Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner Season 2 (Chapter 19: Putri Tanjung )

Status
Please reply by conversation.
Side Story 1: Faradilla Yoshi dan Rebecca Tamara.

Note: Side Story akan diupdate seminggu sekali di weekdays agar tidak bertabrakan dengan cerita utama. Do not copy my story without my authorization!



Gudang



Pak Kevin terbangun di sebuah gudang reot dengan keadaan kaki dan tangannya terikat di ranjang dan dalam keadaan tanpa busana. Gudang itu nampak kotor, penuh debu, kecoa dan tikus. Sesosok wanita muncul dari balik pintu gudang reot itu.

"Dilla?!!!"

Pak Kevin kaget ketika melihat Faradilla Yoshi berada di gudang itu hanya dengan mengenakan bikini. Sedikit background saja, Faradilla ini adalah simpanan Pak Kevin. Dan meski Dilla sudah bertunangan, tapi Dilla masih diam-diam menemui Pak Kevin untuk sekedar minta dibelikan barang atau makan malam. Sejak Pak Kevin merenggut keperawanan Dilla, Pak Kevin tidak pernah menghubungi Dilla lagi, hal ini tentu membuat Dilla marah besar.

"Mau apa lo Artis murah???" tanya Pak Kevin sambil memberontak dari ikatannya.

"Time for some revenge!" ucap Dilla sambil tertawa terbahak-bahak.
"Lo udah ngelecehin gue, dan sekarang waktunya gue balas dendam sama lo" lanjut Dilla.

Dilla mengambil sebuah cambuk yang mirip seperti di film-film erotis. Dilla mulai mencambuk paha Pak Kevin dengan kencang.

"Gila, stop woy!!!" teriak Pak Kevin.
"Never!" balas Dilla.

Dilla terus mencambuk paha dan dada Pak Kevin.

"Ini buat ngajarin lo biar ga suka ngelecehin cewe!" seru Dilla sambil terus mencambuk Pak Kevin.
"Tapikan lo juga mau??" protes Pak Kevin.
"Lo udah ngewein gue dengan kasar, lo siksa gue, tapi lo ga pernah hubungin gue lagi! Emang gue cewe sekali pake???!!!" bentak Faradilla Yoshi sambil terus mencambuk Pak Kevin.

Pak Kevin memejamkan matanya, berusaha menahan sakit akibat cambukkan Faradilla Yoshi.

"Dilla, udah!!!" Pak Kevin merengek seperti anak kecil yang sedang dihukum Ibunya.

Dilla tertawa puas melihat kondisi Pak Kevin sekarang. Pak Kevin benar-benar sudah dibawah kendalinya. Tiba-tiba sesosok wanita lain muncul menyusul Dilla.

"Kenalin, dia Rebecca. Dia yang bantu gue nyiapin semua ini" ucap Dilla.

Dilla tersenyum sambil memandang Rebecca lalu mereka berdua berciuman.

"Wait, ini ada apaan sih di antara mereka?" Tanya Pak Kevin dalam hati.

Rebecca melepaskan ciumannya dari Dilla dan berjalan mengambil sebuah lilin berwarna merah dari sebuah laci. Rebecca menyalakan lilin itu.

"Wait, are you gonna do what I think you're gonna do?" tanya Dilla pada Rebecca.
"Just watch and see" jawab Rebecca.

Rebecca Tamara berjalan ke arah tempat tidur. Perlahan tapi pasti, Rebecca mendekatkan lilin itu ke tubuh Pak Kevin.

"Eh, lo pada mau ngapain???" tanya Pak Kevin dengan panik.

Rebecca dan Dilla tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Pak Kevin. Rebecca menumpahkan beberapa tetes lelehan lilin itu ke atas dada Pak Kevin.

"Bangsat, panas!!!" teriak Pak Kevin kesakitan.
"Yeah, you go girl!" teriak Dilla pada Rebecca sambil kegirangan.
"Wooohooo!!!" teriak Rebecca dengan girang.

Sementara Rebecca masih terus meneteskan lelehan lilin itu ke tubuh Pak Kevin, Dilla mulai mencambuk lagi paha dan perut Pak Kevin. Pak Kevin tidak pernah merasa dilecehkan seperti ini sebelumnya.

"Arrggghhh!!!" Pak Kevin berteriak menahan rasa sakit.
"Rebecca, gue ga ada salah sama lo. Kita aja baru ketemu sekarang!" ucap Pak Kevin sambil kesakitan.
"Ya, tapi lo udah ngelecehin temen gue ini. Gue ga sudi kalau temen gue dilecehin!" jawab Rebecca.

Pak Kevin akhirnya tidak sadarkan diri, tidak kuat menerima siksaan ini. Pak Kevin pingsan masih dalam keadaan telanjang dan terikat di atas ranjang reot.

Beberapa Jam Kemudian.....



Pak Kevin terbangun mendapati dirinya masih di sebuah gudang reot dengan keadaan kaki dan tangannya masih terikat di ranjang dan dalam keadaan tanpa busana. Dilla dan Rebecca pun juga sudah telanjang bulat.

"Hey, look who's waking up" ucap Rebecca
"Wah, bangun juga lo" lanjut Dilla.
"Dasar lonte! Please lepasin gue. Gue janji ga akan begitu lagi" Pak Kevin memohon pada Dilla dan Rebecca.

Dilla dan Rebecca tertawa mendengar Pak Kevin yang sudah memohon-mohon seperti itu.

“Minta maaf aja ga cukup. Pokoknya lo harus puasin kita berdua malam ini. Abis itu baru kita maafin. Oke Dil?” ancam Rebecca.
“Iya. Pokoknya kita mau badan kita dimandiin pake sperma lo.” tambah Dilla dengan nada sewot.

Pak Kevin sama sekali sudah tidak bernafsu akibat siksaan mereka berdua. Pak Kevin ingin segera kabur dari tempat itu, dan sepertinya menuruti mereka adalah hal paling masuk akal.

"Oke, oke, gue akan turutin kalian. Abis itu lepasin gue!" ujar Pak Kevin.
"Just relax, Kita pasti nepatin janji" jawab Dilla.

Tanpa aba-aba, Rebecca langsung duduk di atas wajah pria beranak dua itu. Pak Kevin awalnya mengalami kesulitan bernafas hingga akhirnya Pak Kevin bisa menyesuaikan diri. Lidah Pak Kevin mulai bergerilya di dalam lubang vagina Rebecca.

"That's it, stud. Fucking eat me!!!" teriak Rebecca keenakan.

Nafsu Dilla langsung naik melihat Rebecca. Dilla langsung mengambil inisiatif. Dengan gaya cowgirl, Dilla memasukan penis Pak Kevin ke dalam vaginanya dan bergerak dengan liar di atas Pak Kevin sambil mendesah keenakan.

"Oh shit, that's the stuff!" seru Dilla keenakan.

Pak Kevin sebenarnya sudah lemah karena siksaan Dilla dan Rebecca tadi, sehingga Pak Kevin hanya pasrah diperlakukan seperti itu.

"Oh, God! I miss your dick!" ucap Dilla dengan penuh gairah dan nafsu.

Rebecca meraih wajah Dilla dan mereka lagi-lagi mulai berciuman dengan liar. Mereka berdua berciuman di atas Pak Kevin. Dilla melepaskan ciumannya pada Rebecca dan menggerakan pinggulnya dengan semakin liar. Rebecca mengarahkan mulutnya ke arah payudara Dilla dan mulai menciumi dan menyedot payudara Dilla.

Baik Rebecca maupun Dilla tahu bahwa sebentar lagi keduanya akan mendapat orgasme, Dilla karena penis Pak Kevin dan Rebecca karena hisapan mulut Pak Kevin di vaginanya.

Benar saja, kedua wanita itu orgasme secara bersamaan. Rebecca meraih wajah Pak Kevin dan menciumnya sehingga merasakan cairan vaginanya sendiri. Dilla juga mencium Pak Kevin dan merasakan cairan orgasme sahabat karibnya itu.

Rebecca berdiri dari ranjang itu dan mengambil sebuah suntikan yang berada di sebelah lilin di atas meja.

"Mau apa lo?" tanya Pak Kevin dengan nada yang melemah karena sudah kehabisan tenaga.

Pemeran serial Cantik-Cantik Baper itu hanya tersenyum dan menyuntikan obat ke paha Pak Kevin. Tidak butuh waktu lama untuk obat itu untuk bereaksi. Pak Kevin mulai berkeringat dan penisnya kembali berdiri karena efek dari obat yang disuntikkan Rebecca ke dalam tubuhnya.

"All set!" ucap Rebecca.

Obat itu hanya untuk memancing nafsu Pak Kevin, tapi tidak meningkatkan staminanya.

"It's my turn now" ucap Rebecca lagi sambil memasukan penis Pak Kevin ke dalam vaginanya dengan gaya cowgirl.

Dilla mengambil sebuah ballgag dari dalam tasnya lalu memasangkan ballgag itu di mulut Pak Kevin. Sementara itu Rebecca terus bergerak dengan liar di atas selangkangan Pak Kevin.

"Oh shit!!! Enak banget!!!" Rebecca berteriak keenakan.

Dilla kembali mengambil lilin berwarna merah itu dan menyalakannya. Seperti yang dilakukan Rebecca tadi, Dilla meneteskan lelehan lilin itu ke dada Pak Kevin. Pak Kevin tentu mengerang kesakitan tapi mulutnya tersumpal ballgag. Di satu sisi Pak Kevin menikmati permainan dari Rebecca, tapi di sisi lainnya dia merasa kesakitan karena siksaan Dilla. Sementara itu Rebecca semakin menikmati penis Pak Kevin.

"Damn, Kontol bapak-bapak emang enak!" seru Rebecca.
"See, I told you so. Kebanyakan nyicip kontol bule sih lo" jawab Dilla.

Dilla meraih wajah Rebecca dan mencium bibirnya. Pak Kevin bisa melihat lidah mereka saling beradu. Dilla menghentikan ciumannya dengan Rebecca dan mengambil kembali cambuknya. Sementara Rebecca masih terus 'mengendarai' penis Pak Kevin, Dilla mencambuk perut dan dada Pak Kevin.

"Mmmm!!!! Mmmm!!!" teriakan Pak Kevin tertahan oleh ballgag.
"Dillaaaa... Lepasin aja sih... Kasiaaan... Ah....." ucap Rebecca sambil mendesah karena penis Pak Kevin.
"No way, I want to fucking humiliate him!" jawab Dilla dengan ketus.

Rebecca masih asyik dengan penis Pak Kevin sementara Dilla masih asyik dengan cambuknya.

"I'm cumming!!!" teriak Rebecca ketika mendapatkan orgasmenya.
"Gila enak, banget punya sex toy hidup kayak Pak Kevin gini!" ucap Rebecca.

Rebecca beranjak dari selangkangan Pak Kevin lalu mengocok penis Pak Kevin dan Dilla ikut bergabung disebelahnya sambil mengocok-ngocok penis Pak Kevin. Pak Kevin akhirnya mengeluarkan seluruh spermanya ke wajah Rebecca dan Dilla. Dilla dan Rebecca duduk di atas kasur dan membersihkan penis Pak Kevin dari sisa-sisa sperma. Tidak lupa Dilla dan Rebecca saling menjilati satu sama lain untuk membersihkan sperma Pak Kevin dari wajah mereka.

Dilla dan Rebecca masih punya satu kejutan lagi untuk Pak Kevin. Rebecca mengambil sebuah dildo dan menusukan dildo itu ke lubang pantat Pak Kevin. Pak Kevin berteriak kesakitan tapi teriakannya tertahan oleh ballgag yang dipasang oleh Dilla.

"How does it feel to be molested, bitch?!!!" tanya Dilla dengan penuh amarah.

Dilla memainkan dildo itu lubang pantat Pak Kevin dengan penuh amarah dan emosi.

"Lain kali kalau cewe minta ditelepon abis ngewe, lo hargain tu cewe dan lo telepon!" sambung Rebecca.

Pak Kevin yang sudah tidak kuat lagi menahan sakit akhirnya terbaring lemas di kasur hingga tidak sadarkan diri. Tapi Rebecca dan Dilla masih belum menuntaskan nafsu mereka. Rebecca mencium bibir Dilla dan menidurkan tubuhnya di samping tubuh Pak Kevin yang sudah tidak sadarkan diri.

"Finally, a time for ourselves!" teriak Rebecca dengan girang.
"Fuck me babe!" balas Dilla.

Rebecca yang sudah bernafsu kini mengarahkan tangannya ke vagina Dilla sehingga kini tangan Rebecca mempermainkan vagina Dilla.

"Ahhmmmm" Dilla mendesah keenakan.

Kocokan Rebecca terasa semakin cepat dan intense, desahan Dilla juga semakin kencang. Akhirnya Dilla mengalami orgasme. Tangan pemain sinetron itu kini basah oleh cairan orgasme Dilla, dan Rebecca mengarahkan tangannya yang basah itu ke mulut Dilla. Pemain film itu kini menjilati dan menciumi tangan Rebecca hingga bersih.

"Your turn to fuck me!" ujar Rebecca pada Dilla.

Dilla tersenyum, dia tahu persis apa keinginan Rebecca. Dilla membawa dildonya dan mendekati vagina Rebecca.

"I'll make you happy tonight" ucap Dilla.

Dilla mengecup vagina Rebecca dengan mesra lalu perlahan memasukan dildo itu ke vagina Rebecca. Rebecca mulai mendesah keenakan.

"Aaaaahhh" Rebecca mulai merasakan vaginanya terisi oleh dildo besar itu.

Dilla memainkan dildo itu dengan liar di vagina Rebecca. Rebecca menggenggam sprei tempat tidurnya. Rebecca merasakan dildo Dilla yang terus keluar masuk vaginanya. Tiba-tiba Rebecca berteriak

"Oh shit, I'm Cumming again!" teriak Rebecca.

Cairan orgasme Rebecca membasahi dildo Dilla. Dilla menarik dildo itu dari vagina Rebecca. Dilla menjilati dildo itu dan membersihkan dildo besar itu dari cairan orgasme Rebecca.

Dilla dan Rebecca kini sudah melanjutkan permainan mereka di tengah kasur itu dengan posisi 69. Rebecca dan Dilla saling menyedot vagina satu sama lainnya. Mereka saling mempermainkan clitoris lawan main mereka. Mereka bertujuan untuk memuaskan satu sama lain.

Lidah Rebecca menari-nari di dalam vagina Dilla, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Rebecca untuk akhirnya bisa membuat Dilla orgasme. Dilla tiba-tiba melepaskan ciumannya dari vagina Rebecca.

"Ah... Ah... Ah... Aaaaahhhhhh!!!!" teriak Dilla yang mendapat orgasmenya.

Cairan orgasme Dilla langsung mengenai wajah dan bibir Rebecca, dan mau tidak mau Rebecca harus meminum cairan itu. Kedua Artis yang karirnya sedang menanjak tinggi itu akhirnya merasa puas. Rebecca dan Dilla akhirnya tertidur dengan lemas di samping tubuh telanjang Pak Kevin yang masih terikat.

Keesokan Harinya...

Jam menunjukkan pukul 6 pagi dan Pak Kevin terbangun dari tidurnya. Pak Kevin mendapati dirinya sudah berada di sofa kantornya.

"Apa kejadian semalam itu cuma mimpi buruk ya?"

Pak Kevin tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya dan bagaimana dia sudah ada di kostannya. Pak Kevin melihat sekujur tubuhnya sudah penuh dengan memar bekas cambukan Dilla dan bekas lelehan lilin Rebecca.

"Damn, ternyata semua itu bukan cuma mimpi buruk"

Pak Kevin melihat ada tumpukan foto polaroid di samping bantalnya. Foto-foto itu adalah foto-foto Dilla bersama Rebecca yang berpose dengan tubuh telanjang Pak Kevin yang sedang tidak sadarkan diri. Ada sebuah note di bawah foto itu bertuliskan "Until next time".

"Hah, next time??? Ogah deh! Engga lagi-lagi!" ucap Pak Kevin dengan kesal setelah membaca note itu.

Pemilik Production House itu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pulang. Tapi Pak Kevin berjalan ke kamar mandinya sambil memegangi bokongnya karena rasa sakit yang dialaminya akibat perbuatan Dilla semalam.

Aduh dua2 nya ane follow lagi gara2 nonton sitkom yang ada ngab2 mantan penyiar yang sedang ada masalah 😂
 
Side Story 1: Faradilla Yoshi dan Rebecca Tamara.

Note: Side Story akan diupdate seminggu sekali di weekdays agar tidak bertabrakan dengan cerita utama. Do not copy my story without my authorization!



Gudang



Pak Kevin terbangun di sebuah gudang reot dengan keadaan kaki dan tangannya terikat di ranjang dan dalam keadaan tanpa busana. Gudang itu nampak kotor, penuh debu, kecoa dan tikus. Sesosok wanita muncul dari balik pintu gudang reot itu.

"Dilla?!!!"

Pak Kevin kaget ketika melihat Faradilla Yoshi berada di gudang itu hanya dengan mengenakan bikini. Sedikit background saja, Faradilla ini adalah simpanan Pak Kevin. Dan meski Dilla sudah bertunangan, tapi Dilla masih diam-diam menemui Pak Kevin untuk sekedar minta dibelikan barang atau makan malam. Sejak Pak Kevin merenggut keperawanan Dilla, Pak Kevin tidak pernah menghubungi Dilla lagi, hal ini tentu membuat Dilla marah besar.

"Mau apa lo Artis murah???" tanya Pak Kevin sambil memberontak dari ikatannya.

"Time for some revenge!" ucap Dilla sambil tertawa terbahak-bahak.
"Lo udah ngelecehin gue, dan sekarang waktunya gue balas dendam sama lo" lanjut Dilla.

Dilla mengambil sebuah cambuk yang mirip seperti di film-film erotis. Dilla mulai mencambuk paha Pak Kevin dengan kencang.

"Gila, stop woy!!!" teriak Pak Kevin.
"Never!" balas Dilla.

Dilla terus mencambuk paha dan dada Pak Kevin.

"Ini buat ngajarin lo biar ga suka ngelecehin cewe!" seru Dilla sambil terus mencambuk Pak Kevin.
"Tapikan lo juga mau??" protes Pak Kevin.
"Lo udah ngewein gue dengan kasar, lo siksa gue, tapi lo ga pernah hubungin gue lagi! Emang gue cewe sekali pake???!!!" bentak Faradilla Yoshi sambil terus mencambuk Pak Kevin.

Pak Kevin memejamkan matanya, berusaha menahan sakit akibat cambukkan Faradilla Yoshi.

"Dilla, udah!!!" Pak Kevin merengek seperti anak kecil yang sedang dihukum Ibunya.

Dilla tertawa puas melihat kondisi Pak Kevin sekarang. Pak Kevin benar-benar sudah dibawah kendalinya. Tiba-tiba sesosok wanita lain muncul menyusul Dilla.

"Kenalin, dia Rebecca. Dia yang bantu gue nyiapin semua ini" ucap Dilla.

Dilla tersenyum sambil memandang Rebecca lalu mereka berdua berciuman.

"Wait, ini ada apaan sih di antara mereka?" Tanya Pak Kevin dalam hati.

Rebecca melepaskan ciumannya dari Dilla dan berjalan mengambil sebuah lilin berwarna merah dari sebuah laci. Rebecca menyalakan lilin itu.

"Wait, are you gonna do what I think you're gonna do?" tanya Dilla pada Rebecca.
"Just watch and see" jawab Rebecca.

Rebecca Tamara berjalan ke arah tempat tidur. Perlahan tapi pasti, Rebecca mendekatkan lilin itu ke tubuh Pak Kevin.

"Eh, lo pada mau ngapain???" tanya Pak Kevin dengan panik.

Rebecca dan Dilla tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Pak Kevin. Rebecca menumpahkan beberapa tetes lelehan lilin itu ke atas dada Pak Kevin.

"Bangsat, panas!!!" teriak Pak Kevin kesakitan.
"Yeah, you go girl!" teriak Dilla pada Rebecca sambil kegirangan.
"Wooohooo!!!" teriak Rebecca dengan girang.

Sementara Rebecca masih terus meneteskan lelehan lilin itu ke tubuh Pak Kevin, Dilla mulai mencambuk lagi paha dan perut Pak Kevin. Pak Kevin tidak pernah merasa dilecehkan seperti ini sebelumnya.

"Arrggghhh!!!" Pak Kevin berteriak menahan rasa sakit.
"Rebecca, gue ga ada salah sama lo. Kita aja baru ketemu sekarang!" ucap Pak Kevin sambil kesakitan.
"Ya, tapi lo udah ngelecehin temen gue ini. Gue ga sudi kalau temen gue dilecehin!" jawab Rebecca.

Pak Kevin akhirnya tidak sadarkan diri, tidak kuat menerima siksaan ini. Pak Kevin pingsan masih dalam keadaan telanjang dan terikat di atas ranjang reot.

Beberapa Jam Kemudian.....



Pak Kevin terbangun mendapati dirinya masih di sebuah gudang reot dengan keadaan kaki dan tangannya masih terikat di ranjang dan dalam keadaan tanpa busana. Dilla dan Rebecca pun juga sudah telanjang bulat.

"Hey, look who's waking up" ucap Rebecca
"Wah, bangun juga lo" lanjut Dilla.
"Dasar lonte! Please lepasin gue. Gue janji ga akan begitu lagi" Pak Kevin memohon pada Dilla dan Rebecca.

Dilla dan Rebecca tertawa mendengar Pak Kevin yang sudah memohon-mohon seperti itu.

“Minta maaf aja ga cukup. Pokoknya lo harus puasin kita berdua malam ini. Abis itu baru kita maafin. Oke Dil?” ancam Rebecca.
“Iya. Pokoknya kita mau badan kita dimandiin pake sperma lo.” tambah Dilla dengan nada sewot.

Pak Kevin sama sekali sudah tidak bernafsu akibat siksaan mereka berdua. Pak Kevin ingin segera kabur dari tempat itu, dan sepertinya menuruti mereka adalah hal paling masuk akal.

"Oke, oke, gue akan turutin kalian. Abis itu lepasin gue!" ujar Pak Kevin.
"Just relax, Kita pasti nepatin janji" jawab Dilla.

Tanpa aba-aba, Rebecca langsung duduk di atas wajah pria beranak dua itu. Pak Kevin awalnya mengalami kesulitan bernafas hingga akhirnya Pak Kevin bisa menyesuaikan diri. Lidah Pak Kevin mulai bergerilya di dalam lubang vagina Rebecca.

"That's it, stud. Fucking eat me!!!" teriak Rebecca keenakan.

Nafsu Dilla langsung naik melihat Rebecca. Dilla langsung mengambil inisiatif. Dengan gaya cowgirl, Dilla memasukan penis Pak Kevin ke dalam vaginanya dan bergerak dengan liar di atas Pak Kevin sambil mendesah keenakan.

"Oh shit, that's the stuff!" seru Dilla keenakan.

Pak Kevin sebenarnya sudah lemah karena siksaan Dilla dan Rebecca tadi, sehingga Pak Kevin hanya pasrah diperlakukan seperti itu.

"Oh, God! I miss your dick!" ucap Dilla dengan penuh gairah dan nafsu.

Rebecca meraih wajah Dilla dan mereka lagi-lagi mulai berciuman dengan liar. Mereka berdua berciuman di atas Pak Kevin. Dilla melepaskan ciumannya pada Rebecca dan menggerakan pinggulnya dengan semakin liar. Rebecca mengarahkan mulutnya ke arah payudara Dilla dan mulai menciumi dan menyedot payudara Dilla.

Baik Rebecca maupun Dilla tahu bahwa sebentar lagi keduanya akan mendapat orgasme, Dilla karena penis Pak Kevin dan Rebecca karena hisapan mulut Pak Kevin di vaginanya.

Benar saja, kedua wanita itu orgasme secara bersamaan. Rebecca meraih wajah Pak Kevin dan menciumnya sehingga merasakan cairan vaginanya sendiri. Dilla juga mencium Pak Kevin dan merasakan cairan orgasme sahabat karibnya itu.

Rebecca berdiri dari ranjang itu dan mengambil sebuah suntikan yang berada di sebelah lilin di atas meja.

"Mau apa lo?" tanya Pak Kevin dengan nada yang melemah karena sudah kehabisan tenaga.

Pemeran serial Cantik-Cantik Baper itu hanya tersenyum dan menyuntikan obat ke paha Pak Kevin. Tidak butuh waktu lama untuk obat itu untuk bereaksi. Pak Kevin mulai berkeringat dan penisnya kembali berdiri karena efek dari obat yang disuntikkan Rebecca ke dalam tubuhnya.

"All set!" ucap Rebecca.

Obat itu hanya untuk memancing nafsu Pak Kevin, tapi tidak meningkatkan staminanya.

"It's my turn now" ucap Rebecca lagi sambil memasukan penis Pak Kevin ke dalam vaginanya dengan gaya cowgirl.

Dilla mengambil sebuah ballgag dari dalam tasnya lalu memasangkan ballgag itu di mulut Pak Kevin. Sementara itu Rebecca terus bergerak dengan liar di atas selangkangan Pak Kevin.

"Oh shit!!! Enak banget!!!" Rebecca berteriak keenakan.

Dilla kembali mengambil lilin berwarna merah itu dan menyalakannya. Seperti yang dilakukan Rebecca tadi, Dilla meneteskan lelehan lilin itu ke dada Pak Kevin. Pak Kevin tentu mengerang kesakitan tapi mulutnya tersumpal ballgag. Di satu sisi Pak Kevin menikmati permainan dari Rebecca, tapi di sisi lainnya dia merasa kesakitan karena siksaan Dilla. Sementara itu Rebecca semakin menikmati penis Pak Kevin.

"Damn, Kontol bapak-bapak emang enak!" seru Rebecca.
"See, I told you so. Kebanyakan nyicip kontol bule sih lo" jawab Dilla.

Dilla meraih wajah Rebecca dan mencium bibirnya. Pak Kevin bisa melihat lidah mereka saling beradu. Dilla menghentikan ciumannya dengan Rebecca dan mengambil kembali cambuknya. Sementara Rebecca masih terus 'mengendarai' penis Pak Kevin, Dilla mencambuk perut dan dada Pak Kevin.

"Mmmm!!!! Mmmm!!!" teriakan Pak Kevin tertahan oleh ballgag.
"Dillaaaa... Lepasin aja sih... Kasiaaan... Ah....." ucap Rebecca sambil mendesah karena penis Pak Kevin.
"No way, I want to fucking humiliate him!" jawab Dilla dengan ketus.

Rebecca masih asyik dengan penis Pak Kevin sementara Dilla masih asyik dengan cambuknya.

"I'm cumming!!!" teriak Rebecca ketika mendapatkan orgasmenya.
"Gila enak, banget punya sex toy hidup kayak Pak Kevin gini!" ucap Rebecca.

Rebecca beranjak dari selangkangan Pak Kevin lalu mengocok penis Pak Kevin dan Dilla ikut bergabung disebelahnya sambil mengocok-ngocok penis Pak Kevin. Pak Kevin akhirnya mengeluarkan seluruh spermanya ke wajah Rebecca dan Dilla. Dilla dan Rebecca duduk di atas kasur dan membersihkan penis Pak Kevin dari sisa-sisa sperma. Tidak lupa Dilla dan Rebecca saling menjilati satu sama lain untuk membersihkan sperma Pak Kevin dari wajah mereka.

Dilla dan Rebecca masih punya satu kejutan lagi untuk Pak Kevin. Rebecca mengambil sebuah dildo dan menusukan dildo itu ke lubang pantat Pak Kevin. Pak Kevin berteriak kesakitan tapi teriakannya tertahan oleh ballgag yang dipasang oleh Dilla.

"How does it feel to be molested, bitch?!!!" tanya Dilla dengan penuh amarah.

Dilla memainkan dildo itu lubang pantat Pak Kevin dengan penuh amarah dan emosi.

"Lain kali kalau cewe minta ditelepon abis ngewe, lo hargain tu cewe dan lo telepon!" sambung Rebecca.

Pak Kevin yang sudah tidak kuat lagi menahan sakit akhirnya terbaring lemas di kasur hingga tidak sadarkan diri. Tapi Rebecca dan Dilla masih belum menuntaskan nafsu mereka. Rebecca mencium bibir Dilla dan menidurkan tubuhnya di samping tubuh Pak Kevin yang sudah tidak sadarkan diri.

"Finally, a time for ourselves!" teriak Rebecca dengan girang.
"Fuck me babe!" balas Dilla.

Rebecca yang sudah bernafsu kini mengarahkan tangannya ke vagina Dilla sehingga kini tangan Rebecca mempermainkan vagina Dilla.

"Ahhmmmm" Dilla mendesah keenakan.

Kocokan Rebecca terasa semakin cepat dan intense, desahan Dilla juga semakin kencang. Akhirnya Dilla mengalami orgasme. Tangan pemain sinetron itu kini basah oleh cairan orgasme Dilla, dan Rebecca mengarahkan tangannya yang basah itu ke mulut Dilla. Pemain film itu kini menjilati dan menciumi tangan Rebecca hingga bersih.

"Your turn to fuck me!" ujar Rebecca pada Dilla.

Dilla tersenyum, dia tahu persis apa keinginan Rebecca. Dilla membawa dildonya dan mendekati vagina Rebecca.

"I'll make you happy tonight" ucap Dilla.

Dilla mengecup vagina Rebecca dengan mesra lalu perlahan memasukan dildo itu ke vagina Rebecca. Rebecca mulai mendesah keenakan.

"Aaaaahhh" Rebecca mulai merasakan vaginanya terisi oleh dildo besar itu.

Dilla memainkan dildo itu dengan liar di vagina Rebecca. Rebecca menggenggam sprei tempat tidurnya. Rebecca merasakan dildo Dilla yang terus keluar masuk vaginanya. Tiba-tiba Rebecca berteriak

"Oh shit, I'm Cumming again!" teriak Rebecca.

Cairan orgasme Rebecca membasahi dildo Dilla. Dilla menarik dildo itu dari vagina Rebecca. Dilla menjilati dildo itu dan membersihkan dildo besar itu dari cairan orgasme Rebecca.

Dilla dan Rebecca kini sudah melanjutkan permainan mereka di tengah kasur itu dengan posisi 69. Rebecca dan Dilla saling menyedot vagina satu sama lainnya. Mereka saling mempermainkan clitoris lawan main mereka. Mereka bertujuan untuk memuaskan satu sama lain.

Lidah Rebecca menari-nari di dalam vagina Dilla, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Rebecca untuk akhirnya bisa membuat Dilla orgasme. Dilla tiba-tiba melepaskan ciumannya dari vagina Rebecca.

"Ah... Ah... Ah... Aaaaahhhhhh!!!!" teriak Dilla yang mendapat orgasmenya.

Cairan orgasme Dilla langsung mengenai wajah dan bibir Rebecca, dan mau tidak mau Rebecca harus meminum cairan itu. Kedua Artis yang karirnya sedang menanjak tinggi itu akhirnya merasa puas. Rebecca dan Dilla akhirnya tertidur dengan lemas di samping tubuh telanjang Pak Kevin yang masih terikat.

Keesokan Harinya...

Jam menunjukkan pukul 6 pagi dan Pak Kevin terbangun dari tidurnya. Pak Kevin mendapati dirinya sudah berada di sofa kantornya.

"Apa kejadian semalam itu cuma mimpi buruk ya?"

Pak Kevin tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya dan bagaimana dia sudah ada di kostannya. Pak Kevin melihat sekujur tubuhnya sudah penuh dengan memar bekas cambukan Dilla dan bekas lelehan lilin Rebecca.

"Damn, ternyata semua itu bukan cuma mimpi buruk"

Pak Kevin melihat ada tumpukan foto polaroid di samping bantalnya. Foto-foto itu adalah foto-foto Dilla bersama Rebecca yang berpose dengan tubuh telanjang Pak Kevin yang sedang tidak sadarkan diri. Ada sebuah note di bawah foto itu bertuliskan "Until next time".

"Hah, next time??? Ogah deh! Engga lagi-lagi!" ucap Pak Kevin dengan kesal setelah membaca note itu.

Pemilik Production House itu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pulang. Tapi Pak Kevin berjalan ke kamar mandinya sambil memegangi bokongnya karena rasa sakit yang dialaminya akibat perbuatan Dilla semalam.

What a revenge...
Whata sex scene...
Awesome, bro
 
Chapter 15: Return of Zaskia Mecca


Note: Update hanya di weekend . Do not copy my story without authorization




Sudah hampir beberapa bulan lamanya sejak David merasakan pengalaman pertamanya dengan seorang pemain sinetron. Aktris Zaskia Mecca memberikan David pengalaman pertamanya di sebuah sofa di dalam studio shooting. David adalah pria kedua yang pernah merasakan tubuhnya selain suaminya karena Zaskia menikah muda pada usia 19 tahun setelah skandal foto telanjangnya dan foto mesumnya dengan suaminya yang saat itu masih menjadi kekasihnya. Sebenarnya sudah lama Zaskia merindukan rasa sodokan penis David di dalam vaginanya, tapi ibu beranak lima itu sangat merasa bersalah atas perselingkuhannya dengan David. Zaskia berniat untuk bertemu dengan David untuk meminta maaf agar Zaskia bisa segera move on dari hubungan mereka.

Kontrakan David.

David mendapat jatah cuti dari atasannya karena David bekerja di weekend lalu saat mengcasting Cassandra Lee. David memilih untuk beristirahat di kostannya. David sedang asyik-asyik mendengarkan Musik di kostannya ketika dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. David sangat terkejut ketika melihat bahwa itu adalah Zaskia yang ada di hadapannya.

"Zas, ada apa?" tanya David.
"Aku mau ngomong boleh?" tanya Zaskia.
"Boleh, Silahkan masuk" ucap David sambil mempersilahkan Zaskia masuk kamar kostannya.

Zaskia masuk dan duduk di sebuah kursi kecil. David menutup pintu kamarnya.

"Jadi, mau ngomong apa, Zas?" tanya David.

Zaskia sempat terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya mulai berbicara.

"Gini, aku ngerasa bersalah banget dengan hubungan kita. Aku cinta sama suamiku" ucap Zaskia.
"Kita cuma kebawa nafsu aja, terutama Aku yang lagi kesepian waktu itu" lanjut Zaskia.

Sekarang giliran David yang terdiam.

"Itu sebuah kesalahan, Aku harap kita ga ngulangin lagi hal itu" lanjut Zaskia.

Zaskia beranjak dari kursinya mendekat ke David. Kini pemeran Aya dalam sinetron Para Pencari Tuhan itu duduk di sebelah David.

"Ngomong apa kek kamu!" ucap Zaskia dengan keras.

David akhirnya mulai berbicara.

"Ya Aku harus ngomong apalagi Zas. Ya udah kejadian kemarin. Ya emang artinya Kita udah harus move on" jawab David.
"Memang Kita harus move on kok, yang kemarin itu cuma kesalahan aja, kita sama-sama kebawa nafsu" ucap Zaskia.

Mereka berdua kembali terdiam selama beberapa detik, lalu Zaskia mulai berbicara lagi.

"Yaudah, aku kesini cuma buat ngomong itu aja" ucap Zaskia.
"Aku pamit ya" lanjut Zaskia.

Zaskia hendak berdiri dari kasur tempat duduk namun ditahan oleh David. Nafsu David mendadak naik mengingat kejadian mereka di masa lalu.

“David..lepasin !! lepasin !!!”, Zaskia meronta-ronta, tapi David menahannya dengan kuat.

David sudah gelap mata dan segera mendorong Zaskia ke atas ranjang.

"Jangan, Aku cinta sama suamiku!" ucap Zaskia.

David membuka paksa Kaos dan celana panjang Zaskia. Kini David mulai melepaskan bra Zaskia. Beruntung kostan sedang sepi jadi rintihan Zaskia tidak akan terdengar siapapun. Tangan David mencengkram payudara kanan Zaskia. Diremas-remasnya buah dada Zaskia yang terkenal besar itu.

“Tolong jangan…Daviiiid”, pinta Zaskia memelas dengan nada yang mulai melemah.

Zaskia tak bisa memungkiri, remasan David mulai terasa enak dan Zaskia sebenarnya mulai penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya karena nafsunya sendiri sudah naik. David terus memperlakukan Zaskia dengan tidak senonoh dan liar.

“David…jang…aaann…” perlawanan Zaskia sudah mulai melemah, dia membiarkan David yang kini asik memainkan payudaranya.
"Dasar cewe nakal, kesini bilangnya mau minta maaf lah, mau move on lah, tapi mau aja dientot lagi!" ucap David.



Zaskia tidak menjawab apa-apa karena malu mengakui perkataan David. Nafsu David pun semakin menggelora menghirup aroma tubuh Zaskia yang wangi. Fakta bahwa David sedang menggarap Istri orang malah semakin membuat David bersemangat. Zaskia yang awalnya melawan, kini hanya bisa berbaring pasrah di atas ranjang itu dan membiarkan kedua buah payudaranya menjadi sasaran empuk bagi tangan dan mulut David. Karena Zaskia masih menyusui bayinya, maka ketika David menyedot payudaranya keluarlah asi Zaskia. David dengan serakah menjilat dan mencium asi Zaskia.

“Daviiidi…” Zaskia hanya bisa melirih.

Lirihan Zaskia yang sebenarnya masih penolakan malah terdengar seperti desahan keenakan di kuping David sehingga David semakin bersemangat memainkan payudara Zaskia. Puas dengan payudara Zaskia, kini David melepaskan celana dalam Zaskia. Entah apa yang merasuki Zaskia, Zaskia malah seakan terhipnotis dan ikut membantu David melepaskan celana dalamnya padahal dirinya sedang diperkosa. Zaskia Mecca, seorang artis sinetron dan ibu dari lima orang anak, kini terbaring di kamar kostan David dengan keadaan telanjang bulat. David membuka kedua Zaskia.

"Jangan Daviiiid..." ucap Zaskia dengan pelan.

Tanpa berkata apa-apa David langsung mencium vagina Zaskia. Zaskia yang awalnya berusaha mendorong kepala David agar menjauh dari vaginanya kini malah mendesah sejadi-jadinya karena merasa keenakan. David menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat vagina Zaskia, tidak lupa David memainkan clitoris Zaskia.

"Ahhhh... Ahhhh... Ahhhh...." desah Zaskia dengan keras.

Benar saja, Zaskia Mecca akhirnya mendapatkan orgasmenya. Mantan pemain sinetron Cinta Cenat Cenut itu hanya bisa menutup matanya sambil ngos-ngosan seperti orang yang habis lari marathon. Melihat dada Zaskia yang naik turun, David semakin bernafsu. David melepaskan pakaiannya. Kini mereka sama-sama telanjang. Agar Zaskia tidak melawan, kedua tangan Zaskia diikat menggunakan singlet David.

"Aku mohon, jangan Daviiiid... Kita ga boleh ngelakuin ini...." ucap Zaskia

Tanpa permisi, David langsung memasukan penisnya ke dalam vagina artis jebolan acara Mamma Mia itu. Perlahan David memasukan penisnya ke dalam vagina Zaskia Mecca. Vagina Zaskia terasa sempit untuk ukuran seorang wanita yang sudah melahirkan lima orang anak. Zaskia merasa penis David lebih besar dari milik suaminya.

"Ga boleh... Ini ga boleh... dosaaa" ucap Zaskia sambil mendesah.

Tanpa membiarkan vagina Zaskia beradaptasi dengan penis David, David langsung menggerakan penisnya keluar masuk vagina Zaskia dengan liar.

"Memek Istri orang emang lebih legit!" ucap David.

Zaskia meracau dalam Bahasa Sunda yang David tidak pahami. Zaskia dan David sama-sama mendesah. Agar desahan Zaskia tidak terdengar oleh para tetangga kostannya, David mencium bibir Zaskia. Zaskia yang awalnya menolak David malah membalas ciuman David. Mulut boleh menolak, tapi otak dan badan tidak bisa dibohongi. Penis David terasa sangat besar dan nikmat di dalam vagina Zaskia.

"Aku... mau... keluar... Daviiid" ucap Zaskia sambil terbata-bata.

Merasa Zaskia tidak akan melawan lagi, David melepaskan ikatan di tangan Zaskia dan Zaskia kini malah memeluk David. David malah mempercepat gerakannya dan kembali mencium bibirnya. Gerakan David sangat liar hingga Zaskia sudah pasrah saja diperlakukan seperti pelacur seperti itu. Tubuh mereka berdua sudah dipenuhi keringat. Genggaman Zaskia di punggung David semakin keras hingga kukunya menusuk punggung David hingga akhirnya Zaskia orgasme untuk pertama kalinya hari itu. Kini giliran David yang akan mendapat orgasmenya, sadar kalau dia tidak memakai kondom dan tidak mau Zaskia jadi hamil anak yang bukan milik suaminya, David buru-buru berusaha melepaskan penisnya dari vagina. Sperma David mengenai paha dan perut Zaskia. Yang awalnya pemekosaan, dalam sekejap berubah menjadi consensual sex, nampaknya David berhasil menaklukkan Zaskia. David ambruk di atas tubuh Zaskia. David dan Zaskia saling berciuman dengan mesra.

"Yakin mau berhenti ketemu aku?" tanya David dengan nada meledek.

Zaskia hanya tertawa dan menoyor kepala David.

"Kamu gila ya! Aku kangen kontol kamu" ucap Zaskia.

Penis David kembali berdiri saat melihat tubuh telanjang Zaskia.

"Hah, udah berdiri lagi tu kontol?" tanya Zaskia sambil tertawa kecil.

David hanya tersenyum dan mencium Zaskia dengan penuh nafsu. Lidah mereka beradu dalam sebuah permainan panas dan penuh nafsu. Berbeda dengan sebelumnya, Zaskia kini benar-benar bekerjasama dengan David, mengikuti permainan panasnya. David tiba-tiba melepaskan ciumannya.

"Coba, sekarang kamu nungging, Zas" perintah David ke Zaskia.

Zaskia tersenyum sebagai mengerti maksud David. Zaskia akhirnya menungging sambil bertumpu ke tempat tidur dan mengarahkan pantatnya ke atas. Tanpa permisi, David memasukan penisnya kembali ke dalam vagina Zaskia. Zaskia hanya bisa menggeram dan mendesah menerima perlakuan dari David yang sembarangan itu. David memainkan penisnya dengan kasar sehingga Zaskia berteriak sejadi-jadinya dengan puas. David menarik hijab Zaskia yang panjang dan lurus itu dan menariknya kebelakang. David meraih wajah Zaskia dan menciumnya dengan liar dari belakang. Zaskia terus mendesah dan berteriak karena permainan David. David juga sesekali menampari pantat Zaskia sehingga ada bekas telapak tangan di pantat Zaskia Mecca. Tidak hanya itu, David juga menyabet pantat Zaskia dengan celana dalamnya dengan kencang. Tak diduga, rasa sakit yang Zaskia alami malah membuat Zaskia semakin bernafsu.

"Teee... Russss..." ucap Zaskia sambil keenakan.

David tersenyum melihat lawan mainnya itu. David semakin bergerak dengan liar, bahkan terkesan seperti Zaskia dipakai asal-asalan.

"Aku... Mau... Keluar... Lagi!!!" teriak Zaskia sambil terbata-bata

Benar saja, Zaskia mengalami orgasme lagi. David melepaskan penisnya dari vagina Zaskia. David mengocok penisnya tepat di depan wajah Zaskia. Zaskia mengambil alih penis David dari genggamannya. Zaskia kini meletakkan penis David di antara belahan dadanya. David tidak percaya kalau dirinya sedang mendapat titfuck dari ibu beranak dua itu. Penis David memang besar, tapi payudara Zaskia lebih besar lagi. Melihat penisnya diantara belahan dada Zaskia, David merasa seperti melihat seonggok sosis di antara dua buah semangka. Zaskia sesekali juga menjilati dan menciumi ujung penis David. Tanpa peringatan atau aba-aba, David menembakkan seisi spemanya ke wajah Zaskia. Kening, mata, hidung, bibir, pipi, dan dagu, semua terkena semprotan sperma David. Zaskia tidak protes, malah Zaskia terlihat sangat bahagia menerima semprotan sperma di wajahnya.

"Ini yang aku tunggu" ucap Zaskia dengan puas.

David tersungkur lemas di pojok ruangan, begitu juga dengan Zaskia. Kini Ibu lima orang anak itu lebih mirip seorang pelacur ketimbang pemain sinetron. Mereka berdua terlihat kehabisan nafas dan wajah mereka semakin memerah dan berkeringat. David mengelap keringatnya dengan seadanya lalu kembali mengenakan pakaiannya. Zaskia juga membersihkan wajah dan tubuhnya dari semprotan sperma David lalu kembali berpakaian.

"Jadi kapan kita ketemuan lagi?" tanya David.
"I'll call you, tapi awas kamu perkosa aku lagi!" ucap Zaskia.
"Iya janji, engga lagi" jawab David sambil mengacungkan jempolnya.
"Inget ya, hubungan kita jangan sampai bocor. Kalau ga, Aku ga kasih kamu jatah lagi!" ancam Zaskia.
"Iya, iya. Ngerti kok" jawab David.

Wanita berusia 33 tahun itu mengecup bibir David lalu pergi meninggalkan kostan David. Awalnya Zaskia hanya datang untuk berbicara, namun semuanya berubah menjadi perkosaan lalu berubah lagi jadi seks atas dasar suka sama suka.




To be continued....
Cerita nya bikin melayang jauh ke angan-angan.
 
Chapter 17: Fatin Shidiqia


Note: Seharusnya update hanya di weekend, tapi saya sedang lowong dan bosan jadi saya update saja sekarang. Do not copy my story without my authorization
.



Baru saja David duduk, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu ruang kerjanya.


"Silahkan masuk!" Teriak David dari dalam ruangan.

Seorang wanita masuk dan bertanya pada David.


"Saya dengar, Mas David ini bisa bantu karir saya supaya melejit ya?" Tanya Wanita itu.
"Oh iya, silahkan masuk mbak. Saya siap membantu Mbak asalkan Mbak juga siap membantu saya hehehe." Jawab David dengan nada mesum.
"Tentu, saya rela melakukan apa saja, yang penting saya bisa main film dan mau melepas image penyanyi saya." Jawab Wanita itu lagi.


Mendengar itu, David lagi-lagi tersenyum dengan mesum dan David bersiap-siap untuk bercinta lagi hari ini.


"Kamu Fatin kan yang pemain film dan penyanyi itu?" Tanya David.
"Betul mas, saya Fatin." Jawab Fatin.


David berdiri dari kursinya dan mendekati Fatin. David memegang dan meraba-raba pundak dan lengan Fatin, sebuah tindakan yang membuat Fatin tidak nyaman.


"Jadi kamu benar siap melakukan apa saja yang saya minta?" David bertanya pada Fatin dengan nada menggoda.


David meraba-raba paha Fatin yang masih dibungkus oleh celana panjang.


"Termaksud menyerahkan kesucian kamu pada saya?" David bertanya lagi.


Fatin kaget mendengar pertanyaan David.


"Sa... Saya..." Fatin ragu, tidak tahu harus menjawab apa.


David tahu kalau Fatin masih ragu dan tidak ingin memaksakan kehendaknya.


"Gini aja, ini kan keinginan kamu dan saya ga mau maksa. Mending kamu pikirin dulu aja, baru balik ke saya. Tapi ya kalau kamu memang mau main di film saya ya kesucian kamu adalah uang mukanya." Ujar David pada Fatin.


Fatin terlihat sedikit lega karena masih diberikan waktu untuk berfikir oleh David.


"Baik, Mas. Malam ini akan saya pikirkan." Jawab Fatin sambil menunduk malu.
"Kalau kamu sudah tau jawabannya, besok kamu kemari lagi ya." Lanjut David lagi.


Fatin mengangguk sebagai tanda setuju.


"Baik Mas, besok saya akan kembali lagi dan memberikan keputusan saya." Fatin berkata pada David.


David hanya mengangguk sambil tersenyum.


"Okay, kalau begitu saya permisi dulu." Lanjut Fatin sambil berjalan menuju pintu tanpa melihat ke arah David karena masih malu.


David kembali duduk di kursi kerjanya.


"Gue yakin pasti besok gue bisa ngerasain tubuh sucinya." David berujar dalam hati sambil membayangkan tubuh Fatin.


Rencana David untuk mendapatkan tubuh Fatin hari ini gagal, tapi dia yakin besok dia akan berhasil merasakan tubuhnya.


Keesokan Harinya....



Tok Tok Tok.


David mendengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya.


"Silahkan masuk!" Teriak David dari dalam.


Fatin memasuki ruang kerja David. David sangat senang karena ternyata dugaan dia tepat.


"Jadi, bagaimana? Kamu sudah memutuskan?" David bertanya pada Fatin.


Fatin masih tertunduk malu.


"Su... Sudah mas." Jawab Fatin dengan sedikit terbata-bata.
"Saya siap menyerahkan kesucian tubuh saya asalkan Mas bisa memajukan karir saya." Lanjut Fatin lagi.


David tersenyum puas mendengar jawaban Fatin yang sesuai dengan harapannya.


"Okay, sekarang kamu lepas seluruh pakaian kamu tapi kamu tetap pakai Jilbab kamu!" David memberikan perintah pada Fatin.
"Sekarang Mas?" Fatin bertanya pada David.


David agak jengkel mendengar pertanyaan Fatin.


"Kamu ini niat ga sih main di film saya?!" David bertanya pada Fatin dengan nada tinggi.
"Eh.... Iya mas! Saya mau kok!" Jawab Fatin membela diri.
"Yaudah, makanya nurut!" David kembali memberikan perintah pada Fatin.
"Okay! Okay!" Jawab Fatin dengan panik.


Fatin dengan segera melepaskan seluruh pakaiannya dengan pengecualian Jilbabnya. David sangat kagum melihat tubuh telanjang Fatin, apalagi Fatin kini hanya mengenakan Jilbab sesuai dengan fetish David.


"Sekarang kamu tiduran di atas meja itu!" David lagi-lagi ingin memuaskan fetishnya yang bercinta di atas meja kerja.


Fatin menghilangkan rasa ragunya dan dengan sigap mengikuti perintah David dan merebahkan dirinya di atas meja kerja David. David mencium bibir Fatin dan untuk pertama kalinya Fatin merasakan sebuah ciuman di bibirnya. Lidah David dengan liar bergerilya di dalam mulut Fatin, memijat-mijat lidah Fatin.


"Hmmmmm... Hmmmmm....." Fatin sendiri mulai menikmati dicium oleh David.


Lidah David benar-benar menservice lidah Fatin dan keduanya saling bertukar cairan saliva.


"Ternyata ciuman itu enak ya..." Ucap Fatin dalam hati.


David melepaskan ciumannya dan kini melepaskan seluruh pakaiannya. Fatin sungguh kaget saat melihat penis David. Karena selain di buku pelajaran biologi dan video dewasa yang pernah dia tonton, Fatin tidak pernah melihat penis secara langsung. David kini mulai menjilati dan menghisap kedua payudara Fatin yang sudah terlepas dari bra-nya, David sangat bernafsu melihat payudara Fatin yang bulat sempurna dengan putting yang masih berwarna kemerahan, sedangkan tangan David pun sibuk membelai vagina Fatin yang terlihat indah dan sempurna. Fatin akhirnya terbuai dengan permainan David dan mulai asyik mengocok perlahan penis David yang udah tegang maksimal.


“Ehhhhmmm...." Fatin melenguh panjang saat bibir David sudah menyentuh sebuah garis berwarna merah yang tertutup dengan hiasan bulu-bulu halus di selakangan Fatin.


Untuk pertama kalinya vagina Fatin disentuh oleh seorang laki-laki. Fatin sama sekali tidak menyangka kalau perbuatan zinah itu ternyata enak dan tidak seburuk yang diajarkan oleh guru agamanya. Tangan David terus meremas buah dada Fatin, sedangkan mulut David sibuk menggelitik tonjolan daging yang ada di ujung kemaluannya. Fatin mengerang, melenguh bahkan berusaha menendang David karena rasa geli yang ia terima.


Sebuah sodokan lembut dari lidah David masuk ke dalam liang senggama Fatin membuat tubuh penyanyi berhijab itu melengkung hebat. Diremasnya kepala David sebagai tanda dia orgasme untuk pertama kali dalam hidupnya.


"Aaahhhh.... Enaaakkkk!!!" Fatin berteriak saat merasakan cairan orgasmenya menyembur keluar dari vaginanya.


Bahkan Fatin mengalami squirt sebanyak dua kali semburan ke mulut David. Nafas Fatin seperti seseorang lari marathon. Buah dadanya naik turun seiring nafasnya. Sekarang vagina Fatin, yang sudah satu centimeter di depan penis David, akan terbelah untuk pertama kalinya. Kepala penis David kini sudah siap menerobos masuk terowongan super ketat itu.


"Siap ya?" David bertanya pada Fatin untuk meyakinkan Fatin sekali lagi.


Fatin tidak berkata apa-apa dan hanya mengangguk sebagai tanda setuju. David perlahan memasukan penisnya ke dalam liang vagina Fatin namun masih tertahan oleh selaput dara Fatin.


"Hsshhhh..." Fatin sedikit berdesis menerima perlakuan David.


David sedikit mengeluarkan penisnya lalu kembali memasukan penisnya ke dalam vagina Fatin secara perlahan hingga akhirnya merobek selaput dara Fatin.


"Hsssshhhh.... Sakit mas... Sakiiittt!" Fatin mulai merasa kesakitan.
"Sakitnya cuma sebentar ya sayang, nanti lama kelamaan juga jadi enak." David berkata sambil mengelus-elus pipi Fatin dan mencium keningnya.


Darah perawan Fatin terlihat mengalir di paha Fatin. Melihat ini, perlahan-lahan David mulai menggerakan penisnya di dalam vagina Fatin.


‘’Emmmhhh.....ssshhhh..." Desah Fatin.


David dengan perlahan menggerakan pinggulnya. David dan Fatin mendesah. Fatin hanya bisa menggenggam pinggiran meja kerja David. Berbeda dengan wanita-wanita lainnya, David justru bermain dengan pelan bersama Fatin. David mulai mempercepat gerakannya dan kini Fatin memeluk erat David. Fatin mendesis, meringis, merintih-rintih saat kelaminnya dan kelamin David saling bergesekan. Fatin menggigit bibir bawahnya sendiri dengan kuat untuk menahan rasa ngilu dan pedih yang sedang ia rasakan di vaginanya. Vaginanya terasa seperti terbakar dan akan robek saja. Tak pernah Fatin merasa seperti ini, bagian bawah tubuhnya terasa penuh sesak. Selang waktu berlalu, ‘sodokan’ penis David terhadap vagina Fatin semakin cepat.


‘’Uhhhhh....Yeaaahhh...sempit banget sayang. Enak!!!’’ Ucap Production Assistant mesum itu menahan berjuta-juta kali lipat kenikmatan.


Lama kelamaan rasa sakit yang Fatin rasakan mulai berganti dengan rasa nikmat seperti yang David katakan tadi.

"Maaaasss.....Teruuusss!!!" Teriak Fatin yang mulai merasa keenakan.


Tampak Fatin sedikit meringis karena vaginanya terdesak benda tumpul. David terus menggerakan penisnya keluar masuk vagina Fatin. Setelah beberapa menit David menggarap Fatin, Fatin berinisiatif untuk merubah posisi menjadi Woman on Top alias posisi cowgirl. David terkejut sekaligus senang melihat inisiatif Fatin ini.


"Gila, kamu katanya polos kok bisa tau gaya ginian???" Tanya David dengan nada terkejut.
"Semalam saya liat di film bokep, mas. Saya mau buktiin kalau saya memang berniat besar mau main di film buatan Mas David!" Ucap Fatin dengan semangat.


Pemain iklan salah satu merk shampoo itu kini berada di atas tubuh David yang terbaring di atas meja kerjanya sendiri, dia berusaha memasukkan kepala penis David ke dalam vaginanya, sedikit demi sedikit penis David pun masuk ke dalam vagina artis muda itu, David pun membantu dengan ikut mendorong penisnya agar masuk ke dalam vagina Fatin.


Fatin mulai menggerakan pinggulnya dengan liar bagaikan koboi yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar. David hanya bisa menggerayangi tubuh Fatin sambil sesekali menciumi dada dan puting Fatin dan menampari pantat Fatin. Gerakan Fatin itu semakin menggila saat mendengar desahan David yang keenakan.


"Fatiiiin... Aku mau keluar nih!!!" teriak David.


Fatin menghentikan goyangannya dan malah memasukan penis David ke dalam mulutnya sehingga David menembakkan seisi spemanya ke dalam mulut Fatin. Fatin mejilati penis David dengan rakus dan menyedot habis sperma David. Fatin menggunakan Jilbabnya untuk membersihkan sisa-sisa sperma David yang masih menempel di penisnya.


"Wah, gila! Enggak nyangka kamu pinter banget nyepongnya!" Puji David yang tadi merasa keenakan itu.
"Saya mau nunjukkin kalau saya memang bertekad besar mas, makanya saya belajar banyak dari film bokep semalam. Saya mau karir saya lebih tinggi lagi." Jawab Fatin dengan nada polos sambil membersihkan sisa-sisa sperma David yang masih menempel di sekitaran bibirnya.


Fatin berdiri dan kembali mengenakan pakaiannya satu per satu meski Fatin masih sedikit merasakan sakit di area selangkangannya. Sementara Fatin berpakaian, David juga kembali berpakaian dan mengambil secarik kertas dari dalam lacinya.


"Sekarang kamu tanda tangan ini." Perintah David sambil menyodorkan kertas itu pada Fatin.
"Apa ini, Mas?" Tanya Fatin sambil memperhatikan kertas itu.
"Ini kontrak kamu, kamu diterima di film saya." Jawab David sambil tersenyum.


Memang semalam David sudah menyiapkan kontrak untuk Fatin karena David yakin Fatin akan merelakan kesuciannya untuk memajukan karirnya. Fatin nampak senang melihat kontrak itu.


"Wah, yang bener Mas? Asyik!" Ujar Fatin sambil menandatangani kontrak itu tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Tapi ingat, kapanpun saya mau kamu harus siap melayani saya. Sekarang kamu itu betina saya, kamu budak seks saya, paham?" Tanya David pada Fatin.
"Paham Mas, paham banget!" Ujar Fatin sambil terburu-buru menandatangani kontrak itu.


Hari itu Fatin membuat keputusan yang akan merubah hidupnya selamanya. Keputusan itu tidak hanya melejitkan karirnya sebagai seorang aktris, tapi juga menjerumuskan Fatin ke dalam sisi gelap dunia hiburan. David, bagai seorang germo, membuat Fatin tidur dengan banyak produser film dan produser sinetron lainnya entah itu laki-laki atau perempuan.



To Be Continued…
 
Terakhir diubah:
Side Story 2: Faradilla Yoshi dan Stella Cornelia.

Note: Seharusnya update side story hanya di weekdays, tapi saya lagi lowong dan bosan jadilah bikin short side story. Do not copy my story without my authorization.
*Short Update*



Secara bersamaan Faradilla Yoshi dan Stella Cornelia terkena virus Covid. Mau tidak mau keduanya harus dikarantina dan keduanya memilih untuk dikarantina bersama dalam satu kamar. Meski keduanya hanya memiliki gejala ringan, kedua aktris muda itu tetap memilih untuk dikarantina di rumah sakit.

Rumah Sakit.



Stella tidak bisa tidur dan menghubungi suaminya via chat di tempat tidurnya, dia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamarnya.

"Stel, ini Aku. Aku baru kelar teleponan sama Brian" ucap Dilla.

Stella membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan Dilla masuk. Dilla dan Stella duduk di ranjang.

"Jadi gimana?" tanya Stella.
"Keputusan Aku udah bulet. It's over" ucap Dilla dengan menghela nafas.
"Yaudah kalau menurut kamu ini jalan yang terbaik" ucap Stella lagi.

Tunangan Dilla yang bernama Brian mengetahui perselingkuhan Dilla dengan Pak Kevin sehingga menghancurkan rencana pernikahan mereka. Dilla tidak berujar apa-apa dan memeluk Stella sambil menangis kencang. Stella berusaha untuk menenangkan Dilla tapi Dilla masih terus menangis. Saat memeluk Dilla, Stella dapat merasakan payudara Dilla yang terkenal besar itu menempel dengan payudaranya. Ini bukan saat yang tepat, tapi payudara Dilla membuat nafsu Stella tiba-tiba naik. Lalu terbesitlah pikiran nakal dari Stella untuk menggarap Dilla malam ini.

"Udah jangan nangis, Dil" ucap Stella sambil mengusap air mata dari pipi Dilla.

Dilla kemudian menatap wajah Stella dan begitu juga sebaliknya. Stella yang sudah tidak tahan akhirnya melumat bibir Dilla. Dilla memberontak dan melepas ciuman Stella.

"Stella, stop!" teriak Dilla.

Tapi Stella sudah kepalang nafsu sehingga kembali mencium Dilla dengan paksa. Sejak dikarantina, Stella memang harus menahan nafsunya karena tidak bisa bercinta dengan sang suami. Stella melihat ini adalah kesempatan yang tepat untuk menuntaskan nafsunya yang terbendung selama di Rumah Sakit. Dilla masih berusaha memberontak tapi usahanya sia-sia. Stella tidak peduli dan malah menahan kepala Dilla sambil terus menciumi bibirnya.

Akhirnya usaha perlawanan Dilla terkalahkan oleh hawa nafsunya sendiri dan kini perlahan Dilla malah membalas ciuman Stella. Lidah Stella mulai menyusup masuk ke dalam mulut Dilla. Lidah juga Dilla menyambut kedatangan lidah Stella. Stella mendorong Dilla perlahan ke arah tempat tidurnya dan menidurkannya. Stella melepaskan ciumannya dan membuka paksa Kaos yang dikenakan Dilla beserta dengan branya. Stella akhirnya melihat secara langsung payudara Dilla yang membuatnya penasaran itu.

"Tetek kamu bagus banget, Dil. Aku nyusu ya" ucap Stella.

Stella menyosor dan menyusu di dada Dilla. Dilla mulai mendesah dan terus memegangi kepala Stella.

"Stella, Stop! Kita ga boleh ngelakuin ini. Ini dosa! Nanti kalau perawat sama dokter tau gimana???" ucap Dilla.

Mulut Dilla menolak tapi tubuhnya tidak bisa dibohongi. Dilla mulai terangsang dengan perlakuan Stella. Tangan Stella Cornelia mulai bergerilya melepas kancing celana Dilla.

"Udah, tenang aja, ga bakalan tau mereka. Let me make you happy tonight" ucap Stella yang diikuti dengan kecupan di bibir Dilla.

Dilla tidak menjawab dan hanya terdiam menerima dengan senang perlakuan dari Stella. Stella mulai melucuti celana panjang dan celana dalam Dilla. Stella yang sudah bernafsu kini mengarahkan tangannya ke vagina Dilla sehingga kini tangan Stella mempermainkan vagina Dilla.

"Ahhmmmm" Dilla mendesah keenakan.

Kocokan Stella terasa semakin cepat dan intense, desahan Dilla juga semakin kencang. Akhirnya Dilla mengalami orgasme. Tangan Stella kini basah oleh cairan orgasme Dilla, dan Stella mengarahkan tangannya yang basah itu ke mulut Dilla. Pemain sinetron itu menjilati dan menciumi tangan Stella hingga bersih. Stella tiba-tiba berdiri dan mengambil sebuah kotak dari dalam lemari, ternyata dalam kotak itu adalah sebuah dildo besar. Dilla tidak menyangka bahwa Stella memiliki dildo sebesar itu dan dibawa ke rumah sakit. Stella mendapat dildo sebagai hadiah pernikahan dari teman-temannya, sebenarnya itu hanya untuk sebuah lelucon tapi Stella malah menyimpannya. Stella membawa dildonya dan mendekati vagina Dilla.

"Tenang ya, Dil. I'll make you happy tonight" ucap Stella.

Stella mengecup vagina Dilla dengan mesra lalu perlahan memasukan dildo itu ke vagina Dilla. Dilla mulai mendesah keenakan.

"Aaaaahhh" Dilla mulai merasakan vaginanya terisi oleh Dildo besar itu.
“Anggap aja ini olaharaga. Kata dokter kita harus banyak olahraga kalau mau sembuh.” Ucap Stella.

Stella memainkan dildo itu dengan liar di vagina Dilla. Dilla menggenggam sprei tempat tidurnya dan Dilla Masih terus mendesah. Dilla merasakan dildo Stella yang terus keluar masuk vaginanya. Tiba-tiba Dilla berteriak

"Oh shit, I'm Cumming again!" teriak Dilla.

Stella menarik dildo itu dari vagina Dilla. Stella menjilati dildo itu dan membersihkan dildo besar itu dari cairan orgasme Dilla. Stella dan Dilla kini sudah melanjutkan permainan mereka di tengah kasur kecil itu dengan posisi 69. Dilla dan Stella saling menyedot vagina satu sama lainnya. Mereka saling mempermainkan clitoris lawan main mereka. Mereka bertujuan untuk memuaskan satu sama lain. Lidah Dilla menari-nari di dalam vagina Stella, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Dilla untuk akhirnya bisa membuat Stella orgasme. Stella tiba-tiba melepaskan ciumannya dari vagina Dilla.

"Ah... Ah... Ah... Aaaaahhhhhh!!!!" teriak Stella yang mendapat orgasmenya.

Cairan orgasme Stella langsung mengenai wajah dan bibir Dilla, dan mau tidak mau Dilla harus meminum cairan itu. Kehidupan seks Dilla tidak pernah sepuas ini selain ketika dia 'bermain' dengan Rebecca Tamara dan Pak Kevin. Stella tidak mau kalah, kini Stella tidak hanya menjilati dan menciumi vagina Dilla, tapi tangannya kini ikut bergerilya di vagina Dilla. Dilla merasa akan mendapat orgasmenya.

"Stella.... Enak!!! Gila!!!" teriak Dilla saat lagi-lagi mendapatkan orgasmenya.

Tanpa beristirahat, Dilla dan Stella melanjutkan permainan mereka. Dilla dan Stella masih asyik dan semakin hanyut dengan permainan lesbian mereka. Dengan posisi scissor dan saling berpegangan tangan, kini mereka saling menggesekan vagina mereka sambil mendesah sejadi-jadinya.

"Ahhhh... Ahhhh... Ahhh..." teriak Dilla dan Stella secara bersamaan.

Dilla tiba-tiba menghentikan permainan mereka, Dilla mengambil dildo milik Stella dan memasukan dildo itu ke dalam vagina Stella. Dilla memainkan dildo itu dengan liar di vagina Stella.

"Time for revenge" ucap Dilla.

Dilla terus memainkan dildo di dalam vagina Stella. Dilla kini meraih wajah Stella dan mencium bibir Stella dan sesekali menciumi dada Stella yang sekal itu.

"Dil, enak!!!" ucap Stella.

Dilla tersenyum melihat reaksi Stella. Dilla yang awalnya menolak Stella kini malah menjadi yang memegang kendali permainan. Akhirnya Stella mendapat orgasmenya.

"Aaaahhh!!!" teriak Stella ketika mendapatkan orgasmenya

Kedua wanita itu kini berbaring di atas ranjang dengan keadaan telanjang dan penuh keringat. Stella dan Dilla bercumbu dengan mesra layaknya sepasang kekasih.

"Gimana, masih sedih? Masih mikirin Brian?" tanya Stella.

Dilla tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepala dan kembali mencium Stella. Permainan Dilla bersama Rebecca Tamara dan Pak Kevin diam-diam sudah merubah Dilla menjadi seorang sex maniac dan kini Dilla sedang berfikir untuk mengajak Stella untuk terjun ke dunia nista itu. Bahkan Dilla berfikir untuk mengajak Dilla untuk threesome bersama Rebecca Tamara apabila mereka sudah sembuh nanti. Karena kelelahan, mereka kembali berpakaian dan kedua Aktris muda itu tertidur di ranjang masing-masing dengan sama-sama merasa puas. Mereka hanya bisa berharap tidak ada perawat atau dokter yang mengetahui perbuatan nista mereka.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd