POV Haris
*Masa sekarang
Tiiing,
Bunyi pesan masuk di HP Desi, saat sedang bercerita masa lalunya kepadaku. Jika saja tidak ada Ibu dan aku bukan orang yang dapat kendalikan emosi mungkin sudah kutonjok mulut istriku yg kurang ajar ini, bisa bisanya dia pernah duhamili laki laki lain, dan menyembunyikan semuanya, membohongiku bukan sesuatu yang bisa langsung kumaafkan semudah itu.
Setelah membaca langsung desi bangun dan menuju kamar mandi
"Nanti kulanjutin lagi, kamu gak ngantor?"
"aku ijin aja, aku harus dengar semuanya hari ini" dengan nada meradang
"ya udah plg kantor aku selesaikan" dengan santainya
"aku maunya selesaikan" bentakku
"iya kan pulang kantornya hari ini juga kan mas?, udah sana ngantor sana"
akhirnya aku putuskan untuk ke kantor saja daripada jadi pertengkaran lanjutan. Hati suami mana yang tidak hancur mengetahui fakta seperti ini coba, tapi aku masih bisa kendalikan diri.
sambil menunggu desi d kamar mandi, iseng kubuka HP nya, aku penasaran siapa td yang mengirim pesan. tapi malah HP nya sudah pake sandi jadi tak bisa kubuka, ada yang tidak beres.
setelah itu desi keluar dan aku mandi kemudian berangkat ke kantor tanpa sepatah katapun dariku.
di kantor pikiranku tidak tenang. bagaimana tidak istriku selama ini membohongiku, marah kecewa dan nanggung semua jadi satu.
Di kantor saat mulai kerja aku sangat tidak konsen, terngiang ngiang cerita desi, n sambungannya yang masih belum kuketahui.
kumaki dalam hati semua perbuatannya, sekingkuh dan ******.
aku harus menyeselaikan ini, tidak bisa kutunda sampai sore nanti.
ketika aku hendak ijin ke ruangan bis, ternyata beliau belum datang, padahal sudah setengah jam lewat dari jam masuk.
kutanyakan ke kepala HRD ternyata bos memang tak masuk, maka kuijin di kepala HRD dengan alasan ngarang dan diijinkan pulang, kutelpon si desi untuk memberitahu bahwa aku menuju rumah tapi tak diangkat, kucoba berulang ulang tapu sama juga,
ada di mana istriku?
bersambung...