Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG REBIRTH OF SHADOW: CIRCLE OF MILF

Part 14

Black Hole






Hari senin, seperti biasanya, Gio mengawali hari dengan berangkat ke sekolah. Kegiatannya di sekolah pun monoton layaknya anak-anak sekolah pada umumnya. Perbedaan antara Gio dan anak-anak lain di sekolah adalah ketika anak-anak lain bersekolah untuk mencari ilmu, Gio berangkat ke sekolah untuk mencari para MILF’s dambaannya.



“Giooo….” Panggil seseorang.

Gio menghentikan Langkah kakinya dan menengok ke arah sumber suara, “eh bu Elin, lama banget ga liat bu Elin.” Jawabnya.

“ihh… kamu ini kemana aja, kok lama nggak keliatan?” tanya bu Elin.

“ya saya ngga kemana-mana bu, saya di sini-sini aja.”

“trus kamu lupa sama janjimu dulu pas kamu perkosa ibu?”

“eh.... bu, jangan keras-keras ngomongnya, ngga enak nanti didengar orang yang lewat.” Jawab Gio sembari melihat lingkungan sekitar dan untungnya tidak ada orang.

“habisnya... ibu kangan sama barangmu itu...” ucapnya sembari melirikkan matanya ke arah selangkangan Gio.

“Gio janji deh, nanti malam Gio ke rumah ibu.”

“nah gitu dong. Yaudah bye-bye… ibu mau ke pasar. Kamu hati-hati ke sekolahnya.” Ucap bu Elin yang berlalu sembari sumringah.



Kehadiran bu Elin yang tiba-tiba saat Gio hendak berangkat ke sekolah tentu mengejutkannya. Ia kembali teringat tentang bagaimana ia menyetubuhi ibu dua anak tersebut beberapa waktu lalu dan disanalah ia juga berjanji bahwa akan memberikannya kepuasan kembali dan hari ini lah janji tersebut diminta oleh bu Elin untuk ditepati. Memang wanita jika sudah tergila-gila dengan kontol susah mengontrol.

Gio kembali melanjutkan perjalanannya ke halte bus kota yang akan membawanya ke sekolah. Sekolah yang sebenarnya hanya menjadi batu loncatannya untuk bisa mengakses jaringan narkoba yang berada di dalamnya, namun ia malah tergiur dengan para guru-guru yang mengajarnya disanan, sementara itu masalah utamanya menjadi terlupa begitu saja.

Dendamnya terhadap bu Dina masih terus membara dan tak akan pernah ada kata padam sampai ia bisa membalasnya. Ia sudah memiliki rencana tersendiri terhadap guru paling killer yang ia temui tersebut. Rencana tersebut ia telah susun secara matang dan tinggal menunggu waktu eksekusinya saja.

Seperti biasa, di hari senin ini ia bertemu dengan para MILF’s yang selalu meghiasi sekolahan ini dan selalu bisa membuat Gio berfikir yang tidak-tidak tentang mereka. Tak ada yang menarik dari kegiatan bersekolahnya kali ini. Hingga ia memutuskan untuk langsung pulang ke rumah selepas pulang sekolah.

Di perjalanan menuju ke gerbang sekolah, ia teringat bahwa ia sudah mengantongi sebuah informasi mengenai tempat yang sering menjadi tujuan dari pak Basuki, yaitu sebuah perumahan. Ia berniat untuk melakukan pemantauan tentang rumah tersebut, sehingga ia memutuskan untuk pulang ke rumah rahasianya saja sembari mempersiapkan perlengkapan yang mungkin nanti ia butuhkan.

Setelah dari rumah rahasianya, barulah ia melangkahkan kaki menuju ke tempat yang koordinatnya sudah dikirimkan oleh Derry. Dengan menggunakan bus kota yang selalu menjadi perjalanannya, ia sampai di halte terdekat dari rumah tersebut. Perumahan yang tergolong elit tentu memiliki keamanan yang cukup tinggi pula, tetapi Gio selalu memiliki cara, itulah dirinya.



“selamat sore pak.” Sapa Gio terhadap petugas keamanan rumah tersebut.

“selamat sore dek. Ada yang bisa dibantu?” tanya satpam tersebut ramah.

“ah tidak ada pak, saya Cuma mau ke rumah bu Citra, kebetulan saya disuruh ibu saya untuk mengantarkan pesanan beliau.”

“baiklah, silahkan. Sudah tau kan rumahnya yang mana?”

“sudah pak.” Jawab Gio.

“sebentar.” Ucap satpam tersebut sembari mengambil metal detector yang ada di dekatnya.

“saya cek dulu ya.” Lanjut satpam tersebut.



Nampaknya peralatan yang dibawa Gio terlalu canggih, hingga metal detector pun tidak mampu mendeteksinya. Segera ia melanjutkan Langkah kakinya menuju ke titik koordinat yang telah dikirimkan oleh Derry. Ia juga mengawasi lingkungan sekitar yang begitu sangat tenang karena sepertinya banyak dari mereka yang belum pulang dari kantor mereka. Dan melihat dari lingkungannya sepertinya kebanyakan dari mereka adalah kaum-kaum individualis, sehingga tidak akan banyak merepotkan Gio dalam menjalankan misinya.

Gio yang menyapa satpam tersebut sembari mengawasi seragam dan ruangan satpam tersebut. Tentu tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepadanya. Sama seperti satpam pada umumnya yang berperawakan gempal, sepertinya satpam tersebut bukanlah menjadi masalah bagi Gio jika seandainya ia mengganggu jalannya misi ini.

Sesampainya di tempat yang ia tuju, seperti biasa, Gio mengamati terlebih dahulu lingkungan sekitar. Sekiranya aman, ia lekas menerbangkan drone miliknya untuk memantau. Drone yang mengudara pun memberikan visualisasi mengenai area kompleks tersebut. Sama seperti perkiraan awalnya bahwa area ini masih sangat sepi di jam segini.

Setelah itu, drone tersebut mulai terbang rendah dan berganti kamera menjadi kamera thermal yang fungsinya untuk memantau area dalam rumah. Seperti penampakannya dari luar, rumah tersebut terlihat tidak ada orang di dalamnya. Sehingga kemungkinan besar, orang yang tinggal di rumah tersebut tidak memiliki ART.

Selain itu, beberapa sudut rumah tersebut juga dilengkapi dengan CCTV, tetapi hal-hal semacam itu tentu bukanlah menjadi halangan bagi Gio untuk melancarkan aksinya. Tinggal menunggu saja, apakah nantinya sang penghuni rumah memiliki pengawal pribadi atau tidak. Untuk mengawasi lebih lanjut, Gio memasang CCTV kecil seukuran kancing baju yang ia letakkan di pohon depan rumah tersebut.

Setelah semuanya beres, Gio memutuskan untuk pulang Kembali ke rumah rahasianya. Ia ingin Menyusun rencana Kembali mengenai apa yang ia akan lakukan terhadap penghuni rumah tersebut nantinya. Selain itu, ia juga akan menyiapkan sebuah rencana untuk membalaskan dendamnya kepada bu Dina.

Sesampainya di rumah rahasianya, Gio menghidupkan komputernya dan me-setting CCTV yang tadi telah ia pasang. CCTV tersebut nantinya akan merekam penuh aktivitas yang terekam. Gio ingin memantau kebiasaan orang rumah tersebut sebelum nantinya melakukan Tindakan.

Setelah itu, dengan kekuatan computer yang dimiliki, Gio menyulap foto bu Dina yang sebelumnya tersimpan di cloud menjadi telanjang semua, hal ini ia gunakan sebagai ancamannya terhadap bu Dina nanti. Gio berhasil membobol penyimpanan awan (cloud) bu Dina hanya berbekal email yang ia temukan setelah melakukan pencurian data dari bu Dina.



“Selamat Sore bu Dina yang terhormat. Semoga anda dalam kondisi yang selalu bahagia ya, tapi saya jamin setelah membaca email ini, anda pasti tidak akan sebahagia dulu lagi. Hmmm, kira-kira bagaimana reaksi mereka ya melihat foto tak senonoh guru kesayangan mereka yang terkanal alim dan galak ini? Segera balas email ini jika anda tidak ingin foto-foto bugil itu terpajang di majalah dinding sekolah esok hari” bunyi pesan Gio yang dikirimnya melalui email kepada bu Dina beserta dengan lampiran foto-foto hasil editan Gio.



Setelah mengirimkan email tersebut, Gio menyenderkan kepalanya ke kursi dan menengadahkan kepalanya ke atas. Ia membayangkan melihat ekspresi bu Dina yang takut, cemas, dan khawatir ketika membaca email dari yang ia kirimkan tersebut. Ia sudah yakin dengan apa yang ia lakukan ini, sehingga ia siap dengan segala resiko dan konsekuensinya.

Hampir satu jam Gio menunggu balasan email dari guru killernya tersebut hingga ia hampir ketiduran. Beberapa saat kemudian ia disadarkan dengan email yang masuk dan ternyata bu Dina membalasnya.



“Siapa kamu? Berani-beraninya mengancam saya dengan ancaman murahan seperti itu. Silahkan lakukan jika memang anda punya nyali dan jangan salahkan saya jika dalam waktu dekat anda ditangkap polisi atas tuduhan pencemaran nama baik dan penyebaran konten asusila.” Balas bu Dina.

“HAHAHAHA... silahkan saja, kita lihat siapa yang lebih kuat di sini.” Balas Gio kembali.



Gio telah memprediksi bahwa bu Dina tidak akan menyerah begitu saja. Sehingga ia telah menyiapkan plan yang tak mudah ditebak. Sebagai seorang mantan bos Mafia, tentu ia telah berulang kali bertemu dengan orang-orang yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan bu Dina ini, sehingga ancaman-ancaman seperti itu tidaklah berarti. Bukankah Gio pernah hampir mati beberapa waktu lalu? sehingga di penjara bukan menjadi ancaman bagi dirinya

Setelah itu, Gio mencetak seluruh foto bugil bu Dina yang jumlahnya puluhan tersebut. Setelah itu, berbekal tas ransel, ia bergerak menuju ke sekolah untuk menjalankan aksinya. Ia benar-benar ingin menempel foto-foto vulgar bu Dina tersebut di majalah dinding sekolah.

Sesampainya di sekolah, kondisinya sudah sepi karena hari yang akan segera berganti menjadi malam. Gio memutuskan untuk lewat memutar atau melewati jalur belakang, karena jalur depan sudah pasti dijaga oleh satpam sekolah. Meskipun jalur belakang ini ada sungai kecil tepat di dekat tembok tetapi Gio nekat melakukannya, karena tak ada jalan lain.

Setelah dengan susah payah berhasil melewati tembok setinggi hampir tiga meter tersebut, Gio mengeluarkan drone miliknya untuk memantau situasi sekitar. Terlihat dari kamera drone bahwa satpam sekolah masih berada di pos jaganya, sehingga aman bagi Gio untuk melanjutkan pergerakannya.

Gio menuju ke area yang ter-cover wifi sekolah namun masuk dalam blind spot CCTV. Segera ia sambungkan telepon genggam miliknya untuk Kembali mengacak-acak sistem CCTV yang ada. Setelah berhasil melakukan seperti apa yang dilakukannya pada saat melakukan perampokan palsu di rumah pak basuki waktu itu, ia segera menuju ke area tempat di mana majalah dinding biasa di tempel.

Foto-foto syur milik bu Dina tersebut akhirnya tertempel sempurna di majalah dinding sekolah. Setelah itu, ia melihat hasil kamera drone-nya menampilkan bahwa satpam sekolah terlihat melangkahkan kaki yang tandanya akan memutari sekolah untuk memastikan bahwa semuanya aman. Segera Gio bergerak menjauh dari tempat tersebut. Tak lupa juga Gio menormalkan kembali CCTV sekolah tersebut, namun ketika Gio sedang menunggu CCTV tersebut normal kembali, tiba-tiba...



“WOYYY... NGAPAIN KAMU?” Teriak satpam tersebut dari belakang Gio.

“mampus...” batin Gio yang mendengar suara tersebut.



Satpam itu pun langsung berlari menuju ke arah Gio dan untungnya sepersekian detik dari ketika satpam tersebut berlari, CCTV tersebut kembali normal. Gio langsung lari dan melompati tembok tinggi pembatas sekolah. Untungnya lagi sekali lompatan langsung bisa melewatinya. Naasnya setelah ia melompat, pendaratannya tidak mulus dan malah tercebur ke dalam sungai tersebut.

Segera ia pergi menjauh sebelum satpam sekolah dapat menangkapnya atau mengenalinya. Dengan kondisi seragam sekolah yang masih ia kenakan dan basah, ia menepi sejenak untuk menurunkan drone yang sedari tadi tetap mengudara di atas langit sekolah. Setelah itu, ia langsung pulang ke rumah bu Dewi.

Ketika menaiki bus sekolah, beberapa orang yang juga naik bus tersebut terlihat keheranan dengan kondisi pakaian Gio yang basah, sementara kondisi di luar tidak dalam keadaan hujan. Tak terkecuali sopir bus tersebut yang juga sedikit tertawa ketika Gio naik ke dalam bus,



“habis ulang tahun dek?” tanya sopir bus tersebut sembari terkekeh.

“hehehe… iya pak.” Ucap Gio singkat agar tidak memperpanjang obrolan.



Sesampainya di rumah, bu Dewi juga keheranan dengan kondisi Gio yang seperti itu. Bu Dewi juga bertanya tentang apa yang menimpa Gio sehingga membuatnya pulang dalam kondisi basah seperti itu. Gio hanya menjawabnya dengan alasan ia habis bermain bersama dengan teman-temannya dan yang kalah harus disiram air. Terdengar tidak logis bagi anak seusia Gio memainkan permainan seperti itu, tetapi itu lah satu-satunya jawaban paling aman yang bisa terlontar dari mulut Gio.

Setelah itu, Gio membersihkan diri dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia teringat bahwa malam ini ia ada janji untuk menemui bu Elin di rumahnya. Ia memutuskan untuk menunggu bu Dewi tertidur terlebih dahulu agar ia tidak bingung mencari-cari alasan untuk dapat keluar dari rumah.

Hingga tengah malam tiba nampaknya bu Dewi masih terjaga di depan televisi sembari menonton program reality show kesukaannya. Gio yang melihatnya pun menghampiri bu Dewi,



Gio duduk di samping bu Elin yang bersandar di sofa, “enggak ngantuk bu? Kok jam segini masih nonton TV sih.” Ucap Gio sembari menyenderkan kepalanya di bahu bu Dewi.

“kamu sendiri ngapain belum tidur? besok kan sekolah.” Bu Elin malah bertanya balik.

“belum ngantuk bu.”

“hmmm… anak ibu kenapa sih, kok kelihatannya manja sekali.” Ucap bu Elin sembari mengusap lembut rambut Gio.

“ah enggak kok bu. Biasa saja.”



Gio dan bu Dewi malah sama-sama menikmati reality show tersebut. Hingga tiga puluh menit kemudian acara tersebut selesai,



“Hoaamm… udah ah, ibu ngantuk mau tidur dulu.” Ucap bu Dewi yang menguap sembari beranjak dari tempat ia duduk dan masuk ke dalam kamarnya.

“kamu cepetan tidur, besok sekolah.” Lanjut bu Dewi sesaat sebelum masuk ke dalam kamarnya.



Gio yang melihat hal tersebut bersorak penuh kemenangan dalam hatinya. Kini ia tinggal menunggu beberapa saat lagi agar bu Dewi tertidur dengan pulas, sehingga ia bisa bebas pergi menemui bu Elin. Tiga puluh menit kemudian, ia mengecek kamar ibu angkatnya tersebut dan melihat bahwa bu Dewi sudah tertidur pulas di atas kasurnya.

Setelah menutup rapat-rapat pintu kamar dan pintu rumah, Gio bergegas melangkahkan kaki menuju ke rumah bu Elin yang jaraknya tak jauh dari kediaman bu Dewi. Seperti biasa Gio selalu memilih jalan belakang, karena takut ada orang yang melihat. Sesampainya di sana, segera ia membuka pintu belakang rumah bu Elin dan ternyata tidak dikunci. Sepertinya bu Elin memang sengaja mempersiapkan semua ini untuk Gio.

Tak hanya itu, bahkan ketika Gio membuka pintu kamar bu Elin, ia melihat bahwa bu Elin sudah menggunakan “pakaian dinas” yang biasa digunakan seorang istri untuk merangsang suaminya, yaitu sebuah lingerie bebahan satin. Terlihat bahwa bu Elin sudah tertidur pulas di kasurnya, sementara anaknya yang kecil ia letakkan di tempat tidur bayi yang letaknya di samping tempat tidurnya.

Gio segera naik ke atas ranjang tersebut dengan memposisikan diri di belakang bu Elin yang tidur menyamping. Tak lupa sebelum itu, ia telah melucuti semua pakaiannya hingga kini ia tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Dengan kondisi kontol yang sudah mulai tegang, ia menyingkap bagian bawah lingerie bu Elin hingga ke pinggang dan memposisikan kontolnya di sela-sela pantat berisi milik bu elin, sehingga kontolnya dijepit oleh belahan pantat bu Elin.



Bersama dengan hal tersebut, Gio mulai berbisik di telinga bu Elin, “ibu cantik banget pake lingerie.” Tak lupa jua ia menjilati area belakang telinga dan leher bu Elin. Kontolnya yang terjepit belahan pantat pun ia gesek-gesekkan.

“ahhh… iya Gio, ibu pakai semua ini demi kamu.” Ucap bu Elin yang mulai terbangun dari tidurnya.

“aku siap bikin ibu merintih keenakan malam ini.” jawab Gio sembari melanjutkan jilatannya hingga ke bahu bu Elin dan melorotkan tali lingerinya ke bawah.



Setelah itu, segera tangan Gio menelusup masuk dari balik celah lingerie tersebut dan memainkan toket montok milik bu Elin. Diremasnya dengan lembut toket tersebut. Dimainkannya putting susu bu Elin dengan jari Gio. Sementara bu Elin hanya mendesah kenikmatan menikmati rangsangan yang diberikan oleh Gio.



“ahhh… iya Gio… ibu kangan sentuhan tanganmu.”

“ahhh… mainin terusss…”



Ingin lebih leluasa, Gio merebahkan tubuh bu Elin dari yang awalnya tidur menyamping menjadi terlentang. Gio segera memposisikan diri diatas tubuh bu Elin dan lekas mencumbu mulutnya. Bersama dengan itu tangannya aktif menurunkan tali lingerie yang lain, hingga kini kedua buah dada bu Elin terekspos sempurna.

Cumbuan Gio kembali turun ke bawah hingga ke bukit kembar milik bu Elin yang menjadi dambaan semua pria. Ia jilat dengan manja toket kiri bu Elin, sementara toket yang satunya merupakan tugas tangannya untuk memainkannya. Bersama dengan jilatannya, sesekali juga ia menghisap puting toket bu Elin yang masih sedikit mengeluarkan ASI.



“hhhmmmm.... ahhhh... hisap terus nakk… hisappp…”

“ahhh…. Nyusu sama ibu… ahhhh….”



Bu Elin mendesah sembari menahan kepala Gio untuk tetap berada di payudaranya. Gio terus menyedot payudara bu Elin dan memainkan yang satunya lagi. Sementara bu Elin terus mendesah kenikmatan atas permainan yang dilakukan oleh Gio tersebut.

Setelah puas menghisap susunya yang seharusnya untuk sang buah hati. Gio bergerak ke bawah untuk melorotkan sepenuhnya lingerie bu Elin dengan dibantu bu Elin yang sedikit mengangkat pinggulnya, hingga kini kedua sejoli ini telanjang bulat tanpa busana.

Dengan kondisi tersebut, Gio segera memainkan jari jemarinya dengan membelai bibir liang senggama bu Elin. Dimainkannya jari jemari Gio dengan lihainya membelai bibir memek tersebut. Mendapatkan gempuran rangsangan yang dilakukan terus menerus, membuat area sekitar memek bu Elin menjadi basah dan lembab karena keluarnya cairan pelumas yang terus membasahi.



“ahhh.... jarimuhhh... terusss....”

“iyahhh.....”

“becek banget bu memek mu.” Ucap Gio.

“iyahh… gara-gara kangen kontolmuhh...”



Nampak bu Elin sudah semakin liar dengan berani berbicara kotor. Sementara itu, Gio terus melanjutkan permainan jarinya di area lubang intim milik bu Elin. Bersama dengan itu juga dimainkannya klitoris milik bu Elin. Permainan jari Gio di klitorisnya tersebut membuat bu Elin semakin mendesah tak karuan.

Tak berselang lama kemudian, kini giliran bibir dan lidah Gio juga tak mau ketinggalan. Segera di dekatkannya bibir tersebut ke lubang peranakan milik bu Elin dan segera di hirup dalam-dalam dan ternyata bau harum semerbak dari area selangkangan tersebut. Segera dijilatinya setiap inchi area sensitive di lubang peranakan bu Elin, mulai dari labia mayora hingga klitorisnya.



“aduhhh… aduhhh… keluarrr… ahhhh….”

“kamu apakan itilkuhhh…. Aduhhh… Ahhh…. Keluarrrhhh…”



Benar saja, mulut Gio segera dibanjiri oleh cairan kenikmatan yang keluar dari memek bu Elin. Gio membiarkan bu Elin menikmati orgasme pertamanya terlebih dahulu sembari mengatur ritme nafasnya.



“kok cepet banget sih bu, belum juga masuk kontolku.” Ucap Gio.

“huh... lidah sama jarimu benar-benar gila, aku nggak kuat.” Jawab bu Elin.



Gio beranjak dari posisinya dan berdiri di samping kasur. Nampak bu Elin sudah mengerti dan mengikuti Gio. Kini ia sudah berjongkok di hadapan Gio dengan posisi kepala sejajar dengan kontol Gio. Sejurus kemudian, kontol yang tegang sempurna tersebut dilahap bu Elin dengan ganas dan segera dimaju-mundur kan kepala bu Elin untuk memberikan servis.



*Oclokk... Oclokk... Oclokk... hah...* suara yang dihasilkan dari beradunya kontol Gio bersama dengan mulut bu Elin dan sembari bu Elin mengambil nafas.

“ahhh... terus buu... enakkk.... mulutmu enakk…” ucap Gio sembari mengusap lembut rambut bu Elin yang terurai bebas.



Blowjob tersebut berlangsung selama kurang lebih 5 menit setelah bu Elin menyudahinya dan beralasan kalau rahangnya capek karena ukuran kontol Gio yang tidak normal. Setelah melepaskan kontol Gio dari mulutnya, bu Elin lalu bergerak menuju ke ujung ranjangnya dengan berposisi menungging. Bersama dengan itu, ia juga menggeol-geolkan pinggulnya seolah menggoda Gio untuk segera menusuk memeknya.

Tak mau menunggu lagi, segera Gio menghampiri bu Elin dan memposisikan diri di belakangnya. Sejurus kemudian, kepala kontol Gio telah berada di bibir memek bu Elin dan siap menusuk masuk. Langsung saja ia menusukkan dalam-dalam kontolnya ke dalam memek bu Elin yang telah basah tersebut.



“Ahhhh..... dalem bangethh....” pekik bu Elin.

“kok gak sesempit dulu bu?” tanya Gio setelah kontolnya terbenam di memek bu Elin.

“ahhh…. Sama aja kok.” Elak bu Elin.

“ga mungkin, pasti ada rahasia dibelakang ini semua. kalau ibu ga mau jujur, aku cabut kontolku sekarang.” Ucap Gio sembari bersiap menarik kontolnya dari memek bu Elin.

“aduhhh... jangan... iya-iya nanti ibu cerita... tapi sekarang tolong jangan cabut kontolmu ituhh....”



Gio pun mengamini perkataan bu Elin tersebut dan mulai memompa kontolnya. Sementara bu Elin terus merintih setiap hentakan kontol Gio menyentuh leher rahimnya. Bersama dengan genjotannya Gio juga menampari serta meremasi pantat bu Elin dengan gemas lantaran pantatnya tersebut juga ikut bergoyang seirama dengan hentakan yang ia lakukan.



“terusss... iyahhh... iyahhh....”

“ahhh.... aduhhh....”



Persetubuhan mereka dalam gaya tersebut pun berakhir setelah Gio menyudahi genjotannya dan meminta bu Elin untuk merebahkan diri di kasur. Setelah itu Gio menghampiri tubuh bu Elin dan mengangkat kaki kanan bu Elin dan menjepitnya di pinggangnya (posisi Pretzel). Dengan posisi seperti itu tubuh bu Elin dalam posisi yang sedikit miring ke kiri. Dengan posisi mereka saat ini pula maka keduanya bisa saling melihat dan Gio dapat leluasa menggerayangi dua bukit kembar milik bu Elin.

Sementara itu, Gio telah ikut naik ke ranjang dan bersiap untuk menusukkan kembali kontolnya ke dalam lubang peranakan milik bu Elin. Segera ditusukkannya Kembali kontol tersebut ke dalam memek bu Elin dan langsung disambut dengan rintihan serta desahan yang keluar dari mulut bu Elin.

Tangan kanan Gio juga ikut menjalankan perannya, yaitu meremasi toket bu Elin dengan lembut. Sesekali juga ia memainkan putting susu bu Elin dan semakin membuat bu Elin mendesah kenikmatan. Merespon apa yang dilakukan Gio terhadap toket dan memeknya yang terus “dihajar”, bu Elin sesekali mendongakkan kepalanya sembari mengeluarkan desahan-desahan lembutnya.



“ahhh… teruss nakkk….”

“iyahhh….”

“Enak kan bu?”

“iyahhh… enakkkhhh… ahhh…”



Gio terus menggenjot bu Elin dengan posisi seperti itu. Sementara itu, tangan Gio yang tadinya bermain-main di toket bu Elin, kini berpindah menyapu cairan pelumas yang menetes dari memek bu Elin yang lalu ia arahkan jarinya ke mulut bu Elin dan langsung disambut dengan bibirnya yang seperti anak kecil dikasih permen.



“aduhhh… keluarrr… ahhh…. Ahhhhh… keluarrr….”



Bu Elin pun Kembali menumpahkan lahar kenikmatannya untuk yang kedua kalinya dalam persetubuhannya Bersama Gio malam ini. sementara Gio, sama seperti persetubuhan sebelumnya, ia begitu perkasa dan belum ada yang benar-benar membuatnya puas. Baru Bersama bu Hajah Gio berhasil menumpahkan spermanya.



“kok udah keluar lagi sih bu, katanya rahimnya mau disiram pejuhku?” protes Gio.

“aduhh…. Ibu udah nggak tahan kalau kamu udah hajar memek ibu pake kontolmu ituh.” Jawab bu Elin sembari mengatur nafasnya.

“terus ini dilanjut apa udahan sampe sini aja?”

“lanjuttt… pokoknya buat ibu sampe lemes atau sampai kamu bisa sampai crot pokoknya.” Ucap bu Elin.

“tapi biarin ibu istirahat dulu sebentar. Huhh...”



Bu Elin masih berusaha mengatur nafasnya. Sementara Gio tak membiarkan nafsu bu Elin padam kembali. Sembari membiarkan bu Elin menikmati sisa orgasmenya, Gio kembali menindih tubuh bu Elin dan mencumbu area leher dan telinga bu Elin yang mengeluarkan keringat.

Dikecupnya telinga bu Elin sembari dijilatnya bagian belakang telinga bu Elin. Jilatannya kembali turun hingga ke leher bu Elin. Gio menjilati setiap keringat yang keluar dari pori-pori kulit bu Elin dan sukses menciptakan sensasi merinding di tubuh bu Elin.

Jilatan Gio terus turun ke bawah hingga sampai pada area payudara bu Elin, tepatnya pada areolanya yang berwarna coklat sedikit tua. Dimainkannya lidah itu dengan cara bergerak melingkar di sekitar areola bu Elin dan diakhiri dengan menjilat serta mengecup pentil bu Elin.



“aduhhh… Ahhhh….”

“nyusu nakkk… nyusu sama ibu…. Ahhh…. Iseppp… terusss….”



Mendengar desahan dari bu Elin membuat Gio bersemangat untuk terus menyedot toket bu Elin. Sementara bu Elin semakin kelojotan dengan Gio yang sangat bersemangat bermain di payudara miliknya. Gio seakan ingin menyedot habis susu yang seharusnya menjadi jatah anak bu Elin tersebut.



*oowwhhhegg… oeeegg….* anak bu Elin yang paling kecil menangis ditengah-tengah persetubuhan panas ibunya dengan laki-laki yang bukan ayahnya tersebut.

“aduhhh…. Udah dulu nyusunyaa… anak ibu bangun…” pinta bu Elin sembari menjauhkan kepala Gio dari payudaranya.



Sayangnya permainan tersebut buyar tatkala anak dari bu Elin yang tidur di tempat tidur bayi bangun dan menangis. Sepertinya ia terganggu dengan suara ibunya yang sedari tadi mendesah tak karuan. Gio pun menuruti apa yang diminta bu Elin demi kelancaran persetubuhan mereka berdua.

Tak ingin membuang-buang waktu dan tidak ingin nafsu keduanya turun, Gio menarik tubuh bugil bu Elin yang sedang menimang anaknya tersebut. Gio sebelumnya memposisikan diri di ujung ranjang dengan posisi duduk. Setelah menarik bu Elin, kini bu Elin duduk di pangkuan Gio dengan kontol Gio yang terjepit pantat bu Elin.

Menyadari hal tersebut, bu Elin mengangkat pantatnya dan meminta Gio untuk mengarahkan kontolnya ke lubang memeknya. Setelah itu, ia dengan perlahan menurunkan pinggulnya hingga kontol Gio Kembali menerobos masuk ke dalam liang peranakan miliknya.



“ahhhh…. Ssttt….” Pekik bu Elin tertahan sembari mendongakkan kepalanya ke atas dengan masih menimang anaknya.



Kontol milik Gio Kembali berhasil bersarang di lubang memek bu Elin. Sementara itu, Bu Elin menikmati sejenak ketika kontol tersebut berhasil masuk Kembali ke dalam memeknya. Sesaat setelahnya, bu Elin mulai menggoyangkan pantatnya seperti ulekan sambal. Sembari menimang anaknya, ia mulai menggoyangkan pinggulnya.

Beberapa saat kemudian, bu Elin meletakkan kembali anaknya yang telah terlelap ke ranjang bayi dan mulai menaik-turunkan pinggulnya. Ia terus memompa kontol Gio yang bersarang ke memeknya dengan tempo yang semakin cepat.

Tak berselang lama kemudian, bu Elin memutar badannya tanpa melepaskan kontol Gio dari sarangnya, hingga kini ia dan Gio saling berhadap-hadapan. Tangan bu Elin pun melingkat di leher Gio dan tangan Gio berada di punggung bu Elin. Langsung saja Gio melumat bibir bu Elin dan bu Elin tetap melanjutkan genjotannya meskipun dengan tempo yang tidak secepat tadi.

Sepuluh menit kemudian, Gio menggendong tubuh bu Elin dengan posisi tangannya berada di belakang lutut bu Elin, semetara tangan bu Elin masih melingkat di leher Gio. Dengan posisi berdiri, Gio mulai mempompa memek bu Elin dengan cara menaik turunkan tubuh bu Elin dan menggoyangkan pinggulnya.



“ahhhh…. Ahhh…. Aduhhh….. enakkk….”

“terusss…. Iyahhh…. Ahhh….”

“aduhhh… pinter bangethh kamu nakhh....”



Hingga beberapa waktu kemudian, disaat kondisi tangan Gio yang mulai pegal bu Elin berkata bahwa ia juga akan keluar. Gio langsung merebahkan tubuh bu Elin ke kasur dan mengarahkan mulutnya ke lubang memek bu Elin. Hingga lahar kenikmatan bu Elin Kembali muncrat untuk yang ketiga kalinya.



“hahhh… hahh… hebat banget kamu nak” ucap bu Elin sembari mengatur ritme nafasnya yang ngos-ngosan setelah orgasmenya.

“ibu banjir mulu ah, kan aku belum apa-apa.” Rajuk Gio.

“habisnya kontolmu kuat banget, ibu yang nggak kuat.”

“terus mau lanjut apa udahan nih bu?” tanya Gio.

“huhh... udahh... ibu capekk...”

“yahh... ibu cari enaknya aja ini mah.”

“yaudah, sini naik dulu, ibu kocokin pake tangan aja ya, sambil kamu nyusu juga gapapa.” Ucap bu Elin.



Gio yang tadinya berjongkok di hadapan memek bu Elin pun menuruti perkataan bu Elin dan lekas naik ke atas ranjang. Segera bibir mereka kembali bertemu dan juga terjadi permainan lidah di sana. Tangan bu Elin langsung mengarah ke kontol Gio untuk memberikan kocokan-kocokan manjanya. Sementara itu, tangan Gio menuju ke toket bu Elin untuk diremasinya.



“udah-udah, nanti bablas lagi nggak selesai-selesai lagi, udah mau pagi ini.” Protes bu Elin setelah melepaskan lumatannya.



Bu Elin lantas tetap melanjutkan kocokannya pada kontol Gio, sementara Gio hanya diam saja sembari memainkan pentil bu Elin,



“bu, mana katanya mau cerita kenapa memek ibu nggak serapet dulu pas pertama kontolku masuk.” Ucap Gio meminta penjelasan.

“yaampun, kamu itu ya, mau tau aja urusan orang dewasa.” Protes bu Elin sembari sedikit meremas kontol Gio.

“ya kan ibu udah janji, atau kalau ibu nggak cerita ya jangan harap lagi Gio sudi nyentuh ibu.” Ucap Gio tegas.

“huh” bu Elin membuang nafas, “jadi gini, ibu ini udah dalam kondisi buntu banget, nggak tau lagi mau cari uang lewat mana atau minjem uang ke siapa. Karena setelah kepergian suami ibu, ibu benar-benar nggak punya pegangan lagi, nol pemasukan ibu, nak.” Ucap bu Elin sembari menghentikan kocokannya.

“terus ibu...” jawab Gio terpotong.

“ya mau gimana lagi, hanya itu jalan satu-satunya yang bisa ibu tempuh, ibu malu nak, kalau harus terus berpangku tangan ke orang tua ibu, sementara anak ibu udah dua.” Ucap bu Elin yang sepertinya tau apa yang akan Gio katakan.

“kenapa nggak ngomong sama Gio, siapa tau kan bisa bantu.”

Bu Elin tersenyum kecil, “kamu ini masih remaja, belum waktunya untuk mikirin masalah hidup orang dewasa, apalagi ini bukan masalahmu.”

“gini aja, aku bakal cariin pekerjaan lain buat ibu asalkan ibu berhenti dari pekerjaan ibu yang sekarang. Deal?”

“nggak segampang itu nak” jawab bu Elin.

“emang siapa yang ada di balik ini semua?” tanya Gio tegas.

Bu Elin menggeleng lemah, “ibu yang memulai, biarkan ibu pula yang menyelesaikan.” Ucapnya.



Tidak puas dengan jawabab bu Elin, Gio beranjak dari posisi rebahannya dan lekas mengenakan pakaiannya kembali satu persatu,



“Gio... kamu mau kemana? Kan belum selesai.” Ucap bu Elin.



Gio tak mengindahkan perkataan bu Elin dan berlalu pergi keluar setelah pakainnya selesai ia kenakan semua. Sementara bu Elin nampak memahami bahwa anak seusia Gio memang sedang labil-labilnya pun membiarkan Gio pergi meninggalkan dirinya.

Gio pulang dengan perasaan bingung. Ia sebenarnya ingin membantu bu Elin, tetapi kini kondisinya berbeda. Ia seakan terlambat menolong bu Elin yang terlanjur terjebak dalam lubang hitam. Tapi bagaimana pun ia tak rela jika salah satu wanita yang menjadi pemuas birahinya tersebut jatuh ke tangan pria hidung belang.

Bagaimanapun juga ia harus bisa membantuk bu Elin untuk keluar dari masalah ini dan mencarikannya solusi yang lebih baik lagi. Gio memiliki pemikiran bahwa ia akan menempatkan bu Elin di Perkebunan anggurnya, sama seperti apa yang ia lakukan kepada mbak Reni. Sebelum itu, ia harus membebaskan bu Elin dari belenggu orang di balik kesesatan ini semua, tapi siapa orang tersebut?




Lanjut ke PART 15 : GOTCHA!
 
Terakhir diubah:
sudah terlalu lama rasanya tidak membawa Gio menyapa suhu-suhu sekalian. Malam ini, mumpung punya waktu luang saya menyempatkan diri untuk membawa Gio kembali menyapa suhu-suhu sekalian.

Terima kasih kepada suhu-suhu yang masih tetap menantikan kelanjutan perjalanan cerita dari Gio dan mohon maaf karena update-nya yang terlalu lama. semoga cerita ini bisa menghibur suhu-suhu sekalian. Terima kasih😁
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd