Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Colek mbah @fq_lex tutor upload mulustrasi

hadiiiiiiiiirrrrrrrr............. :pesawat:


suwun jawilanne kang @Garonk84


@Nurdinperkasa tutorial bikin mulustrasi

Langkah-langkah upload gambar/foto :

1. tab baru browser, ketik www.imagebam.com
2. klik ADD FILES
3. pilih gambar/foto di galery yang akan di-upload
4. pilih Family Safe Content
5. lalu turun ke Thumbnail Option, pilihan bebas
6. setelah itu, pilih UPLOAD NOW
7. copy/salin semua tulisan yang berada di kotak BB-Code
8. paste/tempel tulisan tadi di kolom komentar/chat

Jika dikerjakan sesuai instruksi diatas, pastinya foto/gambar akan terpampang disini :)
 
hadiiiiiiiiirrrrrrrr............. :pesawat:


suwun jawilanne kang @Garonk84


@Nurdinperkasa tutorial bikin mulustrasi

Langkah-langkah upload gambar/foto :

1. tab baru browser, ketik www.imagebam.com
2. klik ADD FILES
3. pilih gambar/foto di galery yang akan di-upload
4. pilih Family Safe Content
5. lalu turun ke Thumbnail Option, pilihan bebas
6. setelah itu, pilih UPLOAD NOW
7. copy/salin semua tulisan yang berada di kotak BB-Code
8. paste/tempel tulisan tadi di kolom komentar/chat

Jika dikerjakan sesuai instruksi diatas, pastinya foto/gambar akan terpampang disini :)
Makasih Huu..
 
9 - Mama Terpesona


Mulusturasi: Mama

Sesampai di rumah kami bersih2 lalu makan bersama karena besok Papa akan berangkat keluar kota. Ada pesan2 yang ingin Papa sampaikan buat kami. Intinya selama Papa diluar kota nanti toko itu tanggungjawab Mama dan aku. Ci Velin sesekali boleh ikut membantu jika diperlukan. Papa pesan terhadap Didit, anak Pak Imron itu harus lebih tegas karena kadang disuruh kerja suka ogah2an. Bila perlu dibentak saja kalau tidak mau dengan, begitu kata Papa.

Pada saat makan bersama, kelihatan kalau ci Velin yang sedang badmood. Dia tidak bicara selama makan bersama, cuma angguk dan geleng2 kepala saja sebagai tanda setuju atau tidak. Selesai makan bersama, ci Velin segera masuk kamar. Akupun segera menyusulnya ke kamarnya.

"Cie, lu kenapa sih..?" tanyaku. "Gue Gak papa koq..." jawabnya.

"Lu gak usah bohong cie.. dari muka lu udah ketahuan kalo lu itu lagi ada masalah..." kataku

"Klo gue ada masalah itu juga gara2 kalian semua...!!!" kata ci Velin dengan kesal.

"Gue kenapa cie..?!" tanyaku

"Iya, kenapa Mama bisa sampe gitu sama Om itu, trus lu juga udah tahu tapi gak kasi tahu ke gue.. emang lu suka Mama gituan sama Om itu...??? kata Ci Velin.

"Itu om namanya Om Imron cie, gue gak bilang ke lu demi jaga privasi mami cie..." begitu alasanku.

Lalu Mama menyusul masuk ke kamar lalu duduk di samping ci Velin. Tetapi malah ci Velin mengeser posisi dulunya sedikit menjauh tidak mau menoleh ke Mama.

"Fei... maafin Mama ya..." kata Mama

"kenapa sih Mama bisa sampai gituan sama Om Imron..." kata Ci Velin

"Mama juga terpaksa Fei... semua berawal dari masalah uang keamanan itu.. Mama demi kita bisa tinggal dengan aman di sini, Mami rela lakuin apa aja demi kalian..." jelas Mama.

"Mama bilang terpaksa tapi kenapa Mama seakan rela dimainin sama om Imron... jangan pikir Fei gak bisa liat...?!" tanya ci Velin dengan rasa penasaran.

Mama terdiam sejenak lalu menjawab, "Iya Fei, kamu benar... Mami gak bisa bohong dari kalian... mami rela karena mami juga wanita normal, Mami punya kebutuhan lahir batin maupun dorongan biologis..."

"Loh kan ada Papi.. kenapa mo sama lelaki pribumi kayak om Imron bgitu..?!" kata Ci Velin

"Fei... kamu kan tahu kalau Papi Mami itu sering berantem... Papi itu orangnya egois Fei... dia gak pernah nunjukin perhatiannya... dia hanya penting kepuasannya sendiri Fei...." dengan sedih Mama menjelaskan.

"Apa salahnya kalau Mami hanya mengisi kebutuhan yang Papi mu tidak bisa penuhi Fei... apakah Mama salahhhh...coba Fei beritahu Mami.." Mami la njut menjelaskan sambil menangis.

Ci Velin hanya diam gak bisa menjawab Mama.

"Iya Mi...Fei udah ngerti.. maafin Fei udah salah pahami Mami..." kata Ci Velin sambil menangis pula.

Lalu Mama memeluk Ci Velin dengan penuh haru lalu berkata: "Iya Fei.. kalau Fei udah bisa mengerti berarti Fei sudah dewasa.."

"Kalian berdua adalah anak Mami, selanjutnya tidak ada rahasia diantara kita... Asal kalian mau denger Mami curhat aja... " tegas Mami sambil tersenyum melihatku.

"Ya udah kamu istirahat dulu ya Fei..." kata Mama lalu aku dan Mama kembali ke kamar kami.

......

Keesokan harinya sebelum matahari terbit, Papa sudah berangkat keluar kota.



Sepulang sekolah aku mengantar ci Velin pulang ke rumah lalu berangkat ke toko. Di toko sudah ada Mama dan anak Pak Imron si Didit. Sejak peristiwa Om Faiz menolong mama dari Pak Imron kemaren itu, penampilan Mama agak berbeda. Hari ini mama terlihat masih make up dan berpakaian cantik. Mama berpakaian kemeja tanpa lengan, kancing atas tidak dikancing sedikit memperlihatkan payudara yang bersembunyi dibalik BH dan memakai rok pendek sepanjang paha. Penampilan Mama begitu sampai2 bikin Didit salah tingkah kalau bicara dengan Mama.

Kalau kemaren itu alasanya untuk menutupi bekas memar akibat ditampar Pak Imron, hari ini apa lagi alasannya?

"Ma...tumben mama cantik banget hari ini... dalam rangka apa sih? tanyaku.

"Apa salahnya Mami lu ini berpenampilan lebih cantik sedikit, lagi pengen aja Sen..." jelas Mama, tapi rasanya penjelasan Mama agak sulit dipercaya tapi ya sudahlah lagipula bukan urusanku.

"Oh ya teringatku, tadi pagi siapa yang mengantar Mami ke toko...?" tanyaku.

"Tadi pagi Om Faiz ngajak makan pagi baru antar Mami ke toko.." kata Mama.

Terjawab sudah, kenapa Mama berpenampilan cantik begitu. Rupanya ada janji dengan Om Faiz.

Pada saat Mama pergi ke kamar mandi, aku coba membuka Hpnya siapa tahu ada sesuatu yang Mama sembunyikan.

Di sana ada chat Pak Imron dengan terus mengirimkan pesan dengan bahasa2 kasar ke Mama tapi tidak dibalas, hanya dibaca saja.

"Aling Lonte" , "Amoy peret lu" , "Kena perkosa rame2 baru tahu rasa lu" "Abis perkosa Bapak bunuh lu". "memek cina lu punya Bapak" dan seterusnya.

Di bawahnya ada percakapan chat dari Om Faiz. Di sana mama curhat ke Om Faiz. Dari semua pembicaraan mereka, intinya Mama itu kesepian karena papa gak memberikan nafkah batin. Kalaupun ada, Papa tidak mampu memberi Mama kepuasan seksual karena ejakulasi dini. Mama masih pengen tapi Papa sudah gak sanggup.

Om Faiz cerita kalau dulu hampir tiap malam dia selalu memberi nafkah batin kepada istrinya. Sebagai lelaki sejati itu harus siap memenuhi kebutuhan istri lahir dan batin. Seks itu kebutuhan dasar wanita, jadi lelaki yang gak sanggup memuaskan wanita gak layak menjadi suami wanita itu.

Menurut om Faiz, wanita cina itu unik. Mereka punya kebutuhan seks yang tinggi. Memeknya selalu lembab, artinya mereka menyukai seks kapan saja dimana saja.

Faizal: Ling mo ga sy ajak berhubungan seks

Me: Mau kalau situ berani :p

Me: becanda yaa

Faizal: serius jg gpp Ling

Me: Ga mo, Ling takut

Faizal: takut ketagihn ya Ling hehehe

Me: takut ga jadi :p

Me: :D

Faizal: Boleh ga sy main ke rumah Aling?

Mama sudah baca tapi belum balas, tiba tiba aku melihat "sedang mengetik", berarti sebentar lagi Om Faiz akan mengirim pesan. Lalu aku buru2 meletakkan kembali Hp Mama, lalu pesan Om Faiz masuk. Dari notifikasi pesan kulihat isinya:

Faizal: "Ling, km lg dimana?"

Setelah membaca isi pesan Om Faiz ternyata menjadi lelaki sejati itu ga mudah. Benarkah apa yang dibilang Om Faiz itu atau itu cuma pendapat pribadi nya saja. Kalau itu benar, maka Papa bukan tandingan Om Faiz soal membahagiakan seorang wanita.

.....

Pada saat kami pulang ke rumah menjelang tutup toko, tiba2 hujan deras turun. Aku dan mama terjebak di toko sedangkan Didit nekad pulang duluan. Selama kami menunggu hujan reda, Mama sibuk dengan WA di Hpnya sampai senyum2 sendiri. Tebakan aku dia pasti sedang chat dengan Om Faiz lagi.

Tebakan aku ternyata tepat, tidak berapa lama Om Faiz datang menjemput kami dengan mobilnya. Sepeda motor kami di tinggal di toko, aku dan mama naik ke mobilnya. Mama duduk di samping Om Faiz sedangkan aku di belakang mereka.

Sepanjang jalan mereka bercanda seakan aku tidak ada. Obrolan mereka terkadang melibatkan tangan yang lain pukul2an lengan. Kalau Om Faiz gombal, kadang Mama bisa cubit2 lengan Om.

Om Faiz mengajak kami mampir di rumahnya, tetapi Mama teringat kasian kalau ci Velin sendirian di rumah. Jadi Mama janji lain kali dia akan mampir.

Setelah sampai di rumah kami, gantian Mama yang mengajak om Faiz mampir dan Om mau. Rupanya ci Velin sudah menunggu di rumah sedang duduk di ruang tamu.

Mama menyuruh ci Velin untuk bikin minum teh manis panas untuk Om Faiz. Aku nemani Mama untuk ngobrol dengan Om Faiz. Setelah ci Velin menyuguhkan teh kepada Om Faiz, Mama perkenalkan Om Faiz ke Velin, ini papanya Rizki panggil om Faiz. Seketika itu ci Velin terkejut, karena anak om ini pernah memperkosa dirinya. Hanya aku yang tahu rahasia ini.

"Kalian beruntung punya Mama yang hebat.." kata Om Faiz.

"Bapak ini terlalu melebih2kan deh.." kata Mama.

"Yang saya bilang ini kenyataan yang saya lihat.." kata Om Faiz

"Aku juga berharap bisa jadi ibu yang baik untuk kebahagiaan anakku..." kata Mama

"Tapi Aling nya sendiri juga perlu seseorang untuk dibuat bahagia..." kata Om Faiz

"Iya semoga saja ada orang yang bisa bikin aku bahagia.." kata Mama

Lalu aku dan ci Velin mau ke kamar kami dulu, meninggalkan Mama dan Om Faiz berdua di ruang tamu.

Karena aku penasaran aku masih mengintip mereka dari sudut yang mereka gak tahu.

Om Faiz: "Aku siap bahagiakan kamu Ling..."

Mama: "Masa Bapak bahagiain istri orang.. hahaha.." kata Mama sambil tertawa meledek Om.

Om Faiz: "Jangan panggil saya Bapak lagi sayang.. panggil Bang Faiz saja... biar dekat rasanya...."

Mama: "Belum terbiasa lo Pakk..."

Om Faiz: "Saya akan bikin kamu terbiasa Ling..."

Mama: "Caranya..?!"

Dengan cepat kedua tangan Om Faiz menangkap kepala Mama lalu mendaratkan ciuman ke bibir Mama.

"Cuppp...cuppp...cuppp......" Om Faiz mencium bibir Mama tapi Mama sedikit menolak dengan berusaha melepaskan bibirnya.

Bibir Om Faiz dimoncongkan terus mengejar bibir Mama sampai dapat. Mereka seakan sedang bermain kejar tangkap bibir, sampai Mama terlentang ke sofa tapi bibir Om Faiz terus mengejar bibir Mama.

Dalam posisi terlentang Mama tidak dapat melarikan diri lagi dan sekali lagi ciuman Om Faiz mendarat di bibir Mama. "Cuppp...cuuuppp...cuuuppp..."

Tadinya kedua tangan Mama mendorong Om Faiz yang mau menimpanya, lambat laun dorong Mama melemah. "Cuuuuuppp...hhhmmm...cuuuuppp...."

"Bannggg...cuuuupppp....Banngg Faizzz...hhmmmm..." Mama memanggil nama om Faiz di sela2 ciumnya.

"Apa sayanggg...cuuuppp...ccuupppp..." Om Faiz menjawab sambil mencium Mama.

"Bikin aku bahagia yanggg...." kata Mama langsung memeluk pundak Om Faiz lalu melanjutkan ciuman.

"Cuuuppp...cuupppp...sruuuppp.....cuuuupp...." mereka sudah beradu lidah. Sesekali lidah mama dikeluarkan lalu disambut lidah om Faiz: "Sruuuppp....hmmmm....."

"Ciuman Om Faiz bergerak turun ke leher Mama. Tangan kanannya meremas payudara mama yang masih tertutup bajunya, sedangkan tangan kirinya menyusup kedalam rok mama.

"Banggg Faiizzzz....ooohhh...Banggg....!! Mama memanggil nama om sambil mendesah.

"Linggg.... memek lu sudah basah...." kata Om Faiz

"Aahhh...geli Pakkk.. oooohhh....." desah Mama.

"Betul kan apa yang aku bilang..." kata Om Faiz

"Apa Bannggg...?! tanya Mama sambil menutup matanya.

"Memek amoy itu selalu basah, pasti selalu minta dientot...betul kan Lingg..?! kata Om Faiz

"Iyaaa sayy...aaahhh...aaahh...gelii sayy..."desah Mama

"Jadi Aling mau dientot sama aku...? tanya Om Faiz yang terus mencolek2 memek Mama.

"Aaaaahhh....iiiiyyyaaaa....mauu Banggg... aakkkkhhh..."

Kedua tangan mama mulai menjalar mencari kontol Om Faiz. Karena Om Faiz masih mengenakan celana, mama hanya bisa mengelus kontolnya dari luar. Dari tonjolan yang timbul dari celana Om Faiz, kemungkinan Om Faiz punya senjata yang besar.

Tanpa Mama sadari kalau semua kancing kemeja Mama sudah terlepas, BHnya yang berwarna merah sudah mengintip dibalik baju seakan minta dilepas. Payudara Mama terus diremas2 om Faiz dengan kuat.

Tiba2 Velin memanggil Mama dari kamarnya tanpa sadar Mama sedang sibuk dengan Om Faiz.

"Mama....!!!! Ada kecoa...!!!" jerit Velin. Dasar ci Velin, gara2 dia menjerit persetubuhan Mama dan Om Faiz jadi terhenti.

"Maaf sayang...tunggu sebantar ya..." Mama buru2 mengancing kembali bajunya lalu bergegas naik ke kamar ci Velin. Melihat ekspresi muka Om Faiz sepertinya dia sedang kesal dengan kondisi ini. Dari dulu Ci Velin memang takut pada banyak serangga. Memang rumah kami di kota sebelum Papa bangkrut itu sangat jarang ada serangga seperti kecoa karena bersih. Tapi kalau tinggal di daerah perkampungan tentu banyak serangga yang bertebaran. Selama disini sudah berkali2 kejadian seperti ini.

Setelah beres dengan urusan kecoa di kamar Ci Velin, Mama kembali pada Om Faiz tapi Om sudah terlanjur kesal dan ingin pamit.

"Saya mau pamit dulu ya Ling..." kata Om Faiz lalu berdiri hendak berjalan keluar.

"Ya udah kalau begitu..." jawab Mama dengan kecewa lalu mengantar Om Faiz keluar rumah.

Mama kecewa karena Om Faiz tidak melanjutkan lebih jauh. Andai itu Pak Imron, pasti Mama sudah dientot habis2an.

Pagi hari sebelum aku berangkat ke sekolah, wajah mama cemberut. Sepertinya betul Om Faiz sedang marah pada Mama.


Apakah hubungan Mama dan Om Faiz berhenti sampai di sini ?​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd