dari pacarnya.

“Makanya itu gw kagak mau urusan lagi kan. Entar palingan malu sendiri mereka pada.”

Selang mereka mengobrol, Yosep sedang sibuk melihat2 layar ponselnya sambil menunjukan kepada Banu. Banu mengangguk berkali2 sambil memperhatikan dengan seksama “Boleh nih boleh, ajak yang laen coba, Sep.”

“Apaan tuh?” Tanya Farhan penasaran.

Yosep menunjukan gambar poster promo liburan ke anyer dengan harga murah meriah.

“Lima puluh persen… kalo ngajak 15 orang… hm… kalo tigapuluh persen… hm hm…” Farhan bergumam tidak jelas membaca keterangan disitu.

“Yodah coba gimana yang laen…”

Arman mengambil ponsel Yosep lalu membacanya sendiri. Matanya terlihat memicing membaca tulisan yang semakin rapet di beberap sudut poster.

“Sabi sih. Cuman mau ajak siapa lagi emang?” Tanya Arman sambil tangannya melambai kearah juniornya yang menyapa Arman sambil keluar dari minimarket.

“Ya kita2 aja udah.” Jawab Doni cepat.

“Ah gersang amat ngehe, cowo2 semua!” Farhan tidak kalah cepat menimpa jawaban Doni “Anyer boi, anyer… pantai. Kalo ngajak laki doang mah kagak puas. Apa lagi elo2 pada lagi yang ngikut, terus si Adit… Daniel… yhahh…”

Terlihat ekspresi tidak puas dari Farhan yang terus terang ingin mengajak selain teman2nya. Arman dan Yosep seketika berpikir siapa lagi yang dapat ikut setidaknya untuk menutupu biaya akomodasi.

“Villa nya coba liat dong. Sini send ke WA gw…” pinta Banu ke Yosep.

Banu dan Yosep sibuk membicarakan suasana villa yang mungkin akan menjadi staycation di nayer nanti. Ada banyak pilihan mulai dari yang sederhana dengan desain klasik tahun 70an sampai dengan desain modern era 2010an seterusnya.

“Eh ini bagus nih yang temboknya kuning. Dalemnya juga lantai parket2 gitu. Coba liat harganya cui…” Banu terlihat semangat melihat nyamannya suasana villa di dalam foto2 yang dikirim oleh Yosep.

“Eh bentara duluuuu… ini jangan asal milih tempat segala macem, nyari orang yang mau ngikut gimana?” Arman menyanggah.

“Kita2 aja udah. Ribet kalo ngajak yang kagak deket2 mah.” Doni kekeuh dengan omongannya.

“Yelahhh… kering cui! Perlu yang seger2 gw! Masa batangan semua lagi aja yang ngikut??”

“Emang lo mau ngajak siapa nanti?” Tanya Arman dibantu tatapan mata dari Yosep dan yang lainnya.

“Cewe2 psikologi angkatan 2015…”

Mereka pun semakin menatap tajam ke Farhan, lalu menengok satu sama lain.

“Dah gila lu…” umpat Yosep tajam

“Ngajak cewe2 industri aja belom tentu mauan pada. Ini lagi ngajak2 anak psikologi. Keras amat idup lo…” tambah Banu semakin menyudutkan Farhan “Kagak sekalian aja itu cewe2 yang ngedamprat kita2 lo ajak juga.”

Farhan mengusap sambil cembetut karena tidak ada yang berpihak kepada dia dan… hasrat seksualnya kemampuannya untuk berteman dengan siapapun. Sudah lama sebenarnya Farhan ingin menjalin hubungan dengan Puput and the gang semenjak perkenalannya dengan Dewi dalam satu kelompok penerimaan mahasiswa baru angkatan mereka. Namun Farhan kesulitan karena tidak mudah menemukan langkah2 bagaimana supaya Farhan dapat bertemu dengan Dewi kembali. Dan inilah saatnya Farhan mewujudkan itu kembali dengan kesempatan liburan bersama dengan teman2nya ini.

“Tapi ide bagus sih. Coba aja nanti…” Arman tiba2 positif.

Mereka pun terbelalak kaget, kecuali Farhan yang tersenyum sambil menunjuk setuju ke Arman.

“Eh nih ya, gimana ceritanya kita coba ngajak mereka. Terakhir ketemu juga mereka lewat2 aja di lobby utama. Itu juga sapa mata doang satu sama laen.” Doni masih ragu diikutin Yosep.

“Bisa kok bisa. Gw tau caranya…”

Arman pun membahas mengenai rencananya sambil menggerak2an tangannya. Yosep dan Doni masih memicing heran sementara Farhan sudah terlanjur bahagia sambil menyetujui semua rencana Arman.

“Lo yakin ngajak Daniel gitu?” Tanya Doni.

“Iyalah. Dia kan yang paling mendingan diantara kita. Jangan nyuruh Farhan. Tar kaget mereka disangka mau diajak ke kebon sawit buat diperkosa.” Canda Arman yang tidak melunturkan senyuman Farhan.

“Emang elo kagak mendingan, njing? Lo, Daniel sama Riki kan paling ganteng orangny diantara kita2 pada. Apa lagi elo kalo maen basket atau futsal, pasti ada aja dua atau tiga orang cewe random yang duduk di kursi buat ngeliatin elo maen. Mana pake celetukan2 genit pula…” ucap Doni iri.

“Tapi Daniel lebih manis mulutnya dari gw. Komunikasi dia lebih pinter dari gw. Makanya mantannya lebih banyak dari gw juga….”

“Yodah2… dicoba ae dulu mending, ya kan? Sini dah gw bikini grup chat biar gw ada itungan kerja!” Farhan semakin heboh lalu mengutak atik aplikasi chat di ponselnya.

Sehari setelah grup liburan telah dibuah oleh Farhan, beberapa orang mulai memasuki setelah diundang satu per satu. Jessica dan Marina nampaknya sebagai salah dua perwakilan untuk mempersuasi teman2 mereka , sementara para laki2 setuju untuk ikut semua.
 
09 Maret 2017


Pukul 20:00




Puput membaca sekali lagi chat yang dikirim oleh Jessica mengenai ajakannya pergi ke pantai anyer bersama dengan para mahasiswa teknik industri dan teknik2 lainnya. Semakin lama Puput membaca semakin alisnya mengerut heran. Jessica dan Marina terlihat mengirim beberapa foto brosur sebagai alat bantu untuk mempromosikan. Apa lagi harga yang terbilang cukup murah dan spot untuk berfoto yang cantik membuat sebagian anggota di grup ‘Ghibah Cantik 2018’ memutuskan untuk ikut.





Jessica: Tuh kan, bagus2 villa… ya enggak sih??”



Dewi: Ehhhh iyaaa yuukkk… ikut padaaa!



Marina: ayo gengs kita party2 nantiiii!!



Siska: Gw ajak Raymond boleh enggak ya nanti?



Jessica: Boleh kali. Entar coba gw Tanya bisa nambah orang lagi apa enggak.



Jessica: Eh @puput ikut enggak?



Me: Gw enggak ikut​



Jelas saja satu kolom berisi penolakan tersebut membuat seisi grup langsung heboh seketika. Dewi, berserta yang lainnya membujuk mati2an Puput yang langsung memberikan beberapa alasan seperti kurangnya biaya, sedang malas pergi jauh, atau ingin beristirahat selepas mengikuti acara latihan kepemimpinan di luar kota seminggu sebelum acara liburan anyer.



Dewi: Banyak alesan ishhh



Marina: Udah Put, ikut aja kali… kan ada kita2 pada gitu..



Siska: Iya… enggak sendirian kok elo disono, entar juga kalo

yang laen macem2 sama elo bisa kita bantuin juga



Dewi: Apa elo takut mereka para cowo2 macem yaaa?? Tenang Put tenang…



Dewi: Kayak si Sika bilang tuh, entar kita bantuin kalo lo diapa2in…



Me: Haha.. makasih gengs. Tapi bukan gegara itu gw

kagak mau ngikuuutt


Jessica: Kenapa dong?



Cecil: Haiiii haiiiiii!!!



Cecil: Cecil ketinggalan apa nich???



Cecil: Ohhhh anyer yaaaa???



Cecil: Cecil ikuuuttt!!



Jessica: Tuh Cecil aja ikut langsung Put…



Jessica: @CITRA



Jessica: Ikut enggak?



Me: Enggak saaayy



Me: Kalo enggak nanti deh ya gw kabarin lagi

ke elo pada kalo ngikut apa kagak gw nya



Me: Gw lagi ngebaut tugas kelompok nihh beteweee



Me: be er be yaa



Me: Yang merasa anggota kelompok gw, tolong

acungkan jari telunjuknya masing2



Me: Sudah pada beres belum anak2????




Jessica: Nihhhh lagi kerjain



Dewi: Tugas apa ya?



Me: Oke, Dewi auto gw kick… daagh




Dewi: Ih males maennya kak kik kak kik



Me: HAHAHAHAHAHA
 
12 Maret 2017


pukul 08.00 pagi





Cuaca cerah di pagi hari menyinari jendela setiap perumahan atau kos bertingkat. Pukul 9 ini umumnya para penghuni kos sudah pergi ke kampus atau kantor masing2. Namun karena hari ini tepatnya hari libur, beberapa dari mereka masih membantai waktu tidur untuk melampiaskan rasa lelah setelah 6 hari beraktivitas. Berbeda dengan penghuni lain, Puput sedang melakukan yoga di atas matras merah muda nya di kamar. Kedua telinganya disumbat dengan earphone yang melantunkan alunan lembut musik klasik. Beberapa gerakan seperti merenggangkan kaki dan punggung, atau mengangkat kaki kanannya tinggi2 dengan menutup telapak tangan, sampai posisi tangan dan kaki kirinya menyentuh lantai sementara anggota tubuh kanannya terangkat (kalo enggak salah nama pose nya ‘Half Moon’….) Puput terlihat begitu terampil membuat gerakan2 tersebut.

Sampailah posisi dimana Puput berdiri lalu mengangkat kaki kanannya ke belakang dan meraih ujungnya dengan tangan kanannya dan menahannya beberapa detik. Kedua matannya tetap terpejam tetap berkonsentrasi menikmati setiap alunan musik.

‘BBBZZTTT… BBBBZZTT’

Cheotnune neol araboge dwaesseo

Seorol bulleowassdeon geotcheoreom

Nae hyeolgwan sok DNAga malhaejwo

Naega chaja hemaedeon neoraneun geol

Tiba2 lantunan lagu klasik berubah menjadi lagu boyband K-Pop. Ternyata ringtone panggilan masuk ponsel Puput berbunyi. Sontak Puput membuka matanya lalu berdecak kesal karena fokusnya terberai.

Tau gitu gw ganti ke mode don’t disturb…

Puput melihat layar ponselnya dan mendapati panggilan masuk dari Linto.

“Halo, kenapa To?”

“Hai Put. Udah bangun pagi lo, tumben…”

“Iya, lagi yoga tadi.”

“Ohh..”

“Terus elo ganggu…”

“Ya map atuh. Gw kan ngiranya elo lagi aerobik atau masih tidur. Eh tapi bukannya elo biasanya tiap hari kami elo nge gym ya?”

“Udah enggak, kan udah tutup tempatnya waktu itu.”

Karena sudah terlanjut mengobrol dengan Linto, akhirnya Puput pun duduk di matras lalu mengelap butiran keringat di leher dan sekujur dada dan tangannya. Hari ini Puput memakai sports workout longgar warna hijau muda dengan bawahan celana legging hitam. Walaupun lekukan tubuhnya tertutup dengan longgarnya pakaian atas, kedua payudaranya terlihat begitu kencang dan penuh karena dilapisi oleh sports bra warna hitam yang membuat kesan menimbul di bagian payudaranya.

“Btw tumben elo nelpon pagi2 gini.”

“Ah, enggak. Gini…” Linto mulai terdengar ragu.

“Lo mau ijin kemana lagi?” Pupt langsung menembak arah maksud Linto.

“Enggak2.. bukan gimana2 kok. Gw ada acara sama temen2 lama gw di daerah L nanti ngomongin soal kerjaan gitu. Nanti perginya ganti hari laen bisa kagak? Atau lo mau hari ini?”

Puput hanya berdehem cuek lalu meneguk sebotol air melepas dahaganya.

“Jadi, mau kapan?”

“Enggak usah ni hari ah. Gw lagi mager.”

“Mau besok?” tawar Linto sekali lagi.

“Besok kan gw ada tugas sampe malem.”

“Ohhh gitu. Yaudah.”

Keduanya terdiam satu sama lain. Linto merasa sangat tidak enak harus izin pada hari minggu ini mengingat Puput yang sedang melakukan salah satu kegiatan favoritnya.

“Put..??”

“Hmm?”

“Kok diem?”

“Gw minta tebusan…”

“Hah? Maksudnya?” Linto melengos.

“Anterin ayam geprek matah level 15 plus sambel matah tambahan, thai tea less sugar, sama susu sroberi dua kotak. Kalo elo mau gw ijinn buat pergi sama temen2 elo, mending buruan anterin ke kosan gw….”

Sekarang Linto yang diam tidak berkata apa2. Pikirannya sibuk mencerna maksud permintaan Puput.

“Hahahaha… apa sih kok diem begituuuu? Gw becanda kali! Tegang amat jadi cowo, To.”

“Yeee elahhhhh….gw kirain kenapa lo. Tapi mau becanda apa kagak mah tetep gw beliin nih buat elo.” Ucap Linto serius.

“Ck, dibilangin becanda. Udah ahhhh…. Gw mau lanjut lagiiii. Byeee…” Puput langsung menutup telpon dari Linto.





----------------------




‘Tok tok tok’

Suara ketukan terdengar dari luar kamar kos Puput. Puput yang sudah bersih2 setelah mandi dengan setelah kaos ketat warna hijau tua dan bawahan celana gemas merah muda pun beranjak dari kasur dan meletakan buku pengantar psikometri nya.

“Siapa?”

“Ojol bu. Mau nganter makanan dari-..”

Belum selesai orang tersebut berbicara, Puput langsung membuka pintu kamarnya. Tatapannya menatap agak tajam dan malas melihat Linto yang sudah berada di depannya sambil menenteng kantung berisi apa yang Puput tadi lontarkan sebagai candaan.

“Selamat siang, kak Puput?” Linto menyengir lebar.

“Dibilangin becanda…” Puput melipat kedua lengannya di dada “Masuk dulu enggak?”

“Enggak apa2 nih?”

“Hadeh… kayak baru masuk ke kosan cewe aja lo.”

Puput menyiapkan meja lipat kecil untuk menaruh makanan dari Linto. Mangkuk karton di dalam plastik putih tersebut langsung dikeluarkan dan dibuka isinya. Terciumlah aroma harum ayam goreng dan sambal matah mengepul hangat disitu.

“Sesuai pesenan kan?” Linto tersenyum.

“Emm…” Puput bergumam jutek namun terbesit senyuman tipis.

“Kalo mau senyum ya senyum aja kali, Put. Gitu amat…”

“Hmm… hehehe… yaudah2…. Maaciihhh.” Puput memeluk Linto erat2.

“Entar suapin juga boleh enggak?” pinta Puput manja.

Sontak Linto malah langsung mencium bibir tipis Puput dengan lembutnya. Puput yang kaget langsung mendorong sedikit pundak Linto untuk menjauh. Namun gerakan lidah Linto di dalam mulutnya membuat Puput jadi kewalahan.

“Mhhghh.. slrpphh.. Tohh… emmhh… mau makan duluuuu….”

“Oh…. Jadi entar gw dikasih kesempatan kedua nih gara2 kemaren enggak berhasil?” Tanya Linto berbinar.

“Ya liat nantiiii. Sekarang gw mau makan. Elo menjauh2 dulu. Tapi tetep tangannya nyuapin gw, soalnya gw lagi seru baca jurnal pinjeman perpus. Jadi jangan bertindak mesum, okeeee?” Puput meraih buku yang ditaruh di kasur lalu membacanya kembali.





---------------------




12 Maret 2017



pukul 10.00 pagi





Di lain tempat tepatnya di salah satu kosan lain yang kali ini cukup dekat dengan stasiun kereta api, Jessica sedang berbaring menghadap tembok dengan telinga yang disumpal earphone kabel putih. Nampaknya dia sedang menonton film drama romansa barat di ponsel mahalnya. Adegan disana memperlihatkan dua pasangan sedang melakukan hubungan seksual disamping ranjang sambil terdengar erangan satu sama lain. Jessica sudah tahu adegan seperti ini akan muncul karena dia sudah menonton film ini cukup sering. Maka dari itu dia pun memojokan tubuhnya dan meringkuk. Tangan kanannya terlihat memegang sebuah mainan seks berbentuk penis imitasi berwarna merah muda persik. Sebelumnya, Jessica terlihat mendesah pelan seiring dengan adegan pemeran laki mulai mengelus tubuh si perempuan dengan erotis.

“Nnh.. hhh… hh… hh..”

Jessica perlahan melepaskan celana pendek oversize motif batik nya sampai ke pergelangan kaki lalu mulai mengelus dan menekan pelan vaginannya yang basah tertutup cd warna krem.

‘Zzzzznnnnngg!’

Jessica menekan tombol yang berada di bagian bawah vibrator tersebut lalu mulai menggesek2 ujungnya ke bibir vaginanya.

“Heuughh… ghh…”

Desahan tertahan yang seksi terlontar dari mulut Jessica yang langsung ditahannya kuat2 Tubuhnya juga ikut tersentak dan hampir melepaskan genggaman di ponselnya.

“Ahennh… nnnhhh…”

Adegan pun semakin panas. Pemeran laki2 semakin melucuti pemeran perempuan yang sudah dimabuk nafsu birahi. Ekspresinya semakin ingin si laki2 tersebut melahapnya perlahan. Begitu juga dengan Jessica yang semakin naik birahinya melihat mereka berdua. Celana dalam krem nya telah banjir di bagian tengahnya akibat getaran dan gesekan oleh vibratornya.

“Auuuhhh… nnhhh…”

Jarinya menyibak sedikit celana dalamnya lalu menyentuh ujung bibir vaginanya dengan ujung tumpul vibrator. Sensasi getaran rotor mulai menyusup masuk ke dalam liang basah Jessica. Ia semakin kencang menggigit ujung bibirnya seiring dengan sensasi menggelitik yang menyenangkan.

“Oooaahh… nnhehh… emmffhhh…”

Jessica memaju mundurkan vibratornya kuat2 sambil pandangannya tidak lepas dari layar ponsel yang menunjukan adegan bercinta yang semakin intens disana. Suara becek mesum semakin terdengar nyaring di kamar kos berukuran 5 x 5 meter tersebut. Desahan nakal pun juga sayup terdengar dari Jessica yang sudah tidak bisa menahan lagi gejolak birahinya.

“Ahhh… fuckk… emmhh fuckk… enaaahhkk… ahhh…”

Jessica meremas payudara sekalnya yang tanpa tertutup bra di balik piyama putihnya. Nampaknya serangan birahi menghampiri dirinya sehabis bermimpi bercinta dengan salah satu penyanyi barat ternama. Maka dari itu ia pun langsung cepat2 mencari senjata andalannya yang tersembunyi di dalam laci pakaian lalu menyetel film romantis panas favoritnya.

“Nnhh…. Nh… nnhh…. Ahh…”

Puting payudaranya semakin menegang menggoda untuk dihisap dan dicubit di balik piyamanya. Terlihat cetakan kencang putingnya yang mengeras bersamaan dengan payudaranya yang mengencang karena gejolak hormon yang tinggi.

“Nnnhh… emmmhh… ghhh… bodo aamatt ahhh…”

Jessica melemparkan ponselnya entah kemana lalu semakin mengocok vibrator di vaginanya yang semakin banjir. Pinggangnya diangkat tinggi2 dan kedua pahanya dilebarkan selebar mungkin agar penentrasi yang dia berikan semakin maksimal. Dan benar saja, Jessica semakin blingsatan bukan main sambil mengeluarkan desahan yang sudah ia tidak tahan2 lagi.

“Auuhhh ngehhtoohtt… ngnauuhh fackinng bitch… ouhh... hhanjiingg enaakkk bangeeeett!!”

Jessica semakin lepas kendali. Bayang2 akan disetubuhi secara jalang oleh penyanyi favoritnya kian jelas di benaknya. Matanya terpejam kuat2 sambil tangan satunya merayapi seluk beluk tubuhnya terutama payudaranya yang semakin mengacung ketat, bahkan sampai membuat piyamanya menyempit di bagian payudaranya.

“Ahhh… ahh… ahhh.. ahh… ahhh… ahhh Richard… nn… nouuhhh… emmmhh say my nameee… ennhh… say my fucking name Richard…. Ahhh…!!”

Khayalan2 ngawur semakin terlintas jelas di sela2 birahinya. Dan setelah rangsangan demi rangsangan binal digesek di dinding vaginyanya, Jessica merasa bahwa sebentar lagi orgasmenya akan tiba. Sensasi geli kian menyeruak di setiap titik sensitifnya. Rahimnya terasa menghangat dan semakin sensitif.

“Hehhnn… hennhh… hennhh… Richard gw keluar… ehhnhh.. ehnnhh.. gw keluar… Richhahh… AHHH HICAAAAADDD…. AIMEE KAMIINNKKK… OUUHHH!!”

Erangan kepuasan terdengar lantang dari bibir Jessica. Muncratan cairan orgasmenya menyembur kuat2 setelah Jessica mencabut vibratornya, membasahi seprei biru mudanya yang baru saja diganti kemarin.

“Hhheiinhh… ennnhh… Hicaaad… Hiiccaadd… ennhh… fuckk… Hihh… Hihh… Hihcaaadrr…”

Tidak henti2nya Jessica menyebutkan nama idolanya dengan nada sumbang namun seksi dan binal.




--------------------​




Linto dengan beringas memompa penisnya di dalam vagina Puput yang telah basah. Kedua erangan mereka masing2 berlomba terdengar bernafsu seiring manuver yang diberikan oleh Linto. Puput menunjukan ekspresi ingin semakin dipuaskan sambil tangannya menekan2 dada Linto. Kedua matanya terlihat sayu namun terpancar birahu nafsu disana. Mulutnya tidak bisa dibungkam karena terus menerus mengeluarkan desahan seksi yang coba ditahan sebisanya.

“Hahhnnhh.. hannhh…. Ntoo… hannhh… Lintohhh… ennhh”

Kedua payudara Puput terlihat bergoyang menggemaskan di balik kaosnya yang telah lepek dengan keringat di bagian kedua ketiaknya. Linto semakin berapi2 melihat kekasihnya yang sedang dieksekusi habis2an. Hitung2 untuk membalaskan dendamnya beberapa waktu lalu sempat orgasme terlebih dahulu.

“Ahhh… Put… ahhh…. Enakk enggak….??”

“Hennh… hennhh… nnh…” Puput mengangguk semampunya “Kencengin lagihh…. Ehh… elo punya lagi enakkk… ennhh…”

Terlihat potongan push up bra warna merah mengintip dari ujung kerah kaos yang dikenakan Puput. Goncangan yang begitu kuat membuat posisi kaosnya terlihat tidak karuan, namun hal itu membuat Puput semakin terlihat seksi.

“Shiitt… elo hari ini make yang kenceng2 yhahh,…??? Pantesan enhh… pantesan toket elo keliatan kenceng bangethhh…” komentar Linto terengah

Puput tidak begitu menyimak dan tetap asyik mendesah.

“Lo make buat gwehhh?? Lo make ginian buat… emmhh… buat bikin gw supaya makin sangehh..?? emmhhh….”

“Nnnhh… hahh.. hhapasihhh… enhh… enggak tuhh… orang lagi kebetulan ajhahhh… anhhh…” Puput mengelak sambil membuat wajahnya ke samping kiri, berusaha menutup dengan potongan bantal yang tersisa.

“Ahhh… yang bener nehh… ennnhh… ennhh tapiii elo… ennhh… elohh…” Kalimat Linto terdengar semakin tidak karuan. Semangat birahinya mulai membuat akal sehatnya kian pupus.

“Ennhh… elo make ginian jadi sekksiihh.. nhh…”

“Annhh… emmhh… hiyahhh hiyaahhh ishh…. Ennhh….”

Linto meremas kedua payudara Puput sambil menyusupkan tangannya lalu mengangkat kaos ketat hijau tua yang dikenakan Puput. Terpampanglah kencang dan ranumnya dua gundukan aset perempuan di depan mata Linto kali ini. Sontak tangannya langsung meremas nakal kepunyaan Puput, membuatnya melonjak kaget namun nikmat.

“Aenghhh…. Nnhh…. Nnnahh…”

“Hahhh…. Hahhh… Put… elo seksi bangeett… eloohh… hehhnhh..”

Omongan demi omongan Linto yang semakin terdengar meracau tidak jelas pun juga diiringi dengan gerakannya yang semakin membentak kasar. Ada sesuatu yang janggal dari Linto yang sepertinya Puput sendiri sudah tahu akan terjadi hal apa selanjutnya.

“Put… hhh… hhhh… hhh… hhh!!” Linto mendengus keras.

“Ahhh…. Ahhh… jangan… ennhh.. jangan keluar duluuuuhh.. ennhh…”

“Putt… gw… gwehhh… gw enggak tahannn…!!”

“Aaaaaaahhh jangannnn pliisss… ennhhh...!!” Puput meminta dengan nada putus asa.

“Enggakk… enggak bisa anjinkk!! OOHGHH!!”

Linto buru2 mencabut penisnya lalu menyemburkan cairan spermanya didalam kondom tipis yang ia kenakan. Tangan kirinya menarik lepas kondom tersebut lalu muncratlah kembali cairan jantan berwarna putih tersebut dengan derasnya menyembur perut rata Puput.

“Hahh… hahhh… hahh.. fuck lah… hahhh…!!”

Linto sibuk mengocok batangnya yang semakin mengecil. Sementara Puput melihat dengan tatapan pasrah karena nafsunya kembali digantung oleh Linto yang sudah orgasme terlebih dahulu. Selang beberapa menit, Linto pun berbaring di samping Puput dengan lemasnya.

“Put… sorry banget gw keluar lagi….”

Puput tersenyum lembut disela nafasnya yang masih terengah sedikit.

“Elo enggak apa2 kan?”

Puput menggeleng.

“Put…?” Tanya Linto yang dibalas tengokan sekilas oleh Puput.

“Elo beneran enggak apa2?”

“Enggak. Cuman cape aja gw…”

“Hmm… beneran?”

“Iya.”

“To?”

“Hm?”

“Gara2 elo nih… gw jadi mandi lagi…” celetuk Puput manis.

“Ya map, abisnya elo cantik banget sih hari ini.”

“Ish gombalnya ketebak banget. Tiap kali selesai maen pasti bilangnya begitu terus. Huhh…” Puput mencubit gemas pundak Linto.

Linto mengelus rambut Puput dengan penuh kasih sayang. Ia berikan kasih sayang benar2 penuh mengingat bahwa kembali dia yang lebih dulu selesai ketimbang Puput yang habis2an menutupi kekesalannya karena hasratnya yang kian luntur karena melihat pacarnya yang sudah melemas. Linto mengambil napas lega lalu berbaring menghadap langit2 kamar. Sambil memejamkan mata, Linto merasakan sensasi setelah orgasmenya yang begitu dahsyat. Ya, baginya orgasme kali ini adalah salah satu yang paling nikmat. Namun tidak dengan Puput tentunya. Senyuman tipisnya mengartikan banyak hal terutama untuk menutupi kepuasannya yang tidak begitu dipuaskan. Tubuhnya membalik dan memunggungi Linto yang masih terpejam.

Ya Lord… duluan lagi aja nih cowo…





Bersambung
 
Waduuuhhh, si puput gak terpuaskan lagi sama linto :( ... Siapa tau nanti puput bakalan ikut sama temennya nginep ke Villa dan bakalan ketemu sama Arman dan gengnya...
Bakal gimana ya kelanjutannya??? Mari kita tunggu
;) :p
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd