Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [REAL STORY] Maya, Bu Guru Alim yang Binal [Update 19 Agustus 2022]

Setelah Bu Maya selesai membersihkan sisa sperma di kontolku, aku bangkit untuk mengambil tissue di meja rias. Aku memberikan tissue kepada Bu Maya yang kemudian digunakan untuk membersihkan sperma di perut dan dada Bu Maya. Sedangkan aku sendiri membersihkan sperma di wajah dan leher Bu Maya. Setelah selesai, aku membuang tissue kotor di tong sampah yang dilapisi plastik kresek berwarna hitam. Aku mencium kening, pipi, dan bibir kemudian berbaring sambil memeluk Bu Maya. Bu Maya bergeser menghadapku dan membalas pelukanku. Bu Maya menatapku sambil tersenyum, manis sekali. Karena Bu Maya belum mendapatkan orgasmenya, aku berinisiatif untuk 'menyentuhnya' lagi. Aku mengusap-usap lengan Bu Maya, bergeser ke punggung, dan leher. Kemudian sambil berciuman, aku mulai memainkan memek Bu Maya menggunakan jariku. Pantat Bu Maya bergerak-gerak naik turun, bergeser ke kanan dan kiri, nampak menikmati perlakuan dariku.

Kontolku yang tadinya terkulai lemas, sekarang berangsur bangkit. Tetapi belum cukup energiku untuk memompa memek indah Bu Maya menggunakan kontolku. Aku pun tetap memainkan memek Bu Maya menggunakan jariku. Sesekali aku mencium dan menjilati leher Bu Maya. Sesekali juga aku menghisap dan menjilati puting Bu Maya. Wajah sayu Bu Maya dengan mata terpejam, mulut terbuka dengan sedikit desahan, menjadi pemangan indah bagiku saat itu. Tidak terasa, Bu Maya meraih kontolku. Tidak dikocok, hanya dipegang dan diremas. Namun hal ini menimbulkan sensasi nikmat bagiku, terasa bagiakan ada aliran listrik yang mengaliri kenikmatanku. Cukup lama Bu Maya menggenggam kontolku, dan hanya sesekali mengocok kontolku, itu pun sangat pelan.

Karena birahiku mulai naik, aku bangkit bertumpu pada lututku kemudian mengarahkan kontolku ke wajah Bu Maya. Tanpa dikomando, Bu Maya kembali menggenggam kontolku, mengelap cairan yang sedikit keluar dari lubang kontolku menggunakan ibu jarinya, dan kemudian langsung melahap kontolku. Ketika mendapatkan service blowjob, aku selalu menyukai moment pertama kali kontol masuk ke dalam mulut, karena lebih geli dan lebih nikmat, meskipun setelahnya juga ada kenikmatan tersendiri. Sembari menikmati service dari Bu Maya, aku pun melanjutkan memainkan memek beliau. Aku mengusap-usap bagian luar memek Bu Maya, sesekali aku juga memasukkan 2 jariku ke dalam memeknya. Bu Maya selalu berhenti mengulum kontolku ketika mendapatkan sensasi tertentu atas sentuhan pada memeknya.

Karena mungkin Bu Maya sudah sangat terangsang, tidak lama setelahnya, tubuh beliau kejang seketika. Tangannya menggenggam erat lenganku, mulutnya mengangga dengan posisi kontolku masih di dalamnya, juga disertai lengkuhan yang tertahan. Aku tetap melanjutkan aktifitasku memainkan memek Bu Maya, namun satu tangan beliau mulai menahan tanganku. Aku paham, Bu Maya pasti merasakan sensasi geli dan ngilu, namun seolah aku ingin tetap memainkan memek beliau dan berharap beliau mendapatkan squirt. Tetapi sebetulnya, aku sendiri tidak paham bagaimana bisa dan bagaimana caranya agar seorang wanita bisa mendapatkan squirt. Karena sepertinya Bu Maya betul-betul ingin aku berhenti memainkan memeknya, maka aku pun menghentikannya. Aku mengeluarkan kontolku dari mulut Bu Maya, dan setelah itu aku duduk. Aku memandangi Bu Maya yang terkulai lemas dan dengan mata terpejam. Terlihat nafas Bu Maya masih terengah-engah belum stabil. Aku berinisiatif mencium kening beliau serta mengusap pipinya. Seketika mata Bu Maya terbuka, kemudian nenatapku dengan penuh arti. Dengan tubuh yang nasih lemas, Bu Maya meraih kontolku dan mengusap-usapnya. Karena sudah tanggung, aku bangkit dan berpindah posisi untuk mengangkangi wajah Bu Maya. Tanpa dikomando, Bu Maya membuka mulutnya dan aku langsung memasukkan kontolku ke dalamnya. Aku mengocok kontolku di dalam mulut Bu Maya, disertai sensasi hangat di pantatku karena menempel pada payudara kenyal milik beliau.

Susah payah aku bertempur di dalam posisi ini, karena sesekali kontolku mengenai gigi Bu Maya, dan ini sedikit membuat aku merasa kesakitan. Meski begitu, aku tetap melanjutkan aktifitasku di posisi ini. Aku menikmati wajah Bu Maya yang terhimpit 2 pahaku sembari melahap kontolku. Cukup lama aku mengocok mulut Bu Maya, dengan sesekali aku menyodok dalam sampai ke tenggorokannya. Bu Maya sampai tersedak, namun tidak sedikitpun melakukan protes kepadaku. Sampai pada akhirnya, aku aku tidak tahan untuk memuntahkan spermaku. Aku mengeluarkannya sedikit di mulut Bu Maya, kemudian aku mengeluarkan kontolku dari mulut beliau, sehingga ada sebagian spermaku yang menyembur di wajahnya.

Singkat cerita, aku dan Bu Maya sama-sama membersihkan diri dari sperma yang tercecer. Setelah itu, aku mengenakan semua pakaianku, dan Bu Maya terpaksa mandi lagi (mandi junub). Ketika keluar kamar, Satria terlihat sedang tertidur di kasur lantai yang terletak persis di depan tv dengan posisi tengkurap. Aku berinisiatif menggendong Satria dan memindahkannya ke kasur di dalam kamar, tepat di mana baru saja ibunya bercinta yang bukan dengan ayahnya. Setelah itu, aku berpamitan dengan Bu Maya dan aku pulang ke rumah dinas yang aku tempati. Sebelum pulang, aku menyempatkan untuk memuji Bu Maya dan mencium keningnya. Ketika aku telah menaiki sepeda motor yang aku pakai, terlihat wajab Bu Maya yang sumringah, melempar senyum kepadaku. Aku pun akhirnya pulang.

Bersambung...
Preview boleh dipm dong suhu
 
Syukurlah kalo Bu Maya puas, kami ikut senang. Kami tunggu episode berikutnya
 
Bu Maya puas kami lemass...
Kebayang sosok bu maya dengan bodynya yg sintal. Yang bingung harus mengekspresikan hal yg terjadi pada dirinya. Smg ga dirusak dengan nethink dan mengadu ke suaminya seperti pengalaman pribadi ane. Ancurr wkwk
 
Setelah Bu Maya selesai membersihkan sisa sperma di kontolku, aku bangkit untuk mengambil tissue di meja rias. Aku memberikan tissue kepada Bu Maya yang kemudian digunakan untuk membersihkan sperma di perut dan dada Bu Maya. Sedangkan aku sendiri membersihkan sperma di wajah dan leher Bu Maya. Setelah selesai, aku membuang tissue kotor di tong sampah yang dilapisi plastik kresek berwarna hitam. Aku mencium kening, pipi, dan bibir kemudian berbaring sambil memeluk Bu Maya. Bu Maya bergeser menghadapku dan membalas pelukanku. Bu Maya menatapku sambil tersenyum, manis sekali. Karena Bu Maya belum mendapatkan orgasmenya, aku berinisiatif untuk 'menyentuhnya' lagi. Aku mengusap-usap lengan Bu Maya, bergeser ke punggung, dan leher. Kemudian sambil berciuman, aku mulai memainkan memek Bu Maya menggunakan jariku. Pantat Bu Maya bergerak-gerak naik turun, bergeser ke kanan dan kiri, nampak menikmati perlakuan dariku.

Kontolku yang tadinya terkulai lemas, sekarang berangsur bangkit. Tetapi belum cukup energiku untuk memompa memek indah Bu Maya menggunakan kontolku. Aku pun tetap memainkan memek Bu Maya menggunakan jariku. Sesekali aku mencium dan menjilati leher Bu Maya. Sesekali juga aku menghisap dan menjilati puting Bu Maya. Wajah sayu Bu Maya dengan mata terpejam, mulut terbuka dengan sedikit desahan, menjadi pemangan indah bagiku saat itu. Tidak terasa, Bu Maya meraih kontolku. Tidak dikocok, hanya dipegang dan diremas. Namun hal ini menimbulkan sensasi nikmat bagiku, terasa bagiakan ada aliran listrik yang mengaliri kenikmatanku. Cukup lama Bu Maya menggenggam kontolku, dan hanya sesekali mengocok kontolku, itu pun sangat pelan.

Karena birahiku mulai naik, aku bangkit bertumpu pada lututku kemudian mengarahkan kontolku ke wajah Bu Maya. Tanpa dikomando, Bu Maya kembali menggenggam kontolku, mengelap cairan yang sedikit keluar dari lubang kontolku menggunakan ibu jarinya, dan kemudian langsung melahap kontolku. Ketika mendapatkan service blowjob, aku selalu menyukai moment pertama kali kontol masuk ke dalam mulut, karena lebih geli dan lebih nikmat, meskipun setelahnya juga ada kenikmatan tersendiri. Sembari menikmati service dari Bu Maya, aku pun melanjutkan memainkan memek beliau. Aku mengusap-usap bagian luar memek Bu Maya, sesekali aku juga memasukkan 2 jariku ke dalam memeknya. Bu Maya selalu berhenti mengulum kontolku ketika mendapatkan sensasi tertentu atas sentuhan pada memeknya.

Karena mungkin Bu Maya sudah sangat terangsang, tidak lama setelahnya, tubuh beliau kejang seketika. Tangannya menggenggam erat lenganku, mulutnya mengangga dengan posisi kontolku masih di dalamnya, juga disertai lengkuhan yang tertahan. Aku tetap melanjutkan aktifitasku memainkan memek Bu Maya, namun satu tangan beliau mulai menahan tanganku. Aku paham, Bu Maya pasti merasakan sensasi geli dan ngilu, namun seolah aku ingin tetap memainkan memek beliau dan berharap beliau mendapatkan squirt. Tetapi sebetulnya, aku sendiri tidak paham bagaimana bisa dan bagaimana caranya agar seorang wanita bisa mendapatkan squirt. Karena sepertinya Bu Maya betul-betul ingin aku berhenti memainkan memeknya, maka aku pun menghentikannya. Aku mengeluarkan kontolku dari mulut Bu Maya, dan setelah itu aku duduk. Aku memandangi Bu Maya yang terkulai lemas dan dengan mata terpejam. Terlihat nafas Bu Maya masih terengah-engah belum stabil. Aku berinisiatif mencium kening beliau serta mengusap pipinya. Seketika mata Bu Maya terbuka, kemudian nenatapku dengan penuh arti. Dengan tubuh yang nasih lemas, Bu Maya meraih kontolku dan mengusap-usapnya. Karena sudah tanggung, aku bangkit dan berpindah posisi untuk mengangkangi wajah Bu Maya. Tanpa dikomando, Bu Maya membuka mulutnya dan aku langsung memasukkan kontolku ke dalamnya. Aku mengocok kontolku di dalam mulut Bu Maya, disertai sensasi hangat di pantatku karena menempel pada payudara kenyal milik beliau.

Susah payah aku bertempur di dalam posisi ini, karena sesekali kontolku mengenai gigi Bu Maya, dan ini sedikit membuat aku merasa kesakitan. Meski begitu, aku tetap melanjutkan aktifitasku di posisi ini. Aku menikmati wajah Bu Maya yang terhimpit 2 pahaku sembari melahap kontolku. Cukup lama aku mengocok mulut Bu Maya, dengan sesekali aku menyodok dalam sampai ke tenggorokannya. Bu Maya sampai tersedak, namun tidak sedikitpun melakukan protes kepadaku. Sampai pada akhirnya, aku aku tidak tahan untuk memuntahkan spermaku. Aku mengeluarkannya sedikit di mulut Bu Maya, kemudian aku mengeluarkan kontolku dari mulut beliau, sehingga ada sebagian spermaku yang menyembur di wajahnya.

Singkat cerita, aku dan Bu Maya sama-sama membersihkan diri dari sperma yang tercecer. Setelah itu, aku mengenakan semua pakaianku, dan Bu Maya terpaksa mandi lagi (mandi junub). Ketika keluar kamar, Satria terlihat sedang tertidur di kasur lantai yang terletak persis di depan tv dengan posisi tengkurap. Aku berinisiatif menggendong Satria dan memindahkannya ke kasur di dalam kamar, tepat di mana baru saja ibunya bercinta yang bukan dengan ayahnya. Setelah itu, aku berpamitan dengan Bu Maya dan aku pulang ke rumah dinas yang aku tempati. Sebelum pulang, aku menyempatkan untuk memuji Bu Maya dan mencium keningnya. Ketika aku telah menaiki sepeda motor yang aku pakai, terlihat wajab Bu Maya yang sumringah, melempar senyum kepadaku. Aku pun akhirnya pulang.

Bersambung...
syahdu suhu .... nuwun
 
Cerita yang seperti ini memang pantas masuk HT, apa adanya dan mengalir tanpa dipaksakan sehingga pembaca pun ikut alur serta membayangkan secara runut proses yang berlangsung.
Terima kasih gan telah membuat cerita yang bagus semoga agan tetap dalam kondisi sehat dan bersedia melanjutkan pengalaman–pengalaman lainnya di forum ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd