Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Rumble X Riot!

Status
Please reply by conversation.
perlu di ingat! sodara-sodara..
jangan meremehkan tampang kalem macam Mira
diam-diam membawa sengsara
apalagi kalau dia sedang marah
siapa pun tak akan mengira
bila terusik yang di sayanginya
jika sampai dia murka
akan terjadi malapetaka
:bisik:"eh, Elang.. persiapkanlah, hatimu akan terbelah"

:D
 
Terakhir diubah:
mira itu tipe cewek yang harus di jauhi, tenang bagai air tp tiba tiba menghanyutkan, kgk kebayang kalau lagi ondehoi kepalang tanggung udah mau ampe puncak miranya ngamuk dan sasaran terdekat adalah junior, :hua: :pandajahat:
 
Klo ane lbh penasarannya k dira ama jon nih,knp mereka kyak ngk suka gtu y helen pacaran dengan elang???

Patut di tunggu nih..
 
jangan2 si Jon naksir Elang, terus Dira suka sama Helen...

Atau kebalik ya??? :???:
 
Wah motongnya pas bener,,, bikin penasaran,,, benih2 konflik mulai disebar,,

Itu si mira bener2 belagak kikuk ato emang begitu sikapnya ya? :huh:
 
Terakhir diubah:
bisa di rasakan saat awal perjumpaan. Kalau Mira sang ketua kelas tetangga itu ada rasa sama si anak burung:hammer:..

tau nggak siapa itu Mira, asalnya dari mana...
hmmm:cool: Mira itu..
ane juga gak tau:bata:
makanya ane pengen tanya:benjol:
 
bisa di rasakan saat awal perjumpaan. Kalau Mira sang ketua kelas tetangga itu ada rasa sama si anak burung:hammer:..

tau nggak siapa itu Mira, asalnya dari mana...
hmmm:cool: Mira itu..
ane juga gak tau:bata:
makanya ane pengen tanya:benjol:

Oiya juga ya coach moyes,,apakah si mira naksir elang,,,

Mira2, kemunculanmu begitu tiba2 dan langsung membuat kita2 bertanya2
 
Ah, paling Jon emang ada rasa ama Helen. Makanya dia kurang suka ama Elang karena Helen lebih perhatian ama Elang... *nebak*

Btw, Dira ini cewek atau cowok ya? :bingung:
 
:baca: komersilin aja gan ceritanya lumayan bisa jadi film ptv or bioskop.
tapi jangan dihilangkan juga adegan kocoknya y.. biar adult movie.. haha
Up
Up
Up
 
ayo gan bantai kelas 1-C.....
miss-bone-36.gif
 
EPISODE III: 1-C, Down!







Setelah kejadian tak mengenakkan kemarin, aku memberanikan diri untuk kembali sekolah. Kuharap, semua kembali seperti biasa; ramai dan penuh suasana bercanda. Tapi ketika kulihat kelas yang kosong padahal bel tanda masuk hampir berbunyi, aku tahu suasana belum kembali seperti sedia kala. Aku, satu-satunya manusia yang berada di kelas ini.

Rasanya sedih juga, jadi manusia yang sendirian menghadiri kelas. Entah dimana yang lain berada, tapi... nuansa suram ini jadi lebih terasa. Meski aku mencoba menepis sepi dengan belajar, tapi aku tahu itu tak berguna sama sekali.

Dan sudah lewat satu jam, namun mereka tak juga muncul. Entah Jon, Helen, Sapto, Hilman, Nia, dan yang lain. Aku bahkan memikirkan Dira, cewek yang jelas-jelas tak suka padaku. Atau mungkin berada di taraf benci? Mungkin.

"Pe-permisi," salam seorang cewek sambil mengetuk pintu. Perhatianku teralihkan. Ternyata Mira, berdiri di ambang pintu. "Boleh aku masuk?" tanyanya.

Aku mengangguk, lalu tersenyum kecil. "Ada apa ketua kelas 1-C kesini?"

Mira, dengan sikap kikuknya, duduk dua bangku dariku, berhadap-hadapan. Dia agak menundukkan muka, menatap takut.

"E-Elang? Bi-bisa kita diskusi, sebentar?"

Aku merubah sikap, menjadi lebih serius. "Diskusi apa? Kalo soal kemarin, gausah diambil pusing. Salah paham doang ini," balasku.

"I-iya, ta-tapi kan... a-aku...."

"Masih ngerasa bersalah? Gue belajar kok, salah paham disekolah ini jadi hal yang biasa. Jadi ga masalah, hehe."

Mira menatapku dalam-dalam. Matanya berbinar, dan ketika dia menyadari aku juga menatapnya, dia kembali menunduk malu.

"Te-terima kasih, tapi...," Mira tampak semakin gelisah, dan aku tak tahu karena apa lagi, "aku kesini mau mi-minta maaf sa-sama Helen ju-juga. So-soal aku yang tantang di-dia." Dan tiba-tiba Mira berkata dengan suara keras, "tapi jujur aku cuma emosi aja kemarin! Aku ga ada maksud sama sekali untuk cari masalah!"

Oh, ternyata dia bisa tegas juga cara bicaranya. "Tapi Helen ga ada sekarang, kalo mau nunggu. Gimana? Kalo untuk masalah itu, mending ngomong langsung. Dia anaknya kalo diajak ngomong baik-baik, pasti ngerti kok."

Mira mengangguk setuju. Lalu dia bercerita kenapa bisa se-emosi kemarin, dan baru kutahu ternyata dia setipe dengan Jon. Dia paling tidak bisa diam saja melihat teman-temannya kena hajar, dalam hal ini, dihajar Helen kemarin. Tapi bedanya dengan Jon, Mira kurang bisa mengontrol emosi, dan bisa sewaktu-waktu meledak. Dan yah, dari melihat sikapnya yang kikuk dan tertutup, itu bisa ditebak.

"Ta-tapi aneh, ka-kalau sama kamu... a-aku bisa cerita...."

Aku hanya mengangkat bahu. Dan sebelum sempat menjawab, terdengar suara bising dari luar sana. Seperti suara seseorang menyalakan sound system.

"GUE TANTANG KETUA KELAS 1-C, MIRA, BESERTA SELURUH PENGHUNI KELAS 1-C BUAT TURUN KE LAPANGAN, SEKARANG JUGA!"

Aku kaget, begitupun dengan Mira. Suara ini begitu kukenal, suara Helen! Dan dia berteriak lewat pengeras suara, dan asalnya dari luar. Jangan-jangan...

Aku dan Mira segera keluar menuju depan kelas. Dari lantai dua, aku bisa melihat Helen berdiri menantang di lapangan, menenteng pengeras suara di tangan kanan serta bertolak pinggang. Mukanya yang biasanya manis, kini jadi galak, segalak-galaknya seorang Helen yang pernah kukenal.

Dan kini Helen menengok ke arahku. Menatap bergantian antara aku dan Mira. Seketika, raut mukanya jadi semakin... menyeramkan.

"EMANG LO KIRA GUE TAKUT, GITU? IYEUWH, GUE SENDIRI JUGA BISA OBRAK-ABRIK KELAS LO! JADI KITA BUKTIIN SIAPA YANG PENGECUT, GUE YANG SENDIRI ATAU LO DAN TEMEN-TEMEN LO ITU! TURUN SINI CEPETAN!"

Akibat kelakuan Helen yang menarik perhatian, seluruh mata seisi sekolah langsung tertuju padanya. Aku bisa melihat dengan jelas, seluruh murid yang berada di lantai dua, tiga, dan empat sedang memperhatikan Helen. Beberapa dari mereka bertepuk tangan mengapresiasi keberanian Helen. Termasuk Naga, yang tersenyum menyeringi dari lantai paling atas sana.

"Bisa diajak ngomong baik-baik? Oh, oke. " Mira menatapku penuh ledekan sinis. Tampaknya cewek ini terpancing emosinya. Oh, gawat!

"Elang ya? Aku tunggu di lapangan. Kasihan Helen, kalau harus babak belur sendirian," katanya lagi, sambil berlalu pergi menuju kelasnya.

Aku melirik sekilas ke arah 1-C, dan seluruh penghuninya sudah diluar kelas menatap garang pada Helen. Beberapa malah mencaci maki dan melontarkan provokasi, juga mengacungkan jari tengah. Situasi menjadi semakin panas, dan aku percaya...

Ini baru awalnya.


***


"Hel, ini serius kamu mau lawan mereka semua?" tanyaku pada Helen sebelum pertarungan dimulai.

Helen mengangguk mantap. "Apasih yang, kamu kayaknya ga yakin gitu aku bisa ngehajar mereka semua. Aku pasti menang," katanya sambil melakukan pemanasan.

Atmosfer sekolah ini jadi berkali-kali lipat lebih ramai dari biasanya. Sorak-sorai membahana, banyak penonton baik dari tiap lantai gedung, maupun di sisi lapangan. Termasuk beberapa guru yang keluar dari ruangan mereka, dan tertarik melihat ini semua. Sementara di sisi seberang kami, kelas Mira berada dalam kondisi siap tempur. Dan baru kutahu, bahwa Mira satu-satunya cewek di kelas mereka. Sisanya, cowok-cowok bertampang berandal dan sikap mengintimidasi yang menakutkan.

"KENAPA GA MAJU? KAMU TAKUT KALAH?" teriak Mira lewat pengeras suara. Dan Helen semakin tersulut emosinya.

"Bangsat itu cewek! Mulutnya belom pernah dijahit kali!"

Helen langsung maju, berlari dengan kecepatan penuh. Begitupun dengan seluruh murid kelas 1-C. Jarak diantara mereka pun semakin dekat, sampai Helen memulai serangan dengan melompat tinggi lalu menendang jatuh salah satu dari mereka. Satu tumbang.

Kuakui, reflek Helen jauh diatas rata-rata. Dia bisa menghindari serangan dengan mudah, meski diserang secara bersamaan. Lebih tepatnya, dia bisa mencari celah. Lalu satu lagi tumbang oleh keganasan Helen, disusul yang lainnya, dan lagi, lagi, lagi....

Total ada enam orang tumbang oleh Helen. Dan semua menjadi semakin tak terkontrol, seiring dengan sorakan yang semakin ramai. Helen bahkan sekarang tengah menghadapi satu murid yang berbadan tinggi dan besar. Seperinya, dia agak kerepotan menghadapi yang satu ini. Aku juga tak bisa memikirkan strategi; terlalu ramai dan berisik sehingga tak bisa konsentrasi.

Tapi Helen punya caranya sendiri. Dia melompat sambil memutar tubuhnya, lalu melancarkan tendangan dengan fokus kekuatannya pada tumit kaki ke arah lawan itu. Si lawan berhasil menangkis tendangan Helen, tapi tak begitu berhasil karena justru lengannya yang kena hajar. Pertahananpun terbuka, dan Helen memanfaatkan momentum tendangan tadi untuk berputar lagi di udara sambil melancakan tendangan menyamping yang telak menghajar pipi si lawan. Cowok itu limbung, dan Helen sekali lagi memutar badan saat kaki kirinya yang dibuat menendang tadi hampir menjejak lantai, sementara kaki kanan kini terangkat lurus ke atas. Dia tak perduli roknya yang tersingkap, memperlihatkan celana dalam pink dan paha mulusnya. Helen tetap fokus pada serangan terakhirnya, menghajar tempurung kepala si cowok dengan tumit kanan. Si cowok besar ambruk seketika. Dan Helen melancarkan hook kepada lawannya yang lain, sambil memutar badan lalu menendang lawan yang menyerang dari belakang.

Dia seperti bukan manusia. Kecepatan dan kekuatannya diatas rata-rata, dan dia sudah meng-K.O banyak lawan padahal dirinya sendiri belum kena hajar. Tapi, ada yang tak beres, aku yakin itu. Aku melihat Mira masih tenang mengamati jalannya pertarungan. Dia berada di paling belakang, lalu menyuruh mereka yang kena hajar Helen untuk bangkit lagi dan menyerang Helen lagi.

Sementara Helen yang unggul, mulai kelihatan lelah. Dia berkali-kali mundur, menjaga jarak, dan sesekali pertahanannya terbuka sehingga harus menangkis serangan. Dan mereka yang sempat dihajar Helen, kembali lagi untuk menyerang dia. Seakan tak kapok untuk kembali dihajar.

"Pasti ada yang ga beres," kataku sambil mengamati. "Dari stamina, Helen jelas-jelas udah capek, tapi karena beda jumlah juga jadinya mereka meski kena hajar tapi masih bisa ngelawan. Makanya..."

Aku menyadari sesuatu! Maka, aku segera berlari menghampiri Helen. "Mundur dulu, sekarang!" teriakku sambil menarik lengannya. Tapi Helen bersikeras bahwa dia bisa mengatasi ini semua. Tapi aku tak menyerah, menariknya sekuat tenaga untuk menjaga jarak.

Dan murid-murid 1-C tak membiarkan ini. Mereka mengejar kami yang sekarang berlari mundur.

"Mereka tuh sengaja ngabisin stamina kamu jadi nanti kamu bisa dihajar abis-abisan! Makanya mundur dulu, jangan buru-buru!"

"Tapi... hahh... hahhh... aku masih..."

Dan saat kami kepayahan berlari, dari arah berlawanan berlari beberapa murid cowok menghampiri kami. Aku yang kaget, tak sempat mengenali siapa mereka, tapi ternyata mereka hanya melewati kami. Bahkan mereka menghadang anak-anak 1-C, dan masuk ke dalam pertarungan.

Aku sempat melirik, dan salah satu yang kukenal! Ternyata ada Hilman! Sapto! dan yang lain juga! Bahkan ada Dira si cewek tomboy itu juga! Mereka merangsek masuk ke kerumunan, membalas menyerang.

"Loh kok? Mereka... bantuin?" tanyaku, heran. Padahal dari tadi tak kulihat keberadaan mereka.

"Yang namanya temen lagi kesusahan, itu mesti dibantu." Aku menengok ke asal suara, ternyata Jon. Dia berjalan dengan santainya, berkata padaku, "atur strategi, biar kita-kita yang ulur waktu. Fokus aja ke Mira, gimana caranya kita bisa nembus kerumunan mereka yang tebel buat ngalahin Mira."

Aku mengangguk. Lalu Jon ikut merangsek masuk, dan situasi menjadi benar-benar rusuh. Aku memperhatikan situasi, mereka pasti tidak akan membiarkan kami mendekati Mira. Tidak satu jengkalpun. Stamina dan ketahanan fisik mereka itu kuat, terbukti berapa kalipun Helen menghajar mereka tadi, mereka bisa berdiri lagi. Padahal kelas dua sekalipun sekarat kena hajar Helen loh!

"Ah ya, aku tau!" teriakku. "Tapi aku butuh bantuan semuanya, Hel!"

"He? Gimana?"

"Kamu bisa bawa aku sampe minimal tiga meter dari Mira?" tanyaku.

"Bisa kok. Tapi kamu mau apa gitu?"

"Udah pokoknya bawa dulu!"

Lalu aku dan Helen berlari maju. Helen dengan beringas membuka jalan untukku, dan Jon yang melihat hal ini juga ikut membantu. Maka, ketika jarak antara murid-murid yang menjaga Mira dengan tim pendobrak yang beranggotakan Helen dan Jon semakin sempit, aku menyuruh Jon untuk agak merunduk. Kemudian aku membisiki Helen sesuatu.

"Yakin?" tanyanya.

Aku mengangguk pasti. "Udah ga ada waktu!"

Kemudian Helen melompat dengan menggunakan punggung Jon sebagai pijakan agar lompatannya semakin tinggi. Disusul denganku, yang lenganku langsung ditarik Helen sekuat tenaga. Tubuhku lalu dilemparkan, melesat diatas kepala murid-murid 1-C, langsung menuju Mira. Mereka yang terkejut, tak sempat mencegah hal ini. Dan semuanya seakan melambat ketika aku berada di udara....

Untuk beberapa detik yang mendebarkan ini....

"Gotcha!"

Aku menubruk Mira dengan kerasnya. Membuat kami berdua terjatuh berguling-guling, dan ketika momentum telah habis maka kami berhenti berguling; dengan posisi aku menindih tubuh Mira.

Parahnya... satu tanganku menumpu badanku sendiri, dan tangan satunya...

Mendarat di buah dada Mira!

Aku yang terkejut, segera melepaskan tanganku sambil tersenyum licik. Bukan, bukan karena tak sengaja meremas payudara Mira, tapi...

Aku segera mendekati telinganya, membisiki sesuatu. "Kalo ga mau rahasia lo kebongkar dan lo jadi malu sampe lulus, nyerah sekarang," bisikku.

Mira yang sekerika pucat, langsung mengangguk pasrah. Lalu aku berdiri, kemudian membantunya ikut berdiri. Dan Mira menepati janjinya, melambaikan tangan tanda menyerah.

Seluruh murid 1-C seketika lemas melihat tanda menyerah yang dilakukan Mira. Mereka jatuh terduduk, beberapa sengaja tidur diatas lantai lapangan yang kotor. Tampak kekecewaan jelas tergurat di wajah mereka. Dan aku bahagia melihatnya!

"Mulai sekarang, 1-C jadi sekutu 1-F," kataku pada Mira dengan riangnya, lalu diakhiri dengan siulan.

Sorak-sorai dan tepuk tangan makin membahana. Hampir seluruh penghuni gedung meneriakkan nama kelas kami, dan euforia ini terus berlangsung sampai kami undur diri dari arena lapangan. Menjelang siang ini, tiba-tiba kelas kami digaungkan namanya berkali-kali. Aku yang kelelahan, segera beristirahat di kelas. Tapi ada yang berbeda, kali ini kelas kami kembali di isi penghuninya. Tak ada raut wajah benci atau emosi dari wajah mereka. Semua tersenyum puas, bahkan masih ada yang membahas keseruan tadi.

Tiba-tiba Dira mendekatiku. Dia, masih dengan tampang juteknya, berkata ketus. "Selamat, ini kelas kedua." Lalu dia pergi, bergabung dengan Helen dan Nia yang sedang tertawa ria.

"Kelas kedua beroooooo!" Sapto mengacak-acak rambutku, dan menyalamiku beberapa kali.

Sementara dari pintu kelas, Jon melirikku. Kami saling berpandangan, kemudian Jon melempar senyum kecil, dan sehabis itu pergi meninggalkan kelas. Aku masih tak mengerti akan sikap anehnya, tapi... aku rasa keadaan akan menjadi semakin baik.

"Tapi kenapa Mira bisa nyerah gitu?" tanya Helen padaku. "Kamu apain dia sebenernya?"

"Oh itu..."

Aku tertawa, lalu keluar kelas menuju kantin. Sepanjang koridor, aku menatap telapak tangan kananku sendiri. Lalu ingatan kembali berputar ke beberapa puluh menit lalu. Disaat aku meremas payudara Mira. Bukan payudara, lebih tepatnya... kapas yang disumpal diantara bra.

Aku tertawa sekeras-kerasnya. Hidup, tak pernah semenarik ini sebelumnya.



(Bersambung...)
 
Bimabet
Mantap gan, ditunggu lanjutannya dalam waktu yg sesingkat2nya :semangat: ternyata mira semacam elma :pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd