Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Suhu @Nurdinperkasa klo bisa kasih bocoran dikit nanti pas acara Gb/sex party pesertanya siapa aja, edisen ikut apa ga, apa seperti biasa edisen cuma kebagian nonton aja? Sama klo bisa om faiz ajarin edisen biar bisa muasin aling di Ranjang. Terima kasih suhu 🙏
 
Suhu @Nurdinperkasa klo bisa kasih bocoran dikit nanti pas acara Gb/sex party pesertanya siapa aja, edisen ikut apa ga, apa seperti biasa edisen cuma kebagian nonton aja? Sama klo bisa om faiz ajarin edisen biar bisa muasin aling di Ranjang. Terima kasih suhu 🙏
Seblumnya Thnks buat saran nya Hu..
Fokus cerita ini sbenarny bukan incest, kalo pun Aling dan Edisen main itu cuma selingan aja. Nantinya Edisen akan memilih jalan hidup nya sendiri dengan pacarnya. Tapi sesekali mungkn bs Aling lg kebelet sange, bs main sm Edisen.


Cerita ini tensi nya akan terus meningkat, walau prosesnya pelan smooth , biar lbh masuk logika. satu per satu tokoh nya mulai menunjukkan sifat asli nya.

Trus amoy2 lain akan menyusul hadir memuaskan para lelaki kampung.

Thnks skali lg buat sarannya...
 
Setuju sama visinya suhu @Nurdinperkasa 😁. Edisen sama aling klo emang lg ada joint-an proyek aja hehehe.
preyek apaan nih HU...hehe

Kejadian2 dari awal cerita setelah berjalan beberapa ada kaitan nya... itu selalu ada kaitannya. Misalnya, gw kasi sedikit bocoran, nanti istri bos pemilik CPO yang gagal yang rumahnya mereka tinggal di kampung itu nanti akan muncul pada episode yang akan datang. Ops....Gw stop dulu bocorannya.... nanti ikuti aja dulu kisahnya Hu...

Thanks Hu buat support visinya
 
Anak perempuannya koh Afuk (Erika n Elina) juga dilibatkan kedalam cerita donk hu....entah mereka diperkosa si Faiz atau pak Imron atau mungkin mereka ada affair sama satpam/karyawan suaminya Elena gitu hu, jadi semakin banyak perempuan di keluarga koh Afuk yg punya affair sama pribumi....hehehe maaf kalo banyak permintaan hu
 
Anak perempuannya koh Afuk (Erika n Elina) juga dilibatkan kedalam cerita donk hu....entah mereka diperkosa si Faiz atau pak Imron atau mungkin mereka ada affair sama satpam/karyawan suaminya Elena gitu hu, jadi semakin banyak perempuan di keluarga koh Afuk yg punya affair sama pribumi....hehehe maaf kalo banyak permintaan hu
Santai Hu.. pelan2 pasti dilibatkan.. satu2 dimunculkan karena ceritanya masih panjang Hu... klo gw terlalu bnyak kasi bocoran jd gak seru nih..hehe

Thanks Hu buat saran nya...
 
14 - Pembalasan Suami


Ko Afuk



Pak Imron


MEK3KAD_t.jpg

Aling / Linda


POV: Linda

"Lohhhh Paaaakkk?!? Apa2an ini ???? Fuukkkk apa iniii???? MAUU APAA KALIANNN????

Aku terkejut melihat Pak Imron tiba2 masuk ke kamarku bersama suamiku. Ko Afuk serius dengan perkataannya, ingin melihat aku disetubuhi oleh seorang lelaki pribumi. Ternyata Pak Imron yang diundang ko Afuk untuk menyetubuhi aku.

Malam itu aku mengenakan pakaian tidurku hanya dua tali berbahan satin tanpa bra sehingga payudaraku terlihat jelas. Dan celana pendek satu style tapi memakai celana dalam.

"Haloo Alinggg...makin seksi ajaa sayanggg.. Bapakk kangen !!!!" kata Pak Imron sambil melangkah mendekatiku.

Aku hanya bisa duduk mundur lalu turun dari ranjang ingin keluar dari kamar. Pintu kamar sudah dijaga oleh Ko afuk sehingga dari belakang Pak Imron merangkul perutku lalu melemparkan ku ke ranjang.

"Jangan pergi sayangg... Bapak sudah lama ingin ngentot sama Alinggg...hahaha.." kata Pak Imron sambil membuka berusaha menerkam aku. Aku terus memberontak dengan menendang2 kakiku ke arah Pak Imron.

Ko Afuk mendekatiku lalu berbisik di telingaku: "Ling.. malam ini hukuman buat lu akibat lu jadi wanita terlalu binal...biar lu rasain diperkosa sama laki pribumi seperti Pak Imron ini..."

"Lu udah gila Fuk....." kataku.

Pak Imron terus berusaha melepaskan pakaianku. Lagi fokus bicara dengan Ko Afuk tanpa sadar celanaku berhasil diturunkan olehnya.

Aku terus meronta-ronta Pak Imron sampai dia kewalahan lalu bilang: "Linggg lu jangan sok suci... kita kan udah ngentot jadi jangan nolak2 kayak begini sayang..."

Ko Afuk mendengar perkataan lalu mulai curiga," Ohhhh...jadi kalian sudah pernah ngentot sebelumnya ya.....Bagusss...bagusss....lu ini benar2 bermain dibelakangku...." kata Ko Afuk.

"Pakk...saya tidak menyalahkan Bapak...Lu perkosa aja istri saya sampai bapak puas...saya mau kasi pelajaran buat dia..." kata Ko Afuk

"Beres koo... Bapak paling suka perkosa amoy2 kayak istri ko2 ini...hahahaha..." kata Pak Imron.

Pak Imron sedang menindih aku mau mencium bibirku tapi aq gak mau. Ku bolak balik wajahku agar Pak Imron tidak bisa mencium bibirku.

Sekilas kulihat Ko Afuk sedang memegang penis yang ada dibalik celana pendeknya sambil menyaksikan aku disetubuhi paksa oleh Pak Imron.

"LEPASKANNN...!!! JANGANNN PAAAAKKK...!!!!

"Sini sayangg..... malam ini lu milik Bapakk Linggg... hahahaha..." ucap Pak Imron

Betul juga, Ko Afuk yang sudah menyerahkan diriku ke Pak Imron. Mungkin aku ini bukan siapa2 lagi buat dia. Aku hanya tempat untuk dia curahkan kemarahannya. Semua kata2 kasar sering terucap dari mulutnya seakan aku ini benar2 wanita murahan. Aku tidak pernah dicintai sebagai istrinya, jangankan dicintai, dihargai sebagai seorang wanita pun tidak. Dia senang melihatku diperkosa orang lelaki lain.

Aku mulai pasrahkan diriku diperlakuan kasar oleh Pak Imron. Pertahananku melemah saat Pak Imron yang ingin menurunkan kedua tali melalui lenganku hingga terlepas melewati kakiku. Kini payudaraku menyembul keluar mengundang Pak Imron untuk melahapnya dengan rakus.

"OOOOHHHH Paaaakkk...."

"Tetek cina punya cici memang enakk Koo..." kata Pak Imron sambil meremas payudaraku sambil menjilati putingnya bergantian.

Jilatan dan remasan Pak Imron pada payudaraku memberiku sensasi nikmat, "aaahh...." Buah dadaku berlumur air liar Pak Imron."Srupppp....hhhhmm...." Payudaraku pun merespon dengan semakin mengeras dan putingku semakin membesar.

Puas bermain dengan buah dadaku, jilatan Pak Imron turun ke pusarku lalu kedua tangannya menarik turun celana dalamku hingga lepas melewati kakiku.

Kurapatkan kedua pahaku karena masih ada rasa malu berhadapan dengan lelaki yang tidak kusangka menjamahku malam ini. Ditambah lagi ada suamiku yang duduk di kursi sedang melihat ku disetubuhi oleh Pak Imron.

Dengan kuat Pak Imron meregangkan kedua pahaku lalu kepalanya menyusup diantaranya. kemaluanku yang sudah tanpa menutup langsung disambut oleh jilatan Pak Imron. Dengan sisa tenaga aku mencoba untuk merapatkan pahaku sambil mendorong kepala Pak Imron menjauhi memekku.

Jilatan demi jilatan yang mengenai bibir vaginaku memberikan sensasi nikmat membuat perlawananku berlahan-lahan kendor. Tanganku yang tadinya mendorong kepala Pak Imron, kini menjadi menjambak rambutnya akibat rasa geli akibat jilatannya. "Ohhhh Paaaakkk gellii Pakkk..."

"Ko...memek bini lu udah basah rupanya....hehe" kata Pak Imron sambil terus menjilat kemaluanku yang memang sudah basah.

"Ini memek kesukaan bapakk...hhhmmmm...."

"Arrgghh.. haaahh..." Nikmat sekali jilatannya Pak Imron. Harusnya suamiku merasa malu menyaksikan ini. Dia tidak pernah memberikan kenikmatan ini padaku. Malam ini rasa nikmat ini diberikan seorang lelaki preman dihadapan suamiku.

Kulihat suamiku masih asyik menyaksikan tanpa menghiraukan istrinya jatuh ke dalam kenikmatan yang diberikan lelaki lain. Kalau suamiku tidak peduli apa yang sedang terjadi ini. Biar kunikmati saja rangsangan yang dilancarkan Pak Imron padaku. "Pakkkkkk...enakkk...aaahhh......!!"

Setelah puas dengan vaginaku, Pak Imron dengan cepat melepaskan semua pakaiannya sendiri sampai telanjang.

"Koo...memek biniknya Bapak entot ya..." kata Pak Imron pada Ko Afuk dan dijawab dengan anggukan.

Pak Imron mencucukkan penisnya kedalam vaginaku hingga masuk seluruhnya tanpa kesulitan karena vaginaku memang sudah basah. Penis Pak Imron termasuk besar buatku. Tidak bisa ku bandingkan dengan punya Bang Faiz, tapi yang jelas ukuran penis mereka jauh lebih besar dari punya ko Afuk.

Mataku tertutup menikmati goyangan Pak Imron tiba-tiba Ko Afuk berdiri disampingku.

"Gimana Ling rasanya kontol pribumi haaa....? Lu suka kan ?! kata Ko Afuk dengan nada sinis. Dalam hati aku menjawab suka, tapi aku juga punya harga diri di hadapan suamiku sehingga pertanyaannya ko Afuk tidak kujawab.

"Aaaahhh....aaaahhh.....pelan2 Pakkk....aaaaahh..." aku tak kuasa menahan desahan yang keluar dari mulutku. Pak Imron mengenjot aku dengan tempo yang cepat.

"Linggg... biarpun lu gak jawab aku tahu lu suka dientot kontol pribumi Ling..." kata Ko afuk

"Ngak apa Ling... lu nikmati saja, aku juga suka liat lu dientot Pak Imron sampe lu lemas..." tambah ko Afuk.

Aneh bener suamiku itu, masa dia suka liat aku disetubuhi oleh orang lain. Mungkin aku sudah gak berharga buat dia. Pernikahan kami memang sudah cukup lama, anak2 ku juga sudah besar. Suamiku pasti sudah bosan denganku. Buat apa lagi aku pertahankan harga diriku di depan suamiku.

Akupun bertekad mengimbangi goyangan Pak Imron sampai kami benar2 seirama dalam mengarungi gelora birahi kami.

"AAAHHHH....AAAAHHHH....AHHHH....OOHHH PAKKKK.... TERUSSS....!!!! erangku tanpa peduli ada suami di sini.

"Annnjanggg enakk memek lu Lingggg...aaahhhhh....aaahhh...!!! kata Pak Imron.

"AAAAHHH....AAAAAHHHH...AAAAHHHH..." desahanku semakin kuat karena aku hampir klimaks.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH....!!!!"

"AAAAAHHHH....AKUU KELUARRR PAKKK...!!!!

Pak Imron pun berhenti sejenak tanpa mencabut penisnya, membiarkanku menikmati puncak kenikmatanku.

Ko Afuk memberikan kode pada Pak Imron, penisnya dicabut dari vaginaku lalu duduk di kursi sambil merokok. Aku ingin menghentikan tapi tidak mungkin dalam posisi begini. Rupanya Ko Afuk ingin menyetubuhi aku mengantikan Pak Imron.

Pada saat Ko Afuk tepat di atasku, dia menatapku dengan tatapan tajam seperti orang yang ingin menyiksaku. Tanpa kesulitan penisnya yang lebih kecil itu masuk ke dalam memekku.

Ko Afuk mulai mengoyangkan pinggulnya seperti biasa kami melakukan hubungan suami istri. Akupun membalas tatapannya dengan menunjukkan aku tidak menikmati goyangannya. Secara ukuran memang punya Ko Afuk lebih kecil dari punya Pak Imron. Rasanya sudah jelas berbeda dengan penis sebelumnya. Ekspresiku memang bukan bohongan tapi ini yang kurasakan.

"Benar2 amoy lonte lu Ling...." maki ko Afuk sambil melakukan penetrasi padaku.

"Lu suka dientot sama laki lain daripada suami lu...."

"Lu benar2 istri binall Ling...."

"Wanita Murahannnn!!!!



Aku tidak pedulikan perkataaannya, semakin ko Afuk memakiku semakin kencang dia memompa aku hingga tidak seberapa lama akhirnya dia ejakulasi sendiri dalam vaginaku. "aaaaaahhhh...."

Ko Afuk membalikkan tubuhnya lalu terbaring di sebelahku seperti biasa setelah spermanya ditumpahkan ke vaginaku. Setelah berbaring beberapa saat, aku bangun dari tempat tidurku hendak membersihkan vaginaku di kamar mandi. Kamar kami tidak punya kamar mandi pribadi sehingga harus keluar dari kamarku. Aku menuju kamar mandi dengan mengenakan handuk yang kulilit di tubuhku menutupi setengah payudaraku sampai ke pahaku..

Setelah selesai membersihkan diriku di kamar mandi lalu membuka pintu. Rupanya Pak Imron sudah berdiri di depan pintu kamar mandi dengan hanya mengenakan celana dalam.

"Lingg..bapak belum selesai dengan dirimu sayang...." kata Pak Imron

"Udah dulu ya Pak... suamiku ada di kamar...." kataku sambil berjalan melewatinya ingin menuju ke kamarku.

"Suami lu payahh... udah tepar...!!! Sini Aling sama Bapak saja..." kata Pak Imron

Gimanapun juga sebagai wanita aku tidak mau tampak murahan walaupun tubuhku masih menyisahkan gairah. "Maaf Pak... Aku sudah mau tidur..." kataku dengan setengah hati.

Lalu dari belakang Pak Imron memelukku lalu mengangkatku masuk ke kamar tamu yang letaknya di sebelah kamarku.

"Lepaskan Pakkk....!!! erangku tapi aku dilemparkan ke ranjang lalu handuk yang menutupi tubuhku dengan mudah ditarik lepas lalu dilempar begitu saja. Dengan cepat dia menurunkan sendiri celana dalamnya lalu siap untuk kembali menerkam aku.

"Linggg... lu masih ingat kamar ini ?! kita sudah pernah bersenang2 di sini...ayo kita lakukan lagi malam ini..." kata Pak Imron. Sejujurnya tubuhku masih menyimpan rangsangan yang belum dituntaskan.

"Sini sayang... Bapak puaskan Aling lagi.." Pak Imron naik ke ranjang lalu menarik dan melebarkan kedua kakiku.

"Cuma kontol Bapak yang bisa bikin Aling puas... punya suami lu itu payahh..." kata Pak Imron lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku.

"Ini kontol Bapak sayanggg...." kata Pak Imron sambil memasukkan penisnya. "AAAAAHHHHHH....!!!!"

"Enakkk kan kontol Bapakk sayanggg...?!" kata Pak Imron lalu mulai mengosokkan penisnya.

"Aaahhh...aaaahhh...aduhhh Pakk.....pelan-pelaannn..." erangku "Kenapaaa Linggg...?! tanyanya.

"Besarrr punyaaa Baapakk.." kataku.

"Inii baruu kontoll enakkk namanyaa Linggg....beda sama punyaa lakik luu..." kata Pak Imron

"Aaahhh....aaahhhh...iyaaaahhh....iyaaaa Pakkk...."

"Enakkk mana Lingggg...?!!punyaa Bapak atau punya ko Afukk....? tanyanya.

"Punyaaa Baaapakk...." ucapku

"Siapaaa ?? lebih kerass coba.... " tanyaanya lagi

"PUNYAAA BAAAPAKKK..." jawabku

"Bapak siapaaa Lingggg..?! tanyaanya lagi

"Pakkk Imronnnn..." kataku. "HAHAHAHAHAHA..." Pak Imron tertawa setelah mendapat pengakuanku.

"Ooooohhh....oooohhhh.....Pakkkk lebih kencangggg....aaahhh...aaaahhh..." pintaku, lalu Pak Imron pun segera menaikkan tempo goyangannya.

"Aaahhhh....aaaaaaaahhh....yaaaahhhh...enakkkk Pakk.."

"Paaaakkk mauuu keluarrr Pakkk...." , "AAAAAAAAAHHHHHHH......" Aku mendapatkan klimaksku dan Pak Imron memberiku waktu untuk beristirahat.

"Betul kan kata Bapakk... cuma kontol Bapak yang bisa bikin lu enakkk... hehehehe...." ejek Pak Imron.



"Lingg... Bapak belum keluar sayang..gimana nih...?!

Akupun mengambil inisiatif untuk naik ke atasnya. Ku ganggam penisnya yang hitam besar itu lalu kumasukkan sendiri ke vaginaku. Kali ini giliranku yang mengoyangkan pantatku di atas tubuh Pak Imron.

"Hebattt kau Linggg....lu memang kayak lonteeee yang bisa memuaskan lelaki... aaahhh..." kata Pak Imron yang sedang menyaksikan aku diatas perutnya sedang memompa penisnya.

"Lonnttteeee... betul2 enakk memek luu...!!!"

"Aaaaaaahhh.....aaaaahhh...ooooouuhhhh....." aku kembali mendesah merasakan gesekan penis Pak Imron dalam vaginaku.

"Amoyyy lontteeee.... perettt memek lu moyyyy....!!!

Tidak tahu kenapa, mendengar makian Pak Imron membuat gairahku semakin meningkat. Mungkin aku benar2 sudah menjadi wanita murahan. Suamiku pun sudah tidak lagi memandangku sebagai istrinya yang harusnya dihargai. Biarlah aku menjadi wanita murahan buat lelaki preman kampung ini. Nafsuku yang semakin memuncak meneguhkan perkataan Pak Imron kalau aku ini benar2 sudah menjadi amoy lonte.

"Paaaakkkkk.... mau keluarrr lagiii...."

"Bentarrr sayangggg..." Pak Imron dengan cepat membalik tubuhku kembali ke ranjang tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku. Dengan tempo cepat Pak Imron mengenjot aku sampai paha kami mengeluarkan suara Plokkk...plokkk....plokkk..."

Aku dan Pak Imron saling berlomba untuk meraih puncak kenikmatan. Hawa udara dingin di perkampungan menjadi terasa panas akibat persetubuhan liar ini. Badan kami penuh dengan keringat yang bercucuran. Aroma keringat Pak Imron yang cukup menyengat tercium di hidungku. Mungkin ini bau keperkasaan seorang lelaki pribumi yang sedang menyetubuhi aku saat ini. Biarpun bau tapi nafsu yang menguasai tubuhku ini membuatku justru ingin memeluk tubuh yang hitam besar hingga keringat kami bercampur. Kini tubuhku sendiripun menjadi bau akibat keringat Pak Imron menempel di tubuhku.

Kedua tanganku merangkul leher Pak Imron memintanya untuk mencium bibirku. Aroma rokok yang kubenci tercium dari mulutnya tidak lagi menjadi kuhiraukan. Malah aku menjulurkan lidahku untuk menyambut mulutnya yang tebal hingga air liur kami juga bercampur diaduk oleh lidah kami yang sedang berputar-putar.

Paaaakkkk...lebihhh cepaaaattt...!!!!

Uhhhhh..uuuuhhhhh....uuuuhhhh..." Pak Imron menguatkan hentakan dan mempercepat goyangannya sampai ranjang kami bergoncang seperti gempa bumi.

"Paaaaakkk Linggg mauuu keluar Pakkkk...." Pak Imron semakin kasar mengenjotkan sampai aku hampir mencapai klimaks.

"Aaaaahhhh....ooohhhh Pakkkk....lebihhhh cepaattt....aaaaaahhh...." Aku berusaha mendapatkan kenikmatan sedapat2nya dari Pak Imron.

"AAAAAAAAAAAAHHHHHH..............AAAAAAAAAAAHHHHHHH...........PAKKKKKKKK.......!! Aku mengalami orgasme yang hebat seperti mau melayang. Vaginaku serasa menyemburkan banyak cairan cinta sampai meleleh di selangkangan sampai pahaku.

Menyusul Pak Imron pun menumpahkan spermanya di vaginaku.

"ARRHHHHH....ANJINGGGGGG.....Bapak juga sampai Linggg...!!!

"Enakk kali ngentot amoy kayak Aling ini... kontol Bapak puasss..."

"Betul2 mantappp memek cina mu Linggg...." Penisnya masih menancap di vaginaku gak mau lepas.

"Kontol pribumi Bapak juga hebattt..." balas ku gak mau kalah.

"Suka kau Ling sama kontol Bapak ini....?? tanyanya lalu kubalas dengan anggukan.

Lalu Pak Imron menindih tubuhku tanpa melepaskan penisnya lalu berguling sehingga gantian posisiku yang diatas Pak Imron. Aku terlungkup diatas tubuh Pak Imron seperti gaya tidur seorang bayi. Tangan Pak Imron mengelus kepalaku seperti seorang ayah yang mengelus rambut putrinya.

"Gimana... enak kan..?! Tadi katanya udah mau tidur..." ledek Pak Imron. Mendengar ledekan Pak Imron aku duduk diatas pahanya lalu mencubit perutnya yang sedikit buncit itu.

Tidak mau kalah, Pak Imron lalu meremas payudaraku sambil pelintir putingku sampai membuatku geli minta ampun padanya.

"Amoy munafik lu Ling...berlagak gak mau dientot sama Bapak tapi memeknya muncrat banyak kali..." ledeknya lagi.

"Itu kan gara2 ulah Bapak sampe bisa basah begini... " kataku.

"Tapi Aling suka kan...? tanyanya

"Iya iya suka...!!!!" jawabku ketus.

Kulihat jam dinding ternyata sudah jam 4 pagi, akupun mendesak Pak Imron untuk pulang sebelum suamiku bangun. Setelah membersihkan diri aku pun segera merapikan ranjang kamar tamu itu. Noda2 cairan cinta bertebaran di sprei ranjang, maka segera kumasukkan ke mesin cuci untuk menghilangkan sisa2 pertempuran kami. Kusemprotkan pengharum ruangan agar aroma keringat kami tidak tercium.b Setelah semua beres aku kembali ke kamarku untuk tidur disamping ko Afuk seakan tidak terjadi apa2.

Apakah besok Ko Afuk akan bertanya kepada ku?

Jawaban apa yang harus aku berikan kalau seandainya benar aku ditanya?

Kalau sampai suamiku tahu, bagaimana responnya?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd