Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA QUEEN BEE - Puput New Story's

Bagian Tiga


Singkat cerita malam Sabtu pun tiba. Di kamar kos nya, Puput sudah berdandan cantik layaknya pelanggan yang biasa datang di klub malam. Hanya saja pakaiannya masih tertlihat cukup sopan dengan ‘Korean crop top’ lengan pendek warna ‘baby blue’ tanpa ‘crop’ di bagian perut, bawahan ‘trousers putih’ ketat, dan bawahan wedge warna selaras dengan ‘trousers’ nya. Lalu ia juga membawa ‘handbag’ untuk menaruh ponsel dan kartu secukupnya. Sebelum pergi ia kembali berkaca dan mengambil beberapa foto untuk memastikan dirinya sempurna pada malam hari ini. Walaupun Puput hanya menemani Jessica, ia tetap harus tampil cantik maksimal.

“Serasa kembali muda aku tuh. Hihihihi….” Tutur pelan Puput ketika sedang berkaca.

Duhh tapi kok belom apa2 kok ketek gw udah berasa lembab ya. Ah rese banget sih…

Puput menggerakan kedua lengannya pelan dan mengangkat salah satunya. Terlihat samar bercak keringat kecil di bagian ketiaknya menembus pakaiannya.

Duhh, bau ketek enggak ya gw entar? Ishh… kayaknya sih bakalan burket banget nih…

Lalu Puput mengambil satu pak tisu dan salah satu parfum mahalnya untuk mencengah keringat di ketiaknya nanti. Ia tidak ingin ada gangguan sepele pada penampilan cantiknya malam ini.

Pake deodoran jangan lupa….

Setelah Puput mengoleskan beraroma manis tersebut, ponselnya berdering di dalam tas nya tanda panggilan masuk.

“Halo, kenapa Ga?”

Panggilan masuk tersebut berasal dari Rangga yang terdengar seperti berada di tempat sunyi yang mengharuskan ia berbicara cukup pelan.

“Put, sorry banget.”

Puput tersentak kecewa mendengar perkataan pembuka itu. Ia sudah sangat tahu maksud Rangga selanjutnya “kamu awal2 udah bilang sorry. Kenapa?”

“Aku gak bisa nganterin kamu ke sayap suci malem ini. Ada urusan mendadak di keluarga?”

“Jam 8 malem urusan keluarga?”

“Iya. Aku mesti jadi sopir tante aku ke Bekasi. Ia mau berobat.”

“Berobat jam 8 malem ke Bekasi? Malem2, Ga?”

“Iya mau gimana, namanya lagi sempet sekeluarga.”

Puput tidak menjawab. Ia berkali2 menggertakan gerahamnya mendengar alasan kesekian Rangga. Di satu sisi ia juga tidak bisa asal memaki karena Rangga menyebut anggota keluarganya yang sedang sakit. Ia berusaha tetap menjaga etika dan kewarasan meskipun hatinya kecewa bukan main karena ketikdak komitmen Rangga untuk kesekian kali.

“Yaudah. Kamu hati2 di jalan nanti.”

“Hmm, Put, besok kita ketemu ya. Aku akan jelasin.”

“Enggak perlu. Besok aku mau istirahat penuh.”

“Tapi Put…”

“Rangga!” Puput meninggikan nada bicaranya “tolonglah! Aku juga mau dingertiin! Kalo aku bilang besok gak usah dateng ya gak usah! Terus gak usah pake di depan pintu kosan ngetok2 bawain makanan besok! Aku bukan anak2 yang gampang disogok gituan kalo setiap kesel!”

“Yaudah maaf, Put. Aku bener2 minta maaf.”

“Ya, kamu banyakin aja maaf terus, intropeksi dirinya gak pernah. Komitmennya gak pernah dijaga…”

Puput lantas mematikan panggilan tersebut lau memasukan kembali kedalam tasnya. Sempat berkali2 panggilan dari Rangga terus berdering namun tidak dihiraukan. Alhasil ia pun menelepon Jessica untuk menjemputnya di kosan.

Beruntungnya, Jessica malam ini membawa mobil pribadinya yang telah selesai di servis. Malam ini ia memutuskan untuk membawa kendaraan agar menjadi pengingat ia tidak bloeh minum banyak dan harus pulang dengan kondisi sadar sambil mengemudi.

Sesampainya di kos, Jessica mengetuk pintu kamar Puput. Ketika masuk, ia disambut ekspresi muram Puput menatap kosong dirinya.

“Kenape be…?” Tanya Jessica pelan.

“Biasa lah, Jess. Si manusia pe ha pe berulah lagi.”

“Duhh elah, sepik mulu dah tuh cowo….”

Puput dan Jessica pun duduk sejenak di kasur. Ia mengelus pundak Puput untuk membuatnya kembali sedia kala.

“Udah yuk, entar lama2 juga ilang.”

Puput pun menengok kearah Jessica. Perlahan wajah muramnya berubah seperti semula.

“Bener juga. Cape ati juga kalo gw mikirin dia terus….”

“Nah gitu dunnnd! Ini nih baru Puput banget!” Cerianya sambil menggoyankan pelan tubuh Puput.

“Tapi Jess, gw boleh minta tolong kagak?” pinta Puput sambil beranjak untuk bersiap pergi.

“Apa tuh be?”

“Entar kalo si Rangga telpon atau chat lo, jangan ditanggepin ya. Plisss…”

“Selawww! Lo tau gw kan! Nih deh gw blok sekalian biar lo percaya..” Jessica menunjukan menu chat nya dan memblokir nomor Rangga.

“Enggak gitu juga, bloon. Jangan ditanggepin aja, bukan di blok juga.”

“Yaudah sekalian biar tentram juga idup gw. Udah pusing soalnya sama ‘agency’ atau edorsan2 segala macem, masa iya ngeladenin dia lagi? Ya gak?”

“Ahahaha. Apa sih? Yaudah ah ayuk cabs.”

Mereka berdua pun langsung berangkat ke klub malam tujuan mereka.
 
Terakhir diubah:
Sesampainya disana, mereka disambut dengan ruangan gelap besar dengan kilapan lampu tembak di sana sini. Lantunan keras musik dari grup band di panggung hampir membuat siapapun tidak dapat mendengar apa2 kecuali musik keras tersebut. Tidak jauh dari panggung, rentetan meja tempat menaruh minuman berjejer disana. Mulai dari air putih, es teh, soda, sampai salah satu minuman keras termahal dengan kadar 42 persen pun menghiasi meja2 tersebut yang diisi oleh banyak orang yang memesan.

“Orang yang elo bilang itu dimana?” Tanya Puput disamping Jessica.

“HAH?” Jessica sudah hampir tuli tidak bisa mendengar karena suara musik yang begitu kerasnya.

“KENALAN ELO DIMANA DUDUKNYA!!??”

“HAAAAH, APA BE??”

“KENALAN ELOO JESSICAAAAA!!!??? DIMANAAAAA???”

“OOOOOH DISITUUU TUH KATANYA! MEJA NOMOR 11!”

Lalu mereka berdua menghampiri seorang laki2 bertubuh agak tinggi sedang bersantai duduk di meja yang sudah tersedia sebotol minuman pembuka.

“Halooo?? Marlo ya??” Tanya Jessica ke orang tersebut.

“Iyaa. Jessica?”

“Iya betul. Salam kenaaall…” Jessica mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Marlo.

“Eh kenalin ini temen gw namanya Putri.” Seru Jessica menepuk pundak Puput.

“Halo, salam kenal Marlo. Panggil aja Puput.”

“Oh iya, salam kenal Puput.”

Marlo mempersilahkan mereka berdua duduk. Ia juga menawarkan sekotak rokoknya. Hanya Puput saja yang menolak karena ia tidak merokok, sementara Jessica mengambil sebatang dan dinyalakan oleh Marlo.

“Elo udah lama disini?” Tanya Jesisca ke Marlo.

“Gak juga, palingan baru setengah jem lah disini sambil minum2 dikit.”

“Oalahhh gitu, hahaha.”

Jessica dan Marlo terlihat langsung akrab dengan percakapan mereka masing2. Puput hanya memperhatikan mereka dan terlihat sedikit bingung dari tatapannya. Bukan karena penampilan Marlo yang terlihat mengenakan kemeja hitam terbuka dengan bagian dalam kaos hijau tua dan celana chino warna coklat tua, atau Jessica yang menggunakan dress ‘one shoulder crop top’ warna hitam, namun mereka bisa mendengar dengan jelas percakapan masing2 yang tertutup kerasnya musik.

“Be?? Be…???”

Jessica menengok kearah Puput sambil mendekatkan telinganya.

“Kok elo bisa denger satu sama laen sih?????”

“Karena emang jarak gw deket dan bisa denger dia. Elo kan jauh dari jarak dia, be.”

“Tapi gw juga enggak bisa denger elo sama sekali tadiiii! Gw mesti nempel banget sama elo baru bisa ngebacod gini!”

“Hahahahaha! Ya namanya tempat2 macem kayak gini, be! Sorry banget yaaa bikin elo budek kelar2 dari sini!”

“Salak lo! Untung besok gw libur ngantor, jadi kuping gw bisa istirahat!! Kalo enggak tuli gw di kantor dipanggil2 kagak nyaut!!”

Puput sangat tidak terbiasa sekali dengan tempat klub malam seperti ini. Tempat favoritnya adalah suasana tenang dengan lantunan musik lembut, dengan segelas kopi atau teh hangat, atau suasana alam yang membuatnya menarik napas panjang berkali2 untuk melepas penatnya. Pokoknya suasana2 yang cocok untuk membaca buku atau menenangkan diri.

“Gaes, boleh ‘cheers’ dulu ya?” Marlo memberikan sebotol alkohol kepada Puput dan Jessica setelah menuangkan ke gelasnya.

“Eh iyaaa.” Jessica mengangkat gelasnya.

Puput terlihat sedikit ragu sambil memperhatikan dengan saksama botol tersebut.

Aduh kok itu warnanya keliatan kayak teh… tapi alkohol… aduh itu kadarnya berapa sih? Aduh itu bikin langsung mabok gak sih???

“Put, ‘cheers’ dulu yukkk.” Jessica mengajak Puput yang masih belum mengangkat gelasnya.

“Enggh iya.”

“Lo takut lewat ya, be?” Jessica berbisik ke Puput. Ia tahu temannya satu ini tidak terlalu suka minuman keras.

“Ah enggak apa2 kok. Ini enteng banget. Emang gw gak beli yang kenceng buat malem ini, jadi santai aja gapapa.” Marlo menjelaskan kepada Puput agar tidak usah khawatir.

“Minumnya enggak usah banyak2 Put. Dikit2 aja nanti ya…” sambung Jessica.

Puput mengangguk mengiyakan lalu memberikan gelasnya kepada Marlo.

“Cheeerrs!!”

“CHEEEERRS!!”

























Satu jam kemudian setelah tegukan kesekian, mereka bertiga mulai terlihat semakin akrab. Bahkan Puput yang tadinya sempat jaim kini terlihat tertawa sangat keras sambil menarik lengan Jessica tiada henti mendengar obrolan mereka.

“Ahahaha! Aduhhh anjing gw mau ngompoll!! Aduhhh ahahahahaha!!” Puput menekan selangkangannya karena tawanya membuat ia jadi ingin serasa buang air kecil.

“Aduhh be!! Lagian ****** banget masa iya pas dihukum sama guru gegara ketiduran di kelas, dia kan disuruh diri depan kelas, tapi tau2 temennya si Marlo keluar, malah ke lapangan terus lari ngelilingin lapangan!!!” Jessica mengoceh keras sambil menatap kosong arah panggung yang masih ramai dengan ‘live music’.

“Ahahahahahah! Ah enggak udah aaaahh!! Aduuhhh kenapa hari ini lo lucu banget sih padaaaa!!”

“Yaudah ayok ‘cheers’ lagi dah. Aus kan berdua ketawa terus?” Ucap Marlo ramah lalu menyodorkan kembali botol ke mereka berdua.

“CHEERRSSS!!”

“YEEEEY CHEEEEERRSS!!”

Semakin lama, mereka terlihat semakin melepas kalem mereka. Minuman yang dipesan oleh Marlo tidak hanya satu saja yang diawal tadi, melainkan beberapa campuran lainnya yang ujung2nya dicicipi oleh Jessica dan Puput. Mereka semakin lupa dengan komitmen jika tidak akan mabuk dan pulang dengan aman sentosa.

“Tolol banget ya lagian! Masa ya gw di kantor tuh kayak ngejagain anak sekolahan tau!!! Dua orang depan gw berantem terus kalo tiap ketemu!!! Yang satu cewe galak, yang satunya cowo jayus!! Lo bayangin aja pada dahhh!!” Giliran Puput yang mengoceh karena terbawa efek minuman.

“Iya lagian ya, dia kan ha er de ya, masa iya gak ada jauh beda sama guru be ka. Temen kita aja yang guru be ka aja enggak gitu2 amat dah perasaan!!!” Jessica menimpali.

“Siapa? Yuli?” Tanya Puput.

“Yaaaaa. Enggak gitu kan beee dia!!!”

“Yaudah ‘cheers’ lagi aja yukk! Udah mulai aus nih kayaknya!”

Marlo kembali menyodorkan botolnya yang sudah berganti ke pesanan kedua kali ini. Sontak Jessica dan Puput berebutan memberikan gelas mereka masing2.

“Cheeerss!!”

“Tooo ouurrr fucking life, babieee!!” seru Jessica mengangkat tinggi2 gelasnya.

“Tooo our awful yet beautiful life!!” Puput juga mengangkat gelasnya setinggi mungkin, lebih tepatnya mengangkat kedua lengannya.

Sudah terlihat noda keringat di bagian ketiaknya lantaran tubuhnya yang mulai menghangat akibat minuman. Ia sudah tidak terlihat peduli menjaga ‘image’ nya di depan mereka berdua. Minuman keras membuatnya kian bebas lepas mala mini.

“Ewww keti nya mulai burket!!” celetuk Jessica mengibaskan telapak tangannya.

“Biarin! Keringetan itu manusawi!! Wekkk!!” Puput membalas dengan juluran lidah ke Jessica.

“Tapi sumpah be, ketek lo bau banget, anjir! Pake deodoran napa sih!! Hahahaha!!”

“APA SIHHHHH!!! MULAI DEH MULAI BAHAS YANG ENGGAK PENTING YAAAA!!” Puput jadi tersulut emosinya karena mendengar celetukan Jessica.

“Yaudah minum dulu atuh itu minumannya!!” Marlo mengingatkan mereka berdua kembali.

Sontak Puput dan Jessica pun menenggak habis tuangan dari Marlo. Beberapa saat kemudian mereka sudah beranjak dari kursi lalu pergi ke depan meja untuk berjoget satu sama lain. Marlo yang melihat momen tersebut lantas menghampiri mereka berdua dan melayani jogetannya yang terlihat dalam pengaruh alkohol.

Musik kali ini berganti ke lantunan ‘EDM’, membuat suasana semakin riuh karena sorak penunjung yang mulai berjoget satu sama lain dibarengi dengan seorang ‘rapper’ yang memandu dengan sorakan bercampur bahasa Inggris di diatas panggung.

Jessica terlihat memberikan goyangan pinggul dan pantatnya sambil menempel kearah pinggang Marlo. Tentu saja Marlo sangat memanfaatkan kesempatan ini untuk menanggapi Jessica yang sudah panas dan semakin binal.

“Woooooo!!! Hehehehhee… lo kaget gak ngeliat gw yang begini, Mar???”

“Enggak juga! Dah biasa kok!!”

“Gw panggil lo apa nih?” Tanya Jessica mendekatkan wajahnya ke Marlo.

“Terserah, seenak elo apa aja.”

“Emmh, Ar aja gimana? Hehehehe…”

“Hahaha, boleh2 dah!”

“Ehhh ehhh ehh itu yang tadi, jadi lo udah biasa sama yang laen2 gitu maksudnya kalo diginiin hah????” Tanya Jessica sudah mulai sengau.

“Gak juga. Nih yuk cheers lagi.” Marlo mengambil segelas minuman untuk diberikan kepada Jessica, namun ia langsung mengambil sebotol penuh dan menenggak sebanyak2nya.

“Daaaayummmmm bitch!!! The party is getting hard!!”
(Anjayyy!! Sikat sissss!!)

“Yeahhhh it issss!!!”
(Yoiiiii!!)

Jessica kembali berjoget di depan Marlo. Kali ini ia mengalungkan pergelangannya sambil tetap menggoyangkan pinggulnya, atau membelakangi Marlo sambil memberikan goyangan seseksi mungkin. Kadang juga diselingi lompatan riang sambil tertawa lepas.

Sementara Puput? Ia sudah melalang buana berpetualang pergi ke beberapa kerumunan untuk ikutan berjoged disana. Sempat2nya ia menyambar seorang laki2 bertubuh gempal lalu berjoget didepannya. Lalu ia berpindah ke seorang yang lain lalu memberikan pelukan eratnya. Atau berpindah ke kerumuman perempuan yang sedang berjoget panas. Melihat hal itu, Puput tidak mau kalah dan memberikan goyangan sebinal mungkin mengikuti gerakan mereka semua. Beberapa laki2 yang melihat mereka pun merekam aktrasi mereka sambil cengar cengir dibalik ekpresi teler mereka.

“Woiii cewe! Cheers dulu anjingsss!!! Caur sih lu caur!!!” sahut salah satu orang memberikan gelas berisi minuman yang tak kalah memabukannya.

“Gluk gluk glukk!! Emmmg!! Aaaghhh…. MASA MUDA GEEENNGGSSS!!” Seru Puput ceria kepada para laki2 tersebut sambil mengangkat lengannya tinggi2.

“IYAAAA MASA MUDAAA!!! HAHAHA WOOO!!”

“YEE OKE MASA MUDA TUH KATANYA!! YEEEY!!”

“YAAA YAAA!! KETEK LO AMPE BASAH ITUUU, CEWE!!”

Lalu Puput kembali pergi sambil memberi pamit berupa lambaian kedua tangan ke mereka.

“Eh mau kemana???” Tanya seorang kepadanya.

Puput tidak menjawab karena tidak terdengar olehnya karena kerasnya suara musik di panggung.

Tingkah lakunya sudah hampir tidak terbendung seiring musik yang semakin ramai. Ia sampai memberikan ciuman panas beberapa laki2 yang lewat di depannya, menerima minuman apapun yang diberikan, memeluk mereka, mengigit pundak salah satu laki2 keturunan Timur yang sedang berjoget, atau diajak berfoto bersama dengan orang2 asing sambil menjulurkan lidah atau mengigit bibir bawahnya. Namun ketika ia ingin ditahan untuk ‘dilahap lebih lanjut’, ia langsung bergegas berlari pergi tidak sempat ditahan.

“Haii haiii haiiii???? Lagi ngaphainnn kaliannnn????” sapa Puput ramah dengan suara telernya.

Ia menyapa pasangan yang sedang dimabuk minuman serta nafsu birahi di kursi bagian pojok. Mereka tidak menghiraukan Puput yang terus2an memanggil berisik.

“Ihhhh najis!! Songong hanget lo herdua dipanggil enggak nyaut anjing!!!” ocehnya kesal.

Sontak laki2 yang sedang berciuman tersebut menarik tangan Puput lalu memberikan ciumannya. Puput kaget setengah mati namun tetap memberikan perlawanan yang seimbang. Ia beradu lidah dengan laki2 tersebut sambil menyentuh erat pipi laki2 itu yang penuh dengan jenggot.

“Emmmhh mmfgg…”

“Mmmhh…. sshhh oke2 stop!!” tegur laki2 itu mendorong Puput.

“IIiii kenapaaaa!!??”

“No nooo, that’s enough!! Just get out from here, bitch!! I can’t take your, you know… that smell”
(Aduhh, udah2 cabut sono lo!! Gw gak tahan sama… aroma lo!!)

“Hah??? Da fakk!! What’d you just said!!? Hahhh!!”
(Hah!!?? Bilang apa lo barusan, ngentod!!??)

“I said out of my fucking way!!” laki2 itu semakin galak.
(Lo pergi kagak!!??)

“Oh gitu lo ngentod!! I’m gonna punch your face ya anjing!!!”
(Gw tampol muka lo, anjing!!)

Sebelum bogem mentahan Puput melayang, pergelangannya ditahan oleh seorang laki2 lain dibelakangnya. Ia berkali2 terlihat memberontak melepaskan pergelangannya yang masih sangat ingin memaksa untuk memukul laki2 setengah bule tersebut.

“Lepasin!! LEPASIN GAKKKK!! NGENTOD LEPASIIIINNN!!”

Serangan Puput kali ini berpindah ke laki2 yang menahan lengannya. Berkali2 dipukul tetap saja ia tidak bergerak atau kesakitan sama sekali. Malah ia menarik Puput pergi dari sana dan menyalami laki2 berjenggot tersebut.

“I’m so sorry dude… side effect of ‘42 percent liquor’.”
(Maap2! Doi udah mabok nih gegara amer…)

“Just get rid of her, man! She disturbs us with her body odour! But her tits are big as fuck, so yeah fair enough, but still she is a smelly hot bitch!”
(Ya lo bawa pergi dah tuh dia dari sini! Bau badannnya ngengaggu! Cuman tetenya sih gede, jadi fer2an dah!)

“I know dude…. I know… sorry for that! Just doing ‘passing-through-savior’ role for her.”
(Ya2, maap ya ngab! Gw cuman kebetulan lagi ketemu dia aja nih disini..)

“She is your boo?”
(Cewe lo?)

Laki2 tersebut melihat kearah Puput yang masih berontak. “Nope. Never saw her before.”
(Gak. Gak pernah ketemu sebelomnya)

“Then why you hold her like that? Are you a security in here?”
(Terus lo ngapain megangin lengan dia kek gitu? Lo satpam sini?)

“Nope.”
(Bukan)

“Whatever dude. Just get out of my way and get a fucking room!”
(Serah lo dah ngab! Mending lo nge oyo sana!)

Ia mengusir laki2 tersebut dan kembali melakukan kegiatan mesumnya dengan perempuan di samping. Laki2 itu menaikan alisnya sambil tersenyum. Lalu ia menyeret kuat2 Puput yang masih melawan.

“Mas, ini kayaknya tas pacarnya deh. Tadi dijatohin sama dia di lantai.” Ucap salah satu security menghampiri memberikan tas hitam kecil kepunyaan Puput.

“Oh iya makasih banyak pak.”

“LEPASIN ANJING LEPASIN!!! LEPASIN GAK!!! ATAU GW TERIAK NIH NGENTODDD!!!”

Lah lo kan daritadi udah teriak2, peak.

“JESSICA TOLONGIN GW!!! JESSICAAAA!!! GW…. TOLONGIN GW!!!” Puput berteriak ke Jessica yang sudah tidak tahu dimana wujudnya di dalam ruangan. Sepertinya dia sudah ‘dbungkus’ oleh Marlo di suatu hotel yang tidak jauh.

“JESSICAA…. JEEESSS… HIKKKSS HIKKSSS… TOLONGIN GW!!! TOLONGIN GW!! GW MAU DIBUNGKUS SAMA LAKI2 RANDOOOOOOOM JEEESSS!!!”

Mendengar ocehan Puput yang mulai putus asa, laki2 itu dan si ‘security’ bertatap2an satu sama lain.

“Mas, mending pacarnya dibawa keluar mas. Udah parah banget itu kondisinya soalnya.”

“Enggak mas, ini bukan pacar saya.”

“Terus mas siapanya dia?”

“Saya kenalan dia. Kebetulan pernah ketemu.”

“Ohh gitu. Kalo pernah ketemu kok dianya begitu, mas?”

“Karena dia yang gak pernah liat saya kayaknya, tapi saya liat dan tau dia dari temen saya.”

“Mas namanya siapa? Entar coba saya bilangin ke temennya satu lagi kalo ketemu di dalem.”

“Arman.”
 
Terakhir diubah:
Mengapa Arman bisa tiba2 datang di klub malam Sayap Suci? Dan apa tujuannya ia ikut campur menahan Puput yang sedang dalam mode perempuan rusuh nan binal? Mari kita mundur kembali ke beberapa jam lalu dimana ia sedang ditelpon berkali2 oleh Amanda ketika ia sedang berada di ruko tempat tinggalnya, sedang menyeruput kopi hitam di atas balkon jeruji sambil bersantai sore. Panggilan masuk yang berkali2 masuk di ponselnay tidak dihiraukan olehnya sama sekali. Ia sudah muak dengan tingkah laku ‘ratu sejagad’ Amanda yang egois dan materialistis.

“Apaan sih, bangsat? Kemaren ngerusuh di Er Pe Pe, sekarang nelpon2 dah kayak tukang tagih ‘Paylater’!!” kesalnya sambil mempertahikan layar ponselnya.

Beberapa menit kemudian akhirnya panggilan masuk tersebut berakhir. Arman akhirnya bisa bernapas lega sambil kembali menikmati santai sorenya. Lalu ia seperti teringat sesuatu dan mengambil ponselnya. Karena sedang suntuk, Arman pun mengajak Pita bertemu kembali, mana tahu ia sedang sempat. Namun ketika ingin membuka menu panggilan telepon, ia mendapat chat dari Pita.





Lustpita Bondol

Man​



Me


Lho, panjang umur. Baru aja gw mau nelpon lo





Luspita bondol

Gw ada bad news




Me

Kenapa, Pit?”





Luspita Bondol

Gw lagi pergi liburan sama temen2 gw sama temen2 cowo gw ke Bali dua minggu.

Jadi kayaknya kita gak bisa ketemuan dulu deh​





Me

Ohh, yaudah. Emang kenapa?





Lalu Pita mengirim sebuah foto berupa poster bertema minimalis dengan ornamen bunga di setiap sisi





Me

‘Engagement Party?’ Lamaran?





Luspita Bondol

Ya​





Me

Lo dilamar cowo lo?



Luspita Bondol

Ya…


Me

Ohh bagus dong. Congrats dulu lah!!




Luspita Bondol

Man, sorry banget ya…​





Me

Lha kenapa sorry dah?







Luspita Bondol

Gw udah gak bisa ketemu lo lagi kedepannya..​





Me

Kenapa?





Luspita Bondol

Setelah nikah, kayaknya gw bakal tinggal disini. Doi dikasih rumah tinggal sama kakeknya.




Me

Oh, gitu



Luspita Bondol

Man?​



Me

Kenapa?



Luspita Bondol

Sorry banget ya. Kayaknya emang kita harus bener2 lost contact…




Me

Kenapa, Pit?”





Luspita Bondol

Gw udah gak bisa kontak lo lagi, udah gak bisa ngwee sama elo lagi…




Arman tidak langsung membalas. Ia merenung, memperhatikan setiap isi chat mereka berdua, menghisap rokoknya dalam dan pelan. Lalu ia memperhatikan langit senja yang semakin terlihat kontras malamnya.

“She is happy. Yaudalah, namanya juga Friends With Benefit. At least she is happy.”



Me

Yaudah, Pit

Idup lo masih panjang

Ini kan berarti lo buka lembaran baru lagi

Udah saatnya elo ninggalin kehidupan lama elo





Luspita Bondol

Man…​





Me

Congrats ya!





Luspita Bondol

Man

Gw minta maaf banget​





Me

Apaan sih? wkwkwkkw

Kebanyakan minta maaf, dikata lebaran kali



Luspita Bondol

Yaudah…

Thank you ya buat FWB an nya

Elo enak

Enak bangett

Tapi gw punya jalan yang harus gw tempuh bareng cowo gw nanti kedepan​





Me

Bagus ituuu

Ya dienak2in aja lah

Kalo dia kagak bisa ngaceng lo gebok coba





Luspita Bondol

Aakwoakwoakwoakwoak

Tolol lo!!!​







Begitulah. Pita memberikan salam perpisahan kepada dirinya akan dirinya yang sebentar lagi akan segera dilamar oleh pacar aslinya. Pita terlihat berat hati, begitu juga Arman. Namun bedanya Arman berusaha tegar dan santai karena hubungan mereka juga hanya sekadar teman yang saling memanfaatkan dalam hal kepuaan seksual tanpa ikatan perasaan satu sama lain. Maka dari itu Arman tidak terlalu kecewa seperti Pita yang saat ini sedang berkaca2 di matanya.



Me

Lo gak nangis kan?





Luspita Bondol

Gak kok​





Me

Ah yang bener???





Luspita Bondol

…..

Kampret!

Lo kok bener terus sih nebaknya, tai!​







Me

Ya tau lah

Arman gitu





Luspita Bondol

Ngentid lah Man!

Gw pengen ketemuan lagi bentar, cuman gw lagi sama temen2 gw sekarang

Gw juga bentar lagi udah mau berangkat

Ah elah!!

Kenapa sih cowo gw kagak seenak elo, anjir!!






Me

Ya kagak tau dah itu mah ya wkwkkwkwk

Kapan2 kalo mau ketemu sama gw lagi mah yaudah gass





Luspita Bondol

Mana bisa, geblek!!

Mana bisaaa…​





Pita semakin mewek disana. Ia yang sedang berkumpul bersama teman2nya di suatu kedai pun bergegas ke toilet untuk melepas tangisannya.



Me

Dah lah Pit

Pelan2 pasti bisa ngelepas juga kok





Pita

Maann

Ah ngentod! Makin kejer gw!!

Tanggung jawab lo!!​







Me

Dih! Wkwkwkwk

Masa iya gw nyamper lo sekarang juga??





Luspita Bondol

Iya, kagak bisa makanya!!

Ada cowo gw soalnya anyingg

Aduh ngehe lahhhh​







Me

Yaudah entar maleman mau ketemu kagak bentar?





Luspita Bondol

Duh, dimana??




Me

Terserah



Luspita Bondol

Sayap suci?​







Me

Yang boneng lo? Tempat berisik begitu mana bisa buat ngobrol2







Luspita Bondol

Ya mau gak mau dah

Lagian mana mungkin cowo gw sama temen2nya sering nongkrong di tempat kek gitu




Me

Ya terserah lo

Gw ngikut aja

Wkwkwkwkwk







Singkat cerita setelah mendiskusikan tempat bertemu, akhirnya mereka pun sepakat di Sayap Suci. Tetapi ketika Arman tiba, ia tidak melihat Pita dimana pun didalam sana. Sempat ia kembali mengontak Pita, namun tidak ada balasan sama sekali. Hal ini membuat Arman menjadi bingung. Mungkin saja ia masih bersama dengan teman2nya saat ini atau berdebat dengan pacarnya. Beberapa menit kemudian Arman mendapat ‘chat’ masuk dari Pita.



Luspita Bondol

Man

Sorry banget gw php in lo

Sorry bangetttttt

Cowo gw mau nginep di rumah gw malem ini

Gw gak bisa nolak karena dia juga mau ketemu sama orang tua gw…

Aduh….​







Arman menghela napas panjang. Ia tentu sangat kecewa dengan keadaan ini, namun ia tentu tidak bisa berbuat banyak. Tidak mungkin ia menghampiri rumah Pita sekarang. Ia bukan siapa2 dan hanya sekadar teman pemuas nafsu Pita, bukan orang penting yang menjadi teman hidup.



Me

Yaudah mau gimana lagi

Mending temenin cowo lo aja dulu

Daripada mampir kesini, entar ribet lagi





Luspita Bondol

Mann…​



Pita sibuk mengirimkan emotikon sedih dan menangis sebanyak2nya. Ia masih mengirimkan itu sampai Arman sudah tidak membaca ‘chat’ tersebut. Ia terlalu suntuk untuk semakin menanggapi masalah ini. Lebih baik karena sudah terlanjut di tempat jedag jedug ini, ia memesan sekaleng minuman untuk diteguk sekaligus meredakan suntuknya.

Setelah ia mengambil dari meja bartender, Arman kembali duduk di kursinya dan menikmati musik yang sudah berganti ke ‘EDM’. Lantunan keras musik mala mini terasa seperti sekadar riuh yang mengganggu telinganya, begitu pun para perempuan seksi yang berjoged di depan panggung tidak ia perhatikan. Ia benar2 sedang tidak ‘mood’ malam ini untuk menikmati suasana atau pulang kembali ke ruko.

Ia pun mengeluarkan sebatang rokoknya untuk menenangkan pikirannya. Ketika sedang menyalakan korek api dengan susah payah, ia melihat di sampingnya seorang perempuan sedang mengamuk kepada pasangan yang sedang duduk berduaan.

Ini kan temennya si Marina, cewenya si Bian…. waduh lagi kenceng kayaknya nih orang!!

Lalu Arman menghampiri perempuan yang ternyata Puput yang dalam kondisi minuman keras sambil menahan pergelangannya kuat2. Begitulah kira2 pertemuan mereka malam itu secara sangat kebetulan.
 
Singkat cerita Arman dan Puput sampai di tempat perkiran tempat mobil Arman terparkir. Di parkiran Puput masih berontak dengan energi tersisa.

“LEPASIN ANJING!!! AAAAAGHH!!! ANJING LO APA2AN SIHH NGENTOD NGEBETOT2 LENGAN GW!! TANGAN GW SAKIIIITT!!!”

Akhirnya Arman melepaskan cengkramannya dan memperhatikan Puput yang duduk di jalanan.

“Hahh… hahh… hahh…!!” napasnya terengah karena telah membuang begitu banyak energi untuk melarikan diri dari Arman.

Arman hanya melihat Puput yang perlahan murung karena lelah dan pengaruh minuman yang masih belum hilang.

“……”

“Apa lo liat2 anjing!?” bentak Puput galak.

“Ini angka berapa?” Arman menunjukan angka dua di jarinya ke Puput.

“Nnnhhh… duhh, apaan sih!! Emang lo kira gw mabok apa!? itu… empat, eh tiga!! Eh empaaaat!!” jawab Puput kacau.

Masih kenceng ternyata

“Rumah lo dimana, cewe?”

“Mau ngapain lo!!!?? Hennhh emh….” Puput masih membentak dalam mabuknya.

“Gw anterin sini. Mana KTP lo?”

“ENGGAK ADA!!! LO MAU NGEBUNGKUS GW KANN HAH!!?? GW UDAH TAU ANJING!!! GW DISINI TUGASNYA NGELINDUNGIN SI JESSICA SUPAYA… HIKK…. SUPAYA ENGGAK DIBUNGKUS SAMA SI MARLO ITUU!! HIKK…!!”

“Yaudah gw taroh lo di hotel nih.”

“EH ANJING!!! EMANG LO KIRA GW CEWE APAAN HAH!!?? NGENTOD LO!! ANJING!!”

Puput tidak henti2ya memaki Arman yang masih memperhatikan dingin. Ia perlahan duduk di hadapan Puput yang tertunduk lemas.

“Yaudah gw tinggalin lo nih ya.” Ucap Arman pelan.

“YAUDAH SONO!!”

Lalu Arman beranjak dan berjalan menuju arah mobilnya parkir. Baru beberapa langkah, ia mendengar sayup isakan tangis.

Ancaman berhasil sepertinya… tapi kok nih cewe malah mewek dah?

Arman kembali menghampiri Puput yang mengusap matanya berkali2. Rambut hitamnya terlihat kusut menutupi hampir sebagian wajahnya yang memerah karena alkohol dan tangisan.

“Hikksss… hikkss…. UDAH SONO PERGI LOO!! SONO PERGIII!!! HIKKSS HIKSSSS!!”

“Ya kali gw ninggali elo! Udah bangun2. Noh ada mobil lewat, awas dulu..”

Puput kali ini menuruti perkataan Arman. Ia beranjak pelan dan masih oleng, hampir ingin terjatuh kembali. Namun Arman cepat meraih lengan Puput untuk membantunya berdiri.

“Hikkss… hikksss… pergiii… iihhh..” Puput masih mendorong Arman pelan.

“Bisa jalan?”

Puput menggeleng pelan di sela2 tangisannya.

“Yaudah naek cepetan.” Arman berjongkok di depan Puput untuk memberikan gendongan.

“Mau diapainnn…??”

“Naek cepetan.”

Lalu Puput naik ke punggung Arman dan menggendong perempuan cantik yang sedang teler ini. Ia menyenderkan sebelah wajahnya erat ke pundak Arman karena tidak kuat menahan pusing di kepalanya.

“Nama lo siapa?” Tanya Arman pelan.

“Mmmhh… Kyla… Susanti… Putri… mm..”

“Yang bener yang mana?”

“Yang mana ajaaaa… hikksss… bacod lo… hikksss… kepo lo tau gak kepooo… mmhh..” Puput mencubit pipi Arman keras.

Nama Kyla, dipanggil Puput. Emang rada caur nih temennya si Marina…











Setelah Arman sampai di mobil ‘BRV’ abu nya, ia membukakan pintu belakang lalu menggeletakan Puput disana. Sempat2nya Puput kembali menangis sambil mencercau tidak karuan.

“Mmmmmm gak mau dibelakang!!”

“Emang lo mau duduk di depan?”

“Mmmmh!!! Maunya diendonnggk…”

Arman cekikian sambil menggeleng kepala. Ia lalu memakaikan sabuk pengaman erat2 supaya Puput yang sudah tertunduk kesana kemari tidak jatuh atau melakukan sesuatu yang aneh lainnya.

Setelahnya, ia mengecek ponsel Puput mana kala ia menggunakan sandi wajahnya yang mudah dibuka. Arman berpikir akan mengabari salah satu teman dari Puput karena sedang dalam kondisi seperti ini dan akan diantarkan ke hotel terdekat. Namun nampaknya ponselnya tidak menggunakan fitur tersebut dan menggunakan sandi berupa nomor.

“Hikkss hikksss…”

Puput kembali terisak dibelakang sana.

“Hhhhhnhh hiksss…. Hhhuuuhuuu…. Rangga…. Rangga anjing! Hikksss… hikkkss!!”

Arman tidak berani menanggapi dan sibuk dengan kemudinya. Ia sibuk mencari tempat bermalam yang tidak terlalu jauh dari sekitar sini.

“Gw kesel tau… hikksss…. gw kesel sama Rangga! Dia pehapein gw terus2an!! Enggak pernah konsisten sama omongannya! Dia ngeboongin gw terus sama omongan2nya!!”

Puput mencurahkan isi hatinya secara otomatis. Sekali2 ia juga menendang jok yang diduduki Arman, membuatnya menengok berkali2 ke arah spion.

“Jawab gw dong salak! Kok gw didiemin ajaaa…. hikkkss hhuhuuuhuuuu!!”

“Iya iya…”

“Hhh… apa sih iya2 doang!? Jawab apa kek gitu!!”

“Emang kudu jawab apaan?”

“Ah enggak tau ahhh!! Semua cowo sama aja nyebelin!!”

“Dih…” gumam Arman mendengar kelabilan Puput.

“Gw tuh lagih kesel sama Rangga! Lo tau Rangga? Cowo ceking yang pehape terus ama gw…!??”

“Hmmm terus2?” Arman mendengarkan seadanya.

“Kesel gw! Kesel selama ini dia tuh gitu terus ama gwehh!! Nghh hikkk… emmhh..”

“Gitu gimana?”

“Ih budeg lo yhahh!?? Dia tuh nnhhh… dia tuhhh… aduh dia tuh ya pokoknya nyebelin! Suka tiba2 ngilang!! Gw kontakin ngak bisahh!”

“Ohhh gitu.”

Sampailah mereka di suatu hotel kecil yang berjarak satu setengah kilometer dari klub malam tadi. Arman pun menggotong Puput kembali sambil menuju meja resepsionins.

“Lantai lima palingan mas, soalnya pada penuh semua malem ini.” Ucap resepsionis yang membuat Arman mengelus wajah karena harus menggendong Puput yang teler dan tak henti2nya mengoceh.

“Kamu gendong aku sambil lari dong!” pinta Puput mencubit telinga Arman.

“Palalu lari….”

Akhirnya Arman pun pasrah dan mengiyakan bermalam di kamar lantai paling atas. Sialnya lift kecil di hotel tersebut sedang rusak. Maka dari itu Arman harus menggunakan tangga sampai lantai ke 5. Beruntungnya seorang ‘cleaning service’ membantu Arman untuk membukakan pintu dan merapihkan kamar sebelumnya. Beruntung ia sudah terlatih secara fisik, namun gelagat Puptu yang tidak bisa diam membuatnya jadi sedikit kesulitan.

“Yeeeeey!! Jalan2 yeeeey!!!” seru Puput sumbang.

Akhirnya tubuh Puput yang berat karena sedang mabuk pun digeletakan di ranjang berukuran besar. Lalu setelah itu ia langsung mencuci wajahnya kuat2 karena sebenarnya ia juga sedang mabuk walaupun tidak terlalu parah seperti Puput. Toleransi alkohol di tubuh Arman jauh lebih kuat ketimbang seorang yang hampir tidak pernah minum2an keras.

Setelah keluar, ia mendapati Puput sedang duduk termenung menatap kosong kearah Arman.

“Tiduran gih. Apa mau dikeluarin dulu di kamar mandi?”

Puput menggeleng pelan. Tatapannya kuyu, rambutnya begitu kusust, dan pakaiannya terlihat berantakan. Aroma parfum yang ia kenakan kini bercampur dengan bau badan dan alkohol yang diminumnya.

“Sini hape lo. Gw kontakin temen lo atau siapa lo gitu…” ujar Arman menjulurkan tangannya.

Puput kembali menggeleng pelan.

“Yaudah lo mau disini aja?”

Tidak ada jawaban dari Puput kali ini.

“Oi?”

“Lo bukannya mau bungkus gw?” Tanya Puput polos dengan nada begitu lemas.

“Paan sih? Gw cuman sekedar nganterin elo kemari. Makanya jangan suka bilang semua cowo sama aja bangsatnya. Apa2 ke hotel bawaanya dibungkus aja…”

“Nnnnhh…” Diberi pernyataan menusuk seperti itu membuat Puput kembali mewek pelan “gak boleh jahat sama gweeeehhh!!! Hhhuhuuuu….!!”

Arman menggaruk kepalanya namun sambil menahan tawa melihat tingkah laku kenakan2an wanita karir satu ini.

“Iya udah iya gak jahaaat…”

“Jangan ngomelin gweee!! Gw udah sering diomelin sama bokap gw duluuuuu!!! Hhhhuhuhuuuu!!!”

“Yaudah gak2…”

Arman pun duduk di samping Puput lalu memberikan tepukan pelan di pundaknya. Tanpa ada tanda apapun, tiba2 Puput melompat lalu memberikan pelukan erat.

“Gak boleh jahat!”

“Iya enggak, enggak jahat.”

“Gak boleh ngomel!”

“Iya enggak, enggak ngomel!”

“Enggak boleh sayang yang lain!!”

“Hah? Apaan sih hahahaha!”

Arman terbelalak tanpa bisa menahan tawanya lagi. Hal itu malah membuat Puput kembali menangis. Ia juga memukul dada Arman degan begitu lemas.

“IIIIIIHHH!! ANJING LO AHHH!! KOK KETAWAIN GW SIIIHHHH!!! HUHUHUUUU!!!”

“Yaudah iyaaaa, kagak sayang sama yang lainnnnn…. aishhh!”

“Mmmmhh.. satu lagi satu lagi satu lagiii!!! Hentar takutnya Puput lupaa mmmm!!”

“Apaan lagi?”

Apaan lagi nyet? Bawel bener! Untung cakep lo….

“Enggak boleh bohongin gweh! Soalnya Rangga suka boong sama gw! Jadi elo enggak boleh boong sama gw!! Ngerti gak!!??”

“Iyeee… gak boong.” Arman mulai malas menjawab perintah ngawur Puput.

“Emmh heheheee… janjiiii???? Janji duluuu sama Puput…!! Ayook!”

Puput tertawa manis di pelukan Arman sambil memberikan kelingkingnya. Sontak Arman merasakan sesuatu yang membahagiakan melihat ekspresi manis Puput ketika tersenyum, namun masih menahan geli karena ekspresinya yang sayu.

“Eh kamu…??” Puput memanggil Arman pelan.

“Apaaa??”

“Cium…”

Arman kaget setengah mati. Ternyata Puput bertindak sampai sejauh ini. Biasanya laki2 lain akan langsung mengiyakan bahkan sebelum diberikan ijin. Namun Arman beritindak sebaliknya lantaran ia sedang tidak ‘mood’ untuk berhubungan badan lantaran masalahnya dengan Amanda sekaligus Pita belakangan ini. Jangankan untuk berhubungan badan, ereksi melihat tubuh telanjang Amanda dan Pita yang ada di galeri ponselnya pun tidak menggugah nafsunya.

Namun naturnya sebagai laki2 tentu saja berkata lain. Ia tetap manusia biasa yang terangsang dengan seorang perempuan. Terlebih jika disodorkan hal seperti ini dihadapannya, dan menempel erat dengan tubuhnya, seorang perempuan cantik nan seksi sedang manja karena sedang mabuk oleh minuman keras. Kedua toket mengkal yang menempel kenyal di dadanya serta aroma badan dari Puput yang entah mengapa membuatnya semakin berdengup keras.

Agh anjing… anjingg… anjinnggg…. HOT BANGET NIH CEWEEEE!!

“Ciuuummm… mmmmmm…”

Puput memejamkan matanya lalu menghampiri wajah Arman.

“Eh, gak boleh cium2….” Ucap Arman dengan suara bergetar.

“Ihhh kenapaaaa…” Puput kembali mengambek.

Ekspresinya kali ini entah mengapa terlihat sangat menggemaskan. Padahal ia tadi masih dengan ‘badmood’ nya ketika mencegah keributan di dalam klub sayap suci.

“Emm… emang gw gak cantik ya?? Apa ketek gw lagi bauuuu…??” Tanya Puput kembali dengan polosnya.

“Cantik kok cantiiiiikkk…. Tapi entar2 dulu ya, kan elo lagi mabok nih…” ujar Arman mendorong pelan Puput untuk menjauh.

“Gak mau!!! Mau nya ciumm… mmmm…”

Arman semakin tidak bisa membendung libidonya. Perempuan seksi di depan matanya semakin manis dan binal, seakan menantang dirinya untuk merajai secepat mungkin.

“Putt…. udah ya…”

“Ihhh kok gitu sihhhh…. Rangga aja mau kalo ciuman sama gw!!?? Kok elo gak mau!!??” Puput sekali lagi mengoceh.

“Bukan gituuu, maksud gw… AGHH!!”

Arman tersentak kaget ketika bagian selangkangannya diremas lalu diusap kuat2 oleh Puput.

“Oghh… Put ghhg!!”

“Apa…. mau gw sepongin ajahh…. hmmm biasanya Rangga suka kalo titidnya gw gininn… hehehehe.”

Mode binal nya kembali muncul. Ia menggoda habis2an sambil mengelus selangkangan Arman dengan begitu bernafsu. Kemudian perlahan Puput mendekat kearah sana lalu mengigit sleting celana Arman dan membetotnya sampai kebawah. Suatu aksi yang sangat erotis dilakukan oleh Puput.

“Anjing aghh! Put, lo ngebuka sleting pake mulut lo???”

Puput hanya terkekeh melirik ke arah Arman, tetap denngan posisi menungging.

Beberapa sentuhan kemudian, keluarlah sebuah batang penis besar milik Arman yang sudah mengeras di hadapan Puput. Sontak ia terperanjat sedikit melihat betapa kekarnya kepunyaan Arman sambil menahan napasnya.

“Wow, gede banget…”

Karena sudah gemas, Puput pun menggenggam bagian tengah batang tersebut lalu mengocoknya naik turun. Sontak Arman menahan lenguhan sekuat tenaganya oleh perlakuan mesum Puput.

“Ghhh!! Anjing nhh!!”

“Mmhhh… gede banget sih, heran! Punya si Rangga aja gak segini gedenya…” keluh Puput kembali menyebut nama Rangga.

Semakin batang penis tersebut menegang, bagian kewanitaan Puput kian membanjir seiring dengan denyutannya yang membuat sensasi mengecup kecup disana.

“Hahh… hahh.. emmhh.. slrphh..”

Tanpa berkata apa2, Pupu langsung mengemut ujung penis Arman. Sontak pemiliknya kaget setengah mati sambil menegang bukan main.

“Ngentod!! Aghh.. ghh!!”

“Mmh… hehehe… emmhh.. slrphh..”

Dengan lihai Puput menaik turunkan kepalanya seiring dengan suara basah di mulutnya mengulum penis Arman. Zakarnya juga tidak luput dari elusan jari jemari serta emutannya, membuat Arman tidak kuasa menahan libidonya yang semakin memecut dirinya.

“Ghh… ahhgh!!”

“Enak?” Tanya Puput manja.

“Enhhh.. nnhh…” Arman mengangguk susah payah.

“Hehehe… emmhh… hahh hihung2 hehahai huhahahn hehihah hasih hihhh… mmhh..” ucap Puput dengan mulut yang masih mengulum penis.

“Ah iyahh… apapun lah itu lo bilang, anjing… hhhh…”

Semakin Puput menghisap penis Arman, semakin ia terbawa suasana oleh libidonya yang juga mengerang minta dipuaskan. Vaginanya sudah sangat membasahi cd warna putihnya, sampai cairannya sedikit meninggalkan bercak lembab di bagian tengahnya.

Hmmm… dah basah banget nih memeq gw… pengen ngentod… mana gede banget qontol nih orang. Muat gak ya masuk ke ‘little princess’ gw? Sabar ya adek ku sayang, kamu mah kalo nangis sampe ngebasahin celana aku banget…. ADUUHHH MANA GATEL JUGA ITIL GWEHHH…

Puput berkali2 menekan bagian selangkangannya karena rasa gatal yang sudah mengisyaratkan keras untuk segera dipuaskan.

“Mhhh… nnghhh…”

Terlihat penis Arman kali ini juga diremas kuat dan hanya beberapa kali saja dikulum oleh Puput. Ia sudah terhanyut jauh dengan nafsunya.

Pasti mau ngentod nih cewe?

“Mhauuu dimasukinnnn..” ucap Puput manja.

Ah udah kepalang tanggung, bangsat! Gas lah!!

Lalu Arman membuat Puput terbaring di kasur sambil meremas kedua toket montok yang masih tertutup ‘Korean crop top’ biru muda. Yang empunya aset tentu saja mendesah kaget namun senang.

“Ahh.. ennnhh…”

“Wanjaaay!! Gede amat nih ‘squishy’!! Asli kagak nih??” Tanya Arman iseng.

“Ahh… ASLI LAH!!” pekik Puput menampar keras pundak Arman.

Arman menggeleng kepala sambil menelan ludahnya kuat2. ‘Mood’ nya yang kusut perlahan kembali lurus karena dihadapkan bidadari cantik, seksi, dan galak sedang mabuk di klub malam. Tidah mendapat kesemokan tubuh Pita atau Amanda sungguh tidak apa2 karena semuanya terbayarkan dengan menyantap sosok yang puluhan kali lebih cantik dari mereka berdua.

“Shh… enhhh…”

Puput menikmati setiap remasan tangan Arman. Pakaiannya perlahan diangkat keatas sebagai salah satu usaha ‘membuka bungkus permen’.

“Ngahhh!!”

Puput memekik kembali ketika Arman menyusupkan tangannya ke dalam bra nya. Kali ini ia meremas sambil memilih keras kedua puting susu yang sudah menegang keras. Dengan jari jempol dan telunjuknya, ia melakukan gerakan layaknya memilin sebuah adonan kue kering. Terkadang kencang, membuat Puput mengerang sedikit kesakitan, atau dengan lembut membuat Puput mengelinjang minta untuk dikasari kembali.

“Ngghh… nnhh… shhh… ahh enak banget pentil gw diginiihh ennhhh!!!”

Ia memejamkan matanya, menikmati tiap rangsangan disana. Efek minuman yang masih terasa di tubuhnya membuat titik sensitifnya semakin membuatnya blingsatan. Puput pun mengangkat kedua lengannya, menggenggam kuat2 bagian atas kasur.

“Ahhh enak bangeett!! Toket gw enak banget diginiiiinnn!! Nnhhh!”

Arman sudah tidah tahan lagi. Ia cepat2 melepaskan semua pakaiannya dan meminta Puput juga yang sudah sangat terombang ambing gejolak nafsunya. Ketika sedang melepas, sekilas tercium aroma parfum yang dipakai Puput semerbak bercampur dengan bau badan nya. Entah mengapa, Arman terlihat tidak terganggu dengan hal itu, malahan aroma tersebut terasa menyenangkan, membuat jantungnya semakin berdengup kencang menderaskan aliran darahnya.

Busett… nih cewe bau ketek ternyata… tapi kok gw malah makin sange gini????? Aneh banget anjir gw!!

“Emmmhhh…. ayukkk dilanjut lagii!!” pinta Puput mendekat kearah Arman lalu menyentuh pipinya “kiss?”

Keduanya melayangkan ciuman panas satu sama lain. Arman menyilatkan sengit lidahnya, melawan manuver Puput yang tidak kalah ganas di dalam aduan lidah dan bibir mereka masing2.

“Emmhhh… cllpprhh.. nhh..”

Arman melepas pelan ciumannya, memperhatikan wajah Puput dengan dingin. Puput juga menatap Arman dalam. Ia yang masih dalam pengaruh alkohol melihat Arman begitu tampan, begitu menggugah selera bercintanya, begitu membuat darahnya melepuh.

“Entot gw ya, ganteng…” ucap Puput lembut. Aroma minuman keras pekat tercium dari nafasnya yang berat.

Arman mengangguk kecil. Ia sudah tidak tahan dengan kebinalan Puput yang sudah terbaring kembali.

“Ennnhhh mmfff….” Puput blingsatan ketika kepala penis Arman menyentuh meki nya yang sudah licin.

“Mhhhh masukin ayukkk!!”

Arman menarik napas panjang lalu menusuk pelan penisnya kedalam sana.

“AHH!!”

Puput memekik tak tertahan ketika penis tersebut baru masuk seperempat bagian.

“Gede banget nnhhh!!”

Bola matanya terbelalak di tatapan sayu nya melihat proses masuknya kejantanan tersebut.

“Ahhh, Putt…!”

Arman memberikan beberapa gerakan untuk membuat Puput terbiasa dahulu. Namun baru pelan begitu saja membuat Puput menahan mulutnya kuat2 sambil meremas lengan Arman kasar.

“Mhhh!! Mmhhh!! Mhhh!!”

“Engg… enak gak, Put!?”

“Enhhh… mhh mhh mhh..!!”

Puput masih menahan mulutnya, membuat desahannya tidak terdengar jelas. Semakin digerakan, membuat ia makin blingsatan dan menepuk dada Arman kuat2.

“Mmhh mhhh…!!”

“Enak gak??”

“Mmhh… mmhh…!!”

“Put…??”

“Mhh.. enhh!!”

“Put!!!????”

Sontak Arman mencabut penisnya lalu mengangkat tubuh Puput dan bergegas membawanya ke dalam kamar mandi.

“HOEEEEEEEEKKKK!!! BWEEHHHHHH!!! GGGGGRRRPPHHHLLL!!”

Ia memuntahkan apapun yang berada di dalam pencernaannya. Akhirnya keluar sudah minuman yang ada di dalam tubuhnya dala bentuk muntahan.

“Ayo dikeluarin lagi!”

“Engghh… enggah… udah…. HOEEEEKKKK!!!”

Puput berkali2 memuntahkan apa yang masih terasa ingin ia keluarkan dari tubuhnya. Sambil memeluk kloset duduk, ia memasukan kepalanya ke dalam sana sedalam mungkin.

Sementara Arman hanya memperhatikan sambil membersihkan bagian tubuh Puput yang terkena ‘ampas internal’ hasil minum2nya.

“Udah?”

“Enhhh…” Puput mengangguk pelan “HOOEEEEKKK!! OOGHHHHH!!!”

Belom ternyata….




つづく
 
Woaaah, Puput muncul lagiii :panlok3:

Ijin pasang patok dulu ya, brad... ntar gue komen2 deh, boleh kan? :pandajahat:

hola sahabat, lama bgt gak keliatan ente :banzai::banzai:
iya nih, muncul lg pake plot yg baru
jgn cuman pasang patok tapi ditinggalin doang ya wkwkwkkw :pandaketawa::pandaketawa::pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd