Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Bimabet
iya om, banyak typo. lagi gak konsen, kerjaan numpuk, jadi baru bisa apdet rutin dua atau tiga hari ke depan.
koko sabar disini nungguin kokom dan om sat koc. RL duluan om. lancar selalu urusan RL om, dan yang paling penting sehat selalu om
 
Chapter 20

Reflek aku memegang pergelangan tangan mahluk yang sedang mencekikku dan aku membalikkan tubuh mahluk itu ke sampingku. Gila, tiba tiba aku mempunyai kekuatan membalikkan tubuh mahluk itu. Kesempatan yang tidak kusia siakan, aku harus menaklukkan mahluk yang sudah memperkosaku, mungkin dia bisa menjadi kekuatan yang akan menolongku saat saat sulit. Ya, aku menaklukkan mahluk mengerikan ini, saru satunya cara menaklukkan Wewe Gombel adalah dengan membuatnya puas dan tergila gila pada kontolku seperti yang dilakukan oleh Arjuna sehingga Batari Durga ratu demit bertekuk lutut padanya.

Ini adalah pilihan paling masuk akal buatku, kedatanganku memang untuk menyempurnakan ilmu kaarjunaan atau Dananjaya, walau aku sudah pernah mendapatkan ilmu tersebut, ilmu yang kutahu adalah ilmu untuk menaklukkan lawan jenis atau ilmu pengasihan . Ya, aku harus menaklukkan si Wewe gombel dengan ilmu kearjunaan yang pernah aku pelajari dari Abah, semasa beliau masih hidup.

Perlahan aku mulai membaca mantra yang sudah lama tidak pernah kubaca. Aku memejamkan mata, berusaha mengingat mantra pemberian Abah dengan puasa mutih tujuh hari tujuh malam dan diahiri dengan pati geni satu hari satu malam. Inilah saatnya mencoba kembali keampuhan ilmu ini, walau dulu aku pernah gagal mendapatkan wanita yang aku taksir dengan ilmu ini.

"Jang, ini ilmu kaarjunaan, faidhahnya sangat banyak, yang paling umum adalah untuk menaklukkan wanita. Jangankan manusia, Wewe Gombel yang kamu takutipun akan bertekuk lutut dan mematuhi semua permintaan kamu. Konon karena ilmu ini Dewi Uma istri Batara Guru tergila gila kepada Arjuna, sehingga Dewi Uma dikutuk menjadi gedeng permoni yang berwajah sangat buruk atau gelar lainnya adalah Dewi Durga ratu para demit.

Abah turunkan ilmu ini, seperti Abah menurunkannya kepada ayahmu. Ilmu ini pula yang menitis pada tubuhmu, warisan ayahmu sewaktu kamu maaih di dalam kandungan. Waktu itu ayahmu melakukan pati geni selama 7 hari 7 malam agar kamu mewarisi ilmu ini tanpa dipelajari. Tapi ilmu yang menitis padamu tidak akan pernah bisa sempurna tanpa kamu mempelajarinya, hal itu yang tidak diketahui oleh ayahmu. Ilmu yang menitis pada tubuhmu tetap harus disempurnakan lewat tirakat.

Ingat, jangan salah gunakan ilmu ini untuk mempermainkan hati wanita, karena dengan ilmu ini akan banyak wanita yang bertekuk lutut padamu."kata Abah menerangkan panjang lebar.


[COLOR="BLUE]Apa rame rame tengahing pasar?
Isun Arjuna telon babari ngambek..........
.........................
...............
.............
.............
...
......[/COLOR]

Bahkan akupun membaca Aji Dananjaya yang pernah aku baca di sebuah buku primbon japa mantra yang aku beli di kaki lima, mantra yang iseng aku pelajari untuk memelet seorang gadis langganan Mie Ayam ku setelah ilmu kearjunaan yang kumiliki tidak mampu menaklukkan wanita yang aku tuju, walau pada kenyataannya aku tidak tahu hasilnya bagaimana, gadis itu dibawa pindah oleh orang tuanya. Aku mulai ragu, apa ilmu ini akan mampu menaklukkan si Wewe Gombel?

"Arggggggh, entot akuuuuuu.... Jangan kecewakan akuuuuuu... Apa kamu cuma omong besar?" suara Wewe Gombel yang kutindih terdengar sangat menyeramkan, nyaris membuat hafalan mantraku hilang, sehingga aku beberapa kali mengulangnya agar bacaannya benar.

"Kang Ujang, Limah gakk kuuuuuaaat....!" jeritan Limah membuatku gelisah sehingga mantra yang aku baca terhenti di tengah jalan. Tidak, aku harus menaklukkan si Wewe gombel untuk bisa menolong Limah dan Yoyoh. Harapanku terletak pada ilmu yang kupelajari dari Abah.

Bet, sabetake gitik kena gunung guntur...................

Ahirnya aku bisa menyelesaikan semua mantra. Setelah semua mantra selesai aku baca, tanpa memberi kesempatan kepada Wewe Gombel kontolku menghujam memeknya sekuat tenaga. Kontolku seperti merobek sesuatu yang tipis.

"Arggggggh, sakittttt...!" jeritan Wewe gombel menusuk telingaku, jerit kesakitan. Apa ini artinya ilmu yang kupelajari benar benar berfungsi? Tapi kenapa Wewe Gombel malah menjerit kesakitan dan kontolku seperti merobek selaput tipis di memeknya, seperti selaput dara pada manusia. Bukankah jelas jelas kontolku sudah mengaduk aduk memeknya yang lebar sehingga aku tidak merasakan jepitannya.

"Rasakan kontolku...!" seruku, berusaha mengabaikan perasaan heranku yang bertambah. Sekarang kontolku bisa merasakan jepitan memek si Wewe Gombel, padahal tadi kontolku seperti memasuki lobang besar yang longgar. Bukan waktunya berpikir dan membandingkan, sekarang adalah saatnya beraksi.

Aku berhasil membalas perbuatannya memperkosaku, sekarang giliranku memperkosanya. Kontolku sudah kualiri mantra mantra yang kumiliku. Ya, aku adalah Arjuna yang akan menaklukan Dewi Durga sehingga dia mau menjadi pengikutku, tunduk patuh pada apa yang kuinginkan. Akulah Arjuna, Satria pilihan Dewa, penakluk para bidadari sehingga Dewi Uma dikutuk menjadi Durga, Dewi kegelapan. Ya, akulah Arjuna dari abad modern yang terlahir kembali.

Ya, akulah Arjuna yang berhasil mengoda Dewi Uma, dewi tercantik hingga bertekuk lutut oleh keperkasaanku. Ya, akulah Arjuna yang membuat Dewi Uma mengalami penderitaan saat wajahnya yang cantik berubah menjadi sosok menakutkan dan membuat siapapun yang melihatnya lari ketakutan. Akulah Arjuna, akulah Arjuna, akulah Arjuna yang harus bisa menaklukkan Wewe Gombel yang sudah memperkosaku.

"Rasakan keperkasaan kontolku wahai Wewe Gombel, rasakan kontol yang akan mengaduk aduk memekmu sehingga kamu tidak mampu berjalan...!" teriakku marah. Kontolku bergerak cepat mengaduk aduk memek Wewe Gombel yang memeluk pinggangku dengan keras sehingga membuat nafasku terasa sesak dan pinggangku seperti mau patah.

Persetan dengan rasa yang kualami, aku masih bisa bernafas menggunakan dadaku sehingga oksigen tetap mengalir lancar memasuki paru paruku walau tidak senyaman saat bernafas menggunakan perut, tehnik pernafasan para pesilat tangguh yang sudah mendarah daging padaku.

"Kang Ujang, ampunnnnnnn...!" kembali teriakan Limah mengacaukan konsentrasi ku yang sedang berjuang menaklukkan Wewe Gombel. Karena hanya ini satu satunya cara untuk menyelamatkannya dari gondoruwo yang sedang berpesta menikmati tubuh indahnya.

"Terima kontolku...!" kataku sekeras yang aku bisa agar Limah mendengar suaraku. Agar dia tahu situasiku yang sedang berjuang menaklukkan Wewe Gombel sebelum menolongnya. Harusnya Limah memahaminya, inilah resiko ritual yang harus dijalaninya. Resiko yang seharusnya sudah diberitahukan oleh Ki Ja'i dan dia seharusnya sudah siap menghadapi situasi seperti ini.

"Ampunnnnn, arghhhh kontolmu....!" si Wewe gombel tidak meneruskan kalimatnya, dia sepertinya sudah mulai mengenal kehebatan kontolku yang sudah menaklukkan banyak wanita. Kontol yang terasah kehebatannya lewat ritual di Gunung Kemukus.

"Bagaimana rasanya, kehebatan kontolku..?" tanyaku mengeram sambil menghujamkan kontolku ke dalam memek si Wewe Gombel, entah kenapa memek yang lebar dan besar terasa sempit, menjepit kontolku. Apakah kontolku membesar atau memek si Wewe Gombel yang mengecil. Gila, jepitannya nyaris membuatku takluk.

"Arghhhhhh kontolmu, ampunnnnn...nikmattttt...!" jeritan Wewe Gombel yang menakutkan berubah menjadi rintihan yang biasa terdengar dari para wanita yang pernah merasakan kehebatan kontolku. Para wanita yang merasakan diombang ombing oleh badai orgasme yang datang bergelombang tanpa henti. Apakah itu artinya aku mulai di atas angin?

"Terimalah keperkasaan kontolku, aku tidak akan memberimu ampun....!" seruku semakin cepat kontolku mengaduk memeknya yang semakin sempit, menjepit kontolku. Aku tidak bisa mengingkari rasa nikmat yang kurasakan, bahkan bau busuk dari tubuhnya perlahan memudar oleh dengus nafas birahi.

"Ampunnnnnnn Kang.... Akkkkku tidak tahannnn lagiiii..!" teriak Wewe Gombel saat gelombang dahsyat menghantamnya, menggulung dan menyeretnya ke orgasme panjang. Orgasme yang selalu aku saksikan dari para wanita akibat sodokan kontolku.

Gila, gelombang orgasme yang sedang menyeret Wewe Gombel seperti ingin menyeretku juga. Aku bertahan sekuat tenaga agar tidak ikut terseret oleh gelombang dahsyat yang akan mampu melepaskan semua persendianku. Aku harus bertahan agar bisa menaklukkan gelombang yang akan menghempaskanku. Terlebih lagi, aku yang harus mengendalikan gelombang itu untuk menaklukkan Wewe Gombel.

"Akkkku kelllluar Kang...!" jeritan kecil si Wewe Gombel semakin melemah saat badai yang menyeretnya menghempaskan tubuhnya ke hamparan pasir. Tangannya yang memeluk pinggangku hingga hampir patah, terkulai kehilangan tenaganya. Aku mulai bisa tersenyum, kemenangan sudah di depan mata dan sebentar lagi mahluk mengerilkan ini akan takluk dan mengikuti perintahku.

"Bagaimana, apa kamu masih ingin merasakan kehebatan kontolku?" tanyaku jumawa karena berhasil bertahan dari gelombang dahsyat yang nyaris menyeret dan menggulungku dalam pusaran orgasme yang akan melepaskan seluruh persendianku. Aku merasa berada di atas angin sudah melewati dua ronde tanpa terkalahkan. Kemenangan sudah diambang mata.

Belum lagi aku melakukan hujaman demi hujaman yang memperok porandakan memek Wewe Gombel, tubuhku terpelanting ke samping. Aku tidak merasakan gerakan mahluk mengerikan itu, tubuhku tahu tahu sudah terlentang. Belum habis rasa kagetku, mahluk itu sudah menindihku lagi, memeknya kembali melahap kontolku, semuanya terjadi dalam waktu yang sangat cepat, bahkan aku tidak sempat untuk menyadari apa yang sudah terjadi.

"Rasakan iniii...arghhhhh...!" seru si Wewe Gombel yang tidak rela harus kupecundangi. Pinggulnya bergerak cepat memompa kontolku dengan keras sehingga aku harus bertahan agar tidak menjerit kesakitan saat kontolku nyaris patah oleh gerakan liarnya, membuat kemenangan yang hampir kuraih, hilang dalam sekejap hanya karena aku lengah.

Wewe Gombel kembali memperkosaku dengan kasar, payudaranya yang menggantung dan semakin basah oleh keringatnya. Hampir saja aku muntah melihat pemandangan yang sempat berhasil aku hindari. Kini payudara itu kembali membenamkan wajahku. Kesombonganku dibalasnya dengan bau busuk yang lebih menyengat dari pada tadi. Bau busuk yang sempat hilang, kini kembali bahkan lebih busuk daripada, tadi.

"Rasakan jepitan memekku, Kang....!" seru mahluk itu, suaranya terdengar menusuk nusuk gendang telingaku. Aku mengeluh, keadaan kembali tidak berpihak kepadaku.

"Limah, aku juga pengen...!" suara Yoyoh menyadarkan kesadaranku yang hampir hilang. Aku berusaha menarik nafas sepanjang yang aku bisa walau bau busuk yang menyengat nyaris membuatku muntah, tapi aku harus tetap bernafas agar tidak kehilangan kesadaranku.

"Ennnnak banget, Yoh... Memek Limah ahirnya bolong...!" suara Limah membuat semangatku bangkit, walau mungkin aku sudah terlambat menyelamatkan keperawanannya, tapi aku masih bisa menyelamatkan jiwanya dari pengaruh gondoruwo yang sedang memperkosanya.

"Isun Arjuna telon babari ngambek...!" teriakku menyalurkan semua tenaga di tangan dan piinggangku untuk menggulingkan tubuh Wewe Gombel yang sedang memperkosaku.

Gila, tubuh Wewe Gombel ini sangat berat, tidak bergeming sedikitpun saat aku berusaha menggulingkannya. Pinggulnya menghantam kontolku hingga kembali terdesak mundur, membentur kasur sehingga ranjang tempat kami bertarung ikut berguncang. Untung saja ranjang terbuat dari kayu jati, sehingga tidak patah.

"Emakkkk, enak ngeweeeee...!" jeritan dan erangan Limah membangkitkan kemarahanku, seharusnya aku yang mendapatkan keperawanannya, bukan mahluk yang menyerupaiku.

"Limah, gantian...!"kembali suara Yoyoh yang sepertinya terangsang melihat Limah disodok gondoruwo yang menyerupaiku. Aku nyaris putus asa karena belum juga bisa menggulingkan tubuh Wewe Gombel yang sedang memperkosaku.

" sebbbbbentar lagiiiii....!" jerit Limah yang sepertinya tidak mau kenikmatannya terganggu. Aku berusaha semakin keras menggulingkan tubuh Wewe Gombel, hingga ahirnya aku mulai dihinggapi rasa putus asa.

Kesadaranku perlahan menghilang, samar samar aku mendengar jeritan Limah yang mendapatkan orgasme. Jeritan yang menarik jiwaku untuk tetap bertahan dan tidak menyerah walau apapun yang terjadi. Jeritan Limah seperti setitik nyala api di pekatnya malam tanpa cahaya.

"Rasakan kontolku....!" jeritku mengangkat pinggul menyambut hujaman pinggul Wewe Gombel.

"Aaaaaaaaaa kontolllllllllllll ennnnnak...!" jerit Wewe Gombel saat kontolku terbenam seluruhnya, berusaha mencapai bagian terdalam memeknya. Aku terpejam merasakan memek Wewe Gombel yang meremas kontolku dengan keras, kedutan kedutan halus yang terjadi saat wanita mencapai orgasmenya.

Inilah tenaga terahir yang aku miliki. Aku pasrah apa yang akan terjadi padaku. Tiba tiba Wewe Gombel bangkit dari atas tubuhku, membuatku bisa bernafas dengan bebas. Perlahan mataku terbuka. Mataku terbelalak melihatnya bangkit dari atas tubuhku setelah puas menikmati kontolku. Aku tidak percaya dengan penglihatanku.

Bersambung

Hanya apdet pendek untuk menghilangkan stres. Terimakasih buat yang sudah mampir.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd