Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Akhirnya selesai juga maraton baca cerita mang ujang and the genks :panik:

Di tunggu apdetan:coli: nya om satria
:hore::hore:
 
Chapter 18

Beberapa senti kontolku hampir menyentuh memek Yoyoh, rasa hangat menerpa. Semakin dekat seperti ada ada tirai yang menghalangiku untuk menyentuh memek Yoyoh. Ini gila, ritual pamungkas yang seharusnya mudah, ternyata lebih sulit dari yang aku perkirakan. Aku memaksa mendorong dengan menggunakan tenaga, kontolku seperti sedang mendorong sebuah benda kasat mata, aku harus berusaha menahan rasa ngilu saat kontolku tertekuk tidak mau menyentuh memek Yoyoh. Apa yang sebenarnya terjadi? Ini tidak masuk akal..!

"Kang Ujang, kok malah diam?" tanya Yoyoh heran karena kontolku tertahan belum juga tersentuh memeknya yang sudah menanti dengan tidak sabar.

Aku yertunduk mendengar ajakan yang tidak akan aku tolak, apa lagi di hadapanku memek perawan siap menerima kehadiran kontolku. Tapi situasinya sangat berbeda, kontolku tidak dapat menyentuh memek Yoyoh, aku benar benar putus asa dan nyaris menyerah.

"Ingat, ini adalah ritual pamungkasmu untuk menyempurnakan ilmu, kalau gagal semua yang kamu miliki akan musnah. Kamu akan celaka.!" aku terkeju mendengar suara Ki Ja'i berbisik jelas di telingaku. Tekadku kembali, aku tidak boleh menyerah, ini adalah ritual pamungkas dan sudah pasti tidak akan semudah yang dibayangkan.

"Iyyyya..!" jawabku gugup. Aku memejamkan mata berusaha meyakinkan diriku bahwa yang sedang aku alami hanyalah sebuah halusinasi yang tidak nyata. Hanya ada di film film horor yang jarang aku tonton. Tidak mungkin ada penghalang kasat mata yang bisa menghalangiku.

"Kang Ujang, kamu niat ritual gak sih?" tanya Limah yang ikutan jengkel melihat tingkahku yang seperti ragu ragu untuk memulai ritual yang seharusnya mudah.

"Kang Ujang gak mau ritual sama aku,ya?" tanya Yoyoh sambil duduk di pinggir ranjang, wajahnya terlihat sangat kecewa. Andai dia tahu apa yang sedang aku rasakan, dia pasti akan sangat ketakutan. Tapi aku tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya, aku mendorong tubuh Yoyoh agar kembali rebah. Hei, aku bisa menyentuh Yoyoh, aku bersorak kegirangan.

"Bu, bukan begitu...!" jawabku lega karena bisa menyentuh Yoyoh, berarti langkah selanjutnya tidak akan terlalu sulit, atau mungkin malah sebaliknya. Tapi setidaknya aku sudah selangkah di depan.

"Makanya buruan entot Yoyoh, pegel tahu ngangkang terus..!" kata Yoyoh, pahanya mengangkang semakin lebar dan tangannya membuka belahan memeknya selebar yang dia bisa. Keinginan Yoyoh begitu kuat untuemulai ritual melepas perawan.



Tba tiba seperti ada yang menarik kontolku tepat lurus pada lobang memek Yoyoh, tanpa bisa kucegah lagi kontolku menerobos masuk ke dalam memek Yoyoh. Merobek selaput daranya dengan kasar. Batang kontolku amblas seluruhnya tanpa bisa kucegah. Proses merobek selaput dara terkasar yang pernah kulakukan. Tapi semuanya terjadi di luar kendaliku.

"Emak, sakitttttt...!" Yoyoh menjerit histeris saat Kontolku merobek selaput daranya dengan kasar, padahal memeknya belum siap menerima kehadiran kontolku. Tentu saja itu akan sangat menyakitkan buatnya.

"Maa ma maaf..!" kataku iba melihat Yoyoh sangat kesakitan. Air matanya mengalir dengan deras. Seharuanya momen melepas perawan adalah momen paling indah dan tidak terlupakan, tapi momen ini justru seperti pemerkosaan yang menyakitkan dan akan meninggalkan luka mendalam. Luka yang tidak akan hilang dalam sekejap.

Tiba aku merasa tubuhku terdorong ke belakang dan kembali terdorong maju, sehingga kontolku ikut bergerak mengocok memek Yoyoh. Tubuhku seperti dikendalikan kekuatan yang tidak kumengerti, aku kehilangan kendali atas tubuhku. Bukan itu yang menyiksaku. Kontolku seperti bergerak di lobang yang sangat sempit dan berhawa panas. Rasa sakit akibat jepitan memek Yoyoh dan rasa panas yang membakar kontolku, membuatku nyaris pingsan. Perlahan kesadaranku semakin menipis.

"Jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh kekuatan yang seharusnya menjadi milikmu, kekuatan yang akan merusakmu...!" kembali suara Ki Ja'i terdengar jelas di telingaku. Suara tanpa wujud, seolah olah dia terus mengawasiku.

Tidak, aku tidak boleh dikuasai oleh kekuatan yang berusaha menggagalkan ritualku, aku harus bisa menyelesaikan ritual ini apapun yang akan terjadi. Aku harus kuat menanggung rasa sakit ini, karena aku sudah tidak mempunyai pilihan selain menjalani ritual yang rasanya menyiksa. Tidak ada rasa nikmat saat kontolku keluar masuk memek Yoyoh, justru yang ada adalah rasa sakit dan terbakar yang sangat menyiksa. Ini benar benar tidak masuk akal.

"Limah, ennnnak dientot..!" rintih Yoyoh ditengah rasa sakit yang mendera kontolku, sepertinya dia malah menikmati sodokan demi sodokan kontolku. Sepertinya rasa sakit saat selaput daranya sobek, sudah berganti oleh rasa nikmat yang tidak wajar. Rasa nikmat yang dirasakan Yoyoh membuatku iri, seharusnya akupun merasakan nikmat yang sama yang membuat bulu kuduk di sekujur tubuhku bangun.

Aku ingin semuanya segera berahir, rasa sakit nyaris tidak tertahankan lagi. Aku berusaha mengabaikan rasa sakit dengan kenangan nikmat saat kontolku menyodok memek, rasa nikmat yang sudah seharusnya aku rasakan, bukan rasa sakit yang tidak tertahankan seperti sekarang. Ritual.apa yang sebenarnya aku jalankan saat ini?

Perlahan hawa panas muncul dari bawah buah zakarku, hawa panas yang tidak terlalu menyengat seperti membantuku melawan hawa panas yang membakar kontolku. Aku bisa menarik nagas lega, walau rasa sakit dan terbakar maaih belum sepenuhnya hilang. Tapi setidaknya aku bisa meredakan rasa sakit yang sedang aku alami.

"Terusssss Kang, entot memek Yoyoh, ngentot ennnak banget...!" rintihan Yoyoh membuatku merasa iri karena dia bisa menikmati sodokan kontolku, berbanding terbalik dengan yang kurasakan. Aku seperti gigolo yang sedang berusaha memuaskan seorang klien wanita yang hyper sex.

Perlahan aku mulai memainkan ritme yang membuat setiap wanita bertekuk lutut merasakan sodokanku, walau aku tetap tidak bisa merasakan rasa nikmat yang seharusnya bisa kurasakan. Ritme yang hanya membuat Yoyoh semakin menggeliat keenakan.

"Enak, Yoh?" tanya Limah yang entah sejak kapan dia duduk di samping Yoyoh yang terbaring menerima sodokan demi sodokan kontolku. Matanya tertuju ke dua kelamin yang bersatu. Kontolku yang keluar masuk memek Yoyoh dan berlumuran lendir memek, mungkin terlihat imdah oleh Limah. Andai saja.ke dua gadis ini tahu bahwa aku sedang berusaha sekuat mungkin agar tidak berteriak kesakitan yang akan membuat mereka panik. Atau bahkan mereka akan menganggap teriakanku sebagai jeritan nikmat seperti yang dialami Yoyoh.

"Ennnnak banget dientot, Emak Yoyoh udah gak perawannnnn...!" jerit Yoyoh berteriak menyambut sodokan kontolku yang sekuat tenaga, aku seperti kesetanan memacu memek Yoyoh untuk memininimalkan penderitaanku dan juga rasa prustasi karena aku belum juga merasakan nikmat seperti yang seharusnya aku rasakan. Semakin keras dan bertenaga kocokanku, semakin rasa sakit dan terbakar berkurang. Sedikit saja aku mengendorkan seranganku, maka rasa sakit jepitan memek Yoyoh seperti akan meremukkan kontolku serta membakarnya dengan api yang tidak terlihat. Satu satunya harapanku adalah Yoyoh secepat mungkin meraih orgasme dan aku bisa berpimdah ke memek Limah, terlebih aku melihat Limah sudah mulai menanggalkan seluruh pakaiannya.

"Emmmmmak, Yoyoh kelllllllllluarrrr...!" Yoyoh berteriak nyaring mendapatkan orgasme pertama dapam hidupnya. Orgasme yang selama ini hanya didengar dari wanita yang sudah berumah tangga. Tubuhnya yang super gemuk menggeliat dan memeknya mencengkeram semakin kencang sehingga kontolku seperti remuk terjepit di dalam benda yang sangat keras, belum lagi rasa panas yang meningkat saat Yoyoh mendapatkan orgasmenya. Aku benar benar tidak lagi mampu bertahan, aku melangkah mundur. Tapi kenapa kontolku seperti terhisap oleh memek Yoyoh tanpa aku dapat menariknya kellluar.

"Ampunnnnnnnnn...!" aku berteriak tidak lagi mampu menahan rasa sakit dan panas yang semakin menjadi, bahkan kini menjalar ke seluruh tubuhku. Kontolku semakin keras ditarik oleh sebuah kekuatan yang tidak aku mengerti. Kontolku seperti akan terlepas.

"Iyaa terusss keluarin pejuh Kang Ujang, kau mau dihamilin Kang Ujang biar anak Yoyoh kalau cowok segantenga Kang Ujang...!" kata Yoyoh membuat mataku melotot menahan sakit. Tidak tahukah dia saat ini aku sedang menahan sakit, bukan sedang meraih orgasme. Teriakanku dianggapnya sebagai teriakan rasa nikmat yang dahsyay. Tidak tahukah dia, aku mulai hilang kesadaran bahkan aku berharap benar benar pingsan agar tidak mengalami penderitaan yang sepertinya tidak akan pernah berahir.

Tiba tiba jepitan memek Yoyoh mengendur membuatku terhuyung ke belakang nyaris jatuh, kalau saja aku bukan seorang pesilat tangguh yang mempunyai gerak reflek mumpuni, mungkin aku sudah terjatuh celentang di atas lantai yang keras. Aku langsung melihat kontolku yang pasti sudah gosong terbakar memek Yoyoh, aku menarik nafas dalam dalam karena kontolku tidak berubah menjadi gosong, warna, ukuran dan bentuknya tetap sama. Aku melihat ke arah memek Yoyoh yang terlihat menganga, tidak ada yang aneh dengan memeknya. Kembali aku melihat ke arah kontolku yang sangat tegang melebihi biasanya. Aku berharap kontolku mengendur sehingga aku tidak terlalu tersiksa.

"Kang Ujang, giiliranku...!" kata Limah menarik tanganku yang masih terpaku meneliti kontolku mungkin ada sesuatu yang luput dari perhatianku. Bisa saja ukurannya menjadi lebih pendek atau lebih kurus dari pada aslinya. Aku melihat ke arah Limah yang sudah polos, memamerkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Tidak ada yang berubah, masih tetap sama seperti saat kami mandi di Sendang. Tapi, apakah memeknya senikmat memek para wanita yang pernah aku nikmati atau seperti memek Yoyoh. Aku menarik nafas.

"Eh, iyyy iyyy iya...!" jawabku gugup, belum pernah aku segugup ini saat diaajak ngentot oleh gadis secantik Limah, mungkin pengalamanku dengan Yoyoh membuatku sedikit trauma. Apa lagi yang akan kurasakan saat melakukan ritual pamungkas dengan Limah, tidak mungkin aku bisa merasakan senikmat ngentot seperti biasanya bahkan mungkin keadaanku akan lebih buruk dari pada saat ngentot dengan Yoyoh.

Saat aku mulai ragu dengan kejadian apa lagi yang akan meninmpaku, Limah mendorongku jatuh ke ranjang tepat di samping Yoyoh yang kelelahan setelah meraih orgasme dahsyat pertamanya. Orgasme Yoyoh yang sangat menyiksaku. Aku memandang Limah tidak percaya, gadis yang sejak bertemu denganku begitu santun dan selalu menjaga jarak denganku tiba tiba berubah menjadi sangat agresif, dia berubah menjadi binal. Limah berjongkok memegang kontolku dan menjilatinya dengan bernafsu.

"Aduhhhhh...!" aku menjerit keras, kontolku kembali seperti terbakar hingga tembus ke tulang sum sum. Aku menggigit bibir sekerasnya menahan rasa panas yang nyaris membuatku hilang kesadaran. Aku benar benar berharap saat ini juga pimgsan sehingga aku tidak merasakan penderitaan yang berkepanjangan.

"Enak ya, kontol Kang ujang dijilatin Lah?" bisik Yoyoh yang sudah duduk di sampingku, matanya tertuju ke arah kontolku yang sedang mengalami penyiksaan. Penyiksaan yang sesungguhnya. Tapi, ke dua gadis itu justru menganggapku sedang merasakan nikmat.

Aku menarik nafas kega saat Limah berhenti menjilati kontolku, dia berdiri menatapki dengan pandangan mata tajam, pandangan mata yang membuatku bergidik takut. Bagaiman mungkin gadis secantik Limah sorot matanya sangat menakutkan. Seperti tatapan mata seorang jawara yang sedang berusaha melumpuhkan musuhnya. Aku berpaling ke arah Yoyoh untuk menghindari tatapan mata Limah yang membuatku ketakutan, rasa takut yang belum pernah aku rasakan walau harus berhadapan dengan jawara paling tangguh sekalipun.

"Mau apa?" tanyaku kaget saat Limah naik ke atas ranjang dan berjongkok di atas wajahku. Pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu aku tanyakan dalam situasi seperti sekarang. Limah tidak menjawb, memeknya semakin dekat dengan wajahku diiringi bau busuk yang nyaris membuatkh muntah. Bau yang teramat sangat busuk mengingatkanku saat aku menjadi kuli di TPA Bantar Gebang.

"Ini adalah ritual pamungkas, jangan sia siakan hanya karena bau busuk yang tidak ada artinya..! " kembali suara Ki Ja'i berbisik di telingaku. Ya, aku pernah mencium bau busuk ini selama tiga bulan saat menjadi kuli di TPA, apalah artinya bau busuk dibandingkan rasa bersalahku karena kematian Mang Karta.

Lidahku terjulur menjilati memek Limah, rasanya seperti sedang menjilati daging busuk. Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak muntah dengan menahan nafas, tapi bau busuk itu tidak hilang sedikitpun.

Ya Tuhan, apakah aku harus menyerah kalah dan membiarkan ritual yang sedang kujalani gagal? Wajah Lilis berkelabat, tersenyum. Senyum Lilis tetap tidak mampu menghilangkan bau busuk yang tepat berdada di depan hidungku. Berganti Ningsih yang sedang menyusi anak kami tersenyum berusaha memberiku semangat, tapi bau busuk justru semakin tajam membuat perutku semakin mual. Ibuku tiba tiba muncul membawa air tajin kesukaanku, bukan air tajin yang dibawa oleh ibu. Aku menggelengkan kepala menahan agar tidak memuntahkan isi perutku.

" kenapa Jalu? Itu cuma bangkai tikus yang sudah membusuk. Bangkai itu tidak akan mampu membuatmu celaka." kata Mang Karta saat aku ragu mengambil bangkai tikus yang sudah membusuk di kolong lemari.

"Gak apa apa, Mang..!" jawabku tersenyum. Aku seorang lelaki,tidak seharusnya aku merasa jijik oleh bangkai tikus yang sudah mengusik ketenangan rumah kami. Tanpa ragu aku mengambil bangkai tikus dengan tangan telanjang dan membawanya ke Sungai yang tidak jauh dari rumahku.


Perlahan, rasa mual di perutku hilang, bahkan bau busuk tidak lagi mampu mengusikku. Lidahku mulai menjilati memek Limah dengan liar, menjelajahi setiap bagian memekknya yang tidak mungkin mencelakaiku. Memek tetaplah memek yang akan memberiku kenikmatan saat kontolku terbenam di dalamnya.

Tapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi, nepitan memek Yoyoh sudah sangat menyiksaku. Aku yakin, jepitan memek Limah tidak akan jauh berbeda dengan jepitan memek Yoyoh.

"Gila, ennnak banget memek dijilatin...!" rintihan Limah adalah penderitaanku, memeknya menutupi hidupku sehingga aku semakin sulit bernafas, rasa bau yang tercium oleh semakin busuk saja. Entah sampai kapan penderitaanku akan berahir, sepertinya Limah sangat menikmati jilatanku dan ingin berlama.lama menikmati jilatanku.

"Akkku gak tahan, pengen dientot...!" kata Limah sabil bergerak mundur sehingga memeknya menjauhi wajahku. Aku menarik nafas lega, penderitaanku berahir juga.

Tiba tiba mataku melotot ngeri melihat wajah dan tubuh Limah.

[HIDE]Bersambung

Terimakasih agan agan yang sudah mampir ke thread nubi[/HIDE]
 
Maksih gan udah update, ane lebih milih baca ini daripada nonton Uruguay vs Perancis. Luar biasa pokoknya. Semangat ya gan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd