Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Seiring Hasrat Manusia ( the sugar dady next episode : sinta, cinta kasih yang terlarang )

man-x

Semprot Kecil
Daftar
12 Oct 2014
Post
51
Like diterima
1.220
Bimabet
Seiring Hasrat Manusia

( the sugar dady next episode : sinta, cinta kasih yang terlarang )




Sebuah rangkaian kata, dari kata-kata fiksi yang terangkai menjadi sebuah cerita …..

Sebuah cerita dari kisah sebelumya ( the sugar dady )….

Yang tererfokus pada sosok Sinta, perempuan cantik yang harus mengakhiri statusnya sebagai mahasiswi di akhir semesternya dan menjalani rumitnya kehidupan yang tak lepas dari lelehan-lelehan peluh, keringat dan hangatnya semburan madu asmara.

Dan Apabila …….

Rangkaian kata, peristiwa, alur dan nama tokoh dalam cerita ini terdapat sebuah kesamaan atau kemiripan. Percayalah itu hanyalah sebuah kebetulan fiksi semata ……

----------------------------------------------------------------------------------​

Disebuah kota yang terkenal akan banyaknya pendatang dari segala penjuru negeri, karena banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan di kota tersebut.

Di salahsatu sudut kota, berdirilah sebuah kos-kosan berlantai dua terletak dipinggir sebuah sungai buatan yang konon katanya dibangun saat zaman dai nippon. Berjejeralah kamar-kamarnya yang tak begitu luas ukurannya namun cukup untuk ditinggali satu - dua orang.

Disalah satu kamar diantara banyaknya kamar terlihatlah dua sosok manusia, seorang lelaki setengah baya berbadan besar dan gemuk dengan pantatnya yang besar dan kehitaman, tengah menindih tubuh mungil nan gemoy, ramping namun padat, berambut hitam panjang, berkaki jenjang, dengan dadanya yang besar membulat, dipadu lekukan indah pinggangnya, plus dua bulatan kenyal dipantatnya. Kulitnya yang putih tampak basah dan mengkilat oleh keringat yang diterpa sinar sang rembulan yang menerobos masuk dari jendela kamar yang sengaja dibiarkan terbuka. Pantat sang lelaki yang besar dan kehitaman tersebut tampak tengah mengayun naik turun secara teratur, tak henti-hentinya. penuh Semangat, menghujam kedalam selangkangan putih sang perempuan.

Expresi kebahagian terpancar dari wajah sang lelaki. Bagaimana tidak, dengan tampangnya yang seadanya namun masih bisa menikmati kenikmatan tubuh dari seorang perempuan cantik. Dari paras cantiknya sang perempuan terlihat begitu pasrah menikmati setiap ayunan demi ayunan pantat dan juga ciuman maupun jilatan-jilatan basah sang lelaki di ketiak dan di byaian putting susunya . Dengan wajah mendongak keatas sang perempuan menjeritkan jeritan-jeritan kenikmatan hingga terdengar sampai keluar kamarnya yang mana pada pintunya terdapat sebuah tulisan dalam sebuah bingkai berbentuk hati dengan tulisan “LAGI ML, JANGAN DIGANGGU” selain tulisan tersebut, tepat dibawahnya juga terdapat pesan

LAGI MLan, JANGAN DIGANGGU

NB : 1. Bila ada kepentingan mohon tunggu sampai selesai

2. Atau bisa mengirimkan pesan lewat WA

-- SINTA –-




Tulisan-tulisan sejenis pun hampir terpasang di pintu kamar kosan tersebut, dan apabila tulisan tersebut terpasang biasanya terdengar suara-suara jeritan dan juga rintihan-rintihan sendu nan merdu.



Tanda-tanda orgasme squirt pun mulai dirasakan oleh sang perempuan. Sang perempuan pun memejamkan mata sambil mengigit bibir bawahnya kemudian kermbali membuka mulutnya sambil kembali menjeritkan jeritan-jeritan kenikmatan yang terdengar lantang hingga keluar kamar. Membuat sang lelaki berbadan gemuk tersebut tambah bersemangat untuk mempercepat hujaman batang kemaluannya kedalam selangkangan sang perempuan.



“ouchhh…ouchh....pak…terusss…pak…ah…ah….!!!!” jerit nikmat sang perempuan dengan lantangnya.



sambil terus menjerit sang perempuan juga mencengkram kuat pantat sang lelaki. Sementara kedua kakinya yang mengapit dipinggang sang lelaki ia angkat tinggi-tinggi supaya selangkangannya naik dan berada pada posisi yang pas, sehingga batang besar sang lelaki dapat masuk lebih dalam.



“ouhhh…ta… sih…..shhh….ahhh…” desah sang lelaki menahan rasa nikmat sambil berusaha tetap stay cool, sambil terus mengoyangkan pantatnya naik turun.



Melihat geliat tubuh sang perempuan yang semakin tak karuan ditambah dengan remasan-remasan bibir vagina sang perempuan yang semakin kuat, Sang lelaki pun secara perlahan menghentikan goyangan pantatnya untuk sementara waktu. Memberi kesempatan sang perempuan untuk mengatur nafasnya kembali dan beristirahat sejenak. sang lelaki pun tidak serta merta menghentikan goyangan ia tetap menjaga pantatnya agar tetap bergerak naik-turun dengan sesekali memutar agar sang perempuan tetap dalam keadaan berorgasme meski hanya beberapa orgasme kecil saja.



“pak…..!”

“kenapa ta…” sahut sang lelaki lirih



sambil menjambak mesra rambut panjang sang perempuan, sembari menciumi pipi dan leher jenjang bergaris milik sang perempuan.



“kondomya dilepas aja pak” seru Sinta.

“kamu yakin … , bukannya tadi kamu bilang lagi subur?” sahut Sang Lelaki, menghentikan goyangan pinggangnya sebentar.

“ngak papa kok pak… Sinta lagi pengen aja dipejuhi…….” Sahut Sinta lirih. Sang lelaki pun tersenyum.

Sambil mengangkat tangannya diatas kepalanya, Sinta pun memamerkan kedua ketiak putihnya yang basah dan berlipat. sedikit bulu-bulu yang baru tumbuh terlihat mengairahkan, membentuk garis samar membujur dari atas kebawah, membuat sang lelaki dengan penuh gairah kembali mencucup dan menjilati ketiak basah sang perempuan. Tebaran aroma menyengat dari kedua ketiak basah Sinta, sama sekali tak mengendurkan semangat sang lelaki.



“…hmmm…” suara sang lelaki lirih saat menjilati ketiak basah Sinta.

“ih pakk…..geli…ah.” seru Sinta kegirangan.



Kemudian sang lelaki pun kembali memulai goyangan pantatnya, mengerakan batang kemaluannya yang besar ke dalam lubang kewanitaan Sinta.



“pak… ah….ah….ah” jerit Sinta menahan nikmat.



sang lelaki pun mempercepat goyangan pantatnya dan menstabilkan goyangan pantatnya. Hingga sepuluh menit kemudian sang lelaki tak lagi mampu menahan lajunya jalan sang lendir putih untuk keluar, ditambah goyangan pinggang dan rintihan nikmat Sinta semakin membuatnya tak sanggup lagi untuk bertahan.



“ouch……ouchhh…..Pak…pejuhin Sinta pak”

“terus Pak, Sinta mau pejuh…Pak.!!!!” jerit Sinta mengema. Yang juga sama-sama kembali mencapai puncaknya.



tubuh sang lelaki pun bergetar, sambil menghujamkan pantatnya yang besar beberapa kali kedalam selangkangan Sinta. Dan menyemburlah lendir putih panas nan kental berisi jutaan benih cinta sang lelaki kedalam rahim Sinta. Sintapun tersenyum puas sementara sang lelaki terkulai lemas diatas tubuh Sinta.



“makasih ya pak, bapak masih seperti biasanya”

“sama-sama Ta kamu juga luar biasa” jawab sang lelaki. Sambil mengecup kening mulus sinta.



Dengan tubuh lunglainya, sang lelaki menyandarkan kepalanya pada kedua payudara Sinta yang besar dan terdiam tak bergerak begitu juga dengan Sinta.

Dua puluh menit berlalu. Sang lelaki pun bangkit dari atas tubuh molek Sinta, sementara Sinta masih terlentang dengan ketiaknya yang terbuka. Sang lelaki mengambil tissu basah mencoba untuk membersihkan selangkangan Sinta yang berlumuran keringat bercampur dengan lendir putihnya yang masih tampak meleleh dari dalam lubang kenikmatan Sinta yang berbulu hitam tebal.


“ngak usah ...., biar sinta bersihin sendiri nanti”,

“lebih baik om segera balik aja ke pos ....” kata Sinta lirih

“Ya udah kalau begitu…” kata sang lelaki



Sang lelaki pun berdiri, dan segera mengenakan kembali bajunya sambil mengambil lembaran kertas persegi panjang warna merah sejumlah 20 lembar dari dalam dompetnya dan meletakannya di bantal dekat ketiak Sinta. Sinta pun tersenyum lebar, bangkit dari pembaringannya mengambil separoh lebaran kertas merah tersebut dan menyerahkan kembali sebagian kepada sang lelaki.



“ta…., bukannya tarif kamu tanpa kondom segitu, lagian bapak juga udah ngelurin banyak pejuh tadi.” Sahut sang lelaki dengan nada menolak pemberian kembali dari Sinta.

“ngak papa kok pak, lagian open ordernya sinta ngak nglibatin siapa-siapa, jadi ya ngak ada yang dirugikan” jawab sinta.

“bapak sudah banyak bantu sinta sampai-sampai mengorbankan uang kiriman bapak buat istri bapak”



Sang lelaki hanya termangu



“jadi ya sesekali diluar tarif ngak papalah, lagian bapak kan pelangan setianya Sinta” seru Sinta sambil terkekeh

“sinta tahu kok …., bonusnya bapak juga belum keluarkan” seru sinta kemudian.

“baiklah … kalau begitu, nanti semua akan bapak ganti, kalau perlu bapak akan terus order paket spesial mu yang tanpa kondom itu, plus bebas crot sepuasnya di dalam” sahut sang lelaki.



Sebelum beranjak pergi, sang lelaki pun masih menyempatkan diri untuk kembali meremasi kedua payudara besar Sinta sambil kembali menghisap kedua putingnya yang bulat kehitaman dengan mulutnya.



“ta…, omong-omong apa kamu mau kalau komandan bapak ikut ngorder paket spesial plus plusmu” lirih sang lelaki.

“dia lelaki baik, jarang macem-macem. Kebetulan aja ia lagi ada masalah dengan istrinya dan ditinggal pulang kampung, kali aja dengan pelayanan kamu, dia bisa sedikit terhibur” kata sang lelaki kemudian.

“yah bapak kasian aja, sudah seminggu ini dia ngak fokus menjalankan tugasnya”

“yach lumayan ……, buat tambah-tambah biaya pengobatan ibumu”

Sinta pun tersenyum sambil mengangguk pelan…..
 
Nah, ini dia suhu kita:ampun:
Welcome back dengan karya baru lainnya hu:mantap:
Moga2 suhu selalu sehat di rl & rajin2 update lagi:beer::semangat:
 
Dan cerita pun berlanjut ….



Pagi pun menjelang, sang surya dengan sinar paginya yang lembut dan hangat menyeruak masuk melewati jendela kamar Sinta yang lupa ditutup semalam.

Sinta bangkit dari kasurnya, dengan tubuh telanjangnya ia pun menuju ke kamar mandi sambil mematikan jam weeker yang masih lantang berbunyi. Sinta pun membersihkan sisa sisa lendir sang lelaki yang bercampur dengan lendir dan keringatnya yang ternyata masih banyak tersisa di dalam lubang kemaluannya. Sinta pun tersenyum saat melihat lendir putih kental tersebut, sambil berguman sendiri dalam hati


“si bapak memang hebat, meski gemuk dan bertampang pas-pasan namun soal puas memuaskan sungguh diluar expektasi” guman Sinta, sambil mengorek-ngorek lubang kemaluanya.

“nich pejuh kalau masuk ke cewek lain, pasti hamil dah tuch cewek,” guman Sinta sambil tersenyum


segera ia membersihkan segala sesuatu yang perlu dibersihkan, mencukur bulu-bulu di ketiaknya dan juga merapikan bulu-bulu tebal disekitar diselangkangannya, sementara bulu-bulu halus dikedua lengan dan kakinya ia biarkan saja, toh tak akan tumbuh selebat diketiak maupun di selangkangannya

Sebagai seorang SPG profesional tentu wajib hukumnya untuk selalu tampil cantik, menarik, seksi, terbuka dan wangi. Tampil mengenakan baju-baju seksi yang ketat, tipis dan terbuka adalah keharusan bagi Sinta. Memamerkan sebagian atau bahkan lebih bagian tubuh indahnya seperti payudara, lengan, perut, paha, pantat bahkan sampai ketiaknya kepada setiap costumer yang datang adalah tugas yang harus Sinta lakukan. Terlebih saat menyambut costumer termasuk pula dengan senyuman ramah nan renyah harus selalu tersunging dari bibirnya, karena memang poin-poin tugas tersebut ada di SOP yang tercantum dalam kontrak kerjanya. Termasuk pula dengan baju-baju yang sudah ditentukan dan disediakan oleh managemennya wajib pula ia kenakan.

Untungnya, Sinta diberi anugrah keindahan dan kesempurnaan pada setiap lekuk tubuhnya. Tak mengherankan jika ia diterima di perusahaan tersebut. Kalau saja kuliahnya tidak berantakan mungkin saat ini dirinya tidak di posisi sebagai SPG. Bukan karna otaknya yang tak mampu untuk menyelesaikan kuliahnya, namun keterbatasan finansiallah yang membuat Sinta tak sanggup lagi melanjutkan kuliahnya. Meskipun begitu Sinta tetap percaya diri dan yakin suatu sat nanti ia bisa menduduki posisi yang lebaih baik.

Customer di tempat Sinta bekerja adalah para orang-orang kaya, pengusaha, para pejabat pusat maupun daerah, yang tidak hanya membutuhkan penjelasan tentang spesifikasi mobil namun juga butuh obrolan-obrolan ringan berbobot plus senyuman, keluwesan dan juga keindahan tubuh para SPGnya. meskipun kadang ada beberapa OKB yang datang dengan gaya pethentang-pethentengnya, berharap bisa membawa salah satu SPG untuk sekedar dibungkus semalam saja. Namun dalam hal ini Ketua Tim, Supervisor bahkan Pihak Manajemen tidak pernah ikut campur, karena itu merupakan ranah pribadi dan merupakan kebutuhan manusia. Asalkan tidak membawa nama perusahaan dan memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan, pihak manajemen mengiyakan saja.

Perusahaan tempat Sinta bekerja adalah perusahaan besar, menjual berbagai kendaraan beroda empat dari berbagai merk terkenal di dunia tidak hanya mobil namun juga truck dan pickup, dengan sebuah Showroom dengan ukuran cukup luas dan sering mengadakan event, bazar dan pameran. Puluhan stand berdiri berjejer dengan berbagai merk dan model mobil, di jaga oleh dua sampai tujuh orang SPG disetiap standnya dengan satu supervisor plus ketua tim.

Hari ini Sinta kembali menjalani aktivitas rutinnya seperti biasa. Selesai membersihkan tubuhnya Sinta segera mengenakan kemeja putihnya, dengan lengan sangat pendek dan terbuka pada bagian bawahnya sehingga lipatan ketiak Sinta terlihat jelas dari depan maupun dari belakang. Bra hitam berikut belahan dadanya yang membusung tercetak jelas membentuk dua setengah lingkaran, terlihat jelas dari kemeja tipisnya yang transparan. Di padu dengan celana panjang slim fit nan ketat, tak lupa sebuah blues hitam ia kenakan guna sekedar menutupi baju tipisnya, selama dirinya berjalan dari kamar menuju ke pintu gerbang.

Sesampainya di pintu gerbang kosan, Sinta sempat melirik kearah pos jaga. Sang satpam yang semalaman telah membawanya mengintip indah dan nikmatnya surga duniawi, tak terlihat batang hidungnya.

“kecapean kali…yach” pikir Sinta,

karena biasanya sang lelaki tersebut kerap nongkrong di pos ronda sambil ngobrol dengan satpam lain. Sinta pun kembali fokus ke jalan raya, menunggu bus jemputan dari perusahaan. Pihak perusahaan tempat Sinta bekerja memang menyediakan antar jemput bagi staf karyawan dan SPG.

Tak lama kemudian bus jemputan datang, Sinta pun segera masuk kedalam bis dan membuka blus hitamnya, aroma semerbak pun menyebar dari ketiaknya saat dirinya mengangkat kedua tangannya untuk sekedar merapikan rambutnya. sejenak sang kenek bus pun terdiam dengan penampakan indah yang kembali bertambah di busnya. Meskipun hal tersebut sudah menjadi santapannya setiap hari namun tetap saja sang kenek selalu terpesona dengan Sinta.

Didalam bis sudah duduk para perempuan cantik berbaju tipis nan ketat yang sama modelnya dengan dirinya. Tidak satupun dari mereka yang mengenakan baju tanpa memperlihatkan bagian indah tubuhnya.

Namun, saat melihat barisan kursi belakang, Sinta sedikit merasa iri dengan mereka yang berada pada posisi Supervisor dan Administrasi, karena mereka tidak harus memakai baju-baju terbuka seperti dirinya. bahkan beberapa dari meraka ada yang mengenakan hijab, namun kesan seksi dan sensual tetap harus mereka utamakan.

Setelah hampir 30 menitan, Sinta tiba di showroom, tempat dimana ia harus bisa menawarkan produk-produk dari perusahaannya. Sebagai anak magang ia harus bisa memenuhi targetnya bulan ini sebagai syarat agar ia bisa dipromosikan sebagai karyawan tetap dan bonusnya tidak hangus dan terakumulasi untuk bulan depan.

Sinta pun menghela napasnya saat di ruang locker dan membaca selembar memo dari ketua tim, yang menyatakan bahwa hari ini seluruh SPG diharuskan hanya memakai kemeja putih transparan berlengan pendek tanpa bawahan apapun hanya celana dalam hitam model semi g-string, tidak boleh memakai bra ataupun menutup puting payudara.


“kenapa ta..?” seru seorang perempuan yang sama-sama cantiknya dengan riang kepada sinta.

“ngak kok mbak.....” balas Sinta dengan wajah lesu, sambil meletakan selembar memo dari sang ketua di meja rias.

“alah,…kau ini...., kayak sekali dua kali aja pake baju telanjang” sahut sang perempuan.

“ini mah biasa aja kali ta, aku mah pernah pakai yang lebih wow lagi dari ini” seru sang perempuan itu lagi.


Perempuan bernama Yanti tersebut merupakan Senior Sinta, sudah lima tahun bekerja namun masih tetap stay diposisi SPG. Sinta melepas bra hitam dan celana dalamnya, dan memakai kemeja pendek putih transparan yang sudah disediakan pihak Managemen dan menganti celana dalamya dengan dengan celana dalam yang lebih seksi. Dan mereka bedua dan para SpG lainya segera keluar untuk briefing bersama ketua tim dan supervisor. Namun sebelum briefing dimulai ketua tim terlebih dahulu mengecek para SPG, terkait keseluruhan penampilan dan juga tubuh para SPG. Secara berjejer ketua tim mengecek satu persatu para SPG mulai dari costum, aroma tubuh, hingga kebersihan ketiak.


“omong-omong ketua tim kita ngak sange ya mbak, tiap hari ciumin ketek kita ….hi….hi…..hi” kata Sinta sambil berbisik kepada Yanti.

“ya kali, kalau ketua kita normal. Makanya ia jadi satu-satunya di stand ini” sahut Yanti.


Sang ketua tim pun akhirnya sampai ke mereka berdua, Sinta pun segera mengangkat tangannya dan membiarkan Sang ketua yang seberanarnya berwajah tampan tersenyum mengedus ketiaknya dan mengelusnya dengan jarinya, begitu juga dengan yanti. sang ketua pun tersenyum puas sambil mengangukan kepalanya sambil melambaikan tangannya.

“oke ladies taget kita minggu ini ringan-ringan saja kok,"

"karena bulan kemarin target kita sudah terpenuhi maka minggu ini target kita cukup mempromosikan produk baru kita kepada costumer baik yang baru atau yang lama agar lebih bisa mengenal produk kita,"

"syukur-syukur tertarik dan minat mengorder produk kita” kata sang supervisor.

Mirna sang supervisor. berwajah cukup cantik dengan dua boba yang tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil. meski berhijab dalam keseharianny asebagai supoervisor namun lekukan dan tonjolan indah ditubuh sang supervisor tetap terlihat jelas.

“syukur-syukur divisi truck bisa menjual setidaknya satu unit untuk bulan ini” tambah sang Supervisor lagi.

Selesai briefing, mereka semua pun menyebar kestand masing-masing. Sinta dan Yanti dengan penuh keramahan dan senyuman manisnya menangapi setiap pertanyaan para custumer dan juga lirikan-lirikan nakal mata sang custumer pada kedua boba dan selangkangan mereka yang jelas terlihat menonjol, meski samar dari balik kemeja mereka yang tipis.

Sekitar jam 3an sore semua SPG ditarik kembali ke stand utama, meski belum jam pulang namun sesuai kebijakan masing-masing supervisor dan ketua tim para SPG diberi kesempatan untuk beristirahat, berganti pakaian sambil menunggu beriefing penutup dan pulang. Setelah semua urusan bersih-bersih selesai Sinta dan Yanti duduk didepan stand utama sambil ngobrol-ngobrol santai menunggu sang supervisor yang kebetulan memang sedang ada meeting bersama dengan dewan direksi.


“Ta kamu yakin, akan tetap stay disini” kata Yanti membuka pembicraan agak seius.

“ya iyalah mbak, mau kemana lagi aku, sekarang cari kerjaan susah mbak” sahut Sinta.

“ya iya sih ta, tapi kamu sanggup dengan kontrak bayangan setelah kamu dinyatakan sebagai karyawan tatap” lanjut Yanti

“kontrak bayangan apalagi sih mbak, kalau cuma pakai pakaian seksi atau semi telanjang itu sih ngak ada masalah mbak buat aku” seru Sinta.

“bukan itu ta, kalau itu memang wajib” timpal Yanti

“tapi akan ada lagi kontrak ketiga, setelah kamu dinyatakan resmi jadi karywan tetap” kata Yanti lagi.


Belum sempat yanti menceritakan perihal kontrak ketiga bagi karywan baru, tiba-tiba datanglah seorang pria yang sepertinya terlihat alim. Dan kebetulan pula Yanti juga dipanggil oleh ketua tim ke ruangannya.


“maaf mbak, apakah bisa disampaikan kepada Mirna, saya sudah menunggunya” kata pemuda tersebut dengan sopan kepada Sinta.

“Maaf sebelumnya, mas ini siapa” jawab Sinta

“Saya Tunangannya Mirna mbak” jawab Pemuda tersebut.

“oh iya mas, sebentar saya lihat dulu apakah ibu Mirna sudah selesai meetingnya” sahut Sinta sopan sambil melangkah menuju ruangan yang biasa digunakan untuk pertemuan.


Namun sesampainya diruangan tersebut ternyata kosong, Sinta pun berinisiatif ke ruangan sang supervisor yang mungkin meetingnya disana pikir sinta. Namun sesampainya disana, ruangan tersebut tampak sepi dengan jendela kaca yang biasanya terbuka kini tertutup. Dan yang lebih mengherankan lagi saat Sinta mendekati ruangan tersebut Sinta mendengar suara rintihan perempuan yang terdengar sedang meregang kesakitan, meski pelan namun suara tersebut terdengar cukup jelas sampai ke koridor.

Namun yang lebih mengherankan lagi beberapa SPG dan staf administrasi nampak seperti tidak mendengar apa-apa, mereka terlihat santai-santai saja berlalu-lalang di depan ruangan sang supervisor. Suara jeritan itu semakin mengeras dan parau, Sinta pun semakin penasaran. Setelah melihat-lihat situasi akhirnya sinta berhasil menyelinap celah sempit diantara skat ruangan yang mana pada dinding skat di rungan supervisor ada semacam bukaan untuk ventilasi.

Sinta pun segera menegokan kepalanya kedalam rungan sang supervisor dan betapa kagetnya dirinya saat melihat sang supervisor. Dengan hanya mengenakan hijab, tanpa sehelai benang menempel ditubuhnya tengah mengoyangkan pantatnya di selangkangan seorang lelaki paroh baya namun masih terlihat cukup gagah dan tampan, sang lelaki tersebut dengan penuh semangat membalas goyangan sang supervisor dengan mendoggy pantat sang supervisor dengan kecepatan penuh.

Tak beberapa lama kemudian, sang lelaki menghentikan goyangannya dan mencabut batang kemaluannya yang tenyata lumayan cukup besar, panjang, keras, kuat dan berurat. Sinta pun jadi teringat akan sosok sang om yang dulu sempat ia jadikan tempat sandaran hidup sebelum sang Om jatuh bangkrut. Yang mana sama-sama memiliki karakter batang kemaluan yang sama, usai melamun sejenak Sinta kembali memperhatikan kedua pasangan tersebut.

Sang lelaki kembali memasukan kembali kemaluannya kali ke dalam lubang vagina Mirna sang supervisor dan kembali mengoyangnya maju mundur. Mirna pun mendogakan kepalanya yang berhijab keatas sambil meraung-raung keenakan.


“ah…ah…ah…..Pak ….ah…..enak Pak…ouh…uuuuh ...ahhh.............” raung Mirna.


Beberapa menit kemudian, Mirna menarik batang kemaluan sang lelaki kelaur dari vaginanya dan menyuruh sang lelaki untuk duduk, dan kemudian Mirna naik keatas pangkuan sang lelaki dan kembali memasukan batang kemaluan besar tersebut kedalam vaginannya dan kembali mengoyangnya dengan goyangan pinggangnya yang tidak hanya liar namun juga kuat.


“tahan ya pak, awas kalau sampai keluar duluan” seru Mirna sambil merangkul leher sang lelaki sambil membenakan wajah sang lelaki kedalam belahan dadanya.


“Ah….ah….ah…..Pak …Mirna mau keluar lagi….Pak” erang Mirna sambil terus mengoyangkan pantatnya dengan liar,


tubuhnya mengelepar sementara Sang lelaki hanya terdiam sambil mengatur napas, butuh sekitar sepuluh menitan bagi mereka sampai akhirnya meraka tak sanggup menahan lagi. sambil meremas bokong Mirna, sang lelaki yang ternyata adalah owner, sekaligus direktur utama dan sekaligus pula ketua dewan direksi perusahaan tersebut, mengerang sambil menghujamkan selangkangannya keatas beberapa kali kedalam selangkangan Mirna, yang disambut teriakan nikmat mirna


“ah..pejuhnya...bapak ....enak..banget.....” teriak Mirna.


Suasana menyepi, tubuh mirna masih diatas pangkuan sang direktur dengan payudara masih menempel di wajah sang direktur. Dengan hati-hati Sinta berinsut pelan keluar dari celah sempit diantara skat ruangan tersebut dan kembali ke lobby depan.


“maaf mas, mbak mirnanya masih ada meeting ya mas tunggu setengah jam lagi dech” kata Mirna kepada pemuda yang mengaku sebagai tunangannya Mirna tersebut.


Sinta pun kembali duduk sambil menunggu yanti, yang dipanggil ketua Tim. Dan Yanti pun keluar dari ruangan ketua tim dengan baju dan rambutnya yang sedikit acak-acakan, liptick dibibirnya juga terlihat agak belepotan dengan Muka dan lehernya agak memerah dan basah, sambil membenahi rambut dan bajunya ia kemudian duduk disebelah Sinta.


“mbak kok dirimu acak-acakan gitu sih mbak, Habis ngapain” seru Sinta.


Yanti hanya tersenyum.

“tar aja aku ceritain” sahut Yanti.

“tapi aku juga mau cerita juga soal….” Kata Sinta terhenti,

karena sang supervisor muncul bersama sang direktur yang berbalik arah menuju tempat lain tanpa sempat melihat Sinta si SPG baru, dengan wajah lelah dan berkeringat namun tampak cerah dan sumringah, dan sambil merapikan hijabnya yang sedikit acak-acakan Mirna pun berjalan didepan mereka berdua dan memberi tanda kepada semua spg untuk segera berkumpul. Usai briefing penutup, para SPG segera meninggalkan stand utama untuk pulang, Sinta pun tak lupa untuk menyampaikan pesan sang pemuda kepada sang supervisor.

Akhirnya Yanti dan Sinta, segera melangkahkan kaki menuju pintu keluar gedung stand sambil memperhatikan sang supervisor dangan tunangannya yang tampak ceria sambil bercanda dan tertawa. Sinta pun hanya manyun melihat kecerian mereka.


“apakah mereka tetap akan menikah ya kalau tunangan tahu bahwa mbak mirna….sudah ?” Lirih Sinta.

“udah apa sin maksud kamu” sahut Yanti.

“eh anu mbak, mending kita ngesteh dulu aja mbak di kantin depan” seru Sinta.

“ya udah…..” jawab Yanti.


Setalah memesan es teh dan beberapa camilan ringan, Sinta segera buka suara tetang kejadian yang baru saja ia alami, dan Yanti hanya tersenyum melihat wajah keheranan Sinta.

“sepertinya aku ngak perlu lagi menjelaskan kontrak bayangan ketiga yang akan kau terima, kalau kau masih mau tetap bekerja disini” kata Yanti dengan muka serius.

Butuh waktu beberapa menit, sampai akhirnya sinta faham akan perkataan sang senior.

“ya, itu semua berlaku pada semua staf, karyawan, termasuk kita para SPG, terkecuali yang ada di manajemen pusat itu beda cerita lagi” timpal Yanti.


“lantas apakah mbak tadi di ruangan ketua tim, juga sama dengan mbak Mirna” seru Sinta dengan penasaran.


Yanti hanya tersenyum sambil mengangguk.


"itu adalah hal yang biasa di perusahaan ini sinta, apalagi kalau kalau sduadh menjadi karyawan tetap" sahut Yanti kemudian

“para pimpinan dimanajeman pusat termasuk dewan direksi bebas memilih siapa saja untuk menemaninya saat mereka datang kestand kita” kata sinta.

“lalu yang sama mbak Mirna tadi….?” Kata Sinta.

“oh itu Pak Dirga, pendiri dan pemilik perusahaan, sekaligus direktur utama dan sekaligus ketua dewan direksi perusahaan” sahut Yanti.

“yach, beberapa kali aku sempat diminta untuk menemani. Namun akhir-akhir ini ia lebih memilih para jilbob” sahut Yanti lagi.

“dan kalau kamu yakin akan tetap disini, kamu pasti akan jadi favoritnya Pak Dirga..” kata Yanti lagi.

“maksudnya…!” seru Santi.

“nanti aja aku kasih tahu, kalau dirimu memang yakin dan mantap untuk melanjutkan kontrak dengan segala konsekuensi dan resikonya.
………​


Sinta sampai tak sadar kalau diri sudah sampai di depan kos-kosannya, selama perjalanan pulang pikiranya masih menimbang-nimbang apakah lanjut atau mengundurkan diri.

Sampai akhirnya ia memantapkan diri untuk tetap melanjutkan kontrak kerjanya sebagai karyawan tetap, meski dengan posisinya tetap sebagai SPG. toh sama aja ngak ada bedanya profesi sampingan juga tak jauh-jauh dari lendir sementara pekerjaan utamanya juga sama-sama berlendir juga, guman Sinta dalam benaknya.

Lagipula kebutuhan pengobatan sang ibu juga cukup banyak apalagi setelah sang Ayah tertipu dan dipecat dari perusahaannya karna hasutan sang teman, meski sudah lama bekerja dengan banyak mengorbankan waktu teramsuk meninggalkan Sinta yang tumbuh tanpa kasih sayang sang ayah, pesangon yang diterima tidak sepadan dengan waktu yang dihabiskan sang ayah.





 
Terakhir diubah:
..... Tanpa terasa sudah hampir dua bulan sudah, Sinta menjalan aktivitasnya sebagai SPG dan masih ada satu bulan lagi waktu bagi dirinya untuk menjadi karyawan tetap. kinerjanya selama menjalani magang dinilai cukup memuasakan baik secara performa dan tentu saja secara penampilan.
sinta yang kini sudah beradaptasi dengan ritme pekerjaan perusahaan, tak cangung atau risih lagi dalam hal penampilan. baju apapun yang di tentukan oleh ketua tim akan ia kenakan tanpa rasa mengeluh. Mengenakan baju-baju seksi dan terbuka kini sudah manjadi bagian dari outfitnya sehari-hari, ia tak lagi risih saat menyusuri koridor kosannya dengan baju-baju seksinya...........​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd