Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Remake: Masa Lalu Istriku yang (cukup) binal - Kisah Nyata

Cerita kisah nyata berikutnya pilih yang mana?


  • Total voters
    35
  • Poll closed .
Asal Mula Kebinalan Mita - Chapter 3

Setengah tahun sudah Mita dan Raka bersama, semenjak kejadian ‘handsjob’ dan ‘half naked’ beberapa waktu lalu, mereka berusaha mencuri waktu untuk bermesraan, baik di lorong pojok sekolah, ruang tamu neneknya Mita, maupun di rumah dimana Raka tinggal, namun masih dalam batas saling berpelukan, berpagutan bibir atau saling meraba alat vital masing-masing.

“Mita, sini yuk, aku mau kasih tau sesuatu”, kata Raka ketika menjumpai Mita saat hendak masuk sekolah.

“Kasih tau apa?”, tanya Mita penasaran.

“Tanteku 6 bulan ke depan bakal sering keluar kota, hmmm sendirian di rumah deh…”, jawab Raka dengan muka riang dan seperti memberi kode ke Mita bahwa mereka bisa akan lebih banyak waktu untuk berduaan bersama.

“Uhmm kasian juga ya kamu sendirian…nanti sambung lagi deh, udah mau masuk kelas yukk”, kata Mita sambil mengajak Raka masuk ke kelas.

Sepulang sekolah Raka mengajak Mita ke tempat ‘persembunyian’ mereka di lorong sekolah yang jarang dilewati orang, Mita sebenarnya khawatir saat pertama kali Raka mengajaknya ke lorong itu untuk bercumbu, namun Raka meyakinkan bahwa tempat itu aman di jam-jam tertentu setelah pulang sekolah.

“Uhmm kangen pengen meluk kamu sayang..”, kata Raka yang langsung memeluk Mita, yang dia rindukan sebenarnya bukan hanya pelukan, namun remasan di payudara Mita dan kocokan tangan Mita di penisnya. Beberapa kali Raka mengajak Mita ke lorong sepi itu, namun Mita hanya mengijinkan Raka memeluknya, mencium bibirnya dan atau paling nakal adalah meremas-remas payudaranya dari luar seragam sekolah saja.

Mereka bercumbu beberapa saat dengan bibir saling berpagutan, tangan nakal mulai menjelajah bagian dada Mita dan meremasi payudaranya, “Sayang…kocokin tititku boleh?”, rayu Raka sambil menyusuri leher Mita dan mengecup cuping telinganya, dia sepertinya tak tahan menahan birahinya.

“Uhmm gamau, nanti ada yang liat…Sabtu aja, iyah Sabtu di rumah tantemu ya…”, tolak Mita sambil berusaha membuat kekasihnya tak kecewa.

“Hmmm bener ya? Sabtu kita ke rumah ya? Nanti ga boleh keluar lagi sama nenekmu…kalo diijinin paling dibatesi pulangnya”, kata Raka meminta komitmen Mita di hari Sabtu, neneknya Mita memang cukup ketat menjaga cucunya, jika tidak ada alasan yang cukup kuat biasanya sulit meminta ijin keluar di hari Sabtu untuk waktu yang agak lama.

“Nanti aku bilang ada tugas kelompok yang senin mesti selesai dan butuh waktu mengerjakannya…sabar yaaa ini”, kata Mita diakhiri godaan nakal mengelus bagian penis Raka yang ternyata sudah mengeras di dalam celananya.

Raka tak sabar menunggu akhir pekan bersama Mita, tantenya kebetulan sudah info akan pergi keluar kota di hari Jumat, sekarang tinggal memastikan Mita bisa mendapat ijin dari neneknya.

“Gimana? Kamu sdh sempet bilang soal besok?”, kata Raka tak sabar saat menjumpai Mita di sekolah di Jumat pagi.

“Hmm sejauh ini sih bisa, aku bilang sekitar jam 10an sampe sore, sebelum maghrib sudah pulang”, jawab Mita.

“Yess, asikkkk! Besok aku jemput tepat waktu!”, kata Raka yang begitu senang membayangkan apa yang dapat dilakukan dengan kekasihnya esok hari, tiba-tiba penisnya mengeras membayangkannya, padahal sudah waktunya kelas akan dimulai.

Dengan motor tuanya Raka melaju untuk menjemput Mita di hari Sabtu pagi, hatinya begitu senang membayangkan bisa menghabiskan waktu bersama kekasihnya tanpa gangguan dari siapapun. Mita sudah menunggu di depan rumah dengan rok kain lipat selutut berwarna krem dipadukan baju warna putih yang membuatnya begitu manis dan anggun, jantung Raka berdebar-debar, antara bangga memiliki kekasih seperti Mita dan tak sabar untuk mencumbui gadis itu.

Mulustrasi stelan yg Mita kenakan:


Sesampai di rumah, setelah sempat mampir di warung bakso langgananan mereka, Raka tak kuasa memeluk dan mencumbu bibir Mita setelah menutup dan mengunci pintu depan.

“Aku sayang kamu Mita…”, ujar Raka sambil mencumbui leher jenjang Mita.

“Ssshh ahhh gelii, iyahh sayang…”, kata Mita tak kuasa mendesah saat lehernya dicumbu dan dijilati Raka.

Raka menggandeng Mita masuk ke kamarnya, sudah beberapa kali Mita datang ke rumah itu, namun selalu menolak masuk kamar kekasihnya itu, seperti mendapat angin segar, Raka meminta Mita berbaring di ranjang tempat dia sering kali onani membayangkan saat-saat seperti yang akan dilakukannya saat itu bersama Mita.

“Sayang…aku boleh minta sesuatu?”, kata Raka sambil mengusap lengan Mita dan menatap wajahnya.

“Minta apa?”, Mita sudah membayangkan apa yang akan diminta Raka, namun dia masih berusaha untuk mengabaikannya, dan akan berusaha menolaknya.

“Aku mau lihat kamu telanjang…boleh?, rayu Raka dengan mimik muka penuh belas kasihan.

“Hmmm cuma liat kan?”, jawab Mita untuk memastikan, awalnya dia pikir Raka akan to the point meminta kehormatannya.

“Iyahh kalo boleh…aku ga maksa…”, kata Raka sambil membelai rambut kekasihnya itu.

“Hemm, yang atas aja…aku gamau buka semua”, kata Mita, dia merasa belum siap memperlihatkan tubuh polosnya di hadapan Raka, apalagi dia yakin itu akan memicu Raka untuk melakukan hal yang lebih lagi.

Raka sempat memasang muka cemberut, dan dalam hati sebenarnya dia kecewa, “Uhmm yah gpp deh, aku juga kangen netek sama kamu”, katanya sambil meremas payudara Mita.

“Iyahh boleh…”, Mita bangkit dengan posisi duduk dari sebelumnya berbaring, dia membuka bajunya perlahan dan melemparkannya ke kursi dekat tempat tidur, setelah itu dia membuka pengait bra-nya dibantu Raka untuk meloloskan satu-satunya yang menutupi tubuh bagian atasnya.

“Hmmm aku suka tetek kamu…”, kata Raka sambil memandang kedua payudara mungil Mita yang menggemaskan, dia tak tahan untuk menikmati kedua puting susu Mita, Raka membuka kaosnya lalu menggenggam lembut kedua payudara Mita.

“Aku mau hisap putingnya…”, katanya pelan diikuti anggukan kepala Mita tanda setuju. Raka mencumbui kedua payudara Mita bergantian dan menjilati areola atau daerah sekitar puting susu Mita, desahan Mita membuat Raka semakin bernafsu, apalagi puting susu Mita tampak mengeras dan siap dilahap, Raka menghisapnya perlahan pada awalnya dan semakin lama semakin kuat hingga membuat Mita menjerit kecil dan berkata…”Ssshh ahhh pelan-pelan, perihhh…”, bukannya berhenti, Raka semakin kuat menghisap kedua puting susu Mita bergantian…”Stoppp!!! Perihhh!!!”, Mita mendorong tubuh Raka dan memandangi kedua puting susunya yang tampak begitu merah.

Mulustrasi:






“Maaf sayang, aku gemes banget sama puting kamu…”, rayu Raka sambil mengusap lengan Mita, mencumbu bibirnya dan merebahkan tubuh kekasihnya sambil menggerayangi tubuh kekasihnya itu. Sambil mencumbui bibir, pipi, leher dan bagian dada Mita, tangan Raka mulai aktif mengusapi paha Mita dan berhasil membuat Mita mendesah kenikmatan dan tak sadar saat tangan Raka sudah sedikit lagi menuju pangkal pahanya yang masih dibalut celana dalam katun warna krem yang dikenakannya.

“Auhhh, ahhh jangannn”, Mita terhenyak sadar saat jari jemari Raka dengan nakal mencoba menyelinap dari sela-sela celana dalamnya untuk menyentuh bagian kemaluannya.

“Hmmm aku mau liat ini kamu…”, kata Raka sambil mengusap bagian kemaluan Mita.

Mita sempat bimbang, di satu sisi dia sangat menikmati momen dicumbui dan digeratangi Raka, dengan ragu-ragu Mita berkata, “Liat aja boleh, tapi gamau dimasukinn…”.

Raka mengangguk tanda mengiyakan permintaan kekasihnya itu, dengan dada berdegup kencang, dia meloloskan rok dan celana dalam yang Mita kenakan secara bersamaan, secara spontan Mita menutup bagian kemaluannya dengan tangannya, namun dengan lembut Raka menyingkirkan tangan Mita dan mendapati pemandangan polos kemaluan Mita dengan rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat dan cukup rapih, Mita masih mengatupkan pahanya sehingga belahan kemaluannya tidak terlihat jelas. Raka tak ingin terburu-buru dan membuat kekasihnya marah, dia kembali mencumbu bibir dan payudara Mita sambil mengusap rambut kemaluan Mita dengan lembut, dia tahu, semakin wanita terangsang maka lambat laun dia akan membuka pahanya sedikit demi sedikit.

“Kamu ga akan ninggalin aku kan?”, tiba-tiba Mita berucap pelan disela desahannya, sambil mengusap rambut Raka.

“Iyahh sayang, aku cinta kamuu…”, kata Raka sambil menatap wajah manis kekasihnya.

Tak disadari, pelan-pelan Mita membuka kedua pahanya, birahinya yang meningkat seperti ingin sensasi lebih dari sekedar usapan di bagian bulu kemaluan di atas belahan vaginanya. Raka tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, jarinya secara perlahan mulai mengusap belahan vagina Mita, tak sulit baginya menemukan klitoris Mita dan sukses membuat Mita mendesah-desah dengan ritme napas tak beraturan.

“Iyahhh disitu…enakkk”, tak sadar Mita ternyata langsung menikmati sentuhan pertama di bagian klitorisnya oleh seorang lelaki.

Raka begitu lihai memainkan jarinya mengelus klitoris Mita, namun dia ingin lebih lagi, jari jemarinya turun membelah kemaluan Mita, menyibak bulu kemaluannya dan mendapati bibir vagina kekasihnya yang basah, dia memainkan bibir vagina Mita dengan mencubiti perlahan sambil memutar jarinya di depan liang vagina Mita.

“Sshhh ahhhh sayangg…….”, tubuh Mita menggelinjang hebat mendapatkan orgasme pertamanya hari itu, tak pernah dia membayangkan betapa nikmatnya yang dirasakan saat kemaluannya dimainkan jari jemari seorang lelaki.

Raka membiarkan Mita sejenak menuntaskan orgasmenya, jarinya basah dari cairan kenikmatan Mita yang sebagian keluar dari liang vaginanya.

“Enak sayang? Aku lepas celanaku yahhh”, goda Raka yang melihat wajah Mita nan sayu setelah mendapatkan orgasme hebatnya, dia meloloskan celananya dan membuat penisnya begitu bebas mengacung di hadapan kekasihnya itu.

“Iyahhh enakkk…iya lepas aja, tapi jangan dimasukinnn pleaseee”, pinta Mita dengan wajah memelas, dia takut bermain cinta lebih jauh lagi, dia takut hamil diluar nikah dan membuat malu keluarganya.

“Enggak sayang, aku minta kocokin…sama dihisap kalo kamu mau…”, Raka membimbing tangan Mita untuk mengocoki penisnya, tak lama dia mengambil posisi menyodorkan penisnya ke mulut kekasihnya itu, Mita ragu, awalnya dia hanya mengecup kepala penis Raka, namun Raka terus mendorong penisnya untuk masuk ke dalam mulutnya. Pelan-pelan Mita membuka mulutnya dan membiarkan bagian kepala penis itu masuk ke dalam rongga mulutnya, awalnya dia merasa jijik, namun pelan-pelan dia sedikit memainkan lidahnya menjilati kepala penis itu sambil membayangkan permen lolipop kesukaannya, Raka memegang kepala Mita dan mengusap rambutnya, dia mendesah kenikmatan merasa geli kala lubang kencingnya tersapu lidah Mita.

“Hmmmm asinnnn….”, tak berapa lama Mita mengeluarkan kepala penis Raka dari mulutnya, tak sengaja dengan menjilat cairan precum dari lubang kencing Raka dan menelannya.

“Iyaa itu pelumasnya kalo mau dimasukin…gurih ya….”, kata Raka sambil menggoda Mita yang agak cemberut, “Aku mau gesekin tititku disini boleh?”, lanjut Raka lagi sambil mengusap kemaluan Mita.

“Enggak mau, ga usah…aku kocokin aja sampe keluar, aku takut…”, kata Mita memelas.

Raka tak kuasa menahan diri, dia menindih tubuh Mita sambil memegang kedua tangannya, kakinya membuka paksa kedua paha Mita untuk menempatkan penisnya di bibir kemaluan Mita.

“Raka!!! Enggakkk!!! Jangann!!!”, Mita protes dan berontak, namun tenaganya kalah kuat dari lelaki bertubuh gempal yang menjadi kekasihnya itu, Mita merasakan penis Raka menyentuh bibir vaginanya, dia takut namun tak bisa berbuat banyak.

“Aku sayang kamu Mita…shhh ahhh…”, Raka tak menghiraukan Mita dan terus mencoba menekan penisnya untuk masuk ke dalam liang vagina Mita, posisinya agak sulit, dia tak bisa melepas kedua tangannya yang menekan pergelangan Mita, dia khawatir Mita akan berontak. Dengan susah payah, kepala penisnya akhirnya menemukan bibir vagina kekasihnya, dia menekannya pelan untuk berusaha masuk, “Ahhh sempitnya vaginamu….”, racau Raka tak peduli dengan erangan dan penolakan Mita.

“Ahhhh sakittttt….”, Mita menjerit kala kepala penis Raka masuk ke dalam liang vaginanya, Raka tak berhenti dan masih terus berusaha memasukkannya lebih dalam lagi, dia memang pernah melakukan dengan mantannya yang memang lebih binal namun bersama Mita, dia merasakan sensasi yang berbeda, sensasi seorang wanita yang dinilai polos selama ini dan belum terjamah lelaki, walau ternyata pernah dilecehkan Omnya saat masih dibawah umur.

“Sudahhh Rakaa, pleaseee berhentiii”, Mita menitikan air mata memohon kekasihnya untuk berhenti, liang vaginanya terasa sesak walau mungkin hanya kepala penisnya saja yang baru masuk.

Raka sebenarnya tak sampai hati, sempitnya lubang vagina Mita juga membuat dirinya kesulitan untuk memasukkan penisnya lebih dalam lagi, apalagi Mita terus berontak, dia tak tahan menahan ejakulasinya walau hanya kepala penisnya saja yang masuk.

“Sayangggg maafin akuuuu…archhh….”, Raka spontan mencabut penisnya, melepas satu pegangan tangannya dari pergelangan tangan Mita, menggenggam kuat penisnya dan menyemprotkan spermanya ke bagian perut kekasihnya itu cukup banyak.

“Kamu jahatttt!!!!”, Mita terisak sambil memukul pelan tubuh Raka, di memandangi perutnya yang dipenuhi hangatnya sperma Raka.

Raka mencoba menenangkan kekasihnya itu setelah membersihkan perutnya dengan tissue yang sudah dia sediakan, “Aku janji ga akan ninggalin kamu sayang…aku cinta banget sama kamu”, rayunya sambil memeluk dan mengusap kepala Mita, hatinya berkecamuk, dia takut Mita akan meninggalkannya dan di satu sisidalam hatinya dia bertanya, “Kenapa tidak ada darah keperawanan saat menyetubuhi Mita? Apa karena tadi tidak masuk terlalu dalam? Atau Mita pernah dientot orang lain sebelumnya?”, dia tak sampai hati menanyakannya pada Mita yang masih belum tenang saat itu, tapi yang pasti dia mencintai Mita dan akan selalu melindunginya.
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd