Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SSI Teman dari SD yang Alim hingga Menikah [REAL STORY] (UPDATE 16 APRIL 2024)

Apakah pengambilan pengalaman di cerita nya cukup detail, atau kurang detail?


  • Total voters
    170

nzang

Semprot Kecil
Daftar
30 Sep 2017
Post
83
Like diterima
726
Bimabet
Beberapa kali saya menelusuri cerita-cerita yang ada di Forum ini, jarang sekali ada cerita Real Story yang berhubungan dengan SSI dan perempuan yang alim. Kalaupun ada, seringkali isinya fiksi yang isinya seakan sulit untuk dipercaya.
Karena alasan itulah, saya ingin coba menuliskan pengalaman SSI ke teman perempuan saya yang dikenal sangat alim hingga berujung pada pernikahan kami berdua. Cerita ini 99% asli dan 1% nya lagi karena ada kemungkinan saya salah mengingat beberapa hal kecil yang pernah terjadi. Cerita pengalaman yang saya bagikan ini sudah diketahui oleh Istri karena dia sendiri mengizinkan dengan alasan agar dia sendiri bisa membaca cerita ini untuk bisa mengenang kembali hal yang dulu pernah terjadi.

Ini pertama kali saya buat Thread, jadi mohon dimaklumi..
Untuk mencegah PK dan menjaga nama baik kami berdua, nama samaran dan beberapa gambar ilustrasi akan saya gunakan.

* Cerita di zaman SMA kebawah ini berfokus kepada pengenalan latar belakang dan pondasi hubungan antara Saya dan Anggi untuk bahan di masa depan.
**Minimnya dialog di dalam cerita ini (khususnya cerita di zaman SMA ke bawah) dikarenakan banyak dialog tidak penting yang TS sudah lupakan.


____________________________________

[MAIN STORY] PART 1

Dari SD hingga SMP

____________________________________



Anggi

Saya adalah Fajar, saya merupakan anak tunggal yang tidak memiliki saudara dan tinggal di kota kecil dengan plat nomor E. Latar belakang ekonomi keluarga saya bisa dibilang menengah keatas. Lalu kemudian teman masa kecil saya yang bernama Anggi (Istri saya sekarang), dia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Latar belakang ekonomi keluarganya bisa dibilang rendah.

Saya dan Anggi menjalin pertemanan dari SD, kami satu sekolah namun beda kelas ketika SMP, dan berbeda sekolah ketika SMA. Ketika SD, Anggi ini pernah menyukai saya hingga seolah mengejar-ngejar saya (ini pengakuan dari Istri ketika sudah menikah), namun saat itu perasaan saya ke Anggi ini hanya sebatas teman biasa. Karena perasaan Anggi ini tidak pernah saya respon hingga awal SMP, Anggi ini berhenti menyukai saya dan mulai melihat saya sebagai teman biasa. Namun ketika mendekati akhir SMP, saya mulai jatuh cinta pada Anggi.

Alasan mengapa saya mulai melirik Anggi sebagai perempuan dan jatuh cinta kepada dia karena intensistas komunikasi kami di SMP mulai kembali intens (Ketika SD kami jarang chat via HP, namun mulai sering ketika SMP), dan karenanya saya mulai menyadari kecantikan yang dimiliki Anggi. Sebagai gambaran, Anggi ketika SMP itu tidak terlalu tinggi (155-160 Cm), berkulit coklat manis, berkerudung kotak biasa (kewajiban sekolah untuk berkerudung), dan aktif di Ekstrakurikuler Basket, yang membuat dirinya memiliki kepribadian tomboy (Tipe perempuan yang TS suka).

Saya mencoba untuk menyatakan rasa cinta saya ke Anggi, namun sayangnya ditolak karena Anggi pada saat itu sedang jatuh cinta kepada mantan kakak kelasnya, yang mana di saat bersamaan rasa cintanya pun bertepuk sebelah tangan. Dengan kondisi tersebut pun, saya tetap berusaha mendekati Anggi dan memberikan rasa perhatian kepada dia (selama 1 tahun lamanya) dengan mengobrol via chat maupun RL, membawakannya eksrim dan jajanan-jajanan kecil , namun hatinya tidak tergerak sedikitpun dan masih tetap menyukai kakak kelasnya (ketika kami ngobrol, yang selalu dia bahas itu Kakak Kelasnya, gimana ga sakit hati coba). Saya yang merasa kalah kemudian emosi dan kemudian mengirimkan pesan saya terakhir kepada Anggi, tanda bahwa saya mulai detik ini berhenti untuk mengejar dia :

"Ngapain kamu ngejar orang yang gak pernah ngelirik kamu? Mending kamu kejar balik orang yang ngejar kamu, kamu tau sendiri kan capeknya bertepuk sebelah tangan?" - Ucap saya ke Anggi via Chat

Setelah itu saya putus kontak dengan dia. Walaupun kami ketika SMP itu satu sekolah, kami berbeda kelas sehingga jarang sekali bertemu secara tidak sengaja. Percakapan kami berdua di chat pun selalu saya yang mengawali, sehingga chat kami pun kosong beberapa bulan lamanya. Menjelang akhir SMP, Anggi mulai menyadari hilangnya keberadaan saya di hidupnya, tidak ada lagi yang mengajak ngobrol, tidak ada lagi yang menjadi tempat curhatnya, tidak ada lagi yang menawarkan moodbooster ketika dirinya sedang badmood. Kemudian di suatu hari sekitar jam 21:00 WIB, saya mendapatkan pesan singkat dari Anggi :

"Hey, lagi ngapain? Ga pernah nge-chat lagi nih, kemana aja sih sekarang?" - Ucap Anggi ke saya via Chat

Saat itu, perasaan saya senang bercampur kesal. Senang karena untuk pertama kalinya percakapan kami berdua kembali terjadi, apalagi yang memulai percakapan adalah Anggi yang biasanya tidak pernah melakukan hal tersebut. Dan perasaan Kesal karena masih mengingat perasaan Anggi yang masih teguh menyukai orang lain yang bahkan tidak pernah meliriknya sedikitpun. Percakapan kami disitu dimulai dengan basa-basi (percakapan anak-anak pada umumnya) seperti :

Anggi : "Hey, lagi ngapain? Ga pernah nge-chat lagi nih, kemana aja sih sekarang?"
Saya : "Ga kemana-mana kok, aja ada kok di warnet main game"
Anggi : "Oh, pantes soalnya aku sering ngeliat kamu pas aku ngelewatin warnet"
Saya : "Iya emang, ga ada kesibukan apapun soalnya, emang biasa main warnet aja"
Anggi : "Sekarang lagi ngapain?"
Saya : "Main HP aja, buka-buka Youtube"
Anggi : "Main HP mulu kayaknya, udah shalat belum?"
Saya : "Udah kok, tadi jam 7"
Anggi : "Bagus deh, udah makan belum?"
Saya : "Belum, nanti paling rada malam keluar buat cari makan"*

*: Semenjak SMP, saya sudah biasa sehari-hari beli makanan keluar. Uang jajan saya sehari sebesar Rp. 50.000, karena Orangtua saya jarang di rumah (Pengusaha) sehingga jarang ada makanan juga di rumah.

Setiap kali Anggi membuka percakapan, saya balas dengan kata-kata yang terkesan tidak antusias. Ini memang saya lakukan sengaja karena posisi saya disini masih kesal, ditambah saya ingin agar Anggi bisa merasakan betapa tidak menyenangkannya berada di posisi saya waktu dulu. Ketika Anggi menyadari bahwa saya tidak ada usaha untuk membuka topik pembicaraan baru, Anggi pun mulai kesal :

Anggi : "Ga antusias banget sih balas chat nya, kek malas gitu"
Saya : "Ya emang harus antusias kayak gimana sih? namanya juga orang lagi nonton Youtube"
Anggi : "Ih nyebelin banget sih"
Saya : "Ya emang ada apaan sih nge-chat malam-malam gini?"

Ada sekitar 15 - 30 menit Anggi tidak membalas chat saya. Saya menduga dia sudah tidur, karena memang biasanya jam 21:00 keatas itu Anggi sudah tidur.

Anggi : "Gapapa, ingin nanya aja kabar kamu gimana"
Saya : "Kabar aku baik kok, ga ada masalah apapun. Cuma mau ngomong itu doang?"
Anggi : "Engga, aku disini mau minta maaf tentang sikap aku ke kamu. Aku nyadar aku ternyata nyebelin banget, aku tau kamu itu suka sama aku tapi aku malah secara sadar ga peduli sama perasaan kamu. Setiap kali kita ngobrol, kamu pasti yang selalu buka pembahasan, dan aku malah seringnya bahas tentang kakak kelas aku itu. Padahal kamu itu udah ngasih perhatian yang banyak sama aku, ngajak aku jajan keluar, tapi aku malah tetep ngejar kakak kelas."
Anggi : "Aku kepikiran sama chat yang terakhir kamu kirim ke aku, kalau lebih baik kita ngejar orang yang mengejar kita, dibandingkan kita mengejar orang yang belum tentu ngeliat kita. Aku nyadar kalau kamu itu yang selama ini ngejar-ngejar aku, ngasih perhatian sama aku, harusnya aku itu ngejar kamu dibandingkan ngejar kakak kelas itu. Makannya aku disini mau minta maaf tentang hal yang dulu terjadi"

Membaca pesan Anggi tersebut, jujur saya senang dan puas. Akhirnya Anggi ini sadar tentang apa yang saya rasakan selama ini, dan juga mulai menyadari bahwa harusnya dia mencintai orang yang mencintai dirinya, bukan mencintai orang yang tidak mencintai dirinya. Tapi disini gua memilih buat tetap cuek dan jual mahal.

Saya : "Oh, ya baguslah kalau kamu nyadar gitu. Aku maafin."
Anggi : "Iya, maafin ya dulu aku nyebelin banget ke kamu."
Saya : "Iya udah aku maafin"
Anggi : "Terus kalau gitu masih suka sama aku ga?"

Saya bingung tentang apa yang harus saya balas. Jujur posisi saya di waktu itu masih suka dengan Anggi, tapi disatu sisi saya tidak ingin menjatuhkan harga diri saya dengan mengakui hal tersebut. Tapi saya memilih jujur terhadap perasaan saya.

Saya : "Ya iyalah masih, emangnya rasa suka kayak gitu gampang hilang apa? Sedari awal semua hal yang aku lakuin ke kamu seperti ngajak ngobrol dan traktir jajan gitu adalah bukti kalau aku itu emang suka banget sama kamu"
Anggi : "Kamu kan waktu itu bilang, lebih baik mengejar orang yang mengejar kamu. Kalau gitu, kamu mau ga jadian sama aku?"
Saya : "Kamu ngajak jadian sama aku itu karena nyadar kalau kakak kelas kamu itu ga pernah ngelirik kamu kan? dan kamu nyadar kalau selama aku mundur, ada laki-laki yang udah ngasih kamu perhatian selama ini tapi kamu hiraukan kan?
Anggi : "Iya maaf, emang kesannya seperti itu. Tapi ya emang aku sekarang beneran suka sama kamu karena aku nyadar sekarang, jadi kamu ga mau jadian sama aku sekarang?
Saya : "Yaudah, kita coba aja dulu jalanin kayak biasa kita ngobrol dulu."
Anggi : "Okee, makasih ya. Aku tidur duluan ya, I Love you Fajar"
Chat terakhir tersebut membuat jantung saya berdebar-debar kegirangan dan penuh cemas, rasa girang karena Anggi yang merupakan cinta pertama saya pun membalas dengan perasaan yang sama, sedangkan rasa cemas karena ini pertama kalinya saya memiliki pacar. Saya yang tidak menyangka bahwa perasaan saya kepada Anggi ini akan berakhir dengan "pacaran", tidak pernah terpikirkan apa yang harus saya lakukan setelahnya..
Pemahaman saya tentang Pacaran hanya saya dapatkan dari FTV dan sinetron di TV, saya tidak tahu batasan minimal dan batasan maksimal seseorang berpacaran (Toh karena saya waktu itu masih SMP dan hendak menginjak SMA).

Keesokan harinya, saya dan Anggi mulai intens kembali mengobrol via chat. Kami jarang mengobrol secara langsung ketika di sekolah, apalagi di luar sekolah. Hal ini disebabkan perasaan malu karena kami berpacaran dengan status kami yang masih sangat muda, orang-orang dewasa tentu melihat anak-anak SMP yang berpacaran dengan tatapan yang sinis dan aneh (Kalian pasti paham perasaan ini). Sehingga kami berpacaran, namun hubungan kami masih seperti pertemanan biasa antara laki-laki dan perempuan. Kami tidak pernah jalan-jalan, hanya sering jajan bersama setelah pulang sekolah dan hanya sebatas itu saja.. Sifat Anggi pun berubah drastis semenjak kami berpacaran, Anggi semakin sering tersenyum dan tertawa ketika mengobrol secara langsung. Hubungan kami hanya sebatas mengobrol saja, tidak ada kontak fisik apapun seperti berpegangan tangan sekalipun ketika kami SMP (Perasaan takut, dan malu ketika dilihat oleh orang-orang).

Namun pada suatu hari, Anggi meminta saya untuk datang kerumahnya pada malam hari (Sekitar jam 20:00) via chat :

Anggi : "Fajar, waktu itu kan aku pinjam buku UN kan ya. Bisa diambil ga sekarang ke rumah aku? sekalian ingin ketemu hehe"
Fajar : "Boleh, nanti aku siap-siap dulu ya"
Rumah Anggi dan rumah saya tidak terlalu jauh, hanya berbeda beberapa RW dan mungkin jarak rumah kami sekitar 200 meter saja. Posisi rumahnya yang berada di Gang kecil membuat area di sekitarnya selalu sepi jarang banyak orang. Saya pun pergi ke rumahnya, dan saya inisiatif secara diam-diam membelikan Anggi coklat Pocky sebagai cemilan dia di rumah mengabarkan Anggi ketika sudah sampai di depan gerbang rumahnya via Chat :

Saya : "Aku udah di depan nih"
Anggi : "Oke, tunggu sebentar ya"
*5 Menit berlalu
Anggi : "Ini ya buku UN yang kupinjam kemarin, makasih yaa"
Saya : "Okee, sama-sama ya. Oh ya ini nih buat kamu" *saya memberikan coklat Pocky yang dibeli di Ind**aret
Anggi : "Iiih, makasih banyak yaa"
Saya : "Iyaaa, aku tau kamu suka coklat soalnya"

Kami bertemu di depan pagar rumahnya, penampilan Anggi pada malam hari itu menggunakan kerudung kotak hitam, sweater abu lengan panjang, dan rok jeans panjang. Aku yang jarang sekali melihat Anggi menggunakan pakaian casual, diam terpesona melihat dia. Saya tersenyum dan tertawa kecil untuk menutup rasa malu dan rasa kagum saya. Satu hal yang pandangan saya tidak lepas dari Anggi adalah kerudung dan kepalanya (Kondisi saya waktu itu belum ada ketertarikan dengan hal-hal yang berbau seksual), di mana saya ingin sekali melakukan kontak fisik dengan Anggi dalam bentuk mengelus kepalanya yang dilindungi oleh kerudung hitam.

Anggi : "Fajar, kenapa sih ketawa-ketawa mulu gitu?
Saya : "Engga, aku malu aja karena liat kamu pake pakaian sehari-hari gitu. Soalnya cantik banget, wajah aku pasti merah karena kagum gitu"
Anggi : "Ih bisa aja dah, makannya sering-sering lah main kesini supaya bisa ngeliatin aku pake gini"
Saya : "Iya deh nanti ya coba usahain, tapi aku boleh ga minta ke kamu sesuatu?
Anggi : "Minta apaan?
Saya : "Aduh malu aku bilangnya"
Anggi : "Apaan? Udah buruan mau minta apa?"
Saya : "Boleh ga aku elus kepala kamu?"

Alasan saya ingin mengelus kepala Anggi adalah karena saya suka dengan kucing, dan sebagai orang yang biasa menonton Anime dan terkadang sering menonton karakter perempuan dengan telinga kucing, ada keinginan yang sangat besar untuk mengelus kepala mereka. (Alasan yang aneh dan tidak masuk di akal, tapi memang seperti itulah kenyataanya).

Anggi : "Hah? Mau ngelus kepala aku?"
Saya : "Iya, boleh ga?"
Anggi : "Hmm, hehe boleh deh, lagian cuma gitu doang kan"

Anggi pun menyodorkan kepalanya ke dekat saya, dan saya pun pelan-pelan memegang kepala Anggi dan mengusap-usapnya dengan lembut. Anggi terlihat sangat menikmati elusan tangan saya di kepalanya. (Posisi kami berdua berdiri, dan kami dipisahkan oleh pagar rumah Anggi yang rendah.

Saya : "Enak ga?"
Anggi : "Iya enak banget, nyaman banget pas kamu elus-elus kepala aku"
Saya : "Aku juga enak banget ngelus kepala kamu, kayak ngelus kucing".

Elusan kepala itu terjadi sekitar 5 menit, sebelum akhirnya saya merasa sudah terlalu lama interaksi kami.

Saya : "Udah segini aja, kalau keterusan nanti malah kemalaman."
Anggi : "Iya oke, nanti lagi makannya main malam datang aja ke rumah aku."
Saya : "Oke, nanti aku rencanain deh."

Itulah kontak fisik pertama kali antara saya dengan Anggi, hanya sekedar elusan di kepala Anggi saja. Tidak ada perasaan dan keinginan seksual yang melatarbelakangi ataupun yang muncul akibat dari kontak fisik tersebut. Beberapa kali setelah itu, kami mulai bertemu setiap malam minimal 1 minggu sekali, dan melakukan kontak fisik (Elusan di kepala) tersebut, hingga kami lulus SMP dan mulai masuk ke SMA.

=== BERSAMBUNG ===

Urutan Berdasarkan Waktu Update (TERUPDATE 12 MARET 2024)​


Part lanjutannya paling lambat tanggal 23 Oktober, karena saya ada kesibukan di RL.​

Mungkin ada yang tidak suka karena ceritanya terlalu lambat, karena memang kedekatan hubungan saya dengan Anggi (Istri saya) itu membutuhkan waktu 5 tahun keatas, sehingga ada banyak moment dan kejadian yang perlu saya ceritakan dan jelaskan hingga kami bisa seperti sekarang.​

Tidak terima ajakan 3S, Swinger, Dsb..​

Tidak menerima PM apapun..​

 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd