Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siska..[ Tamat ]

Lanjut Hu... Bakal rame ini...
 
Aku ingat banget, dulu sekali pernah bermimpi seperti kisah ini.
Jatuh cinta sama seorang wanita, cinta pun berbalas dan ternyata dia seorang psk.
Sedih sekaligus nyesek banget, ketika terbangun tanpa sadar air mata mulai menetes.
Semoga happy ending deh, bukan happy cuckold 🤣
 
*Update

***

Handphone berdering tanda panggilan masuk membuatku terperanjat dari tidurku. Aku lirik Jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi. Memang sengaja kalau hari minggu seperti ini, alarm tidak ku stel lebih pagi, karena semua kegiatan mengajarku libur. Dengan malas, aku raih Handphone yang ada di meja bersebelahan dengan tempat tidur. Kulihat layar Handphone,

“Siska..? ada apa dia telpon pagi – pagi,”

A : “ Iya halo Sis.. “

S : “ Pagi sayang...”

Suara Siska terdengar ceria diseberang telepon,

S : “ Maaf ya, ganggu waktu liburanya,”

A : “Eh, gak kok Sis...ini aja baru bangun..hehe”

S : “Oiya, mas ada dirumah kan sekarang?”

A : “ Iya ini dirumah, ada apa Sis kok tumben telpon pagi – pagi?”

S : “Hehe, aku ada didepan rumah mas sekarang, buka pintu dong,”

A : ”Apa? Yang bener? Jangan bercanda dong...” Kataku sedikit terperanjat

S : “Serius mas...”

A : “Oke - oke, sebentar ya..”

Klik...sambungan telepon terputus

Aku terdiam dikamar, aku sangat terkejut dan tiba – tiba rasa penasaran datang begitu luar biasa, Siska datang kerumahku pagi – pagi dan tanpa kasih kabar sebelumnya, yang mana hal seperti ini adalah pertama kali semenjak kita kenal. Sebenarnya semenjak malam itu, aku sedikit kecewa dengan Siska, akan tetapi terkadang aku juga merasa kasihan terhadapnya.

Dengan sedikit malas, aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju ruang tamu. Seperti sudah kebiasaan setiap tidur, aku selalu memakai celana pendek kolor tanpa baju dan tanpa menggunakan celana dalam. Mungkin para laki - laki juga sering mengalaminya, kalau bangun tidur si otong di bawah juga ikutan bangun, seperti pagi ini. terlihat dengan jelas batang penisku berdiri dengan tegaknya sampai terlihat nyembul dari luar celana kolorku.

“Ah, perduli amat, toh Siska juga sudah tau ini,” gumamku.

Dengan cueknya aku menuju ruang tamu, dan membuka pintu depan..

“ceklek...”

Pintu terbuka, terlihat Siska sudah berdiri didepan pintu dengan senyuman. Dia datang sendirian tanpa Stefani anaknya.

“Eh, dari tadi Sis? Sendirian? Stefani mana?” Tanyaku sedikit gugup

“Hehe, maaf ya mas, udah ganggu tidurnya. Stefani lagi di rumah mama,”

“Boleh masuk mas?” Lanjutnya,

“oh, iya – iya, silahkan” Aku mempoersilahkan Siska untuk masuk, dan ku tutup kembali pintu ruang tamu.

Begitu pintu tertutup, Siska langsung memelukku dengan erat dan manja.

“Mas, aku kangen..” Ucap Siska sedikit berbisik

Aku hanya terdiam, antara bimbang, penasaran, kecewa, kasihan dan nafsu. Sedari tadi penis sudah tegak ditambah Siska memeluk dengan secara tiba – tiba membuat nafsuku seakan kembali menyala.

“Sis...kok tumben sih...” belum selesai aku berkata, siska menyahut

“tuh, ininya juga kangen kan, langsung tegang gini,” Ucap Siska sembari tangannya mengelus penisku dari luar celana kolorku.

“Ahhh...Sis...” Aku tak bisa berkata – kata lagi, terasa tangan Siska sudah masuk gitu aja kedalam kolorku dan mengelus lembut batang penisku..

“Hehe...Aku kangen ini lo mas...” Bisik Siska

Aku hanya terdiam melihat Siska yang begitu manja pagi ini.

“Eh, aku baru bangun tidur loh, dan belum mandi juga, bau masih acem gini..” Kataku sambil menatap wajahnya

“hihihi, abisnya gemes sih...ya udah, mas Heri mandi dulu gih..aku tungguin ya” Kata Siska sambil melepas elusan tangannya di penisku. Aku hanya tersenyum beberapa saat, lalu berbalik berjalan menuju kamar mandi.

Didalam kamar mandi, aku terdiam sesaat, aku masih seakan tidak percaya atas perlakuan Siska pagi ini. Serasa berbeda dengan hari – hari sebelumnya. Sikapnya yang begitu manja dan wajahnya begitu ceria pagi ini.

Aku lepas celana kolorku, dan baru 3 kali guyuran air di tubuhku, terdengar suara pintu kamar mandi di ketuk..

“Tok..tok..”

“Mas, buka dong..” Suara Siska terdengar dari luar kamar mandi.

“iya, ada apa Sis..?” Kataku sembari membuka pintu kamar mandi.

Betapa terkejutnya aku melihat Siska berdiri didepan pintu kamar mandi, dia sudah telanjang bulat sambil melempar senyum nakal kepadaku.

“Mandi bareng yuk sayang...” Katanya manja, dan menyelonong kedalam kamar madi. Kini kita berdua sama – sama telanjang bulat di kamar mandi..

“Hm..nakal ya, gangguin orang mandi aja” Ucapku

Siska hanya tersenyum, dan langsung jongkok dihadapanku. Kini posisi wajahnya tepat didepan penisku yang masih tegang. Beberapa saat kemudian, Siska melahap habis penisku kedalam mulutnya...

“Ohhhh....sayaaaang...” Tanpa sadar aku pun mendesah karena tingkah Siska, perasaanku kini dikuasai oleh nafsuku

“Slurrrrrp....sluuurrrppp..” Suara penisku dimulutnya, terlihat dia semakin rakus melumat batang penisku disaat mendengar aku mendesah...

“aaaah...kamu nakal sayanggg...ohhhh....” Kedua tanganku kini memegang kepalanya untuk menariknya, sehingga penisku masuk lebih dalam..

“Arrrgh....sslrrruppp....”

Lidahnya menari di ujung penisku, dan jemarinyapun tak henti – hentinya memijat biji pelirku membuatku seakan tak mampu menahan pertahananku. Penisku terasa berkedut. Siska seakan menyadari akan hal ini. dia melepaskan kulumannya lalu berdiri membelakangiku. Tangannya bersimpuh ke bibir bak mandi dan kedua kakinya direnggankan. Dengan posisi ini terlihat dengan jelas bibir vagina Siska yang sudah basah. Bergegas aku jongkok dan kujulurkan lidahku untuk menyapu bibir vaginanya dari belakang dengan rakus. Liang anusnya pun tersapu oleh lidahku....

“Owwwh....mas Heri,,,masukin mas....aaaaah....jangan siksa aku mas......” Siska mendesah

Lidahku mencoba menyeruak masuk kedalam liang vaginanya, terasa semakin lama cairan yang keluar semakin banyak.

“Ahhh....enak banget sayaaanggg....masukin sayaaanggg...Ssssh..” Siska kembali melenguh

Beberapa saat kemudian, terasa pinggul Siska terangkat dan sedikit mengejang..

“Ohh....” desah Siska

Aku menyudahi jilatanku, kini aku berdiri di belakang Siska, dan memeluknya dari belakang. Kedua tanganku meremas payudaranya dan sesekali memilin putingnya..

“Ahhh......mas nakal...” desahnya



Kuturunkan ciumanku menuju leher,kusapu dengan lidahku dia semakin menggelinjang.

“oooh....aku sudah gak tahan lagi sayang” desahnya.

Kepalanya mendongak kekatas dengan mata terpejam sambil menggigit bibir bawahnya. Melihat Siska sudah sangat bernafsu dan sesekali tangannya meraih batang penisku dan dielusnya. Segera kuarahkan penisku yang sudah sangat tegang ke liang vaginanya dari belakang, sekali sentak dan “blesss”. Penisku kini terbenam didalam vaginannya, aku diamkan beberapa saat..

“Ahhh..” dia kembali mendesah

Aku maju mundurkan pinggulku, terlihat penisku keluar masuk disana.

“plok,plok,plok” terdengan suara pantatnya dan pahaku saling beradu

“aaaahhhhh..eeenaaaak sayaangg,,,terusss saayaaaang, lebih cepat saaayaaaangggg....” pinggulnya kini ikut bergoyang tak beraturan menyambut sodokanku, kedua tanganku meremas pantatnya.

Merasakan hal itu, aku menjadi seperti kesetanan. Kupercepat sodokanku dan sesekali tanganku menampar bongkahan pantatnya yang bula...’

“Plo....plook......plokk....”

“aaagh....aaah.....” Desahan Siska terdengar semakin keras.

Baru beberapa sodokan saja sekarang penisku terasa berdenyut kembali, aku tak kuat lagi menahannya.

“Crot,Crot,crot...” Spermaku menyembur diliang vaginanya

“Aaaah.......” Aku mendesah

Kedua kakiku gemetar, aku lirik wajah Siska yang kini juga menatapku, dia hanya tersenyum dengan penuh kepuasan..

“Terima kasih ya sayang...aku sangat puas sekali” kata Siska sembari berbalik badan dan langsung memelukku dengan erat beberapa saat, lalu kita segera mandi bersama dengan kecupan dan elusan manja ditubuh kami.

---

Setelah kita mandi bersama, Aku dan Siska duduk bersebelahan denganku di sofa ruang tamu. Kepalanya disandarkan dibahuku, kita berdua terdiam beberapa saat,

“Mas, mas tau gak kenapa aku tiba – tiba kesini tanpa kasih kabar dahulu,” Siska membuka obrolan

“Katanya tadi kangen,” Jawabku enteng

“Iya sih, tapi ada sesuatu hal lagi yang ingin aku omongin mas,” Suaranya berubah pelan

“Tentang apa itu?” Tanyaku kini mulai penasaran

“Mas Heri beberapa waktu yang lalu pernah memintaku untuk menjadi istri mas, tetapi aku belum bisa kasih jawaban hingga saat ini, meskipun mas Heri selalu bertanya tentang jawabanku hampir setiap hari,” Suara Siska sedikit gemetar dan kepalanya terlihat menunduk

“maafkan aku mas, aku sebenarnya juga mencintai mas, tetapi aku bimbang, aku tidak ingin menyakiti perasaan mas Heri,” Lanjutnya

“Maksud kamu menyakiti aku gimana Sis?” Tanyaku, dahiku mengernyit tanda penasaran

“Kalau misalnya aku menerima mas Heri, apakah mas mau menerimaku apa adanya?” Tanyanya dengan tatapan teduh

Aku kini terdiam, hatiku semakin bimbang. Beberapa waktu yang lalu memang aku sangat yakin untuk bisa menerima Siska.

“Mas...kecewa ya telah menungguku lama?” Tanyanya lagi

Hatiku semakin gemetar,

“Aa..aku mau dan akan menerima kamu dan Stefani Sis..” Jawabku lirih

“Tapi mas belum tau siapa aku sebenarnya,” Suara Siska pelan, dan terlihat menundukkan kepalanya lagi

“Aku tahu kok Sis, ini pasti tentang pekerjaanmu kan?” Jawabku seketika

Mendengar perkataanku Siska terperanjat, Kepalanya yang tadinya bersandar di bahuku dengan sedikit menunduk, diangkatnya dan seketika menoleh kearahku, pandangan kami kini bertemu.

“Mas Her tau?”Tanyanya penasaran

“Iya, aku tahu....” aku mengawali cerita,

Aku menceritakan kejadian malam itu, dimana waktuban motorku kempes sampai aku melihat dia keluar dari mobil taksi. Setelah mendengar semuanya, tangis Siska meledak, dia kembali memelukku dengan erat,

“Maafin aku mas..maafin aku....” Suara siska sesenggukan

“Aku dengan sangat terpaksa melakukan ini demi Stefani mas, dan aku pagi ini sebenarnya ingin jujur kepada mas tentang masalah ini, aku kasihan sama Heri yang selama ini aku gantung perasaannya“

“Sekarang terserah mas Heri, setelah tau siapa aku sebenarnya,” Wajah Siska menunduk dengan berlinang air mata

Pada saat ini, entah aku sangat tersentuh melihat keadaan Siska, Wajahnya yang teduh dan kata – kata Siska yang sebenarnya ingin jujur padaku membuatku semakin yakin, kalau dia terjerumus kepekerjaannya sekarang hanya karena faktor ekonomi. Kuangkat dagunya dengan tanganku, sehingga kita kembali bertatapan,

“Sis, Aku sangat senang sekali kalau kamu berniat jujur padaku. Aku akan tetap bisa menerimamu, tetapi dengan beberapa syarat, dan kuharap syarat ini bisa kamu terima demi kebaikan kita bersama,” kataku

“Syarat apa itu mas?” Tanya Siska

“Pertama, kamu harus meninggalkan semua pekerjaanmu dengan menjadi istri yang baik buatku dan Ibu yang baik buat Stefani, dan yang kedua jaga rahasia tentang masa lalumu kepada siapapun, terlebih dengan ayahku nanti,” Pandanganku tajam kearahnya

Siska mengangguk, dan airmatanya terus mengalir.

Kudekap kembali tubuh Siska dengan erat, begitupun Siska secara bersamaan memelukku dengan erat,

“Terima kasih ya mas, memang kamu ini benar – benar orang baik,” Suara Siska lirih sambil terdengar sesenggukan..

“Ya udah, aku akan mengajak ayahku kesini, buat melamarmu secepatnya..” Kataku

Siska kembali mengangguk dengan tersenyum.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd