Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
10 - Melepas Hasrat Tertunda




Bang Faiz


Mama

POV : AiLing


Semalaman aq gak bisa tidur, gara2 teringat pada Faiz. Kuakui hatiku kini sudah condong padanya sejak dia melepaskanku dari Pak Imron yang memperlakukanku dengan kasar. Walaupun Faiz bukan lelaki pribumi yang tampan, tapi menurutku Faiz adalah seorang lelaki yang gentleman. Sejak dia menolongku menyelesaikan persoalan Edisen di sekolah, aq sudah merasakan wibawanya. Selain itu dia sangat berpengalaman dalam memperlakukan seorang wanita. Setiap tutur katanya sering membuatku seakan aq ini masih gadis yang sedang mekar. Padahal aq ini sudah termasuk wanita yang tidak muda lagi. Dia memiliki kepribadian yang jauh berbeda dari suamiku.

Sebelumnya aq memanggil dia dengan panggilan Bapak karena aq menghormati dia sebagai seorang pria yang baru kukenal. Akan tetapi, dia memintaku untuk memanggilnya Bang Faiz dengan alasan supaya lebih dekat. Aq memeng belum terbiasa memanggil begitu, karena setiap laki2 pribumi yang kukenal umumnya kupanggil Bapak karena itu yang umum kudengar. Semalam aq dan dia sempat bercumbu di rumahku. Ini pertama sekali aq bercumbu dengannya, sayangnya kami tidak bisa melanjutkan sampai tuntus gara2 anakku mengganggu. Cara dia mencumbui aq menunjukkan kalau dia punya kemampuan bercinta yang hebat. Perlakuannya padaku membuatku serasa ingin terus dekat padanya, dan akhirnya aq bisa panggil dia Bang Faiz.

Terus terang aq sudah sangat terangsang ingin menyerahkan tubuhku padanya. Sempat kuraba senjata lelakinya yang masih tertutup celananya. Kuyakin dia punya ukuran senjata lelaki yang sanggup memuaskan seorang wanita. Aq tahu bahwa semalam itu dia kesal karena terpaksa harus berhenti bersetubuh denganku. Belum sempat kuutarakan kalau aq masih ingin bersetubuh dengannya, dia sudah ingin pergi dari rumahku. Sebagai wanita aq punya gengsi yang cukup tinggi untuk berterus terang. Hari ini sejak pagi dia tidak mengirimkan pesan lewat WA padaku. Aq sendiri juga bertahan untuk tidak lebih dulu mengirimkan pesan padanya.

Tetapi semakin lama aq didiamkan semakin tersiksa hatiku. Aq terus berharap dia mampir ke toko untuk sekedar menyapaku lebih dulu. Aq pasti tidak segan2 untuk menyambutnya agar relasi ini membaik. Ternyata hari ini aq tidak melihat sosok Faiz di toko.

Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 11. Malam ini sepertinya aq masih akan terus memikirkannya sampai pagi. Tiba2 aq terima pesan dari Faiz yang berisi:

Faizal: "Ling, saya sudah didepan rumahmu" Betapa kaget sekaligus senangnya hatiku membaca pesan ini.

Aq segera mengenakan lingerie yang dua tali tipis tersangkut di bahuku memperlihatkan payudaraku yang putih mulus, dengan panjang kebawah sebatas paha. Aq pun sudah tidak mengenakan BH, hanya memakai celana dalam yang tipis. Semua pakaian ini sudah lama dibeli namun belum terpakai ku kenakan untuk menyambut Faiz. Berharap malam ini aq akan bercinta dengannya seakan malam pertama.

Suhu udara diperkampung ini terasa dingin di malam hari dan akhir2 ini sering hujan. Aq harus mengenakan satu lapis baju luar untuk menutupi tubuhku saat aku membukakan pintu buat Bang Faiz.

Jantungku berdetak kencang saat kubuka pintu untuk Bang Faiz. Untuk apa Bang Faiz malam2 datang mencariku, mungkinkah dia ingin mengajakku bersetubuh?!

Kupersilahkan dia duduk di ruang tamu tempat semalam kami bercumbu namun terhenti. Diluar sedang turun hujan yang cukup deras.

"Ada apa Bang...?" tanyaku.

"Malam ini aku mau bayar janjiku sayang..." katanya lalu dia mengeser posisi duduknya mendekatiku.

"Janji apa Bang...?" tanyaku penasaran sambil menatap wajahnya.

Tanpa jawaban tangannya mengangkat daguku keatas lalu bibirnya menciumku dengan lembut. Akupun menutup mataku menikmati kelembutan ciumannya. "Cuuupppp......cuuuuppp...."Bibirku yang tipis dilahap oleh bibirnya yang lebih tebal. Sentuhan bibir ini membuat tubuhku terasa seperti sengatan birahi yang membangkitkan gairahku yang semalam tertunda.

Dari nafasnya tercium aroma rokok yang sebenarnya kubenci. Suamiku sendiri bukan seorang perokok. Tapi kelembutan ciumannya memaksaku untuk mengabaikan bau yang kubenci sebelumnya.

Lidahnya menerobos masuk kedalam mulutku lalu kusambut dengan menjulurkan lidahku.

"Hmmmm...sruuupp...mmmm....mmmm.....srruuuppp....." lidah kami sedang bermain kejar2an dalam ciuman penuh hasrat.

Pelan2 tangannya yang terasa dingin dikulitku menerobos dalam bajuku mencari payudaraku lalu meremasnya.

"Tunggu Bannnggg...kekamarku yukk..." kuajak dia kekamarku, kutarik tangannya untuk masuk ke dalam kamar pribadiku.

Bang Faiz tidak menjawab, dia hanya diam dan menatapku dengan tatapan tajam penuh misterius sambil mengikuti langkahku menuju kamar.

Setelah dia masuk ke dalam kamar, akupun mau menutup pintu supaya anak2 ku tidak melihat kami.

"Tunggu !!! kata Bang Faiz. "Tidak usah ditutup...buka saja..." perintahnya.

"Kenapa bang...?!" tanyaku

"Saya sukanya begitu... jadi Aling ikuti saja..." tegas Bang Faiz

"Nanti ada anakku ganggu lagi gimana Bang...?! kataku.

"Biarin saja Ling... malam ini lu gak akan kulepaskan meskipun anak lu panggil.... lagipula anak lu sudah tidur...." katanya.

Aq merasa aneh dengan kemauannya, tapi ya sudah lah lagipula Asen dan Fei2 pasti sudah tidur. Jadi malam ini mereka gak akan mengganggu malam ku bersama Bang Faiz. Kubiarkan saja pintu terbuka lebar tanpa perlu kuatir ada yang lihat. Dengan pintu terbuka suara hujan juga terdengar jelas.

"Duduk Bang... selamat datang di kamarku..." ku persilakan dia duduk di tepi ranjangku sambil kutanggalkan baju luarku di hadapannya dan Bang Faiz menatapku seluruh tubuhku terutama payudaraku yang mengintip di balik lingerie tanpa bra.

Kuturunkan kedua tali tipis yang tersangkut di bahuku hingga bajuku jatuh terlepas kebawah melewati kakiku. Kini tubuhku hanya tertutup oleh celana dalamku yang berwarna hitam ini.

"Banggg.... malam ini Aling milikmu.. " kataku

"Sini sayang... biar abang tuntaskan malam ini..." kata Bang Faiz

Kuberanikan diri untuk naik keatas pangkuan Bang Faiz agar dia menikmati kedua payudaraku ini.

"Ooooohhhh...Banngggg...." Akupun memeluk erat kepala Bang Faiz sambil menahan rasa putingku diisap oleh Bang Faiz dengan keras. Payudaraku yang satunya lagi juga diremas olehnya.

"Srrruuuppp.....hhhmmm....cuuuppp....cuuuppp..." dengan lahap bang Faiz menjilati payudaraku sambil diciumnya.

"Ahhhhhh....Terusin Banngggg...." kataku sambil menikmati putingku yang dimainkan lidahnya.

Setelah puas dengan payudaraku, Bang Faiz membalikkan aku agar aku terlentang di ranjangku lalu kulihat kebawah Bang Faiz sedang apa.

Bang Faiz melepaskan pakaiannya sendiri sambil menatap seluruh tubuhku. Akhirnya dia menurunkan celana dalamnya sehingga penisnya keluar. Ohh, ternyata besar juga punya Om Faiz sesuai dugaanku warnanya agak gelap kehitaman.

"Linggg... bikin Abang bahagia dulu pake mulutmu sebelum Aling abang bikin bahagia juga..." katanya sambil berdiri tegap di bawahku.

Akupun duduk kembali di tepi ranjang lalu ku pegang penisnya yang berwarna coklat gelap, ukurannya besar saat kuganggam. Pelan2 ku gosok2 dengan jari2ku yang halus.

"Jangan dilihat saja...dikulum pake mulut lu Ling..." perintah Bang Faiz dan kulakukan juga sesuai perintahnya.

Ada sedikit bau aneh dipenisnya tapi gak sebau punya Pak Imron. Kalau Pak Imron bilang ini bau kontol lelaki pribumi. Kuberanikan diriku untuk menyambut penis Bang Faiz dalam mulutku.

"Hmmmm.....hhhmmmm...ahhhh....hhhhhmmmm....." mulutku gak muat masukin penisnya yang panjang. Terkadang aku kesulitan bernafas kalo kepala penisnya sampai ke kerongkonganku.

"Terus Ling... terus...Isap yang benarrr...!!! perintahnya.

"Besarrr banggg...hhhhmmmm...."

"Sruruuupppp....hhhhmmmm....."

"Enngggg.....hhhmmmm....aaaaahhhhh..."

"Pinterrr kamu sayanggg....lumayan juga isapan lu Ling...." pujinya membuatku semakin bersemangat untuk mengisap penisnya. Aku memang belajar banyak soal mengisap penis dari Pak Imron. Suamiku tidak pernah mengajariku soal begini, lagipula aq males layani suami melihat sikapnya yang egois dan pemarah. Biar aq melayani lelaki yang bisa membuatku bahagia layaknya hak seorang wanita.

"Jilat Linggg..." kata Bang Faiz dan kuikuti apa maunya.

Srrruuuppppppppp....hmmmmm....

Penisnya yang panjang kujilat dari pangkal sampai ujung kepalanya. Penis Bang Faiz juga sunat seperti punya Pak Imron, tapi suamiku punya tidak disunat. Aku tahu ini juga dari Pak Imron yang banyak memberiku pelajaran. Sayangnya akhir2 ini dia terlalu memaksakan dirinya padaku demi kemauannya.

"Bagussss... jilatan lu enak sayang...." puji Bang Faiz

Waww, penis Bang Faiz semakin dijilat semakin panjang. Aku takut apakah penis ini muat dalam vaginaku???

Hhhhmmmm.....srrruuuppp.... hhhmmmmm...



".........."

"Sudah sayang... sekarang gantian abang yang bikin Aling bahagia..." kata Bang Faiz

"Sini abang buka celana dalam Aling... abang mau lihat memek cina Aling..." Bang Faiz melepas celana dalamku ditarik melalui kakiku.

"Linggg...celana dalam lu sudah basah ini..." kata Bang Faiz lalu diciumya celana dalam aq itu.

"Jangan dicium ah Bang... bau looo.." kukatakan ini karena aq merasa malu kalau cairan dari vaginaku sampai dicium Bang Faiz.

"Ngak sayang...abang suka baunya..." katanya

"Sini sayang...abang mau lihat memek cina Aling..." katanya lalu melebarkan kedua pahaku.

"Ini memek kesukaan abang sayang... bulu jembutnya lebat....kontol abang gak tahan kalau lihat memek cina begini..."katanya lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku.

"Tolong pelan2 banggg...." kataku.

"Kenapa sayang...?!" tanyanya.

"Penis punya bang besar..." kataku.

"Tenang Ling, nanti Aling akan suka sama kontol abang ini..." setelah berkata kurasakan kepala penis bang Faiz mulai menerobos ke vaginaku.

"AAAAAAAAAAHHHHHHH......" kurasakan tanpa bisa melihat penisnya yang terus menjalar semakin dalam ke vaginaku hingga mentok. Lalu Bang Faiz melakukan penetrasi padaku.

"Aaaaahhhh....aaaaahhhh....aaaaahhhh....." aq mendesah merasakan gesekan penisnya dalam vaginaku.

Setelah beberapa saat Bang Faiz berhenti lalu menarik tanganku hingga aku duduk dipangkuannya tanpa melepas penisnya dari vaginaku. Bang Faiz duduk di tepi ranjang kakinya menginjak lantai, sedangkan kaki diletakkan di ranjang.

Dalam posisi saling berpelukan Bang Faiz melakukan peneterasi padaku. Pinggulnya dinaik sehingga penisnya menusuk ke atas, masuk ke dalam vaginaku. Sesekali pantatku ditepok oleh tangannya memberiku semangat mengerakkan pantatku agar menyesuaikan irama penetarasi.

"Oooohhhh....aaaaahhhh.....aaaahhh....aahhhh...." tanganku meremas rambut Bang Faiz.

"Aaaaaahhhhh...aaaaaahhh....aaaahhhhh......"

"Bannggg... aku mau keluarrr.. Ahhh...aaahhh...aahhh..." kataku

"Keluarin sayanggg... puaskan diri lu....kamu pantas untuk itu sayang....."

"AAAAAHHHHHH.......AAAAAAHHHHHH......!!!!! aku mendapatkan klimaksku.

"aaaaahhh....aaaaaahhhh....aaaahhhh...." kuhentikan goyangku merasakan puncak kenikmatan ini.

"Abangg sudahhh sampai..?! hah..hah..hahh.." aq tanya Bang Faiz

"Abang belum sayang...malam masih panjang...." katanya.

Aq ditidurkan kembali keranjang agar aq beristirahat sebenar sebelum masuk ke babak berikutnya. Penisnya yang sedang berdiri tegak sempurna sedang menanti vaginaku.
"Buka memek lu sayang, abang mau masuk lagi..." katanya

"Ayoo banggg... puaskan dirimu abang..." kataku.

Kembali Bang Faiz melakukan penetrasi. padaku. Suasana diluar hujan semakin deras diiringi suara guntur membuat Bang Faiz semakin kencang mengenjotku.

"Aaaaaahhhh....aaaahhhh...aaaahhh...aaaaahhh....aaahhhh...." desahan ku juga turut berpacu dengan suara hujan deras.

"AAAAAHHHHH.....AAAHHHHH....AAAAHHHH....!!!" aku mendesah sekuat2nya tanpa takut kedengaran karena ditutupi suara hujan deras.

"AAAAAHHH....AAAAHHHH.....AAAAAAHHHH...."

"Enakk sayanggg...?!"tanya Bang Faiz.

Aku sedang mendesah dan hanya bisa menjawabnya dengan anggukan kepala kalau ini benar2 enak.

"AAAAHHH....AAAAHHH....AAAAAHHH....."

"BANGGGG... AKUU MAUU KELUARRR LAGIII...!!! kataku

"Bentar sayanggg...tunggu abangg biar sama2..." katanya Bang Faiz lalu semakin mempercepat goyangnya.

"AAAHHHH....AAAHHH...AAAAHHH..." Ayo sayangggg....Abangg keluar..." BANNGGG...AAAAAAAAAAHHHHHHHHHH..!!!! Ahhhh abang keluar Linggg..!!!

Suara gunturpun bergema turut meramaikan puncak kenikmatan kami malam ini. Kami saling berpelukan kuat sampai nafas kami stabil. Aq benar2 puas malam ini.

Kusadarkan kepalaku ke dada Bang Faiz sambil satu tanganku memainkan penisnya yang setengah ereksi.

"Besar punya abang..." kataku lalu mengganggam sambil ku kocok pelan2.

"Aling suka kontol abang..?" tanyanya sambil mengelus rambutku.

"Suka bang..." jawabku

"Kontol suami lu kenapa rupanya..? tanyanya.

"Punya suamiku ga sebesar punya abang.. trus cepat keluar..." jelasku.

"Rata2 kontol cina begitu Ling... lebih kuat kontol pribumi...." katanya.

Semakin ku mainkan penis Bang Faiz semakin keras lalu tegak berdiri lagi.

"Itu akibat Aling main2 sama kontol pribumi... sini memek lu Ling..." katanya.

Aq pun naik keatas tubuh Bang Faiz sambil mengarahkan vaginaku ke penisnya. Kugenggam penis Bang Faiz lalu kumasukkan sendiri ke vaginaku.

Kugoyangkan pantatku dengan cepat sedangkan kedua telapak tanganku ku tahan di dadanya.

"Ayo Linggg...!!! Puaskan lagi dirimu...!!! Bang Faiz memberiku semangat.

"Aaaaahhhh....aaahhh....aaahhh...oooohh Banggg..."

"Kenappaa syanggg...??" tanya Bang Faiz yang sedang duduk santai melihatku bergoyang sendiri diatas pahanya.

"Eannnkkk banggg...!!! Aahhh....ahhhh...aaahhh..."

"Enakk kontol pribumi..?! tanyanya..

"ENAKKK BAANNGG....!!!

"AKU MAU KELUARR BANGGG...!!!!

Bang Faiz menidurkan aku kembali ke ranjang lalu melakukan peneterasi dengan goyangan yang cepat.

"AAAAHHH....AAAHHHH.....AAAHHHH...", "Tunggu Abanggg..!!!!

"Plokkk....plokkkk....plookkk..." suara yang timbul dari pertemuan paha kami sangkin kuatnya genjotan Bang Faiz.

"AKUUU KELUARRR LAGGII...!!!! AAAAAAAHHHHHHHHH...!!!!

"Uuuhhhh....aahhhhh...abang juga keluarr saynnggg..." Bang Faiz bener2 kuat bercinta, malam ini aq dibuat klimaks sampai beberapa kali.

"Kamu hebat sekali Lingg.. beruntung suami lu punya istri sehebat ini..." kata Bang Faiz

"Gak usah singgung2 dia lagi bang..." kataku.

"Iya syang...bang puas malam ini..." katanya.

"Aling juga bang... makasih bang sudah bikin Aling bahagia malam ini..."kataku

"Lelaki sejati harus menepati janjinya Ling... lain kali abang bakal bikin Aling jauh lebih puas dari malam ini..."

Malam ini saja aq udah puas banget, gimana bisa jauh lebih puas dari ini lagi. Aq benar2 gak bisa membayangkan, tapi aq percaya saja deh dengan Bang Faiz. Mungkin dia punya banyak cara untuk membahagiakan seorang wanita.

Tidak terasa jam dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 2 subuh dan hujan juga sudah mulai reda. Bang Faiz pun minta pamit dulu. Andai dirumah cuma aq sendiri pasti kuminta Bang Faiz nginap saja di kamarku.

"Oh ya...Minggu pagi Abang jemput ya Ling..." kata Bang Faiz

"Mau kemana Bang..? tanyaku.

"Abang ajak jalan ke suatu tempat... " kata Bang Faiz

"Minggu aq gak bisa Bang... Aq mau ke rumah mertuaku untuk urusan pernikahan anak ko Afuk yg kedua si Erika..." kataku

"Begitu ya..***k apa2 nanti abang antar Aling ke sana...." kata Bang Faiz sambil merangkulku

"Ok deh bang...hati2 dijalan ya.." kalau sudah begini aq ga bisa menolak tawarannya.

Kuantar bang Faiz keluar pintu rumah lalu dia beranjak dari rumahku dengan mobilnya. Sebelum bang Faiz keluar pintu depan, dia sempat mencium kening turun ke bibirku. Romantis juga laki2 ini, pikirku.

Saat ku kembali ke kamar ku, aku mendengar ada suara pintu kamar yang tertutup. Rasanya itu pintu kamar Edisen. Mungkin dia tengah malam mau pipis baru kembali dari kamar mandi.



Minggu pagi Bang Faiz mau diajak aq jalan kemana ?

Gimana kalau sampai mertuaku liat aq bersama Bang Faiz ?​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd