Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SUKA MENCOBA {RE-VERSION} (18+Char) ori coy

Status
Please reply by conversation.
Ya lord jangan update di siang hari pliss aku ga bisa nikmatin khayalanku :'D
 
Baklan seru nich alurnya d selingi peperangan... Maju mundur asik
 
Part 3
c13cb01225212534.gif
“Ceklek-ceklek, Dok Dok DOK”, Bun.. BUN.. Rendra minta dong!..”

“ ceklek-ceklek, Bun!,, Bun!,,.. Jangan dihabisin sendiri dong!.. dok dok dok” Aku mencoba membuka lalu menggedor pintu ruangan kamar, tempat ibuku yang sedang memanjakan sarang ularnya itu.

Lalu aku diam menunggu reaksinya. Tak ada suara sama sekali, suara desahan maupun getaran ataupun jawaban dari wanita yang telah melahirkanku. Hahaha saat ini pasti dia lagi salting gak karuan, bingung dan gak ngerti mau ngapain, terusin ah..

“Bunda makan gorengan dicabein kok, gak bagi-bagi ke Rendra sih..”

“Buka pintunya Bun.. Dok dok dok..”

“I..iya be.. bentar Ndra.. Bunda masih ganti baju...” ku dengar suaranya menjawab seranganku itu.

“ Aku dobrak nih ya?”

(Ceklek) pintu kamar itu terbuka, munculah wanita dengan wajah bagai mencari uang jatuh, tak berdaya ,menahan malu yang luar biasa. Saat itu dia memakai baju lingerie hitam sexy untuk menemaninya bermain.
08d2831225198134.jpg
Namanya Elsa Yulistia, Wanita berperawakan sedang, yang dulu memiliki tubuh langsing yang sekarang jadi sedikit melebar, orang bilang dia BBW (Big Body Woman) walau masih bisa dibilang gak gendut-gendut amat. Jablay-akut itulah yang bisa aku katakan untuk mendeskripsikan kondisinya saat ini. Sejak Ayahku Johan jarang merawatnya secara batin Ibuku jadi kurang memperhatikan penampilanya, sering murung dan melamun. Stress yang terkumpul dalam dirinya dia lampiaskan dengan ngemil dan makan. Tetapi sejak aku mengutarakan masalah ini ke Tante Dewi, Tante Dewi memberikan ide bahwa kitalah yang harus membahagiakanya, orang-orang yang care dengan dia. Saat itu pula aku mulai menggoda dan merayu dia, ibuku sendiri, untuk mengisi kekosongan dalam dirinya. Dan inilah salah satu hasilnya, dia jadi suka olahraga di sela-sela waktu senggangnya, walaupun baru sebatas berolahraga dengan vaginanya. Ini adalah sebuah kemajuan setidaknya beliau bisa sedikit keluar keringat dan diharapkan akan bisa kembali menghidupkan gairah hidup seksualnya.

Pintu kamar itu terbuka separuh saja, beliau berdiri menutupi celah terbuka itu seolah tidak memperbolehkanku masuk untuk menutupi SCENE kejadian perkara dibelakangnya.

“Enak ya bun rasanya?” cletuku kepadanya dengan ekspresi wajahku yang aku pasang menyelidik.

Kepalanya jadi bergerak semakin gak karuan memandangi lantai, entah kenapa kayaknya uang yang tadi jatuh itu jumlahnya jadi banyak dan bersifat gaib.. jadi ingat kisah uang gaib yang dijatuh-jatuhin ke lantai yang aku pernah lihat di Yt, wkwkwk.

“Ka.. kamu ngomong apa sih Ndra?” jawabnya sambil tak berani memandangku.

“Itu... rasa gorengan yang barusan Bunda makan ama cabe...!”

“Tadi aku dengar, eh... ada suara Bunda kepedesan.. hahaha” ku keluarkan tawaku sekenanya

Dia ingin mengucapkan sesuatu, Belum sempat dia berbicara, aku langsung memotongnya.

“Ga pa pa kok Bun, Rendra ngerti kok, ini kan bukan pertama kalinya.. hehe”, dia pun tidak jadi berbicara. Tersirat ada gesture lega yang terpancar dari Bundaku ini, tetapi mukanya semakin memerah. Godain bunda sukses hahaha.


“Eh Bun, Rendra mau minta ijin buat nginep di rumah Fatah Bun, boleh?”

Dia seperti berpikir sejenak dan lalu menjawab, “Terus Bunda sama siapa dong di rumah?”, saat inilah baru mata kami bertemu.

“hemm... oh iya, kan Om Juno lagi kerja nih, gimana kalau Bunda juga ikut dan nanti bisa sekamar sama Tante Dewi deh”

“oh iya, aku juga baru ingat.. Tante Dewi bilang kalau dia kangen ama Bunda..”

“O..Oke deh, bunda ganti baju dulu.. entar Bunda nyusul, sekalian WA Ayahmu, siapa tahu dia pulang nanti malam”

“Ok Bun, Eh Bun besok besok kalau makan gorengan ajak Rendra ya, haha” aku pun langsung lari menjauh menghindari counter attack fisik dari Bundaku wkwk.


................


Sesampainya di rumah Fatah aku dapat melihat dari depan pintu, meja makan sudah tertata rapi, tapi orangnya pada gak ada, belum sempat aku ucap salam, sayup-sayup terdengar suara pembicaraan dari arah kamar Fatah dan ada namaku disebut-sebut. Aku pun mendekat ke arah suara itu dan memutuskan untuk menguping dari balik dinding tepat di samping pintu.


“Gimana nak, lancar sama Reni..?” suara tante dewi terdengar tepat ketika aku akan sampai di kamar Fatah.

“Lancar Mam, Fatah gitu loh..” jawab Fatah dengan PDnya

“Baguslah.. semoga masalah kamu bisa teratasi... Tapi kalau begituan jangan sampai tahu Rendra ya, nanti jadi gak sip”

“I.. Iya Mam, emang bener saran Mami..” jawab Fatah


Apa sih maksudnya? Pikirku dalam hati. Aku dah tahu kok kalau Fatah jalan sama Reni, Fatah punya masalah? Kalau ada aku gak sip? Wah emangnya aku ini pengganggu hubungan mereka pa? hmm aku berpikir sesaat dan tersadar ada gerakan orang keluar dari kamar. Aku segera berlari lirih kembali ke pintu depan dan mengucap salam seolah-olah aku baru saja sampai.


“AsalamualaiKOuM!” bertepatan dengan Tante Dewi keluar dari kamar Fatah,

“Walaikum salam! Masuk Ndra, ayo makan sama-sama, makanan dah siap.. Ayo nak makan” Tante Dewi menjawab salamku dan segera menyuruh aku dan Fatah untuk makan bersama.

Kami pun duduk berdampingan di kursi meja makan yang berbentuk bundar itu dan mengambil porsi makan masing-masing, lalu mulai makan. Saat makan itu aku berpikir tentang apa sih maksud dari percakapan Tante Dewi dan Fatah barusan? Aku tidak dapat menyimpulkan suatu yang dapat meyakinkanku. Lamunanku pun tiba-tiba ambyar.

“Enak nih Mam cuminya..” ujar Fatah memuji masakan maminya di tengah proses makan malam kami itu.

“Iya dong.. apalagi kalo ditambah CIUMI..”

(OHOK), mendengar jawaban tante Dewi kepada Fatah itu, seolah cumi yang aku makan kembali hidup dan nyangkut di tenggorokanku. Hemm kena deh gua, pikirku.

“hahaha”, Tante Dewi tertawa ngakak memperhatikanku yang sedang mengalami tersedak itu, sedangkan Fatah baru ngeh beberapa saat kemudian kalo maminya memplesetkan kata cumi menjadi CIUMI lalu ikutan tertawa juga, tanpa tahu kronologi detailnya. Tante Dewi lalu berdiri dan mengelus-elus pundaku sambil memberikan segelas air.

“Asalamualaikum”, terdengar suara wanita mengucap salam dari luar, kulihat Bundaku sudah datang.

“Walaikumsalam” kami pun menjawab spontan.

“Eh Elsa.. masuk Sa..” Tante Dewi mempersilahkan Bunda untuk masuk
080d481225198364.png
Bunda berjalan menghampiri kami dan berdiri di dekat aku duduk, cipika-cipiki sama Tante Dewi dan menyodorkan tangan kepada Fatah untuk dicium. Kuperhatikan bunda memakai baju terusan 1 potong sampai paha malam itu, berhias cantik tapi sewajarnya dan membawa tas kulit hitam yang lumayan besar. Mungkin Isinya baju ganti, tapi kok banyak amat? selain itu apa ya? Masak gorengan? Pikirku dalam hati.

“Ayo ikut makan”, Basa-basi Tante Dewi kepada Bunda.

“Bunda dah makan kok Te, habis makan gorengan barusan” cletuku

(ceplak) tangan bunda memukul pundak yang barusan dielus-elus tadi, aku pun cengingisan gak konsen makan setelah kejahilanku sendiri. Tante Dewi dan Fatah hanya bisa bingung melihat keakraban kami karena gak ngerti maksud sebenarnya.

“Udah makan aku Wi, tapi bukan GOrengan” jawab bunda sembari mencubit pipiku ketika dia menyebut gorengan.

Bunda pun lalu duduk diantara aku dan Tante Dewi menemani kita makan. Makan malam itupun diwarnai kehangatan canda persahabatan 2 generasi, Aku dan sahabatku Fatah, serta Bunda dan sahabatnya yaitu Tante Dewi.



Pukul menunjukan 20:19, setelah prosesi makan malam aku dan Fatah masuk kedalam kamar dan meneruskan bermain Jenga, sedangkan Bunda dan Tante Dewi berbincang di ruang tamu sambil rebahan melihat Tivi.



{POV Dewi}

“Say semua udah siap?”

(Bersambung)

Cepetin ganti page dong hu.. hehe... :D
Like, apresiasi dan Komennya dinanti..

Back
KLIK>>>NEXT
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd