Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
16 - Pulang atau Menetap ?



MEKF5SQ_t.jpg

Zulman

MEK1UUT_t.jpg

Bang Faiz

MEK3KAT_t.jpg

Aling/Linda

POV:Linda

Pagi ini aku diajak Bang Faiz ke bengkel truknya untuk lihat2. Kuajak Asen untuk ikutan tapi dia memilih untuk tinggal karena dia berencana akan pulang ke rumah untuk melihat kondisi ko Afuk dan Velin. Bang Faiz meminjamkan aku baju yang cukup cantik milik almarhum istrinya. Kukenakan gaun santai dua tali tipis bermotif bunga tanpa bra karena bra-ku belum kering akibat kehujanan semalam. Tapi masih untung celana dalamku keburu kering karena ukurannya kecil model G-String dan bahannya tipis. Setelah kukenakan Bang Faiz terus memuji kecantikanku sehingga membuat aku semakin percaya diri dengan pakaian ini. Katanya baju ini adalah salah satu baju kesukaan istrinya, lagipula Bang Faiz juga suka melihat istrinya memakin baju ini. Itu alasanya kenapa dia pilihkan baju ini untuk aku.

MEKF65U_t.jpg


Ternyata Bang Faiz memiliki bengkel truk yang cukup besar dan lahannya juga luas untuk memuat truk2 besar. Sewaktu aku sampai di sana, banyak montir2 truk yang bertelanjang dada menoleh ke arahku. Tatapan mereka seakan-akan tidak pernah melihat wanita aja. Kedengaran ada siulan genit seakan ingin mengoda aku.

Wajah montir2 itu sangat menakutkan soalnya perawakan mereka berbadan besar, kulitnya hitam-hitam, rata2 badan mereka bertato. Huh...mengerikan rasanya, tapi aku cuek aja. Biarin aja mereka melihatku, kalo ada apa-apa aku kan bisa berlindung sama Bang Faiz.

Aku diajak melihat2 ke kantor tempat biasa Bang Faiz bekerja. Kantornya berantakan dengan beberapa meja di sana tanpa karyawan. Meja yang paling besar yang letaknya dia bagian paling dalam ruangan adalah meja milik Bang Faiz karena dia adalah pemilik bengkel.

Kata Bang Faiz dulu ada beberapa karyawan yang bekerja di bagian admistrasi, setelah mengundurkan diri Bang Faiz belum mencari karyawan baru.

"Pagi Bos..." tiba2 ada suara lelaki yang memanggil Bang Faiz lalu masuk ke ruangan kantor ini. Lelaki ini menatapku dengan tatapan tajam.

"Zul...sini dulu.. kenalkan dulu istri simpanan aku...namanya Aling..." canda Bang Faiz kepada lelaki itu.

Pria itupun menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku, kusadari tatapannya tertuju pada payudaraku tapi aku pura2 gak merasa aja.

"Salam kenal Aling... saya Zulman....!!! sapanya.

"Nama aku Aling.... salam kenal juga Bang Zulman..." Akupun menjabat tangannya, telapak tangannya terasa kasar, mungkin orang bengkel memang begitu.

"Panggil saja saya Zul, biasa orang2 sini panggilnya begitu..." katanya.
"Iya Bang Zul...." kataku.

"Aling ini keturunan orang cina ya...? tanyanya

"Iya Bang...kenapa Bang kalo turunan orang cina...?" tanyaku.

"Pantesan Aling itu cantik terus putih lagi..." pujinya yang diikuti dengan senyuman penuh arti.

"Makasih ya Bang...." jawabku.

"Oh ya Ling... Zulman ini ada hubungan sodara dengan saya... jadi saya minta dia menjabat kepala bengkel di sini..." jelas Bang Faiz.

"Bos... istri simpanannya cantik bos...seksi pula itu...kalo bisa jangan disimpan bos..." kata Bang Zul.

"Lohh.. kalo ngak disimpan jadinya mau diapakan Zul...?! tanya Bang Faiz

"Dibagi-bagi sama aku bosss....hehehe..." canda Bang Zul, mendengar candaannya aku merasa risih.

"Hahaha...pokoknya kerjaan situ bereskan dulu... itu urusan nanti..." kata Om Faiz tapi aku gak ngerti apa maksudnya urusan nanti.

Bang Faiz pun sibuk bekerja dengan laptopnya sedangkan aku hanya duduk dengan kaki diluruskan agar lebih santai di sofa ruang tamu kantornya. Lama kelamaan rasanya ngantuk, mungkin gara-gara semalaman bersetubuh dengan Bang Faiz, trus bangunnya kepagian. Badan aku masih terasa agak lesu, namum berbeda dengan Bang Faiz yang walaupun kurang tidur tapi badannya tetap kelihatan segar. Akupun mengambil waktu ini untuk membaringkan tubuhku di sofa sambil menutup mata.



Beberapa saat kemudian, Bang Zul dan sekelompok orang lainnya yang tadi aku lihat diluar yaitu para mekanik dan montir masuk lalu bersiul "cit....ciutt....amoyyyy...!!!!" dan ada yang bilang "sedap kali ah ini amoy..."Aku hanya mendengar percakapan mereka sambil pura-pura tertidur. Kuyakin mereka semua pikir aku sudah benar-benar terlelap. Tidak ada satupun suara montir2 itu yang ku kenal selain suara Bang Zulman.

"Amoy begini paling enak dientot coy...",

"Liat bodi nya aja bikin kontolku berdiri oi..."

"Sini kelen coba liat pahanya, mulus kali ini bahh..."

"kapan kita bisa entot amoy mulus kayak gini..."

"kalau ini amoy bukan punya bos, udah kita perkosa rame2..hahahaha (semua tertawa)

"Betul bang, biar memeknya ngerasai kontol pribumi kita2 dulu..."

"HAHAHAHAHAHA...!!!!"

Para montir2 itu datang ke kantor bertemu Bang Faiz untuk minta izin keluar bengkel beli makan siang. Bang Faiz minta tolong Zulman untuk sekalian belikan makan siangnya dan juga buatku. Berarti sebagian karyawan sudah keluar bengkel dan sebagian lagi sedang tidur siang di bengkel.

Setelah montir2 itu sudah meninggalkan kantor, akupun bangun. Melihat Bang Faiz yang serius bekerja, akupun bermaksud ingin memberinya semangat dengan memijat2 pundaknya dari belakang.

"Tangan kamu lembut sekali Ling..." katanya sambil mengotak atik laptopnya, sedangkan aku terus memberi pijatan ringan di leher dan pundaknya yang ototnya cukup keras.

"Ototnya keras banget bang... tangan aku gak kuat pijatin pundak abang..." kataku sambil terus memijat.

"Iya Ling, abang kan seorang pekerja bengkel, lagipula abang juga sering angkat beban makanya tubuh abang bisa begini Ling..." jelas Bang Faiz.

"Pantesan abang kuat banget..." kataku

"Kuat apa Ling...?" tanyanya.

"Kuat kerja dong bang..." jawabku

"Kuat kerja malam muasin Aling ya...hehe.." katanya.

Benar sih apa kata Bang Faiz, semalam dia sudah membuatku mendapatkan kepuasan. Sebagai wanita yang memiliki rasa gengsi tentu aku hanya mengiyakan dalam hati tanpa harus menjawab pertanyaannya.

Tidak seberapa lama, Bang Faiz menutup laptopnya lalu menyimpan dilaci meja kerjanya. Tiba2 tanganku ditangkap lalu ditariknya aku duduk kepangkuannya. Akupun merangkul leher belakangnya agar tidak jatuh dari pangkuannya.

"Linggg... makasih ya..." kata Om Faiz lalu mulai menciumku dan kusambut ciumnya sambil menutup mata tanpa kuatir dilihat orang karena semua karyawan sedang beristirahat.

"Cuuppp...cuuuppp....hhmmm..." Lidah kami sempat berpagutan selama beberapa saat. "Srruuppp....hhhmmm...."

Bang Faiz menghentikan ciumannya lalu mendudukkan aku di meja kerjanya berhadapan dengannya, sedangkan dia tetap duduk di kursinya sehingga posisi aku lebih tinggi darinya.

Kedua tanganya menyusup kedalam rok gaunku lalu menarik celana dalamku hingga terlepas melewati kakiku. Celana dalamku yang berwarna merah diletakkan di atas meja kerjanya. Disingkapkan rok ku lalu pahaku dilebarkannya sehingga kelihatan vaginaku yang berbulu lebat tepat didepannya menunggu disantap olehnya..

"Sini memek kamu sayangg....ini bayaran karena tadi Aling sudah pijat abang...." kata Bang Faiz.

Akupun menyodorkan kemaluanku ke wajah Bang Faiz agar dijilat olehnya.

"Abang gak bosan2 jilat memek kamu Lingg..." kata Bang Faiz.

"Kenapa begitu bang..." Tanyaku

"Memek cina itu istimewa Ling... banyak orang kami yang suka memek begini...." kata Bang Faiz lalu mulai menjilat vaginaku.

"Aaaaahhhh....geliii Bangggg....oooohhhh...." aku merasakan sensasi yang nikmat dari jilatan Bang Faiz.

"Lama2 kan enak linggg...sruuupp...hmmm...." kata Bang Faiz sambil menjilat vaginaku.

Jilatan Bang Faiz dengan cepat menaikan birahiku. Seluruh tubuhku rasanya bergetar mendapat rangsangan ini. Tanpa sadar aku meremas buah dadaku sendiri sampai salah satu tali gaunku terlepas kesamping. Salah satu buah dadaku menyembul keluar lalu kuremas sendiri karena rangsangan yang kuterima terlalu hebat dari jilatan Om Faiz.

"Lagi jilat memek cina bosss...!?" tiba2 terdengar suara Bang Zul yang udah berdiri dibelakangku. Aku terkejut lalu mendorong kepala Bang Faiz agar kepalanya keluar dari selangkanganku. Tetapi Bang Faiz menolak dan terus menjilat vaginaku dengan lebih bernafsu.

"Oooohhh bannggg udahannn Bangggg....!!! kataku lalu Bang Faiz pun berhenti.

"Gimana kerjaan yang saya pesan semalam sudah beres...?! tanya Bang Faiz kepada Zulman sambil lengannya merangkul pinggangku agar posisiku tidak bergeser.

"Sudah beres bos pokoknya...." jawab Zulman

"Ya sudah sini lu cobain ini memek cina...." kata Bang Faiz mengarahku pada Bang Zul.

"Apa sih Banggg...?! jangan begitu dong Bangggg...!!!! kataku menolak tindakan Bang Faiz yang menyuruh Zulman menjamahku.

"Lingg lu diam2 aja nikmati yang Abang minta...ingat semalam lu sudah bilang kalau Aling itu budak seks abang... jadi Aling gak boleh melawan perintah Abang...jelas ?!" tegas Bang Faiz.

Aku tetap menolak kemauan Bang Faiz tapi tangannya yang kuat menidurkan aku paksa ke meja kerjanya yang cukup luas untuk meletakan sebagian besar tubuhku.

"Jangannnnn Banggggg...!!! jangannnnn....!!! erangku

Setelah aku ditidurkan ke meja kerjanya, Bang Faiz segera mencium mulutku hingga aku tidak bisa bersuara lagi. "Hhhhmmmm... jang....annn...hhhhmmmm....janggg....hhhmmmmm...."

Tangan Bang Faiz meremas buah dadaku dengan kuat secara bergantian. Aku meronta-ronta ingin keluar dari kondisi ini tapi tak membuat mengubah situasi apapun.

Kakiku menendang-nendang tapi rupanya kakiku ditahan oleh Zulman. Dilebarkan kedua kakiku lalu kepalanya masuk di antara kedua pahaku, mulutnya menjilat selangkanganku dengan penuh nafsu.

"Zull, lu tarik bajunya kebawah cepat..." kata Bang Faiz. Mereka bekerja sama melapaskan pakaianku hingga aku terlanjang didepan dua lelaki pribumi ini.

"Hentikann Bangggg....!!!! pintaku.

"Diam kamu Linggg... jangan melawan apa maunya Abang...nanti lu abang kali enak...nikmati saja sayangg..." kata Bang Faiz.

Aku terus menjerit minta hentikan tapi mulutku ditutup Bang Faiz dengan tangannya. Leherku dicumbu olehnya meningkatkan gairahku meskipun terpaksa. Tangan satunya lagi meremas2 kuat buah dadaku sambil memelintir putingku secara bergantian memberiku sensasi nikmat namun geli. Jilatan Zulman pada vaginaku membuat kemaluanku menjadi basah. Semua itu membuat perlawananku menjadi melemah hingga akupun pasrah dengan perlakuan mereka.

"Memeknya wangi boss... gak bau pesing..." kata Zulman sambil menjilat vaginaku.

"Memang amoy itu pinter rawat memek Zul..." kata Bang Faiz sambil menjilat dan mengisap payudaraku.

"Aaaaaahhhh....ampunnn Bangggg...... hhhmmmm....aaaaahhhh...."

"Aaaaaahhhh......ooooohhhh.....bangggg..."

Aku mulai mendesah dan gelagat tubuhku merespon perbuatan mereka, bertanda aku sudah mereka taklukkan. Mereka tanpa henti mengerjai area2 yang paling sensitif dari tubuhku membuatku semakin terjerat birahi. Aku gak kuasa lagi menolak rangsangan yang diberikan secara bertubi-tubi ini. Di atas meja kerja ini aku terbaring menikmati jamahan kedua lelaki.

"Hmmmmm....haaahhh......aaahhhhh........." aku melenguh panjang.

"Bossss...udah nurut nih amoy...hehehe.."kata Zulman.

"Betul... begini cara bikin amoy itu nurut Zull..harus dipaksa dulu baru bisa..." kata Om Faiz

"Diminta baik2 gak mau ya harus paksa Zul...nanti kalo sudah keenakan bakal minta2 terus Zul...." tambah Om Faiz.

"Munafik dong namanya Bos..." kata Zulman.

"Amoy memang dasarnya munafik Zull... di luar sok menolak, kalau sudah kena kayak begini udah jadi lonte..." Kata Bang Faiz.

"Bosss...ini memek amoy banyak lendirnya bos..." kata Zulman sambil terus menjilat vaginaku. Aku sudah ngak peduli mereka bilang apa, yang jelas aku sudah sange berat. Pengen segera dituntaskan.

"Banggggg....cepatann dongggg...!!! pintaku.

"Tuh betulkan kata Abang ini....amoy kalau sudah kena pasti minta makanya abang bilang munafik....!!! kata Bang Faiz.

"Kalau begitu silakan bos sikat dulu..." kata Zulman.

"Ngak apa Zul... lu entot aja memeknya... ini amoy udah sering abang entot...." kata Bang Faiz

"beneran bos.... aku sikat dulu ya bos...hahahahaha...udah lama gak entot memek amoy setelah istri bos pabrik kelapa sawit itu..." kata Zulman.

Zulman melepaskan celananya lalu menarik tubuhku lebih turun namun tetap terbaring di meja kerja. Dalam posisi berdiri penisnya menerobos masuk ke vaginaku yang sudah basah.

Aku tidak melihat ukuran penisnya tapi terasa cukup sesak di rongga vaginaku. Penis lelaki pribumi rata2 berukuran besar seperti ini.

"Aaaaahhh...aaahhh....oooohhh...Bangggg...pelan2...!!!" erangku.

"Jangan berisik lu Moy...nanti semua kedengaran pada minta ngentot sama lu..." kata Zulman. Akupun berusaha untuk mengecilkan suaraku.

"Sini abang bantu meredam suara lu Ling..." kata Bang Faiz dengan menyodorkan penisnya kemulutku.

"Hhhmmm...hhmmm...aaahhh..."

"AAAAAAAAHHHHH..... aaaaahhhhh...aaaahhh..." aku capai orgasmeku tapi Zulman tidak mau berhenti mengenjotku namun menaikkan temponya.

Tidak berapa lalu Zulmanpun mengeluarkan spermannya di vaginaku.

"Bangsatttt....enankk betul memek lu Moyyy...!!! kata Zulman.

"Lu mau entot ini memek Bos? tanya Zulman

"Gak perlu...saya mau entot mulutnya saja..." kata Om Faiz ke Zulman

Pembicaraan mereka jelas sedang melecehkan aku, tapi ngak tahu kenapa mendengar perkataan mereka membuat aku semakin bergairah. Mungkin betul kata Bang Faiz kalau aku ini wanita buangan suamiku, biarkan saja aku direndahkan sampai jadi budak seks para lelaki pribumi, biar ko Afuk puas.

"Ayoo isap sayanggg... kayak semalam gitu...!!! kata Om Faiz padaku.

"hmmmmmmm....hhhmmmmm.....aaahhhh.... "

"Semalam bos ngentot sama ini amoy bos...!? tanya Zulman.

"Iya Zul.. semalam diusir sama suaminya lalu terdampar di rumah saya...langsung kugarap aja ini amoy..." kata Bang Faiz.

"Gila....bos beruntung betull..." kata Zulman

"Tenang Zul.... ada rezeki abang pasti bagi2..." kata Bang Faiz.

"Bagusss Linggg...kamu sudah pinter nyepong kontol abang..."puji Bang Faiz

Gak berapa lama penis Bang Faiz yang besar itu menembakkan spermanya ke mulutku.

"Aaaahhh..terima peju abang Ling.....ahhhhh.....abang puas sayanggg...lu betul2 budak seks abang yang hebat...." kata Bang Faiz.

Wajahku penuh dengan sperma hangat Bang Faiz. Bau spermanya betul2 unik dan juga rasanya ada asin2nya tapi beda dengan asin makanan. Perasaanku bercampur baur, antara rasa terhina karena dikerjai oleh dua lelaki pribumi ini tapi disini lain aku merasa bangga dengan diriku karena bisa memuaskan mereka.

Setelah dua lelaki pribumi ini puas mengerjai tubuhku. Kubersihkan sperma yang menempel di wajah dan vaginaku dengan tissue. Sperma mereka begitu kental sehingga sisa-sisa spermanya masih menempel di kulitku. Aku harus membersihkan dengan air bersih. Segera kukenakan kembali pakaianku lalu pergi ke kamar mandi.

Sewaktu aku membersihkan wajah dan vaginaku, tanpa kusadari ternyata ada orang yang sedang menintip aku dari atas sebuah jendela kecil untuk sirkulasi udara. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain dengan cepat membersihkan diri lalu meninggalkan kamar mandi.

Selesai itu aku kembali ke ruang kantor Bang Faiz. Di kantor beberapa karyawan sedang duduk ngobrol sambil tertawa bersama Bang Faiz dan Zulman.

Kembali aku diperkenalkan lagi dengan tiga orang pekerja bengkel. Ada yang namanya Saiful biasa dipanggil Ipul, ada yang namanya Fauzan biasa dipanggil Ujang, dan juga ada yang namanya Rizal. Perawakan mereka bener2 lelaki kasar layaknya pekerja bengkel. Badan mereka besar2 kecuali si Ipul yang lebih kurus tinggi tapi lengannya berotot juga. Ketika aku bersalaman dengan mereka terasa telapak tangan mereka semua sama kasarnya. Itu karena mereka semua adalah montir dan mekanik senior di bengkel Bang Faiz.

Bang Faiz: "Sekarang waktunya kerja...kalian selesaikan dulu tugas kalian nanti kita bahas lagi..."

Ujang: "Siap bos... kalau ada yang enak2, jangan lupa kita2 ini dapat jatah boss.."

Bang Faiz: "Beres kalau soal itu... kerja dulu yang betul...biar kita sama2 enak..."

Setelah mereka bubar, Bang Faiz mengajakku pulang. Dalam perjalanan menuju mobil, semua pekerja itu melototiku dengan tatapan mesum sambil tertawa2. Aku merasa takut juga ditatap seperti itu, lalu ku gandeng saja tangan Bang Faiz sampai ke mobilnya.

Sesampai di rumah Bang Faiz, si Asen sedang duduk di ruang tamu bermain hp nya. Ternyata ko Afuk titip pesan ke Asen untuk menyuruhku pulang. Dalam hatiku berkata, untuk apa dia suruh aku pulang. Emangnya dia sudah mengaku salah lalu minta aku pulang.

Kata Asen, Papa pesan kalau hari pernikahan Erika sudah dekat jadi harus cepat2 diurus. Nanti semua anggota keluarga termasuk aku harus hadir di acara adat dan resepsi pernikahan, "tolong jangan bikin malu keluarga dengan sikap lu itu" begitu pesan Ko Afuk yang dikirim lewat whatapps Asen.

Bener juga kata Ko Afuk, yang kupikirkan bukan keluarganya dia tapi keluarga ku sendiri. Sebagai ibu tiri, aku tidak mungkin tidak hadir di acara nikahnya. Kalau aku tidak hadir bukankah orang luar dan keluargaku akan merasa aneh. Bisa-bisa keluarga besarku akan jadi bahan omongan negatif orang luar. Pasti itu akan mencoreng nama baik keluarga ku khususnya orangtuaku. Maka kuputuskan untuk pulang ke rumah demi kebaikan keluargaku, lagipula di rumah masih ada Velin yang juga menungguku pulang.

Apa yang harus kulakukan setelah bertemu Ko Afuk ?​
 
Klo POV tergantung tokoh yg diutamain di masing2 partnya tp klo memang fokusnya mau di aling, mending banyakin POV aling drpd edisen dan lagipula POV cewek pasti lebih “menarik” drpd POV yg lain atau yg gak pake POV😁.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd