Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
menulis itu berfantasi... jadi ini bro Marucil sedang memfantasikan orang yang sedang berfantasi... :hammer:
hehehe
draft cerita lama sih sebenernya, berhubung nyambung sama scene sebelumnya ya tak rilis ini dulu sambil nyelesein update selanjutnya
 
wekk:pandaketawa:kekekkk siJUKI..
saat muncul nama ini dalam benak selalu nampak merek tunggangan Jepun yang berpotongan mlenuk-mlenuk berlekuk macam bokong itu, ialah
NISSA-JUKI :D
pasangan yang serasi kan!?​
diamput, dipadake sama ANISAN-JUKI segala. hahaha
tanggung chapter 10 belum kelar jadi rilis ini dulu deh. Habis ini juga masih rilis one shot 4 kok...

oh yes, selamat malam minggu om oyes
 
diamput, dipadake sama ANISAN-JUKI segala. hahaha
tanggung chapter 10 belum kelar jadi rilis ini dulu deh. Habis ini juga masih rilis one shot 4 kok...

oh yes, selamat malam minggu om oyes
malem mingguan family wae, kang..
Sore ngudang sing cilik, tengah wengi babone:bata:

siip:thumbup lah.. kari ngenteni notif updatetanya..

:ha:kae Juki sech mbejundul mane po ora, kang!? opo bar ngeterno mami Pat malah nyungsep nang got amergo ngelamun kelingan terus daging nggelambir
:pandaketawa:
 
malem mingguan family wae, kang..
Sore ngudang sing cilik, tengah wengi babone:bata:

siip:thumbup lah.. kari ngenteni notif updatetanya..

:ha:kae Juki sech mbejundul mane po ora, kang!? opo bar ngeterno mami Pat malah nyungsep nang got amergo ngelamun kelingan terus daging nggelambir
:pandaketawa:
ketoke malah digebuki warga loh kang,
mergo ngecrit sak ngon ngon.
:galak:
bar kui mobile njedos tiang listrik.
nyesel ndaan, wes kadung benjut tapi rak sempet ngemek mek
:benjol:
 
Kacau tu supir malah bayangin yg macam2. Pat malah makin sengaja aja memamerkan bodinya tp secara gak sengaja. Lanjut lg :beer::beer::beer::beer:
 
One Shot #4
English Teacher
The Final Exam
"Ini Hanya Sebuah Terapi"


One-Shot.jpg



Aku dan Andre sudah mengenal sejak kami dibangku sekolah dasar, lalu kami memutuskan berpacaran sejak kelas 1 SMP. Setahun sejak kelulusan SMA kami memutuskan menikah diusia kami yang ke-19. Usia yang sangat muda untuk memulai rumah tangga, tapi kami melakukan itu agar kami terhindar dari perbuatan zinah. Memang benar menikah diusia muda sangatlah sulit. Kami sering bertengkar diawal pernikahan, ya we are still childish. Kita meributkan segala hal. Bahkan kita sering bertengkar seperti ABG yang baru saja pacaran

Tetapi kita berdua selalu berjuang dan berusaha menjalani semua itu berdua. Perjuangan awal kita adalah melawan cibiran tetangga yang menganggap kita nikah muda, karena aku hamil. Nyatanya, I'm pregnant at 21. Perjuangan selanjutnya, tentu saja keuangan. Keputusan kami menikah muda membuat kedua orang tua menganggap, kami sudah siap hidup mandiri. Ya sejak itu kami kerja sambilan untuk membiayai kuliah kami. Andre kerja sebagai penjaga toko sementara aku bekerja lepas sebagai sales promotion

Kesulitan ekonomi mulai terasa ketika anak pertama kami lahir. Bagaimana tidak, kami berdua harus kerja lebih keras untuk membiayai susu untuk putra kami dan juga uang semesteran tentunya. Meski awalnya kita menyerah dan meminta bantuan kepada orang tua, kita berusaha struggling . Hingga akhirnya keuangan bukan lagi menjadi momok bagi keluarga kecil kami.

Keluarga kecil kami semakin sempurna dengan lahirnya anak kedua, seorang putri yang cantik diusiaku yang ke-25. Namun kesempurnaan itu bukannya tanpa cacat. Ditahun yang sama aku diterima disebuah lembaga kursus bahasa inggris. Bekerja pada Elizabeth English Course merupakan dambaan semua sarjana sastra inggris sepertiku. Gaji yang terbilang besar, serta banyaknya tunjangan bahkan ditahun ketiga saja aku mendapatkan sebuah unit apartemen, ya memang bukan apartemen mewah sih, tapi setidaknya kami tidak harus selalu mengontrak rumah lagi. Tetapi untuk mendapatkan itu semua membuat aku harus merelakan kedua anakku diasuh oleh seorang nanny. Awalnya Andre protes tapi pada akhirnya dia paham semua itu aku lakukan demi masa depan buah hatinya juga.

Sejak aku berkerja di EEC aku akui hubungan seks dengan Andre semakin berkurang, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jam mengajarku yang selalu sampai malam ditambah Andre yang bekerja disebuah perusahan konstruksi, membuat kami selalu kelelahan ketika sampai dirumah. Jangankan merayu untuk mencumbu dengan pakaian seksi, ketika masuk kamar saja kita sering tertidur dengan pakaian kerja. Kami bukannya tidak mencari solusi, tetapi jujur saja, kami berdua bahkan tidak tahu permasalah apa yang sedang kita alam.

Aku lahir dan tumbuh dilingkungan keluarga akademis yang selalu menjunjung moralitas dan agama. Wajar pengetahuanku tentang seks sangat terbatas. Bisa dibilang, hampir 11 tahun aku menikah dengan Andre hanya satu gaya yang menjadi favoritku ketika bercinta, ya misionaris. Aku selalu menolak ajakan Andre untuk mencoba gaya-gaya lain, apalagi gaya yang satu itu. “hmm.. noooo. Im feel like a dog, beb. Aku gak mau gaya – gaya seperti ini... sudah deh yang penting kan kamu bisa orgasme. Gaya yang biasanya aja yaah...” Kilahku setiap kali Andre mengajakku bercinta dengan gaya doggy style.

Aku bukannya gak mau memenuhi fantasi suamiku, tapi.. hhmm .. no. im not ready. Kadang aku gak bisa mengungkapkan betapa sebenarnya aku jijik ketika diminta memblowjob kemaluan suamiku ketika aku kebetulan datang bulan. Tetapi teman – temanku justru menertawakanku,

“Ahh, lo mah, itu kan kontol laki lo sendiri, kecuali itu kontol kuda baru deh lo bilang jijik gpp..”

“Ya.. tapi itu kan.... buat kencing .. kotor tahu...”

“Lo itu ya Ann, kolot banget sih jadi orang. Jaman sudah modern kali Sudah gak ada orang yang ngerasa ‘kaya begitu” itu sebuah keanehan. Bahkan, kayaknya orang didesa juga suka ngelakuin kaya gitu...”

Beberapa kali aku mencoba menceritakan kondisi ini kepada konsultan pernikahan bahkan pada seksolog. Tetapi jawaban mereka selalu senada, mereka sama-sama menyarankan aku untuk melakukan ‘variasi seks’. Kenapa variasi seks selalu menjadi hal yang penting sih, memang gak bisa ya, just make love. Yang romantis tanpa perlu gimick – gimick yang menjijikan.

“Ayo lah Ann, don't be selfish. Ini bukan tentang lo aja.ini juga buat kebaikan laki lo!!”

“Ya, i know .. but ... I don't want act like a whore!! , like a bitch ... im not a pornstar, Ver. Kamu tahu kan aku dari keluarga seperti apa, aku gak pernah sekalipun diajarkan untuk seperti itu.!!”

“Ann Ann, Lo gak mau kan gara-gara kekolotan lo itu Andre jadi main cewek, nyeleweng selingkuh, kalau dah kaya begitu baru deh lo nyesel..”

Aku gak tahu harus bertanya kepada siapa kecuali kepada my lord,Jesus. Hanya Tuhan yang memberikan ketenangan pada hidupku selama ini. Sekalipun kami selalu bertengkar, meski kami selalu berselisih paham oleh hal yang tak jelas juntrunganya, meski harus merasakan ‘dinginya’ ranjang, kami selalu bertahan, agar kedua anak kami tetap bisa tersenyum.


__________​


Barusan adalah kesekian kalinya aku memperlihatkan payudara indahku kehadapan Galih. Namun, as usual dia tidak bergeming sama sekali. Bahkan ketika tadi ia memeganya, tak sedikitpun aku melihat aura nafsu dari pemuda 18 tahun itu. Galih memang pemuda yang unik, sangat jauh berbeda dengan anak sebayanya yang sering mengumbar rayu serta nafsu pada lawan jenis. Cara berfikirnya juga sangat jauh diatas pemuda yang kebanyakan masih berkutat pada ‘game’ dan ‘gadget’ saja. Ketika pertama kali aku mengajaknya berbicara, ia langsung mengajaku berdiskusi tentang filsafat dan ideologi, meski akhirnya aku selalu membelokan obrolan pada sesuatu yang lebih pop.

Galih tidak pernah menganggapku sebagai seseorang yang lebih tua darinya, ia menganggapku sebagai seorang kakak, bahkan di satu titik aku merasa Galih itu seumuran denganku. Hal itulah yang membuat kami sering bercerita, meski aku yang jauh lebih banyak bercerita. Tentang kedua anakku yang semakin lucu dan pintar, tentang keluarga besarku, tentang kerjaanku. Sampai akhirnya aku mulai bercerita tentang kehidupan seksku.

Aneh sebenarnya. Aku yang cenderung tertutup dan selalu memilih-milih kepada siapa aku menceritakan sesuatu yang bersifat privasi. Tapi dengan lancarnya aku bercerita kepada Galih. Seseorang yang seharusnya bukan menjadi tempat aku mencurahkan perihal kehidupan seksku dengan Andre. Saking terbukanya, aku bahkan rela memperlihatkan tubuhku kepada lelaki lain selain suamiku. Kadang aku ingin tertawa, kalau mengingat reaksi Galih saat pertama kali melihat payudaraku.

“Payudara yang sehat, pantes saja kedua anak miss Anna tumbuh menjadi anak yang lucu dan cerdas”

Aku tertawa terbahak-bahak saat itu. Bagaimana tidak, saat itu aku membayangkan Galih akan berkomentar nakal tentang payudaraku, nice boob, woow big tits, hmm tobrut atau kata-kata jorok lainnya yang mungkin terpikir anak seusianya. Tapi tidak dengan Galih, meskipun dia punya banyak kesempatan, nyatanya ia tidak pernah sekalipun berujar yang membuatku merasa hina dan rendah.

Meskipun Galih selalu bersikap manis terhadapku, aku pernah sangat marah padanya, very angry. Bagaimana aku gak marah, saat itu seperti minggu biasanya, kami bercengkrama didalam kelas. Lalu tiba-tiba ia memintaku menungging, kemudian menyibak rok spanku lalu mencolokan jari telunjuknya kedalam lubang anusku. Ya, sebelum itu aku memang menjadikan anal sex sebagai topik obrolan. Tapi bukan dengan tindakan spontan seperti itu juga dong. Saat itu aku menjerit dan hampir menangis. Aku pergi dengan memberikan sebuah tamparan padanya. Aku kesal. Grrrr

Namun rasa kesal dan marahku tak sampai berlarut. Beberapa minggu setelah itu aku menemui Galih lagi dan meminta maaf telah menamparnya.

Its okey, miss. Waktu itu aku memang mencoba membuat miss Anna kesal. And its work” Ujar Galih sembari mengikutiku duduk didalam kelas yang sama, kala aku menamparnya dua minggu lalu, “Dengan miss Anna yang sudah gak marah dan mau ngobrol sama aku lagi, membuktikan ... bahwa miss Anna sebenarnya mau juga kan ... mencoba sesuatu yang selama ini miss Anna kutuk itu??”

Pertanyaan itu berkecambuk dipikiran dan batinku. Benar yang Galih katakan, bahwa aku mulai tertari pada hal yang kuanggap jijik selama ini. Saat pemuda itu menusukan jarinya aku memang merasa sakit dan perih, namun disaat yang bersamaan, aku juga merasakan sensasi yang berbeda. Mungkin sensasi itulah yang ingin diberikan suamiku selama ini. Sensasi yang berbeda selain seks konvensional’. Aku meyakinkan diri untuk meminta pemuda itu mengajariku ‘terapi’. Sebuah ungkapan yang dipilih Galih untuk menggantikan istilah ‘variasi seks’ yang selama ini membuat takut diriku.

Teach me.. Please...”

“doesn't matter,
tapi jangan disini juka kali miss. Habis ini kan kelas ini masih dipake.”

Aku tahu maksud dari pemuda berwajah feminin bak artis korea itu. Akupun mengajak Galih kesebuah ruang di lantai 4 yang kuyakini tidak pernah digunakan., “Tapi jangan sampai sakit kaya waktu itu. I will hate you if you do it again!! ..”

Tenang, kali ini Galih akan nunjukin basicnya ... sekarang miss Anna coba nungging diatas kursi itu” Pinta Galih menunjuk pada sebuah sofa berbahan kulit.

Akupun menuruti permintaan pemuda tampan itu. Aku nungging dan bertumpu diatas sofa. Aku tak tahu apa yang akan Galih lakukan setelah itu. Yang jelas aku sudah menyerahkan seluruh kepercayaanku pada Galih. Seseorang yang kuyakini akan memberikan solusi dari kemelut rumah tanggaku selama ini.

Galih duduk berjongkok dibelakangku. Dengan lembut ia meraih kancing celana panjangku dan membukanya. Aku sama sekali tak risih akan hal itu, karena aku sudah pernah bertelanjang dihadapannya. Kemudian Galih menarik celana berikut dalamanku hingga batas lutut, hingga bokong mulusku kini nampak persis dihadapanya. Sebenarnya aku sangat malu ketika Galih melihat lubang anusku, meski bagaimana pun itu tetap bukan sesuatu yang lazim untuk dilihat. Galih menangkap reaksi maluku, iapun berdiri dan mematikan lampu hingga gelap gulita.

“Kenapa di matiin?”

“Agar miss Anna bisa meresapi sensasinya, But please, apapun yang terjadi nanti, miss Anna jangan teriak ya!?”

Lirih aku menjawab. “ya, i promise..”

Dalam kegelapan aku kembali merasa belahan pantatku tersentuh. Seketika bulu kuduku merinding dan dekap jantungku mulai terasa cepat. Perlahan aku merasakan hembusan hangat didepan bibir anusku, mengaburkan perasaanku yang sedikit panik. Sejurus kemudian aku merasakan sesuatu yang basah dan kenyal menyentuh permukaan anusku. why are you licking my ass. it's filthy, Galih. Perasaanku saat itu bercampur aduk antara jijik, geli, jorok namun kemudian peasaan itu berubah menjadi enak, nikmat, menyenangkan dan achhhhh, akupun mulai mendesah lirih oleh jilatan itu.

Dengan lihainya lidah itu menjilat seolah terasa manis seperti coklat. Galih terus saja memainkan lidahnya menyapu, menyibak hingga akhirnya lubang anusku terasa membuka dan tertusuk. Aku bahkan sampai menutup mulutku, menahanku untuk berteriak. Bukan teriak karena sakit melainkan teriak karena nikmat. Sttt achhhh. Ternyata diseperti inikan enak juga. Kalau tahu begitu, sudah dari dulu aku membiarkan Andre melakukannya


Sejak saat, kami selalu rutin melakukannya. Setiap minggu Galih selalu memberikan ‘terapi’ yang berbeda. Kadang dia hanya mencolok jarinya dianusku seusai kelas, atau menjilati anusku didalam kamar mandi. Ketika aku makin terbiasa, Galih mulai membawakan sebuah dildo, yang katanya itu milik mamahnya. Menggunakan sesuatu yang menyerupai alat kelamin pria itu, Galih memberikanku penetrasi pada anus, berawal dengan ukuran yang kecil sampai aku mulai terbiasa dengan dildo yang seukuran dengan penis suamiku. Galih juga mengajarkanku bagaimana melakukan blowjob yang benar hingga aku memperlakukan dildo itu like sucking my husband's dick

Aku kadang heran, kenapa setiap Galih mengenalkan sesuatu yang baru selalu pada ruangan yang gelap. Pemuda berbintang gemini itu selalu menjawab dengan santainya, “Agar miss Anna mendapatkan feel seperti miss Anna sedang menghisap penis om Andre.”

“Hmm ... Galih, aku itu penasaran yah, dari mana sih kamu tahu banyak hal tentang ini semua? Pasti kamu sering nonton bf yaah?”

I never even watched porn, never..”

“Never ever..??”

ya pernah sih, sekali waktu SMP, aku dimarahin sama mama gara-gara aku ketahuan nonton di kamar, bahkan sama papahku aku langsung digebukin.” Jelas Galih menerangkan segalanya.

“Jahat banget papa kamu?”

“hmmm.. gak sepenuhnya jahat sih. Malah gara – gara itu aku jadi lebih suka membaca.”

“Membaca apa? Novel stensilan ya pasti??” Telisikku.

“Gak juga sih, ya mungkin itu ... S-sudah deh miss Anna gak usah banyak interogasi, mending hisap ini lagi,” Jawab Galih malah menyodorkanku sebuah dildo berukuran 15 centi yang baru saja ia cabut dari anusku. Aku tak raagu menghisapnya karena Galih selalu mengingatkanku untuk buang air setiap kali ia memberikan terapi.



Beberapa kali mendapat ‘terapi’ dari Galih membuat aku semakin terbuka akan semua hal. Sisi keliaranku yang selama ini tertidur pun mulai bangkit dan mencari aktualisasinya. Aku mulai nyaman mengenakan pakaian yang sedikit ketat ketika bekerja. Bahkan aku membeli beberapa potong lingerie dan memperlihatkannya pada Andre. Saat itu suamiku tidak bertanya, kenapa aku tiba-tiba mau mengenakan pakaian seksi ketika tidur, ia hanya memberikanku pujian, sebuah pujian yang sudah lama tidak aku dapatkan dari Andre.

“Kamu seksi banget malam ini sayang ....” Ujar Andre singkat namun penuh arti. Disusul dengan permainan seks yang panas hingga pagi.

Namun, aku belum bisa memperaktekkan hasil terapiku pada Andre. Kata Galih, aku belum cukup siap, come on, I've done this many times dan kamu bilang aku belum siap?. Tapi ia memiliki alasan yang kuat, katanya aku harus menjalani sebuah test terlebih dahulu, ‘final exam’ katanya. “Kenapa sih kamu selalu menggunakan istilah yang aneh-aneh.”

Tetapi itulah Galih, pemuda yang unik dan sangat penuh misteri. Semisterius penisnya yang selalu ia sembunyikan selama ini. Sudah puluhan kali mungkin dia melihat aku telanjang, bahkan menjamah tubuhku. Tapi tidak pernah sekalipun ia memperbolehkan aku melihat batang kemaluanya. Aku memang pernah sekali memegangnya, itupun setelah aku bujuk rayu dan hanya boleh dari luar. Aku terperanjat ketika menyentuh batang kejantannya, aku ingat betul batang itu belum terlalu tegang, tapi begitu terasa besar dan panjang ditanganku.

“Galih, why don't you use this for this therapy. Aku rela loh..” Tanyaku sembari memegangi batang kemaluanya, ya .. yang masih terasa lemas itu. Dan tentu saja ditambah dengan gestur tubuhku yang menggoda.

Pertanyaan itu seakan membuatnya terusik, ia menarik tanganku menjauh dari selangkanganya, “Diawal kan .. Galih bilang ini hanya sebuah ‘terapi’. Tetapi, Galih punya alasan utama.... Galih gak mau membuat miss Anna merasa sedang berselingkuh ketika melakukan terapi ini.” Jawaban yang sampai saat ini masih misteri bagiku. Why so hard, you make love with me.

Semakin tinggi kuletakan kekagumanku pada Galih, pemuda yang memiliki segala kesempatan namun membuang semua itu demi menghormatiku sebagai english teacher. Sering juga Galih memintaku menghisap dildo yang ia tempelkan pada pintu kaca atau lantai, tapi tidak membuatku merasa seperti sedang diperlakukan layaknya pelacur murahan. you always treat me gently, Galih. Always. Aku sangat menghargai itu. Aku menghargai kamu yang tak pernah sekalipun mengeluarkan kata makian yang bagi sebagian orang dianggap kata yang membangkitkan gairah. Aku tahu kamu sedang berusaha menghormatiku sebagai wanita.

Trimakasih Galih,

__________



One-Shot-1.jpg


Tepat sebulan yang lalu, Galih memintaku datang pada sebuah hotel mewah. Tanpa bertanya lebih jauh, aku mengiyakan permintaan itu. Sabtu siang itu aku datang dengan balutan dress hitam lengan panjang dengan bawahan setengah paha. Aku berjalan masuk kedalam lobi Le Grand Paradiso , yang sontak disambut dengan tatapan beragam makna. Kebanyakan tatapan itu mengarah pada dadaku. Well, ini memang kali pertamanya aku mengenakan dress terbuka ditempat umum seperti ini. Bahkan awalnya aku ragu karena pakaian ini memiliki kerah v yang akan membuat payudaraku menonjol. Tapi apa salahnya sesekali memakai, bahkan tadi sebelum berangkat aku sempat mengganti bra dengan jenis berpenyangga yang membuat kedua payudaraku terlihat semakin besar dan membusung.

Dahulu aku tidak pernah percaya diri dengan bentuk payudaraku sendiri. Bahkan aku menilai payudaraku terlalu besar, padahal tubuhku terbilang kurus. Bahkan sejak melahirkan anak kedua, aku makin tidak percaya diri karena payudaraku makin tumbuh besar dengan puting dan areola yang tak kalah lebar. Operasi pengecilan payudara mahal gak ya?

Kini aku merasakan betapa nikmatnya menjadi pusat perhatian. Tak terhitung berapa pasang mata nakal yang memperhatikan gerak langkahku menuju receptionist. Bahkan aku milihat ada lelaki yang mendapatkan cubitan dari wanitanya, karena kedapatan memperhatikan payudaraku yang bergoyang seiring langkah kaki. Hihihi. Rasain makanya jadi lelaki itu jangan nakal.

Sembari menunggu Galih yang dalam perjalanan kesini, aku duduk di sudut meja membaca majalah fashion. Tak lama terdengar langkah kaki menghampiriku.

“Miss Anna sudah lama?” tanya pemuda yang mengenakan setelan serba hitam skinny jeans serta kemeja lengan panjang yang digulung

Aku melipat majalah dan meletakkannya diatas meja, “ belum lama kok.”

“oh ya, miss Anna pakai alasan apa untuk kesini?”

“Gak pakai alasan apapun, kebetulan kamis kemarin Andre ngajak anak-anak liburan dirumah eyangnya.”

“Ohh... ya udah naik yuk...”



Tak banyak percakapan yang kami lakukan. Galihpun mengajak aku menuju sebuah Junior Suite Room dilantai 15. Aku sudah tak heran kenapa Galih bisa sampai mengajakku ke hotel mewah seperti ini. Mamanya adalah putri dari pengusaha besar di Indonesia sekaligus pewaris utama ‘Jensen Corporation’. Dengan kata lain Galih adalah cucu konglomerat. Tetapi aku tidak pernah memandang Galih dari sudut itu, karena sejak awal bukan itu tujuannya. Ya, seperti yang selalu Galih katakan “This is just a therapy”

Jangan pernah berpikir Galih akan langsung menerkamku ketika masuk kedalam kamar hotel super mewah ini. Galih bukan tipe lelaki yang mudah terangsang hanya dengan melihat belahan dada. Galih adalah pemuda yang romantis, setidaknya itu menurut penilaianku, karena sejak mengenalnya dia tidak pernah sekalipun mengeluarkan kata-kata gombalan. Jika saja aku belum menikah dan punya anak. i want to be your girlfriend.

Tiga jam kami habiskan dengan makan siang, bercerita tentang keindahan kota, berdebat tentang ideologi bangsa, bercanda, hingga saling melontarkan jokes garing. Entah kenapa aku merasa seperti merasakan suasana ketika aku dan Andre berbulan madu dulu. Hihi.. kami terus bercanda, saling menggelitik sampai kami bergulingan dilantai berkarpet tebal.

“hahaha... hihih haha haah haaa....”

Tawaku terhenti ketika Galih menatapku begitu tajam. Layaknya lelaki yang menatap kekasihnya. “ G-Galih, kenapa menatapku begitu?” tanyaku kepada Galih yang berada diatas tubuhku.

“memangnya gak boleh ya memandang mata guru les aku sendiri? Pelit amat sihhh”

Hmmm. Kenapa kamu merusak suasana romantis ini dengan banyolan khasmu itu sihh... heeh.. Tapi seperti itulah kamu, “Oh ya, Galih.. you wanna kiss me”

Tanpa berkata-kata, Galih langsung mendekatkan bibirnya ke mulutku dan segera melumat bibirku. Setelah sekian lama, akhirnya Galih mau juga menciumku. Tetapi dia bohong, Galih pernah bilang kalau dia belum pernah ciuman. Nyatanya dia sangat jago dalam berciuman, sampai aku kewalahan dengan permainan lidahnya didalam mulutku. Kecup serta pagutan Galih sangat terasa manis dan lembut, selembut ciuman pertama memang, tapi dengan sedikit ganas dan membara.

Hampir 20 menit kami make out sampai membuat bibirku kebas, “Haaah.... jago banget sih ciumannya, boong niih bilang gak pernah ciuman..”

“hehehe ketahuan...” Jawabnya sambil menarik tubuhku dari atas lantai.

it's really nice to kiss you, sampai bikin aku basah.. hihi” ujarku tersipu

“yaah, baru ciuman saja sudah basah... hmmm miss Anna lemah nihh... hihihi...” Ledek Galih sambil memberikanku segelas air.

“Ya wajar dong, aku itu sudah lama gak ciuman selama itu.” ungkapku lanjut membasahi tenggorokan dengan air, “Achhhh... bibirku kebas ini.. tapi aku seneng sih, finally ... you want to kiss me”

“...”


“Miss Anna ingat sama final exam yang pernah aku bilang?”

“Iya ingat, jadi kamu mau memberikannya sekarang..”

“Ya, tapi ...”

“ Tapi apa,?”

Sejenak Galih terdiam,” M-mungkin, ini akan jauh lebih menyakitkan dibanding yang pernah aku lakuin selama ini.”

Aku mendekati wajahnya dan mengecup pipinya,”kamu lupa ya, kamu kan pernah bikin aku nangis waktu tiba-tiba kamu nusuk pantat aku pakai jari...Tapi setelah itu aku menikmatikan segala terapi yang kamu berikan. Jadi Galih .. you don't need to worry..” kataku coba meyakinkan.

Mendengar pernyataanku Galih beranjak dari duduknya, kemudian ia menutup seluruh tirai dan hanya menyisakan sedikit agar cahaya senja dapat menerobos masuk. Ia bahkan mematikan semua lampu yang ada dan hanya menyalakan sebuah lampu diatas meja disisi kanan tempat tidur queen size. Seketika ruangan mewah itu menjadi remang temaram.

“Kamu ini ih, suka banget yang remang – remang..”

“Bukan begitu, kan hemat energi. Hihi”

Galih berdiri menghadapku lalu membelai rambutku yang kecokelatan dengan sentuhan yang lembut. Kembali ia menatapku hingga aku tiba – tiba mematung karena terpana. Ia kemudian berjongkok di hadapanku, memegang ujung dress terusanku lalu menaikkannya hingga kepinggul. Dengan sangat gentle Galih menarik celana dalam renda hitamku ke bawah secara perlahan. Hingga ia bisa melihat wujud kemaluanku.

“Loh, Miss Anna rupanya anggota iluminati ya?”

“Whats?” Candaan apalagi ini Galih

“Lah ini buktinya, jembut miss Anna dicukur bentuk segitiga..”

“Heeeh... GALIIIHHHH !!!!.”

“Hehe.”



Terserah deh kamu mau bercanda apalagi. Sekarang tunjukan final exam yang kamu katakan lebih menyakitkan dari sebelumnya. Aku sudah siap. Aku membaringkan tubuhku sendiri di atas kasur. Sementara Galih terlihat sibuk dengan tas bawaannya. Tak lama ia jalan mendekat dengan sesuatu ditangannya, aku tak tahu apa itu. Suasana kamar yang redup membuat aku tak bisa melihat secara jelas.

Galih duduk di samping tubuhku dan kembali membelai rambutku.” Are You ready?”

Aku hanya mengangguk dan sedikit bergeser ke tengah, memberikan sejumlah ruang untuknya. Galih mulai menekuk kedua kakiku ke atas, melebarkannya hingga selangkanganku tak lagi terlindungi. Ia menahan kedua kakiku dengan lengan kirinya, sementara tangan lainnya terlihat sibuk menggenggam sesuatu. Aku tak yakin itu apa, yang jelas, aku mulai merasakan ujung benda itu mulai menyentuh lubang anusku. Dan tiba-tiba...

ACHHHHHHHHHHH AWWWHCHHHHH

Galih mendorong masuk benda besar itu ke dalam lubang anusku, tanpa terlebih dulu memberikan rangsangan berupa sentuhan jari atau jilatan lidah yang manja. Seperti membuat ancang-ancang, Galih menggoyang perlahan benda ditangannya, lalu kemudian mendorong dengan satu hentakan hingga dildo tebal itu masuk seutuhnya kedalam lubang anusku. Aku mejerit sejadinya sampai penglihatanku sedikit kabur oleh genangan air mata.

ACHHHHHHHHHHH AWWWHCHHHHHHHH........!!!!


________​


Galih membiarkan wanita pemilik tinggi 169 cm itu menjerit sejadinya, berteriak hingga menimbulkan gema disenja itu. Karena ia sangat yakin Le Grand Paradiso memiliki peredaman suara yang baik disetiap unit kamarnya, sehingga suara jeritan guru kursusnya itu tidak akan terdengar oleh siapapun. Belum selesai Anna menjerit, Galih memasukan dildo seukuran kedalam lubang vagina yang menganga. Sekali lagi, wanita 30 tahun itu menjerit bahkan mulai terdengar isak tangis.

Jeritan itu kian mereda, kala Galih memberikan pelukan untuk menahan Anna yang terus meronta. Dengan lembut pemuda itu juga membelai rambut panjang Anna serta menahan jerit rintihan dengan sebuah ciuman yang dalam. Anna merangkul Galih untuk menyambut ciuman itu.

Mucchhh mucchhhh

leeeeellllleeeelllll

still hurts??” Tanya sang pemuda disela-sela ciumannya.

“heeh ... Kamu ih, kok tadi tiba-tiba banget sih??” bisik Anna yang mulai terdengar tenang dan terbiasa.

Melihat wajah sendu Anna Melinda mulai basah oleh peluh dan air mata, membuat sang pemuda berbaik hati menyekanya dengan sebuah hisapan lembut. Galih memangku tubuh Anna dan terus memberikan ketenangan dalam hati. Tetapi ketenangan itu rupanya hanya sesaat, sampai Galih meraih sebuah remote dari saku celananya dan menekan tombol hingga menimbulkan suara getar dari dua gua yang berbeda.

Anna kembali meronta dan mengejang, ketika dua benda itu mulai bergetar diselangkanganya. Rasanya wanita manapun tidak akan sanggup menerima penetrasi ganda semacam itu. Bahkan actress porno yang memiliki jam terbang tinggi dan bertahun-tahun menggeluti industi pornography saja rasanya akan tetap menjerit dan meronta, ketika dua buah dildo tebal sepanjang 20 cm bergetar di dalam lubang vagina dan anus secara bersamaan.

This is what they call double penetration, memang akan terasa sakit diawal, tapi Galih Janji setelah ini miss Anna akan melayang keangkasa.” Sahut sang pemuda mencoba kembali meyakinkan sang wanita.

“Iya ... memang agak sakit sih... tapi lama- lama enak juga.. ssttttt... maaf ya tadi aku sempat ngejambak dan mukulin kamu ..” Sahut lirih miss Anna sembari mengeluarkan payudara kirinya dari dalam kerah dress hitam ketat yang masih membalut indah moleknya

English teacher cantik itu mulai meraih tangan sang murid, meletakannya didepan dada, berharap sang murid meremasnya seketika. Menjawab permintaan sang guru, Galih perlahan meremas payudara yang mulai mengeras puting susunya. Anna kembali merangkul Galih dan berlanjut memagut memainkan lidah sang pemuda sambil sesekali menjambak rambutnya.

SLRUUPPPPPPP
LEEELLLLL LELLLLEELLL

SROOTT SROOOT SROOT

Galih mematikan sejenak dildo yang ia pesan khusus di Ebay, ketika mengetahui Anna mendapatkan orgasme pertamanya hari itu. Galih memberikan segelas air untuk menenangkan Anna yang barusan saja menyemburkan air kenikmatannya hingga membuat banjir seprei putih yang semula bersih. Namun pemuda tampan itu tidak membiarkan sang guru beristirahat lebih lama.

Galih mengatur tubuh Anna hingga memalang di atas tempat tidur. Anna tahu Galih akan melakukan apa, sehingga dengan sendirinya ia mengatur posisi kepalanya menggantung di pinggiran kasur dan membiarkan rambut cokelat indahnya tergerai ke bawah. Sejenak Galih berlalu menyalakan semua lampu yang sebelumnya ia matikan. Galih sengaja membiarkan ruangan menjadi terang, agar Anna dapat melihat dengan jelas tubuhnya yang terpantul pada cermin besar dihadapannya

Setelah mengambil sesuatu dari tasnya, Galih duduk diatas berkarpet tebal, mengambil sisi kanan kepala Anna yang menggantung. Sejenak Galih mencium Anna dengan posisi terbalik, sama seperti ciuman yang diberikan Peter Parker kepada MJ, difilm spiderman garapan Sam Raimi. Ciuman itu dimaknai oleh Anna agar dirinya siap menerima terapi yang akan dilakukan Galih selanjutnya.

Kedua mata Anna terpejam saat Galih perlahan memasukkan sebuah dildo berbentuk lurus dan berukuran sedang ke dalam mulutnya. Ia bahkan memainkan lidahnya sendiri agar dildo itu lancar masuk ke dalam tenggorokannya. Perlahan Galih menggerakkan tangannya, keluar masukan dildo itu dari dalam rongga mulut Anna. Galih sengaja menggerakkannya secara perlahan, karena ia tidak ingin membuat Anna sampai tersedak. Meski perlahan, lendir bening tetap keluar dari sela bibir Anna.

Melalui remote control, Galih kembali menyalakan dildo yang masih menancap. Namun kali ini dengan mode yang berbeda, mode getaran yang akan memberikan efek menyodok pada ‘memek’ dan ‘dubur’ Anna. Tubuh kurus berpayudara besar itu kembali menggeliat membuat kasur terlihat kian berantakan. Sambil mengocokan dildo dimulut Anna, Galih juga meremas dan memilin puting yang pernah menyusui dua orang manusia.

Tak butuh waktu lama hingga tubuh Anna kembali menggelinjang hebat. Sadar akan hal itu, Galih segera mengganti dildo yang lebih besar dan kembali mengocok rongga mulut Anna, seirama dengan gerakan kejang yang dilakukan wanita itu. Anna kembali mendapatkan orgasme meski tidak sebanjir sebelumnya.

Galih memapah tubuh Anna kembali berbaring lurus di atas kasur. Tak lupa ia melepas kedua dildo yang membuat lubang anus dan vagina Anna terlihat merah merekah. Galih menanggalkan seluruh kain yang membalut tubuh Anna. Kemudian dengan handuk basah yang ia siapkan, ia menyeka seluruh tubuh putih indah itu tanpa terkecuali. Dengan telaten Galih membersihkan lendir dan air kewanitaan yang mbeleber dari vagina Anna. Tak lupa, Galih tak lupa menyeka wajah Anna yang begitu berantakan oleh lendir dan air liurnya sendiri.

Orgasme yang dialami oleh Anna Melinda barusan, rupanya orgasme terhebat yang pernah ia alami. Baru kali ini wanita itu mengalami sebuah kenikmatan yang begitu bertubi yang seolah tak henti mencengkeram dirinya. Usai menyantap makan malam yang dipesan Galih. Wanita itu terkulai lemah dan tertidur hingga fajar menyingsing.

________​


Dipagi harinya Anna terbangun oleh aroma kopi dan bakaran roti gandum. Meski tubuhnya masih sedikit lemas, wanita itu tetap mencoba untuk bangkit. Ia meraih secarik kertas yang diletakan dibawah cangkir kopi, kemudian tertawa setelah membaca tulisannya.


Selamat pag
Good morning,

maaf Galih keluar sebentar
tapi nanti balik lagi kok,
tas aku kan masih disitu


“Hmmm, pesan macam apa ini, sama sekali gak ada romantis – romantisnya”
Anna terkekeh membaca pesan konyol dari Galih

Saat Anna berdiri dari tempat tidur dan berjalan menuju jendela, wanita itu tersadar bahwa ia mengenakan dress abu-abu tanpa lengan. Sejauh ia mengingat, ia masih dalam kondisi bugil ketika makan bersama Galih tadi malam. Rupanya Galih tidak membiarkan Anna tidur dengan tubuh telanjang tanpa busana, Hmm Manis banget sih kamu memperlakukan aku, Galih

Anna menjatuhkan tubuhnya di atas sofa single-seat dekat jendela, kemudian memandang kemegahan kota yang selalu memancarkan keindahan. Namun sejauh mata memandang, ia tak menemukan sesuatu yang jauh lebih indah, ketimbang perlakuan Galih terhadap dirinya selama ini.

One-Shot-2.jpg



__________​


Dipinggir kolam renang yang masih sepi dipagi hari itu, Galih duduk bersimpuh melakukan Padmasana*. Sudah hampir satu jam Galih melakukan itu sejak ia meninggalkan Anna sejenak tidur lebih lama. Ia memejamkan mata dan berusaha mengosongkan pikiran untuk menangkan hati dan menekan hasrat. Ia hirup sebanyak-banyaknya udara segar pagi hari dan menghembuskannya perlahan

Huussffttt
Haaaahhhh...
Huuuuuuufffttttttt.....
Haaaaahhhhhh...

Namaste...






* Padmasana atau Lotus Pose adalah gerakan dasar dalam yoga
 
Terakhir diubah:
One-Shot-3.jpg


Saat pikiranku sudah mulai jernih aku memutuskan kembali. Aku tak ingin lebih lama lagi meninggalkan miss Anna yang masih tertidur pulas seorang. Namun ketika aku masuk, aku hanya mendapati tempat tidur yang rapi lengkap dengan seprei yang terlihat bersih. Rupanya miss Anna sudah bangun, dan meminta room service membersihkan kamar dan mengganti seprei dengan yang baru.

Aku mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Segera kulangkahkan kaki kesana hingga kutemui miss Anna yang duduk diatas bathup bulat dengan balutan handuk putih menutupi tubuh indahnya. Wajahnya juga terlihat cantik dengan kacamata yang menyantel dihidung mancungnya, baru kali ini aku melihat miss Anna dengan kaca mata, biasanya ia selalu mengenakan softlense warna coklat. Miss Anna terlihat tengah fokus dengan handphone sampai tak sadar akan kehadiranku.

“sudah bangun rupanya..?” sapaku mengejutkan miss Anna

“Ehhh... kamu.. kirain room service nyelonong masuk..” sahut miss Anna meletakan hp yang sedari tadi menyibukkannya. “Sudah dong ... tapi kamu kok gak bangunin aku sih?” sambungnya

“Mana tega aku bangunin, wong miss Anna kelihatannya pules banget, mana ngorok lagi..”

“Enak saja aku ngorok.”

Aku meraih kursi kecil kemudian meletakkan dan duduk dihadapannya. “Lihat apa sih dari tadi? ... fokus banget, sampe gak sadar aku masuk...”

“Lihat vidio kamu nakalin aku semalam,” Jawabnya lirih dengan tatapan nakal menggoda

Terperanjat aku mendengar itu,”Video...??”

“Iya semalem kan aku diem-diem naroh hp dimeja dan ngerekam semua perlakuan kamu terhadap aku ... Sttttt ....you are very wild and rude.Galih ... Tapi aku suka,. Hihihi”

“Kenapa direkam segala sih? Nanti kalau om Andre lihat gimana?”

“Tenang saja, suami aku gak pernah buka hp ku kok, lagi pula kalau sampai dia tahu...” Sejenak miss Anna terdiam dan menepuk bibir dengan telunjuknya, “ aku tinggal bilang saja, itu bukan selingkuh kok ... itu kan .... cuma...”

“CUMA TERAPI” seru miss Anna dan aku bebarengan.


End of One Shot #4
semoga suka
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd