Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Taxi Driver

Chapter 2
Jessica dengan asyik melihat ponselnya. Di layar terlihat beberapa gambar dari tas yang dibuat desainer papan atas. Matanya nampak tertarik dengan model keluaran terbaru meskipun harganya tidak masuk akal. Namun dengan keakayaan yang dimilikinya, itu semua bukanlah masalah.

Jessica telah 7 tahun menjalanan bisnis Fishpacknya. Dia yang semula adalah mahasiswi biasa melihat peluang besar dengan menjanajakan tubuhnya yang begitu cantik pada konglomerat kelas atas. Tanpa disadari, dia telah menaruh racun pada konglomerat tersebut hingga mereka tewas dan bisa dikorek seluruh hartanya Dengan itulah dia berhasil mengumpulkan modal untuk menjalankan Fishpack.

Jessica memang memiliki tubuh layaknya bidadari. Tubuhnya tinggi semampai dengan ukuran payudara sedang namun bulat sempurna sehingga pas dalam genggaman. Pantatnya juga semoka sehingga terlihat menggoda ketika ia berjalan. Belum lagi kombinasi dari rambut panjang sampai punggung, hidung mancung, dan mata bulat jernih semakin membuat lelaki hilang akal jika ada di hadapannya.

Kesuksesan Fishpack semakin jaya begitu dia berkenalan dengan Yudi. Seorang makelar TKI ilegal yang juga terlibat dalam sindikat penculikan. Lewat kerjasamanya dengan Yudi, dia bisa mendapatkan tenaga kerja supermurah yang bisa dibuang kapan saja. Tak ada yang perlu dikhawairkan dengan para penegak hukum yang mungkin curiga karena Yudi sudah mengurus semuanya dengan baik.

Di tengah lamuannya yang hendak memilah tas apa yang akan ia beli, tiba-tiba dia mendengar suara ketukan pintu. Segera saja sekretarisnya masuk.

“Maaf bu. Tapi ada tamu yang hendak menemui ibu?”

“Tamu? Siapa?”

“Saya idak tahu bu. Tapi kaanya dia mau transaksi sebesar 3 miliyar.”

Mata Jessica seketika membulat mendengar angka sebesar itu.”Suruh dia masuk.”

“Baik bu.”

Tak lama seorang pria tampan masuk dengan stelan jas yang terlihat menawan. Dia tak lain adalah Rangga.

“Selamat datang, Pak…”

“Rangga.”ucap Rangga menjabat tangan Jessica erat dengan senyum lebar terpasang di wajahnya.”Maaf saya tidak memperkenalkan diri. Saya hanya ingin menyebutkan nama saya pada orang-orang tertentu.”

“Silahkan duduk.”

Mereka berdua lantas duduk di sofa. Sesekali mata Jessica melirik ke arah Rangga yang nampak berwibawa ketika duduk di sofa.

“Jadi, apa benar bapak mau bertransaksi 3 miliyar ke tempat kami.”

“Ah, 3 miliyar itu cuma DP aja. Ada puluhan miliyar lain yang bisa saya berikan.”

“Sungguh?”

“Tentu. Mengapa tidak. Saya sudah mempelajari laporan Fishpack sejak lama dan saya pikir, disinilah tempat terbaik saya untuk membeli ikan segar. Kebetulan saya ada beberapa kenalan dari Hongkong, Taiwan, Singapura, dan Australia yang memang hendak membeli ikan dalam jumlah besar. Jadi saya menawarkan untuk membeli dari Fishpack. Mereka sepakat dan meminta saya untuk memesankannya.”

Jessica semakin sumringah. Nilai 3 miliyar jelas jumlah yang sangat banyak. Bahkan mungkin melebihi profit bulanannya. Dan orang itu bilang kalau 3 miliyar itu hanya DP.

“Saya sungguh senang mendengarnya. Kami tak akan menyia-nyiakan kepercayaan bapak dan kolega.”

“Ah, jangan panggil bapak. Saya masih muda.”Rangga tergelak.”Panggil saja saya Mas. Mas Rangga. Oke?”

“Oh baik, Mas.”

“Omong-omong, apa bisa Fishpack menyediakan pesananan dalam waktu singkat? Kolega saya lumayan buru-buru orangnya.”

“Tentu. Kami bisa menyediakan ikan sebanyak apapun itu. Katakan saja berapa jumlahnya. Saya jamin akan terkirim secepat mungkin.”

“Baguslah. Kalau bisa saya ingin agar pengiriman ikan diselesaikan dalam waktu 1 bulan. Nanti akan saya beri tujuan beserta detail pengirimannya.”

“Tentu Mas. Saya akan segera siapakan semuanya termasuk surat-suratnya.”

“Oh ya satu lagi. Saya harap semua beres dalam waktu sebulan. Biar bagaimanapun, saya mempertaruhkan nama saya di hadapan kolega-kolega saya. Saya tak mau menjilat ludah saya sendiri.”

“Pasti, Mas. Semua akan saya urus dengan baik.”




Yudi terlihat sumringah sekali hari ini. Jessica bilang tadi pagi dia mendapatkan orderan dengan nilai transaksi tak masuk akal. Tentu dia membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Yang berarti komisi untuknya juga meningkat.

Yudi yang tengah mengendari mobil avanzanya melaju kencang dijalanan lengang tengah malam Kota Jakarta. Mendapatkan permintaan tambahan karyawan dari Jessica memaksa Yudi harus keluar kota untuk mendapatkan tenaga kerja lain dari kenalaannya.

Tapi ketika Yudi masih fokus mengemudi, dia melihat sebuah BMW hitam membuntutinya. Bahkan ketika Yudi sudah berbelok masuk ke jalan desa, mobil tersebut masih membuntutinya.

Melihat ada yang tak beres, Yudi segera memacu mobilnya lebih cepat. Tapi BMW itu jelas lebih cepat dan berhasil mengambil posisi di samping mobilnya.

Belum juga Yudi sadar siapa pengendara mobil itu, BMW tersebut secara tiba-tiba menabrakkan bodi sampingnya ke mobil Yudi yang membuatnya oleng dan terjerembab masuk ke dalam sawah di pinggir jalan.

Yudi berusaha keluar dari mobilnya yang terjerembab. Tapi begitu dia keluar, dia melihat Ramos sudah berdiri di hadapannya.”

“Sia—“belum juga Yudi selesai bicara, Ramos sudah menghantam kepala Yudi hingga tersungkur ke tanah.

Yudi beranjak bangun. Sekilas dia melihat sosok Ramos yang berdiri tegap tanpa ekspresi di wajahnya.

“Bajingan!!”Yudi menyongsong Ramos dengan emosi membludak.

Ramos dengan sigap menangkap tangan Yudi dan membantingnya jatuh.

“Ayo. Cuma segini kemampuanmu.”tantang Ramos.

Yudi kembali bangkit namun Ramos langsung menendang kepalanya hingga Yudi kembali tersungkur jatuh.

“Gak kusangka orang selemahmu dengan beraninya menculik banyak orang untuk diperbudak. Kau ini memang tak punya malu.”

Yudi kembali berusaha bangkit. Matanya nampak berkunang-kungan tak bisa fokus melihat orang di depannya. Di saat itulah Ramos kembali datang dan melayangkan satu tendakan ke dagu Yudi hingga ia kembali jatuh dan kini dalam keadaan tak sadarkan diri.

Melihat lawannya tak berdaya, Ramos segera meraih ponsel dan menekan satu nomor. Tak selang lama, ponsel Ramos menghubungkannya ke Agus.

“Hah, mau apa kau nelpon aku. Lagi sibuk kali aku.”

“Cuma hendak memastikan pekerjaanmu beres.”

“Kau ini macam tak kenal aku saja. Pikirmu, siapa yang mengerjakan semua ledakkan, jebakan, kamera, sistem keamanan….”

“Iya..iya…iya. Kau melakukan semuanya, Gus.”ucap Ramos mulai jengah menghadapi Agus yang akan selalu mengungkit kembali semua pekerjaannya.

“Lalu jangan lupa BMW itu. Kau pikir gampang modifnya, hah!”

“Iya aku paham.”potong Ramos cepat.”Jadi bagaimana pekerjaanmu?”

“Sebentar…..”Hening semenit di telepon.

BUUMMMMMM!!!!! Tiba-tiba terdengar bunyi ledakkan yang cukup besar dari seberang telpon yang membuat Ramos sampai berjengit.

“Kau dengar suara itu? Hebat kan? Kupikir teroris tak akan bisa memasang bom lebih hebat daripada---”

Ramos cepat-cepat menutup ponselnya sebelum Agus mengoceh panjang lebar. Nasib kali dirinya yang harus menjadi eksekutor bersama orang secerewt Agus. Beruntung kali ini mereka mendapat tugas di tempat yang berbeda.

Ramos melirik sekilas ke arah Yudi yang masih terkapakr tak sadarkan diri.Kemudian dengan cepat Ramos mengangkat tubuh Yudi dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil sebelum akhirnya ia melajukan mobilnya membelah keheningan malam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd