...
...
-------
Sebait kalimat
Reff dalam lagu Merriam Bellina itu tuntas dinyanyikan oleh Roro Inten dengan begitu apik.
Seiring senyum terkembang di bibir cantik itu Roro Inten melenggak-lenggok lembut mengikuti
interlude lagu yang merdu mendayu.
Pinggul serta pantatnya yang besar bulat mengayun indah begitu serasi dengan alunan musik.
Siti Sundari hanya mampu memandang kagum sambil sesekali menggelengkan kepala.
"Oalah, dirimu memang berbakat jadi penyanyi Jeng.
"
La piye arep tak temukan sama Pak Ricki Usmail pho ?
"Eh, siapa tahu dia berminat mengorbitkan awakmu Jeng.." ucap Sundari setelah Roro selesai menuntaskan lagu.
Roro hanya tersenyum saja mendengarnya sambil terkekeh kecil.
"
Halah, ndak usah Mbakyu.
"Lha wong wis gerang tuwo. Aku malah isin nek mengko dadi terkenal. Ndak bebas kemana-mana...hahaha.." jawab Roro dengan lugas.
"Yo wis. Mbakyu ndak maksa kok. Cuma sayang nek bakatmu tidak dimanfaatkan.
"La apa dirimu dulunya sempat nyanyi atau gimana Jeng ?" Tanya Sundari sambil beringsut berdiri.
"Ehmm... sebenarnya ini rahasia Mbakyu. Cuma Kangmas Pujo yang tahu. Anak-anak juga ndak tahu.
"Dulu saat sebelum menikah aku memang gabung sama sebuah orkes Melayu di desa kok Mbakyu.
"Yah kecil-kecilan buat nambah uang jajan. Kebetulan aku sebagai biduannya Mbakyu…" ucap Roro setengah tersipu.
"
Hemmm, aku bisa
mbayangke saat di atas panggung Jeng, gimana respon para penonton prianya.
"Apalagi begitu tahu sang biduannya ternyata
ayune koyok ngene.
"
Iso adu jotos kuwi rebutan nyawer awakmu Jeng...hahaha…" tutur Sundari sambil tertawa.
"La gitulah Mbakyu. Namanya juga nyanyi di kampung.
"Tapi setelah menikah dengan Mas Pujo. Aku putuskan berhenti mbakyu.
"Kebetulan Mas Pujo juga mboyong aku ke Banyumili.
"Ya sudah….sekalian saja stop.."ucap Roro sambil menatap jauh ke jendela seolah mengilas balik masa remajanya dahulu.
"Gitu ya Jeng.
"Aku ngerti kebiasaanmu menyanyi pasti sudah mendarah daging ning awakmu Jeng.
"Kapanpun kau bisa konser di sini. Sesuka hatimu Jeng...
hahaha" kata Sundari lagi yang dibalas senyuman lebar Roro Inten.
"
Yo wis Jeng aku tak
nyiapke wedang khusus buatanku dulu.
"Kowe kudu nyoba ya Jeng dijamin bikin nagih.." ucap Sundari tersenyum lalu beranjak pergi ke dapur yang melewati sebuah lorong terlebih dulu.
Roro mengamati kepergian Siti Sundari dengan senyum bahagia.
"Duh Gusti Allah...terima kasih telah menganugerahkan Roro seorang wanita sebaik beliau sebagai kakak angkatku. Semoga beliau senantiasa diberikan umur panjang, kesehatan dan kebahagiaan hingga akhir hayatnya…" ucapnya sambil memejamkan mata mengapitkan telapak tangannya berdoa sepenuh hati.
Sepeninggal Sundari, Roro Inten asyik melihat koleksi katalog lagu CD karaoke yang cukup banyak tersedia.
Sebentar kemudian suara merdunya kembali terdengar mengalun lembut mendendangkan salah satu tembang lawas milik Betharia Sonata, "kau tercipta untukku".
............
Sementara di sisi halaman luar Paseban terlihat sebuah mobil SUV gagah bertitel Toyota Land Cruiser Turbo menembus remang malam memasuki area parkir Paseban. Disusul tak lama kemudian satu sosok pria tinggi besar berpakaian jas necis turun dari mobil SUV mewah itu.
Sebuah rokok cerutu yang tinggal sedikit dan masih mengepulkan asap tipis berhembus dari sudut bibirnya yang gelap menghitam.
Rambut rapi klimis serta wajahnya yang persegi ditambah dagu yang lonjong menyiratkan keangkuhan jelas menampilkan sosok yang tak asing lagi.
"
Sugeng rawuh, Kanjeng Adipati…Monggo pinarak mlebet Kanjeng…'tutur seorang abdi setengah tua berpakaian adat plus jarik menyilakan sosok tersebut masuk sambil sedikit membungkuk.
(Selamat datang.silakan masuk.red)
"Istriku sudah datang ?" tanya Suryo Adipati acuh dengan suara khasnya yang berat namun serak itu.
"
Sampun Kanjeng.
"Sekarang beliau ada di dalam tengah menemani tamu.."jawab si abdi masih dengan menunduk.
"Tamu…?
"Ehmm...
ora biasane dia mau nerima tamu malam-malam begini.."
"Pasti dia orang istimewa.
Sopo tamune Pak…? "Tanya Adipati sambil membuang rokoknya begitu saja lalu diinjaknya dengan sepatunya.
Sebentar dilihatnya arloji Rolex Sky Dweller seharga 500 juta yang melingkar gagah di pergelangan tangannya. Waktu ternyata sudah menunjukkan pukul 8 malam lebih sedikit.
"Beliau sudah pernah beberapa kali datang ke Paseban Kanjeng. Kalu ndak keliru namanya Ibu Roro Inten…"jawab si abdi.
Suryo Adipati yang hendak berjalan melangkah masuk sontak berhenti seraya menoleh.
"
APA…!
"
Roro Inten kemari…??!!!" Ucap Adipati berseru kaget.
Kedua matanya setengah melotot memandang ke arah sang abdi. Ia seolah tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.
Air mukanya seketika berubah drastis. Sebuah seringai lebar penuh arti seketika tersungging di bibir gelapnya.
Si abdi hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan itu tanpa mengetahui perubahan paras muka junjungannya itu.
Tanpa berkata-kata lagi Suryo Adipati mendadak bergegas masuk meninggalkan sang abdi sendirian.
Sebentar kemudian sosoknya lenyap di pojokan dinding ruang Paseban.
Sementara di dapur Siti Sundari terlihat tengah meracik minuman khas tradisional buatannya sendiri.
Ting...ting..ting..!
Terdengar suara sendok berdenting.
"Selesai...mudah mudahan Jeng Roro suka.." kata Sundari sambil tersenyum sendiri.
Ia tak sadar satu sosok tengah mendekat ke arahnya.
Siti Sundari lalu menaruh cangkir berisi wedang rempah hasil racikannya ke atas nampan lalu berbalik hendak dibawanya kehadapan tamu istimewanya.
"
Ahhh…!
Serunya mendadak ketika baki berisi wedang hampir membentur satu sosok yang berdiri tepat di depannya.
"Kangmas Adipati...!" Seru Sundari penuh kekagetan.
Ia tak menyangka suaminya ternyata sudah tiba dari luar kota dan hampir bertubrukan dengannya.
"Aku sudah pulang Sundari. Maaf kalu membuatmu kaget. Sini biar kubawakan baki wedangmu buat Ibu Roro Inten…"ucap Adipati tiba-tiba.
"
Akh...Kangmas !
"Ndak...biar aku saja. Kangmas istirahat saja. Bentar lagi Jeng Roro pulang kok.." kata Sundari seperti terburu-buru sambil mengerling saja ke arah suaminya seraya hendak berlalu.
"Rak usah kesusu Sundari…? kata Adipati pelan saja sambil menepuk tengkuk istrinya dari belakang. Tiba-tiba Sundari seperti hilang keseimbangan lalu roboh begitu saja di atas lantai.
(Tidak perlu buru-buru.red).
Suryo Adipati lalu memondong tubuh Sundari yang terkulai pingsan kemudian menaruhnya di atas sofa tak jauh dari situ.
Tak lama kemudian seorang abdi perempuan berusia lanjut datang menghampiri.
"
Kulo Kanjeng Adipati…" kata si emban sambil menjura.
"Mbok, bawakan minuman ini kepada tamu istriku di depan sana.."pinta Adipati.
Si mbok hanya menjura saja sambil membawa baki berisi wedang rempah yang tadi telah disiapkan oleh Sundari.
Matanya yang cekung dan rada keriput sempat menoleh ke arah Siti Sundari yang terbaring di atas sofa.
"Istriku lagi kecapean Mbok.
"Cepat sana kau hantarkan minuman ini. Beliau sudah menunggu lama.."kata Adipati lagi.
Si Mbok kemudian berjalan pelan sambil membawa baki berisi minuman itu.
Sementara dari jauh Suryo Adipati hanya melempar senyuman tipis penuh arti sebelum memasukkan kembali sebuah kantong kertas kecil berisi serbuk misterius ke dalam sakunya.
Senyuman terkembang di bibir Roro Inten manakala matanya melihat sosok emban yang tadi disuruh Adipati tiba dengan membawa baki berisi minuman yang telah ia tunggu-tunggu.
"Lho..Mbakyu Sundari kemana Mbok ? "Bukannya dia akan mengantar sendiri wedang buatannya ke sini…"tanya Roro Inten tanpa curiga.
Si Mbok hanya terdiam tak menjawab lalu melangkah pergi begitu saja setelah menaruh baki ke atas meja.
Roro Inten sejenak rada terheran dengan tingkah si mbok yang tanpa ekspresi itu.
Namun ia akhirnya mengacuhkannya sambil menyeruput cangkir berisi wedang rempah yang terlihat segar dan menggugah selera itu.
Jemari tangannya yang halus dan putih mulus itu cekatan memegang cangkir di tangannya.
Sruupp...sruupp...glekk...glekk..
Beberapa teguk wedang rempah hangat sontak tertelan memasuki tenggorokannya tanpa bisa dicegah lagi.
Roro Inten menarik nafasnya saat rasa hangat dari wedang rempah itu begitu terasa di sekujur tubuhnya.
Senyum kembali tersungging di bibirnya begitu ia selesai meneguknya.
Ada 10 menit berlalu tanpa ada tanda-tanda kedatangan Sundari membuat Roro mulai bertanya-tanya sekaligus gelisah.
Rasa gelisah ini bukannya datang tanpa alasan.
Dan benar saja apa yang ia khawatirkan seolah-olah datang tanpa permisi begitu sebuah suara berat seorang pria menegurnya dari belakangnya.
"Ah, Bu Roro Inten yang cantik jelita telah berkenan datang ke Paseban Ageng sendirian. Tumben kenapa tidak datang bersama suamimu, Rengganis…?" kata suara itu.
Roro Inten yang terkejut sontak menoleh dan dilihatnya satu sosok pria yang begitu familiar telah berdiri sambil menyeringai tajam ke arahnya.
"Kauuu…Suryo Adipati..."lirih suara Roro Inten bergetar menahan rasa aneh yang begitu menyesakkan dada begitu sosok tersebut berjalan mendekat.
Kata-kata yang keluar barusan dari mulut pria itu menunjukkan tidak adanya rasa hormat kepada dirinya selaku tamu.
Dan itu sangat ia rasakan.
Firasatnya mengatakan suatu sinyal bahaya yang tengah mengancam dirinya.
Roropun segera beringsut berdiri hendak menjauh. Lalu tanpa berkata lagi ia hendak berlalu pergi tapi sebuah tangan kekar cepat memegang lengannya tanpa permisi.
"Mau kemana kau Rengganis. Bukankah kau datang kemari memang untukku. Tidak perlu kau buru-buru pergi...
hahahaha.."ucap sosok pria itu seolah melecehkan dirinya.
"Lepaskan tanganku…!
"Dimana Mbakyu Sundari…?" kata Roro berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan kokoh Suryo Adipati.
"Ah..ternyata kalian sudah begitu akrab. "Kalu begitu aku tak perlu repot mendekatkan dirimu kepada Sundari ketika kelak kau menjadi istriku nanti...
hehehe" kata Adipati sambil menyeringai.
Pandang matanya kali ini menyusuri segenap tubuh indah Roro Inten yang terbalut gaun yang sedikit ketat itu. Memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya yang menonjol begitu merangsang birahinya.
Matanya terlihat menatap nanar penuh nafsu menggelegak saat memandang perempuan itu.
Roro terkesiap mendengar apa yang barusan diucapkan pria itu.
"Apa maksudmu Suryo Adipati…? "Kurang ajar sekali kau berani mengatakan itu…?
"..
dasar lelaki sableng ndak waras…!" Seru Roro Inten lalu melepaskan tangannya dan berlalu pergi.
Namun hanya beberapa langkah Roro Inten merasa kepalanya terasa pening. Semuanya terasa berputar lalu…
"
Ooohhh….!
Bruuk…!
Tubuh Roropun terkulai lalu terguling di atas lantai dengan kondisi tak sadar.
"
Hahahaha….hahahaha….!
"Pucuk dicinta ulam pun tiba. Aku tak perlu repot-repot membawamu kemari. "Kau sendiri rela datang kemari untuk menjadi pengantinku Roro Inten.
"Hahahaha….
"Saatnya telah tiba. Malam ini juga akan kucicipi nikmatnya raga indahmu... Rengganiisss…
"Malam ini akan kubiarkan kejantananku menyatu sempurna dengan sosokmu wahai Dewi Sekar Mirah...dan…
.....
"... Kamandanu…!!
"...Kau pasti menyesal di alam baka sana melihat aku nanti menggumuli titisan istrimu ini….
hahahaha….
"Malam ini…!
"Akan kutundukkan kutukanmu dengan menyenggamai titisan istrimu…Roro Inten Ayu Dewi Rengganis...
hahahaha !
.....
"...jayalah Leluhurku...Pangeran Ajibarang. Salam sentosa untukmu Pangeran...
hahaha….
Suryo Adipati perlahan merengkuh tubuh Roro ke dalam pelukannya. Harum wangi alami dan aura lembut seketika memancar dari tubuh wanita istimewa itu.
"Roro Inten, kau betul-betul perempuan luar biasa.
.......
"Kecantikan dan kemolekanmu begitu memancing syahwatku.
"Aku tak sabar menelanjangimu dan memenuhi lubang sempitmu dengan batang peliku…
"Hah...aku tak sabar menumpahkan pejuku sebanyak-banyaknya di rahim sucimu…Dewi Sekar Mirah...
.......
"Rengganiisss, akan kunikmati tubuhmu sampai fajar menyingsing dan setelah itu,..giliran suamimu yang akan menemui ajalnya...
"
hahaha...hahahaha…."
suara dan gelak tawa Suryo Adipati terdengar los dol tak tertahankan.
Sepertinya nasib Roro Inten kali ini berada di ujung tanduk.
Adakah seseorang atau sebuah keajaiban muncul menolongnya dari kekejian yang akan menimpanya…?
--------
Sementara Roro Inten tengah berada dalam kondisi genting. Suami tercintanya juga mengalami hal yang hampir sama.
Dia kini dalam kekuasaan sosok wanita yang begitu buas dan liar, Noor Anggraeni.
Noor Anggraini & Nyoto
(Insert : Roro Inten)
Sleep...sleep...sleep…!!!
.
"Aaakkhhh...KONTOOOL...!!!!"
......
"…KONTOLMUUUHH...!!!"
.....
"...Kangmass Nyotooo...iyyyaaahhh..!!"
Pekik dan erangan Noor Anggraeni keluar seiring ucapan jorok keluar tak tertahankan dari bibir tipis nya manakala penis kekar dan kaku milik Nyoto seakan-akan membongkar seluruh kedalaman isi liang senggamanya yang belum pernah dilakukan pria manapun sebelumnya.
Tubuh Noor yang telah telanjang bulat meliuk-liuk dahsyat disertai pinggulnya yang mekar indah menari lincah kian kemari. Sibuk menggagahi Nyoto yang telentang tanpa busana dalam tindihan tubuh moleknya yang meliuk padat dan seksi bak gitar Spanyol.
Sementara pantat mulusnya nan montok bahenol menggenjot dan menyodok habis pangkal kemaluan pria tampan itu dengan gerakan cepat dan atraktif.
Sepasang paha indah Noor mengangkang lebar sedemikian rupa dengan bokong besarnya yang bulat indah menungging-nungging begitu seksi hingga lubang anusnya begitu jelas kelihatan terus mengayak maju mundur, naik turun sesekali memutar kiri- kanan begitu sensual.
Berusaha keras ia menggilas sebatang daging kaku berotot yang mengacung gagah di kemaluan sang pria ganteng itu dan kini menyumbat penuh lubang kewanitaannya.
Istimewanya, batang penis kepunyaan Nyoto mampu membuat bibir dan lorong liang cintanya dipaksa meregang maksimal tanpa menyisakan celah sedikitpun. Tidak seperti pria manapun yang pernah bercinta dengannya.
Sungguh sebuah pemandangan yang menyilaukan mata dan menggetarkan jiwa.
Sleep...sleep...sleeep..!!
"Kangmasss…!!!"
.....
"..KONTOLMUU...nikmaaat...aaahhh...!!!
"Duuuhhh Gustiii...!!! Ampuunnn...ampunnn Kangmass...!!"
"....enaaakkknyaaa KONTOLMUUHH di lubang tempikkuu... oooohhhh...aaakkhhh...!!!"
Sleep..sleep... sleeep…!
Suara kecipak bibir sempit nan cantik berjembut liang vagina Noor Anggraini terus mengulum, menjepit dan menyedot batang penis kaku berotot milik Nyoto yang masih saja menghunjam menyodok membongkar seluruh liang kenikmatannya.
Lendir cintanya terus keluar hingga membasahi lorong kenikmatannya membuat daging penis kekar berotot Nyoto nampak berkilau indah amblas keluar masuk menembus liang vagina kepunyaan Noor.
Wanita cantik dan seksi itupun kian mudah dan makin buas menerkam batang penis kaku dan kekar kepunyaan Nyoto yang tengah terjepit terperangkap dalam keset dan legitnya liang kewanitaannya.
Belum semuanya penis Nyoto masuk ke dalam liang cintanya Noor Anggraeni namun telah membuat wanita itu blingsatan penuh gairah memuncak tak tergantikan.
"
Oookhhh.....oookkhhhh.... yyyaaahhhh....!!!"
Erang Noor begitu merdu merangsang tak kuasa menahan nikmatnya hunjaman kontol nan gagah pria tampan itu menusuk-nusuk liang kawinnya yang begitu rapet dan indah berjembut.
Sampai akhirnya gerakan kopulasi maju mundur dari pinggul dan bokong indah Noor Anggraeni yang menggenjot selangkangan Nyoto makin cepat tak terkendali.
Sleep...sleep...sleeep....
Illustrasi
"Ooowww….KENTHUUU...KENTHUUU... kenthuuuhh akuuu...Kangmasss !!!"
......
"...kenthuuuhh teruss tempikkuu... aaahhhh...!"
"....KENTHUUU....kenthuuuhh.....akuu pengin mbok kenthuh terusss....ookhhh....!"
Sleep...sleep...sleepp...
"...Manuukkk....Manukmuuu ennnakkk...kangmasss...oouughh...!!"
"...enaaakkk bangeet dikenthuu manukmuuuhh...ooouuuughhh...!!"
.......
"Oookhhh...akkhhh….oookhhh...!!"
......
"...akuu cintaaa dirimuu.. kangmasss..!!!.
"Kangmasss....akuuu..cintaaa...cintaa kamuuhh....ooohhh...!
'..aku cintaaa dirinuuu….kangmasss nyotooo….ooohhhh….ooohhh...!!!"
Sleep...sleep…!!!
"...aaakkhhh...KONTOOLMUU..!!!
.....
"Ooughh...KONTOLMU...ampuuunnnn...nikmatnya kangmass....Aaauughhhh !!!!
Rambut pirangnya nan panjang indah terawat tersibak kian kemari. Sementara bokong bulatnya menungging seksi turut memperlihatkan celah anus mungilnya dan sepasang paha putih mulusnya yang padat berisi masih mengangkang lebar terus menggenjot selangkangan Nyoto.
"
Ooohhhh....ooohhhhh....!!"
Noor Anggraini terus mengerang merdu begitu merangsang saat meresapi nikmatnya batang kejantanan sang lelaki yang tengah menancap gagah di liang cintanya.
Sleep...sleep...
Tubuh bugilnya nan seksi dan berkilau indah karena keringat itu sesekali menggeletar keras seiring daging kontol kaku nan besar kepunyaan Nyoto menghimpit rapat kacang kelentitnya yang mengacung keras serta menggesek kuat dinding G-Spot di sisi atas liang senggamanya.
Pantat Noor menggenjot, liang vaginanya menjepit diikuti dinding rahimnya menghisap kuat batang penis Nyoto membuat pria gagah ini hampir tak mampu menahan rasa nikmat itu.
"Ssshhh....aaahhhhh....vagina perempuan ini sungguh luar biasaaahhh....ooouugghhh... jepitannyaaa...aahhhhh....empotannya ...membalur hangat di sepanjang batanggkuuuu...."
erang Nyoto setengah membatin merasakan betapa nikmatnya cengkraman kemaluan wanita ini di batang penisnya.
Nyoto yang di bawah tindihan tubuh bugil nan molek Noor hanya menggereng keras berusaha sekuat daya menahan serangan membabi-buta dari wanita cantik dan sangat menggairahkan itu.
Telapak kekarnya yang sudah bebas dari belenggu hanya mencengkram sesekali meremas bongkahan pantat bulat nan mulus Noor yang terus menggenjot batang kemaluannya semakin liar.
"
Sshhhhh...aaahhhh....MEMEKmyaa adik Suryo Adipati ini betul-betul GILAAA nikmatnya aaahhhh...berdenyut-denyut....bikin aku penginnn mejuuh...penginnn croot di dalam tubuh seksinya...apalagi goyangan pinggul dan genjotan pantat besarnya ditambah jepitan memeknya...ooohhh....tapi akuu...akuuuh haruss bisa bertahannnn.... sekuatnya....aaahhhh..."
Matanya merem melek dengan bibir kasarnya setengah membuka terus menggereng dan mengerang kuat merasakan nikmatnya denyutan daging lubang kemaluan perempuan ini yang tengah menjepit dan meremas-remas batang penisnya.
Sesaat di dalam hatinya Nyoto terpaksa harus mengakui rasa nikmatnya bercinta dalam gelaran duel syahdu nan erotis saling mengadu kemaluan dengan adik perempuan Suryo Adipati yang cantik menggairahkan ini...Noor Anggraini.
Dinding rongga vagina Noor terasa begitu keset menjepit. Rapet membungkus. Begitu legit dan hangat membasah berdenyut-denyut dengan begitu kerasnya.
Gigolo profesional dan bintang porno kelas dunia sekalipun dijamin tak bakal bertahan lama merasakan vagina seenak ini.
Semuanya tidak datang dengan tiba-tiba. Buku primbon khusus yang dipelajari Noor Anggraeni yang membuatnya bisa seperti sekarang.
Namun sekali lagi...dalam hal ini Nyoto bukanlah pria biasa.
Hingga pada akhirnya….Noor menjerit keras !
"
Kangmass...
Akkuuu MUNCRAAAT…!!!...Yyyaaahhhh...!!!!"
Creeet...creeettt….creeet…!!!!
Noor Anggraeni menarik selangkangannya dan melepaskan kontol kaku Nyoto yang semula menyumpal liang kawinnya disusul selarik cairan
squirt-nya memancar deras bak air mancur dari lubang kencingnya.
"
Ooohhhh....ooohhhh....!!"
Sleeep... sleeep…!!!
Belum habis cairan maninya tuntas memancut, kembali Noor memasukkan kontol Nyoto yang kekar ke dalam lubangnya yang berjembut indah itu.
Luar biasa tingkah Noor yang begitu gila merasakan nikmatnya kontol gagah Nyoto ini.
"
Iyyaahhhh..!! kangmass...
cintakuuu !!
"Ooohhh...Gustiii !!!!….
"....ennaaakkknyaa...NGENTOOOT…!!!... MANUUKKK….!!!
Enaknyaaa....NGENTOOOT MANUKMUU kangmasss…!!!! Aaakhhh…!!!
Dan…
"Ooouugghhh....akuuhh mau kelluuarr….!!!"
"Yyyaaahhh...!!!...MUNCRAAAT….!!!"
Nyoto memekik keras disusul pantat kekarnya mengejang kuat tak kuasa menahan nikmatnya puncak senggama bersama perempuan jelita nan menggairahkan ini, Noor Anggraini.
Proses ejakulasinya terasa begitu nikmat tiada tara. Mani kentalnya meletus dan muncrat begitu dahsyat dari ujung kepala kejantanannya yang telah menghunjam jauh di dalam lubang tempik Noor yang menjepit dan meremas-remas kuat batang kontolnya.
.......
Noor pun sontak menjerit keras bak tercekik merasakan nikmat dahsyat dalam ketidakberdayaannya.
"...
Mendengarnya entah mengapa Nyoto justru merasa begitu puas. Itu berarti kejantanannya jauh melebihi pria yang pernah bercinta dengan perempuan seksi ini.
Sungguh Noor begitu pintar memancing birahinya kian memuncak. Tak ayal Nyoto makin buas melesakkan penis kekarnya ke dalam lubang vagina si cantik yang terus merintih dan mengerang bertelanjang bulat dalam tindihannya.
Disodoknya liang cinta berjembut indah Noor Anggraini yang merekah basah penuh lendir kawinnya bercampur cairan spermanya semakin cepat semakin liar semakin kuat tanpa ampun.
Sungguh nikmat luar biasa dirasakan Nyoto di sekujur batang kontolnya.
, betapa rapetnya dan legitnya liang surgawi perempuan ini. Dinding liang vaginanya terus-menerus meremas, menjepit dan menghisap-hisap batang kakunya seirama sodokan kontolnya membuat pria gagah itu tak tahan untuk tidak mengerang penuh nikmat.
"....
Entah telah kesekian kali pantat indah nan kokoh Nyoto mengayun merojok menekan selangkangan Noor.
Entah berapa kali hunjaman batang kejantanan Nyoto yang kaku dan begitu gagah mengoyak-ngoyak liang cinta Noor Anggraini yang legit basah indah berjembut itu. Terus menyundul dinding rahimnya yang balas meremas begitu kuatnya.
Pose doggy, 69, sponning, butterfly, fellatio dan banyak lagi posisi seks kamasutra diperagakan Nyoto silih berganti kala menyetubuhi Noor Anggraini tanpa kenal lelah. Nafsunya betul-betul membeludak laiknya samudra syahwat yang tak bertepi. Menengguk madu nikmatnya berkawin bersama adik perempuan Suryo Adipati itu.
Lenguhan kenikmatan terus keluar dari bibir kasar lelaki gagah itu seiring batang kejantanannya terus menggenjot dan menyodok habis liang peranakan si wanita hingga sementok-mentoknya.
Pantat kokohnya yang kini basah kuyup oleh keringat terlihat berkilau indah. Terus saja ia menggenjot begitu mantap penuh percaya diri sembari tangan kekarnya menahan erat pinggang ramping Noor Anggraini dengan paha indahnya mengangkang lebar. Tanpa henti menyetubuhi tubuh telanjang perempuan cantik dan seksi itu.
Mata pria gagah ini nanar menatap jalang ke bawah selangkangannya yang sudah amblas menyatu rapat dengan kemaluan Noor Anggraini yang indah berjembut.
Batang penis Nyoto yang panjang, gemuk berotot dan begitu kaku bergerak lincah menusuk mengoyak keluar masuk begitu dalam sampai menyentuh dasar kedalaman vagina.
Bulu kemaluan Nyoto yang lebat membelukar sudah menyatu rapat dengan rambut jembut Noor yang lembut tertata.
Penis kekar dan kaku seukuran ketimun itu nampak begitu gagah dan mantap menusuk-nusuk lubang vagina Noor Anggraini. Ke kiri ke kanan ke atas ke bawah terus menghunjam dalam hingga buah zakarnya yang menggembung besar mentok menempel celah anus sang wanita. Sesekali batang itu memutar mengaduk-aduk liang kenikmatan Noor yang kini banjir lendir serta mengeluarkan busa putih nan kental.
Begitu sempurna tanpa cela apa yang dilakukan Nyoto. Telapak kekarnya berganti meremasi bokong bulat, mulus dan seksi itu.
Pekik jerit Noor pun terdengar "pilu" menyahuti seakan tanpa henti saat klimaksnya datang menerpanya bertubi-tubi. Menghantam dan menghancurkan sisi keperempuanannya yang paling sensitif hingga berkeping tanpa henti bagaikan air terjun Grojogan Sewu.
...sungguh sebuah kenikmatan seks yang tak bisa dilukiskan.
Detik demi detik...menit demi menit sampai sekian jam terlewati tak terasa mendekati waktu dini hari. Nyoto masih terus menggenjot menggauli Noor Anggraini. Keduanya seakan berlabuh dalam gejolak badai birahi yang entah kapan berakhir.
Sungguh luar biasa seorang Sunyoto Pujo Satmoko.
Keperkasaan yang dibarengi keahliannya dalam bercinta mampu menggiring seorang perempuan pecinta ulung macam Noor Anggraini terhanyut. Membuatnya pasrah total akan keperkasaan pria gagah ini.
Tak ada suara keluar dari mulut Noor yang menganga. Sepasang mata indahnya membelalak sesekali setengah terpejam dengan kedua tangannya terpentang.
Tubuh bugil Noor nan seksi mulus menggairahkan nyaris tertutup ditindih tubuh besar dan kekar Nyoto yang juga bertelanjang bulat. Hanya keliatan sepasang paha indah dan betis mulusnya mengangkang lebar ke samping lalu ke atas tergencet pantat kokoh pria tampan itu yang terus mengayun menggenjot selangkangannya.
Terus seiring waktu berjalan pria gagah ini masih asyik sibuk mengawini liang nikmat kewanitaan Noor Anggraini dengan batang zakarnya nan gagah perkasa.
Merasakan lezat gurihnya seks yang cetar membahana. Menikmati tubuh telanjang nan indah ini sekian lama tanpa henti. Menggauli dan menyenggamai kemaluan wanita cantik nan begitu seksi menggairahkan ini, Noor Anggraini.
CROOT....CROOOT...
CROOT.........
CROOT...