Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terseret ketengah lingkaran

Status
Please reply by conversation.
Bagian. 13 a


Dalam sebulan ini, waktu dan tenagaku banyak terkuran buat kuliah, kerja dan ........
Terkadang pagi pagi sekali aku harus menjemput mbak Dilla atau bu Nina untuk mengantar mereka ketempat kerjanya, ya....mereka berdua kini menjadi pelanggan setiaku, dalam seminggu kadang 3 sampai 4 kali aku mengantar dan menjemput mereka, heran juga padahal mereka punya mobil sendiri.
Khusus bu Nina disaat ia memintaku menjemputnya pagi pagi sekali, aku sudah tau maksudnya, keadaan rumahnya lagi aman dan dia akan meminta jatah ngentot dulu sebelum berangkat ke kampus, begitupun saat aku mengantarnya pulang jika rumah aman ia akan mengajakku mampir untuk saling memberi kenikmatan, terkadang pula kami mencari penginapan untuk bercinta.


Saat ini aku sedang berada di rumah sakit untuk menjemput mbak Dilla.....dan seperti biasa, aku selalu berusaha lebih awal datang, agar aku punya waktu untuk menemuinya......menemui wanita yg mengenalkanku akan cinta untuk pertama kalinya, wanita yg sangat kurindukan, bahkan setelah beberapa kali bertemu rasa kangen ini tak juga hilang.....aku ingin selalu melihatnya.....melihat wajah Atik..../ Usy......
Ketika bertemu banyak, banyak hal yg kami bahas, ia juga banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya.....tentang pernikahannya, dan tentang seorang kakek misterius yg dulu membawa dan mengubah kehidupan mereka.
Dengan raut wajah sedih, ia bercerita tentang perjodohannya dengan pria yg menjadi suaminya saat ini, semuanya karna permintaan sang ayah demi melaksanakan amanah kakek yg telah mengubah hidup mereka.

" aku mencintaimu mas....masih dan selalu mencintaimu....sampai kapanpun..." kata kata yg selalu ia ucapkan ketika kami bertemu.

Jujur aku jugw menginginkannya....aku juga mencintainya, tapi statusnya yg kini telah menjadi milik orang lain dan suaminya bukanlah orang biasa.....jika aku merebutnya suaminya pasti gak akan tinggal diam, bagaimanapun aku harus berpikir kedepan, jangan sampai karna egoku untuk mendapatkan cintaku kembali justru membahayakan orang orang sekitarku.


" abis ketemu dia lagi...." ucap mbak Dilla ketika aku kembali keparkiran, ia sudah berdiri di samping mobilku.

" iya ...." ucapku, kubukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.

Aku memang sudah menceritakan tentang kisahku dengan Usy kepada mbak Dilla, mbak Dilla sering menjadi pendengar yg baik, ia menjadi tempatku mencurahkan isi hati, sifat mbak Dilla terkadang mirip dengan ibu....lembut tapi tegas. Mbak Dilla juga banyak memberiku masukan dan nasehat, termasuk sering menasehatiku agar lebih baik menjauhi dr Usy.....sebab ia juga tau siapa suami dr Usy.

Setibanya dirumah mbak Dilla aku juga ikut turun dan masuk kedalam, langsung kubuka kulkas mengambil minuman dingin lalu duduk di sofa sambil nonton tv....tak ada rasa sungkan karna aku sudah biasa dan menganggap seperti dirumah sendiri.

" mas Fadli gak pulang lagi mbak...." tanyaku

" mas padli kebelanda....baru tadi pagi berangkat...." jawabnya

" heran aku sama mas padli...punya istri cantik kok sering ditinggal...." ucapku

" gak usah ngegombal..." ucapnya dan berlalu masuk kekamar.

Tak lama mbak Dilla keluar dengan hanya menggunakan tanktop serta celana pendek.

" mau sampai kapan kamu menemuinnya..." ucap mbak Dilla yg kini sudah duduk didekatku

" maksud mbak dr Usy..." ucapku

" iya...."

" entahlah....mungkin sampai aku bosan.....atau sampai rasa rindu dan kangen ini hilang

" jika kamu terus menemuinya....rasa itu tidak akqn hilang....malah akan semakin tumbuh....."
" bukanya aku tak suka kamu dekat lagi dengannya.....tapi dia itu sudah punya suami....dan kamu tau suaminya itu orang berbahaya.

" aku tidak takut dengan suaminnya..." ucapku

" iya....aku tau...tapi kamu juga harus memikirkan orang sekitar kamu....bagaimana dengqn Ayu...trus rara....bisa saja mereka yg jadi korban....jika kamu bersama dr Usy, maka akan ada yg kau sakiti

" maksud mbak...? " taanyaku

" Rara dan bundanya....terutama Rara...." jawab mbak Dilla

" ta....tapi mereka kan hanya...."


" apa...!?......titipan..!....atau selama ini kamu hanya menganggap mereka beban yg di tinggalkan ayahmu..."

" eh....bu...bukan itu...."

" coba jawab dengan jujur......apa selama kalian tinggal bersama....kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Ayu.....apa tidak ada rasa sayang....cinta sama dia...." tanya mbak Dilla yg membuatku terdiam
" loh.....kok diam....coba katakan bagaimana perasaan kamu selama ini pada bundanya Rara.." tanya mbak Dilla lagi

" se...sebenarnya.....akhir akhir ini aku merasa nyamqn ketika dekat dengannya dan terkadang hatiku berdebar saat melihatnya tersenyum serta ketika ia menatapku.....ada rasa yg aku aku sendiri tak mengerti.....rasa yg seakan menarikku untuk selalu pulang...."
" tapi saat aku ingin lebih dekat.....wajah ibu juga selalu hadir....seakan memperingatkanku siapa penyebab kepergiannya....." ucapku

" itulah pokok masalahmu....sebenarnya kamu mencintai Rara dan bundanya.....kamu menyayangi mereka.....dan kamu sedang jatuh cinta sama bundanya Rara.....hanya saja....kamu itu masih terjebak dengan pikiran kamu sendiri....stigma yg tertanam dalam pikiran kamu bahwa kehadiran Rara dan bundanya yg menyebabkan ibumu pergi sudah terlalu kuat....hingga kamu berusaha menepis perasaan kamu.....dan sekarang kehadiran dr Usy kamu jadikan tempat untuk mengalihkan perasaanmu..." jelas mbak Dilla

" Usy....bukan pengalihan....aku memang mencintainya.....dan kepergian ibu kenyataanya memang seperti itu....kehadiran Rara dan bundanyalah penyebab kepergiannya...." ucapku menegaskan

" iya....kamu memang masih mencintainya......tapi sudah tidak sebesar dulu lagi....disini......didalam hatimu ada cinta yg lebih besar.....cinta yg ingin kamu tutupi dengan mengalihkannya kecinta masa lalumu....." ucap mbak Dilla menusuk nusuk telunjuknya kedadaku
" lalu ibumu.....coba gunakan logikamu.....berapa lama ayah dan ibumu hidup bersama.......ikatan antara mereka sudah sangat kuat.....mereka membangun rumah tangga dari nol tanpa campur tangan kakekmu atau orang lain.....jatuh bangun....susah senang mereka lalui bersama....dari situ bisa di simpulkan kalau ibumu itu wanita kuat.....lantas apa mungkin hanya karna kehadiran orang ketiga ibumu langsung nyerah dan ngalah...." lanjut mbak Dilla

" tapi....sekuat apapun ibu....ia masih wanita yg punya hati.....dan hatinya kini sangat terluka dengan kehadiran Rara dan bundanya...." balasku

" memang betul.....tapi ia masih punya kamu.....ibumu sangat menyayangimu....apalagi setelah ia melewatkan masa masa kecilmu.....ketika kamu kembali ibumu rela melakukan apapun buat kamu demi menebus kesalahannya termasuk....." ucapnya terpotong dan mulutnya bergerak seperti sedang mengenyot

" huff.....malah ngeledek...." batinku mengumpat

" jika ibumu kecewa pada ayahmu....lantas mengapa ia juga meninggalkanmu......wajar jika ibumu tidak bisa menerima kehadiran Rara dan bundanya.....hanya saja kenapa ia memilih pergi dan tak membawamu.....atau mengapa ibumu tidak minta pisah saja secara baik baik hingga ia bisa tetap bersamamu......ia malah memilih pergi meninggalkan kalian.....apa tidak janggal menurutmu....." ucap mbak Dilla

" eh....apa mbak menyalahkan ibu...!? " ucapku

" tidak....aku tidak menyalahkan siapapun....hanya saja menurutku bukan Rara atau bundanya yg menjadi alasan kuat ibumu pergi.....pasti ada hal yg lebih besar yg membuatnya meninggalkan kalian...."

" Apa....? " tanyaku

" entahlah.....sebaiknya mulailah belajar memaafkan.....cobalah hapus stigmq negatif dikepalamu tentang Rara dan bundanya.....menurut aku mereka tidak sepenuhnya bersalah.....mereka hanya hadir pada waktu yg bersamaan dengan masalah yg sebenarnya...."
" jujur saja pada hatimu......karna didalam hatimu....kamu sangat menyayangi dan mencintai mereka berdua....."

" tapi....walaupun mbak benar....dan jika pun kami saling mencintai tetap saja kami tak bisa menyatu secara agama dan hukum...." ucapku

" kenapa...!? " tanya mbak Dilla

" karna mbak Ayu ibu tiriku....dan juga ada Rara yg merupakan adik tiriku....." jawabku

" kamu yakin....." ucap mbak Dilla

" eh.....maksud mbak...."

" begini.....mbak ini juga seorang dokter.....walau bukan ahlinya.....mbak lihat wajah kamu dan Rara sama sekali tidak ada kemiripannya....begitupun juga dengan ayahmu......sedangkan Ayu yg merupakan ibu kandungnya hanya terlihat kemiripan pada matanya saja...."

" jadi.....Rara....!???..."

" mungkin....itu menurut penglihatanku saja....yg tau kebenaranya hanya Ayu dan ayahmu.....dan apa ayahmu pernah bilang jika mereka menikah..."

" tidak....ayah tidak pernah cerita....dan aku juga tidak pernah tanya..."

" kamu tanya langsung ajq ke Ayu..."

" tidak perlu.....takutnya malah membuka luka lamanya dan aku tak mau menyakiti hatinya...."

" hahaha.....terbukti.....kamu memang sudah jatuh cinta sama dia...."

Mbak Dilla lalu bangkit dan berjalan masuk kekamarnya, sesaat kemudian ia balik dan menyodorkan sebuah kartu kreditnya padaku

" untuk apa ni mbak..." tanyaku bingung

" besok malam minggu....kamu ajak mereka jalan dan makan di luar.....kamu liat apa dia juga punya perasaan yg sama ama kamu...."

" eng...engak usah mbak....kalau sekedar jalan ama makan aku masih ada kok...." tolakku

" pegang aja dulu....jika nanti kamu butuh....kamu pakai aja..." tawarnya lagi

Tetap kutolak pemberiannya......mbak Dilla serta suaminya sudah terlalu banyak membantuku dan walau seumur hidupku menjadi supir untuk antar jemputnya, aku rasa belum sebanding dengan apa yg mereka berikan.
Mbak Dilla memintaku untuk nginap lagi di rumahnya, pembantunya sedang ada acara keluarga dan mbak Dillq takut sendiri, akupun segera mengabari mbak Ayu jika aku tak pulang dan nginap di rumah mbak Dilla.

Setelah makan malam kami terus berbincang hingga pukul sepuluh lewat, seperti biasa aku memilih tidur di depan tv, walau mbak Dilla sudah menyuruhku tidur dikamar tamu.

Saat sedang berbaring, mbak Dilla datang lagi dengan membawa bantal dan selimut..

" aku mau tidur disini juga...." ucapnya menaruh bantal disampingku lalu merebahkan dirinya

" eh...mbak..."

" kenapa....?.***k boleh ya..."

" bebas kok...inikan rumah mbak..."

Posisinya terlentang dengan selimut menutupi kaki sampai perutnya,..." huff..." buah dadanya tampak membusung dengan puting yg tercetak jelas di balik tenktopnya.....mbak Dilla tak memakai bra, seketika kontolku menggeliat bangun, akupun jadi salah tingkah...agar tak ketahuan mbak Dilla, aku berbalik membelakanginya

" loh...aku kok di punggungi....." protes mbak Dilla

" ngantuk mbak...pengen cepet tidur...." ucapku beralasan

" tidurnya hadap sini dong....aku jangan dipunggungi..." ucap mbak Dilla sambil menarikku agar berbalik.

Akupun berbalik terlentang menghadap langit langit rumahnya

" kamu kenapa...!?..***k suka ya...aku tidur disisni..." tanyanya

" bu...bukan gitu mbak...aku seneng kok ada yg temenin....cuman....???"

" napa...!?..jangan jangan kamu senge ya sama aku....kamu ngecengkan liatin aku..." ucap mbak Dilla yg langsung menarik selimut dan melihat kearah tonjolan kontolku yg mengeras di balik celanaku

" hihihi...nah tuh...betulkan kamu ngeceng...." ucapnya lagi

" normal mbak....laki laki manapun pasti bakalan ngeceng jika berada di posisiku sekarang ini....mbak cantik....punya tubuh sempurna....apalagi mbak sekarang nggak pake bra...." ucapku

" dih....malah gombal....mending kamu bangun trus kekamar mandi.....keluarin dulu tuh isinya...." perintah mbak Dilla
" cepetan sana....ngeri aku liatin kamu ngeceng gitu....bisa bisa aku kamu perkosa...." sambung mbak Dilla mendesakku agar pergi kekamar mandi untuk menuntaskan birahiku

Akupun segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.....biar bagaimanapun aku masih menghargainya seperti kakakku sendiri, aku juga menghargai dr padli yg dulu banyak membantu ayahku, bisa saja aku langsung mendekap dan mencumbu mbak Dilla, menurutku dia juga menginginkannya, mungkin awalnya dia hanya akan pura pura nolak biar gak di anggap rendah, tapi sebenarnya dia juga mau, buktinya kenapa dia mau tidur bareng aku disini...***k pakai bra lagi....padahal tadi waktu ngobrol masih make....lalu waktu itu ia juga membiarkan aku netek di buah dadanya.

" gak papakok sambil bayangin aku dan sebut sebut namaku seperti dulu...hihihi....." ucapnya meledek

"..nggak sekalian bantuin mbak.....biar cepet..." ucapku

" nii......" balasnya memperlihatkan kepalan tangan

" huff......kesel..., kenapa juga mbak Dilla pake pengen tidur bareng aku....jadi ngeceng deh...ujung ujungnya jadi repotkan" aku mengumpat dalam hati

Setelah selesai aku kembali ketempat dimana mbak Dilla sedang berbaring

" udah....." tanyanya tersenyum

" iya....." jawabku ketus

" yuk bobo....." ajaknya

Aku lalu berbaring di dekatnya dengan posisi terlentang....kali ini mbak Dilla yg berbalik memunggungiku, tak lama ia mundurkan badanya lebih merapat padaku

" peluk aku...." pintanya

" eh...." aku sedikit kaget

" gak papa.....mana tanganmu..." ucapnya meraih tanganku dan dilingkarkan di tubuhnya
" nah.....ginikan bagus....jadi anget..." sambungnya

Aku pikir karna ini kemauannya maka akupun semakin merapatkan tubuhku.....kepalaku dan kepalanya kini berada dalam satu bantal. Tak lama kembali ia angkat tanganku dan di letakkannya di gundukan buah dadanya......secara reflex aku meremasnya

" ihh.....jangan di remas....pegang aja...." protesnya

" empuk...." ucapku...dan cubitan kecil kudapatkan

" bobo...." ucapnya

Akupun memejamkan mata.....masuk kedunia mimpi dengan tangan tetap memegang buah dada mbak Dilla.

X
X

Pagi pagi sekali aku bangun dan langsung balik kekontrakan, setelah mandi, sarapan dan bermain dengan Rara sebentar, aku kembali pergi, tak lupa aku berpesan ke mbak Ayu agar tak perlu masak malam ini, aku akan mengajak mereka makan di luar.

Satu orderan aku dapat dan aku langsung menuju ketempat penjemputan, lokasi berada di tengah kota pada sebuah apartemen, setibanya aku langsung mengirim pesan jika aku sudah tiba. Tak lama seorang pria dan seorang wanita menghampiriku, untuk siwanita aku sepertinya pernah melihatnya....tapi dimana....aku lupa....

" langsung pulang.....jangan kemana mana...." ucap si pria ke wanita, ia membuka pintu dan menyuruh si wanita masuk...setelahnya si pria kembali berjalan masuk kegedung apartemen.

Mobilpun berjalan...kulihat dari kaca spion siwanita tampak menangis, kuperhatikan wajahnya tuk coba mengingat dimana aku pernah bertemu denganya.....dan yap....aku ingat.. Aku bertemu denganya waktu dirumah si unta....Yap kalau tidak salah wanita ini teman Ali.
Kuambil kotak tisu lalu kusodorkan padanya....

" makasih...." ucapnya
" kita pernah bertemu kan...!? " sambungnya

" iya mba....saya Aya temannya Ali....waktu itu ketemu di rumah Ali...." ucapku

" oh iya....maaf aku lupa...." balasnya

" hmm....aku juga sempat lupa tadi...." ucapku

Ia kemudian diam, pandanganya melihat keluar jendela mobil....sesekali kulihat ia menghapus air mata di pipinya, sepertinya ada beban yg tengah dihadapinya....

" mbak gak papa..kan..!? " tanyaku khawatir

" eh....i...iya....panggil Lola....atau Ola aja...." ucapnya
" tolong jangan cerita ke Ali apa yg kamu lihat saat ini...." pintanya

" beres....aman lah sama saya...." ucapku

Sesaat ia kembali diam dan ketika melewati sebuah taman, ia minta berhenti..

" aku turun disini aja...." ucapnya

" loh....kenapa..? ...tadikan diminta tuk langsung pulang...." ucapku mengingatkan

" gak papa....udah dekat kok...." ucapnya

Ola lalu turun dari mobil dan berjalan ketaman, sementara aku tak lantas pergi, aku masih mengamatinya, kulihat ia duduk dibangku. Beberapa kali tanganya bergerak memegang pipi....sepertinya sedang menghapus air mata, aku jadi tak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti itu dan aku juga takut jika terjadi sesuatu padanya, apalagi jika ia sampai melakukan tindakan yg nekat....ujung ujungnya aku juga yg kena karna qku menjadi orang terakhir yg bersamannya.

Aku turun dan tak lupq membawa kotak tisu, aku juga membeli sebotol air mineral dari pedagang yg ada di sekitar taman, selanjutnya aku berjalan mendekati Ola.
Tiba didekatnya kusodorkan kotak tisu yg kubawa, Ola mengangkat wajahnya melihatku sesaat lalu mengambil kotak yg kuberikan dan ia taruh di pangkuannya, ia keluarkan beberapa lembar dan melap air matanya.
Aku lalu duduk di sampingnya, selanjutnya kubuka tutup botol air mineral dan kuberikan padanya, kembali ia menatapku lalu diambilnya botol dan meminumnya sedikit

" makasih....kenapa kamu gak pergi....." ucapnya

" aku gak tega ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini.....aku takut terjadi sesuatu....apalagi jika kamu bertindak nekat..." ucapku

" maksud kamu...." tanyanya

" hmm...kamu bunuh diri...atau..."

" nggak lah....pikiranku masih waras tuk lakukan hal bodoh macam itu...." potongnya

Sesaat kami terdiam, lalu kembali ia bersuara

" pria yg tadi itu suamiku....namanya Gito...." ucapnya

" kalian lagi ada masalah....!? " tanyaku

" hmm...begitulah.....kamu bisa di percaya...kan...? Kamu gak akan cerita ke orang orang terutama sama Ali..." ucapnya

" iya....aku bisa jaga amanah kok..." ucapku

" aku dan mas Gito menikah sudah 3thn lebih.....selama 2thn ia begitu baik dan sangat menyayangiku....tapi semua berubah di tahun ke tiga....ifatnya menjadi kasar dan aku di paksa mengikuti segala keinginannya.... Aku....hiks...hiks...aku bahkan ia berikan pada bosnya untuk melayani nafsu si bos...hiks...hiks...a...aku di pukuli bahkan di ancam akan di berikan keanak buahnya jika tak mau melayani si bos..."

Sambil terisak Ola menceritakan kisahnya padaku, aku yg mendengarnyq tak habis pikir....kok ada yah..! Seorang suami yg tega memberikan istrinya untuk digauli laki laki lain...

" kenapa gak minta pisah aja....atau kamu pergi meninggalkannya..." ucapku

" kamu tak tau suamiku....ia punya banyak anak buah....aku pernah kabur....tapi hanya dalam tiga hari ia bisa menemukanku.....akibatnya aku di pukuli dan di kurung selama seminggu..." ucapnya

" kamu kan bisa lapor ke pihak berwajib.....ini kan sudah melanggar hukum...."

" percuma....mas Gito punya bekingan juga di kepolisian...." ucapnya
" aku tidak tau harus gimana.....aku ingin segera keluar dari semua ini...." sambungnya

" terus hubungan kamu dengan sahabatku Ali seperti apa..." tanyaku

" entahlah....aku hanya selalu berharap jika Ali mampu mengeluarkan aku dari masalahku saat ini..."

" haa....gimana caranya...kamu kan bilang jika suamimu punya banyak anak buah.....mana bisa Ali mengeluarkanmu....justru akan sangat membahayakan keselamatan Ali jika sampai suamimu tau hubungan kalian"

" Ali kaya....punya banyak uang....mungkin ia bisa menebusku pada suamiku....atau ia membawaku pergi keluar dari negara ini ketempat yg jauh dari jangkauan suamiku "

" kamu sudah bilang ke Ali..."

" belum.....aku ingin meyakinkannya dulu...aku ingin membuatnya betul betul jatuh cinta dan menginginkan diriku....agar ia mau dan rela melakukan apapun demi aku...."

" apa kamu mencintai Ali...!? "

" entahlah.....aku tak tau apa aku masih punya hati atau tidak.....mungkin di mata kamu aku hanya memanfaatkan Ali....ya...itu benar....aku memang memanfaatkannya....tapi...jika ia mengeluarkan dan membebaskanku dari dari cengkraman suamiku....aku berjanji seumur hidupku akan kuabdikan padanya....bahkqn jika nantinyq ia memiliki wanita lain aku rela dan tetap bersamanya...asalkan sifat dan prilakunya tidak berubah menjadi seperti suamiku saat ini..."

" huff.....aku mengerti dengan perasaanmu.....aku tau kamu menderita....aku tau batinmu tersiksa....tapi walau bagaimanapun Ali adalah teman baikku....aku tak mau jika terjadi sesuatu padanya...jadi kalu bisa jangan melibatkannya..." pintaku

Ola melihatku, ia menatapku tajam

" trus aku harus gimana....apa kamu bisa menolongku...." ucapnya agak meninggi

" cari cara lain....cara yg tak membahayakan siapapun...." ucapku

" apa...!? "

" beri aku waktu....aku akan cari caranya....."

" jadi....kamu mau menolongku...."

" akan aku usahakan....tapi kamu harus sabar....dan kalau bisa jangan dulu sering sering bertemu Ali....aku takut dia kenapa napa..."

" baik...tapi kamu harus janji akan menolongku...."

" aku tidak bisa janji...tapi akan aku usahakan..."

" tidak.....kamu harus janji dulu biar aku tenang...." desaknya

" iya.....aku janji......"

Huff....janji.....lagi lagi janji....Mengapa mudah sekali aku mengucapkan kata itu, kata yg membawaku kembali kemasa lalu.....

X
X

" sany kapan pergi....."

" kalau bukan besok.....ya lusa...."

" enak ya..jadi sany...masi bisa sekolah....."

" eh....atik ama lala juga bisa kok....nanti aku bilang ke kakek...pasti kakek bantu...."

" gak usah.....kalau kami pergi gak ada yg bantu ibu...."


" tapi kak....kalau nanti sany pergi siapa yg akan menjaga dan menemani kita jualan..." lala ikut bersuara

" kalian aman kok...orang orang yg gangguin kalian waktu itu cuma pendatang....mereka sudah pergi dan gak bakalan balik lagi...." ucapku

Hari itu setelah berkeliling kampung menjajakan jajanan milik Atik dan Lala, kami kesungai, sungai tempat warga kampung mandi dan mencuci, dan ketika kami tiba sudah ada beberapa warga yg sedang mencuci.
Aku dan Atik duduk berdekatan diatas batu dengan kaki terendam dinginnya air sungai, sementara Lala sedang asik menyusun batu membuat menara, terkadang terdengar ia mengeluh ketika batu yg ia susun roboh....tapi ia tetap kembali menyusunnya.

" kamu harus tetap mengejar mimpimu jadi dokter tik.....jangan nyerah dengan keadaan..." ucapku

" hmm...orang orang seperti aku ini....cukuplah hanya dengan bermimpi......bisa lulus SMP....walau hanya SMP terbuka aku udah bersyukur kok...." ucap Atik

" tetap berusaha dan berdoa....pasti ada jalannya..." ucapku

" amin....oh iya...ngomong ngomong cita cita kamu sebenarnya apa sih...!?" tanya atik

" kalau aku simpel aja tik.....aku pingin jadi orang sukses...terus nikah dan punya banyak anak...." ucapku
" tau gak siapa wanitanya...." ucapku lagi

" siapa...? "

" kamu...." ucapku membuat Atik tertunduk malu

" cie cie..." ledek Lala

" kamu juga La...."

" loh....kok aku....."

" iya....kalian berdua yg akan jadi istriku....."

" hahaha....paling di sekolah baru nanti banyak yg lebih cantik....lebih anggun....lebih segalanya dari kqmi....dan saat itu Sany pasti akan melupakan kami...." ucap Lala

" kalian lebih cantik kok....kalian lebih anggun....dan yg utama kalian punya hati yg baik....mungkin saat ini kecantikan kalian masih tertutupi oleh awan gelap...tapi jika awan itu hilang....maka kalian akan melihat dan sadar akan sebuah anugrah terindah yg tuhan berikan pada kalian...." ucapku

" pada saatnya nanti aku pasti kembali dan mencari kalian.....karna kalian akan selamanya di hatiku...." sambungku

" gak percaya....." Lala kembali bersuara

" baik....aku akan buat janji disini...." ucapku bangkit lalu menaiki sebuah batu yg cukup besar

" Hey.....semuanya dengar.....langit.....gunung.....pohon....air....batu....semua jadi saksiku.....Aku....Sany.....menyukai Atik dan Lala.....aku berjqnji akan selalu menjaga dan melindungi mereka.....aku berjanji..... Aku akan kembali dan akan menikahi mereka....aku berjanji menjadikan Atik dan Lala istriku.....menjadikan mereka ratu dalam istanaku kelak...." teriakku lantang..

" huu......"
" bocah gendeng....masih kecil udah ngomong nikah...."
" nikah 2.....apa kuat...."
" kencing aja belum lurus udah ngomong nikah...."

beragam celetukan dari warga yg ada disungai terdengar, terlihat Atik menundukkan wajahnya karna malu.....sedang Lala menatapku dengan senyum dibibirnya.

x
x


" hey....." teguran serta sentuhan di lenganku membawaku kembali kemasa sekarang
" kok melamun....kepikiran ya...!?...***k papa ko kalau memang gak bisa bantu....jangan di paksakan..." ucap Ola

" aku sudah janji.....dan pasti akan aku lakukan....." ucapku menegaskan
" yuk....aku antar pulang....takutnya suami kamu yg lebih dulu nyampe rumah.....kamu bisa kena masalah baru..." ucapku mengingatkan serta mengajaknya pulang, dan akhirnya ia pun setuju.

Setibanya di depan rumahnya....mobil berhenti dan aku berbalik melihatnya yg duduk di kursi belakang....ternyata Ola tertidur, posisi kakinya agak terbuka, karna ia menggunakan baju terusan yg panjangnya hanya setengah pahanya, maka dapat terlihat cd biru yg di pakainya....pahqnya terlihat mulus seakan memancingku untuk mengelusnya, sementara bagian atas....buah dadanya terlihat bergerak mengikuti irama nafasnya...seketika kontolku menggeliat bangun.

" duhh....beruntung sekali si onta bisa mencicipi wanita ini...." batinku

Tak ingin berlama lama aku pun membangunkannya

" Ola.....mbak Ola...." panggilku, tapi tak ada respon darinya
" mbak Ola....." kembqli aku membangunkannya tapi kali ini aku menyentuh lututnya, kugerak gerakkan berkali kali sambil terus memanggil namanya.
Tak lama badanya menggeliat dan matanya terbuka....

" udah sampai ya....! Maaf...aku ketiduran...." ucapnya

" iya....***k papa kok..." balasku

" makasih...." ucapnya lalu turun dan berlalu masuk kerumahnya.

Usai mengantar Ola, aku kembali berkutat dengan padatnya jalanan....mengantar jemput penumpang yg entah mengapa seperti telah di atur....karna sampai dengan penumpang ke lima hari ini, semuanya wanita muda berpenampilan sangat menggoda, hingga kontolku enggan untuk tidur.
Pada akhirnya bu Minalah yg jadi tempat pelampiasanku.....aku menyetubuhinya dua kali di kantinnya....setelah kuhubungi ia bela belain balik lagi ke kampus...padahal di rumahnya sedang ada suaminya.
 
Bagian. 13 a


Dalam sebulan ini, waktu dan tenagaku banyak terkuran buat kuliah, kerja dan ........
Terkadang pagi pagi sekali aku harus menjemput mbak Dilla atau bu Nina untuk mengantar mereka ketempat kerjanya, ya....mereka berdua kini menjadi pelanggan setiaku, dalam seminggu kadang 3 sampai 4 kali aku mengantar dan menjemput mereka, heran juga padahal mereka punya mobil sendiri.
Khusus bu Nina disaat ia memintaku menjemputnya pagi pagi sekali, aku sudah tau maksudnya, keadaan rumahnya lagi aman dan dia akan meminta jatah ngentot dulu sebelum berangkat ke kampus, begitupun saat aku mengantarnya pulang jika rumah aman ia akan mengajakku mampir untuk saling memberi kenikmatan, terkadang pula kami mencari penginapan untuk bercinta.


Saat ini aku sedang berada di rumah sakit untuk menjemput mbak Dilla.....dan seperti biasa, aku selalu berusaha lebih awal datang, agar aku punya waktu untuk menemuinya......menemui wanita yg mengenalkanku akan cinta untuk pertama kalinya, wanita yg sangat kurindukan, bahkan setelah beberapa kali bertemu rasa kangen ini tak juga hilang.....aku ingin selalu melihatnya.....melihat wajah Atik..../ Usy......
Ketika bertemu banyak, banyak hal yg kami bahas, ia juga banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya.....tentang pernikahannya, dan tentang seorang kakek misterius yg dulu membawa dan mengubah kehidupan mereka.
Dengan raut wajah sedih, ia bercerita tentang perjodohannya dengan pria yg menjadi suaminya saat ini, semuanya karna permintaan sang ayah demi melaksanakan amanah kakek yg telah mengubah hidup mereka.

" aku mencintaimu mas....masih dan selalu mencintaimu....sampai kapanpun..." kata kata yg selalu ia ucapkan ketika kami bertemu.

Jujur aku jugw menginginkannya....aku juga mencintainya, tapi statusnya yg kini telah menjadi milik orang lain dan suaminya bukanlah orang biasa.....jika aku merebutnya suaminya pasti gak akan tinggal diam, bagaimanapun aku harus berpikir kedepan, jangan sampai karna egoku untuk mendapatkan cintaku kembali justru membahayakan orang orang sekitarku.


" abis ketemu dia lagi...." ucap mbak Dilla ketika aku kembali keparkiran, ia sudah berdiri di samping mobilku.

" iya ...." ucapku, kubukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.

Aku memang sudah menceritakan tentang kisahku dengan Usy kepada mbak Dilla, mbak Dilla sering menjadi pendengar yg baik, ia menjadi tempatku mencurahkan isi hati, sifat mbak Dilla terkadang mirip dengan ibu....lembut tapi tegas. Mbak Dilla juga banyak memberiku masukan dan nasehat, termasuk sering menasehatiku agar lebih baik menjauhi dr Usy.....sebab ia juga tau siapa suami dr Usy.

Setibanya dirumah mbak Dilla aku juga ikut turun dan masuk kedalam, langsung kubuka kulkas mengambil minuman dingin lalu duduk di sofa sambil nonton tv....tak ada rasa sungkan karna aku sudah biasa dan menganggap seperti dirumah sendiri.

" mas Fadli gak pulang lagi mbak...." tanyaku

" mas padli kebelanda....baru tadi pagi berangkat...." jawabnya

" heran aku sama mas padli...punya istri cantik kok sering ditinggal...." ucapku

" gak usah ngegombal..." ucapnya dan berlalu masuk kekamar.

Tak lama mbak Dilla keluar dengan hanya menggunakan tanktop serta celana pendek.

" mau sampai kapan kamu menemuinnya..." ucap mbak Dilla yg kini sudah duduk didekatku

" maksud mbak dr Usy..." ucapku

" iya...."

" entahlah....mungkin sampai aku bosan.....atau sampai rasa rindu dan kangen ini hilang

" jika kamu terus menemuinya....rasa itu tidak akqn hilang....malah akan semakin tumbuh....."
" bukanya aku tak suka kamu dekat lagi dengannya.....tapi dia itu sudah punya suami....dan kamu tau suaminya itu orang berbahaya.

" aku tidak takut dengan suaminnya..." ucapku

" iya....aku tau...tapi kamu juga harus memikirkan orang sekitar kamu....bagaimana dengqn Ayu...trus rara....bisa saja mereka yg jadi korban....jika kamu bersama dr Usy, maka akan ada yg kau sakiti

" maksud mbak...? " taanyaku

" Rara dan bundanya....terutama Rara...." jawab mbak Dilla

" ta....tapi mereka kan hanya...."


" apa...!?......titipan..!....atau selama ini kamu hanya menganggap mereka beban yg di tinggalkan ayahmu..."

" eh....bu...bukan itu...."

" coba jawab dengan jujur......apa selama kalian tinggal bersama....kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Ayu.....apa tidak ada rasa sayang....cinta sama dia...." tanya mbak Dilla yg membuatku terdiam
" loh.....kok diam....coba katakan bagaimana perasaan kamu selama ini pada bundanya Rara.." tanya mbak Dilla lagi

" se...sebenarnya.....akhir akhir ini aku merasa nyamqn ketika dekat dengannya dan terkadang hatiku berdebar saat melihatnya tersenyum serta ketika ia menatapku.....ada rasa yg aku aku sendiri tak mengerti.....rasa yg seakan menarikku untuk selalu pulang...."
" tapi saat aku ingin lebih dekat.....wajah ibu juga selalu hadir....seakan memperingatkanku siapa penyebab kepergiannya....." ucapku

" itulah pokok masalahmu....sebenarnya kamu mencintai Rara dan bundanya.....kamu menyayangi mereka.....dan kamu sedang jatuh cinta sama bundanya Rara.....hanya saja....kamu itu masih terjebak dengan pikiran kamu sendiri....stigma yg tertanam dalam pikiran kamu bahwa kehadiran Rara dan bundanya yg menyebabkan ibumu pergi sudah terlalu kuat....hingga kamu berusaha menepis perasaan kamu.....dan sekarang kehadiran dr Usy kamu jadikan tempat untuk mengalihkan perasaanmu..." jelas mbak Dilla

" Usy....bukan pengalihan....aku memang mencintainya.....dan kepergian ibu kenyataanya memang seperti itu....kehadiran Rara dan bundanyalah penyebab kepergiannya...." ucapku menegaskan

" iya....kamu memang masih mencintainya......tapi sudah tidak sebesar dulu lagi....disini......didalam hatimu ada cinta yg lebih besar.....cinta yg ingin kamu tutupi dengan mengalihkannya kecinta masa lalumu....." ucap mbak Dilla menusuk nusuk telunjuknya kedadaku
" lalu ibumu.....coba gunakan logikamu.....berapa lama ayah dan ibumu hidup bersama.......ikatan antara mereka sudah sangat kuat.....mereka membangun rumah tangga dari nol tanpa campur tangan kakekmu atau orang lain.....jatuh bangun....susah senang mereka lalui bersama....dari situ bisa di simpulkan kalau ibumu itu wanita kuat.....lantas apa mungkin hanya karna kehadiran orang ketiga ibumu langsung nyerah dan ngalah...." lanjut mbak Dilla

" tapi....sekuat apapun ibu....ia masih wanita yg punya hati.....dan hatinya kini sangat terluka dengan kehadiran Rara dan bundanya...." balasku

" memang betul.....tapi ia masih punya kamu.....ibumu sangat menyayangimu....apalagi setelah ia melewatkan masa masa kecilmu.....ketika kamu kembali ibumu rela melakukan apapun buat kamu demi menebus kesalahannya termasuk....." ucapnya terpotong dan mulutnya bergerak seperti sedang mengenyot

" huff.....malah ngeledek...." batinku mengumpat

" jika ibumu kecewa pada ayahmu....lantas mengapa ia juga meninggalkanmu......wajar jika ibumu tidak bisa menerima kehadiran Rara dan bundanya.....hanya saja kenapa ia memilih pergi dan tak membawamu.....atau mengapa ibumu tidak minta pisah saja secara baik baik hingga ia bisa tetap bersamamu......ia malah memilih pergi meninggalkan kalian.....apa tidak janggal menurutmu....." ucap mbak Dilla

" eh....apa mbak menyalahkan ibu...!? " ucapku

" tidak....aku tidak menyalahkan siapapun....hanya saja menurutku bukan Rara atau bundanya yg menjadi alasan kuat ibumu pergi.....pasti ada hal yg lebih besar yg membuatnya meninggalkan kalian...."

" Apa....? " tanyaku

" entahlah.....sebaiknya mulailah belajar memaafkan.....cobalah hapus stigmq negatif dikepalamu tentang Rara dan bundanya.....menurut aku mereka tidak sepenuhnya bersalah.....mereka hanya hadir pada waktu yg bersamaan dengan masalah yg sebenarnya...."
" jujur saja pada hatimu......karna didalam hatimu....kamu sangat menyayangi dan mencintai mereka berdua....."

" tapi....walaupun mbak benar....dan jika pun kami saling mencintai tetap saja kami tak bisa menyatu secara agama dan hukum...." ucapku

" kenapa...!? " tanya mbak Dilla

" karna mbak Ayu ibu tiriku....dan juga ada Rara yg merupakan adik tiriku....." jawabku

" kamu yakin....." ucap mbak Dilla

" eh.....maksud mbak...."

" begini.....mbak ini juga seorang dokter.....walau bukan ahlinya.....mbak lihat wajah kamu dan Rara sama sekali tidak ada kemiripannya....begitupun juga dengan ayahmu......sedangkan Ayu yg merupakan ibu kandungnya hanya terlihat kemiripan pada matanya saja...."

" jadi.....Rara....!???..."

" mungkin....itu menurut penglihatanku saja....yg tau kebenaranya hanya Ayu dan ayahmu.....dan apa ayahmu pernah bilang jika mereka menikah..."

" tidak....ayah tidak pernah cerita....dan aku juga tidak pernah tanya..."

" kamu tanya langsung ajq ke Ayu..."

" tidak perlu.....takutnya malah membuka luka lamanya dan aku tak mau menyakiti hatinya...."

" hahaha.....terbukti.....kamu memang sudah jatuh cinta sama dia...."

Mbak Dilla lalu bangkit dan berjalan masuk kekamarnya, sesaat kemudian ia balik dan menyodorkan sebuah kartu kreditnya padaku

" untuk apa ni mbak..." tanyaku bingung

" besok malam minggu....kamu ajak mereka jalan dan makan di luar.....kamu liat apa dia juga punya perasaan yg sama ama kamu...."

" eng...engak usah mbak....kalau sekedar jalan ama makan aku masih ada kok...." tolakku

" pegang aja dulu....jika nanti kamu butuh....kamu pakai aja..." tawarnya lagi

Tetap kutolak pemberiannya......mbak Dilla serta suaminya sudah terlalu banyak membantuku dan walau seumur hidupku menjadi supir untuk antar jemputnya, aku rasa belum sebanding dengan apa yg mereka berikan.
Mbak Dilla memintaku untuk nginap lagi di rumahnya, pembantunya sedang ada acara keluarga dan mbak Dillq takut sendiri, akupun segera mengabari mbak Ayu jika aku tak pulang dan nginap di rumah mbak Dilla.

Setelah makan malam kami terus berbincang hingga pukul sepuluh lewat, seperti biasa aku memilih tidur di depan tv, walau mbak Dilla sudah menyuruhku tidur dikamar tamu.

Saat sedang berbaring, mbak Dilla datang lagi dengan membawa bantal dan selimut..

" aku mau tidur disini juga...." ucapnya menaruh bantal disampingku lalu merebahkan dirinya

" eh...mbak..."

" kenapa....?.***k boleh ya..."

" bebas kok...inikan rumah mbak..."

Posisinya terlentang dengan selimut menutupi kaki sampai perutnya,..." huff..." buah dadanya tampak membusung dengan puting yg tercetak jelas di balik tenktopnya.....mbak Dilla tak memakai bra, seketika kontolku menggeliat bangun, akupun jadi salah tingkah...agar tak ketahuan mbak Dilla, aku berbalik membelakanginya

" loh...aku kok di punggungi....." protes mbak Dilla

" ngantuk mbak...pengen cepet tidur...." ucapku beralasan

" tidurnya hadap sini dong....aku jangan dipunggungi..." ucap mbak Dilla sambil menarikku agar berbalik.

Akupun berbalik terlentang menghadap langit langit rumahnya

" kamu kenapa...!?..***k suka ya...aku tidur disisni..." tanyanya

" bu...bukan gitu mbak...aku seneng kok ada yg temenin....cuman....???"

" napa...!?..jangan jangan kamu senge ya sama aku....kamu ngecengkan liatin aku..." ucap mbak Dilla yg langsung menarik selimut dan melihat kearah tonjolan kontolku yg mengeras di balik celanaku

" hihihi...nah tuh...betulkan kamu ngeceng...." ucapnya lagi

" normal mbak....laki laki manapun pasti bakalan ngeceng jika berada di posisiku sekarang ini....mbak cantik....punya tubuh sempurna....apalagi mbak sekarang nggak pake bra...." ucapku

" dih....malah gombal....mending kamu bangun trus kekamar mandi.....keluarin dulu tuh isinya...." perintah mbak Dilla
" cepetan sana....ngeri aku liatin kamu ngeceng gitu....bisa bisa aku kamu perkosa...." sambung mbak Dilla mendesakku agar pergi kekamar mandi untuk menuntaskan birahiku

Akupun segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.....biar bagaimanapun aku masih menghargainya seperti kakakku sendiri, aku juga menghargai dr padli yg dulu banyak membantu ayahku, bisa saja aku langsung mendekap dan mencumbu mbak Dilla, menurutku dia juga menginginkannya, mungkin awalnya dia hanya akan pura pura nolak biar gak di anggap rendah, tapi sebenarnya dia juga mau, buktinya kenapa dia mau tidur bareng aku disini...***k pakai bra lagi....padahal tadi waktu ngobrol masih make....lalu waktu itu ia juga membiarkan aku netek di buah dadanya.

" gak papakok sambil bayangin aku dan sebut sebut namaku seperti dulu...hihihi....." ucapnya meledek

"..nggak sekalian bantuin mbak.....biar cepet..." ucapku

" nii......" balasnya memperlihatkan kepalan tangan

" huff......kesel..., kenapa juga mbak Dilla pake pengen tidur bareng aku....jadi ngeceng deh...ujung ujungnya jadi repotkan" aku mengumpat dalam hati

Setelah selesai aku kembali ketempat dimana mbak Dilla sedang berbaring

" udah....." tanyanya tersenyum

" iya....." jawabku ketus

" yuk bobo....." ajaknya

Aku lalu berbaring di dekatnya dengan posisi terlentang....kali ini mbak Dilla yg berbalik memunggungiku, tak lama ia mundurkan badanya lebih merapat padaku

" peluk aku...." pintanya

" eh...." aku sedikit kaget

" gak papa.....mana tanganmu..." ucapnya meraih tanganku dan dilingkarkan di tubuhnya
" nah.....ginikan bagus....jadi anget..." sambungnya

Aku pikir karna ini kemauannya maka akupun semakin merapatkan tubuhku.....kepalaku dan kepalanya kini berada dalam satu bantal. Tak lama kembali ia angkat tanganku dan di letakkannya di gundukan buah dadanya......secara reflex aku meremasnya

" ihh.....jangan di remas....pegang aja...." protesnya

" empuk...." ucapku...dan cubitan kecil kudapatkan

" bobo...." ucapnya

Akupun memejamkan mata.....masuk kedunia mimpi dengan tangan tetap memegang buah dada mbak Dilla.

X
X

Pagi pagi sekali aku bangun dan langsung balik kekontrakan, setelah mandi, sarapan dan bermain dengan Rara sebentar, aku kembali pergi, tak lupa aku berpesan ke mbak Ayu agar tak perlu masak malam ini, aku akan mengajak mereka makan di luar.

Satu orderan aku dapat dan aku langsung menuju ketempat penjemputan, lokasi berada di tengah kota pada sebuah apartemen, setibanya aku langsung mengirim pesan jika aku sudah tiba. Tak lama seorang pria dan seorang wanita menghampiriku, untuk siwanita aku sepertinya pernah melihatnya....tapi dimana....aku lupa....

" langsung pulang.....jangan kemana mana...." ucap si pria ke wanita, ia membuka pintu dan menyuruh si wanita masuk...setelahnya si pria kembali berjalan masuk kegedung apartemen.

Mobilpun berjalan...kulihat dari kaca spion siwanita tampak menangis, kuperhatikan wajahnya tuk coba mengingat dimana aku pernah bertemu denganya.....dan yap....aku ingat.. Aku bertemu denganya waktu dirumah si unta....Yap kalau tidak salah wanita ini teman Ali.
Kuambil kotak tisu lalu kusodorkan padanya....

" makasih...." ucapnya
" kita pernah bertemu kan...!? " sambungnya

" iya mba....saya Aya temannya Ali....waktu itu ketemu di rumah Ali...." ucapku

" oh iya....maaf aku lupa...." balasnya

" hmm....aku juga sempat lupa tadi...." ucapku

Ia kemudian diam, pandanganya melihat keluar jendela mobil....sesekali kulihat ia menghapus air mata di pipinya, sepertinya ada beban yg tengah dihadapinya....

" mbak gak papa..kan..!? " tanyaku khawatir

" eh....i...iya....panggil Lola....atau Ola aja...." ucapnya
" tolong jangan cerita ke Ali apa yg kamu lihat saat ini...." pintanya

" beres....aman lah sama saya...." ucapku

Sesaat ia kembali diam dan ketika melewati sebuah taman, ia minta berhenti..

" aku turun disini aja...." ucapnya

" loh....kenapa..? ...tadikan diminta tuk langsung pulang...." ucapku mengingatkan

" gak papa....udah dekat kok...." ucapnya

Ola lalu turun dari mobil dan berjalan ketaman, sementara aku tak lantas pergi, aku masih mengamatinya, kulihat ia duduk dibangku. Beberapa kali tanganya bergerak memegang pipi....sepertinya sedang menghapus air mata, aku jadi tak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti itu dan aku juga takut jika terjadi sesuatu padanya, apalagi jika ia sampai melakukan tindakan yg nekat....ujung ujungnya aku juga yg kena karna qku menjadi orang terakhir yg bersamannya.

Aku turun dan tak lupq membawa kotak tisu, aku juga membeli sebotol air mineral dari pedagang yg ada di sekitar taman, selanjutnya aku berjalan mendekati Ola.
Tiba didekatnya kusodorkan kotak tisu yg kubawa, Ola mengangkat wajahnya melihatku sesaat lalu mengambil kotak yg kuberikan dan ia taruh di pangkuannya, ia keluarkan beberapa lembar dan melap air matanya.
Aku lalu duduk di sampingnya, selanjutnya kubuka tutup botol air mineral dan kuberikan padanya, kembali ia menatapku lalu diambilnya botol dan meminumnya sedikit

" makasih....kenapa kamu gak pergi....." ucapnya

" aku gak tega ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini.....aku takut terjadi sesuatu....apalagi jika kamu bertindak nekat..." ucapku

" maksud kamu...." tanyanya

" hmm...kamu bunuh diri...atau..."

" nggak lah....pikiranku masih waras tuk lakukan hal bodoh macam itu...." potongnya

Sesaat kami terdiam, lalu kembali ia bersuara

" pria yg tadi itu suamiku....namanya Gito...." ucapnya

" kalian lagi ada masalah....!? " tanyaku

" hmm...begitulah.....kamu bisa di percaya...kan...? Kamu gak akan cerita ke orang orang terutama sama Ali..." ucapnya

" iya....aku bisa jaga amanah kok..." ucapku

" aku dan mas Gito menikah sudah 3thn lebih.....selama 2thn ia begitu baik dan sangat menyayangiku....tapi semua berubah di tahun ke tiga....ifatnya menjadi kasar dan aku di paksa mengikuti segala keinginannya.... Aku....hiks...hiks...aku bahkan ia berikan pada bosnya untuk melayani nafsu si bos...hiks...hiks...a...aku di pukuli bahkan di ancam akan di berikan keanak buahnya jika tak mau melayani si bos..."

Sambil terisak Ola menceritakan kisahnya padaku, aku yg mendengarnyq tak habis pikir....kok ada yah..! Seorang suami yg tega memberikan istrinya untuk digauli laki laki lain...

" kenapa gak minta pisah aja....atau kamu pergi meninggalkannya..." ucapku

" kamu tak tau suamiku....ia punya banyak anak buah....aku pernah kabur....tapi hanya dalam tiga hari ia bisa menemukanku.....akibatnya aku di pukuli dan di kurung selama seminggu..." ucapnya

" kamu kan bisa lapor ke pihak berwajib.....ini kan sudah melanggar hukum...."

" percuma....mas Gito punya bekingan juga di kepolisian...." ucapnya
" aku tidak tau harus gimana.....aku ingin segera keluar dari semua ini...." sambungnya

" terus hubungan kamu dengan sahabatku Ali seperti apa..." tanyaku

" entahlah....aku hanya selalu berharap jika Ali mampu mengeluarkan aku dari masalahku saat ini..."

" haa....gimana caranya...kamu kan bilang jika suamimu punya banyak anak buah.....mana bisa Ali mengeluarkanmu....justru akan sangat membahayakan keselamatan Ali jika sampai suamimu tau hubungan kalian"

" Ali kaya....punya banyak uang....mungkin ia bisa menebusku pada suamiku....atau ia membawaku pergi keluar dari negara ini ketempat yg jauh dari jangkauan suamiku "

" kamu sudah bilang ke Ali..."

" belum.....aku ingin meyakinkannya dulu...aku ingin membuatnya betul betul jatuh cinta dan menginginkan diriku....agar ia mau dan rela melakukan apapun demi aku...."

" apa kamu mencintai Ali...!? "

" entahlah.....aku tak tau apa aku masih punya hati atau tidak.....mungkin di mata kamu aku hanya memanfaatkan Ali....ya...itu benar....aku memang memanfaatkannya....tapi...jika ia mengeluarkan dan membebaskanku dari dari cengkraman suamiku....aku berjanji seumur hidupku akan kuabdikan padanya....bahkqn jika nantinyq ia memiliki wanita lain aku rela dan tetap bersamanya...asalkan sifat dan prilakunya tidak berubah menjadi seperti suamiku saat ini..."

" huff.....aku mengerti dengan perasaanmu.....aku tau kamu menderita....aku tau batinmu tersiksa....tapi walau bagaimanapun Ali adalah teman baikku....aku tak mau jika terjadi sesuatu padanya...jadi kalu bisa jangan melibatkannya..." pintaku

Ola melihatku, ia menatapku tajam

" trus aku harus gimana....apa kamu bisa menolongku...." ucapnya agak meninggi

" cari cara lain....cara yg tak membahayakan siapapun...." ucapku

" apa...!? "

" beri aku waktu....aku akan cari caranya....."

" jadi....kamu mau menolongku...."

" akan aku usahakan....tapi kamu harus sabar....dan kalau bisa jangan dulu sering sering bertemu Ali....aku takut dia kenapa napa..."

" baik...tapi kamu harus janji akan menolongku...."

" aku tidak bisa janji...tapi akan aku usahakan..."

" tidak.....kamu harus janji dulu biar aku tenang...." desaknya

" iya.....aku janji......"

Huff....janji.....lagi lagi janji....Mengapa mudah sekali aku mengucapkan kata itu, kata yg membawaku kembali kemasa lalu.....

X
X

" sany kapan pergi....."

" kalau bukan besok.....ya lusa...."

" enak ya..jadi sany...masi bisa sekolah....."

" eh....atik ama lala juga bisa kok....nanti aku bilang ke kakek...pasti kakek bantu...."

" gak usah.....kalau kami pergi gak ada yg bantu ibu...."


" tapi kak....kalau nanti sany pergi siapa yg akan menjaga dan menemani kita jualan..." lala ikut bersuara

" kalian aman kok...orang orang yg gangguin kalian waktu itu cuma pendatang....mereka sudah pergi dan gak bakalan balik lagi...." ucapku

Hari itu setelah berkeliling kampung menjajakan jajanan milik Atik dan Lala, kami kesungai, sungai tempat warga kampung mandi dan mencuci, dan ketika kami tiba sudah ada beberapa warga yg sedang mencuci.
Aku dan Atik duduk berdekatan diatas batu dengan kaki terendam dinginnya air sungai, sementara Lala sedang asik menyusun batu membuat menara, terkadang terdengar ia mengeluh ketika batu yg ia susun roboh....tapi ia tetap kembali menyusunnya.

" kamu harus tetap mengejar mimpimu jadi dokter tik.....jangan nyerah dengan keadaan..." ucapku

" hmm...orang orang seperti aku ini....cukuplah hanya dengan bermimpi......bisa lulus SMP....walau hanya SMP terbuka aku udah bersyukur kok...." ucap Atik

" tetap berusaha dan berdoa....pasti ada jalannya..." ucapku

" amin....oh iya...ngomong ngomong cita cita kamu sebenarnya apa sih...!?" tanya atik

" kalau aku simpel aja tik.....aku pingin jadi orang sukses...terus nikah dan punya banyak anak...." ucapku
" tau gak siapa wanitanya...." ucapku lagi

" siapa...? "

" kamu...." ucapku membuat Atik tertunduk malu

" cie cie..." ledek Lala

" kamu juga La...."

" loh....kok aku....."

" iya....kalian berdua yg akan jadi istriku....."

" hahaha....paling di sekolah baru nanti banyak yg lebih cantik....lebih anggun....lebih segalanya dari kqmi....dan saat itu Sany pasti akan melupakan kami...." ucap Lala

" kalian lebih cantik kok....kalian lebih anggun....dan yg utama kalian punya hati yg baik....mungkin saat ini kecantikan kalian masih tertutupi oleh awan gelap...tapi jika awan itu hilang....maka kalian akan melihat dan sadar akan sebuah anugrah terindah yg tuhan berikan pada kalian...." ucapku

" pada saatnya nanti aku pasti kembali dan mencari kalian.....karna kalian akan selamanya di hatiku...." sambungku

" gak percaya....." Lala kembali bersuara

" baik....aku akan buat janji disini...." ucapku bangkit lalu menaiki sebuah batu yg cukup besar

" Hey.....semuanya dengar.....langit.....gunung.....pohon....air....batu....semua jadi saksiku.....Aku....Sany.....menyukai Atik dan Lala.....aku berjqnji akan selalu menjaga dan melindungi mereka.....aku berjanji..... Aku akan kembali dan akan menikahi mereka....aku berjanji menjadikan Atik dan Lala istriku.....menjadikan mereka ratu dalam istanaku kelak...." teriakku lantang..

" huu......"
" bocah gendeng....masih kecil udah ngomong nikah...."
" nikah 2.....apa kuat...."
" kencing aja belum lurus udah ngomong nikah...."

beragam celetukan dari warga yg ada disungai terdengar, terlihat Atik menundukkan wajahnya karna malu.....sedang Lala menatapku dengan senyum dibibirnya.

x
x


" hey....." teguran serta sentuhan di lenganku membawaku kembali kemasa sekarang
" kok melamun....kepikiran ya...!?...***k papa ko kalau memang gak bisa bantu....jangan di paksakan..." ucap Ola

" aku sudah janji.....dan pasti akan aku lakukan....." ucapku menegaskan
" yuk....aku antar pulang....takutnya suami kamu yg lebih dulu nyampe rumah.....kamu bisa kena masalah baru..." ucapku mengingatkan serta mengajaknya pulang, dan akhirnya ia pun setuju.

Setibanya di depan rumahnya....mobil berhenti dan aku berbalik melihatnya yg duduk di kursi belakang....ternyata Ola tertidur, posisi kakinya agak terbuka, karna ia menggunakan baju terusan yg panjangnya hanya setengah pahanya, maka dapat terlihat cd biru yg di pakainya....pahqnya terlihat mulus seakan memancingku untuk mengelusnya, sementara bagian atas....buah dadanya terlihat bergerak mengikuti irama nafasnya...seketika kontolku menggeliat bangun.

" duhh....beruntung sekali si onta bisa mencicipi wanita ini...." batinku

Tak ingin berlama lama aku pun membangunkannya

" Ola.....mbak Ola...." panggilku, tapi tak ada respon darinya
" mbak Ola....." kembqli aku membangunkannya tapi kali ini aku menyentuh lututnya, kugerak gerakkan berkali kali sambil terus memanggil namanya.
Tak lama badanya menggeliat dan matanya terbuka....

" udah sampai ya....! Maaf...aku ketiduran...." ucapnya

" iya....***k papa kok..." balasku

" makasih...." ucapnya lalu turun dan berlalu masuk kerumahnya.

Usai mengantar Ola, aku kembali berkutat dengan padatnya jalanan....mengantar jemput penumpang yg entah mengapa seperti telah di atur....karna sampai dengan penumpang ke lima hari ini, semuanya wanita muda berpenampilan sangat menggoda, hingga kontolku enggan untuk tidur.
Pada akhirnya bu Minalah yg jadi tempat pelampiasanku.....aku menyetubuhinya dua kali di kantinnya....setelah kuhubungi ia bela belain balik lagi ke kampus...padahal di rumahnya sedang ada suaminya.
Lanjutkan Hu....
Terima kasih sudah diupdate
 
Bagian. 13 a


Dalam sebulan ini, waktu dan tenagaku banyak terkuran buat kuliah, kerja dan ........
Terkadang pagi pagi sekali aku harus menjemput mbak Dilla atau bu Nina untuk mengantar mereka ketempat kerjanya, ya....mereka berdua kini menjadi pelanggan setiaku, dalam seminggu kadang 3 sampai 4 kali aku mengantar dan menjemput mereka, heran juga padahal mereka punya mobil sendiri.
Khusus bu Nina disaat ia memintaku menjemputnya pagi pagi sekali, aku sudah tau maksudnya, keadaan rumahnya lagi aman dan dia akan meminta jatah ngentot dulu sebelum berangkat ke kampus, begitupun saat aku mengantarnya pulang jika rumah aman ia akan mengajakku mampir untuk saling memberi kenikmatan, terkadang pula kami mencari penginapan untuk bercinta.


Saat ini aku sedang berada di rumah sakit untuk menjemput mbak Dilla.....dan seperti biasa, aku selalu berusaha lebih awal datang, agar aku punya waktu untuk menemuinya......menemui wanita yg mengenalkanku akan cinta untuk pertama kalinya, wanita yg sangat kurindukan, bahkan setelah beberapa kali bertemu rasa kangen ini tak juga hilang.....aku ingin selalu melihatnya.....melihat wajah Atik..../ Usy......
Ketika bertemu banyak, banyak hal yg kami bahas, ia juga banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya.....tentang pernikahannya, dan tentang seorang kakek misterius yg dulu membawa dan mengubah kehidupan mereka.
Dengan raut wajah sedih, ia bercerita tentang perjodohannya dengan pria yg menjadi suaminya saat ini, semuanya karna permintaan sang ayah demi melaksanakan amanah kakek yg telah mengubah hidup mereka.

" aku mencintaimu mas....masih dan selalu mencintaimu....sampai kapanpun..." kata kata yg selalu ia ucapkan ketika kami bertemu.

Jujur aku jugw menginginkannya....aku juga mencintainya, tapi statusnya yg kini telah menjadi milik orang lain dan suaminya bukanlah orang biasa.....jika aku merebutnya suaminya pasti gak akan tinggal diam, bagaimanapun aku harus berpikir kedepan, jangan sampai karna egoku untuk mendapatkan cintaku kembali justru membahayakan orang orang sekitarku.


" abis ketemu dia lagi...." ucap mbak Dilla ketika aku kembali keparkiran, ia sudah berdiri di samping mobilku.

" iya ...." ucapku, kubukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.

Aku memang sudah menceritakan tentang kisahku dengan Usy kepada mbak Dilla, mbak Dilla sering menjadi pendengar yg baik, ia menjadi tempatku mencurahkan isi hati, sifat mbak Dilla terkadang mirip dengan ibu....lembut tapi tegas. Mbak Dilla juga banyak memberiku masukan dan nasehat, termasuk sering menasehatiku agar lebih baik menjauhi dr Usy.....sebab ia juga tau siapa suami dr Usy.

Setibanya dirumah mbak Dilla aku juga ikut turun dan masuk kedalam, langsung kubuka kulkas mengambil minuman dingin lalu duduk di sofa sambil nonton tv....tak ada rasa sungkan karna aku sudah biasa dan menganggap seperti dirumah sendiri.

" mas Fadli gak pulang lagi mbak...." tanyaku

" mas padli kebelanda....baru tadi pagi berangkat...." jawabnya

" heran aku sama mas padli...punya istri cantik kok sering ditinggal...." ucapku

" gak usah ngegombal..." ucapnya dan berlalu masuk kekamar.

Tak lama mbak Dilla keluar dengan hanya menggunakan tanktop serta celana pendek.

" mau sampai kapan kamu menemuinnya..." ucap mbak Dilla yg kini sudah duduk didekatku

" maksud mbak dr Usy..." ucapku

" iya...."

" entahlah....mungkin sampai aku bosan.....atau sampai rasa rindu dan kangen ini hilang

" jika kamu terus menemuinya....rasa itu tidak akqn hilang....malah akan semakin tumbuh....."
" bukanya aku tak suka kamu dekat lagi dengannya.....tapi dia itu sudah punya suami....dan kamu tau suaminya itu orang berbahaya.

" aku tidak takut dengan suaminnya..." ucapku

" iya....aku tau...tapi kamu juga harus memikirkan orang sekitar kamu....bagaimana dengqn Ayu...trus rara....bisa saja mereka yg jadi korban....jika kamu bersama dr Usy, maka akan ada yg kau sakiti

" maksud mbak...? " taanyaku

" Rara dan bundanya....terutama Rara...." jawab mbak Dilla

" ta....tapi mereka kan hanya...."


" apa...!?......titipan..!....atau selama ini kamu hanya menganggap mereka beban yg di tinggalkan ayahmu..."

" eh....bu...bukan itu...."

" coba jawab dengan jujur......apa selama kalian tinggal bersama....kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Ayu.....apa tidak ada rasa sayang....cinta sama dia...." tanya mbak Dilla yg membuatku terdiam
" loh.....kok diam....coba katakan bagaimana perasaan kamu selama ini pada bundanya Rara.." tanya mbak Dilla lagi

" se...sebenarnya.....akhir akhir ini aku merasa nyamqn ketika dekat dengannya dan terkadang hatiku berdebar saat melihatnya tersenyum serta ketika ia menatapku.....ada rasa yg aku aku sendiri tak mengerti.....rasa yg seakan menarikku untuk selalu pulang...."
" tapi saat aku ingin lebih dekat.....wajah ibu juga selalu hadir....seakan memperingatkanku siapa penyebab kepergiannya....." ucapku

" itulah pokok masalahmu....sebenarnya kamu mencintai Rara dan bundanya.....kamu menyayangi mereka.....dan kamu sedang jatuh cinta sama bundanya Rara.....hanya saja....kamu itu masih terjebak dengan pikiran kamu sendiri....stigma yg tertanam dalam pikiran kamu bahwa kehadiran Rara dan bundanya yg menyebabkan ibumu pergi sudah terlalu kuat....hingga kamu berusaha menepis perasaan kamu.....dan sekarang kehadiran dr Usy kamu jadikan tempat untuk mengalihkan perasaanmu..." jelas mbak Dilla

" Usy....bukan pengalihan....aku memang mencintainya.....dan kepergian ibu kenyataanya memang seperti itu....kehadiran Rara dan bundanyalah penyebab kepergiannya...." ucapku menegaskan

" iya....kamu memang masih mencintainya......tapi sudah tidak sebesar dulu lagi....disini......didalam hatimu ada cinta yg lebih besar.....cinta yg ingin kamu tutupi dengan mengalihkannya kecinta masa lalumu....." ucap mbak Dilla menusuk nusuk telunjuknya kedadaku
" lalu ibumu.....coba gunakan logikamu.....berapa lama ayah dan ibumu hidup bersama.......ikatan antara mereka sudah sangat kuat.....mereka membangun rumah tangga dari nol tanpa campur tangan kakekmu atau orang lain.....jatuh bangun....susah senang mereka lalui bersama....dari situ bisa di simpulkan kalau ibumu itu wanita kuat.....lantas apa mungkin hanya karna kehadiran orang ketiga ibumu langsung nyerah dan ngalah...." lanjut mbak Dilla

" tapi....sekuat apapun ibu....ia masih wanita yg punya hati.....dan hatinya kini sangat terluka dengan kehadiran Rara dan bundanya...." balasku

" memang betul.....tapi ia masih punya kamu.....ibumu sangat menyayangimu....apalagi setelah ia melewatkan masa masa kecilmu.....ketika kamu kembali ibumu rela melakukan apapun buat kamu demi menebus kesalahannya termasuk....." ucapnya terpotong dan mulutnya bergerak seperti sedang mengenyot

" huff.....malah ngeledek...." batinku mengumpat

" jika ibumu kecewa pada ayahmu....lantas mengapa ia juga meninggalkanmu......wajar jika ibumu tidak bisa menerima kehadiran Rara dan bundanya.....hanya saja kenapa ia memilih pergi dan tak membawamu.....atau mengapa ibumu tidak minta pisah saja secara baik baik hingga ia bisa tetap bersamamu......ia malah memilih pergi meninggalkan kalian.....apa tidak janggal menurutmu....." ucap mbak Dilla

" eh....apa mbak menyalahkan ibu...!? " ucapku

" tidak....aku tidak menyalahkan siapapun....hanya saja menurutku bukan Rara atau bundanya yg menjadi alasan kuat ibumu pergi.....pasti ada hal yg lebih besar yg membuatnya meninggalkan kalian...."

" Apa....? " tanyaku

" entahlah.....sebaiknya mulailah belajar memaafkan.....cobalah hapus stigmq negatif dikepalamu tentang Rara dan bundanya.....menurut aku mereka tidak sepenuhnya bersalah.....mereka hanya hadir pada waktu yg bersamaan dengan masalah yg sebenarnya...."
" jujur saja pada hatimu......karna didalam hatimu....kamu sangat menyayangi dan mencintai mereka berdua....."

" tapi....walaupun mbak benar....dan jika pun kami saling mencintai tetap saja kami tak bisa menyatu secara agama dan hukum...." ucapku

" kenapa...!? " tanya mbak Dilla

" karna mbak Ayu ibu tiriku....dan juga ada Rara yg merupakan adik tiriku....." jawabku

" kamu yakin....." ucap mbak Dilla

" eh.....maksud mbak...."

" begini.....mbak ini juga seorang dokter.....walau bukan ahlinya.....mbak lihat wajah kamu dan Rara sama sekali tidak ada kemiripannya....begitupun juga dengan ayahmu......sedangkan Ayu yg merupakan ibu kandungnya hanya terlihat kemiripan pada matanya saja...."

" jadi.....Rara....!???..."

" mungkin....itu menurut penglihatanku saja....yg tau kebenaranya hanya Ayu dan ayahmu.....dan apa ayahmu pernah bilang jika mereka menikah..."

" tidak....ayah tidak pernah cerita....dan aku juga tidak pernah tanya..."

" kamu tanya langsung ajq ke Ayu..."

" tidak perlu.....takutnya malah membuka luka lamanya dan aku tak mau menyakiti hatinya...."

" hahaha.....terbukti.....kamu memang sudah jatuh cinta sama dia...."

Mbak Dilla lalu bangkit dan berjalan masuk kekamarnya, sesaat kemudian ia balik dan menyodorkan sebuah kartu kreditnya padaku

" untuk apa ni mbak..." tanyaku bingung

" besok malam minggu....kamu ajak mereka jalan dan makan di luar.....kamu liat apa dia juga punya perasaan yg sama ama kamu...."

" eng...engak usah mbak....kalau sekedar jalan ama makan aku masih ada kok...." tolakku

" pegang aja dulu....jika nanti kamu butuh....kamu pakai aja..." tawarnya lagi

Tetap kutolak pemberiannya......mbak Dilla serta suaminya sudah terlalu banyak membantuku dan walau seumur hidupku menjadi supir untuk antar jemputnya, aku rasa belum sebanding dengan apa yg mereka berikan.
Mbak Dilla memintaku untuk nginap lagi di rumahnya, pembantunya sedang ada acara keluarga dan mbak Dillq takut sendiri, akupun segera mengabari mbak Ayu jika aku tak pulang dan nginap di rumah mbak Dilla.

Setelah makan malam kami terus berbincang hingga pukul sepuluh lewat, seperti biasa aku memilih tidur di depan tv, walau mbak Dilla sudah menyuruhku tidur dikamar tamu.

Saat sedang berbaring, mbak Dilla datang lagi dengan membawa bantal dan selimut..

" aku mau tidur disini juga...." ucapnya menaruh bantal disampingku lalu merebahkan dirinya

" eh...mbak..."

" kenapa....?.***k boleh ya..."

" bebas kok...inikan rumah mbak..."

Posisinya terlentang dengan selimut menutupi kaki sampai perutnya,..." huff..." buah dadanya tampak membusung dengan puting yg tercetak jelas di balik tenktopnya.....mbak Dilla tak memakai bra, seketika kontolku menggeliat bangun, akupun jadi salah tingkah...agar tak ketahuan mbak Dilla, aku berbalik membelakanginya

" loh...aku kok di punggungi....." protes mbak Dilla

" ngantuk mbak...pengen cepet tidur...." ucapku beralasan

" tidurnya hadap sini dong....aku jangan dipunggungi..." ucap mbak Dilla sambil menarikku agar berbalik.

Akupun berbalik terlentang menghadap langit langit rumahnya

" kamu kenapa...!?..***k suka ya...aku tidur disisni..." tanyanya

" bu...bukan gitu mbak...aku seneng kok ada yg temenin....cuman....???"

" napa...!?..jangan jangan kamu senge ya sama aku....kamu ngecengkan liatin aku..." ucap mbak Dilla yg langsung menarik selimut dan melihat kearah tonjolan kontolku yg mengeras di balik celanaku

" hihihi...nah tuh...betulkan kamu ngeceng...." ucapnya lagi

" normal mbak....laki laki manapun pasti bakalan ngeceng jika berada di posisiku sekarang ini....mbak cantik....punya tubuh sempurna....apalagi mbak sekarang nggak pake bra...." ucapku

" dih....malah gombal....mending kamu bangun trus kekamar mandi.....keluarin dulu tuh isinya...." perintah mbak Dilla
" cepetan sana....ngeri aku liatin kamu ngeceng gitu....bisa bisa aku kamu perkosa...." sambung mbak Dilla mendesakku agar pergi kekamar mandi untuk menuntaskan birahiku

Akupun segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.....biar bagaimanapun aku masih menghargainya seperti kakakku sendiri, aku juga menghargai dr padli yg dulu banyak membantu ayahku, bisa saja aku langsung mendekap dan mencumbu mbak Dilla, menurutku dia juga menginginkannya, mungkin awalnya dia hanya akan pura pura nolak biar gak di anggap rendah, tapi sebenarnya dia juga mau, buktinya kenapa dia mau tidur bareng aku disini...***k pakai bra lagi....padahal tadi waktu ngobrol masih make....lalu waktu itu ia juga membiarkan aku netek di buah dadanya.

" gak papakok sambil bayangin aku dan sebut sebut namaku seperti dulu...hihihi....." ucapnya meledek

"..nggak sekalian bantuin mbak.....biar cepet..." ucapku

" nii......" balasnya memperlihatkan kepalan tangan

" huff......kesel..., kenapa juga mbak Dilla pake pengen tidur bareng aku....jadi ngeceng deh...ujung ujungnya jadi repotkan" aku mengumpat dalam hati

Setelah selesai aku kembali ketempat dimana mbak Dilla sedang berbaring

" udah....." tanyanya tersenyum

" iya....." jawabku ketus

" yuk bobo....." ajaknya

Aku lalu berbaring di dekatnya dengan posisi terlentang....kali ini mbak Dilla yg berbalik memunggungiku, tak lama ia mundurkan badanya lebih merapat padaku

" peluk aku...." pintanya

" eh...." aku sedikit kaget

" gak papa.....mana tanganmu..." ucapnya meraih tanganku dan dilingkarkan di tubuhnya
" nah.....ginikan bagus....jadi anget..." sambungnya

Aku pikir karna ini kemauannya maka akupun semakin merapatkan tubuhku.....kepalaku dan kepalanya kini berada dalam satu bantal. Tak lama kembali ia angkat tanganku dan di letakkannya di gundukan buah dadanya......secara reflex aku meremasnya

" ihh.....jangan di remas....pegang aja...." protesnya

" empuk...." ucapku...dan cubitan kecil kudapatkan

" bobo...." ucapnya

Akupun memejamkan mata.....masuk kedunia mimpi dengan tangan tetap memegang buah dada mbak Dilla.

X
X

Pagi pagi sekali aku bangun dan langsung balik kekontrakan, setelah mandi, sarapan dan bermain dengan Rara sebentar, aku kembali pergi, tak lupa aku berpesan ke mbak Ayu agar tak perlu masak malam ini, aku akan mengajak mereka makan di luar.

Satu orderan aku dapat dan aku langsung menuju ketempat penjemputan, lokasi berada di tengah kota pada sebuah apartemen, setibanya aku langsung mengirim pesan jika aku sudah tiba. Tak lama seorang pria dan seorang wanita menghampiriku, untuk siwanita aku sepertinya pernah melihatnya....tapi dimana....aku lupa....

" langsung pulang.....jangan kemana mana...." ucap si pria ke wanita, ia membuka pintu dan menyuruh si wanita masuk...setelahnya si pria kembali berjalan masuk kegedung apartemen.

Mobilpun berjalan...kulihat dari kaca spion siwanita tampak menangis, kuperhatikan wajahnya tuk coba mengingat dimana aku pernah bertemu denganya.....dan yap....aku ingat.. Aku bertemu denganya waktu dirumah si unta....Yap kalau tidak salah wanita ini teman Ali.
Kuambil kotak tisu lalu kusodorkan padanya....

" makasih...." ucapnya
" kita pernah bertemu kan...!? " sambungnya

" iya mba....saya Aya temannya Ali....waktu itu ketemu di rumah Ali...." ucapku

" oh iya....maaf aku lupa...." balasnya

" hmm....aku juga sempat lupa tadi...." ucapku

Ia kemudian diam, pandanganya melihat keluar jendela mobil....sesekali kulihat ia menghapus air mata di pipinya, sepertinya ada beban yg tengah dihadapinya....

" mbak gak papa..kan..!? " tanyaku khawatir

" eh....i...iya....panggil Lola....atau Ola aja...." ucapnya
" tolong jangan cerita ke Ali apa yg kamu lihat saat ini...." pintanya

" beres....aman lah sama saya...." ucapku

Sesaat ia kembali diam dan ketika melewati sebuah taman, ia minta berhenti..

" aku turun disini aja...." ucapnya

" loh....kenapa..? ...tadikan diminta tuk langsung pulang...." ucapku mengingatkan

" gak papa....udah dekat kok...." ucapnya

Ola lalu turun dari mobil dan berjalan ketaman, sementara aku tak lantas pergi, aku masih mengamatinya, kulihat ia duduk dibangku. Beberapa kali tanganya bergerak memegang pipi....sepertinya sedang menghapus air mata, aku jadi tak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti itu dan aku juga takut jika terjadi sesuatu padanya, apalagi jika ia sampai melakukan tindakan yg nekat....ujung ujungnya aku juga yg kena karna qku menjadi orang terakhir yg bersamannya.

Aku turun dan tak lupq membawa kotak tisu, aku juga membeli sebotol air mineral dari pedagang yg ada di sekitar taman, selanjutnya aku berjalan mendekati Ola.
Tiba didekatnya kusodorkan kotak tisu yg kubawa, Ola mengangkat wajahnya melihatku sesaat lalu mengambil kotak yg kuberikan dan ia taruh di pangkuannya, ia keluarkan beberapa lembar dan melap air matanya.
Aku lalu duduk di sampingnya, selanjutnya kubuka tutup botol air mineral dan kuberikan padanya, kembali ia menatapku lalu diambilnya botol dan meminumnya sedikit

" makasih....kenapa kamu gak pergi....." ucapnya

" aku gak tega ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini.....aku takut terjadi sesuatu....apalagi jika kamu bertindak nekat..." ucapku

" maksud kamu...." tanyanya

" hmm...kamu bunuh diri...atau..."

" nggak lah....pikiranku masih waras tuk lakukan hal bodoh macam itu...." potongnya

Sesaat kami terdiam, lalu kembali ia bersuara

" pria yg tadi itu suamiku....namanya Gito...." ucapnya

" kalian lagi ada masalah....!? " tanyaku

" hmm...begitulah.....kamu bisa di percaya...kan...? Kamu gak akan cerita ke orang orang terutama sama Ali..." ucapnya

" iya....aku bisa jaga amanah kok..." ucapku

" aku dan mas Gito menikah sudah 3thn lebih.....selama 2thn ia begitu baik dan sangat menyayangiku....tapi semua berubah di tahun ke tiga....ifatnya menjadi kasar dan aku di paksa mengikuti segala keinginannya.... Aku....hiks...hiks...aku bahkan ia berikan pada bosnya untuk melayani nafsu si bos...hiks...hiks...a...aku di pukuli bahkan di ancam akan di berikan keanak buahnya jika tak mau melayani si bos..."

Sambil terisak Ola menceritakan kisahnya padaku, aku yg mendengarnyq tak habis pikir....kok ada yah..! Seorang suami yg tega memberikan istrinya untuk digauli laki laki lain...

" kenapa gak minta pisah aja....atau kamu pergi meninggalkannya..." ucapku

" kamu tak tau suamiku....ia punya banyak anak buah....aku pernah kabur....tapi hanya dalam tiga hari ia bisa menemukanku.....akibatnya aku di pukuli dan di kurung selama seminggu..." ucapnya

" kamu kan bisa lapor ke pihak berwajib.....ini kan sudah melanggar hukum...."

" percuma....mas Gito punya bekingan juga di kepolisian...." ucapnya
" aku tidak tau harus gimana.....aku ingin segera keluar dari semua ini...." sambungnya

" terus hubungan kamu dengan sahabatku Ali seperti apa..." tanyaku

" entahlah....aku hanya selalu berharap jika Ali mampu mengeluarkan aku dari masalahku saat ini..."

" haa....gimana caranya...kamu kan bilang jika suamimu punya banyak anak buah.....mana bisa Ali mengeluarkanmu....justru akan sangat membahayakan keselamatan Ali jika sampai suamimu tau hubungan kalian"

" Ali kaya....punya banyak uang....mungkin ia bisa menebusku pada suamiku....atau ia membawaku pergi keluar dari negara ini ketempat yg jauh dari jangkauan suamiku "

" kamu sudah bilang ke Ali..."

" belum.....aku ingin meyakinkannya dulu...aku ingin membuatnya betul betul jatuh cinta dan menginginkan diriku....agar ia mau dan rela melakukan apapun demi aku...."

" apa kamu mencintai Ali...!? "

" entahlah.....aku tak tau apa aku masih punya hati atau tidak.....mungkin di mata kamu aku hanya memanfaatkan Ali....ya...itu benar....aku memang memanfaatkannya....tapi...jika ia mengeluarkan dan membebaskanku dari dari cengkraman suamiku....aku berjanji seumur hidupku akan kuabdikan padanya....bahkqn jika nantinyq ia memiliki wanita lain aku rela dan tetap bersamanya...asalkan sifat dan prilakunya tidak berubah menjadi seperti suamiku saat ini..."

" huff.....aku mengerti dengan perasaanmu.....aku tau kamu menderita....aku tau batinmu tersiksa....tapi walau bagaimanapun Ali adalah teman baikku....aku tak mau jika terjadi sesuatu padanya...jadi kalu bisa jangan melibatkannya..." pintaku

Ola melihatku, ia menatapku tajam

" trus aku harus gimana....apa kamu bisa menolongku...." ucapnya agak meninggi

" cari cara lain....cara yg tak membahayakan siapapun...." ucapku

" apa...!? "

" beri aku waktu....aku akan cari caranya....."

" jadi....kamu mau menolongku...."

" akan aku usahakan....tapi kamu harus sabar....dan kalau bisa jangan dulu sering sering bertemu Ali....aku takut dia kenapa napa..."

" baik...tapi kamu harus janji akan menolongku...."

" aku tidak bisa janji...tapi akan aku usahakan..."

" tidak.....kamu harus janji dulu biar aku tenang...." desaknya

" iya.....aku janji......"

Huff....janji.....lagi lagi janji....Mengapa mudah sekali aku mengucapkan kata itu, kata yg membawaku kembali kemasa lalu.....

X
X

" sany kapan pergi....."

" kalau bukan besok.....ya lusa...."

" enak ya..jadi sany...masi bisa sekolah....."

" eh....atik ama lala juga bisa kok....nanti aku bilang ke kakek...pasti kakek bantu...."

" gak usah.....kalau kami pergi gak ada yg bantu ibu...."


" tapi kak....kalau nanti sany pergi siapa yg akan menjaga dan menemani kita jualan..." lala ikut bersuara

" kalian aman kok...orang orang yg gangguin kalian waktu itu cuma pendatang....mereka sudah pergi dan gak bakalan balik lagi...." ucapku

Hari itu setelah berkeliling kampung menjajakan jajanan milik Atik dan Lala, kami kesungai, sungai tempat warga kampung mandi dan mencuci, dan ketika kami tiba sudah ada beberapa warga yg sedang mencuci.
Aku dan Atik duduk berdekatan diatas batu dengan kaki terendam dinginnya air sungai, sementara Lala sedang asik menyusun batu membuat menara, terkadang terdengar ia mengeluh ketika batu yg ia susun roboh....tapi ia tetap kembali menyusunnya.

" kamu harus tetap mengejar mimpimu jadi dokter tik.....jangan nyerah dengan keadaan..." ucapku

" hmm...orang orang seperti aku ini....cukuplah hanya dengan bermimpi......bisa lulus SMP....walau hanya SMP terbuka aku udah bersyukur kok...." ucap Atik

" tetap berusaha dan berdoa....pasti ada jalannya..." ucapku

" amin....oh iya...ngomong ngomong cita cita kamu sebenarnya apa sih...!?" tanya atik

" kalau aku simpel aja tik.....aku pingin jadi orang sukses...terus nikah dan punya banyak anak...." ucapku
" tau gak siapa wanitanya...." ucapku lagi

" siapa...? "

" kamu...." ucapku membuat Atik tertunduk malu

" cie cie..." ledek Lala

" kamu juga La...."

" loh....kok aku....."

" iya....kalian berdua yg akan jadi istriku....."

" hahaha....paling di sekolah baru nanti banyak yg lebih cantik....lebih anggun....lebih segalanya dari kqmi....dan saat itu Sany pasti akan melupakan kami...." ucap Lala

" kalian lebih cantik kok....kalian lebih anggun....dan yg utama kalian punya hati yg baik....mungkin saat ini kecantikan kalian masih tertutupi oleh awan gelap...tapi jika awan itu hilang....maka kalian akan melihat dan sadar akan sebuah anugrah terindah yg tuhan berikan pada kalian...." ucapku

" pada saatnya nanti aku pasti kembali dan mencari kalian.....karna kalian akan selamanya di hatiku...." sambungku

" gak percaya....." Lala kembali bersuara

" baik....aku akan buat janji disini...." ucapku bangkit lalu menaiki sebuah batu yg cukup besar

" Hey.....semuanya dengar.....langit.....gunung.....pohon....air....batu....semua jadi saksiku.....Aku....Sany.....menyukai Atik dan Lala.....aku berjqnji akan selalu menjaga dan melindungi mereka.....aku berjanji..... Aku akan kembali dan akan menikahi mereka....aku berjanji menjadikan Atik dan Lala istriku.....menjadikan mereka ratu dalam istanaku kelak...." teriakku lantang..

" huu......"
" bocah gendeng....masih kecil udah ngomong nikah...."
" nikah 2.....apa kuat...."
" kencing aja belum lurus udah ngomong nikah...."

beragam celetukan dari warga yg ada disungai terdengar, terlihat Atik menundukkan wajahnya karna malu.....sedang Lala menatapku dengan senyum dibibirnya.

x
x


" hey....." teguran serta sentuhan di lenganku membawaku kembali kemasa sekarang
" kok melamun....kepikiran ya...!?...***k papa ko kalau memang gak bisa bantu....jangan di paksakan..." ucap Ola

" aku sudah janji.....dan pasti akan aku lakukan....." ucapku menegaskan
" yuk....aku antar pulang....takutnya suami kamu yg lebih dulu nyampe rumah.....kamu bisa kena masalah baru..." ucapku mengingatkan serta mengajaknya pulang, dan akhirnya ia pun setuju.

Setibanya di depan rumahnya....mobil berhenti dan aku berbalik melihatnya yg duduk di kursi belakang....ternyata Ola tertidur, posisi kakinya agak terbuka, karna ia menggunakan baju terusan yg panjangnya hanya setengah pahanya, maka dapat terlihat cd biru yg di pakainya....pahqnya terlihat mulus seakan memancingku untuk mengelusnya, sementara bagian atas....buah dadanya terlihat bergerak mengikuti irama nafasnya...seketika kontolku menggeliat bangun.

" duhh....beruntung sekali si onta bisa mencicipi wanita ini...." batinku

Tak ingin berlama lama aku pun membangunkannya

" Ola.....mbak Ola...." panggilku, tapi tak ada respon darinya
" mbak Ola....." kembqli aku membangunkannya tapi kali ini aku menyentuh lututnya, kugerak gerakkan berkali kali sambil terus memanggil namanya.
Tak lama badanya menggeliat dan matanya terbuka....

" udah sampai ya....! Maaf...aku ketiduran...." ucapnya

" iya....***k papa kok..." balasku

" makasih...." ucapnya lalu turun dan berlalu masuk kerumahnya.

Usai mengantar Ola, aku kembali berkutat dengan padatnya jalanan....mengantar jemput penumpang yg entah mengapa seperti telah di atur....karna sampai dengan penumpang ke lima hari ini, semuanya wanita muda berpenampilan sangat menggoda, hingga kontolku enggan untuk tidur.
Pada akhirnya bu Minalah yg jadi tempat pelampiasanku.....aku menyetubuhinya dua kali di kantinnya....setelah kuhubungi ia bela belain balik lagi ke kampus...padahal di rumahnya sedang ada suaminya.
Thanks min update an nya....moga mkin lncar jaya
 
Bagian. 13 a


Dalam sebulan ini, waktu dan tenagaku banyak terkuran buat kuliah, kerja dan ........
Terkadang pagi pagi sekali aku harus menjemput mbak Dilla atau bu Nina untuk mengantar mereka ketempat kerjanya, ya....mereka berdua kini menjadi pelanggan setiaku, dalam seminggu kadang 3 sampai 4 kali aku mengantar dan menjemput mereka, heran juga padahal mereka punya mobil sendiri.
Khusus bu Nina disaat ia memintaku menjemputnya pagi pagi sekali, aku sudah tau maksudnya, keadaan rumahnya lagi aman dan dia akan meminta jatah ngentot dulu sebelum berangkat ke kampus, begitupun saat aku mengantarnya pulang jika rumah aman ia akan mengajakku mampir untuk saling memberi kenikmatan, terkadang pula kami mencari penginapan untuk bercinta.


Saat ini aku sedang berada di rumah sakit untuk menjemput mbak Dilla.....dan seperti biasa, aku selalu berusaha lebih awal datang, agar aku punya waktu untuk menemuinya......menemui wanita yg mengenalkanku akan cinta untuk pertama kalinya, wanita yg sangat kurindukan, bahkan setelah beberapa kali bertemu rasa kangen ini tak juga hilang.....aku ingin selalu melihatnya.....melihat wajah Atik..../ Usy......
Ketika bertemu banyak, banyak hal yg kami bahas, ia juga banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya.....tentang pernikahannya, dan tentang seorang kakek misterius yg dulu membawa dan mengubah kehidupan mereka.
Dengan raut wajah sedih, ia bercerita tentang perjodohannya dengan pria yg menjadi suaminya saat ini, semuanya karna permintaan sang ayah demi melaksanakan amanah kakek yg telah mengubah hidup mereka.

" aku mencintaimu mas....masih dan selalu mencintaimu....sampai kapanpun..." kata kata yg selalu ia ucapkan ketika kami bertemu.

Jujur aku jugw menginginkannya....aku juga mencintainya, tapi statusnya yg kini telah menjadi milik orang lain dan suaminya bukanlah orang biasa.....jika aku merebutnya suaminya pasti gak akan tinggal diam, bagaimanapun aku harus berpikir kedepan, jangan sampai karna egoku untuk mendapatkan cintaku kembali justru membahayakan orang orang sekitarku.


" abis ketemu dia lagi...." ucap mbak Dilla ketika aku kembali keparkiran, ia sudah berdiri di samping mobilku.

" iya ...." ucapku, kubukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.

Aku memang sudah menceritakan tentang kisahku dengan Usy kepada mbak Dilla, mbak Dilla sering menjadi pendengar yg baik, ia menjadi tempatku mencurahkan isi hati, sifat mbak Dilla terkadang mirip dengan ibu....lembut tapi tegas. Mbak Dilla juga banyak memberiku masukan dan nasehat, termasuk sering menasehatiku agar lebih baik menjauhi dr Usy.....sebab ia juga tau siapa suami dr Usy.

Setibanya dirumah mbak Dilla aku juga ikut turun dan masuk kedalam, langsung kubuka kulkas mengambil minuman dingin lalu duduk di sofa sambil nonton tv....tak ada rasa sungkan karna aku sudah biasa dan menganggap seperti dirumah sendiri.

" mas Fadli gak pulang lagi mbak...." tanyaku

" mas padli kebelanda....baru tadi pagi berangkat...." jawabnya

" heran aku sama mas padli...punya istri cantik kok sering ditinggal...." ucapku

" gak usah ngegombal..." ucapnya dan berlalu masuk kekamar.

Tak lama mbak Dilla keluar dengan hanya menggunakan tanktop serta celana pendek.

" mau sampai kapan kamu menemuinnya..." ucap mbak Dilla yg kini sudah duduk didekatku

" maksud mbak dr Usy..." ucapku

" iya...."

" entahlah....mungkin sampai aku bosan.....atau sampai rasa rindu dan kangen ini hilang

" jika kamu terus menemuinya....rasa itu tidak akqn hilang....malah akan semakin tumbuh....."
" bukanya aku tak suka kamu dekat lagi dengannya.....tapi dia itu sudah punya suami....dan kamu tau suaminya itu orang berbahaya.

" aku tidak takut dengan suaminnya..." ucapku

" iya....aku tau...tapi kamu juga harus memikirkan orang sekitar kamu....bagaimana dengqn Ayu...trus rara....bisa saja mereka yg jadi korban....jika kamu bersama dr Usy, maka akan ada yg kau sakiti

" maksud mbak...? " taanyaku

" Rara dan bundanya....terutama Rara...." jawab mbak Dilla

" ta....tapi mereka kan hanya...."


" apa...!?......titipan..!....atau selama ini kamu hanya menganggap mereka beban yg di tinggalkan ayahmu..."

" eh....bu...bukan itu...."

" coba jawab dengan jujur......apa selama kalian tinggal bersama....kamu tidak memiliki perasaan apapun pada Ayu.....apa tidak ada rasa sayang....cinta sama dia...." tanya mbak Dilla yg membuatku terdiam
" loh.....kok diam....coba katakan bagaimana perasaan kamu selama ini pada bundanya Rara.." tanya mbak Dilla lagi

" se...sebenarnya.....akhir akhir ini aku merasa nyamqn ketika dekat dengannya dan terkadang hatiku berdebar saat melihatnya tersenyum serta ketika ia menatapku.....ada rasa yg aku aku sendiri tak mengerti.....rasa yg seakan menarikku untuk selalu pulang...."
" tapi saat aku ingin lebih dekat.....wajah ibu juga selalu hadir....seakan memperingatkanku siapa penyebab kepergiannya....." ucapku

" itulah pokok masalahmu....sebenarnya kamu mencintai Rara dan bundanya.....kamu menyayangi mereka.....dan kamu sedang jatuh cinta sama bundanya Rara.....hanya saja....kamu itu masih terjebak dengan pikiran kamu sendiri....stigma yg tertanam dalam pikiran kamu bahwa kehadiran Rara dan bundanya yg menyebabkan ibumu pergi sudah terlalu kuat....hingga kamu berusaha menepis perasaan kamu.....dan sekarang kehadiran dr Usy kamu jadikan tempat untuk mengalihkan perasaanmu..." jelas mbak Dilla

" Usy....bukan pengalihan....aku memang mencintainya.....dan kepergian ibu kenyataanya memang seperti itu....kehadiran Rara dan bundanyalah penyebab kepergiannya...." ucapku menegaskan

" iya....kamu memang masih mencintainya......tapi sudah tidak sebesar dulu lagi....disini......didalam hatimu ada cinta yg lebih besar.....cinta yg ingin kamu tutupi dengan mengalihkannya kecinta masa lalumu....." ucap mbak Dilla menusuk nusuk telunjuknya kedadaku
" lalu ibumu.....coba gunakan logikamu.....berapa lama ayah dan ibumu hidup bersama.......ikatan antara mereka sudah sangat kuat.....mereka membangun rumah tangga dari nol tanpa campur tangan kakekmu atau orang lain.....jatuh bangun....susah senang mereka lalui bersama....dari situ bisa di simpulkan kalau ibumu itu wanita kuat.....lantas apa mungkin hanya karna kehadiran orang ketiga ibumu langsung nyerah dan ngalah...." lanjut mbak Dilla

" tapi....sekuat apapun ibu....ia masih wanita yg punya hati.....dan hatinya kini sangat terluka dengan kehadiran Rara dan bundanya...." balasku

" memang betul.....tapi ia masih punya kamu.....ibumu sangat menyayangimu....apalagi setelah ia melewatkan masa masa kecilmu.....ketika kamu kembali ibumu rela melakukan apapun buat kamu demi menebus kesalahannya termasuk....." ucapnya terpotong dan mulutnya bergerak seperti sedang mengenyot

" huff.....malah ngeledek...." batinku mengumpat

" jika ibumu kecewa pada ayahmu....lantas mengapa ia juga meninggalkanmu......wajar jika ibumu tidak bisa menerima kehadiran Rara dan bundanya.....hanya saja kenapa ia memilih pergi dan tak membawamu.....atau mengapa ibumu tidak minta pisah saja secara baik baik hingga ia bisa tetap bersamamu......ia malah memilih pergi meninggalkan kalian.....apa tidak janggal menurutmu....." ucap mbak Dilla

" eh....apa mbak menyalahkan ibu...!? " ucapku

" tidak....aku tidak menyalahkan siapapun....hanya saja menurutku bukan Rara atau bundanya yg menjadi alasan kuat ibumu pergi.....pasti ada hal yg lebih besar yg membuatnya meninggalkan kalian...."

" Apa....? " tanyaku

" entahlah.....sebaiknya mulailah belajar memaafkan.....cobalah hapus stigmq negatif dikepalamu tentang Rara dan bundanya.....menurut aku mereka tidak sepenuhnya bersalah.....mereka hanya hadir pada waktu yg bersamaan dengan masalah yg sebenarnya...."
" jujur saja pada hatimu......karna didalam hatimu....kamu sangat menyayangi dan mencintai mereka berdua....."

" tapi....walaupun mbak benar....dan jika pun kami saling mencintai tetap saja kami tak bisa menyatu secara agama dan hukum...." ucapku

" kenapa...!? " tanya mbak Dilla

" karna mbak Ayu ibu tiriku....dan juga ada Rara yg merupakan adik tiriku....." jawabku

" kamu yakin....." ucap mbak Dilla

" eh.....maksud mbak...."

" begini.....mbak ini juga seorang dokter.....walau bukan ahlinya.....mbak lihat wajah kamu dan Rara sama sekali tidak ada kemiripannya....begitupun juga dengan ayahmu......sedangkan Ayu yg merupakan ibu kandungnya hanya terlihat kemiripan pada matanya saja...."

" jadi.....Rara....!???..."

" mungkin....itu menurut penglihatanku saja....yg tau kebenaranya hanya Ayu dan ayahmu.....dan apa ayahmu pernah bilang jika mereka menikah..."

" tidak....ayah tidak pernah cerita....dan aku juga tidak pernah tanya..."

" kamu tanya langsung ajq ke Ayu..."

" tidak perlu.....takutnya malah membuka luka lamanya dan aku tak mau menyakiti hatinya...."

" hahaha.....terbukti.....kamu memang sudah jatuh cinta sama dia...."

Mbak Dilla lalu bangkit dan berjalan masuk kekamarnya, sesaat kemudian ia balik dan menyodorkan sebuah kartu kreditnya padaku

" untuk apa ni mbak..." tanyaku bingung

" besok malam minggu....kamu ajak mereka jalan dan makan di luar.....kamu liat apa dia juga punya perasaan yg sama ama kamu...."

" eng...engak usah mbak....kalau sekedar jalan ama makan aku masih ada kok...." tolakku

" pegang aja dulu....jika nanti kamu butuh....kamu pakai aja..." tawarnya lagi

Tetap kutolak pemberiannya......mbak Dilla serta suaminya sudah terlalu banyak membantuku dan walau seumur hidupku menjadi supir untuk antar jemputnya, aku rasa belum sebanding dengan apa yg mereka berikan.
Mbak Dilla memintaku untuk nginap lagi di rumahnya, pembantunya sedang ada acara keluarga dan mbak Dillq takut sendiri, akupun segera mengabari mbak Ayu jika aku tak pulang dan nginap di rumah mbak Dilla.

Setelah makan malam kami terus berbincang hingga pukul sepuluh lewat, seperti biasa aku memilih tidur di depan tv, walau mbak Dilla sudah menyuruhku tidur dikamar tamu.

Saat sedang berbaring, mbak Dilla datang lagi dengan membawa bantal dan selimut..

" aku mau tidur disini juga...." ucapnya menaruh bantal disampingku lalu merebahkan dirinya

" eh...mbak..."

" kenapa....?.***k boleh ya..."

" bebas kok...inikan rumah mbak..."

Posisinya terlentang dengan selimut menutupi kaki sampai perutnya,..." huff..." buah dadanya tampak membusung dengan puting yg tercetak jelas di balik tenktopnya.....mbak Dilla tak memakai bra, seketika kontolku menggeliat bangun, akupun jadi salah tingkah...agar tak ketahuan mbak Dilla, aku berbalik membelakanginya

" loh...aku kok di punggungi....." protes mbak Dilla

" ngantuk mbak...pengen cepet tidur...." ucapku beralasan

" tidurnya hadap sini dong....aku jangan dipunggungi..." ucap mbak Dilla sambil menarikku agar berbalik.

Akupun berbalik terlentang menghadap langit langit rumahnya

" kamu kenapa...!?..***k suka ya...aku tidur disisni..." tanyanya

" bu...bukan gitu mbak...aku seneng kok ada yg temenin....cuman....???"

" napa...!?..jangan jangan kamu senge ya sama aku....kamu ngecengkan liatin aku..." ucap mbak Dilla yg langsung menarik selimut dan melihat kearah tonjolan kontolku yg mengeras di balik celanaku

" hihihi...nah tuh...betulkan kamu ngeceng...." ucapnya lagi

" normal mbak....laki laki manapun pasti bakalan ngeceng jika berada di posisiku sekarang ini....mbak cantik....punya tubuh sempurna....apalagi mbak sekarang nggak pake bra...." ucapku

" dih....malah gombal....mending kamu bangun trus kekamar mandi.....keluarin dulu tuh isinya...." perintah mbak Dilla
" cepetan sana....ngeri aku liatin kamu ngeceng gitu....bisa bisa aku kamu perkosa...." sambung mbak Dilla mendesakku agar pergi kekamar mandi untuk menuntaskan birahiku

Akupun segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.....biar bagaimanapun aku masih menghargainya seperti kakakku sendiri, aku juga menghargai dr padli yg dulu banyak membantu ayahku, bisa saja aku langsung mendekap dan mencumbu mbak Dilla, menurutku dia juga menginginkannya, mungkin awalnya dia hanya akan pura pura nolak biar gak di anggap rendah, tapi sebenarnya dia juga mau, buktinya kenapa dia mau tidur bareng aku disini...***k pakai bra lagi....padahal tadi waktu ngobrol masih make....lalu waktu itu ia juga membiarkan aku netek di buah dadanya.

" gak papakok sambil bayangin aku dan sebut sebut namaku seperti dulu...hihihi....." ucapnya meledek

"..nggak sekalian bantuin mbak.....biar cepet..." ucapku

" nii......" balasnya memperlihatkan kepalan tangan

" huff......kesel..., kenapa juga mbak Dilla pake pengen tidur bareng aku....jadi ngeceng deh...ujung ujungnya jadi repotkan" aku mengumpat dalam hati

Setelah selesai aku kembali ketempat dimana mbak Dilla sedang berbaring

" udah....." tanyanya tersenyum

" iya....." jawabku ketus

" yuk bobo....." ajaknya

Aku lalu berbaring di dekatnya dengan posisi terlentang....kali ini mbak Dilla yg berbalik memunggungiku, tak lama ia mundurkan badanya lebih merapat padaku

" peluk aku...." pintanya

" eh...." aku sedikit kaget

" gak papa.....mana tanganmu..." ucapnya meraih tanganku dan dilingkarkan di tubuhnya
" nah.....ginikan bagus....jadi anget..." sambungnya

Aku pikir karna ini kemauannya maka akupun semakin merapatkan tubuhku.....kepalaku dan kepalanya kini berada dalam satu bantal. Tak lama kembali ia angkat tanganku dan di letakkannya di gundukan buah dadanya......secara reflex aku meremasnya

" ihh.....jangan di remas....pegang aja...." protesnya

" empuk...." ucapku...dan cubitan kecil kudapatkan

" bobo...." ucapnya

Akupun memejamkan mata.....masuk kedunia mimpi dengan tangan tetap memegang buah dada mbak Dilla.

X
X

Pagi pagi sekali aku bangun dan langsung balik kekontrakan, setelah mandi, sarapan dan bermain dengan Rara sebentar, aku kembali pergi, tak lupa aku berpesan ke mbak Ayu agar tak perlu masak malam ini, aku akan mengajak mereka makan di luar.

Satu orderan aku dapat dan aku langsung menuju ketempat penjemputan, lokasi berada di tengah kota pada sebuah apartemen, setibanya aku langsung mengirim pesan jika aku sudah tiba. Tak lama seorang pria dan seorang wanita menghampiriku, untuk siwanita aku sepertinya pernah melihatnya....tapi dimana....aku lupa....

" langsung pulang.....jangan kemana mana...." ucap si pria ke wanita, ia membuka pintu dan menyuruh si wanita masuk...setelahnya si pria kembali berjalan masuk kegedung apartemen.

Mobilpun berjalan...kulihat dari kaca spion siwanita tampak menangis, kuperhatikan wajahnya tuk coba mengingat dimana aku pernah bertemu denganya.....dan yap....aku ingat.. Aku bertemu denganya waktu dirumah si unta....Yap kalau tidak salah wanita ini teman Ali.
Kuambil kotak tisu lalu kusodorkan padanya....

" makasih...." ucapnya
" kita pernah bertemu kan...!? " sambungnya

" iya mba....saya Aya temannya Ali....waktu itu ketemu di rumah Ali...." ucapku

" oh iya....maaf aku lupa...." balasnya

" hmm....aku juga sempat lupa tadi...." ucapku

Ia kemudian diam, pandanganya melihat keluar jendela mobil....sesekali kulihat ia menghapus air mata di pipinya, sepertinya ada beban yg tengah dihadapinya....

" mbak gak papa..kan..!? " tanyaku khawatir

" eh....i...iya....panggil Lola....atau Ola aja...." ucapnya
" tolong jangan cerita ke Ali apa yg kamu lihat saat ini...." pintanya

" beres....aman lah sama saya...." ucapku

Sesaat ia kembali diam dan ketika melewati sebuah taman, ia minta berhenti..

" aku turun disini aja...." ucapnya

" loh....kenapa..? ...tadikan diminta tuk langsung pulang...." ucapku mengingatkan

" gak papa....udah dekat kok...." ucapnya

Ola lalu turun dari mobil dan berjalan ketaman, sementara aku tak lantas pergi, aku masih mengamatinya, kulihat ia duduk dibangku. Beberapa kali tanganya bergerak memegang pipi....sepertinya sedang menghapus air mata, aku jadi tak tega meninggalkannya dalam keadaan seperti itu dan aku juga takut jika terjadi sesuatu padanya, apalagi jika ia sampai melakukan tindakan yg nekat....ujung ujungnya aku juga yg kena karna qku menjadi orang terakhir yg bersamannya.

Aku turun dan tak lupq membawa kotak tisu, aku juga membeli sebotol air mineral dari pedagang yg ada di sekitar taman, selanjutnya aku berjalan mendekati Ola.
Tiba didekatnya kusodorkan kotak tisu yg kubawa, Ola mengangkat wajahnya melihatku sesaat lalu mengambil kotak yg kuberikan dan ia taruh di pangkuannya, ia keluarkan beberapa lembar dan melap air matanya.
Aku lalu duduk di sampingnya, selanjutnya kubuka tutup botol air mineral dan kuberikan padanya, kembali ia menatapku lalu diambilnya botol dan meminumnya sedikit

" makasih....kenapa kamu gak pergi....." ucapnya

" aku gak tega ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini.....aku takut terjadi sesuatu....apalagi jika kamu bertindak nekat..." ucapku

" maksud kamu...." tanyanya

" hmm...kamu bunuh diri...atau..."

" nggak lah....pikiranku masih waras tuk lakukan hal bodoh macam itu...." potongnya

Sesaat kami terdiam, lalu kembali ia bersuara

" pria yg tadi itu suamiku....namanya Gito...." ucapnya

" kalian lagi ada masalah....!? " tanyaku

" hmm...begitulah.....kamu bisa di percaya...kan...? Kamu gak akan cerita ke orang orang terutama sama Ali..." ucapnya

" iya....aku bisa jaga amanah kok..." ucapku

" aku dan mas Gito menikah sudah 3thn lebih.....selama 2thn ia begitu baik dan sangat menyayangiku....tapi semua berubah di tahun ke tiga....ifatnya menjadi kasar dan aku di paksa mengikuti segala keinginannya.... Aku....hiks...hiks...aku bahkan ia berikan pada bosnya untuk melayani nafsu si bos...hiks...hiks...a...aku di pukuli bahkan di ancam akan di berikan keanak buahnya jika tak mau melayani si bos..."

Sambil terisak Ola menceritakan kisahnya padaku, aku yg mendengarnyq tak habis pikir....kok ada yah..! Seorang suami yg tega memberikan istrinya untuk digauli laki laki lain...

" kenapa gak minta pisah aja....atau kamu pergi meninggalkannya..." ucapku

" kamu tak tau suamiku....ia punya banyak anak buah....aku pernah kabur....tapi hanya dalam tiga hari ia bisa menemukanku.....akibatnya aku di pukuli dan di kurung selama seminggu..." ucapnya

" kamu kan bisa lapor ke pihak berwajib.....ini kan sudah melanggar hukum...."

" percuma....mas Gito punya bekingan juga di kepolisian...." ucapnya
" aku tidak tau harus gimana.....aku ingin segera keluar dari semua ini...." sambungnya

" terus hubungan kamu dengan sahabatku Ali seperti apa..." tanyaku

" entahlah....aku hanya selalu berharap jika Ali mampu mengeluarkan aku dari masalahku saat ini..."

" haa....gimana caranya...kamu kan bilang jika suamimu punya banyak anak buah.....mana bisa Ali mengeluarkanmu....justru akan sangat membahayakan keselamatan Ali jika sampai suamimu tau hubungan kalian"

" Ali kaya....punya banyak uang....mungkin ia bisa menebusku pada suamiku....atau ia membawaku pergi keluar dari negara ini ketempat yg jauh dari jangkauan suamiku "

" kamu sudah bilang ke Ali..."

" belum.....aku ingin meyakinkannya dulu...aku ingin membuatnya betul betul jatuh cinta dan menginginkan diriku....agar ia mau dan rela melakukan apapun demi aku...."

" apa kamu mencintai Ali...!? "

" entahlah.....aku tak tau apa aku masih punya hati atau tidak.....mungkin di mata kamu aku hanya memanfaatkan Ali....ya...itu benar....aku memang memanfaatkannya....tapi...jika ia mengeluarkan dan membebaskanku dari dari cengkraman suamiku....aku berjanji seumur hidupku akan kuabdikan padanya....bahkqn jika nantinyq ia memiliki wanita lain aku rela dan tetap bersamanya...asalkan sifat dan prilakunya tidak berubah menjadi seperti suamiku saat ini..."

" huff.....aku mengerti dengan perasaanmu.....aku tau kamu menderita....aku tau batinmu tersiksa....tapi walau bagaimanapun Ali adalah teman baikku....aku tak mau jika terjadi sesuatu padanya...jadi kalu bisa jangan melibatkannya..." pintaku

Ola melihatku, ia menatapku tajam

" trus aku harus gimana....apa kamu bisa menolongku...." ucapnya agak meninggi

" cari cara lain....cara yg tak membahayakan siapapun...." ucapku

" apa...!? "

" beri aku waktu....aku akan cari caranya....."

" jadi....kamu mau menolongku...."

" akan aku usahakan....tapi kamu harus sabar....dan kalau bisa jangan dulu sering sering bertemu Ali....aku takut dia kenapa napa..."

" baik...tapi kamu harus janji akan menolongku...."

" aku tidak bisa janji...tapi akan aku usahakan..."

" tidak.....kamu harus janji dulu biar aku tenang...." desaknya

" iya.....aku janji......"

Huff....janji.....lagi lagi janji....Mengapa mudah sekali aku mengucapkan kata itu, kata yg membawaku kembali kemasa lalu.....

X
X

" sany kapan pergi....."

" kalau bukan besok.....ya lusa...."

" enak ya..jadi sany...masi bisa sekolah....."

" eh....atik ama lala juga bisa kok....nanti aku bilang ke kakek...pasti kakek bantu...."

" gak usah.....kalau kami pergi gak ada yg bantu ibu...."


" tapi kak....kalau nanti sany pergi siapa yg akan menjaga dan menemani kita jualan..." lala ikut bersuara

" kalian aman kok...orang orang yg gangguin kalian waktu itu cuma pendatang....mereka sudah pergi dan gak bakalan balik lagi...." ucapku

Hari itu setelah berkeliling kampung menjajakan jajanan milik Atik dan Lala, kami kesungai, sungai tempat warga kampung mandi dan mencuci, dan ketika kami tiba sudah ada beberapa warga yg sedang mencuci.
Aku dan Atik duduk berdekatan diatas batu dengan kaki terendam dinginnya air sungai, sementara Lala sedang asik menyusun batu membuat menara, terkadang terdengar ia mengeluh ketika batu yg ia susun roboh....tapi ia tetap kembali menyusunnya.

" kamu harus tetap mengejar mimpimu jadi dokter tik.....jangan nyerah dengan keadaan..." ucapku

" hmm...orang orang seperti aku ini....cukuplah hanya dengan bermimpi......bisa lulus SMP....walau hanya SMP terbuka aku udah bersyukur kok...." ucap Atik

" tetap berusaha dan berdoa....pasti ada jalannya..." ucapku

" amin....oh iya...ngomong ngomong cita cita kamu sebenarnya apa sih...!?" tanya atik

" kalau aku simpel aja tik.....aku pingin jadi orang sukses...terus nikah dan punya banyak anak...." ucapku
" tau gak siapa wanitanya...." ucapku lagi

" siapa...? "

" kamu...." ucapku membuat Atik tertunduk malu

" cie cie..." ledek Lala

" kamu juga La...."

" loh....kok aku....."

" iya....kalian berdua yg akan jadi istriku....."

" hahaha....paling di sekolah baru nanti banyak yg lebih cantik....lebih anggun....lebih segalanya dari kqmi....dan saat itu Sany pasti akan melupakan kami...." ucap Lala

" kalian lebih cantik kok....kalian lebih anggun....dan yg utama kalian punya hati yg baik....mungkin saat ini kecantikan kalian masih tertutupi oleh awan gelap...tapi jika awan itu hilang....maka kalian akan melihat dan sadar akan sebuah anugrah terindah yg tuhan berikan pada kalian...." ucapku

" pada saatnya nanti aku pasti kembali dan mencari kalian.....karna kalian akan selamanya di hatiku...." sambungku

" gak percaya....." Lala kembali bersuara

" baik....aku akan buat janji disini...." ucapku bangkit lalu menaiki sebuah batu yg cukup besar

" Hey.....semuanya dengar.....langit.....gunung.....pohon....air....batu....semua jadi saksiku.....Aku....Sany.....menyukai Atik dan Lala.....aku berjqnji akan selalu menjaga dan melindungi mereka.....aku berjanji..... Aku akan kembali dan akan menikahi mereka....aku berjanji menjadikan Atik dan Lala istriku.....menjadikan mereka ratu dalam istanaku kelak...." teriakku lantang..

" huu......"
" bocah gendeng....masih kecil udah ngomong nikah...."
" nikah 2.....apa kuat...."
" kencing aja belum lurus udah ngomong nikah...."

beragam celetukan dari warga yg ada disungai terdengar, terlihat Atik menundukkan wajahnya karna malu.....sedang Lala menatapku dengan senyum dibibirnya.

x
x


" hey....." teguran serta sentuhan di lenganku membawaku kembali kemasa sekarang
" kok melamun....kepikiran ya...!?...***k papa ko kalau memang gak bisa bantu....jangan di paksakan..." ucap Ola

" aku sudah janji.....dan pasti akan aku lakukan....." ucapku menegaskan
" yuk....aku antar pulang....takutnya suami kamu yg lebih dulu nyampe rumah.....kamu bisa kena masalah baru..." ucapku mengingatkan serta mengajaknya pulang, dan akhirnya ia pun setuju.

Setibanya di depan rumahnya....mobil berhenti dan aku berbalik melihatnya yg duduk di kursi belakang....ternyata Ola tertidur, posisi kakinya agak terbuka, karna ia menggunakan baju terusan yg panjangnya hanya setengah pahanya, maka dapat terlihat cd biru yg di pakainya....pahqnya terlihat mulus seakan memancingku untuk mengelusnya, sementara bagian atas....buah dadanya terlihat bergerak mengikuti irama nafasnya...seketika kontolku menggeliat bangun.

" duhh....beruntung sekali si onta bisa mencicipi wanita ini...." batinku

Tak ingin berlama lama aku pun membangunkannya

" Ola.....mbak Ola...." panggilku, tapi tak ada respon darinya
" mbak Ola....." kembqli aku membangunkannya tapi kali ini aku menyentuh lututnya, kugerak gerakkan berkali kali sambil terus memanggil namanya.
Tak lama badanya menggeliat dan matanya terbuka....

" udah sampai ya....! Maaf...aku ketiduran...." ucapnya

" iya....***k papa kok..." balasku

" makasih...." ucapnya lalu turun dan berlalu masuk kerumahnya.

Usai mengantar Ola, aku kembali berkutat dengan padatnya jalanan....mengantar jemput penumpang yg entah mengapa seperti telah di atur....karna sampai dengan penumpang ke lima hari ini, semuanya wanita muda berpenampilan sangat menggoda, hingga kontolku enggan untuk tidur.
Pada akhirnya bu Minalah yg jadi tempat pelampiasanku.....aku menyetubuhinya dua kali di kantinnya....setelah kuhubungi ia bela belain balik lagi ke kampus...padahal di rumahnya sedang ada suaminya.
matur tengkyu sanget apdetan nya suhu azan ngopi+ngudud
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd