Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY RONDO: The Druglord Rising

COMMUNITY TRAIN 8:00 AM

Absennya Jeanice hari ini bikin gue harus mandiri hari ini ke kampus menggunakan transportasi umum. Kereta di hari senin ini memang adalah mimpi buruk yang wajib dilalui warga ibukota kelas menengah untuk beraktifitas demi memangkas pengeluaran transportasi. Gue beruntung hari ini dapat tempat duduk dan membuat iri sekeliling gue yang harus berdiri. Kacamata Rayban hitam pekat gue kenakan sebagai kamuflase kontak mata gue dengan sekitar. Headphone kabel pun gue pasang di kuping sambil nyetel lagu - lagu lo-fi dengan volume pelan supaya bisa sedikit meredam suara hiruk pikuk manusia yang besambut dengan gesekan rel kereta api.

Saat itu sembari menunggu gue bermain mindmap supaya gue selalu terpatri dengan semua rencana yang akan gue gerakkan hari ini dan bisa memprediksi segala kemungkinan—gue selalu yakin ini adalah pemanasan untuk olahraga otak terbaik agar mengalir optimal sepanjang hari.

Fokus utama hari ini adalah segala kemungkinan yang akan terjadi ketika bertemu dengan Bagindo nanti di kampus. Apakah ia bisa menjadi kawan, menjadi seorang oportunis sejati yang hanya mengincar keuntungan, atau bahkan adalah lawan yang akan menyulitkan segala rencana gue nantinya. Ucapan Sam malam minggu kemarin cukup bikin gue berpikir keras dan menerka segala simulasi hasil yang akan ditimbulkan oleh Bagindo. Karena ia bukan orang bodoh dan oportunis belaka.

Ia adalah seseorang yang cermat, teliti, serta jago bernegosiasi. Apalagi Sam bilang kalau kecerdsan Bagindo bisa dibilang selevel dengan Angela. Bisa - bisa malah gue yang bakal masuk ke perangkap dia.

Tiba - tiba di satu stasiun sebelum tiba di kampus kereta berhenti dan semua orang di gerbong gue turun disitu meninggalkan gue sendirian lalu satu orang brewokan bertubuh agak tambun masuk kedalam gerbong dan duduk di sebelah gue. Dari tatapannya seakan dia mengenal gue lalu tersenyum mengulurkan tangan.

“Gue denger lo nyariin gue ya Rondo?”

Pintu kereta seketika tertutup dan kereta lanjut berjalan lagi kearah stasiun kampus. Gue agak terkejut dan langsung waspada melepas Rayban gue.

“Sam udah ngabarin lo ya uda Bagindo?” gue berusaha menimpali kejutan barusan.
“Gue denger dari dia lo punya barang bagus? Bisa minta samplenya? Sori nih gue orangnya agak mendetail soal dagangan. Dan lagian gue orangnya selektif sama orang baru nggak kaya Sambiroto yang penuh rasa kepahlawanan dan keadilan.” Dia kemudian menepuk - nepuk pundak gue sambil menggelengkan kepalanya.

“Angela Morena sampai sebucin itu sama anak baru sih yang bikin gue makin penasaran sama sosoklo.. Susah lho deketin cewek siluman itu asli deh hehehe..”

Mukanya cengar - cengir minta di bogem nih; cuma sayangnya dia gendut dan gempal jadi lebih kelihatan friendly ketimbang sotoy dimata gue, jadi ya gue ikutan nyengir nyaris ketawa. Gue mengepalkan tangan kiri gue mencoba menutupi bibir gue yang nyaris tertawa ngakak.

“Gue sendiri juga nggak maksud gimana do, tapi Angela sendiri tuh yang cobain barang gue hehehe..”
“DIA NYOBAIN BARANG LO!? ONDE MANDE MAGNIFICO KALI UDA INI! Udah lo embat tuh badan ultrafit doi? Mmmh bangsat gue iri cuuk!”
“Udah.. Dia nyikat ramuan gue duluan..trus ya yu know lah..”
“Oke juga lo ya..siniin samplenya mau gue cobain..” Gue merogoh tas gue dan langsung ngoper sample EW beberapa butir.
“Wah masih kosongan nih harusnya lo cetak dong logo custom kek. Apa kek..”
“Gue mana kepikiran bro.. Yang gw QC ya cuman kualitasnya lah”

Suara ngerem kereta yang nyelekit pun terdengar. Gue sampai stasiun kampus dan gerbongpun terbuka. Sayangnya pas gue mau berdiri beranjak keluar Bagindo tiba - tiba menahan pundak gue untuk tetap duduk sambil ngeliatin gue dengan muka yang berubah keji. Gue dengan tanggap langsung memencet smartphone gue untuk menelpon asal yang ada di recent calls di layar dan memasukkannya kedalam kantong jaket gue. Pastinya ya hanya Sam dan Angela.

Nggak lama sekelompok orang masuk kedalam gerbong dengan orang yang paling dendam sama gue jalan paling depan bawa stik baseball yang langsung dipukul langsung tepat di pelipis gue.

Orang itu adalah Wira dan gue tersungkur ke lantai. Pandangan gue mulai mengabur dan sepertinya darah segar mengucur dari atas kepala gue hingga ke lantai.

Bangsat nih plot twist. Sama sekali nggak kepikiran gue.

———————————————————————————————————————————————————

???? 10:00 am

BYUUUR!

Gue terbangun dalam keadaan terikat di kursi di sebuah ruangan gelap dengan satu lampu tepat tergantung diatas gue dan hanya menerangi sekitar gue duduk. Di depan gue terdapat wira yang menaruh dagunya di atas punggung kursi yang ia duduki terbalik menunggu gue siuman setelah dia banjur pakai seember air. Mukanya menyeringai marah namun puas berhasil menjebak gue.

“Akhirnya ketangkep juga lo tikus! Hahahaha!”

SPIT!

Gue yang rada jijik campur gedeg langsung menyemburkan ludah kental yang bercampur dengan darah tepat di muka dia.

“Ketangkep gimana? Ini gue masih bisa ludahin muka lo hehehehe”

Gue tahu modal pancingan model begini saja sudah cukup untuk memamncing orang ini untuk tersulut.

"Siap saya akan koordinasi langsung dengan Jonathan dan menyiapkan pasukan bantuan jika diperlukan."

---

Wira dengan penuh dengki menghujamkan tinjunya bertubi - tubi ke muka gue dan rasa sakit yang luar biasa menjalar ke seluruh bagian wajah yang sudah merah bermandikan darah. Walaupun begitu gue tetap berusaha menyembunyikan rasa perih ini sebisa mungkin hingga pelipis gue kedat - kedut gemetaran dan senyum kemenangan yang beriring dengan rasa sakit, bau anyir darah yang terciprat ke sekitar lidah dan dalam mulut.

“hehehe..lo ngebunuh gue sama dengan nggak ada jalan kembali buat hidup normal bro..”

“GUE Sudah pegang obat lo tinggal gue kasih ke ilmuwan keluarga gue buat di riset penawarnya! lo kira gue bakalan tunduk apa sama anak kampung macem lo bangsat!”

BRAK!

Satu tendangan kencang sepatu docmart menghujam badan gue hingga bikin kursi beserta gue terjerembab ke lantai. Sumpah sakitnya nggak ketulungan hingga air mata mulai mengalir dari mata gue.

“Seluruh ilmuwan Dirganrara bakalan buntu sama risetnya. Mereka nggak akan pernah menemukan bahan spesial dari produk gue ini… lo nggak takut malpraktek dan overdosis tuh nantinya Wira-sama? Hehehehe” Ledek gue dengan cukup bikin otak partynya jadi mulai terasa logis.

“SAMA DARI MANA GUE SAMA LO! GUE NGGAK PERNAH KALAH SAMA KAUM BUDAK YA SEUMUR HIDUP DAN NGGAK AKAN PERNAH MAU KALAH! PAHAM LO ANJIING!”

Ini orang semakin mengabur kerja otaknya. Dan pada dasarnya kalau nggak berubah dia adalah penerus gagal keluarga Dirgantara. Nggak gue rusak pun juga sudah pasti dialah yang akan membawa keluarga Dirgantara menuju kepunahan. Padahal Dirgantara yang sudah gue temui semuanya memiliki aura dan karisma pemimpin sendiri - sendiri hingga Sam yang anak haramnya saja sangat mencolok bakatnya.

Wira yang gelap mata mengambil semua vial dan mulai membuka tutupnya hendak memasukan semuanya kedalam satu gelas besi yang ada di meja didekat pintu masuk lalu mulai berjalan menentengnya kearah gue yang tersungkur di lantai.

“Kita lihat sendiri nih ciptaanlo ini bikin overdosis nggak sih cunguk?” Wira berusaha nyengir selebar - lebarnya. Tanda kepuasan predator yang berhasil memojokkan mangsanya. Dengan keyakinan bak antagonis yang ternyata menang setelah credit title sebuah film bioskop muncul ia melangkah semakin mendekat.

Gue yang tersungkur baru sadar kalau kursi gue patah dan tali yang mengikat gue sudah melonggar. Seluruh tenaga yang tersisa gue kumpulkan dan fokus mulai gue pusatkan ke insting bertahan diri terakhir dari ancaman yang persentasenya ini cukup besar untuk mengakhiri kehidupan gue. Dan bongkahan patahan kayu bekas kaki kursi yang gue duduki dapat gue raih dan mulai gue alihkan keberadaannya dengan menutupinya dengan punggung gue yang sengaja meringkuk kesakitan.

Wira mendekat dan gue semakin siap dengan berbagai simulasi kemungkinan yang mulai tervisualkan didalam otak gue. Ya gue bukan petarung dengan fisik yang baik. Jadi ya harus menggunakan otak gue untuk menang. Dan gue menyimpulkan karena Wira lengah dan sedikit takabur setidaknya kalkulasi kayu ini akan tepat terhujam di jantungnya ini sangat tinggi.

“Oke deh.. Nggak ada jalan lain lagi..”

Sedikit lagi wira mau menarik samping badan gue untuk direbahkan dan…

BRAK!

Angela mendobrak masuk dan langsung berlari kearah Wira dan langsung memutar badannya dan melakukan satu tendangan putar karate Uramawashi Geri yang langsung menghantam rahang samping Wira.

“Beraninya lo nyentuh suami gue! Gue kasih tahu kalo lo cuma boneka maskot foto keluarga dirgantara.”

Tendangan yang menyabet kebawah menghajar betis bawah Wira langsung membuat Wira terhuyung jatuh ke lantai dan sepersekian detik sebelum kepalanya menyentuh lantai satu tinju berkecepatan tinggi menghujam hidung Wira yang patah seketika dan menyimbahkan darah segar di kepalan tangan Angela Yang mungil.

Wira tak bergeming, Tiga gerakan mematikan. Sebuah kombo dasar yang mematikan. Gue takjub, takut, namun lega. Gue senang dia datang. Gue sayang Angela. Untuk saat ini. Akhirnya gue bisa rebah dan terpejam sebentar.

UNIVERSITY CLINIC 12:00 PM

“Hey guys! he’s finally waking up! Yay!” Suara riang Angela yang terciri dari karakter bicaranya yang sedikit mendesah itu cukup membantu otak gue untuk kembali mengaktifkan panca indera lainnya untuk kembali aktif.

“Ron, sorry banget kalau gue lalai sama uda gendut ini yang gampang di nego sama orang lain yang berani bayar gede. Lo minta maaf deh da.. Daripada cabut semua langgananlo.. DBW udah tinggal hitungan bulan nih..” Sambiroto meminta maaf dengan membawa sendiri penyebab gue sampai bengep kaya gini ke hadapan gue.

“Iya sorry deh kalau gue menjual lo ron. Lo tahu sendiri deh hukum dagang. Apalagi dimata gue kan lo masih oknum nggak jelas. Bisa jadi lo adalah kiriman pesaing atau orang oportunis yang kedapatan barang bagus terus pengen di jual? Bisa saja kan.. Oke sekarang gue udah yakin deh. Sample lo tadi udah mulai kelihatan hasilnya tadi gue tes ke Maudy. Langsung berubah total gitu dia cuy. Sumpah deh.. Sampai Amaze gue dia mendadak jadi mau diajak ke kosan gue yang deket sini.” Minta maaf yang disertai review barang itu lumayan absurd di mata gue soalnya dia seakan basa - basi nggak peduli tapi senang dengan produk yang ditawarkan. Yah setidaknya gue lega Bagindo melunak dan mulai setuju dengan plan gue.

“Udah gitu Maudy pas dikosan makin panas udah kaya dominatrix cuy baru gue nyicip roti toast yang gue beli buat sarapan main nyamber bukain baju, ngiket kedua tangan gue di tiang ranjang terus langsung ngelahap titit gue pake bibir atas dan bawahnya dia. Kasur gue fix berantakan tapi ini jadi pengalaman yang ajib punya dan gue rasa semua harus coba nih pil cinta buatan lo ron.”

“Gue ga jago minta maaf yang baik tapi kalo dagang kemungkinan ambo adil dan jago. Jago betulan ya bukan kaleng - kaleng. Coba lo tanya aja si Sam. Pernah gue salah pilih barang bro?” Bagindo mulai sesumbar.

“Pernah. Lo pernah di tolak Maudy padahal udah lo undang di Dirge’s “ canda Sambiroto. 30% mengena 70% nyelekit.

Muka bagindo yang lesu karena tertohok menjadi bahan ketawaan kita semua yang berada di klinik. Ternyata Sam dan Bagindo sudah sering begini sehingga Angela juga langsung ikut terbahak - bahak melihat kejadian barusan. Syukurlah Bagindo ternyata berada di pihak kita

“Nih coba lo pada liat hasil quickie gue barusan! AJIIB LAEE!”

Bagindo langsung mengeluarkan ponselnya dan mengakses galeri fotonya lalu memperlihatkan satu buah foto.

Foto Maudy sedang menservis fetishnya di kasur yang berantakan penuh dengan remah roti. Sebuah sarapan yang tak akan pernah dilupakan seumur hidupnya.

“Jadi gimana ceritanya kalian bisa nemuin gue yang diculik Wira?” Rasa penasaran lumayan berkecamuk di otak gue.

“Hari itu kan memang kita udah janjian untuk ketemu pagian kan Ron? Salahnya bagindo aja semalam nganterin pesenan si Wira. Dia bocorin deh pertemuan hari ini dan voila rencana sergapan dadakan tadi langsung dieksekusi mereka berdua.” Sam menepuk jidatnya agak keki.

“Untungnya minggu lalu kita udah nyobain serumlo ke Maudy kan beb… Nah ini gempal ngefans berat sama Maudy. Katanya Ayu, pinter, ramah dan bercahaya di mata dia. Apaan orang dia wakilnya Mika si paling kebeneran dan kecakepan seangkatan lo..”

“Awalnya dia berlagak bego nih, cuma gue udah tahu ini pasti akal - akalan ajaib dia dan hoki banget gue liat New Maudy melintas di lorong. Langsung gue panggil aja nemuin si gempal. Emang sih dosis kemarin kayanya terlalu berlebih yang gue kasihin Ron. Sumpah deh hilang deh tuh kesan ayu, pinter adem, yang barusan si Bagindo jabarin”

“Abis bijinya dielus Maudy langsung spill semuanya deh tuh nih gendut!” keksalan memuncak Angela akhirnya dilampiaskan ke cubitan di puting glambir si Bagindo.

“AMPUUUN NYAIII!”

Angela yang masih terus - terusan membombardir Bagindo dengan sindiran dan hujatan tajam. Kita semua akhirnya keluar dari klinik takut menimbulkan kegaduhan dan akhirnya bubar ke kelas masing - masing. Kita akhirnya membuat satu grup chat yang dinamakan SAMBERNYOWO.

Sesampainya di kelas Yuki, Margie, dan teman - teman yang lain terperanjat kaget melihat wajah bonyok gue.

“Gimana ceritanya Ron? Lo dipukulin siapa? Wira ya?” tanya Yuki penasaran.

“Gue telpon Jonathan deh. Adiknya ini bener - bener meresahkan di kampus ini.”

“Nggak usah. Nggak apa - apa kok. Udah selesai juga permasalahanya Yu.” Situasi ini harus gue sudahi.

“Syukurlah kalau sudah, kalau gitu lebih baik kamu pulang duluan saja Ron daripada menimbulkan kecurigaan dan membuat situasi makin nggak kondusif kan.. Nanti ibu yang ijinkan..” Margie yang sebenarnya lebih nggak tega lagi dibanding yang lain kayanya nggak rela deh gue di giniin.

“Oke bu Margie. Biar aku temani dia pulang saja.” Yuki dengan sukarela menawarkan diri. Gue paham maksudnya dia. Ini juga adalah momen yang tepat untuk membahas dan mencari tahu soal resep bapak dan koneksinya dengan keluarga Dirgantara.
Kita berdua berjalan keluar kampus dan memesan taksi online.

“Yuki. Jadi kita mau bahas ini dimana?”

“Jonathan udah nunggu kita di Dirge’s bistro mewah milik keluarga Dirgantara. Tempatnya sangat menjaga privasi pengunjungnya kok. Dan ada kemungkinan lo bisa melihat langsung Paul Dirgantara sang legenda Bawah tanah negara.

“Oke. Deal kita berangkat.”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd