Singkat cerita Arman dan Puput sampai di tempat perkiran tempat mobil Arman terparkir. Di parkiran Puput masih berontak dengan energi tersisa.
“LEPASIN ANJING!!! AAAAAGHH!!! ANJING LO APA2AN SIHH NGENTOD NGEBETOT2 LENGAN GW!! TANGAN GW SAKIIIITT!!!”
Akhirnya Arman melepaskan cengkramannya dan memperhatikan Puput yang duduk di jalanan.
“Hahh… hahh… hahh…!!” napasnya terengah karena telah membuang begitu banyak energi untuk melarikan diri dari Arman.
Arman hanya melihat Puput yang perlahan murung karena lelah dan pengaruh minuman yang masih belum hilang.
“……”
“Apa lo liat2 anjing!?” bentak Puput galak.
“Ini angka berapa?” Arman menunjukan angka dua di jarinya ke Puput.
“Nnnhhh… duhh, apaan sih!! Emang lo kira gw mabok apa!? itu… empat, eh tiga!! Eh empaaaat!!” jawab Puput kacau.
Masih kenceng ternyata
“Rumah lo dimana, cewe?”
“Mau ngapain lo!!!?? Hennhh emh….” Puput masih membentak dalam mabuknya.
“Gw anterin sini. Mana KTP lo?”
“ENGGAK ADA!!! LO MAU NGEBUNGKUS GW KANN HAH!!?? GW UDAH TAU ANJING!!! GW DISINI TUGASNYA NGELINDUNGIN SI JESSICA SUPAYA… HIKK…. SUPAYA ENGGAK DIBUNGKUS SAMA SI MARLO ITUU!! HIKK…!!”
“Yaudah gw taroh lo di hotel nih.”
“EH ANJING!!! EMANG LO KIRA GW CEWE APAAN HAH!!?? NGENTOD LO!! ANJING!!”
Puput tidak henti2ya memaki Arman yang masih memperhatikan dingin. Ia perlahan duduk di hadapan Puput yang tertunduk lemas.
“Yaudah gw tinggalin lo nih ya.” Ucap Arman pelan.
“YAUDAH SONO!!”
Lalu Arman beranjak dan berjalan menuju arah mobilnya parkir. Baru beberapa langkah, ia mendengar sayup isakan tangis.
Ancaman berhasil sepertinya… tapi kok nih cewe malah mewek dah?
Arman kembali menghampiri Puput yang mengusap matanya berkali2. Rambut hitamnya terlihat kusut menutupi hampir sebagian wajahnya yang memerah karena alkohol dan tangisan.
“Hikksss… hikkss…. UDAH SONO PERGI LOO!! SONO PERGIII!!! HIKKSS HIKSSSS!!”
“Ya kali gw ninggali elo! Udah bangun2. Noh ada mobil lewat, awas dulu..”
Puput kali ini menuruti perkataan Arman. Ia beranjak pelan dan masih oleng, hampir ingin terjatuh kembali. Namun Arman cepat meraih lengan Puput untuk membantunya berdiri.
“Hikkss… hikksss… pergiii… iihhh..” Puput masih mendorong Arman pelan.
“Bisa jalan?”
Puput menggeleng pelan di sela2 tangisannya.
“Yaudah naek cepetan.” Arman berjongkok di depan Puput untuk memberikan gendongan.
“Mau diapainnn…??”
“Naek cepetan.”
Lalu Puput naik ke punggung Arman dan menggendong perempuan cantik yang sedang teler ini. Ia menyenderkan sebelah wajahnya erat ke pundak Arman karena tidak kuat menahan pusing di kepalanya.
“Nama lo siapa?” Tanya Arman pelan.
“Mmmhh… Kyla… Susanti… Putri… mm..”
“Yang bener yang mana?”
“Yang mana ajaaaa… hikksss… bacod lo… hikksss… kepo lo tau gak kepooo… mmhh..” Puput mencubit pipi Arman keras.
Nama Kyla, dipanggil Puput. Emang rada caur nih temennya si Marina…
Setelah Arman sampai di mobil ‘BRV’ abu nya, ia membukakan pintu belakang lalu menggeletakan Puput disana. Sempat2nya Puput kembali menangis sambil mencercau tidak karuan.
“Mmmmmm gak mau dibelakang!!”
“Emang lo mau duduk di depan?”
“Mmmmh!!! Maunya diendonnggk…”
Arman cekikian sambil menggeleng kepala. Ia lalu memakaikan sabuk pengaman erat2 supaya Puput yang sudah tertunduk kesana kemari tidak jatuh atau melakukan sesuatu yang aneh lainnya.
Setelahnya, ia mengecek ponsel Puput mana kala ia menggunakan sandi wajahnya yang mudah dibuka. Arman berpikir akan mengabari salah satu teman dari Puput karena sedang dalam kondisi seperti ini dan akan diantarkan ke hotel terdekat. Namun nampaknya ponselnya tidak menggunakan fitur tersebut dan menggunakan sandi berupa nomor.
“Hikkss hikksss…”
Puput kembali terisak dibelakang sana.
“Hhhhhnhh hiksss…. Hhhuuuhuuu…. Rangga…. Rangga anjing! Hikksss… hikkkss!!”
Arman tidak berani menanggapi dan sibuk dengan kemudinya. Ia sibuk mencari tempat bermalam yang tidak terlalu jauh dari sekitar sini.
“Gw kesel tau… hikksss…. gw kesel sama Rangga! Dia pehapein gw terus2an!! Enggak pernah konsisten sama omongannya! Dia ngeboongin gw terus sama omongan2nya!!”
Puput mencurahkan isi hatinya secara otomatis. Sekali2 ia juga menendang jok yang diduduki Arman, membuatnya menengok berkali2 ke arah spion.
“Jawab gw dong salak! Kok gw didiemin ajaaa…. hikkkss hhuhuuuhuuuu!!”
“Iya iya…”
“Hhh… apa sih iya2 doang!? Jawab apa kek gitu!!”
“Emang kudu jawab apaan?”
“Ah enggak tau ahhh!! Semua cowo sama aja nyebelin!!”
“Dih…” gumam Arman mendengar kelabilan Puput.
“Gw tuh lagih kesel sama Rangga! Lo tau Rangga? Cowo ceking yang pehape terus ama gw…!??”
“Hmmm terus2?” Arman mendengarkan seadanya.
“Kesel gw! Kesel selama ini dia tuh gitu terus ama gwehh!! Nghh hikkk… emmhh..”
“Gitu gimana?”
“Ih budeg lo yhahh!?? Dia tuh nnhhh… dia tuhhh… aduh dia tuh ya pokoknya nyebelin! Suka tiba2 ngilang!! Gw kontakin ngak bisahh!”
“Ohhh gitu.”
Sampailah mereka di suatu hotel kecil yang berjarak satu setengah kilometer dari klub malam tadi. Arman pun menggotong Puput kembali sambil menuju meja resepsionins.
“Lantai lima palingan mas, soalnya pada penuh semua malem ini.” Ucap resepsionis yang membuat Arman mengelus wajah karena harus menggendong Puput yang teler dan tak henti2nya mengoceh.
“Kamu gendong aku sambil lari dong!” pinta Puput mencubit telinga Arman.
“Palalu lari….”
Akhirnya Arman pun pasrah dan mengiyakan bermalam di kamar lantai paling atas. Sialnya lift kecil di hotel tersebut sedang rusak. Maka dari itu Arman harus menggunakan tangga sampai lantai ke 5. Beruntungnya seorang ‘cleaning service’ membantu Arman untuk membukakan pintu dan merapihkan kamar sebelumnya. Beruntung ia sudah terlatih secara fisik, namun gelagat Puptu yang tidak bisa diam membuatnya jadi sedikit kesulitan.
“Yeeeeey!! Jalan2 yeeeey!!!” seru Puput sumbang.
Akhirnya tubuh Puput yang berat karena sedang mabuk pun digeletakan di ranjang berukuran besar. Lalu setelah itu ia langsung mencuci wajahnya kuat2 karena sebenarnya ia juga sedang mabuk walaupun tidak terlalu parah seperti Puput. Toleransi alkohol di tubuh Arman jauh lebih kuat ketimbang seorang yang hampir tidak pernah minum2an keras.
Setelah keluar, ia mendapati Puput sedang duduk termenung menatap kosong kearah Arman.
“Tiduran gih. Apa mau dikeluarin dulu di kamar mandi?”
Puput menggeleng pelan. Tatapannya kuyu, rambutnya begitu kusust, dan pakaiannya terlihat berantakan. Aroma parfum yang ia kenakan kini bercampur dengan bau badan dan alkohol yang diminumnya.
“Sini hape lo. Gw kontakin temen lo atau siapa lo gitu…” ujar Arman menjulurkan tangannya.
Puput kembali menggeleng pelan.
“Yaudah lo mau disini aja?”
Tidak ada jawaban dari Puput kali ini.
“Oi?”
“Lo bukannya mau bungkus gw?” Tanya Puput polos dengan nada begitu lemas.
“Paan sih? Gw cuman sekedar nganterin elo kemari. Makanya jangan suka bilang semua cowo sama aja bangsatnya. Apa2 ke hotel bawaanya dibungkus aja…”
“Nnnnhh…” Diberi pernyataan menusuk seperti itu membuat Puput kembali mewek pelan “gak boleh jahat sama gweeeehhh!!! Hhhuhuuuu….!!”
Arman menggaruk kepalanya namun sambil menahan tawa melihat tingkah laku kenakan2an wanita karir satu ini.
“Iya udah iya gak jahaaat…”
“Jangan ngomelin gweee!! Gw udah sering diomelin sama bokap gw duluuuuu!!! Hhhhuhuhuuuu!!!”
“Yaudah gak2…”
Arman pun duduk di samping Puput lalu memberikan tepukan pelan di pundaknya. Tanpa ada tanda apapun, tiba2 Puput melompat lalu memberikan pelukan erat.
“Gak boleh jahat!”
“Iya enggak, enggak jahat.”
“Gak boleh ngomel!”
“Iya enggak, enggak ngomel!”
“Enggak boleh sayang yang lain!!”
“Hah? Apaan sih hahahaha!”
Arman terbelalak tanpa bisa menahan tawanya lagi. Hal itu malah membuat Puput kembali menangis. Ia juga memukul dada Arman degan begitu lemas.
“IIIIIIHHH!! ANJING LO AHHH!! KOK KETAWAIN GW SIIIHHHH!!! HUHUHUUUU!!!”
“Yaudah iyaaaa, kagak sayang sama yang lainnnnn…. aishhh!”
“Mmmmhh.. satu lagi satu lagi satu lagiii!!! Hentar takutnya Puput lupaa mmmm!!”
“Apaan lagi?”
Apaan lagi nyet? Bawel bener! Untung cakep lo….
“Enggak boleh bohongin gweh! Soalnya Rangga suka boong sama gw! Jadi elo enggak boleh boong sama gw!! Ngerti gak!!??”
“Iyeee… gak boong.” Arman mulai malas menjawab perintah ngawur Puput.
“Emmh heheheee… janjiiii???? Janji duluuu sama Puput…!! Ayook!”
Puput tertawa manis di pelukan Arman sambil memberikan kelingkingnya. Sontak Arman merasakan sesuatu yang membahagiakan melihat ekspresi manis Puput ketika tersenyum, namun masih menahan geli karena ekspresinya yang sayu.
“Eh kamu…??” Puput memanggil Arman pelan.
“Apaaa??”
“Cium…”
Arman kaget setengah mati. Ternyata Puput bertindak sampai sejauh ini. Biasanya laki2 lain akan langsung mengiyakan bahkan sebelum diberikan ijin. Namun Arman beritindak sebaliknya lantaran ia sedang tidak ‘mood’ untuk berhubungan badan lantaran masalahnya dengan Amanda sekaligus Pita belakangan ini. Jangankan untuk berhubungan badan, ereksi melihat tubuh telanjang Amanda dan Pita yang ada di galeri ponselnya pun tidak menggugah nafsunya.
Namun naturnya sebagai laki2 tentu saja berkata lain. Ia tetap manusia biasa yang terangsang dengan seorang perempuan. Terlebih jika disodorkan hal seperti ini dihadapannya, dan menempel erat dengan tubuhnya, seorang perempuan cantik nan seksi sedang manja karena sedang mabuk oleh minuman keras. Kedua toket mengkal yang menempel kenyal di dadanya serta aroma badan dari Puput yang entah mengapa membuatnya semakin berdengup keras.
Agh anjing… anjingg… anjinnggg…. HOT BANGET NIH CEWEEEE!!
“Ciuuummm… mmmmmm…”
Puput memejamkan matanya lalu menghampiri wajah Arman.
“Eh, gak boleh cium2….” Ucap Arman dengan suara bergetar.
“Ihhh kenapaaaa…” Puput kembali mengambek.
Ekspresinya kali ini entah mengapa terlihat sangat menggemaskan. Padahal ia tadi masih dengan ‘badmood’ nya ketika mencegah keributan di dalam klub sayap suci.
“Emm… emang gw gak cantik ya?? Apa ketek gw lagi bauuuu…??” Tanya Puput kembali dengan polosnya.
“Cantik kok cantiiiiikkk…. Tapi entar2 dulu ya, kan elo lagi mabok nih…” ujar Arman mendorong pelan Puput untuk menjauh.
“Gak mau!!! Mau nya ciumm… mmmm…”
Arman semakin tidak bisa membendung libidonya. Perempuan seksi di depan matanya semakin manis dan binal, seakan menantang dirinya untuk merajai secepat mungkin.
“Putt…. udah ya…”
“Ihhh kok gitu sihhhh…. Rangga aja mau kalo ciuman sama gw!!?? Kok elo gak mau!!??” Puput sekali lagi mengoceh.
“Bukan gituuu, maksud gw… AGHH!!”
Arman tersentak kaget ketika bagian selangkangannya diremas lalu diusap kuat2 oleh Puput.
“Oghh… Put ghhg!!”
“Apa…. mau gw sepongin ajahh…. hmmm biasanya Rangga suka kalo titidnya gw gininn… hehehehe.”
Mode binal nya kembali muncul. Ia menggoda habis2an sambil mengelus selangkangan Arman dengan begitu bernafsu. Kemudian perlahan Puput mendekat kearah sana lalu mengigit sleting celana Arman dan membetotnya sampai kebawah. Suatu aksi yang sangat erotis dilakukan oleh Puput.
“Anjing aghh! Put, lo ngebuka sleting pake mulut lo???”
Puput hanya terkekeh melirik ke arah Arman, tetap denngan posisi menungging.
Beberapa sentuhan kemudian, keluarlah sebuah batang penis besar milik Arman yang sudah mengeras di hadapan Puput. Sontak ia terperanjat sedikit melihat betapa kekarnya kepunyaan Arman sambil menahan napasnya.
“Wow, gede banget…”
Karena sudah gemas, Puput pun menggenggam bagian tengah batang tersebut lalu mengocoknya naik turun. Sontak Arman menahan lenguhan sekuat tenaganya oleh perlakuan mesum Puput.
“Ghhh!! Anjing nhh!!”
“Mmhhh… gede banget sih, heran! Punya si Rangga aja gak segini gedenya…” keluh Puput kembali menyebut nama Rangga.
Semakin batang penis tersebut menegang, bagian kewanitaan Puput kian membanjir seiring dengan denyutannya yang membuat sensasi mengecup kecup disana.
“Hahh… hahh.. emmhh.. slrphh..”
Tanpa berkata apa2, Pupu langsung mengemut ujung penis Arman. Sontak pemiliknya kaget setengah mati sambil menegang bukan main.
“Ngentod!! Aghh.. ghh!!”
“Mmh… hehehe… emmhh.. slrphh..”
Dengan lihai Puput menaik turunkan kepalanya seiring dengan suara basah di mulutnya mengulum penis Arman. Zakarnya juga tidak luput dari elusan jari jemari serta emutannya, membuat Arman tidak kuasa menahan libidonya yang semakin memecut dirinya.
“Ghh… ahhgh!!”
“Enak?” Tanya Puput manja.
“Enhhh.. nnhh…” Arman mengangguk susah payah.
“Hehehe… emmhh… hahh hihung2 hehahai huhahahn hehihah hasih hihhh… mmhh..” ucap Puput dengan mulut yang masih mengulum penis.
“Ah iyahh… apapun lah itu lo bilang, anjing… hhhh…”
Semakin Puput menghisap penis Arman, semakin ia terbawa suasana oleh libidonya yang juga mengerang minta dipuaskan. Vaginanya sudah sangat membasahi cd warna putihnya, sampai cairannya sedikit meninggalkan bercak lembab di bagian tengahnya.
Hmmm… dah basah banget nih memeq gw… pengen ngentod… mana gede banget qontol nih orang. Muat gak ya masuk ke ‘little princess’ gw? Sabar ya adek ku sayang, kamu mah kalo nangis sampe ngebasahin celana aku banget…. ADUUHHH MANA GATEL JUGA ITIL GWEHHH…
Puput berkali2 menekan bagian selangkangannya karena rasa gatal yang sudah mengisyaratkan keras untuk segera dipuaskan.
“Mhhh… nnghhh…”
Terlihat penis Arman kali ini juga diremas kuat dan hanya beberapa kali saja dikulum oleh Puput. Ia sudah terhanyut jauh dengan nafsunya.
Pasti mau ngentod nih cewe?
“Mhauuu dimasukinnnn..” ucap Puput manja.
Ah udah kepalang tanggung, bangsat! Gas lah!!
Lalu Arman membuat Puput terbaring di kasur sambil meremas kedua toket montok yang masih tertutup ‘Korean crop top’ biru muda. Yang empunya aset tentu saja mendesah kaget namun senang.
“Ahh.. ennnhh…”
“Wanjaaay!! Gede amat nih ‘squishy’!! Asli kagak nih??” Tanya Arman iseng.
“Ahh… ASLI LAH!!” pekik Puput menampar keras pundak Arman.
Arman menggeleng kepala sambil menelan ludahnya kuat2. ‘Mood’ nya yang kusut perlahan kembali lurus karena dihadapkan bidadari cantik, seksi, dan galak sedang mabuk di klub malam. Tidah mendapat kesemokan tubuh Pita atau Amanda sungguh tidak apa2 karena semuanya terbayarkan dengan menyantap sosok yang puluhan kali lebih cantik dari mereka berdua.
“Shh… enhhh…”
Puput menikmati setiap remasan tangan Arman. Pakaiannya perlahan diangkat keatas sebagai salah satu usaha ‘membuka bungkus permen’.
“Ngahhh!!”
Puput memekik kembali ketika Arman menyusupkan tangannya ke dalam bra nya. Kali ini ia meremas sambil memilih keras kedua puting susu yang sudah menegang keras. Dengan jari jempol dan telunjuknya, ia melakukan gerakan layaknya memilin sebuah adonan kue kering. Terkadang kencang, membuat Puput mengerang sedikit kesakitan, atau dengan lembut membuat Puput mengelinjang minta untuk dikasari kembali.
“Ngghh… nnhh… shhh… ahh enak banget pentil gw diginiihh ennhhh!!!”
Ia memejamkan matanya, menikmati tiap rangsangan disana. Efek minuman yang masih terasa di tubuhnya membuat titik sensitifnya semakin membuatnya blingsatan. Puput pun mengangkat kedua lengannya, menggenggam kuat2 bagian atas kasur.
“Ahhh enak bangeett!! Toket gw enak banget diginiiiinnn!! Nnhhh!”
Arman sudah tidah tahan lagi. Ia cepat2 melepaskan semua pakaiannya dan meminta Puput juga yang sudah sangat terombang ambing gejolak nafsunya. Ketika sedang melepas, sekilas tercium aroma parfum yang dipakai Puput semerbak bercampur dengan bau badan nya. Entah mengapa, Arman terlihat tidak terganggu dengan hal itu, malahan aroma tersebut terasa menyenangkan, membuat jantungnya semakin berdengup kencang menderaskan aliran darahnya.
Busett… nih cewe bau ketek ternyata… tapi kok gw malah makin sange gini????? Aneh banget anjir gw!!
“Emmmhhh…. ayukkk dilanjut lagii!!” pinta Puput mendekat kearah Arman lalu menyentuh pipinya “kiss?”
Keduanya melayangkan ciuman panas satu sama lain. Arman menyilatkan sengit lidahnya, melawan manuver Puput yang tidak kalah ganas di dalam aduan lidah dan bibir mereka masing2.
“Emmhhh… cllpprhh.. nhh..”
Arman melepas pelan ciumannya, memperhatikan wajah Puput dengan dingin. Puput juga menatap Arman dalam. Ia yang masih dalam pengaruh alkohol melihat Arman begitu tampan, begitu menggugah selera bercintanya, begitu membuat darahnya melepuh.
“Entot gw ya, ganteng…” ucap Puput lembut. Aroma minuman keras pekat tercium dari nafasnya yang berat.
Arman mengangguk kecil. Ia sudah tidak tahan dengan kebinalan Puput yang sudah terbaring kembali.
“Ennnhhh mmfff….” Puput blingsatan ketika kepala penis Arman menyentuh meki nya yang sudah licin.
“Mhhhh masukin ayukkk!!”
Arman menarik napas panjang lalu menusuk pelan penisnya kedalam sana.
“AHH!!”
Puput memekik tak tertahan ketika penis tersebut baru masuk seperempat bagian.
“Gede banget nnhhh!!”
Bola matanya terbelalak di tatapan sayu nya melihat proses masuknya kejantanan tersebut.
“Ahhh, Putt…!”
Arman memberikan beberapa gerakan untuk membuat Puput terbiasa dahulu. Namun baru pelan begitu saja membuat Puput menahan mulutnya kuat2 sambil meremas lengan Arman kasar.
“Mhhh!! Mmhhh!! Mhhh!!”
“Engg… enak gak, Put!?”
“Enhhh… mhh mhh mhh..!!”
Puput masih menahan mulutnya, membuat desahannya tidak terdengar jelas. Semakin digerakan, membuat ia makin blingsatan dan menepuk dada Arman kuat2.
“Mmhh mhhh…!!”
“Enak gak??”
“Mmhh… mmhh…!!”
“Put…??”
“Mhh.. enhh!!”
“Put!!!????”
Sontak Arman mencabut penisnya lalu mengangkat tubuh Puput dan bergegas membawanya ke dalam kamar mandi.
“HOEEEEEEEEKKKK!!! BWEEHHHHHH!!! GGGGGRRRPPHHHLLL!!”
Ia memuntahkan apapun yang berada di dalam pencernaannya. Akhirnya keluar sudah minuman yang ada di dalam tubuhnya dala bentuk muntahan.
“Ayo dikeluarin lagi!”
“Engghh… enggah… udah…. HOEEEEKKKK!!!”
Puput berkali2 memuntahkan apa yang masih terasa ingin ia keluarkan dari tubuhnya. Sambil memeluk kloset duduk, ia memasukan kepalanya ke dalam sana sedalam mungkin.
Sementara Arman hanya memperhatikan sambil membersihkan bagian tubuh Puput yang terkena ‘ampas internal’ hasil minum2nya.
“Udah?”
“Enhhh…” Puput mengangguk pelan “HOOEEEEKKK!! OOGHHHHH!!!”
Belom ternyata….
つづく