Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
23- Kenikmatan dalam Apartemen - 1: Selamat Datang

MELVBAP_t.jpg

Mama: AiLing

MELVBAN_t.jpg

Ci Velin

MELVBAM_t.jpg

Tante Vivi

Om Faiz membawa kami ke sebuah gedung apartemen yang letaknya tidak tepat di pusat kota. Menurutku apartemen ini tidak terlalu mewah namun memiliki fasilitas yang lengkap. Terdapat banyak fasilitas yang bisa dinikmati oleh penghuni apartemen. Kamipun diizinkan securiti untuk masuk ke ruangan olahraga karena ternyata om Faiz pemilik satu unit apartemen di gedung ini. Om Faiz membeli apartemen ini karena ditawari oleh temannya yang adalah salah satu pemegang saham gedung apartemen ini.

Mama dan tante Vivi langsung menuju ruang ganti wanita untuk mengenakan pakaian aerobik. Setelah mengenakan pakaian senam yang ketat nan seksi itu, mereka harus menunggu 30 menit lagi di ruang tunggu untuk memulai latihan sesuai jadwal yang telah ditentukan manajemen.

Om Faiz pun sudah mengenakan pakaian olahraganya lalu menemani Mama dan Tante Vivi di ruang tunggu. Menyusul ci Velin juga ikutan ganti baju bergabung bersama kami. Semua ingin berolahraga kecuali aku yang bakal duduk di sini bermain hape sampai selesai.

Tidak seberapa lama, teman om Faiz yang pemilik saham apartemen ini datang menyapa om Faiz. Ternyata teman Om Faiz itu keturunan India bernama Pak Raul. Kami semua berjabatan tangan dengan Pak Raul karena diperkenalkan oleh om Faiz. Perawakan Pak Raul itu orangnya tinggi besar dan agak hitam berkumis tebal seperti umumnya orang India. Gayanya sangat maskulin dengan penampilan yang menunjukkan dia seorang yang berstatus ekonomi berkelas atas.

Om Faiz mengajak Pak Raul ngobrol tetapi sesekali Pak Raul melirik ke arah Mama. Mereka sempat bertemu pandang sampai Mama tertunduk dan tersipu malu karena tatapan Pak Raul yang mempesona buat seorang wanita. Pak Raul mencoba mengajak Mama untuk ngobrol dan Mama merespon seperlunya saja seperti sedang menjaga harga dirinya.

.........

Instruktur aerobik sepertinya sudah sampai. Semua peserta aerobik termasuk Mama dan tante Vivi berkumpul dalam sebuah ruangan yang dibatasi oleh dinding kaca yang terlihat dari luar. Peserta aerobiknya tidak terlalu banyak karena bersifat eksklusif hanya untuk penghuni apartemen saja. Kalau aku hitung pesertanya hanya sekitar 15 orang saja termasuk Mama dan tante. Kebetulan sekali beberapa di antara peserta aerobik itu ada juga teman Mama yang dulu satu club.

Rupanya ci Velin tidak mau bergabung untuk aerobik, melainkan ingin latihan fitnes. Kata ci Velin dia belum pernah ikut fitnes seperti ini dan kepengen mencoba. Ci Velin masih kebingungan bagaimana mulai latihan. Kemudian om Faiz mendekati ci Velin lalu mengarahkan dia untuk latihan treadmill dahulu. Bersama mereka berlari bersebelahan dengan alat masing-masing selama kurang lebih setengah jam.

Setelah itu, ci Velin terus diarahkan om Faiz untuk mencoba mengangkat dumbell yang kecil kemudian mencoba dari satu alat ke alat lain. Ci Velin sepertinya menikmati latihan bersama om Faiz sampai tertawa bersama. Om Faiz terus mengarahkan ci Velin sampai bebas meraba bagian-bagian tubuh cici. Ci Velin duduk di paha om Faiz sambil kedua tangannya menggangkat dumbell ke atas. Dari belakang Om Faiz meluruskan kedua tangan ci Velin agar lurus ke atas. Om Faiz mencuri-curi kesempatan untuk meraba tubuh ci Velin bahkan sesekali meraba payudaranya. Hal ini terjadi berulang-ulang tanpa dipersoalkan oleh ci Velin.

Satu setangah jam berlalu, musik aerobik pun berakhir. Mama dan beberapa temannya juga sudah meninggalkan ruangan latihan aerobik lalu duduk kembali di ruang tunggu untuk beristirahat sambil ngobrol.Dari pembicaraan mereka kudapati teman Mama bernama tante Yenny dan Susan.

Semua anggota club aerobik sudah membubarkan diri kecuali tante Vivi yang masih ngobrol dengan instrukturnya. Dari gerak geriknya mereka sepertinya sedang membahas soal gerakan-gerakan senam yang benar.

Tidak berapa lama tante Vivi dan instrukturnya yang bernama Mas Ajie ikut bergabung bersama Mama. Ci Velin juga sudah selesai latihan fitness bersama om Faiz. Saat om Faiz bergabung bersama kami, tiba-tiba dia menyapa dua orang pria pribumi yang dari tadi duduk di meja sebelah kami terus melihat kearah Mama dan teman-temannya.

Om Faiz memperkenalkan kedua temannya kepada kami, yang satu bernama Pak Syamsul dan Pak Dayat. Perkiraananku usia mereka hampir sama dengan om Faiz. Melihat semua sudah berkumpul, Om Faiz mengajak kami semua untuk makan siang di tepi kolam renang. Kami semua setuju kecuali beberapa teman Aerobik Mama pamitan untuk pulang dulu. Om Faiz menawarkan mereka untuk ikutan tetapi mereka menolak karena ingin mengurus pekerjaan rumah tangga. Mereka janji lain kali akan bergabung.


Kolam renang apartemen ini cukup luas dan jarang pengunjung karena hanya diperuntukkan kepada penghuni. Kami duduk di meja kursi yang terletak di tepi kolam renang sambil menikmati makan siang sambil ngobrol. Dari kami semua, hanya aku dan ci Velin paling muda atau anak sekolah. Aku sendiri tidak bisa nyambung kalau ngobrol dengan mereka semua yang sudah dewasa. Aku dan ci Velin kebanyakan hanya diam mendengarkan. Sesekali ci Velin diajak ngobrol sama om Faiz.

Om Syamsul mencoba mengajak mama ngobrol tapi sepertinya Mama masih kurang memberi respon termasuk kepada om Dayat. Sepertinya Mama agak jual mahal terhadap mereka. Berbeda dengan tante Vivi yang lebih supel terhadap siapa saja terutama mas Ajie.

Waktu sudah mulai agak sore, waktunya untuk turun ke kolam. Tante Vivi bersemangat sekali ingin segera masuk ke kolam. Dia mengajak Mama dan ci Velin untuk segera mengenakan pakaian renang. Sedangkan semua om-om pada santai-santai aja.


Kira-kira 15 menit kemudian, tante Vivi sudah mengenakan pakaian renangnya model bikini yang seksi. Semua om-om terperangah melihat tante Vivi.Tanpa berlama-lama tante Vivi langsung meloncat ke dalam kolam renang lalu mulai berenang dengan gaya dada. Ternyata tante Vivi itu mahir dalam berenang. Setelah beberapa saat beerenang kesana kemari, tante Vivi mengajak mas Ajie untuk berlomba. Ternyata mas Ajie sudah mengenakan celana renang. Dia menurunkan celana dan bajunya langsung terjun kedalam air menyusul tante Vivi.

Menyusul Mama keluar dari ruang ganti bersama ci Velin. Mereka mengenakan pakaian renang yang tidak kalah seksi dari tante Vivi.

Dayat: Cit...cuitt....Cik Linda seksi sekali...."

Syamsul: "Mamak sama anak sama seksinya nih..."

Om Dayat dan Syamsul mengoda Mama dan Ci Velin, tapi mereka tidak terlalu direspon oleh Mama maupun ci Velin. Ci Velin segera meloncat ke kolam renang karena dia sudah mahir berenang. Dulu di sekolah sudah diajar cara berenang. Saat itu tante Vivi dan mas Ajie sedang asik berlomba menunjukkan kemampuan renang mereka.

Sedangkan Mama berjalan menuju tangga untuk pelan-pelan melangkah kedalam air. Mama tidak bisa berenang hanya berdiri mencelupkan tubuhnya di air. Tatapan para om-om ini terarah kepada Mama

Syamsul: "Faiz... sombong kali si encik yang namanya Linda itu..."

Faiz : "Situ kayak gak tau aja kalo panlok betina emang gitu bang.. "

Syamsul: "Sialan tuh Linda... jual mahal sekali...beda sama yang namanya Vivi....kalo amoy yang itu jinak bang...."

Faiz : "Si Aling itu kalau udah kena kontol baru jinak bangg..."

Dayat : "Koq tahu bang...emang abang sudah pernah kentot itu Aling...?!"

Faiz: "Hahahaha...dua-duanya sudah sering bangg...."

Syamsul: " Enak kali bang bisa entot memek cina..."

Faiz: " Kalau kalian mau gampang, nanti aku atur biar kalian gilir aja itu dua encik binal..."

Dayat: "Mantap bang... kapan kita entot dua itu amoy itu..***k sabar aku liat mereka pake seksi gitu...maunya sekarang bang...."

Faiz: " Sabar bang... kita atur nanti malam kita entot itu amoy rame-rame... tapi ingat...aku lagi incar anaknya si Aling...puas aku genjot baru kalian kalau mau sikat silakan...."

Syamsul: " beres bang... jadi gimana rencananya ?!"

Faiz: "Nanti aku kontak kalian malam ini...malam ini saya mau ajak mereka ke karaoke di hotel gedung sebelah... kita pake satu ruangan VIP biar kita pelan2 sikat itu dua encik2 binal....hehehe..."

Syamsul: " Wah... mantap juga... encik yang suka jual mahal harus kita gilir malam ini...hahahahaha...."

Tiba-tiba aku lihat ci Velin di tengah kolam yang cukup dalam mengangkat tangannya lalu tenggelam. Terlihat wajahnya sedang ketakutan sepertinya dia sedang ingin minta tolong. Dengan cepat kupanggil om Faiz karena aku sendiri tidak mair berenang. "OMM...CEPAT TOLONG CI VELIN....CEPATTT...!!!!"

Dengan cepat om Faiz berlari ke tepi kolam lalu terjun ke air untuk menyelamatkan ci Velin yang hampir tenggelam.

Ci Velin gak sadarkan diri. Om Faiz membawa ci Velin ke tepi kolam lalu memberikan pertolongan dengan memberikan nafas buatan dan memompa dadanya. Melihat itu aku dan Mama panik lalu ikut mendekati ci Velin yang sedang ditolong om Faiz dan disusul oleh tante Vivi. Seluruh pengunjung kolam sempat heboh menyaksikan kejadian ini.

Untunglah ci Velin berhasil diselamatkan. Dia sudah memuntahkan air lalu mulai sadar. Setelah ci Velin mulai tenang, dia mau berdiri tapi ternyata kaki kanannya tidak bisa berdiri karena masih kram. Ternyata penyebab ci Velin tenggelam gara-gara kaki kanannya kram saat di tengah kolam yang dalam.

Om Faiz pun segera menggendong ci Velin menuju ruangan apartemennya yang letaknya hanya satu lantai ke atas. Aku dan Mama yang masih mengenakan bikini mengikuti om Faiz dari belakang.

Aku bantu membuka pintu apartemen karena kedua tangan om Faiz sedang mengendong ci Velin. Sesampai di dalam, Om Faiz membawa ci Velin ke kamar lalu dibaringkan di ranjangnya. Karena baju Om Faiz sudah basah semua, dia masuk ke kamar mandi lalu keluar dengan telanjang dada, hanya mengenakan handuk.

Kemudian om Faiz duduk di ranjang memberi pijatan pada kaki kanan ci Velin yang kram itu. Mama pun ikut duduk di tepi ranjang sambil melihat kondisi ci Velin.


Kubiarkan saja mereka untuk keluar kamar melihat-lihat apartemen om Faiz yang sangat nyaman ini. Terdapat tiga kamar dua diantaranya terdapat kamar mandi. Sebuah ruang tamu yang minimalis. Posisi apartemennya di lantai 12, jika menuju ke balkon dapat melihat pemandangan kota.

Aku menikmati pemandangan kota sambil mengambil beberapa foto dengan hp ku. Kuarahkan pandanganku ke bawah, ternyata dari balkon ini masih terlihat kolam renang yang tadi. Walaupun terlihat agak jauh tinggi, tapi masih kelihatan orang-orang yang sedang berenang di sana. Kuamati tante Vivi yang sedang bermain air bersama Mas Aji bahkan sampai peluk-pelukan dalam air. Terlihat tante Vivi sudah sangat dekat dengan mas Aji seperti pasangan yang sedang bulan madu.

Puas dengan pemandangan kota, akupun duduk di sofa ruang tamu sambil bermain hp. Kedengaran sampai sini suara canda tawa dan pembicaraan mereka dari dalam kamar.

Mama: "Untung ada bang Faiz yang tolongin si Velin..."

Velin: "Iya Om..makasih ya udah selamatin Lyn..."

Faiz: " Iya sayang...kaki kamu udah enakan ...?!

Velin: " Udah om..enak banget dipijat sama om..."

Faiz: "Om kasi pijatan yang ekstra ya biar Velin makin enak... mau ?!"

Velin: " Mau donggg...gratis kan om..?!"

Faiz: "Buat Velin selalu gratis, tapi enaknya bukan gratisan loo..."

Velin:" Aduhhhh geli omm...!!!!

Faiz: "Geli tapi nanti juga enak Linn..."

Mama: "Awas putriku sampe sange lo bangg..."

Faiz: "Gak apa Ling... abang mau liat lebih sange Velin atau Mamanya...hehehe..."

Velin: " Hmmmm...ommmm....aaaahhh....geliii....ommm..."

Penasaran dengan suara mereka, aku coba mengintip. Ci Velin masih terbaring di ranjang. Ternyata om Faiz sedang mengelus selangkangan ci Velin. Sesekali jarinya diselipkan ke dalam memek ci Velin tanpa melepaskan celana renangnya.

Faiz: "Om lepasin aja celana renang Velin ya.. biar lebih nyaman..."

Velin: "Jangan om... Velin malu nih..."

Faiz: " Gak apa sayang... memek mamak lu aja sudah pernah abang bikin enak...iya kan Ling..."

Mama: "Iya gak apa sayang... buka aja ada Mama di sini nemeni koq..." Lalu ci Velin pasrah ketika om Faiz menurunkan celana renang nya.

Faiz: "Bagus memek kamu Linn... masih warna merah muda...bulu2nya masih halus... bentuknya om suka...."

Mama: "Bangg... abang punya handuk ga? aku gerah banget pake baju renang basah begini...

Faiz: "Buka aja Ling... kagak usah pake...toh cuma kita-kita aja di sini.... abang ini bukannya gak pernah liat tubuh lu Ling...."

Mama: "Iya juga ya Bang..."

Mama melepaskan suluruh pakaian renang nya sampai benar-benar telanjang lalu duduk di ranjang.

Mama: " Lin... pakaian renang lu juga lepasin aja sekalian... kalo pake basah2 gini ntar masuk angin loo...."

Ci Velin sendiri melepaskan pakaian renang model bra nya.

Faiz: "Wahhh... tetek lu kenceng sekali Linn.. putih mulus kayak punya Mama lu..."

Mama: " Kalau begitu abang lebih suka yang mana...ayoo...!!!"

Faiz: "Dua-duanya suka koq Ling...habis abang pijat punya velin dulu baru gantian punya lu ya Ling...."
Mama: "Janji ya...awas kalo gak ditepati..."

Kata mama dengan sedikit kesal karena om Faiz lebih memilih ci Velin. Om Faiz memegang pundak ci Velin sambil membaringkan tubuhnya di ranjang lalu mulai meremas payudaranya.

.........

Tiba-tiba handphone aku berdering, ternyata ini telepon dari Papa. Kuangkat panggilan itu dan Papa mau bicara dengan Mama. Papa sudah menghubungi no Hp Mama tapi tidak diangkat. Karena itu dia menghubungi no aku.

"Maaaa.... ini ada telepon dari Papa.. katanya mau bicara sama Mama....!!!! kataku.

"Sennn...bilang aja Mama lagi sibuk... tapi jangan bilang lagi ngapain ya..." kata Mama dengan suara pelan, supaya tidak kedengaran Papa.

"Kata Papa ini penting Maaaa....." balasku.

"Ckk...ngapain sih nelpon-nelpon di waktu begini..." kata Mama dengan nada kesal lalu meninggalkan Om Faiz dan Ci Velin. Kuserahkan Hp-ku kepada Mama lalu Mama bicara di ruang tamu sambil duduk di sofa dengan tubuh telanjangnya.

........

Kemudian om Faiz mulai melahap buah dadanya secara bergantian sambil diremas-remas. Lidah om Faiz memainkan putingnya sampai membuat ci Velin merasa geli sampai tubuhnya bergetar.

"Aaahhhh..geliii ommm.... arrhhh...!!!!"

"Indah sekali puting lu Linn...om suka..." kata Om Faiz sambil meremas payudara ci Velin sambil melihat-lihat di mana Mama.

Karena melihat Mama lagi di luar kamar, kini dia semakin berani mengerjai ci Velin.

Tangan om Faiz mulai menjalar ke memek ci Velin sambil terus menjilat buah dadanya. Jari tengahnya ditusukkan ke dalam lubang kemaluan ci Velin. Kulihat wajah ci Velin menunjukkan kalau birahinya sudah bangkit. Dia pejamkan matanya sambil mengigit bibirnya menerima sensasi yang diberikan om Faiz.
Hmmm..... aduuhhh ommmm....ooohhhh....." desah ci Velin

"Kenapa syangg...?! enak yaa...?! kata Om Faiz

"Aaaaahhhh...iyaaaahhhh omm...aaaahhhhh....geliiii....aaaaahhhh..."

"Nikmatiii syanggg.... ommm bakall bikin lu merasakan kenikmatan sejatii..." kata Om Velin sambil mencolek memek ci Velin dengan jari tengahnya.

"Aaaaahhh...aaahhh...hhhhhhmmmmm....." ci Velin melenguh.

"Basah memek kamu sayanggg...tangan om sampe basah gini....hehehe...." kata om Faiz

"Sorry ommm... Velin gak tahann udah pengen pipiss..." kata ci Velin

"Gak apa sayanggg...jangan ditahan...keluaran aja yang banyakkk...om suka memek Velin yang basahh gini...." kata om Faiz sambil mengelus-elus memek ci Velin. Tidak lama setelah itu, jari om kembali ditusuk ke dalam lubang memek ci Velin lalu dikocok dengan kencang.

"Aaaaaaaahhhhhh....ommmmm.....aaaaaaaahhhhhh...." ci Velin mengerang sampai kejang-kejang menahan gelinya permainan jari om Faiz di memeknya.

"Ommmm...velinnn mooo pipissss....aaaaaaahhhh.....aaaahhh....."

"Iyaaaa sayangggg... keluarin yang banyakkkk....ayooo sayangggg...." kata Om Faiz

"AAAAAHHHHHHHHH.....AAAAAAHHHHH......aaaahhhh....aaaaahhh....Velin gak tahan lagiii...." kata ci Velin sambil ngos-ngosan.

"Tuhhh banyak gini pipisnya Velinn sampe muncrat gitu...Gimana rasanya.....? " kata Om Faiz

"Enakkk om...enakk bangettt....aaahh...ahhh..." jawab Ci Velin.

"Ini baru jari om yang bikin memek Velin keenakan...belum kontol om loh... pasti memek Velin bakal ketagihan sama kontol om ini...." Om Faiz. membiarkan ci Velin untuk istirahat sejenak sambil membersihkan tangannya yang basah dengan tissue.

Sementara Mama sedang bicara serius dengan Papa lewat Hp ku. Terdengar sekilas sepertinya mereka sedang bicara soal hutang Papa. Mama bicara sampai marah-marah kedengaran sampai ke kamar.



"Senn... Mama bicara sama siapa? koq marah-marah begitu...? " kata Ci Velin sambil terbaring bugil di ranjang.

"Itu Mama lagi bicara sama Papa..." jawabku.

"Ada apa sih... koq bicaranya serius gitu.." kata ci Velin

"Lu kan tahu sendiri kalo Papa sama Mama kalo ngomong pasti suka bertengkar..." kataku

"Iya sihh...tapi ini rasanya lebih serius loo..." kata ci Velin

"Sudah sayanggg... nanti lu tanya sendiri ke Mama ya..." kata Om Faiz memotong pembicaraan lalu dia bilang padaku "Hei Sennn.. cepat lu cepat tutup pintu dulu... om mau entot cici lu ini...."

Setelah pintu kamar tertutup, suara Mama tidak kedengaran lagi.

"Velin sayanggg... sekarang om mau kasi lu ngerasain enaknya kontol om ini..." kata om Faiz sambil melepaskan handuknya. Keliatan kontol pribumi om Faiz yang sudah tegak berdiri menyembul keluar.

"Ommm jangann omm... Velin takuttt...." kata ci Velin

"Koq takut sayanggg...?! Om gak mengigit koq...hehehe..." kata om Faiz

"Bukan Om... punya om besar banget....Velin takutttt..." kata ci Velin

"Itu yang bakal bikin Velin keenakan nanti... pokoknya Velin tenang aja..." kata Om Faiz

"Gak omm... gak muat di lubang aq omm...kebesaran punya om itu..." kata Ci Velin

"Sayang... gak usah takut... memek Velin memeng masih sempit... tapi nanti lama-lama memeknya bakal bisa menyesuaikan dengan kontol om ini.. lagipula memek lu udah basah gini pasti udah gak sakit lagi sayanggg..." kata om Faiz sambil mengelus memek ci Velin.

"Ahhhh.... aaaaahhhh...." desah ci Velin lalu mengangguk tanda dia sudah mau sambil menahan tangan om Faiz yang sedang mengelus memeknya sambil sesekali jarinya dicolek ke lubangnya.

Selangkangan ci Velin dilebarkan om Faiz lalu mengarahkan kontolnya ke permukanan vaginanya tapi belum dimasukkan. Kepala penis om Faiz mengesek-gesek bibir vagina ci Velin yang sudah berlendir itu.

"Oommm....hhhmmmm..... geli ommm...." desah ci Velin.

"Om masukin kontol om ya sayanggg...." kata om Faiz



"Ntar dulu om....." kata ci Velin lalu menoleh ke aku lalu bilang: " Sennn... tolong jangan bilang ke Mama ya..."Dan akupun mengiyakan dengan hanya memberikan anggukan kepala.

"Cepatan ommm.... Velin udah gak tahannn......" pinta ci Velin

"AArrrraaagggg......sakitttt ommm....aaarrrhhhhh...." jerit ci Velin

"Aaaaaaahhhhh.....betul2 enak memek amoy....aaaaahhhhhh....."kata Om Faiz

"Pelannn ommm....aaaaahhhh...pelannnn.....perihh omm..." kata ci Velin

"Iya sayangggg... enak sekali memek lu sayangggg... bodoh sekali si Rizki sampe mau putusin lu...." kata Om Faiz.

"Omm tahu jugaa masalah aq sama Rizki...." kata ci Velin

"Tahu sayanggg... dia bilang sendiri waktu om tanya kabarnya sama kamu itu gimana...katanya sudah putus..." jelas om Faiz

"Terus dia bilang apa lagi...?! tanya ci Velin

"Waktu om tanya kenapa bisa putus katanya sudah bosan, pengen nyoba ngentot sama enci2 katanya..." jelas om Faiz.

"Rizki bajingan... tega sekali dia...." kata ci Velin kesal.

"Velinnn... lu jangan bilang anak om bajingan...om gak suka... pokoknya hari ini om gantiin Rizki puasin lu..." kata om Faiz kesal lalu dengan sedikit amarah dia mengenjot ci Velin dengan kuat.

"AAAAAHHHH....AAAAHHHH...ARRRHHHH...!!!! Velin menjerit

Om Faiz sepertinya tersinggung dengan perkataan ci Velin yang bilang Rizki itu bajingan. Genjotanya yang semakin lama semakin kuat itu seakan melampiaskan kekesalannya kepada ci Velin.

"OOOMMM SAKITTT OMMM...PELAN OMMM PELANNN.....!!!!

"Diam lu... om tersinggunggg lu bilanggg anak om bajingan....itu anak kebanggaan om tapi lu bilang dia bajingann... Velinn betul-betul kurang ajarrrr...!!!! Sini om kasi lu pelajaran biar tahu rasa....." kata om Kesal sambil mengenjot ci Velin.

"Sorrryyy ommm.... Aaaahhhh...aaaahhh sakitttt...aaaahhh...."

"Gak ada pake sori sori segalaaa... sekarang lu terima ganjarannyaaaa....Uhhhh...UUhhhh...!!!! kata Om Faiz sambil memperkuat sodokkannya.

"AAAAAHHHH.....aaaaahhh....aaaahhh...ooommm...."

"Biar kamu tahu... kalau lu bilang Rizki itu bajingan berarti lu bilang om ini juga bajingan karena dia anak om..... lu benar-benar Amoy lonteee persis kayak Mama lu.....perekkk luu....!!! kata om Faiz kesal.

"Aaaaahhhh....aaaaahhhh...ampunnn ommm....oooohhh...."

"AAAAAAAHHHHH....AAAAAAAHHHHHH.....Ommmm....!!!! ci Velin klimaks tapi om Faiz tidak berhenti mengenjot.

"Hmmmm...hhhmmm....aaaaahhhh....ooommm.....ommmmm...."

"Kenapa lonteee..?! enakk bukannn....? kata Om Faiz

"Aaaahhh....aaahhh...iyaaaaahhh ommm..." jawab ci Velin sambil mendesah

"Ommmm... tolongg jangannn di dalamm yaaa...." kata ci Velin

"Jangann bicara itu dulu... om masih belum mau keluarrrr.... jangan pikir om selemah itu...." kata om Faiz

Kira-kira setangah jam selama om melakukan penetrasi, ci Velin sempat orgasme beberapa kali lagi sampai akhir om mencabut kontolnya lalu mengeluarkan spermanya di mulut ci Velin.

"Buka mulut lu Moyy... minum ini peju ommm... !!!! perintah om Faiz sambil masukkan kontolnya ke mulut ci Velin sambil satu tangannya menahan kepalanya.

"Uuuhhukk...uuuhhhuukkk..." ci Velin sampai terbatuk waktu kontol om Faiz menembak di dalam mulutnya. Setelah sperma om Faiz yang banyak itu keluar semua, ci Velin dibaringkan kembali ke ranjang.

"Sennn... kalo lu mau pake cici lu ini elu pake aja... om mau mandi dulu..." kata om Faiz.

Aku keluar sebentar melihat ruang tamu, ternyata Mama sudah tidak ada di sana. Pasti Mama sudah keluar dari ruangan apartemen ini. Kembali aku masuk kedalam kamar lalu mendekati ciciku tatkala om Faiz sedang mandi di kamar mandi dalam kamar itu.

"Ci... aku pengen nih..." kataku. Ci Velin membiarkan aku membuka celana ku lalu kumasukkan kontolku ke memeknya yang masih basah. Ci Velin hanya pasrah sambil menutup mata saat aku melakukan penetraasi. Aku sadar kalau kontolku tidak sebesar punya om Faiz. Mungkin dia tidak begitu merasa nikmat dengan kontol ku yang lebih kecil ini. Tapi biarlah, yang penting aku mau melampiaskan nafsuku yang sudah tertahan dari tadi.

"Aaaaahhh...aaaahhh...enak ciii...." aku pun menarik kontolku sebelum akhirnya aku ejakulasi. Tidak berapa lama, om Faiz keluar dari kamar mandi melihatku yang masih belum mengenakan celana.

"Hahahahaha... bagus sekali... ini namanya incest nakk... persetubuhan antar anggota keluarga...betul-betul luar biasa...." kata om Faiz

"Ya udah kalian kalau mau ngentot lagi silakan saja... om ada urusan mau turun ke bawah dulu... kawan om yang tadi namanya Syamsul dan Dayat lagi di lobby.... nanti kunci kamar kalian pegang saja.. om masih punya kunci yang cadangan..." kata om Faiz sambil mengenakan bajunya lalu meninggalkan kami di kamar.

"Sen... Mama ke mana, koq ga keliatan...?! tanya ci Velin.

"Gak tahu ci....sepertinya Mama sudah keluar dari ruang apartemen ini..." kataku.

"Moga semua baik-baik aja..." kata ci Velin.

"Oh ya ci... lu gak marah dibilang kasar gitu sama om Faiz...? tanya ku

"Tadinya iya aq rasanya mo marah...tapi lama-lama aq rasa ngapain aq harus marah..." jawabnya.

"Loh koq bisa...? "tanyaku

"Aq juga ga tahu kenapa... rasanya smakin om Faiz ngomong kasar koq rasanya aq makin bergairah... ditambah lagi tadi enak banget kemaluan om itu di memek aq Sen...." jelas ci Velin

"Lu sih cii..... bilang-bilang si Rizki pake kata bajingan..." kataku.

"Emang kan... cowo pribumi itu memang bajingan... tapi memang kuat banget sihh....." kata ci Velin

"Dasar cina lonte juga lu cikkk...hahahaha..." ledek ku

"Awas ya lu ledekin cicik lu sendiri...." katanya sambil melempar bantal padaku.

"Aduhh cikk.. bau bener bantalnyaa...." kataku

"Bau apa emang...? kata Ci Velin.

"Bau peju om Faiz.. itu muka lu masi ada nempel putih2...hahahaha..."ledekku.

"Ihhh.. iyaa deh aq cuci dulu... ini di paha ku juga ada sperma lu Senn..." katanya.

"Mo nambah lagi cik...? tantang aku.

"Gakkk..!!!! Aq mo mandi dulu.

Sambil menunggu ci Velin mandi aq mencari dimana Hp aku. Aku baru ingat ternyata Hpku di bawa sama Mama. Gawat, kalo Mama atak atik hapeku bisa ketahuan kalau aku sering nonton bokep nih, ada juga foto-foto maupun video2 rekaman skandal Mama dengan lelaki pribumi seperti Om Faiz maupun Om Imron. Aku harus segera menemukan Mama lalu mengambil hpku kembali. Mudah-mudahan Mama tidak membuka isi gallery Hpku.



Mama lagi di mana sekarang ?

Apa masalah yang sedang dibicarakan Mama dan Papa melalui hpku tadi ?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd