Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

HIPNOTERAPI SEX

Liberta_Publisher

Adik Semprot
Daftar
14 Dec 2023
Post
134
Like diterima
1.293
Bimabet
Halo semua. Saya dari Liberta Publisher. Penerbit yang ingin menghadirkan berbagai karya panas dari beragam jenis. Sebagian cerita yang saya up adalah buatan sendiri tapi ada juga yang meremake atau terjemahan dari karya orang lain.

Sistem penerbitan saya terbagi dalam 4 musim. Winter ( January-Maret), Spring (April-Juni), Summer (Juli-September), dan Fall ( Oktober-Desember) dimana tiap musim akan ada beberapa cerita baru. Setiap cerita akan dapat jatah tayang seminggu sekali selama musim tersebut. Kalau misalkan saya berhalangan, maka cerita akan di up di hari lain di minggu tersebut dan kalau tidak di up juga berarti jadwalnya di geser ke minggu depan. Jika misalkan cerita itu terlalu panjang untuk ditayangkan di satu musim, maka cerita akan dipecah menjadi 2-3 cour dimana cour selanjutnya akan diupdate di musim lain. Sebagai tambahan, di bulan terakhir satu musim, akan di up satu cerita spesial.

Terakhir, saya mohon maaf jika ceritanya berantakan dan penuh kekurangan. Saya berharap bisa mendapat banyak masukan dari suhu sekalian untuk perkembangan cerita ini.
 
Chapter 1
Aku berdiri di tempat parkir di depan gedung putih yang telah menjadi mimpiku beberapa tahun terakhir. Setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya aku bisa membuka praktik hipnoterapi. Aku telah melakukan sebagian besar program pelatihan online dan offline dari para praktisi berpengalaman untuk mempelajari teknik-teknik yang membuat teman-temanku terkesan dan menjadikan pasien pertamaku

Pada awalnya sesi yang kulakukan hanyalah untuk menanamkan sugsti sederhana. "Bantu aku tidur" atau "bantu aku belajar", itu mudah. Kemudian segalanya menjadi lebih sulit, "Bantu aku berhenti merokok", "bantu aku mengatasi anoreksia", dan "bantu aku berhenti menyakiti diri sendiri". Mungkin hal tersebut terkesan sulit tapi sebenarnya hal itu tak sesulit kedengarannya

Ketika aku SMP, seorang temanku bernama Jessica mencoba merokok untuk membuat orang tuanya kesal dan ketagihan di kelas 8, akulah yang membantunya. Ketika Amy menderita anoreksia di kelas 9, aku membantunya. Saat kuliah, aku telah membantu orang-orang menaikkan nilai mereka sehingga saat pidato wisuda, rektor mengatakan bahwa kelas kami mempunyai nilai rata-rata tertinggi di kampus. Aku telah membantu semua orang.

Dengan semua bantuan yang kulakukan, bukankah itu berarti para Wanita akan mendekatiku dan aku bisa memiliki kehidupan asmara yang luar biasa kan?

Sayangnya tidak begitu.

Saat Lisa dipukul oleh pacarnya, dia datang kepada aku untuk meminta kekuatan agar bisa putus dengannya. Tapi apakah dia akan berpacaran denganku setelahnya? Nah, dia akan menemukan bajingan lain yang akan memukulinya dibanding memacariku. Itulah hal yang tak menyenangkan dengan menjadi orang yang disukai semua orang yang membuatku tak memiliki pacar hingga lulus kuliah

Itulah mengapa aku mulai berpikir untuk menggunakan kemampuan hipnotisku untuk mendapatkan kenikmatan dari Wanita. Setidaknya, aku menganggapnya sebagai tip dari jasaku menghipnotis mereka.

Untuk itulah aku masuk ke dalam jurusan psikologi dan untuk mempertajam kemampuanku menghipnotis, aku telah mengikuti selusin kursus hipnosis yang berbeda selama sekolah menengah, dan setelah satu tahun bekerja dengan seorang terapis, aku mendapatkan sertifikasi dan membuka praktik resmi.

Aku menyimpan daftar klien sepanjang waktu, sebagian besar adalah teman kampus dari sekolah menengah. Sekarang, dengan kenalan yang banyak, aku bisa meminta mereka untuk terapi di tempatku dan membuat tempatku ramai dalam waktu singkat.

Bagian terbaiknya adalah ketika mewawancarai dan mempekerjakan seorang resepsionis. Aku mendapatkan pelamar yang berkisar dari wanita ibu-ibu berusia 40 tahun hingga gadis yang baru lulus SMA. Hingga kemudian aku mendapatkan calon yang sempurna.

Desi adalah seorang gadis berusia 18 tahun (hampir 19 tahun). Dia memiliki sosok yang luar biasa. Dia memiliki payudara besar dengan ukuran C, pinggang ramping serta pinggul dan pantatnya yang besar. Dia memiliki rambut hitam panjang halus, dan kulit putih mulus serta lesung pipit di pipi kanannya ketika dia tersenyum. Satu hal yang akhirnya membuatku yakin untuk merekrutnya adalah jawabannya Ketika aku bertanya mengenai pasien yang mengalami trauma akibat pelecehan.

"Aku penasaran untuk mempelajarinya, Lagipula, tak mungkin ada hal buruk yang mungkin terjadi padaku?" ujar Desi dengan penuh keyakinan.

Ini sempurna. Kau tahu, hipnosis bukanlah cuci otak seperti yang terlihat dalam beberapa acara dan film. Ya, aku pernah mendapatkan gadis-gadis untuk melakukan apa yang kuinginkan sebelumnya, tapi itu terjadi pada gadis-gadis yang sudah kuhipnotis selama dua tahun. Kepercayaan dan kerja keras selama dua tahun telah membuat mereka mudah dibentuk di tanganku. Desi tidak memiliki latar belakang seperti itu, jadi aku tidak bisa membuatnya melepaskan bajunya dan ngentotin dia begitu saja. Tapi basis pemikiran seperti itu sangat penting untuk mengarahkannya ke sana. Seperti mengambil start lebih kedepan.Yang perlu kulakukan adalah memberinya pendekatan yang tepat.

Aku melatih kemampuannya untuk fokus, meningkatan kepercayaannya kepadaku, dan kenikmatannya saat dihipnotis. Ini bekerja dengan sempurna. Dia bahkan menerima pemicu pasca-hipnotis yang telah aku kerjakan, hanya menyatakan "Tidur," dan dia akan langsung jatuh.

Sekarang, hari pertama kantor Baruku telah tiba, dan aku melihat Desi sudah membuka pintu dan berada di depan komputer Barunya. Emailnya sudah diatur, dan dia membiasakan diri dengan perangkat lunak penjadwalan. Dia mengenakan blus merah muda bagus yang memamerkan sentuhan belahan dada yang mengintip menggoda.

"Selamat datang, Pak Raka. Sepertinya janji pertama kita adalah jam sepuluh, jadi kita punya waktu beberapa jam sebelum mereka harus tiba di sini." Desi memberitahuku.

"Yah, kita bisa melakukan sesi hipntois agar aku bisa pemanasan.”

"Tentu bos.” Dia langsung berdiri memperlihatkan rok hitam ketat yang ujungnya tepat di atas lututnya dan memamerkan pantatnya dengan apik. Garis-garis celana dalamnya terlihat jelas di balik kain hitam.

Desi duduk di sofa yang ada di ruanganku.

“Tidurlah,”Aku melantunkannya dengan lembut.

Kepala Desi terkulai ke depan, napasnya menjadi lambat dan dalam, dan tubuhnya benar-benar rileks.

"Desi, kamu suka bekerja di sini."

"Ya...."

"Ini adalah kesempatan yang lebih baik daripada yang Kau dapatkan di tempat lain." aku melanjutkan.

"Mhm." Dia menyenandungkan persetujuan.

“Pak Raka adalah bos terbaik.” Bimbingku.

"Bos terbaik." Dia bergumam setuju.

“Pak Raka mengajari Kau apa yang perlu Kau ketahui.” Aku mulai mempekerjakannya sesuai keinginan aku.

"Pak Raka lebih tahu..." Dia menarik napas.

"Kamu tidak tahu tentang tubuhmu. Kamu ingin tahu tentang tubuhmu. Kamu ingin Pak Raka mengajarimu tentang tubuhmu." Aku semakin mengarahkannya.

"Aku ingin tahu….ajari aku….pak Raka." Dia bergumam.

“Untuk mengajarimu, Pak Raka harus menyentuh tubuhmu.” Kataku langsung.

"Sentuh...tubuh..." Dia berbicara pelan, gugup.

"Kau ingin mempelajari tubuhmuu. Untuk mempelajari tubuhmu, Pak Raka harus menyentuh tubuhmu. Kau ingin Pak Raka menyentuh tubuhmu."

Desi mulai mengangguk, "Pak Raka... tolong... sentuh... tubuh..."

Aku tersenyum, aku pikir akan ada banyak perlawanan. Desi menerima saran itu lebih baik dari yang aku harapkan.

"Untuk menyentuh tubuhmu, Pak Raka harus melihat tubuh telanjangmu." aku melanjutkan.

"Pak Raka... Lihat... telanjang...." Gumamnya, lagi-lagi gugup.

"Pak Raka seharusnya melihatmu telanjang. Dia ingin membantumu."

Desi menarik napas dalam-dalam dan setelah beberapa saat berjuang, "Pak... Raka... lihat... telanjang... tolong."

Dia begitu tenggelam dalam keadaan terhipnotis, dan setelah beberapa menit, dia tampak mengatasi kegugupannya terhadap hal-hal ini. Aku menekankan bahwa dia tidak boleh membicarakan hal ini dengan siapa pun kecuali aku, dan bersiap untuk menyadarkannya kembali.

"Desi, ketika Kau mendengar Pak Raka berkata, 'Bangun”,. Kau akan langsung terjaga. Kau akan ingin berbicara dengan Pak Raka tentang tubuhmu. Kau tidak akan mengingat sesi ini dan akan percaya bahwa Kau telah berbicara dengan Pak Raka tentang hal itu sebelumnya dan bukannya dihipnotis." kataku padanya.

Desi mengangguk

Aku tersenyum dan berkata,”bangun.”

Desi mulai menarik napas dalam-dalam secara berirama. Relaksasi masih hadir dalam wujudnya. Ini adalah bagian dari hipnosis yang tidak dibicarakan oleh siapa pun. Butuh waktu bagi seseorang untuk menjadi mudah disugesti, meskipun semakin sering mereka melakukannya, semakin mudah hal itu terjadi.

Butuh beberapa menit bagi Desi untuk sadar dari terhipnotisnya. Perlahan, kepalanya terangkat, dan akhirnya, postur normalnya kembali. Lalu dia membuka matanya, mengedipkan matanya sekali, lalu menoleh ke arahku.

"Um, Pak Raka, sebelum kita mulai, aku punya pertanyaan untukmu?" Desi bertanya dengan hati-hati.

“Kenapa?”

Dia tersipu dan menggeser kursinya, "Um, seberapa banyak yang kamu ketahui tentang.... Tubuh wanita...."

Aku memasang ekspresi bijaksana di wajahku, “Yah, aku punya banyak pengalaman dengan wanita.”

"Wow, ini sulit. Um, aku... uh... tidak tahu banyak tentang.... tubuhku. Maukah kamu, misalnya, menjelaskannya untukku?"

Aku mengangguk, "Tentu saja! Tak usah malu. Setiap orang perlu belajar tentang tubuh mereka dan aku akan dengan senang hati akan membantumu. Apakah ada hal khusus yang ingin Kau pelajari?"

"Baiklah, sejak dulu aku ingin belajar bagaimana cara bereproduksi. Apa yang kupelajari dulu sangat rancu.”

"Hmmm…memang sih orang kadang terlalu kaku untuk menjelaskan ini.” Aku ingat kalau Desi adalah homeschooling yang membuat interaksinya sangat terbatas terutama dengan lawan jenis. Apalagi keluarganya yang terlampau konservatif.

"Kenapa perempuan punya ini?" Dia bertanya sambil mengangkat payudaranya dengan tangannya. "Kenapa cowok suka pantat cewek? Apa itu ...konto? Apa namanya? Aku bahkan tidak tahu! Kenapa aku tidak punya?"

"Ini serius sekali." Kataku semangat, "Dan aku akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaanmu, tapi itu akan memakan waktu. Jadi lebih kita pergi ke rumahku atau rumahmu dan menjawab beberapa pertanyaan lagi."

Desi semakin tersipu, "Terima kasih! Um, kurasa kita bisa pergi ke rumahmu."

“Tentu.” kataku padanya. "Tetapi saat ini, kita punya waktu sekitar satu jam sebelum pertemuan pertama kita. Pertanyaan apa yang ingin Kau jawab terlebih dahulu?"

Desi berpikir sejenak, "Oke, apa ini dan kenapa ibuku selalu menyuruhku untuk menutupinya." Dia berkata sambil menunjukkan payudaranya.

"Yah, aku akan sulit menjawabnya jika tidak melihatnya langsung. Jadi—"

"Tidak masalah." Desi menyela. Blusnya sudah lepas setengahnya bahkan sebelum aku bisa memahami apa yang sedang terjadi. Blusnya mendarat di sofa dan bra-nya mengikuti dengan cepat.

"Hebat. Ini akan membuat segalanya lebih mudah untuk dijelaskan." Aku memujinya.

Desi kembali tersipu, tapi menekan payudaranya ke depan agar bisa melihat dengan jelas dan membiarkanku menyentuhnya.

“Jadi ada banyak nama untuk ini.” Jelasku, tanganku dengan lembut menangkup payudaranya. “Secara ilmiah disebut kelenjar susu. Fungsi utamanya ada dua. Yang pertama adalah ketika seorang wanita melahirkan bayi, kelenjar tersebut akan menghasilkan susu untuk memberi makan bayinya. Tujuan kedua adalah untuk menarik pasangan terutama dalam persetubuhan.”

"Sepertinya aku memahami setengahnya, tapi tanganmu terasa... nyaman saat memegangnya." Desi menghela napas, masih tersipu. “Mengapa terasa enak saat kamu menyentuhnya?”

“. salah satu tujuan mereka adalah untuk menarik perhatian pria, dan ketika seorang pria menyentuhnya, payudaramu merasa senang . telah melakukan tugasnya.” Aku menjelaskan, sambil memijat bola itu dengan lembut. "Payudara juga punya banyak nama tapi satu yang paling terkenal antara lain toked, susu, dan tetek.”

"Lalu, apa maksudnya dengan memberi makan bayi?" Desi bertanya.

"Pertanyaan bagus. Jadi di dalam payudaramu ada sekumpulan kantung kecil yang bisa menghasilkan susu. Saat kamu punya bayi, mereka mulai memproduksi susu dan bayi bisa menghisapnya untuk mendapatkan susu." Dan aku menurunkan mulutku dan menjilat putingnya lalu menghisap dan menjilat sambil terus memijat dan meraba-raba payudaranya.

"Ya ampun. Rasanya luar biasa." Dia bernapas, wajahnya menyala-nyala.

"Ada pertanyaan lagi tentang payudaramu?" Aku bertanya.

"Ummm..." gumam Desi, mencari sesuatu untuk ditanyakan. "Aku tidak bisa memikirkan apa pun saat ini. Tapi... Bisakah kamu melakukan ini lagi kapan-kapan? Rasanya sungguh menyenangkan!"

Aku tersenyum, "Tentu. Aku bisa melakukannya lagi sore ini di antara janji temu kita, dan malam ini di rumahku."

Desi memekik gembira dan membuat payudaranya bergoyang menggoda. Setelah itu dia meraih bra-nya.

“Hei, Desi, kalau kamu mau, kamu bisa tidak memakai bra ke kantor, dengan begitu aku bisa lebih mudah memijat payudaramu.” aku menyarankan.

"Ya, itu tidak masalah. Apakah ini lebih baik?" Dia bertanya sambil merentangkan tangannya dan menjatuhkan bhnya. Kemudian dia meraih blusnya kembali.

Aku melirik ke jam, aku telah menghabiskan waktu dua puluh lima menit hanya untuk meraba-raba karyawan aku yang patuh. Tapi, masih ada satu jam sebelum janji temu aku muncul.

"Mari kita lihat, ya." Aku merenung, dan mengulurkan tangan, meraih payudaranya di balik bajunya. Itu masih bagus dan kokoh dan blus tipisnya tidak menghalangi sama sekali. Itu tidak menghentikanku untuk mencapai bagian atas dan meraba-raba dia lagi.

"Ohhhh...." Dia menarik napas, "Sepertinya aku akan sangat senang bekerja di sini."
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd