Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Bimabet
Update:

Taksi yang membawa kami pun akhirnya tiba di lokasi, setelah berputar putar menuju parkiran atas, tempat bangunan karaoke tersebut berdiri. Lumayan banyak perubahan di area parkirnya, terakhir kemari sekitar setahun lebih belum seperti ini seingatku.

Mobil kemudian berhenti tepat di depan pintu masuk, setelah membayar ongkos sesuai di aplikasi kami segera turun dan memasuki ruang lobby.

"Awas pak ada turunan lantai" ingat seorang security yang mengenakan baju safari.

"Hmmm..tiap kesini pasti selalu diingatkan demikian" bathinku

Lantas kami segera menuju lantai atas, untuk menemui teman Mas Yan yang telah menunggu. Beberapa LC dan Waitress menyambut kedatangan kami beberapa meter setelah kami menapakkan kaki di lantai tersebut.

Kebetulan teman Mas Yan dan beberapa teman lainnya telah menunggu di ruang tunggu tamu tak jauh dari tangga tersebut, sehingga Mas Yan langsung mengetahui keberadaan teman temannya tersebut. Mas Yan langsung menjabat hangat teman lamanya tersebut setelah sekian lama tak bersua. Kini jumlah kami telah berlima, namun ternyata kami masih menunggu sekitar 1 atau 2 orang lagi, yang akhirnya kuketahui bakal menjadi sponsor alias EO malam ini.

Seorang Waitress pun menghampiri kami, menanyakan apakah kami sudah booking tempat sebelumnya. Teman Mas Yan lalu menghubungi temannya tersebut, yang tidak kuketahui siapa untuk menanyakan bookingan room tersebut dipesan atas nama siapa.

Setelah menyebutkan nama pemesan untuk room kami malam ini, kami pun kemudian dipandu oleh salah seorang GRO menuju room yang dimaksud. Cukup jauh jalan yang kami tempuh menuju ruangan tersebut, melewati lorong yang di sepanjangnya terletak beberapa room di sebelah kanan maupun kirinya. Alunan lagu dari segala jenis genre musik terdengar sayup menembus dinding dinding ruangan yang telah dipasangi peredam suara, menemani setiap langkah kami menuju salah satu room yang terletak agak di dalam.

Akhirnya GRO tersebut membuka pintu salah satu room, tempat yang disediakan buat kami. Mungkin ini jenis room yang tergolong medium, yang bisa menampung hingga 14 orang walau jarak duduk tiap orang agak sedikit rapat.

Setelah kami duduk, GRO tersebut tampak mendekati salah satu teman kami, hendak menanyakan atau menawarkan layanan yang tersedia, yang biasanya ditawarkan dalam bentuk paketan minuman maupun LCnya.

Tak lama setelah mereka berbincang, tampak GRO tersebut memberi kode kepada temannya agar segera melakukan kontes LC yang ready menemani kami semalaman disana. Biasanya momen ini sedikit membuatku deg degan untuk memilih. Walau kita yang memilih, namun rasa grogi tetap saja menghampiri saat para wanita tersebut memandang fokus ke arah kita selagi kita sedang menimbang nimbang memilih salah satu dari mereka. Ujian yang cukup berat sebenarnya buatku membuat keputusan dalam waktu singkat.

"Trap..trap..trap.." bunyi hak sepatu/higheels yang silih berganti menghentak lantai memecah kesunyian di room tersebut.

Beberapa wanita berjalan berbaris memasuki room kami, mungkin jumlahnya sekitar belasan saat itu. Aku yang kebetulan duduk di pojok sofa yang berbentuk letter U tersebut menjadi orang terdekat posisinya dari LC yang berbaris paling depan. Namun sedari tadi pandanganku terfokus kepada LC no urut 3 dalam barisan tersebut sejak pertama dia memasuki room kami.

Wajahnya terlihat lucu dan menarik menurutku. Dalam memilih LC seperti saat ini, biasanya kriteriaku antara lain tidak harus cantik banget, yang penting menarik dan enak dilihat. Wajahnya tidak jutek alias ramah atau lugu dan tidak tattoan. Biasanya sih kriteria yang kusebutkan barusan tersebut lebih ramah, tidak jaim dan lebih totalitas alias bisa diajak ciuman dan diraba. Aku memang lebih suka menghabiskan waktu menikmati GFE bersama LCku disaat sedang menunggu antrian menyanyi. Mengobrol, memeluknya lantas diselingi dengan ciuman dan ujung ujungnya menggrepe grepe tubuhnya tentunya. Tidak semua LC mau untuk dicium menurut pengalamanku, mungkin kode etik mereka supaya tidak baper dengan tamunya atau alasan lain.

"Ayo mas..duluan" kata salah seorang teman menyuruhku untuk terlebih dulu memilih.

Disaat seperti ini biasanya pada jaim untuk memilih duluan dan saling menunjuk teman lainnya.

"Yang senior dululah" kataku menunjuk Mas Yan sambil bercanda

Mas Yan tanpa ragu memilih LC yang mungkin sudah diincarnya dari awal. Seorang LC berambut pendek dan berpenampilan elegan dengan baju berwarna hitamnya kemudian berjalan menuju Mas Yan lalu duduk di sebelahnya.

"Hufftt..untung selera kita berbeda" pikirku

"Ayo mas.." tunjuk teman tadi kepadaku.

Akhirnya daripada lama, kuambil giliranku untuk memilih. Walau dalam hati aku berencana untuk memilih LC no 3, namun tak ada salahnya melirik lirik lainnya terlebih dahulu. Setelah memandangi satu persatu dari kanan ke kiri kemudian balik lagi, dan...

"Yang no 3 dari kanan deh" kataku seraya menunjuk salah satu dari mereka

Wanita lucu itu pun datang mendekat menghampiriku, kemudian duduk di sebelahku.

"Mia.." kata si lucu memperkenalkan diri sambil menjabat tanganku.

Sebenarnya sejak dalam perjalanan kemari tadi, aku berencana hendak meminta Vee saja melalui GRO disitu andai tidak ada LC yang sesuai seleraku, toh kami sudah saling kenal walau aku tidak memiliki no kontaknya lagi. Namun rupanya sosok Mia berhasil memikatku.

Seperti biasa, obrolan awal masih seputar bertanya tentang asal, sudah berapa lama bekerja disini dan sebagainya untuk memecah kekakuan diantara kami, khususnya aku.

Mia lalu menawarkanku untuk memilih lagu yang hendak dinyanyikan. Biar teman yang lain dulu saja, tolakku. Tak lama datanglah seorang teman menyusul ke dalam room kami, kuperhatikan sejenak sepertinya aku pernah se room bareng dia tahun lalu namun di tempat lain.

"Mas..inget aku ga, yang waktu itu di xxx (nama sebuah karaoke)" sapaku saat kita bersalaman.
"Oh iya..aku inget, cuma lupa namanya siapa ya?" Jawabnya ramah.

"Hahahaha..sama Mas aku juga lupa namanya" jawabku

Begitulah, terkadang kita tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang ternyata merupakan temannya teman juga, alias lingkungan pergaulan kita hanya berputar di sekitaran itu saja.

Tak lama, GRO tadi kembali masuk ke Room dan memberitahu kami agar berpindah ke Room lain yang lebih besar. Akhirnya kami pun beranjak menuju Room baru tersebut bersama LC kami masing masing.

Room baru tersebut ternyata jauh lebih besar dibanding sebelumnya, terdapat meja makan serta meja bilyard di ruangan sebelahnya. Aku pun mengajak Mia agar duduk di kursi sofa bagian pojok kanan, mirip posisi semula.

Aku lantas meminta Mia membantuku untuk memilih lagu sebagai pembuka, begitupun halnya dengan teman teman yang lain melalui LCnya masing masing. Hingga akhirnya tersusunlah belasan lagu dalam daftar playlist tersebut, membuat kami harus antri bergantian menyanyikan lagu yang telah dipilih.

Hidangan buah, cemilan serta botol minuman berlabel Hennes*y pun mulai berdatangan di meja kami masing masing. Beberapa Waitress tampak mulai sibuk menuangkan Alkohol tersebut ke beberapa sloki yang telah tersusun rapi dalam sebuah rak kecil di tiap meja.

Beberapa teman dan LC nya tampak sudah mulai asik saling bersulang, begitupun dengan Mia yang juga turut mengajakku bersulang. Berangsur angsur, kekakuan diantara kami mulai mencair. Mia tampak berulangkali tertawa saat aku mencandainya atau bercerita hal hal lucu yang pernah kutemui selama berkaraoke di Surabaya. Aku mulai berani untuk memeluknya, membuatnya mulai bersandar di dadaku.

Di tengah acara aku memintanya memilih lagu yang bisa membuat kita berduet menyanyikan lagu tersebut.

Lagu "Aku dan Dirimu" yang biasa dibawakan Ari Lasso dan BCL kupilih setelah mendapat persetujuannya.

Akhirnya tiba giliran kami untuk menyanyikan lagu tersebut.

Kuajak Mia berdiri dan menggandengnya menuju ke tengah ruangan tepat di depan layar besar TV tersebut.

Tiba saatnya kita saling bicara
Tentang perasaan yang kian menyiksa
Tentang rindu yang menggebu
Tentang cinta yang tak terungkap


(Deretan Lirik yang kunyanyikan di awal)

Dan Mia pun melanjutkan menyanyikan lirik berikut

Sudah terlalu lama kita berdiam
Tenggelam dalam gelisah yang tak teredam
Memenuhi mimpi-mimpi
Malam kita


Duhai cintaku, sayangku, lepaskanlah
Perasaanmu, rindumu, seluruh cintamu
Dan kini hanya ada aku dan dirimu
Sesaat di keabadian


(saat suara kami menyatu menyanyikan bareng bagian ref lagu tersebut)

Sepanjang menyanyikan lagu tersebut, aku senantiasa memeluk pinggangnya, dan berulangkali menatap wajahnya saat dia sedang bernyanyi. Mia menjadi salah tingkah dan malu setiap kupandangi. Kadang dia menutup wajahku dengan tangannya sembari bernyanyi, atau menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukanku.
Aku memang senang membangun chemistry dengan para LC ku selama beberapa jam di room tersebut.

Biar bagaimanapun mereka tetaplah seorang wanita dibalik profesinya tersebut, sehingga aku berusaha memperlakukannya sebaik mungkin selayaknya pacar sendiri walau hanya beberapa jam dan tidak melulu sebatas mengeksploitasi tubuhnya.

Kuusap lembut rambutnya saat Mia bersandar di dadaku. Begitupun dengan bahu serta lengannya yang berulangkali kuusap. Sesekali kuselipkan dengan bisikan bernada candaan sehingga membuatnya terbangun kemudian tertawa saat menatapku.

"Kamu kok ketawa terus si?" Godaku kepada Mia

Namun dia hanya tersenyum kembali seraya menatapku. Wajah lucunya begitu menggemaskanku

"Cupp.." saat kutarik pelan kepalanya mendekat lalu mengecup keningnya.

Lalu secara berangsur kecupanku turun ke hidung kemudian ke pipinya.

Wajah kami kemudian beradu dalam jarak yang sangat dekat. Kami saling menatap sesaat.

"Cupp..mmuaahh" akhirnya bibir kami saling berpagutan. Namun Mia seperti masih membatasi supaya tidak berlama lama, karena hal tersebut berpotensi membuat baper tentunya.

Aku cukup mengerti dengan sikon tersebut, sehingga tidak terlalu memaksanya berciuman bibir. Dalam kesempatan lain sering kujumpai hal tersebut, dan kebanyakan di Surabaya. Beda halnya dengan LC di Semarang yang lebih berani dan totalitas kepada tamunya. Namun masalahnya, menurutku LC yang cantik dan menarik kebanyakan hanya ada di Surabaya (Subjektif).

Kini tiba giliranku lagi untuk bernyanyi. Mengingat waktu sudah bertambah malam, dan semua orang di room tersebut sudah mulai sedikit "naik", kunyanyikan lagu yang membuat mereka supaya bisa sedikit bergoyang. Lagu "Welcome to My Paradise" dari Steven n Coconuts dan selanjutnya "Ge Mu Fa Mi Re" sebuah lagu dari daerah Maumere kunyanyikan sehingga membuat semua orang ikut bergoyang. Suasana room mendadak meriah, beberapa teman ikut menyanyikan lagu tersebut sedangkan yang lain cukup dengan berjoget mengikuti irama musik.

Tepuk tangan bergemuruh saat aku menyelesaikan bait terakhir dari tiap tiap lagu tersebut.

Dan kemudian, aku mengajak Mia menyingkir sejenak untuk rehat bernyanyi dan mengajaknya bermain bilyard. Mia sempat menolak saat kuajak main, karena dia memang tidak bisa bermain bilyard, namun tetap menemaniku saat bermain.

Seorang LC lain yang terlihat lebih dewasa daripada Mia datang menghampiri dengan kondisi sedikit lunglai, mengajakku untuk bermain bilyard. Dengan kondisi setengah mabuk dia berusaha menyodok beberapa bola dengan tubuh sedikit sempoyongan, membuatku dan Mia tertawa melihatnya. Apalagi saat dia menaiki meja dan duduk dengan sedikit mengangkang saat berancang ancang menyodok salah satu bola, sehingga membuat CDnya yang berwarna putih sedikit terlihat tanpa membuatnya malu.

Aku dan Mia kemudian berpindah ke meja makan yang terletak bersebelahan dengan meja bilyard tersebut. Mia memberikan sebatang rokok yang telah dinyalakannya kepadaku, dan akhirnya kami merokok bareng sambil bercengkerama. Namun lagi lagi si LC tersebut datang menghampiri kami, sedikit mengganggu kemesraan kami tentunya. Sialnya dia memilih duduk di sebelahku. Kemudian dia mulai berbicara dengan sedikit meracau, membuatku hanya sedikit mengerti dengan maksud pembicaraannya.

Namun sebuah kalimat yang tak kusangka terlontar darinya.

"Dia sayang lho sama kamu" ujarnya sambil menunjuk ke arah Mia hendak menjelaskan maksudnya kepadaku dengan sedikit ngelantur

"Hahaha.." aku hanya tertawa saat menanggapinya

"Heh..malah ketawa.." tegurnya sambil menjawil mukaku

"Kamu sayang ga sama dia?" Tanyanya balik dengan sedikit menginterogasi

"Hahaha iya sayang" jawabku spontan menanggapi orang mabuk ini.

Selanjutnya dia kembali mengoceh dengan menggunakan bahasa jawa yang hanya sedikit bisa kumengerti, sehingga akhirnya kuabaikan saja terlebih kondisinya yang sedang mabuk.

Tak lama, dia pun akhirnya pergi dari meja tempat kami.

"Dia kalo mabok emang suka gitu ya? (Kayak orang marah marah)?" Tanyaku kepada Mia
"Belum mabok itu, cuma emang kayak gitu orangnya. Baik kok sama aku" jawab Mia

"Hahh..???" Pikirku dalam hati

Aku lalu mengajak Mia kembali ke sofa kami semula. Waktu sudah sekitar jam 1 pagi saat itu. Kembali kupeluk Mia saat bersandar di dadaku. Dia lalu mengambil bantal kursi lalu memeluknya. Timbul niat isengku untuk menggrepenya. Perlahan kucoba dengan meraba payudaranya dari luar bajunya. Mia diam saja kali ini, tidak seperti sebelumnya yang sesekali menolak halus sambil berkata "ga boleh nakal disini, kalo mau nakal diluar aja".

"Hmmm..ini kode buat minta dibungkus ato gimana ya?" Pikirku

Melihat dia tidak bereaksi kali ini, akhirnya kucoba untuk menyelipkan tangan kananku dari atas bajunya. Hingga akhirnya aku berhasil mencapai puting susunya. Cukup lama tanganku bermain main di payudaranya. Ditambah lagi dengan posisi bantal yang menutupi dadanya, sehingga tidak mengundang perhatian teman temanku. Begitupun dengan LC Mas Yan yang duduk persis di sebelah kirinya, entah dia mengetahuinya atau tidak.

Nafsuku mulai meninggi seketika, namun berhasil kukontrol. Mengajaknya untuk ikut denganku ke Hotel, bisa menjadi dilema buatku. Kemungkinannya bisa dua, pertama dia akan menyodorkan nominal sebagai maharnya, atau bisa jadi dia bakal dengan sukarela untuk ikut alias Free On Charge (FOC), walau kemungkinannya kecil pikirku saat itu. Yang kukhawatirkan, jujur saja yaitu kemungkinan pertama, dimana aku sudah tahu kira kira nilai mahar yang harus kukeluarkan. Cukup sekali itu saja untuk sekedar menghapus rasa penasaranku. Akhirnya kuurungkan niatku untuk mengajaknya ke Hotel. Namun aku tetap meminta no hpnya, siapa tahu bisa ku SSI di lain waktu.

Mia lalu menyebutkan satu persatu angka sesuai dengan nomor hpnya saat aku mulai mengetik angka angka yang dia sebutkan di layar hpku.

"Tes.." chat pertamaku
"Ya sayang.." balasnya beberapa saat kemudian

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan jam 2 pagi. Kulihat temanku sudah mulai memanggil Waitress untuk meminta tagihan bill yang harus dibayar. Saat teman temanku sudah mulai beranjak dari duduknya, lalu kukeluarkan beberapa lembar merah dari saku celana yang sudah kusiapkan sejak dari hotel. Lantas kuberikan kepada Mia dengan cara menyelipkannya ke dalam bajunya sambil sedikit meremas payudaranya. Aku kemudian bersiap meninggalkan room tersebut, namun sebelumnya kembali kucium Mia mulai dari kening, hidung kemudian bibirnya. Dan kututup momen di room tersebut dengan sedikit iseng memancingnya.

"Ikut yuk" ajakku dengan nada bercanda
"Ya udah ntar kabarin aja" jawabnya yang masih menjadi teka teki tentunya

Mia lalu menggandengku mesra kemudian mengantarku menyusuri lorong panjang ruangan menuju pintu keluar.

"Besok kamu ada acara?" Tanyaku saat kami sedang berjalan
"Ga ada, kenapa emangnya?" Jawab Mia

"Suka ngopi ga?" Tanyaku lagi
"Hmm..suka si" jawabnya

"Klo kuajak jalan mau ga? Ya ngopi gitu" tanyaku
"Boleh, dengerin aku curhat ya hahaha" jawabnya
"Hahaha..boleh, aku suka kok dengerinnya" jawabku

Dan sampailah kami di depan lobby, tempat dimana para tamu berpisah. Kami kembali melakukan ciuman perpisahan disini.

"Cupp.." ciuman kecil diberikan Mia di bibirku

"Telpon ya" kata Mia dengan gestur dua jari tangan di telinga sambil berlalu dari hadapanku.

Entahlah, kapan bakal kutelpon, melihat jadwal kegiatanku esok hari terlebih dahulu. Setidaknya aku berusaha menghindari momen yang khawatirnya bakal menjebakku ke dalam transaksi langsung. Awalnya coba coba ngajakin, namun begitu disodorin harga, keki sendiri jadinya padahal niatnya MoKonDo. Sudah begitu, ditanyain mulu sama LCnya selama di room. Belajar dari pengalaman tersebut, lebih baik minta no hp saja, masalah ternyata harus bayar atau harganya ga cocok sama kantong, masih enak batalinnya. Kadang gengsi di depan wanita yang membuat kaum adam terjebak sendiri dengan tingkahnya.

Setelah berbincang bincang sebentar dengan teman teman, akhirnya kami berpisah. Beberapa teman tersebut juga mesti bekerja di kantor seperti biasanya, sedangkan aku dan Mas Yan memiliki waktu yang fleksibel untuk beristirahat, mengingat kami sedang di luar kota. Sekitar jam 3, kami berdua tiba di hotel kembali. Sambil sedikit berbincang mengenai rencana kegiatan esok hari menuju kamar, dan akhirnya kami pun masuk ke dalam kamar masing masing untuk beristirahat.

Aku langsung memilih untuk tidur saat itu, hingga akhirnya terbangun sekitar pukul 7.30. Padahal sudah kupasang alarm jam 5 pagi saat Subuh, namun rasa kantuk tak terkira membuatku tidak mendengar bunyi alarm di hp sama sekali.

Kubuka beberapa pesan WA, yang salah satunya dari Pak Abid. Dia mengabariku masih memerlukan waktu sehari ini untuk menyiapkan beberapa dokumen yang diperlukan, sehingga tidak bisa menemuiku hari ini.

Aku lantas mengajak Mas Yan untuk sarapan, kebetulan dia telah bangun juga. Setelah mengambil seporsi sarapan, nasi goreng beserta kawan kawannya, aku lantas menyusul ke meja Mas Yan. Kemudian kusampaikan kabar dari Pak Abid tersebut, dan kami sepakati hari ini kami free. Mas Yan sempat berencana akan menemui teman karibnya disini, begitupula denganku.

"Eh..kenapa ga ngajak jalan Mia aja ya" pikirku.

Lalu kubuka WA Bisnisku untuk mengajaknya jalan. Ternyata ada sebuah pesan dari Mia sekitar jam 3 pagi yang baru kubuka pagi ini, karena memang WA B tersebut biasa kuhide dari layar.

"Lagi dimana?" Bunyi pesan tersebut.

Aku lalu segera membalasnya.

"Sori baru buka hp, pulang darisana langsung tidur soalnya" balasku

"Oalah iya sayank hehehe" balasnya beberapa belas menit kemudian.

Setelah kembali ke kamar aku lantas menghubunginya melalui Video Call.

"Drrrttt...halo" sapaku sambil tersenyum saat melihat wajahnya muncul di layar hp.
"Hehehe.." jawabnya malu sambil menutup mukanya

"Lagi ngapain?" Tanyaku
"Tidur tiduran" jawabnya

"Oh..kok udah bangun jam segini?" Tanyaku seperti hafal dengan pola tidur mereka
"Iya..kebangun beberapa kali soalnya" jawabnya

"Tadi pagi nanya dimana emang mau nyusul ke hotel ya hehehe?" Tanyaku memancing
"Ssttt..ada ibuku di belakang..aku pake headset dl ya" jawab Mia lalu memasang headsetnya

"Oh iya lupa, kamu tinggal di rumah hehe maap" jawabku

Mia hanya memberi ekspresi tertawa sambil menutup mulutnya, sesuatu yang berulangkali dia lakukan setiap menatapku.

"Ketawa mulu si hehehe" kataku

Dan lagi lagi dia hanya tertawa.

"Lagi dmn sayang?" Tanyanya
"Di hotel..sini nyusul hehehe" godaku

"Mau nemenin aku jalan ga?" Sambungku
"Kemana?" Tanya Mia

"Kemana ya? Katanya mau ngopi sambil denger kamu curhat kan?" Kataku lagi
"Hahaha" ekspresi tertawa namun sedikit tertahan

"Dimana?" Tanyanya
"Biasanya dimana?" Tanyaku balik

"Dimana ya, aku juga bingung" jawabnya
"Di depan hotel si ada espres*o" kataku

"Ato mau ngopi di hotel aja?" Tawarku
"Hmm..ya udah..jam brp?" Tanyanya lagi

"Bisanya jam brp?" Tanyaku lagi
"Jam 1 ato jam 2 ya, aku mesti nganter ibuku dulu" kata Mia

"Oke, ditunggu ya" jawabku menutup obrolan

Kemudian ku Wa Mas Yan.

"Mas..aku di hotel aja ya hari ini. Mau ada temen dateng" tulis pesanku
"Oke..temen yang semalem? 😁" balasnya

"Wkwwkwk" balasku tanpa menjawab

Jam 12an aku lalu mandi supaya bersih dan wangi bersiap menanti kehadiran cewek lucu ini. Kemudian sekitar jam 1 aku kembali mengirim pesan kepada Mia hendak memastikan waktu kedatangannya.

"Jadi kesini?" Tanyaku

Kutunggu hingga 10 menit, tak jua ada balasan darinya. 20 menit kemudian kembali ku cek hpku, namun nihil tak ada balasan, dibaca pun belum juga wa ku tersebut.

Aku mulai sedikit gelisah, berharap kepastian darinya. Aku mulai merasa suntuk hanya berada di kamar selama ini. Misal dia tidak jadi pun setidaknya ada balasan darinya mengabariku, sehingga aku bisa merubah rencanaku walau bakal sedikit malu dengan Mas Yan bila ditanya nanti.

30 menit kemudian berlalu, sudah jam 2 siang saat ini. Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi temanku.

"Bos..ada di kantor?" Tanyaku

*Bersambung...
 
Kenapa gak bilang, gak perlu nginep kok? Jadi kan ada chance dia mau. :)

Tp nasi sudah menjadi bubur sih. :)

Menurut ane, dia itu bisa sih hu, cuman emang dia pake gaya2 jaim. Sebenernya mau.
Bener hu analisanya..cuma kadang sikon di lapangan tidak semudah itu, ane kudu pas banget dapet momennya..kmren kan nolaknya gt, "sayang mas uangnya" 🤣

Padahal ane dah ngasi tau, sesudah kita pake biar dia terusin aja nginep disitu sama temennya
 
Niat hati hanya membuat cerita ONS 1 episode, tp napa malah jadi panjang berseri gini yak 🙈..udah episode 3 namun blm masuk SS nya juga wkkwkwkwk...ane berusaha merunut 1 per satu tiap kejadian soale..sabar ya para suhu semoga senantiasa sabar menanti kelanjutannya
 
Bener hu analisanya..cuma kadang sikon di lapangan tidak semudah itu, ane kudu pas banget dapet momennya..kmren kan nolaknya gt, "sayang mas uangnya" 🤣

Padahal ane dah ngasi tau, sesudah kita pake biar dia terusin aja nginep disitu sama temennya

Kenapa gak bilang, kan uang gua? Wkwkwkwk....

Tp penasaran hu waktu kissing di mobil. Toh kissingnya dibales.

Kenapa tangannya dia gak suhu arahin ke punyaan suhu aja. Kali aja dia jadi semangat grepe2 nya?
 
Bener hu analisanya..cuma kadang sikon di lapangan tidak semudah itu, ane kudu pas banget dapet momennya..kmren kan nolaknya gt, "sayang mas uangnya" 🤣

Padahal ane dah ngasi tau, sesudah kita pake biar dia terusin aja nginep disitu sama temennya

Kenapa gak bilang, kan uang gua? Wkwkwkwk....

Tp penasaran hu waktu kissing di mobil. Toh kissingnya dibales.

Kenapa tangannya dia gak suhu arahin ke punyaan suhu aja. Kali aja dia jadi sangat grepe2 nya?
 
Kenapa gak bilang, kan uang gua? Wkwkwkwk....

Tp penasaran hu waktu kissing di mobil. Toh kissingnya dibales.

Kenapa tangannya dia gak suhu arahin ke punyaan suhu aja. Kali aja dia jadi sangat grepe2 nya?
Hahaha udah dibilang pastinya dgn bahasa yg laen..kenapa ga diarahin ya tangannya? Hmmm..kyknya dah pernah dicoba tp doi nolak..mgkn ane ngeliatnya doi msh kurang pengalaman dlm hal sex jg ya, dan rada pasif tp bisa galak..nah drpd malah merusak momen, mending ga ane paksa
 
baru baca lg hu updetannya. hiks hiks ariiinnn :((:(( goodbya ma lova. goodbye ma freen. tidak ada cerita lg tentang dirimu
tp ttp angkat topi bwt suhu "GT". angkat gelas kita bersulang hu :beer::beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd