Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Repost] Kumpulan Cerita CCS

Bimabet
Deasy

Gue baru masuk SMA, dan lagi di kota yang baru pula. Tapi asyik juga. Sekolah baru, kota baru, suasana baru. Baru semua. O iya, nama gue Andi ( nama samaran ) umur gue baru juga 17 taon. dan tinggal di rumah Tante gue. Minggu itu, gue lagi asyik bersih-bersih kamar, agak berdebu. Gak lama kemudian sepupu gue Deasy ( nama samaran ) liat gue nyapu. Dia negur,"Hei bersih-bersih ya."
"Iya."jawab gue singkat.

Informasi, sepupu gue itu dah umur 24 atau 25 taon, gue kurang ingat. Dan dia sudah gawe di sebuah instansi pemerintah. Tingginya 155 cm, gak begitu tinggi seh, tapi bodynya cukup bagus. Padat. itu gue tau karena kadang gak sengaja liat dia lagi pakaean kalo pas mo ke kantor. Ukuran bra yang dia pake kira-kira 36. Lumayan.
"Saya bantu ya?" lanjutnya sambil merapikan beberapa pakaian di dekat gue. Kebetulan saat itu gue masih pake sarung, heheh..gue emang kalo tidur cuman pake sarung. Kebiasaan. Nah saat itu, gue kan baru bangun tidur juga. Gak begitu, kebetulan gue mo ngambil celana pendek yang dia rapikan tadi di keranjang di lantai.
Saat itu dia memang lagi nunduk, benerin pakean di keranjang itu. Nah, saat sama-sama nunduk itulah.....ntah kenapa pikiran gue tiba- tiba ngeres....."brengsek gue." bathin gue ngeluh. Entah dari mana datangnya, tapi sepertinya gue makin berani... punya gue yang dah keras itu gue selipin di belahan pantatnya dari belakang...Tapi dianya diam aja....Makin gila. Kontol gue gesekin pelan. Ada reakasi. Pantatnya yang bulat itu digoyang pelan ke kiri dan ke kanan. Sedangkan gue makin asyik gue goyang ke depan dan kebelakang. Yang lebih asyik lagi, dia masih pake sarung, seperti biasanya cewek- cewek di daerah. Dari gesekan punya gue ke belahan pantatnya tepat di memeknya, dia gak pake CD. Oh.... Kenekatan gue makin jadi, gue coba meraih tumpukan daging yang menggangtung di dadanya. Pertama gue hanya belai, sampe saat itupun belum ada reakasi dari dia. Gue remas perlahan. Dengan jemari gue permainkan putingnya yang dah ngeras. ohhhh.....
Posisi kami kini dah berubah, dah berdiri tegak. Tapi gue masih peluk dia dari belakang. Posisi kakinya di kangkang ( posisi membuka ), sementara itu punya gue masih gue gesekin dan tangan gue terus meremas buah dadanya yang sungguh kenyal. Kami sama-sama terdiam.

Tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi, reakasi dari dia. Bukan marah, tapi tangannya yang tadinya hanya diam saja, kini mulai meraba punya gue setelah badannya berbalik. Kami saling berhadapan. Kontol gue yang panjangnya hanya 14.5 cm itu di kocokin ma dia.
"Ugh...."desahku lirih. Enak dan....
"Ndi, kamu ko' berani dan kurang ajar seperti ini ?!" tanya tiba- tiba. Sementara dia masih menggenggam dan mengocok punya gue.
"Nnn....mmmm......" gue hanya berdehem. Gue sendiri gak tau mo jawab apa.
Batangan gue yang dikocok sekarang dah Deasy alihkan ke selangkangannya. Sarung yang Deasy gunakan diangkat dan keliatanlah rambut hitam lebat di daerah sejengkal di bawah pusar. Hitam lebat dan menggoda itu. Deasy menjinjitkan kakinya kemudian kakinya agak dibuka dengan maksud mempermudah mengarahkan punya gue ke memek nya yang ternyata dah basah itu.
"Bukannya Deasy masih perawan ?"benakku. "Ah masa bodo, enak ini." Gue kira dia akan memasukkan punya gue ke dalam lobang vaginanya. Ternyata tidak, Deasy hanya menempatkan batangan gue di selanya aja. Disela bibir vaginanya. Berarti pettin doang. Oh. Dengan lihainya Deasy mempermainkan gerakan-gerakan yang luar biasa enaknya dengan goyangan pingulnya ke depan dan kebelakang yang sekali sekali digerakkan ke kiri dan ke kanan.
"Oghh...ughy,,,," sekali sekali erangan itu keluar dari desahnya yang kian memburu birahinya. Makin gila. Beberapa waktu kemudian, kira-kira 6 menit bergoyang dan bergesekan seperti itu, vagina Deasy yang makin basah ternyata membuat gue makin larut dalam birahi.
"Ahhh Ndi...Aku mau keluar...mau kelaur....mau...aaahhhh" dan saat erangannya yang terakhir gitu gue rasakan punya gue seperti disedot- sedot. Ahhh..ternyata gue juga keluar. Cret Cret cret cret....beberapa kali. Tepat di bibir vaginanya di selangkangannya berceceran sperma. Lemas.

Tidak berhenti sampe disitu, gue muali lagi meraba dadanya, meremas. Kemudian wajah gue dekatin tepat ke putingnya. Gue emut, gue isap putingnya, gue gigit pelan...dan Deasy pasrah menikmati nuansa-nuansa birahinya yang mulai bangkit lagi. Tangannya tidak mau kalah, dengan gerakan meremas sambil mengocok punya gue yang dah lemas itu. Sementara napas gue smakin memburu menahan luapan birahi. Aku lihat Deasy pun berpacu dengan napasnya. Kemudian dia menghetikan semua aktifitasnya.
"Kenapa ?" tanyaku tak kuasa dengan birahi yang menggantung ini.
"Tenang saja."kemudian dia berlutut dan tangannya mengarahkan bantangan gue ke mulutnya. Oh....itu rupaya. Punya gue yang masih blepotan dengan sperma diisap dengan penuh napsu. Sekali lagi Gila. Ini utnuk pertama kalinya gue melakukan hubungan sex dengan cewek dan dapat parner yang hebat.
"Gila...ugh..enak..."pikirku. Ternyata sepupu gue neh doyang sex. Agedan ini tidak berlangsung lama. Tiba-tiba gue terhenyak.
"Eh..udah dulu. Aku mau pergi. Dan kamu jangan pergi kemana-mana. Tunggu aku pulang jam 2 siang nanti." kata Deasy.
"Sial."Gerutuku dalam hati. Lagi enak begini berhenti. Ah...biarin toh nanti sore jam 2 dapat lagi. Kemudian Deasy kembali merapikan letak sarungnya. Dan pergi terburu-buru ke luar kamar gue. Mungkin dia mau mandi lagi atau ... ah gak tau.

Gue coba untuk tiduran, maksudnya sih biar nunggu Deasy pulang gak berasa. Tapi ternyata, justru ini yang membuat gue tambah gelisah dan rasanya waktu berjalan dengan sangat pelan. Bagaimana ngga', kejadian tadi masih saja terus terbayang adegan demi adegan yang kami lakoni. Benar-benar lakon gila. Bagaimana ngga', gue bercinta ( sex ) dengan sepupu gue sendiri. Perasaan bersalah juga ikut menambah kegelisahan gue. Tapi entahlah, gue gak tau napa justru keinginan untuk melanjutkan adegan sex itu ke episode yagn lebih gila dan lebih liar lagi. Balik kanan... balik ke kiri lagi. Dan masih saja bayangan adegan itu terbayang. Dan yang lebih menjadi-jadi lagi adalah perasaan gue, makin horny. Batangan gue 'dah menegang, keras bangat. Hm... jam ternyata 'dah menunjukkan 13:45.
" Ah...rasanya lama sekali." keluhku. Sementara ketegangan batang gue makin menjadi. Pikiran-pikiran pun makin liar.
" Eh.... ngapain Ndi bolak-balik seperti cacing kepanasan." sapaan membuyarkan lamunan gue. Gila, ternyata Deasy 'dah di dekat gue.

Masih dalam pakean seperti dia berangkat keluar pagi tadi. Deasy duduk di bibir ranjang tempat gue tiduran. Kemudian dia bergeser mendekati gue. Tapi ekspresi wajahnya kali ini, serius.
" Eh..Ndi. Aku mau tanya ke kamu. Kenapa kamu begitu gila pagi tadi. Kamu 'dah kurang ajar ke kakakmu, sepupu kamu sendiri." tanyanya dengan nada yang terasa serius.
"hm.... ngg.." hanya dengungan yang bisa gue perdengarkan. Sementara pikiran gue berkecamuk dengan 1001 pertanyaan. Kenapa Deasy bereaksi dengan kejadian tadi pagi. Ah...kamu juga gitu. Pura-pura tanya, pura-pura marah... ah... munafik... kamu juga suka. Begitu yang terlintas kesal dalam benakku.
" Eh...aku tanya kenapa kamu diam ?" tanyanya lagi. Sementara badannya makin dekat ke gue. Ada sekian banyak keheranan dalam kepala gue. Sial.... Tapi kenapa Deasy merapatkan pinggulnya ke paha gue. Sekali lagi sial.....

Ah.... rasanya meledak sesuatu dalam kepalaku. Sesaat kemudian gue putar badan dan telah menghadap ke Deasy. Dan gak tau dari mana datangnya tuh keinginan untuk mengulangi adegan gila seperti pagi tadi. Batangan gue tiba-tiba bereaksi sesaat setelah dengan entah sengaja atau tidak, gue gak tau, tangannya bagian pergelangan menyentuh batangan gue. Tegang, horny gue. Lagi-lagi sial, kesalku dalam hati. Kenapa ngga' segera aja. Dan jangan pura- pura marah atau bertanya dengan kejadian pagi tadi. Kalo mau... ayo aja. Dan itu sekarang aja. Bisikku dalam hati. Ternyata napsu telah membakar semua tentang gue.

Tanpa mendengar lagi ocehan yang dia ucapkan, gue tarik pundaknya dengan kedua tangan gue. Cepat dan dengan tarikan yang tepat, Deasy telah berada dalam dekapan gue. Juga dengan, bibirnya yang telah gue pagut. Gue langsung kulum, dalam. Ha ha... ha ha.... gue tertawa penuh kemenangan dalam hati. Gotcha !! Perkiraan gue adalah Deasy akan marah, paling tidak Deasy akan menepis adegan kali ini. Tapi ternyata salah. Ciuman ternyata dia balas dengan sangat bernapsu. Bernapsu, rasanya situasi inilah yang telah menguasai keadaan.

Sementara adegan ciuman terus berlangsung, tangan gue mulai mencari tempat pendaratan untuk melakukan aksi. Bajunya gue lepas, kancing gue lepas satu persatu. Dan terkuaklah gunung kenikmatan yang gue cari itu. Tumpukan putih tertutup bra hitam, tanpa menunggu lebih lama lagi tangan gue menguak membuka bra itu. Puting coklat memerah itu langsung gue terjang dengan remasan yang membuat dia terengah-engah dengan napasnya yang kian gak beraturan lagi. Deasy bereaksi gak mau kalah, tangan kirinya menyusup ke balik celana yang gue kenakan. Seperti yang gue perkirakan, sasarannya adalah batangan gue. Tepat ! Seperti adegan pagi tadi, dengan lihai dan cekatan, Deasy meremas- remas batangan gue.
" Ahh... mmhhheemmm.... ughhsss... ssstt " terdengar desahan Deasy begitu tangan gue yang satunya lagi menyusup ke dalam roknya. Menyusurui pahanya yang putih terus ke bagian selangkangannya. Basah. CD yang Deasy gunakan ternyata dah basah. Jemari gue menyusuri ke balik CD-nya. Apalagi yang gue cari kalo bukan belahan yang dikelilingi rambut itu. Yap, bibir vagina. Tapi posisi ini ternyata tidak menguntungkan.
" Ndi... tunggu sebentar. Aku mau ganti baju dulu. Dan kamu tunggu disini, sekalian kamu pake sarung aja. " wajah Deasy begitu berbinar meninggalkan gue ke kamarnya mo ganti baju.
" Yessss...." sambut gue kegirangan. Akhirnya..... sex.

Gak lama berselang, Deasy datang dengan menggunakan daster bermotif bunga berwarna merah tua. Tipis. Dan di bagian dadanya tampat putingnya dengan jelas membentuk. Sementara batangan gue yang semakin keras mencuat dari balik sarung yang gue pake. Deasy langsung mendekap gue, ciuman. Sementara tangan gue meraih buah dada yang gak terlapisi lagi dengan bra itu. Kenyal, remasan demi remasan membuat suasana makin terasa dipenuhi birahi, tangan Deasy pun menggengga' dan membelai batangan gue. Sementara itu, tangan gue yang satunya lagi, mendarat di selangannya. Ahh..haaa...tanpa CD. Hm...jembutnya lebat. Seperti panari baleria yagn memainkan gerakan-gerakan lebut dengan iringan musik klasik, tangan gue memainkan gerakan-gerakan yang lembut dan itu makin membuat Deasy kian menggeliat kenikmatan.

Daster Deasy gue lepas. Deasy gak menggunakan apa-apa lagi. Telanjang bulat, sesaat gue melihat sebentuk tubuh polos tanpa selembar benang pun didepan gue. Deasy pun melakulan aksinya, sarung gue dia lepas. Jadilah sepasang manusia dengan beda jenis kelamin tanpa selembar apapun yang melekat ditubuh berhadapan. Dan apa yang akan terjadi bisa ditebak. It's all about sex. Mungkin.
" Aaaahhh.... mmmhhmmmm....." desahan Deasy makin menjadi. Sesaat kemudian dia jongkok. Ahh... batangan gue yang dari tadi dia genggam, diarahan ke mulutnya.
" Ssssstttttssss...." seperti seekor ular yang mendesis melihat mangsa. Deasy makin liar. Jilatan-jilatan yang dia buat membuat gue menggelinjang. Kenikmatan yang sudah lama gue inginkan dari Deasy, seperti saat-saat gue mengintip dia mandi. Ahhhh....... gila!!!!!!!! Lidahnya meniti dipermukaan batangan gue, dari kepala bantangan gue meniti terus ke bagian pangkal. Dan gue imbangi dengan usapan dn remasan di dadanya yang kenyal menantang itu. Batangan gue diemut Deasy, dan dengan gerakan maju mundur Deasy mengulumnya. Mempermainkannya, sambari sekali-sekali melirik ke gue dan melemparkan senyuman.

Hm....Setelah puas dengan permainan lidahnya, Deasy bangkit dari jongkok. Dia berdiri membelakangi gue. Kakinya dibuka agak lebar. Tampat jelas di depan gue belahan pantat. Liur birahi gue menjadi. Tanpa diberitahu, gue dah tau apa yang diinginkan Deasy. Batangan gue selipin ke selangkangan Deasy. Hanya di luar saja, hanya di bibir vaginanya, basah. Setelah batangan gue 'dah berada di selangkangan, Deasy agak merapatkan kakinya. Dan batangan gue terasa agak terjepit oleh kedua pangkal pahanya. Deasy menggoyangkan pinggulnya ke depan dan ke belakang. Gue pun ngikuti gerapan gitu dengan menggoyangkan berlawanan arah gerakan Deasy. Bila pinggulnya digerakkan ke depan, gue gerakin ke belakang. Ah... rasanya 'pala batangan gue geli... geli dan basah.... Dan erengan-erangan kenikmatan Deasy kian menjadi. Untung saja saat itu gak ada orang lain di rumah sehingga gue dan Deasy bisa dengan leluasa mengekspresikan kenikmatan itu. Kira-kira berselang 4 menit, tiba-tiba Deasy mempercepat gerakannya.
" Ndi... ahh.. oh... lebih kencang lagi dong goyangnya." "...hm.. ok.. Des."
" Remas yang lebih kasar lagi tuh dadaku. Tak tahan nih Ndi... aku mau keluar..." Deasy menengadahkan wajahnya diiringi dengan erangan yang agak panjang....
" AAAhhhhhhhh...... keluar Ndi.. aku keluar...." desahnya setengah berteriak. Gerakannya berhenti. Deasy membaringkan tubuhnya di ranjang. Telentang.
" Ndi.. sini.. masukin punya kamu ke sini." sambil mengangkang kakinya. Belahan vaginanya merekah dan terlihat jelas basah sekali.
" Tapi kamu masukin kepalanya aja. Jangan masukin semuanya. Aku masih perawan." tangan Deasy membelai-belai clitorisnya sendiri.

Terlihat dia menggeliat-geliat. Hah... birahi ini gak tertahan lagi. Gue mendekati dia, dengan posisi duduk di selangkangannya, gue mencoba memasukkan batangan gue. Sesuai dengan permintaan dia, hanya kepalanya saja. Terus terang, baru kali ini gue melihat dari dekat dan memasukkan batangan due ke dalam alat kelamin seorang cewek. Dengan debaran yang sudah gak beraturan lagi, gue memasukkan batangan gue. Slettttt.....terasa becek... basah... Dan pala batangan gue dah masuk. Gue gak tau gimana beda antara perawan dan yang gak lagi. Tapi yang gue rasakan, batangan gue terasa sempit. Kepalanya aja sudah terasa seret gitu. Gimana kalo gue masukin semuanya. Ah,..ngaco. Nikmati aja sekarang ini. Pikirku. Kembali ke adegan sex ini. Tangan Deasy memegang batangan gue, memainkannya dengan cara menggoyang-goyangnya searah dengan belahan vagina dia. Ahh.... uihhhh... ngghhhhmmmm..... berakali-kali erangan itu didengungkan di mulutnya. Gue gak tahan dengan kenikmatan yang gue rasakan, gue bereaksi dengan mencoba menggoyang pinggul gue ke depan dan ke belakangan.
" Ndi... goyangnya jangan terlalu dong. Nanti bisa bablas masuk... ingat gue masih perawan. Kamu jangan macam-macam." katanya mengingatkan gue setengah mengancam. Sial !!
Goyangan gue perlambat, dan keliatan masuk keluarnya batangan gue di vaginanya bergerak sekitar 1 - 3 cm doang. Tapi gak pa-pa... ini juga dah enak. Baru kali ini, gue ngerasain memek cewek padahal biasanya gue hanya mengkhayal sambil ngocokin sendiri batangan gue. Tapi kali ini memang sensasinya jelas beda. Jauh lebih nikmat. Ini berlangsung sekitar 6 menit, hingga akhirnya.
" Ahh.. Ndi mau keluar. Keluar...!! Ahhhh.." erangannya panjang dengan ekspresi tegang wajah menahan napas. Ternyata saat itu pun gue merasakan sengatan nyut-nyut seperti menjepit batangan gue. Sementara gue masih terus menggoyang perlahan.
" Mau keluar juga ..." napasku gak beraturan. Ahhhh.... gue keluar... gue keluar. Tapi sebelum sperma itu terpancar. Gue cepat-cepat cabut batangan gue dari lobang vaginanya dan gue arahin ke perut Deasy. Creetttt.... cretttt... crreettt... crreettt.... sperma muncrat dari batangan gue. Perut dan dada Deasy blepotan dengan muncratan sperma gue. Tangannya menyeka-nyeka sperma kemudian menjilati tangannya yang pernuh sperma.
" Ugh... Ndi enak sekali, Ndi." katanya sembari menjilati terus seperma yang melekat di tangannya.

Adegan demi adegan sex seperti itu sering kami lakukan saat orang-orang gak ada di rumah. Bahkan lebih berani lagi, walaupun rumah gak kosong itu tetap kami lakukan tetapi kami lakukan di ruangan dapur. Dengan alasan masak mie instant atau alasan lainnya. Waktu pun gak jadi masalah, entah pagi, sore, siang atau malam. Pokoknya setiap ada waktu disitu ada peluang. Hingga pada suatu ketika, Deasy tidak dapat menahan lagi gejolak birahinya. Ketika itu sore, mungkin jam 15:12. Deasy dengan menggunakan piama tidur tipis berwarna krem. Tanpa pakaian dalam. Sangat jelas terlihat puting susunya mencuat di piama yang dia gunakan. Begitu pun jembut di selangkangannya terbanyang menantang kian mendekat menghampiri gue. Ugh.... tanpa ba bi atau bu.. batangan gue 'dah menegang, keras. Kebetulan saat itu hari minggu dan rumah juga kosong, tinggal gue dan Deasy.
" Ndi.. main yuk." ajakan dia lontarkan sambil tidur dengan posisi kaki dia buka dan piayama dia tepis keatas. Terkuaklah lobang kenikmatan itu. Sip. : )
"hm... main beneran ya. Masukin semua ya ?" tantang gue setengah berbisik. Hanya senyuman yang terlihat. Entah apa artinya, iyakah atau ..ah.. gak tau. Seperti biasa. Posisi pembukaan dengan saling merangsang. Saling membelai. Posisi 69. Kira-kira hanya berlangsung tidak lebih dari 10 menit. Kemudian meminta gue masukin pelan-pelan bantangan gue ke vaginanya. Juga seperti sebelum sebelumnya, kedalamannya cuman 1 - 3 cm. Tapi kali ini ada sedikit lain dari Deasy. Geloranya seperti lebih dari biasanya. Sangat bernapsu. Setiap gue goyangin reaksinya sangat luar biasa, dia ikut menggoyangkan pinggulnya ke depan dan kebelakang. Rasanya gak lagi 1 -3 cm. Lebih dalam lagi. Hah..... gue berdebar, itu karena adegan kali ini lebih dari yang biasa kami lakukan.
" Ndiiiii... ahh.. gak tahan nih. Kamu masukin saja .. tapi pelan- pelan. " keningnya dikerutkan menahan rasa saat gue mulai menekan perlahan-lahan ke dalam vaginanya. 5 cm dah lewat... terus... gue selingi dengan remasan di dadanya. 8 cm... makin dalam... ini berarti dah lewati 'batas tirai' perawannya.
" Ndii... goyang dong.. terus... enak.... enakkkkk..."
" yah... iya.. ini juga lagi digoyang.. seret nih... agak susah." yah.... sebuah jawaban lugu. Namanya juga baru pertama kali ini, ML. Irama detak jantung yang tidak lagi mengikuti aktifitas seperti kebiasaannya. Kacau... karena adegan ini. Goyangan-goyangan gue menekan ke dalam vagina Deasy yang gue selingi dengan sekali-sekali pinggul gue gue geser ke samping kiri atau kanan sambil menekan. ( Cara ini gue tau dari teman ). Ternyata cara ini sungguh luar biasa. Reaksi Deasy yang gue lihat adalah ekspresi kenikmatan dengan menahan sakit 'the first time' ML. Kata orang sakit, tapi gue gak perduli dengan itu semua. Peluh dah bercucuran. Deasy makin larut dalam birahi gilanya. Tak terkendali lagi. Erangan Deasy sambil menggigit-gigit bibir bawahnya entah menahan sakit atau mengekspresikan kenikmatan yang dia rasakan. Gue gak begitu memperhatikan raut wajahnya karena gue sibuk dengan goyangan-goyangan gue. Sesekali gue merasakan tangan Deasy memegang pinggang gue seperti ikut menambah irama goyangan. Hingga akhirnya......
" Ohhhh....... aauiuihyihihhh.... sebentar lagi. Terus... goyang terus Ndi... mau keluar.."
Gue terus mempertahankan irama goyangan gue.
" Bareng keluar ya... tembak di dalam saja." ekspresinya menjadi.
" Ahh..hm.... dalam hitungan ke-5 kita keluar bareng.... 1.... 2..... 3..... 4......" Crreettt... ccrrreettt.. ccret.. cretee... cretttt... Saat yang tepat.

Hm.... begitulah, ternyata adegan-adegan berikutnya di lain hari terulang dan terulang lagi. Kenikmatan dosa yang terus dilakukan tiap ada kesempatan. Dan berlangsung selama 4 tahun. Bahkan ketika gue pindah dari rumah itu ke asrama dekat kampus gue, gue masih melakukan itu walau frekuensinya cuman sekali dalam 2 minggu atau bahkan sekali sebulan. Bahkan pernah juga kami lakukan itu di kantornya. Kabar terakhir yang gue tau Deasy kini sudah menikah, kira-kira 6 bulan yang lalu. Dan gue sendiri telah menikah sejak 2 tahun yang lalu. Kami gak lagi saling memberi kabar sejak gue pindah ke Jakarta sejak Juni 1995 yang lalu.

Tetapi justru semua yang terjadi dengan dia adalah menjadi awal dari segala kejalangan-kejalangan gue sekarang. Meskitpun kini gue dah punya seorang putra berumur kurang dari 1 tahun, tetapi petualangan-petualangan sex kian menjadi. Dan sasaran atau target gue adalah perempuan-perempuan yang lebih tua dari gue. Terobsesikah gue ? Hah..bodo ! Gue gak pernah berusaha mencari tau apa jawaban dari semua kegilaan gue.
 
story: NGINTIP

Waktu itu gua mahasiswa UPN di Yogya. Bung Wiro dan rekan-rekan penggemar Certia-cerita Seru mestinya tau kayak apa hobi anak muda. Semua yang aneh-aneh dan petualangan pokoknya. Gua sering main bilyar di Pondok Reyot, klub kecil belakang Toko Ramai jalan Beskalan (cabang jalan Malioboro). Dari situlah gua kenal banyak orang-orang nyentrik. Mulai dari anak SMA, mahasiswa, sampe orang yang kagak sekolah. Dari merekalah gua dapet pengalaman ngintip.

Tempat ngintip pertama gedung bioskop Indra, jalan Malioboro dekat istana negara. Kagak tau apa gedung bioskop ini sekarang masih eksis. Ini bioskop kelas kambing, pilemnya jelek-jelek, banyak tikusnya lagi. Isinya kebanyakan anak muda yang lagi pacaran. Temen gua kebetulan kenal sama petugas kamera. Gua dikenalin terus diajak naik ke atas. Di tembok belakang banyak lubang kamera yang kagak kepake. Dari situ kita-kita ngintip ke bawah.

Wah, macem-macem loh gaya orang pacaran. Yang kelas TK paling cuman pelukan dan ciuman. Inipun udah lumayan buat tontonan gratis. Ada yang pake remas-remas susu dan raba-raba paha. Yg lebih gawat, ada yg saling rogoh balik celana dalem. Gerilya ceritanya! Ceweknya mijitin urat tunggal si cowok, cowoknya mainin itil si cewek. Dua-duanya masih sambil nonton pilem tentunya. Si bapak petugas kamera katanya pernah dapetin celana dalem wanita di kursi belakang. Wah, gua kagak bisa bayangin aktipitas macem apa yang mereka buat. Kelas doktor kali. Analisa kita-kita mengatakan kalo mereka duduk sebelahan di kursi yang sandaran tangannya kagak ada. Cukup celana dalem ceweknya yang dilepas. Si cowok buka celana seperlunya aja, terus masuk dari samping. Mungkin kagak masuk beneran, nyenggol dari luar-lah minimal. Keliatannya mereka kalo pacaran di tumah terkekang banget, butuh pelampiasan syahwat tuh. Lagi sibuk-sibuknya, ada tikus lewat atau lampu terlanjur nyala. Bubar udah, ketinggalan!
tuh celana dalemnya!

Ngintip di hotel lebih enak. Jalan Sosrowijayan dan Dagen (cabang jalan Malioboro) banyak hotel-hotel murah. Kebanyakan isinya turis barat kelas mahasiswa. Ngintipnya gampang sekali. Bisa dari gang kecil yang sepi sambil naik bangku atau dari kamar samping lewat jendela atas. Gua sering lihat turis bule ngentot sama orang lokal. Gua pernah ngintip cewek bule dientot sama guide (pramuwisata) nya sendiri. Cowoknya item jelek tampang tukang becak. Ceweknya cantik tinggi berisi persis Olivia Newton John. Istilah temen gua, tipe lusi puyeng (mulus isi putih gayeng). Cowoknya napsu banget, tangannya remas sana-sini, mulutnya yang tongos ngisap-isap pentil terus. Abis gitu, si bule nurut aja waktu disuruh peluk leher dan ngempit kakinya di pantatnya si guide. Keliatan tolinya yang item licin mengkilat persis dodol keluar-masuk memek si bule yang merah jambu. Jembutnya coklat-merah persis bulu si meong, kucing gua. Goyangannya kasar dan semangat banget, buset kayak serangan umum satu !
maret aja, pikir gua. Kapan lagi dia bisa dapet kesempatan kayak gitu? Kepala si bule kehentak-hentak, bisa-bisa gegar otak tuh. Abis gitu, si cowok langsung aja tidur pules di atas badan si bule. Mulutnya masih tetep nyusu, sialan, jadi ngiri gua.

Kali lain, ada satu cewek bule yg dientot sama dua cowok. Ceweknya keliatannya lagi mabuk, jadi nurut-nurut aja dikeroyok dua orang. Tiga-tiganya telanjang bulat di atas ranjang. Bulenya cantik dan montok, tapi kulitnya agak kasar dan bercak-bercak. Badan salah satu cowoknya item dan bertato, persis gali (preman). Cowok satunya lagi penjaga hotel. Si cewek pake posisi merangkak, si preman masuk dari belakang, si penjaga hotel masuk ke mulut bule. Kedua cowok itu kagak puas-puasnya remasin badan si bule, terutama daerah susu sama pantat. Gua masih ingat, si bule rambut dan jembutnya pirang-kuning kayak kepunyaan Seka. Itu tuh, bintang pilem porno jaman gua muda, sekarang kayaknya udah pensiun. Abis nyemprotin pejuh mereka dalem memek sama mulutnya bule, kedua cowok itu cepet-cepet ngabur sambil ketawa-ketawa. Gua kadang-kadang merasa kasian sama turis-turis bule itu. Jauh-jauh datang ke Indonesia cuman buat ditidurin gratis sama guide, tukang becak, dan penjaga hotel.

Pengalaman gua berkesan yang lain, adalah waktu ngintip turis bule (cowok) ngentot sama pelayan restoran. Cowoknya cakep kayak bintang soap opera, yang cewek agak jelek, tampang pelayan-lah. Si bule bener-bener gentle dan menghargai lawan ngentotnya. Pake foreplay dulu, raba-raba badan sambil jilat-jilat itil. Badan bule yang atletis dan kemerah-merahan itu terus numpang di atas badan item dan kurus pelayan. Sambil cium lembut bibir dan jidatnya, dimasukinnya tolinya pelan-pelan. Setelah kelar, mereka mandi sama-sama. Si cewek terus dikasih uang banyak. Wah, enak banget yah? O ya, cowok bule kalo ngentot tertib, kagak perlu diperintah udah langsung sadar pake kondom. Cewek bule juga minta pasangannya pake kondom, kecuali kalo lagi ditipu alias mabuk.

Cowok Jepang lain lagi, mereka sama sekali kagak menghargai wanita. Biasanya mereka rombongan beberapa orang (cowok semua) terus nginap di hotel Mutiara jalan Malioboro. Ini termasuk hotel bintang tiga atau empat. Kalo ngintip masuk kamar sebelah, terus merangkak antara pelat beton dan langit-langit. Harus pelan-pelan, kagak boleh injak langit-langit, tapi numpu ke balok kayu utama atau tembok pemisah antara kamar tidur dan kamar mandi. Gua pernah lihat cowok Jepang pendek dan jelek ngentot sama WTS cantik. Pertama-tama dia minta pijit dulu. Waktu ampir mulai, si Jepang disuruh pake kondom. Eh, malah monyong mulutnya sambil geleng-geleng kepala. Ngentotnya juga kasar, belom apa-apa udah main sumpal, kayak pemerkosaan aja. Pake pukul-pukul pantat dan paha, sambil tereak-terak lagi. Bentar juga si Jepang udah tinggal landas. Dia terus marah-marah sendiri. Abis gitu, si cewek cuman dikasih uang ala kadarnya, tanpa tip. Kasian bener itu WTS. Mungkin mas Wiro dan temen-temen pernah!
nonton pilem porno Jepang. Kebanyakan isinya pemerkosaan dan pemaksaan. Si cowok tukang pel, si cewek anak orang kaya, dan lain-lain. Ini kan sebenernya melambangkan penindasan wanita.

Gua juga pernah ngintip cewek Asia (Hongkong, Taiwan, Korea, atau Jepang). Sayangnya mereka pada jaga diri dan kagak mau hubungan macem-macem sama cowok lokal. Gua tau banyak guide yang ngiler buat entotin mereka, tapi kagak ada yang berhasil. Jadi kalo ngintip paling terbatas waktu mereka tidur atau lagi mandi. Lumayan-lah, bisa lihat badan telanjang yang lebih putih dibandingkan bule. Susunya kalah montok dan kenceng dibandingkan punya bule tapi lebih mulus kulitnya. Jembut mereka item kayak punya kita-kita. O ya, mereka kalo tidur lampunya dinyalain dan pake pakean, kebalikan sama bule, lampu mati dan ampir telanjang, alias selimutan doang. Pasangan cowok-cewek juga ada, tapi gua belom pernah dapet kesempatan buat ngintip mereka ngentot.

Pengalaman lain yang pengin gua ceritain adalah ngintip pejabat dari luar kota ngentot sama cewek cantik. Ini kejadian juga di hotel Mutiara. Si pejabat udah balita (bapak 50 th-an). Ceweknya umur 20 th-an, pake rok cap supermi-ni. Pahanya mulus persis manekin. Kata si bapak penjaga hotel, ini cewek mahasiswi Akademi Akuntansi YKPN. Katanya dia blasteran (campuran) sunda sama jawa. Mungkin ada darah cinanya juga. Pantes aja kulitnya kuning langsat dan matanya gede. Pak pejabat mau-mau aja waktu disuruh pake kondom. Si cewek memang keliatan propesional, goyangan dia di atas badan si bapak kayak naik rodeo aja. Si bapak enak-enak di bawah sambil ngeliatin badan mulus si mahasiswi sambil raba-raba sana-sini. Kalo lagi gemes dia terus bangun ngempong, abis gitu rebahan lagi. Si bapak minta ganti posisi beberapa kali. Abis si cewek emang tipe lumpange minak jinggo sing tugel, sih. Artinya: alat penumbuk(nya) tokoh wayang (yang) patah, alias lungguh gampangan, miring kepenak, jingki!
ng monggo, turu gelem (= duduk nurut, miring enak, nungging silakan, tidur mau). Tua-tua begitu, si bapak lumayan kuat loh, minum jamu kuat kali. Paling akhir, mereka pake posisi anjing. Nah, di sini si bapak diem-diem lepas kondomnya dan cepet-cepet masukin kontolnya. Ceweknya kagak lihat soalnya itu semua kan dari belakang. Waktu nyemprot, si bapak sengaja tanem dalem-dalem kontolnya. Kali ini ceweknya baru sadar saat itu kalo ditipu, tapi udah telat. Kayaknya si bapak baru mau puas kalo bisa menodai secara tuntas. Jahat ya, kan kasian kalo si mahasiswi terus hamil.

Juga ada cerita konyol yang gua alami sendiri. Waktu itu gua dan temen gua lagi main ke hotel Mutiara. Lagi ngobrol-ngobrol sama si bapak penjaga hotel di pintu masuk belakang, kita ketemu sama bekas guru temen gua waktu SMA. Dia lagi bawa cewek. Mestinya bukan istrinya sendiri, soalnya yang ini cantik dan masih muda. Kok di sini pak, tanya temen gua. Saya mau lihat-lihat konstruksi, katanya. Temen gua jadi bingung, apa sih maksudnya, konstruksi badan si cewek kali, dasar bandot. Abis gitu kita coba cari kamar mereka buat diintip, sayang kagak ketemu, atau mungkin mereka sengaja pindah tempat lain.

Ngintip itu ada suka-dukanya. Kebetulan gua cuman kebagian sukanya. Orang lain ada yang dapet dukanya. Si bapak penjaga hotel Mutiara pernah cerita ada satu orang yang lagi ngintip dan ketauan. Ceritanya kaki si ****** nginjek langit-langit yang langsung aja pecah terus jatuh ke bawah. Kakinya sempat molor keliatan dari bawah. Yang di bawah udah pasti kaget dan langsung bubar. Sialnya lagi, cowok yang lagi ngentot itu kagak taunya polisi. Ceweknya entah siapa, tapi yang jelas bukan istrinya. Si tukang intip masih sempet ngabur kagak ketauan. Yang kasian itu tuh si bapak penjaga hotel. Pak polisi marah-marah sambil ngeluarin pistolnya (kali ini beneran) sambil ngancam mau nembak segala, he..he..!

Secara total, gua pernah ngintip lebih dari lima puluh kali. Sekitar duapuluhan orang yang lagi ngentot, sisanya orang yang lagi mandi dan tidur. Sekarang tentunya kagak ada kesempatan kayak begitu lagi. Maklum gua udah punya keluarga. Makanya bagi temen-temen yang masih muda, jangan sia-siakan waktu elu. Cobain tuh apa yang elu belom pernah. Soalnya, kalo semuanya udah lewat, kagak bakal ada jalan kembali.
 
VONNY # 1
By: rudi setiawan

Kos-kosanku berkamar 8 termasuk kamarku sendiri. Isinya cowok semua dan
seperti lazimnya kos-kosan cowok, maka kos-kosanku termasuk berantakan.
Rumput tumbuh tinggi, halaman tak pernah disapu dan tentu saja kamar yang
seperti kapal pecah. Nah apa hubungannya dengan Vonny, akan kuceritakan
berikut ini.
Ketika ada kamar kosong satu, ndilalah temenku membawa kenalannya seorang
cewek angkatan 98. Namanya Vonny asalnya dari Bandung, orangnya kecil,
wajahnya manis dan kulitnya halus serta putih mulus. Si Vonny ini orangnya
supel, cepat akrab dengan siapapun, termasuk denganku. Ia ingin kost disitu,
tentu saja kita-kita dengan kompak menjawab silahkan. Toh pemilik kost-nya
nggak disitu. Eh siapa tahu.....
Nah jadilah kos-kosan itu dalam waktu kurang dari seminggu semenjak
kedatangan Vonny menjadi bersih dan asri. Nah kejadian yang ingin
kuceritakan ini menyangkut aku dan Vonny dan kepindahan besar-besaran
seluruh penduduk kost tersebut.
----------------
Semakin hari aku mengenal Vonny semakin tumbuh benih-benih (bukan cinta)
nafsu. Si Vonny ini meskipun orangnya kecil tetapi karena tingkah lakunya
yang kekanak-kanakan justru membuatku on setiap kali kita bercanda.
Kadang-kadang bercandanya memang kelewatan.
Suatu pagi sekitar 04.30, setelah semalaman aku tak bisa memejamkan mata
karena insomnia, aku tiba-tiba saja memikirkan sesuatu yang hangat disebelah
kamarku. Memikirkannya saja membuat kontolku tegak mengacung. Sambil
mengelus-elusnya membuatku membayangkan jika saja aku berada dikamar
sebelah, mungkin batang ini sudah aku elus-eluskan kelehernya yang mulus
atau keselangkangannya yang pasti bersih dan mulus. Atau kuelus-eluskan
kedinding-dinding vaginanya yang pasti hangat dan ketat.
Lama itu terjadi, aku nggak kuat lagi. Aku keluar kamar dan menengok
kiri-kanan tampak sepi, aku berjalan mengendap-endap mendatangi kamar Vonny
yang hanya terpisah satu kamar dengan kamarku. Aku intip lewat jendela, tak
kelihatan apa-apa karena selain gelap juga ada korden tebal. Aku putar
pegangan pintu perlahan....ups. Ternyata tidak dikunci. Perlahan sekali aku
putar dan buka pintu kemudian aku masuk dan menutupnya lagi perlahan dan
memasang gerendel dan menyalakan lampu tidur yang remang-remang.
Remang-remang tampak sesosok tubuh mungil sedang tergolek pulas diranjang.
Aku bergerak mendekatinya dan ..ups.. dia menggeliat. Aku diam tak bergerak
menunggu dia pulas lagi. Dia mengenakan pakaian tidur yang berbentuk seperti
rok panjang terusan. Wah ... memudahkan, pikirku. Perlahan aku mendekatinya
lagi dan memandanginya dari jarak yang sangat dekat. Wajahnya tampak lucu
dan tenang ketika tidur.
Aku memandangi tubuhnya yang mungil, payudaranya masih kecil meski sudah
berbentuk. Pinggulnya pun proporsional. Dan.. uuhhh.. vaginanya tampak
menggunduk seperti sabun gif terbentuk karena baju tidurnya yang lembut.
Aku singkap perlahan-lahan rok tidurnya itu, perlahan sekali agar dia tak
terbangun. Aku berhasil membuatnya tersingkap sampai separuh paha atas. Ayo
kurang sedikit.... ups ... menggeliat lagi. Aku diam dan posisi akhir
geliatannya sungguh membuatku bersyukur dilahirkan sebagai laki-laki. Kaki
kirinya terbuka lebar kesamping dan itu cukup membuat semuanya terbuka.
Vonny mengenakan celana dalam kombrang, sehingga dari samping tampak
vaginanya. Perlahan sekali aku membuka kaki kanannya sehingga daerah
selangkangannya semakin terbuka lebar. Ini membuat celana dalamnya tertarik
kesamping dan membuka area vaginanya lebih luas. Jembutnya masih
jarang-jarang sehingga kelihatan sekali celahnya yang masih mulus. Itilnya
tampak menonjol besar merah mengkilat, begitu pula bibir-bibir labia-nya
masih tampak ketat dan halus belum menggelambir.
Aku mendekatkan wajahku kebagian itu, dan tercium bau khas. Dengan cermat
kuperhatikan bagian itu, sedetil-detilnya. Ada tahi lalat kecil dibagian
luar bibir sebelah kiri, tertutupi samar-samar oleh jembut yang masih
lembut. Aku menghela nafas panjang, batang kontolku terasa mengejang. Tiap
kudenyutkan rasanya ngilu-ngilu nikmat. Aku menarik wajahku dan melepas
celana sehingga aku telanjang bagian bawah sedangkan aku masih mengenakan
kaos.
Perlahan-lahan aku naik ke atas ranjang, perlahan sekali sehingga posisi
Vonny tak berubah. Terus kudekatkan wajahku kebagian selangkangannya.
Perlahan sekali kutarik celana dalamnya kesamping sehingga bagian vaginanya
menghadap penuh kewajahku. Vonny masih pulas. Dengan telunjuk dan jempol
tangan kananku, kubuka perlahan belahan vaginanya, sehingga bibir-bibir
labianya tampak jelas.
Tak tahan, aku mendekatkan mulutku ke itilnya, dan menyentuhkan lidahku
perlahan kepermukaannya. Vonny mengejang perlahan, terasa oleh tangan
kananku gerakan perlahan di bagian pinggir belahan vaginanya. Aku
menggerakkan perlahan lidahku menyapu permukaan itilnya dengan gerakan
berputar-putar searah jarum jam. Gerakan mengejangnya semakin terasa tidak
hanya oleh tangan kananku, tetapi juga oleh gerakan kaki kirinya yang
terangkat perlahan. Aku berharap semoga ia sedang bermimpi erotis sehingga
tidak terbangun segera.
Aku mulai mencium bau yang kuat keluar dari lubang vaginanya. WahÖ ini mulai
berairÖpikirku. Aku memutar-mutarlidahku semakin cepat dengan arah yang
berubah-ubah. Gerakan kaki kanannya menutup tetapi terhalang oleh kepalaku.
Terasa hangat permukaan dalam pahanya dipipiku. Dan hebatnya, ia belum
terbangun. Aku mengais-ais bulatan itilnya dengan ujung lidah dengan mantap.
Ia mengeluarkan suara melenguh. Aku berhenti sejenak, tapi ia hanya merubah
posisi tangannya tanpa terbangun sedikitpun.
Aku kembali mendekatkan wajahku tapi kali ini kebagian bibir-bibir labianya.
Meski Vonny ini kecil, tapi bibir-bibir vaginanya agak besar sehingga
menonjol keluar. Kembali tercium bau khas. Aku mengemut bibir labia mayora
kirinya dan menyedotnya perlahan dan memainkan permukaannya dengan lidah.
Kali reaksi Vonny nggak lagi mengejang perlahan tetapi menutup kedua pahanya
sehingga kepalaku terjepit diantaranya dan terasa hangat sekali permukaannya
dipipiku. Kali ini aku membukanya tanpa perlahan-lahan lagi, maklum lagi
nafsu banget. Dari kepala kontolku keluar cairan bening, batang mengeras dan
menampakkan urat-urat besarnya.
Anehnya Vonny tidak terbangun, dan membiarkan kedua tanganku membuka kedua
pahanya. Tangan kananku menarik celdalnya kesamping sedangkan tangan kiriku
membuka belahan vaginanya sedangkan seluruh bagian mulutku mengolah
bibir-bibir vaginanya. Aku merasakan adanya cairan yang mulai membasahi
permukaan bibir vaginanya. Aku terus menyedot dan menggigit-gigit perlahan
labia mayoranya dengan asyik sedangkan tangan kiriku sekarang mengelus-elus
itilnya dengan cairan pelumas dari lubangnya. Asyik sekali. saking
keasyikannya. tiba-tiba Ada dua tangan menjambak rambutku, aku tidak
menghentikan aktivitasku. Mulanya kupikir ini hanya reaksi spontan dari
mimpi erotisnya..eh kok tambah lama terasa ada goyangan perlahan dibagian
selangkangannya. Begitu pula tanpa kusadari ada suara-suara nafas tertahan
dan jambakan dirambutku bukan lagi jambakan pasif tetapi mulai mengelus-elus
dan memegang kupingku. Aku tiba-tiba tersadar..
Dia telah bangun.
Aku termangu duduk diantara selangkangannya dan melihat kearah wajahnya
dikeremangan.
"kok.., berhenti mas..hh!", suaranya berat perlahan dengan tatapan wajah
yang sayu.
"ehh anuu iii..ni apa eehh anu!", aku gelagapan
"ehh terusin mas. hhh kurang dikit lagi.!", suaranya tertahan.
Aku masih terduduk bingung dan memandangnya dengan pandangan bodoh. Dan yang
menjengkelkan, batang kontolku tak berkompromi. Dia tegak mengacung sehingga
mencuat diantara kaosku. Kepalanya tampak licin karena cairan bening yang
keluar. Sebenarnya kontolku nggak terlalu besar tapi panjang, sehingga
tampak mencuat lucu.
Tiba-tiba Vonny bangun, dan duduk dihadapanku memandang aku dengan sayu. Aku
semakin culun dan tanpa kusadari tangannya menggenggam batang kontolku
mantap. Tiba tiba. auh.. ia menunduk dan memasukkan kepala kontolku yang
mengeras seperti helm kopassus kemulutnya. Dan ketika sadar aku langsung
merasa melayang merasakan kenyotan kenyal diseluruh permukaan batangku.
Setelah berapa lama aku merasakan sesuatu akan mengalir keluar dari dalam
batangku. Ia memencet bagian pangkalnya sehingga aliran itu tidak jadi
keluar dan tertahan sehingga menahan rasa nikmat disekujur selangkanganku.
Wah ahli banget Vonny padahal aku nggak ngasih tahu kalau akan keluar. Nggak
nyangka deh!.
Ia memegang batang kontolku lama sambil tersengal-sengal. Kemudian
memandangku perlahan dan meletakkan dirinya terlentang di ranjang. Ia
menarik lepas celana dalamnya dan menarik rok tidurnya sehingga vaginanya
terpampang jelas, kemudian membuka kedua pahanya dan mengangkat lututnya
keatas sehingga lubangnya terlihat. Ia mengelus perlahan permukaan vaginanya
sambil memandangku dan berkata,
"ayo mas masukin",
Aku seperti tersihir, antara bingung dan nafsu, menggerakkan diri untuk
berlutut diantara kedua pahanya dan memegang kepala batangku yang licin kena
ludahnya dan mengarahkannya kelubang merah mengkilat itu. Sejenak aku lupa
bahwa dia masih belasan tahun, yang kurasakan secara reflek setelah dikenyot
habis-habisan olehnya ialah bahwa ia sudah tak perawan lagi. Dan.
Sssleeeppp .. ketat tapi tak begitu menjepit dan tanpa hambatan sama sekali
(benar dugaanku!). Aku menusukkan seluruh panjang batangku kedalam lubang
itu, dan hebatnya seluruh panjang itu masuk total kedalamnya serta
membiarkannya sejenak merasakan denyutan hangatnya. Vonny melenguh agak
keras. Aku khawatir juga karena dari jendela mulai terlihat cahaya fajar.
Tapi karena malaikat nafsu lebih berkuasa, ya sudah aku cuek saja dan mulai
menarik batangku itu dari dalam lubangnya dan memasukkannya lagi seluruhnya.
Entah karena apa, aku tak begitu merasakan rasa nikmat yang cepat naik.
Memang terasa basah, licin dan enak tetapi ya lebih karena ini memang sedang
bersetubuh.
Aku mulai berpraktek dengan berbagai macam cara menusuk dan arah tusukan ke
dalam lubang vaginanya. Yang mulai mencemaskanku Vonny sama sekali tak
berusaha menahan suaranya. Ia mulai melenguh dan mengerang keras-keras
ketika aku mulai mempercepat gerakanku. Aku antara cemas dan mulai nikmat,
tak perduli lagi. Lagian suaranya mulai merangsangku dan ini membuatku
menusuk-nusuk dengan gerakan yang cepat dan keras.
"aaahhh aayooo mass aaduhhh cepat.masss..!", ia mengangkat kedua tangannya
keatas kepalanya.
Bunyi beradunya kemaluan kami mulai terdengar keras, berkecepak
..cckkk cckkk dan aku mulai merasakan lereng gunung telah kucapai. Tinggal
mendaki cepat dan sampai dipuncak.
Tiba-tiba Vonny menghentikan gerakanku, dan menutup kedua pahanya sehingga
terasa ada jepitan yang luar biasa disekujur batangku. Kemudian dia
memandangku sayu. Aku tahu apa yang dimaksudkannya dan mulai menggenjot
lagi. Aku menjepitkan kedua betisnya diantara leherku dan bertumpu pada
kedua tangan sedang aku membentuk busur dengan tubuhku, merapatkan kedua
pahaku sehingga terasa batangku membesar dan mulai menusuk-nusuknya cepat.
"aaa hhh..ssss", terdengar bunyi-bunyian antara suaranya yang
merangsang dan bunyi kecepakan kemaluan kami yang beradu. Sedang aku sendiri
mengeluarkan suara helaan nafas yang cepat.
Beberapa menit kemudian, aku merasakan aliran yang semakin cepat memenuhi
pinggul dan seluruh tubuhku. Keringatku telah mengucur deras. Dan.
"Vonn.vonny..aaadddduuuhhh..ssss.von!", spermaku menyemprot deras
kedalam lubangnya. Aku mengerang keras dan terus mengocok batang kontolku
dengan dinding-dinding lubang vaginanya. Lama aku terus menusuk-nusuk
lubangnya karena rasa nikmatnya terus mengalir, dan tak berapa lama
kemudian
"Masss.aaaaaa.maassss ssshhhhh.aaddduuhh..!", Vonny menaikkan pelvisnya
dan menerima tusukan-tusukan terakhirku dengan denyutan dinding vagina yang
terasa cepat dan kenyal.
Aku menindih tubuhnya yang kecil dan merasakan detak jantung yang cepat
didadanya dan dengusan nafas hangat diubun-ubunku. Batangku masih menancap
dalam didalam vaginanya dan merasakan denyutan yang tak kunjung reda.
Tiba..tiba..
"Rudi., kamu didalam situ?", suara Andi (teman kostku) memanggilku diluar
pintu kamar Vonny.
 
VONNY # 2
By: rudi setiawan

Antara sadar dan tidak, dengan batang kontolku yang masih tercengkeram
didalam lubang vaginanya, Vonny berkata perlahan:" Ada apa mas Andi?"
"Eh enggak, Rudi ada didalam situ nggak?"
"Emang kamar mas Rudi disini?"
"Eh sorryÖsorryÖ!" dan Andi pun berlalu.
Beberapa saat kami terdiam. Aku pun tak berusaha mencabut batang kontolku
yang entah karena apa terus terasa tegang (nggak tegang-tegang amat tapi
juga nggak mengecil sehingga tetap terjepit didalam lubang vagina Vonny).
Aku mengelus keningnya lembut, terasa ada keringat membasahi. Vonny bergerak
perlahan merubah posisi kakinya sehingga membuatku tergigil karena gerakan
itu terasa seperti kuluman terhadap batang kontolku.
"ehÖVonnÖaku mau nanya terus terang kepadamu, aku udah nggak perawan sejak
kapan? Sorry kalo nyinggung Ö soalnya aku nggak nyangka." Aku bertanya
perlahan nyaris berbisik kedekat telinganya.
Ia menghadap kearahku sehingga tercium bau mulutnya yang khas dan berkata
perlahan,
"Nggak apa-apa kok mas, aku udah bolong sejak dari kelas 1 SMP. Mulanya sih
nyoba-nyoba sama pacar pertamaku, eh nggak taunya dia udah pengalaman
banget. Pas diraba-raba sih nggak terlalu terasa, waktu dijilatin itu yang
aku nggak kuat. Tembus deh!. Aku juga nggak nyesel kok, enak sih!"
"Kamu begini udah berapa kali?" Mumpung lagi jujur, aku terusin nanya.
"Wah nggak keitung deh! Lagian pas SMA aku pernah ke dokter nanyain
kalo-kalo aku hamil, eh nggak taunya dikasih tau kalo aku mandul, nggak
bakalan bisa punya anak, ya udah semakin menjadi-jadi!"
"Sama siapa aja?"
"Selain sama pacar kalo punya, ya sama siapa aja asal aku lagi pengin dan
dianya mau, seperti sama mas sekarang ini!"
Sambil berbisik-bisik saling bertanya, aku memperhatikan buah dadanya yang
mungil dan belum turun, pentilnya tampak menonjol. Aku jadi terangsang lagi,
batangku yang masih menghangati lubang vaginanya tiba-tiba perlahan-lahan
mengeras lagi. Aku takjub bukan main, biasanya kalo habis ngocok ya
setidaknya butuh 2 hari untuk gampang tegang kembali. Aku jadi merasa tidak
nyaman karena posisi masuknya batangku itu membentuk sudut yang kecil
sehingga ketekuk. Tadi pas agak lemas bisa melengkung enak, sekarang Ö
auuuhh Ö. pokoknya nggak enak rasanya.
"Mas Rudi mau lagi?"
Aku nggak bisa menjawab lha wong lagi konsentrasi kebatang kontolku yang
terjepit itu.
"Mas pernah ngerasain anorexia orgasm nggak?",
"Nggak, apa itu?"
"Jadi kalo kita mau orgasme, jika udara nggak masuk ke otak beberapa saat
itu akan membuat orgasme-nya beberapa kali lebih nikmat"
Wah..teori apa pula ini. Gila bener nih anak, kecil-kecil udah canggih.
"Kalo mas Rudi mau bisa tak ajari sebentar,"
"Lha kalo nanti mati"
"Ya paling-paling masuk neraka"
Gila, ini udah nggak bener.
Tiba-tiba ia bergerak sehingga batangku tercabut dari lubangnya. Vonny
berdiri dan berjalan kearah rak bukunya dan mengambil selotip kertas yang
lebar. Kemudian ia menelentangkan aku dan memasangkan selotip ke hidung
dengan rapat dan ke mulut dan membuka sedikit ujungnya sehingga tidak
tertutup semua sehingga aku masih bisa bernafas.
"Mas Rudi nikmati saja dan jangan berontak, tak janjiin terbang deh nanti."
Vonny memegang batangku dan mengocoknya perlahan. Mula-mula mengelusnya
halus sehingga perlahan-lahan batangku itu berdiri. Kepalanya masih tampak
mengkilat dan memerah karena cairan vagina Vonny yang kental. Aku mulai
merasakan rasa nyaman yang mengalir perlahan dari selangkangan kekaki, paha
dan pinggang. Ia mulai mengulum batangku itu dan aku merasakan permukaan
lidahnya yang kasar tapi lembut mengelus permukaan batang kontolku. Aku
mulai tersengal-sengal karena pasokan udara yang sedikit masuk
keparu-paruku. Nafasku mulai lebih cepat dan detak jantungku berdebar keras.
Sensasinya sungguh aneh karena yang terasa nikmat bukan saja batang kontolku
tetapi seperti menjalar keseluruh tubuh sehingga gerakan kecil saja dari
kakiku terasa enak.
Vonny menghentikan kocokannya dan berjongkok diatas tubuhku. Tangan kirinya
memegang batangku dan menggosok-gosokkan kepalanya kearea vaginanya. Aku
sudah tersengal-sengal berat tapi Vonny melarangku menarik selotip itu dari
mulut dan hidungku.
Vonny menggerakkan pinggulnya kebawah sehingga batang kontolku untuk yang
kedua kalinya memasuki lubangnya. Kali terasa agak lain, agak terasa
menjepit dibandingkan tadi. Ia memasukkan seluruh panjangnya sehingga
terbenam habis ditelan vaginanya. Aku menghela nafas panjang dan berusaha
menghirup nafas sebanyak-banyaknya dari lubang kecil disudut mulutku yang
tertutup selotip.
Vonny berhenti sejenak dan meletakkan kedua tangannya kedadaku. "Rasain aja
ya mas, kalo mau teriak teriak aja nggak pa pa, nanti rasanya akan semakin
nikmat!" Vonny berkata pelan.
Setelah tumpuannya sempurna, Vonny mulai bergerak perlahan lahan sehingga
batangku sekali lagi tergesek-gesek permukaan licin lubang vaginanya.
Mula-mula ia bergerak perlahan, lama kelamaan, ia mulai bergerak cepat dan
teratur dan nafasnya mulai terdengar keras diselingi jeritan-jeritan kecil.
Aku merasakan rasa nikmat yang dengan cepat menjalar keseluruh tubuh dan
kembali lagi mengumpul kebatang kontolku yang sedang dikocok dengan cepat.
Sekitar 10 menit Vonny bergerak dengan cepat, dan aku merasakan rasa nikmat
yang mulai akan meledak. Tiba-tiba Vonny berhenti dan dia merapatkan sisa
lubang selotip dimulutku sehingga dengan segera aku kehabisan nafas, dan dia
mulai bergerak lagi tidak dengan perlahan-lahan tapi langsung cepat. Aku
merasakan sesuatu seperti bergerak keluar dari dalam otak dan menggelitik
rasa nikmat yang sedang mengumpul. Kurang dari satu menit Vonny melakukan
itu dan aku mulai merasakan gelap yang nikmat, tiba-tiba dia berdiri
sehingga batangku tercabut dan dengan sigap mengocok batang kontolku dengan
kedua tangannya. Tangan kanannya memencet keras bagian pangkalnya sedangkan
tangan kirinya mengocok bagian batangnya dengan cepat.
Aku merasa tegang yang nikmat, dan merasakan aliran rasa nikmat seperti
konvoi berbondong-bondong menuju batang dan kepala kontolku yang sedang
dikocoknya dengan cepat, dan aku merasakan orgasme sudah dekat tapi seperti
ada sesuatu yang menghentikannya tepat dipintu keluarnya sehingga gerombolan
nikmat itu menyebar dan mendesak-desak keseluruh bagian di area sekitar
selangkanganku. Aku sudah tidak sanggup berpikir, tanganku lemas tapi
badanku tegang bergetar-getar didesak-desak oleh rasa nikmat yang semakin
tinggi tapi tidak kunjung mencapai puncakÖsemakin tinggiÖsemakin tinggiÖ.
Aku merasa melayang keluar dari tubuhku. Batangku yang sedang dikocok oleh
Vonny tidak terasa apa-apa, tetapi seluruh tubuhku dimulai dari pangkal
batang kontolku terasa seperti dikerok-kerok oleh sesuatu yang enak sekali.
Tiba-tiba segala sesuatunya seperti berhenti, ketika mendadak Vonny
melepaskan pencetannya kebatang kontolku. Rasa nikmat yang terkurung tadi
seperti mengaduk-aduk tubuhku tapi tidak terasa seperti keluar dari batang
kontolku. Vonny mengusap-usap bagian dalam pahaku yang basah kuyup oleh
keringat sehingga rasanya seperti adukan nikmat yang luar biasa. Tanganku
tak sanggup bergerak lagi. Aku merasa kaku dan sangat nikmat serta lemas tak
sanggup berbuat apa pun. Keadaan ini berlangsung terasa lama sekali dalam
rasa gelap dan nikmat yang kurasakan.
Vonny membuka selotip dimulut dan hidungku dengan gerakan cepat, sehingga
udara segera mengalir dan mengembalikan kesadaranku perlahan-lahan. Aku
terbangun pada sore harinya dalam keadaan yang sangat lemas dan Vonny telah
pergi.
 
Ivonne bagian 3
by Rudi SEtiawan


Bukan ketukan dipintu atau suara panggilan yang mengagetkan aku, tetapi
tiba-tiba saja dia bangkit dan duduk menghadapku di atas pangkuanku.
Wajahnya tepat menghadap kearahku dan menempelkan wajahnya tepat diatas
dadaku.

"Mas Rudi, Ivonne merasa enjoy banget! Thanks ya." Aku menempelkan
daguku diatas kepalanya dan merasakan lembut rambutnya. Kelihatan aku
tenang banget padahal dalam hati aku berkata:

("Enjoy. enjoy gimana si Sly masih kenceng banget nih")

Diduduki olehnya tentu saja si Sly yang tadinya emang udah tegang berat,
menjadi bertambah keras aja. Apalagi meski agak berat juga nih anak,
ternyata
pantatnya luar biasa empuk sehingga tidak menggencet kontolku. Hening
beberapa saat, si Ivonne tetap menempelkan wajahnya ke dadaku, mungkin
saja sedang merasakan denyutan-denyutan perlahan dari apa yang sedang
didudukinya saat ini.

"Von, tahu nggak? Kalo apa yang kamu rasain tadi baru sepersekian saja
daripada bila kamu bener-bener melakukan itu?" aku membuka pembicaraan,
sedikit mancing-mancing.

"Yang tadi itu udah enak banget kok mas!"

"Yang bener?"

"He..eh, nggak bayangin deh kalo lebih dari itu!" sambil berkata itu dia
merubah
posisi duduknya yang akibatnya tentu saja gesekan empuk dan hangat di
batang kontolku yang segera saja mengeras kembali. Aku tak bisa berbuat
apa-apa kecuali ya menikmati.

"Nggg. Kalo main gitu katanya sakit ya mas kalo pertama kali?"

"Ngg mungkin saja! , . Ya nggak tahu lha Von khan aku bukan cewek!
Cuman kalo cowok sih kayaknya bisa lecet deh kalo nggak tahu caranya!" Gila
anak ini pertanyaan-pertanyaannya sungguh gampang-gampang susah untuk
dijawab. Apalagi kayaknya aku mulai berpikir tentang misiku untuk merasakan
keperawanannya meskipun dia sepupuku sendiri, habis.. siapa tahan? Jadi
jawaban-jawabanku juga harus tidak menakutkannya.

"mas Rudi sama mbak Inggit udah lama ya begituan?"

"Ya he..eh!"

"Enak nggak mas?" lagi-lagi dia merubah posisi duduknya dan meraih tanganku
dan ditempelkannya didadanya. Aku merasakan keempukan itu lagi.

"Eh udah dibilangin, kalo begituan sih bukan enak tapi nikmat!"

"Oh ya ding!"

Tanganku didadanya tidak lagi sekedar menempel, tetapi mulai
kugerak-gerakkan perlahan. Ivonne sesekali menggeliat dan hal itu tambah
membuat kontolku tegang terus. Mungkin ini rekorku untuk tegang, bayangin
dari sekitar jam 11.15 tadi sampai sekarang udah hampir jam satu dini hari,
kepalanya masih membesar maksimal. Membesar maksimal saudara-saudara!

"mas Rudi pernah mbayangin nggak nggituin Ivonne?"

"Ngaco kamu Von, kamu khan sepupuku!"

"Khan cuman sepupu mas, lagian anunya mas Rudi kok awet banget sih
tegangnya!"

"engg nggak tahu ding Von!"

"Kalo Ivonne, percaya nggak mas, tiba-tiba ingin kalo yang pertama kali
nggituin
Ivonne itu mas Rudi!!"

Nah para pembaca, reaksi spontanku yang pertama kali adalah kedutan keras di
kontolku terasa seperti mengalirkan sperma keujung kepalanya. Gila, sensasi
dari keadaan itu sungguh luar biasa, jauh melebihi ketika aku kehilangan
keperjakaanku dengan mbak Endah atau ketika merasakan keperawanan mbak
Inggit untuk pertama kali. Mungkin karena tidak terjadi secara cepat, tetapi
perlahan-lahan, sehingga sepertinya hawa nikmat yang ingin dikeluarkan
tubuhku tidak mengumpul secara cepat tetapi perlahan-lahan, sedikit demi
sedikit sehingga hanya dengan mendengarkan ucapan Ivonne saja, rasanya
sungguh luar biasa. Aku bener-benar udah mantap dengan keputusanku untuk
melakukan hal itu.

"Bener?"

"Ya asal mas Rudi usahain supaya Ivonne nggak merasa sakit untuk yang
pertama kali!"

"OK deh . Tak jamin!" aku asal jawab saja, meskipun terus terang meski udah
sering banget melakukan senggama, tetapi untuk menjawab permintaan Ivonne
itu kayaknya aku belum cukup pengetahuan.

"Sekarang..?"

"Jangan sekarang deh Von!"

"Ahhh mas Rudi..khan nanggung, lagian kasian ini nih!" sambil berkata
begitu,
Ivonne menggoyangkan pantatnya memilin batang kontolku.

"OK deh!" Akhirnya aku menyerah juga dan lagian setelah semua kejadian
diatas, kalo hanya diselesaikan dengan ngocok pasti khan nggak sip.

Aku mendorong tubuhnya dan membaringkannya dikarpet. Aku perhatikan
tubuhnya yang padat, dadanya tidak terlalu besar, perutnya rata dan bagus
dan bagian pinggulnya ternyata dalam posisi terlentang sungguh merangsang.
Wajahnya memandangku dengan sayu.

Aku merebahkan diri disampingnya dan mulai menciumnya lembut,
perlahan-lahan sekali mulai dari telinganya. Aku tiup perlahan sekali hingga
dia
bisa merasakan udara hangat di cuping telinganya. Kata orang jika seks
dimulai
dari proses di cuping telinga dan berjalan dengan baik, kenikmatannya akan
berlipat ganda. Aku berusaha membuatnya geli hanya dengan tiupan lembut di
telinganya. Ivonne menggerakkan kepalanya perlahan pertanda respon terhadap
apa yang aku lakukan. Aku mulai menciumi pipinya yang lembut belum
berjerawat, sedangkan tanganku kuletakkan diatas perutnya dan
mengelus-elusnya lembut. Aku berusaha menyisakan bagian-bagian sensitifnya
untuk yang terakhir kali setelah semua bagian tubuhnya telah terjamah. Ini
untuk membangkitkan potensi-potensi rangsangan dihampir semua bagian
tubuhnya. Kesalahan pemula adalah selalu berusaha sesegera mungkin
memasukkan penisnya kedalam vagina ceweknya.

Bibirku mulai mendekati bibirnya dan aku menjilatinya lembut, belum sampai
ketahap menciumnya. Sedangkan tanganku mengelus-elus pinggangnya lembut
sambil sesekali secara sporadis menggerakkan tanganku mendekati baik bagian
payudara maupun bagian vaginanya. Hal kulakukan untuk memberi awalan bagi
bagian-bagian sensitifnya, selain itu juga untuk membuat gairahnya lebih
terfokus.

Ivonne memejamkan mata ketika aku mulai melumat bibirnya. Tangannya
dirangkulkan di pundakku. Tanganku satunya mulai mengolah payudaranya,
mula-mula lembut saja nyaris tak terasa, hanya seperti asal lewat saja.
Begitu
seterusnya sampai mulai terasa olehku adanya tonjolan puting yang mengeras
dari balik kaosnya. Kemudian aku biarkan payudaranya dan mulai berpindah ke
selangkangannya melalui perutnya, sementara bibirku terus melumat bibirnya.
Seperti juga di payudaranya, aku menggerakkan tanganku melewati
selangkangannya begitu saja tanpa ada gerakan dibagian itu, hanya sekedar
lewat, keatas dan kebawah secara lembut sampai beberapa saat.

Aku berdiri dan melepas kaos dan celanaku sehingga aku tinggal mengenakan
celana dalamnya saja yang dalam hal ini dibagian kirinya sudah bernoktah
basah
yang melebar sehingga membuat isinya tampak menonjol. Aku lihat Ivonne
memandangiku dengan pandangan yang sudah mulai meredup. Perlahan-lahan
aku berjongkok disampingnya dan mulai melepas kaosnya, begitu juga celana
ketatnya sampai semuanya terlepas dan Ivonne telanjang bulat. Sempat aku
melihat ada noktah basah di celana dalam kremnya.

Ketika tubuhnya sudah telanjang bulat - khas seorang perawan - Ivonne
menutupkan kedua pahanya sehingga hanya tampak segerumbulan rambut
lembut dijepitannya. Tapi tidak dengan kedua payudaranya yang dibiarkannya
terbuka karena kedua tangannya diangkatnya keatas kepalanya. Aku segera
berlutut diantara kedua kakinya dan membukanya perlahan. Sempat terasa ada
sedikit penolakan meskipun akhirnya Ivonne membiarkan aku membentangkan
kedua pahanya ke kiri dan kanan. Vaginanya masih ketat, jembutnya masih
jarang-jarang, bagian daging sebelah kiri dan kanan lubang vaginanya tampak
menggunduk dan masih halus. Meski demikian aku lihat bibir-bibir labianya
tampak sedikit bergelambir dan berwarna merah daging.

Aku mendekatkan wajahku ke bagian itu, dan mencium bau khas yang telah aku
kenal. Dengan satu tangan aku memegang pahanya sedangkan tanganku yang
lain membuka gelambiran yang menutupi klitorisnya yang agak besar juga. Aku
mulai menjilat perlahan tepat di bagian klitorisnya dan membuat gerakan
memutar dengan lidahku secara konstan. Mulai kurasakan gerakan-gerakan
mengejang yang terasa sekali di pahanya, aku terus melakukan itu tanpa
merubah ritme dan hanya dibagian klitorisnya saja dengan gerakan yang sama.
Gerakan mengejangnya mulai terasa kuat, dan ini sekuat tenaga kutahan
dengan tangan dan bahuku. Selain itu mulai kudengarkan desahan tertahan
yang semakin menguat. Aku melakukan itu dengan gerakan yang sama selama
hampir 10 menit, yang untungnya belum membuatnya orgasme meskipun
kurasakan dia udah dekat banget kearah itu.

Aku melepas biakanku pada gelambiran yang menutupi klitorisnya dan mulai
mengelus-elus daging di sekitar bibir-bibir labianya (sekali lagi bukan
bibir-bibir
labianya, tetapi gundukan di kiri dan kanan labianya). Dengan kedua tangan
aku
mencubit dengan cubitan besar di bagian kiri dan kanan labianya dan mulai
menghentak-hentakkan perlahan diantara keduanya sehingga mulai terdengar
bunyi berkecipakan. Hal ini kulakukan untuk memberi rangsangan bagi
otot-otot
lubang vaginanya yang masih ketat. Hal kulakukan beberapa lama sambil
sesekali menggerakkan jemariku yang lain menyentuh bibir-bibir labianya. Aku
mulai merasakan bahwa gerakannya sudah tidak terkoordinasi, tetapi masih
belum terasa adanya kejangan yang kuat, yang artinya bahwa di sudah dekat
banget dengan orgasme. Ini saatnya.

Aku segera berdiri dan melepas celana dalamnya. Sly yang dari tadi terkurung
tampak lega. Di ujungnya keluar cairan bening yang banyak banget, yang
segera kugunakan untuk melumuri kepala batangnya. Aku melumuri tanganku
dengan ludah dan kugunakan untuk membasahi batangnya. Aku segera berlutut
di antara kedua pahanya.

Aku membentangkan kedua pahanya lebar-lebar dan menariknya keatas
sehingga vaginanya menghadap keatas. Aku mengarahkan kepala batangku ke
bagian bibir-bibir labianya dimana terdapat lubang vaginanya. Ketika
kepalaku
telah pas diposisinya aku segera menekannya perlahan sekali. Kemudian kedua
tanganku mencubit kedua gundukan dikiri dan kanan bibir-bibir labianya
seperti
tadi dan membukanya kekiri dan kanan sehingga bagian vaginanya membuka
lebar. Aku mulai menekankan kepala kontolku memasuki lubang vaginanya,
memang masih ketat sekali. Ketika kepalanya mulai masuk setengah, aku
mengeraskan cubitanku pada kedua gundukannya tadi dengan tiba-tiba.
Akibatnya ialah Ivonne mengejangkan otot vaginanya sesaat dan menelan
kepala kontolku yang kutekan terus. Aku merasakan ketatnya jepitan lubang
vaginanya dan mulai bersiap-siap menghadapi momen terpenting bagi Ivonne
yaitu pecahnya selaput daranya. Aku berhenti sejenak selama beberapa saat
dan membiarkan kepala kontolku memberi ganjalan bagi lubangnya.

Aku bersiap siap lagi dan mulai menekan batang kontolku masuk dan seperti
tadi
terasa ada yang menghambat. Aku mengeraskan lagi cubitanku pada kedua
gundukannya sambil terus membukanya kekiri dan kanan. Dan seperti tadi juga
Ivonne mendenyutkan otot vaginanya dan menelan kepala kontolku dan karena
aku menekannya agak kuat maka sekejap saja batang kontolku telah memasuki
lubang vaginanya. Aku merasakan kehangatan yang khas dan tahu nggak,
bahwa Ivonne telah kutembus. Dia hanya mengeluh sejenak.

Aku segera menggerakkan batang kontolku keluar masuk secara perlahan-lahan
dan melepaskan cubitanku pada kedua gundukannya dan meletakkan tanganku
diantara kedua dadanya dan mulai mengayuh. Beberapa lama aku mulai
merasakan jepitan yang tadi terasa sangat kuat mulai berkontraksi dan
mengikuti besarnya kontolku. Ivonne memejamkan mata, bibirnya terbuka dan
sesekali mengeluarkan erangan disertai desahan nafas tertahan.

Beberapa lama, aku mulai merasakan desakan yang kuat dari dalam tubuhku
mengarah kebatang kontolku. Aku berusaha sekuat tenaga menahannnya,
apalagi ketika kurasakan tubuh Ivonne mulai mengejang-ngejang tak karuan.
Aku terus menggenjot dengan kuat dan cepat dan tepat ketika kejangan Ivonne
selesai, aku segera menarik batang kontolku dan menyemprotkan spermaku ke
perutnya yang tampak berkeringat dan bergerak-gerak. Diantara spermaku
tampak noktah-noktah merah yang mungkin merupakan darah perawan Ivonne.
Aku luar biasa puas.

Hanya sekali itu saja aku melakukan dengan Ivonne dan aku selalu menolak
setiap ajakan Ivonne. Bukan apa-apa, aku nggak mau resiko ketahuan.
 
VONNY #4
By: rudi setiawan

Lanjutan dari cerita ke 3 dan merupakan bagian terakhir dari 4 seri cerita
tentang Vonny.
-----------
Aku terbangun telanjang bulat dan melihat ke jam di atas meja. 03.12 wib,
gila sudah pagi dan aku merasakan sesuatu yang empuk di sebelahku. Kulihat
Vonny tertidur telanjang bulat pula dan memeluk dadaku. Payudaranya menempel
di dadaku dan terasa turun naik dengan teratur serta nafasnya terasa hangat
menghembus dadaku. Pahanya terangkat dan menindih kontolku yang rebah.
Lama aku terdiam mengingat-ngingat lagi kejadian mulai dari kemarin pagi
sampai pagi hari ini. Rasanya apa yang kurasakan dalam waktu kurang dari
sehari ini lebih dari yang pernah kurasakan sampai saat ini. Aku pernah
bersenggama dengan beberapa wanita dan ribuan kali ngocok. Tapi yang ini
sungguh luar biasa. Selalu saja ada inovasi yang tercipta olehnya dan ini
menguras habis cadangan sperma didalam tubuhku. Tubuhku terasa kering dan
tulang-tulangku terasa terpisah satu sama lain. Yang luar biasa dan belum
bisa kupahami ialah betapa kontolku masih bisa saja tegang ketika tadi
beberapa kali telah keluar spermanya. Harus kuakui bahwa Vonny sungguh
handal dan berteknik tinggi meski masih kecil (setidaknya dari bentuk
tubuhnya).
Tadi bahkan Vonny menawariku untuk mencoba lubang analnya. Aku menolak
mentah-mentah dan jadilah vaginanya menjadi bulan-bulanan tusukan kontolku
sehingga pada permainan terakhir sebelum tertidur tadi dinding-dinding
vaginanya sudah terasa sangat licin dan terlalu banyak cairan yang
melumasinya.
Sambil masih tergeletak aku membayangkan juga akhirnya bagaimana rasanya
lubang analnya. PastiÖ.uuuhhhÖ. itu juga kalau bisa masuk melihat tubuhnya
yang kecil itu. Perlahan-lahan batangku bergerakÖ gila bener iniÖ. Dalam
hitungan detik telah mengeras lagi apalagi ditindih oleh pahanya yang
hangat. Kubayangkan dalam posisi tidurnya ini pasti vaginanya terbuka. Aku
bergerak perlahan dan mencoba menggesekkan kontolku ke selangkangannya.
Terasa lembut jembutnya dan sebagian daging vaginanya yang menyembul sedikit
keluar.
Vonny bergerak perlahan dan terbangun dan memandangku. Aku terdiam dan
memegang kepalanya lembut. Ia tersenyum dan berbisik:
"Mau lagi mas?"
"Nggak kok,"
"Lha itu yang nggesek-nggesek itu apa?"
Aku menarik nafas panjang dan meneruskan gesekan kepala kontolku ke itilnya
perlahan. Vonny menggeliat dan menggerakkan pinggulnya perlahan sehingga
batangku tergelincir dan masuk sebagian kelubangnya.
"Ayo mas, tusuk aja!"
Aku menggerakkan pinggulku sehingga batangku masuk ke dalam lubang
vaginanya. Sudah tak ada hambatan sama sekali karena cairan sisa semalam
masih belum hilang sehingga seluruh batangku masuk semua. Dan aku mulai
menggoyang-goyangkan pinggulnya mengarahkan masuknya batang kontolku kedalam
lubang vagina si Vonny. Sambil masih terasa ngantuk dan mataku belum terbuka
100% aku merasakan gesekan yang licin di sekujur kepala batangku. Mulai
terdengar bunyi berkecipak yang pada dinihari itu terdengar keras sekali.
Aku memeluk Vonny dan astaga..ia tertidur. Gila bener, disenggamai malah
tidur.
Aku terus menggerak-gerakkan pinggulku, dan lama kelamaan terasa bosan. Aku
mulai berpikir untuk mencoba lubang satunya.
Aku mencabut kontolku dan mengarahkan kepala batangku ke lubang duburnya
yang tampak bersih berkerut-kerut. Perlahan-lahan sekali aku menekankan
kepala batangku ke bagian itu dan perlahan-lahan mulai bisa masuk meski
sangat ketat dan saat itu Vonny terbangun.
"Tadi ditawari nggak mau"
"Tapi Von, aku tiba-tiba pingin"
"Sebentar ya mas, harus diginiin supaya bisa masuk dan enak!", sambil
berkata pelan Vonny mengangkat pahanya keatas sehingga lututnya menyentuh
payudaranya sehingga jepitan yang tadi sangat ketat dikepala batangku terasa
melonggar meski tetap saja ketat.
"Ayo dorong mas!"
Aku mendorong pinggulku perlahan dan terasa kepala batangku mulai masuk
perlahan tapi pasti kedalam lubang analnya. Rasanya sungguh kontras dengan
vaginanya. Ini bener-bener berdaya cengkeram luar biasa. Aku bisa merasakan
pijatan yang berdenyut-denyut. Dan ini yang tak kuduga, Vonny mengerang
keras sekali. Tampaknya ia merasakan nikmat yang amat sangat lebih dari
ketika aku menusuk vaginanya.
Aku mengambil posisi ketika seluruh batangku masuk dan membiarkan beberapa
saat batangku terjepit total oleh lubang anusnya. Vonny mencakar bahuku
sehingga terasa kukunya masuk sebagian kebahuku. Aku mulai menarik batangku
perlahan dan mengangkat kedua pahanya sehingga keduanya menyentuh
payudaranya yang ini menyebabkan lubang anusnya mendongak keatas dan tidak
menekuk batang kontolku.
Aku mulai mengayun berirama perlahan-lahan dan mendengarkan suara desahan
yang keras dari mulut Vonny. Dengan pengalaman kemarin yang tidak terjadi
apa-apa dengan suaranya yang keras aku mulai memompa lubangnya dengan
mantap. karena hampir enam kali spermaku telah keluar sehingga rasa nikmat
yang kurasakan seperti lama menggenang ditubuhku. Lama sekali kejadian ini
berlangsung.
Ketika sedang asyik-asyiknya menusuk dengan cepat karena hampir orgasme,
tiba-tiba bbrraakkkk! Pintu kamar Vonny didobrak beberapa orang.
Antara hampir orgasme dan kaget, aku terus menggenjot lubang analnya dan
beberapa saat kemudian diantara suara-suara orang yang membentakku aku
mengalami ejakulasi untuk yang kesekian kalinya demikian juga Vonny, suara
erangan orgasme terdengar keras sekali. Aku lunglai dan menindih tubuh Vonny
yang kecil dan penisku yang masih menancap sebagian kedalam lubang analnya.
"Ayo kalian keluar.! ikut kami ke kantor RW"
Tak tak sanggup lagi bergerak dan diam ditempat. Vonny lebih parah lagi, ia
terdiam dengan mata yang setengah terbuka.
Singkat cerita, kami (aku dan Vonny) diarak (tepatnya dipapah) dalam keadaan
telanjang bulat ke kantor RW dan diusir dari kampung itu bersama teman-teman
lain yang dianggap membiarkan kejadian itu berlangsung. Hikmahnya Vonny
terus jadi pacarku dan hampir setiap hari setiap kesempatan aku selalu
meninggikan jam terbangku dalam hal bersenggama dan kegiatan seksual
lainnya.
 
'Thana' cewek Thai

story: Hallo kawan-2 nama aku ST, dan aku mau berbagi pengalaman selagi sekolah di US.

Waktu itu summer'97 US, cuaca waktu itu cukup panas dan lembab. Aku melihat si Thana sedang duduk-2 di depan pintu apart-nya. Dia gadis Thai berusia 20 thn dan sebagai visiting student di uni aku.
Waktu itu aku sedang menyiapkan dinner dan jendela kitchen terbuka menghadap ke pintu apart si Thana. Aku melambaikan tangan dan say 'Hi', dia juga membalasnya.
Setelah aku selesai makan malam kira-2 jam 7-an, aku menhampiri apart-nya dan memperkenalkan diri. Ternyataa dia orangnya ramah sekali, parasnya cantik dan khas cewek Thai dengan alis yang membusur lentik dan bibir tebal mirip-2 type muka penari Bali. Kulitnya halus putih bersih dan tingginya 155 cm dengan dada yang montok.
Setelah di persilahkan masuk ke apart-nya kita duduk-2 dan ngobrol saling memperkenalkan diri dan negara masing-2. Setelah berbicara 1 jam aku mengajak dia ke grocery untuk cari snack and minuman. Thana langsung menanyakan ;apakah aku suka bir?. Lumayan kaget juga, ada ce asia yang suka minum bir. Aku bilang aku nggak suka minuman pahit, trus dianya bercerita mengenai berbagai rasa bir.

Singkat kata kita pergi ke grocery store and dia membeli bir yang dia anggap manis. Pulangnya dia mampir ke apart aku dan minum bir sambil nonton TV. Setelah agak malam kira-2 jam 10-an aku antar dia kembali ke apart-nya.
Sekali lagi aku di persilahkan masuk dan aku masuk. Di dalam apart-nya kita kembali ngobrol, aku duduk di sebelah ranjang-nya dan dia bercerita sambil tiduran. Setelah beberapa saat timbul niat untuk mencium si Thana. Mula-2 aku colek-2 tangan and naik sampe ke muka. Setelah itu aku kecup pipinya. Dia agak kaget juga dan bingung, aku bilang 'aku suka kamu'. Dia tidak menjawab dan aku semakin berani kasi French kiss, dianya pasrah dan membalasnya. Setelah agak panas aku memberanikan diri meraba badannya dan jemari aku menyusup ke dalam dadanya. Aku meremas-2 susunya yang montok itu dan mengeluarkannya dari belahan bajunya dan menghisap puttingnya secara rakus. Thana agak marah dan bilang 'dia takut karena aku terlalu cepat'. Aku jadi sadar dan mulai melepaskan dia dan membantu dia membereskan pakaiannya.

Karena malu aku pamit pulang tetapi Thana meminta aku menemani dia lebih lama. Aku sudah merasa nggak enak hati dan menemani Thana sampai jam 12 malam. Aku merasa ngantuk sekali dan akhirnya tiduran di karpet. Thana merasa nggak tega melihat aku tidur di karpet, aku di minta ikut tiduran di atas ranjangnya. Wow,... pucuk di cinta alam tiba,... langsung aku meniyakan sambil pura-2 ngantuk. Thana meminta aku untuk berjanji tidak main gila. Aku setuju saja dan mulai tiduran, sambil tiduran aku memeluk Thana dari belakang dan mengecup leher belakangnya. Dia rupanya sudah agak terangsang akibat remasan di dadanya di tambah kecupan, dia menjadi lupa dan membalikan tubuhnya untuk berpelukan erat denganku. Singkat kata malam itu Thana meminta aku untuk memuaskan dirnya tanpa melakukan senggama, aku ikuti saja permintaannya dan aku puaskan Thana dengan jari-2 ku sampai dia mencapai orgasme. Setelah itu kita berdua tertidur.

Keesokan harinya aku capat-2 bangun, takut kalau di pergokin roomatenya atau roomate aku, jam 6 pagi aku sudah bangun dan kembali ke apart-ku. Setelah aku balik ke apart-ku, Thana mengetuk pintu dan minta masuk. Kali ini Thana sudah siap untuk melakukan senggama, dia melepaskan bajunya satu persatu sambil berpelukan dan berciuman dengan ku. Setelah itu kita berdua naik ke ranjang. Aku menyiapkan kondom karena kawatir orang Thai emang terkenal AIDS nya.
Di atas ranjang, Thana minta posisi diatas, wow, rupanya dia sudah basah. Sewaktu dia mncoba memasukkan penis aku ke dalam memeknya, penis-ku langsung aku masuk. Thana menggoyang pinggulnya pelan-2 dan mulai berbicara bahasa Thai yang kedengarannya aneh, aku diam saja dan enjoy goyangannya. Semakin lama dia mendesah dan bergoyang cepat sampai akhirnya aku nggak tahan lagi meledak lah spermaku di dalam memeknya. Rupanya Thana blon puas,.. well, aku janji akan lanjutin malamnya. Dia pun setuju dan Thana pulang ke apart-nya.

Setelah pulang sekolah, aku mengetuk apart Thana dan mengajak dia ke apart aku. Kali itu aku sudah siap untuk memuaskan dia. Aku lepasin bajunya dan aku memasukan kontolku ke dalam memeknya. Agak kasar rupanya, karena dia blon siap dan masih kering. Thana hanya menjerik kecil dan aku pun mengocoknya perlahan-2 sampai aku merasa memeknya basah. Setiap kali aku tusukkan kontolku ke memeknya, Thana selalu mengucapkan kata-2 ih oih,.. oih..ssssssí.. kemudian aku bertanya ke dia, apa itu artinya , dia bilang ëaduhí dalam bahasa Thai. Setelah 15 menitan bersenggama dia mulai mengerang dan aku lihat mukanya seperti menahan sesuatu rupanya dia orgasme,.. dan tangannya mencengkeran apa saja sekuatnya, waktu itu lengan aku sampai merah di buatnya. Setelah itu dia tersenyum-2 dan mencium aku sepertinya berterima kasih. Well.. karena aku blon selesai maka aku lanjutkan lagi senggama kita. Setelah 10 menitan Thana kembali orgasme dengan mengeluarkan suara yang mendesis panjang dan !
mencengkeram apa saya yang bisa dia raih. Aku pun mempercepat sodokan penis aku,. tetapi aku nggak merasa mau selesai,. Akhirnya aku lanjutkan pompaan aku sampai aku orgasme dan si Thana sudah keluar 5 kali.. Rupanya Thana ce yang suka sex juga,, dia bisa berorgasme beberapa kali dalam waktu 30 menit. Setelah malam itu setiap malam kita bermain gila-ria termasuk ketika dia sedang mens. Memang agak mengerikan tetapi bila nafsu udah di ubun-2 apa boleh buat.

Bulan September. Thana harus pulang ke negerinya. Malam sebelum dia pulang kita melakukan senggama terakhir. Thana rupanya benar-2 suka dan menginginkan aku tanpa kondom lagi. Dia mau aku menghamilinya, sebenarnya dia pernah juga meminta aku tanpa kondom. Well, tetap aku takut reputasi orang Thai yang kesohor AIDS nya. Dan aku menolak idenya, lagian kasian anaknya nanti kalo lahir nggak lihat bapaknya.

Setelah Thana pulang ke Thai, dia masih telepon ke aku, dan aku tahu biayanya mahal, tetapi dia bilang sudah terlanjur suka, dan kawatir bila aku merasa kesepian di US. Jadi semakin nggak enak di hati ini. Saya mengakui tindakan ini sangat konyol dan hanya menyakiti hati wanita yang benar-2 mencintai saya. Semoga Thana kelak di beri jodoh yang baik.

I love U Thana
 
Papijay is back with more!!!

Hi Semua!!! Ini Jay PAPI (pejuang aktivitas penis international)
kembali lagi ke hadapan kalian. Sebelumnya terima kasih atas komentar positif teman-teman.
Semoga kontol nusantara tetap jaya, but don't forget,
PLAY IT SAFE OR NOTHING AT ALL !!! (Pake kondom gitu!!!)
Kali ini saya akan cerita yang rada lain bukan cerita kontol besar nyemprot-nyemprot hehe, ntar temen-temen bosen. Ceritanya tentang blunder yang saya buat di Seminyak Bali.
Ceritanya tahun baruan 1996 aku ke Seminyak lagi untuk liburan, aku pergi dengan tiga kawan baikku Joe, Ben dan Tommy temen sekolah dari LN. Kita nginep di cottage namanya "L" Garden Cottages dekat Adrenalin Park di Poppies. Nah singkat cerita kita doyan mabuk and nyimeng (No to drugs but Gandj is allright..hehe) One night, aku and Joe pergi cari Ben dan Tommy yang keluar duluan. Akhirnya kita makan dulu nasgor, eh ada gerobak yang jual minuman. Kebetulan yang ada arak pura (buat lampu obor di Pura). Nah si Joe (Aussie) nantangin nge-X sebotol, kalau kuat dia mau ngasih 50A$, saya setuju aja. Singkat kata botol itu abis saya X (minum tanpa jeda) maklum perut Jerman, hehe. Nah pertama gak terasa sejam kemudian baru terasa. Kebetulan kita ketemu Ben ama Tommy (USA) di McD lagi ngedeal CMama penjual lokal yang orang Jawa. Eh tau-tau saya sok jagoan dalam bahasa Jawa minta dikasih harga murah. Si masnya langsung nyabut sikepnya, untung si Joe nyabarin dia kalo gak I'm dead meat!!! Akhirnya kita ngikutin si mas ke kampung belakang ngambil barang. Barang OK. Si mas baikan ama saya. Kita cabut ke pantai buat make it. Setelah habis 3 J saya mulai gak enak rasanya. Mulut mulai nyerocos dan jatuh bangun. Akhire saya diseret anak-anak balik ke cottage.
Masuk di cottage saya langsung di biarin nggeblak di teras. Babi betul. Eh tapi karma baik muncul. Cewe sebelah kamar si Anja (Swiss) balik dari ngerayain taun baru di pantai ngeliat saya terkapar gitu ngebantuin saya ke tempat tidur. (hehe belum tau dia!) Nah saya cuma sadar ada yang berusaha ngelepasin sepatu boot saya karena susah akhirnya kaki saya dipangkunya di pahanya yang empuk sambil dilepas Docmartku. Eh taunya saya pingin muntah langsung saya reflex lari ke WC and puke out di kakus. Abis itu terkapar lagi dech di lantai kamar mandi. Dasar baek (atau gatel juga liat kulit Jawa) si Anja masuk ke kamar mandi trus nutup pintu. Dinyalainnya keran bath tub. Terus dilepasnya bajuku satu persatu (cuman jeans and hawaiian shirt)
dia gelagepan juga ngeliat saya tanpa underwear. (Maklum di Bali keabisan hehe) akhirnya saya dicemplungin ke bath tub masih pake kaos kaki. Saya tuh orangnya rada gede jadi dia kesulitan ngangkat saya. Karena mabuk (and gatel juga sih) akhirnya dia ikut nyemplung di air anget bath tub. Dia lagi pake baju pesta bertali spagheti satin ber hak tinggi jadi gak imbang. Saya kirain dia bakal marah gak taunya ketawa juga. Tapi dia cepet cepet mentas keluar. Saya udah siap kecewa ketika tiba-tiba dia ngomong "Help me with my clip". Wah saya disuruh bantuin ngelepas branya!! Ternyata bajunya udah dilepas terus digantungin di hanger, sepatunya juga. Untung sepatu and bajunya tergolong minim (model spaghetti straps) jadi bisa cepet kering. Tapi kayaknya Anja pingin mandi juga. Setelah ngelepasin bra itemnya dia cepet-cepet melorotin G-string pantiesnya trus digantungin juga. Dari belakang keliatan bodinya yang kurus tapi curvy (berlekuk) Tulang punggungnya ngebayang seksi sekaleee. Setelah ngehadap saya keliatan pubic hairnya yang rapih diantara tulang pinggangnya yang menonjol. Saya langsung tango deh (ONGAT maksude!) Dia terus cepet masuk ke dalam air ke pangkuan saya dia langsung nyelem sambil nyandar ke dada saya. Gerakannya yang jelas nyenggol Jendral kecil saya jelas provokatif, saya yakin ini cewe emang looking for trouble nih. Tapi kita akhirnya ngobrol aja (walaopun tangan saya ngedekap susunya hehe) Dia cerita betapa capenya dia berpesta trus saya cerita betapa konyolnya saya. Air panas yang mengalir membuat kita jadi relaks banget. Paling enak habis mabok berendem air panas (apalagi ada cewenya hehe) Tiba-tiba dia nangis. Ternyata dia ke Bali itu berusaha ngelupain cowoknya yang baru putus di Swiss sana. Inget teman-teman cowok paling sexy itu yang mau dengerin curhatnya cewek, shoulder to cry on, dick to pump on hehe. Akhirnya kita kissing, lembut pelan tanpa nafsu. Gerakan kita buat sepelan mungkin sampai airnya gak bergoyang. Dia muter badannya and kita kissing softly terus. Bukan french kiss tapi lidah kita nyentuh. Relaaaaxxxxx!!
Tapi gak normal dong, kalo dua insan lain jenis bugil di bath tub setengah mabuk kalo si setan burik gak muncul. Akhirnya dari kissing lembut beralih perlahan jadi jambakan, remasan dan sedotan penuh passion. (kalo gini lupa deh ama mabuknya hehe) Saya berinisiatif nyelem mencari sex spotnya langsung aku jilatin sepanjang bibir vaginanya dari lubang anus sampai clitorisnya. Akhirnya aku keluar ambil nafas. Belum sempet nyelem lagi, eh, dia duluan nyelem ngemut si Jendral. Ough enaknya air panas ditambah mulutnya yang panas bikin Jendral tambah semangat perang. Air udah ke mana mana akhirnya kita sepakat keluar dari bath tub. Saya langsung meraih handuk dan melemparnya ke lantai kering. Si Anja saya tuntun rebahan diatas handuk. Perpindahan dari air panas ke lantai dingin membuat kulit kita merinding dan mengencang. Lalu Anja rebahan dengan tangan di belakang dan kakinya melebar dan saya berlutut diantaranya sambil saling memandang. Akhirnya saya kiss lagi Anja lalu perlahan tangan saya mulai menghangatkan badannya bagian perbagian dari leher turun ke susunya yang nyempluk lucu, ke pusarnya, yang sempet saya kecup, sebelum kembali ke sasaran utama, her sex spot! Kubiarkan Anja menikmati usapan dan jilatan saya sambil dia meremasi susunya dan mendesah lembut. Nih cewe tipe soft core nih! Saya telusuri sepanjang kaki jenjangnya dengan kecupan lembut dan jilatan anak kucing, dari jari kaki ke betis ke paha lalu kembali bersarang diantara pahanya. Jari tengah ku mulai nakal menyeruak masuk mencari G-spot*nya. Saya udah bertekad nih anak sudah baik mau nolongin saya giliran saya berbaik nolongin dia ngelupaincowoknya dengan cara multiple orgasme. Setelah sekitar lima menit dia mulai mengejang dan menjambak rambut saya. Serangan lidah di clitoris, jari tengah di G-spot rupanya taktik jitu. Tak lama kemudian dia melenguh panjang dan mencengkeram tangan saya supaya berhenti bergerak. Anja lalu memeluk leherku dan mengecup bibirku.
"Danke, es war sehr schon!" (makasih, indah banget) Kupeluk erat dia lalu kubisikkan lembut, "I want to be inside you". Dia memandangku sambil tersenyum lembut lalu mengangguk sambil berdiri. Rupanya dia mengajakku ke kamar.
"Hast du schutzen? (Do you have protection?)" Aku mengangguk. Tiba tiba terdengar lenguhan dan desahan yang semakin mengeras dari dalam kamar. Ternyata sangking oerticnya session kita tadi kita gak nyadarin ada orang masuk kamar. Perlahan aku buka pintu kamar mandi sebelumnya aku matiin lampu. Ternyata ada si Ben ama Joe lagi menggerakkan pantatnya dengan pompaan keras, si Tommy gak kelihatan (dan pasti sosok yang tengah mereka pompa diatas kasur itu bukan dia hehe) sepintas keliatan kulit kuning dari paha paha yang terkangkang. Ternyata cewe Asia dua-duanya. Mungkin Jepang, mungkin Taiwan, (aku gak pernah tau, nanya juga sungkan, privacy bro!) Yang jelas cakep-cakep, keliatan dari bulu pubisnya yang lebat dan banjirnya vagina mereka kayaknya cewe Jepang nih. Joe dan Ben di atas kasur masing masing seakan berlomba adu kuat push up. Si Anja melihat itu langsung menarikku ke dalam sambil nahan tawa. "Kita menyelinap aja trus ke pantai, aku tau tmpat yang bagus." Wah sebenernya malas sih pikirku tapi bayangan hangatnya keju Swiss ditambah bayangan Joe dan Ben yang menikmati tofu Jepang membuatku lupa malasnya. Anja cepat mengenakan baju sack dress bertali spagettinya. dan saya cepat memakai jeans. Kita sengaja gak pakai sepatu. Sambil berjingkat kita keluar, tak lupa aku meraih kondom di lemari baju. Tanpanya bisa batal nih frommage! Sepintas Joe menoleh namun Aku cepat mendorong Anja keluar dan mengacungkan jempol, "Go ahead mate!" Dia tersenyum sambil mengangkat jari tengahnya "Fuck you, Jay!"
Akhirnya setelah berjalan sepuluh menit kita sampai di tempat yang dimaksud Anja. Ternyata rerimbunan di dekat Oberoi, ada kursi tidur di sana. Aku langsung duduk tapi Anja menarikku dan kita memasuki semak belukar. (wah back to nature nih hehe) Akhirnya kita sampai dan Anja langsung memelorotkan bajunya dari pundaknya. Akupun memelorotkan jeans hitamku. kita memang tidak pakai apa apa lagi wong tujuannya emang making love.
Si Jendral sudah berdiri tegap dan Anja langsung meraihnya dan menunduk memasukkannya ke dalam mulutnya, baru tiga sedotan saya udah gak tahan lagi. "Enough foreplay honey, it's time for animal loving!" Sambil berkata begitu aku memakaikan topi Jendralku lalu membalikkan badan Anja dan menunggingkannya sedikit. Langsung saja ku tancapkan dalam-dalam ke lahan sempit yang hangat itu. Sebenarnya Anja masih kering dan gak siap tapi untung "topi"nya berpelumas. Gak lama Anja pun basah dan gerakan kita semakin ngawur. Bener-bener animal sex nih. Sekitar 20 menit berlalu dan saya mulai merasa 'this is it!'. Akhirnya saya memuntahkan seluruh cairan cintaku kedalam liang panas Anja. Namun saya masih memompa dengan ganas. Setelah habis sperma keluar pun saya masih menjejalkan Jendral ke meckynya. Sekarang jadi licin sekali oleh sperma di dalam kondom. Anja menggeliat kegelian oleh kecepatan dan licinnya pacuan kita. (Namanya juga animal love kan bodo) Akhirnya setelah lima belas menit saya keluar lagi. Tiba tiba Anja menjerit tertahan. Pertama aku kira dia orgasme ternyata ia cepat menarik pantatnya dari kontolku 'PLUP" Spermapun menetes ke mana-mana, ternyata kondomnya robek. Wah sial. Aku langsung nenangin si Anja sambil mengajak dia ke air laut, spermaku bisa dibersihkan di sana pikirku kita langsung menyambar pakaian dan lari ke laut. Ternyata sudah hampir fajar. Akhirnya kita berendam di laut memakai pakaian (jeans dan rok aja) karena takut ketahuan orang. Anja membersihkan vaginanya dengan air laut lalu kita berpelukkan di air sambil berciuman. Malam itu berakhir indah di tepi pantai melihat sunrise di tepi pantai sambil berpelukan. Liburan itu Anja menjadi my girl for the week. Sebulan kemudian dia mengirim surat, antara lain isinya dia gak hamil dan setelah test ternyata dia HIV negative. Untung orang barat sadar kesehatan. Tapi kayaknya kita berdua memang sedang beruntung. Hampir aja saya melakukan blunder terbesar dalam hidup saya.

Salam hangat-hangat mecky, Jay.

For Bee, this one is for you.

Glossary:
G spot = Titik puncak nikmat cewe menurut Dr Kinsey, letaknya antara tulang pubis dan dinding vagina bagian depan dengan kedalaman sekitar satu jari tengah manusia dewasa. Cara merangsang dengan benda tumpul yang di gesek menekan ke depan (kayak doggy style) . Konon rahasia orgasme wanita lebih menjamin di sini daripada clitoris.
Tali spaghetti = yang talinya sebiji tipis,
G-string = CD yang tali doang plus penutup mecky.
Schutzen=protection=Kondom boy!
Pubic hair = Jemby
Sex spot = pusat gairah sexual (mecky dong!)
Jendral Kancil = kontol gue!
Mecky = memek = vagina
 
DALAM BUS DI ITALY

Hello again.
Buat nerusin 'Pagi di Italy', here's my one hottest-weird experience, yang
rasanya kagak mungkin terjadi kalo kita di Indo dech.
Buat Mas Wiro, Thanks lho sudah muatin cerita saya, tadi-nya ngak PD bisa masuk,
eh. ternyata lolos sensor hehehe. jadinya I have the guts to write again.
Pagi itu, kami breakfast berdua sambil ngobrol-ngobrol ringan. Erick ada meeting
dengan factory jam 11 pagi, jadi saya mungkin spend the day jalan-jalan sendiri.
but it's ok soalnya saya sudah terbiasa kemana-mana sendiri. (I said I am
adventurous, right?) So, setelah kissed Erick good-bye, saya mulai bebenah deh..
Pagi itu udara summer kebetulan just nice buat jalan-jalan. Saya pake
skirt-dress katun pendek, sekitar 10 cm diatas lutut, motif floral, pake
canvas-shoes trus pake starw hat yang saya beli di jokja. Sip deh. komentar saya
setelah mengecek sekali lagi dicermin. Baju ini bagus juga, leher-bajunya yang
bentuk kotak, low cut memperlihatkan dada saya yang putih and 36B..
Waktu saya turun dari kamar, melewati lobby yang crowded, saya sempat merasa
tatapan mata yang tertuju buat saya. apa karena saya manis atau jarang kali
ngeliat cewek Asia.tapi, lumayan lah buat tambah PD, bust our ego, iya 'gak sih
rekan2 wanita??
Saya berjalan-jalan menyusuri jalan kecil disamping hotel, tau-2 saya sudah
berada ditengah banyak toko-toko dan kafe-kafe kecil. Mungkin daerah pasarnya
'kali. soalnya this is my 1st time ke Rome.. Entah bagaimana melukiskan perasaan
kalo kita berada ditengah-tengah kota yang ramai tapi totally asing buat kita..
Something scary tapi agak menggoda karena banyak hal yang baru, seperti tampang
cowo-cowo Italy yang lagi cofffee-break dengan baju kantor yang rapi. Kulit
mereka yang kecoklatan, dagu yang keras dan mantap plus itu lho. sisa cukuran
yang masih kebiru-biruan. bikin gemes pengen ngelus dech. juga perasaan mau
nyobain. bagaimana rasanya dengan mereka.
So, I found myself walking around dengan pikiran2 yang campur-aduk. akhirnya
saya stop didepan bus-station, trus setelah saya pelajari rute di map saya, saya
mau pergi ke Via Condotti. yah, buat window-shopping gitu.
Waktu saya naik ke bus tersebut, bus-nya lumayan padat. tapi ngak sampe kayak di
Jakarta sampe bergelantungan di pintu. paling ngak lorong bus itu penuh orang
berdiri sambil berpegangan di pipa besi. Saya juga tidak menemukan tempat duduk
jadi saya pilih tempat yang kelihatan agak kosong sambil berpegangan dipipa
juga. kemudian bus nya melaju.
Untuk menit-menit pertama, saya melihat-lihat sekeliling sambil bus itu melaju.
saya merasakan angin bertiup menerpa wajah dan bermain dengan rambut saya yang
lurus sebahu. Waktu bus itu berbelok, saya merasa ada sentuhan ringan di paha
saya.. kaget, saya melihat sekeliling tapi tidak ada yang ganjil. saya melihat
orang-orang sedang bercakap-cakap dan tidak ada yang mencurigakan. Saya mulai
merasa ganjil karena keasingan saya ditengah-tengah bahasa mereka.
Karena tidak menemukan sesuatu yang aneh, saya pikir itu mungkin
ketidaksengajaan lalu saya kembali memandang lurus kedepan. Tapi tidak lama
kemudian, tangan itu kembali lagi dan kali ini mengelus pantat saya dengan
pelan. lagi saya menoleh mencari siapa tapi lagi2 tidak ada yang saya dapati.
Lalu bus berhenti, masuk lagi segerombolan orang sehingga saya makin terhimpit.
lalu saya pikir kalao sudah begini tidak mungkin lagi orang itu berani pegang2.
tapi saya salah. tidak lama saya mulai merasakan tangannya dibelakang lutut
saya, bergerak naik keatas paha saya. terus terang saya terangsang banget.
karena bagian tengah agak kebelakang dari lutut ke paha itu one of my sensitive
area. antara perasaan gundah, mungkin sungkan siapa tahu ada yang perhatikan,
tapi juga mulai terangsang jadi saya diam kan saja. karena tidak ada yang bisa
saya lakukan ditengah kepadatan bis dan pikir saya, toh dia cuman bisa pegang2.
lagi pula saya melihat disekitar saya itu banyak cowo-cowo berpakaian rapi yang
mungkin mau lunch kali ya. so, insting iseng dan cuek plus pengen tahu saya
lebih kuat daripada perasaan malu. saya pingin tahu how far tangan ini bisa buat
dan juga ngapain malu. ngak ada yang kenal saya ini. plus cowo2 yg dekat saya
cakep2 bo.
Mungkin karena saya diam saja, tangan itu mulai berani bergerak perlahan terus
ke bagian atas paha tengah saya. saya makin tense aja digituin. sambil menahan
rasa nikmat yang mulai menjalar dari paha, saya gigit bibir saya. karena takut
saya nanti bersuara (karena kebiasaan saya suka berisik).. Saya mencoba untuk
menyatukan kaki saya supaya tangannya ngak bisa ngerayang ketas lagi tapi ngak
bisa, karena bus itu bergoyang2, badan saya jadi limbung. ehingga kaki saya
harus agak direnggangkan supaya bisa berdiri dengan stabil.
Diantara perasaan nikmat plus helpless. Tangan itu semakin berani.. kali ini dia
maju keatas, menuju ke celana dalam saya. tangannya mulai membuat lingkaran2
kecil tepat didaerah sekitar lekukan pantat saya sebelah bawah dan diatas vagina
saya yang tertutup celana dalam. Wow. makin terangsang plus nervous deh. kali
ini saya agak melenguh sedikit tapi tidak mengundang perhatian tetangga saya,
mungkin mereka pikir saya kecapekan berdiri kali. Tapi si pemilik tangan ini
makin berani setelah mendengar lenguhan saya. Dia mulai menyisipkan jemarinya
kedalam celana dalam saya yang mini itu. Tidak sulit karena mini, dia bisa
merasakan daerah itu mulai basah karena ulah-nya. Sungguh sulit deh buat
melukiskan perasaan saya saat itu.. mungkin pembaca CCS bisa coba untuk
membayangkan posisi saya.di daerah yang asing dan baru.
Karena dapat angin merasakan kebasahan saya, dia mulai berani membuka bibir
kemaluan saya dan memainkan jemarinya diantara kedua bibir itu sambil sesekali
melingkar-lingkar di clitoris saya. Aduh, pembaca. sungguh-sungguh nikmat
rasanya. saking tidak kuat menahannya saya rapatkan lagi paha saya tiba2 mencoba
untuk menjebak tanganya diantara paha saya, tapi reflex dia sangat bagus
sehingga dia manage lolos just in time. Lumayanlah pikir saya untuk catch my
breath again. jantung saya berdegup sangat kencang sampe2 saya taku kedengaran
sama yang lain. kaki saya yang mulai lemas sehingga saya sedikit bersandar
dikursi yang terdekat.
Tapi tidak lama tangan itu kembali lagi kali ini saya merasa sesuatu yang dingin
dicelah paha saya. nantinya saya sadar mungkin itu gunting or what dan how?.
karena berikutnya celana dalam saya sudah robek terbelah dua. tangan semakin
berani diantara kedua bibir vagina saya. melingkar-lingkar. dan mulai nenekan
perlahan.. Pelan. lalu saya mulai merasa jarinya membuka kedua bibir saya dan
mulai memasukkan dua buah jarinya kedalam vagina saya masuk-keluar sambil
digesekkan ke daerah clitoris saya. Saya terpana karena tidak menyagka dia
seberani itu tapi tak kuasa untuk bertindak . kaki saya mulai lemas lagi mungkin
karena kenikmatan yang dihasilkan oleh gerakan jemarinya. Saya terpaku oleh rasa
itu, diam tak bergerak hanya bisa menikmati sambil kuat2 menggigit bibir menahan
nikmat itu. Perasaan yang tak tertahankan itu membuat saya diam-diam
mengimajinasi bagaimana rasanya kalau penis yang ada didalam vagina saya. dalam
diam saya sangat menikmati gerakan tangannya. Saya sudah sangat basah sekarang.
saya kuatir nanti terdengar bunyi seperti clep..clep.. gitu lho. Saya berdiri
setengah bersandar disitu antara perasaan grogi takut ketahuan ju tapi toh saya
berdiri diam disitu tidak bergerak. menikmati.
Tangan itu tidak berhenti juga mungkin dia dapat merasakan gerakan dinding
vagina saya yang makin intense. saya merasa saya hampir orgasme. akhirnya
tiba-tiba seperti gelombang saya merasakan suatu perasaan yang sangat hebat
mungkin iya, saya orgasme..seperti dalam sedetik itu saya berada disutu trempat
yang terang banget. sendirian. untung saya masih bisa menahan tidak menjerit
walau susah banget dan sakit bibir saya karena saya gigit keras banget. rasanya
berdarah sedikit karena ada rasa besi dalam mulut saya.
Setelah itu, saya kembali bisa merasakan kehadiran orang2 sekita dan membuka
mata memandang jalan. sambil menarik nafas panjang saya berdiri tegak. saya
rapatkan kaki saya, dan seperti semula.. tangan itu sudah tidak ada. saya lihat
sekeliling. ada beberapa mata yang memandang saya dengan shock. tapi saya cuek
saja. saya berbalik memandang jalan kembali dan melihat ke jam tangan saya.
Gosh, semua itu terjadi hanya dalam 10 menit.
Didepan saya melihat ada bus station. saya cepat2 melewati orang2 menuju pintu
lalu saya turun. setelah saya memijakkan kaki saya ditanah... saya pandangi lagi
bus yang mulai bergerak maju. tapi ada suatu gerakan yang catch my attention.
ternyata ada seorang cowok berkemeja biru. rambut coklat tua, umur sekitar awal
30. mengangkat tangan dan memberi salute kecil ke saya seperti gaya militer
didekat kening itu lho.. Dia tersenyum (jujurnya Dia ganteng. kalo dia mendeati
saya disebuah cafÈ mungkin saya juga tertarik oleh tampang italy -nya yang rough
but nice itu.) Tak sadar, saya pun tersenyum balik..
Begitulah pembaca. saya mulai melihat sekeliling, ternyata saya sudah satu blok
didekat Via Condotti. saya mulai berjalan sambil masih tersenyum simpul oleh
pengalaman tadi.. Pengalaman itu adalah salah satu starter yang membuat saya
mulai suka melakukan hal2 tersebut di tempat umum. bahkan di jakarta. mungkin
karena adrenalin yang berpacu sangat cepat kalo kita tahu kita di tempat
umum..membuat saya selalu ketagihan .
WOW.. Masih begitu perasaan saya kalo mengingat kejadian itu. seperti saya
menulis sekarang ini. vagina saya sudah basah.. Tinggal menunggu nanti sore
selesai jam kantor.. Saya akan bertemu Erick. maybe Erick can help me now.
hehehe.
Vivian
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd