Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Prisoners (Fiksi 3D pemulus)

Kalimat Pembuka dari TS :

Punten om tante, Aye izin buka story fiksi lagi. Oh, iye aye kalau buat story tergantung mood & kreativitas mau kemana? Jadi maap-maap aja yah ntar kalau gak di lanjut. Berhubung aye seorang 3D Artist jadi aye butuh inspirasi untuk buat sesuatu yang imaginatif. Nah, dari sebuah tulisan aye bisa melanjutkan kreativitas aye menjadi tanpa batas untuk menciptakan dunia 3D. Kebetulan kemarin ada asset 3d sisa project. Daripada cuman jadi data berserak di SSD mending aye lanjutkan untuk berkarya lagi. Selamat menikmati um tante.



THE PRISONERS


132314.png


Sinopsis Cerbung :

Ateng subahagia (21) status jomblo, Otaku, dan pekerjaan pedagang DVD porno di daerah glodok. Jakarta kota. bertemu seorang pria misterius bernama Om yoyo (55). Pelanggan setianya yang sering datang ke lapaknya pada setiap satu tahun sekali. Ateng tak menyangka ternyata pria bertubuh gempal tersebut adalah seorang sipir di salah satu lapas swasta yang sudah lama berdiri.

Suatu ketika Ateng di mintai pendapat oleh om yoyo bagaimana caranya membuat istri mudanya. Dona (28) . Tampil menarik di mata lelaki lain. Setelah perbincangan begitu lama di ruangan tertutup dengan pria paruh baya itu. Ateng akhirnya menemukan fakta bahwa Dona ternyata adalah seorang Narapidana wanita di BLOK-E yang sudah lama kumpul kebo dengan pria itu di asrama.

Pria paruh baya itu menjelaskan ada suatu sistem yang mengatur job desk pegawai lapas yang terdiri dari Admin, surveyor, bagian umum, promotor, dan lain sebagainya. Om yoyo bekerja di bagian promotor yang bertugas untuk membawa Napi wanita ke dalam sel tahanan laki-laki. Jika dia mendapatkan jackpot seorang Napi di BLOK-AHHA yang di huni oleh Napi yang terjerat dalam kasus korupsi, mantan pejabat, dan tahanan politik maka om yoyo akan cepat naik jabatan dan akan mendapatkan fasilitas tambahan . Ateng mengendus ada hawa prostitusi yang di legalkan di lingkungan lapas itu. Pada akhirnya pria jomblo itu pun membantu om yoyo dan berhasil membawa om yoyo naik pangkat 2 tingkat dengan saran saktinya itu.

Di saat itulah ateng bertemu dengan Dona melalui via video call mesum wanita itu sedang bersenggama dengan seorang napi tua. Tepat saat Ateng dalam kondisi kesulitan ekonomi. Karena lapaknya baru saja di gusur oleh satpol-pp. Setelah mengobrol panjang lebar dengan dona di telpon. Ternyata dona tertarik dengan Ateng dan berniat untuk memasukan Ateng menjadi pegawai lapas. Karena ternyata dona mempunyai kenalan orang penting disana.

Pada akhirnya dona mengundang Ateng ke lapas tanjung emas . Tempat dimana dirinya di tahan. Agar mereka berdua dapat berkenalan lebih intens lagi. Saat memasuki area belenggu takdir merenggut kebebasan yang menakutkan dan mencekam itu. Di bantu oleh seorang pegawai lapas misterius suruhan dona bernama pak asep (60). Ternyata Ateng menemukan tingkah konyol dari beberapa para narapidana laki-laki di BLOK-G yang menyukai game moba dan bahkan ada juga seorang otaku. Di sana bahkan terdapat game center dan ruangan misterius bernama “RUANG INKONSISTENSI TANPA BATAS” yang didirikan oleh seorang admin wanita tua bersikap arogan dan memiliki sebuah tattoo seekor burung Phoenix di punggungnya, yang sedang asik bermain karambol dengan dua orang napi laki-laki pemalas. Mereka menyebutnya dengan sebutan Bunda Ani.

Di saat sedang menunggu pak asep yang akan membantunya masuk kedalam BLOK-K tempat di mana dona di tahan. Ateng bertemu dengan seorang wanita misterius keturunan jepang yang sedang mendengung sendu di tengah lapangan basket lapas dalam kondisi perutnya yang sudah sebesar buah semangka itu. kedua bola matanya menatap sendu gumpalan awan langit senja seolah-olah ia sedang mengadu kisah sedih dirinya yang sedang terjebak dalam ruang belenggu takdir merenggut kebebasan…..


Bagaimanakah kisah petualangan Ateng selanjutnya di lapas misterius itu?

.

sinopsisnya keren
 
Sang juru penyelamat part 2


Enam bulan kemudian setelah peristiwa itu…..

Seperti biasa hari-hariku tak kunjung berubah. Menjadi pedagang video porno, menjadi syaitan bagi kaula muda, dan harus pula main kucing-kucingan dengan petugas satpol PP yang sedang sidak. Naas siang hari itu adalah hari terakhir bagiku untuk menutup toko vulgar ini. Karena pada esok harinya aku tidak bisa lagi berjualan di depan toko listrik ini. Karena esok harinya di kabarkan ada penertiban dari pihak pemda. Huffttt...sungguh sial betul hariku ini. Mau dagang apalagi aku? untuk mengisi perutku yang hampir kosong ini, membayar kontrakanku yang sudah menunggak dua bulan, dan kapan aku bisa memiliki uang yang cukup untuk melepas keperjakaanku ini di distrik merah mangga besar?

Semua itu Hanya mimpi belaka…

Jam sudah menunjuk pukul 3 sore. Aku baru saja di usir di warteg mang atong karena sudah mengutang lebih dari Rp 200.000,00. Janji manis dari mulutku sudah tak berlaku lagi disana. Perlukah aku berganti tempat makan untuk mengutang lagi? Ataukah harus aku gadaikan handphoneku ini yang merupakan satu-satunya benda paling berharga di saat darurat seperti ini. Pikirku. Wah, ada pesan sms nih!!

“Yak opo kabare rek?” Sapa nomor kontak bernama Om Yoyo

“Apik-apik ae om hehe” Balasku via sms

Tak lama setelah itu tiba-tiba aja handphone ku berdering. Wah, sudah hampir beberapa pekan ini aku tak lagi mendengar kabar darinya. Kali ini ia Tampak begitu bersemangat dan bergairah menyampaikan ucapan rasa terima kasihnya atas saran dan bantuanku bulan kemarin. Busana erotis yang kupilihkan untuk dona itu ternyata memberikan efek kejut bagi salah satu tahanan lapas di BLOK-UHHU yang di diami oleh napi yang terjerat kasus penipuan, bandar narkoba, dan pembunuhan. Ada salah satu napi tajir yang terlibat dalam kasus pembunuhan menyukai dona. Dulunya dia seorang pengusaha mabel dan bisnisnya itu pun masih berjalan di teruskan oleh anak nya.

Hampir setiap malam pria itu meniduri dona dalam satu ranjang. Jika 3 bulan kedepan seperti itu dona akan naik statusnya yang tadinya menjadi tahanan di BLOK E (Blok terkenal napi wanita yang terlibat masalah hukum pembunuhan, bandar narkoba, dan segala tindak kejahatan kriminal kelas berat) naik dua tingkat ke sel BLOK K yang merupakan blok sel tahanan dengan fasilitas memadai yang disediakan khusus untuk Napi Tahanan di BLOK E yang telah berhasil mencapai target. Dirinya pun sekarang juga sudah di beri tambahan fasilitas seperti dapat menggunakan handphone dan internet. Kata om yoyo dona sekarang sudah resmi tinggal satu kamar penjara bersama napi itu. Mereka berdua dapat tinggal kumpul kebo jika tidak ada sidak dari pengawas lapas nasional. Tapi, tenang saja informasi itu selalu bocor. Lagipula jarang juga mereka mengawasi keadaan lapas jika tidak di liput oleh acara TV. Katanya hari ini dona akan memberikan kejutan spesial untuku. Sebagai rasa ungkapan terima kasihnya.


Dona POV

Kabar bahagia yang datang bagi mereka belum tentu kabar baik untuk ku yang sedang mengalami masa kesulitan ekonomi. Padahal aku sangat berharap sekali info lowongan kerja dari om yoyo. Katanya kemarin lapas tempat dirinya bekerja sedang membutuhkan office boy. Jangankan office boy jadi tukang angkut sampah pun tak masalah bagiku. Sial!! Rasa penuh harap ini ternyata di khianati oleh saudaranya. Om yoyo bilang kepadaku sekarang bagian itu sudah terisi oleh keponakannya. Sudahlah aku tak inggin mengungkit-ungkit rasa sesal ku ini yang sudah menolong dirinya. Toh, tuntutanku dari awal juga tak mengarah kesana.

Kira-kira kejutan seperti apa yah yang di siap kan mbak dona untuk ku? Pikirku usai menerima telpon dari om yoyo. Tadinya aku inggin meminjam uang . Tapi, kurasa lebih baik berusaha terlebih dahulu ketimbang meminjam uang dari seorang pria yang hanya bisa besar mulut. Sungguh enak betul menjadi orang kaya. Meskipun di bui karena tersandung kasus pembunuhan . Tapi, di dalam sel masih bisa hidup berhura-hura dengan seorang wanita. Seolah-olah hartanya terus mengalir.

Pukul 05.00 sore hari…

Kringg~kringg~Kringggg (bunyi ringtone handphone ku yang berdering) panggilan dari nomor yang tak di kenal.

“Ha-halo selamat sore” Sapaku di telpon

“Mas Ateng yach?” Suara centil dari seorang wanita

“Iyah saya sendiri” Jawabku

“Hehe ini mbak dona yah pasti?” Aku yang sedang bertaruh itu pasti dona.

“Hihihik kok tahu sich mas? Dukunnya pasti kuat banget neyy” Cekik centil mbak Dona di telpon.

“Dona ajah ihh panggilnya mas. Biar gue di kata masih kelihatan mudaaa gitu hehe” Sambung dirinya khas logat orang kemayoran itu.

“Oke deh gue panggil dona aja nih” Ucap setujuku

“Gitu dong biar asikkk hehe” Balas dona di telpon sambil tertawa terkekeh-kekeh itu.

“Ehmm...gue mau ucapin makasih dulu nih. Berkat saran dari lu. Sekarang gue udah tinggal enak satu kamar sel sama Ayank jefryyyy hehe” Ucap centilnya di telpon yang kedengaran tampak girang itu.

“Kekekek Beri abang mu ciuman hangat dulu dong dona sayang” Suara cekek seorang pria yang melatarbelakangi suara dona di telpon

“Muachhh….Muachhh!! Hehehe” Suara dona yang sedang mengecupi sesuatu

“Kurang hot sayang. Masa ciumanya begitu sama abang?” Goda genit pria yang kuduga bernama jefry itu.

“Bentar yach teng!! Nih kalau gak di lumat abiss. Burungnya letoy terus heheh…” Ujar dona yang tiba-tiba saja mendadak suaranya menjadi menjauh dan tergantikan oleh suara…

Euhmmm...Clup...ahhh..Ssshh...Clap..Cluk!!” Suara desahan dan kecupan yang dapat kudengar jelas di telpon.

Clap-Cluks…kok belum ngaceng-ngaceng sey say” Suara dona yang terdengar sedang berbisik itu dan di ikuti oleh bunyi suara kecupan.

“Anjrittt!! Ini Gila!! Di telpon seperti begini?” Umpatku yang disusul oleh degupan jantungku yang berdetak kencang dan tiba-tiba saja penisku menegang tanpa sebab.

“Udahhhhh ahh lagi telpon orang...ichh bandell!!” Sahut kesal dona di telpon

“Kekekek Abang nyusu saja kalau begitu sambil nonton berita” Suara pak jefry di telpon

“Maaf yahh sayanggg, Jadi keenakan sendiri hehe” Kata dona yang Suaranya kembali jelas

“Glup….” Aku yang menelan ludahku dalam-dalam ketika mendengar suara aneh :

Slurpss..glup..Glupp...Ahhh….segar sekali susu mu sore hari ini sayang kekeke” Suara pak jefry yang masih melatarbelakangi suara dona yang bercampur aduk dengan suara siaran berita di televisi.

“Teng!! Yayang gue lagi bandel nich. Apa mau live streaming nya,-” Ujar dona terhenti

“….Akkkhhh...yankkk kenceng banget kamu nyedotnya” Desah Dona di telpon yang semakin membuat darah keperjakaanku mendidih.

“Akhh...Ssshh...Lu-lu mau nonton gue ngentot sama Mas Yoyo atau yayang guee....akhhh...teng?” Ujar dona terpatah-patah sedang mendesah manja di telpon itu.

“Sama saya saja bang ateng kekeke..” Sahut pak jefry di telpon.

“Siapa tahu di tonton sama Abang. Kontol saya bisa ngacung tegak lagi kekekke….” Sambungnya di telpon tertawa terkekeh-kekeh.

“Glup….” Aku yang kembali menelan ludah bulat-bulat.

“Se-seterah do-dona saj-a pak” Ucap ku gagap gempita atas kegilaan ini semua.

“Kekekek Saya beri satu juta cash!! Asal jangan bang ateng rekam balik untuk di sebar” Kata pria itu

“Ba-badalah!! Mana berani saya pak nye-nyebar video bapak” Kataku yang masih gagap gemita

“Baguss!! Kenalan dulu kita yah bang kekekkek” Cekek pria yang intonasi nada suaranya itu seperti paruh baya dan sungguh kental sekali logat bataknya.

“Hihihi yah udah ini dimana mau VC nya teng? Di aplikasi BEGO itu Yach” Tanya genit dona di telpon

“Di WhatsApp saja don biar gak ribet hehe” Kataku tertawa girang tak sabar inggin melihat sesuatu di lcd handphone ku.

“Oke, tunggu yah sayangg. Kalau disini gue selalu siap tempur!! tinggal tancepp ajah hihihi” Balas centil dona di telpon...

Hari ini aku Ateng Subahagia umur 21 tahun status lajang akan menemukan sebuah harta karun yang selama ini kucari-cari di dunia berbokepan. Meskipun Tak dapat kurasakan sendiri kenikmatan fatamorgana itu. Setidaknya benda mati yang ada di hadapanku ini. Handphone. Bisa menghiburku di masa paceklik ku saat ini. Belum 5 menit aku duduk bersimpuh tegak klasik ala samurai jaman edo….

“Treng~treng~treng” (Suara ringtone WhatsApp panggilan Video call)

“.....Glup…” Aku yang menelan ludahku dalam-dalam.

“Hekekekek...Halo abang Ateng…”Tawa cekek seorang pria tua botak berjangut putih yang akrab di sapa pak jefry itu. wajahnya lebih muncul lebih dulu di kamera handphone. Wuah!! Lihatlah itu kamar sel atau kamar hotel? Tampak begitu mewah sekali.

“Aaahh mantap kali hisapan mulut mu itu dona ku sayang” Desah nikmat pak jefry saat burung kutilangnya itu sedang…..
vieerrn.png

“Sshhurpppssssss...Mfnghhhng-Mfhnggg….Shruppss” Dona sedang menggerakan kepala nya naik-turun agresif. Mulutnya Menghisapi bringas batang penis pak jefry. Aku bahkan dapat mendengar dengan jelas hisapan kulumananya itu.

“............” Diriku yang hanya bisa diam membeku menyaksikan wajah binal dan….

“DEGH-DEGH!!” Jantungku serasa inggin copot keluar ketika kedua bola mataku meratapi perut dona yang sudah hampir sebesar buah semangka itu. Sejak kapan perutnya sebesar itu? Perasaanku perutnya tak sebesar itu di foto yang di tunjukan oleh om yoyo. W-Woow!! Itu puting susukah? Atau tutup Pentil truck tronton? Seumur-umur Aku tak pernah melihat bentuk puting susu sebesar itu.

“CLAK-CLUK-CLAK-CLUk” Tanganku yang spontan mengocoki batang penis ku sendiri saat melihat tubuh molek dona yang sedang terbungkus oleh gaun malam erotis itu.

“hehe...Kasih lihat dong kontol lu di depan kamera. Masak kalah sama yayang gue…” Ujar dona di tengah menyapui kepala penis pak jefry yang belum di sunat itu. Lidahnya pun bermain nakal menggebor masuk kedalam kulup penis pak jefry.

“Akhh..enak sekali dona sayang!!” Desah nikmat pak jefry.

“Slek….” Bunyi suara kulup penis pak jefry yang di belah oleh tanganya sendiri. Munculah sebuah daging berlendir berwarna merah padam yang di tengahnya terdapat sebuah lubang kecil yang menyerupai bibir dan di kelilingi oleh kotoran penis berwarna putih tepung maizena.

“Sinting banyak sekali dakinya? Tampaknya pak jefry jarang memperhatikan kebersihan organ vitalnya itu” Komentar batinku

“Siyy yayank tau ajah yang lagi dona tunggu-tunggu…hehe” Ucap Dona tersenyum girang sambil melihati kepala penis pak jefry yang di tempeli oleh banyak daki itu.

“Kekeke..Iyah dong kontol abang selalu produksi daki gurih kesukaan kamu sayang” Tawa terkekeh pak jefry sambil membelai mesra rambut pendek dona.

Aaaachh...Dona jadi makin sayang dech sama yayank…” Respon balas manja dona yang selanjutnya….

Euhmmm...Shurrupss... Shruppss….Hehehe…” Dona yang sedang Menghisap kepala penis merah delima pak Jefrey lalu menyapui bersih tepung maizena milik pria itu. Sesekalinya ia menyeringai binal di hadapan pria itu sambil memamerkan geliatan lidahnya yang sedang bergerak lincah itu.

“Akhh....enak sayang?” Tanya pak jefry sambil mendesah nikmat itu

“Gurih bangett yank!!....shurpss-shurpps…” Jawab dona yang sedang menikmati kotoran penis pak jefry itu.

“Kontol lu di sunat gak Teng? “ Tanyanya di tengah menjilati penis pak jefry

“E-enggak dona...” Ujar singkat ku menyaksikan pemandangan yang tak biasa ini.

“Sini gue jilatin sampai bersih daki lu...hehehe” Balasnya sambil menjulurkan lidahnya untuk mamerkan daki milik dedengkot tua itu yang telah menempel di lidahnya. Tak lama setelah itu dona menelannya bulat-bulat dengan kedua bola mata yang terpejam dalam.

“Glup….” Aku yang menelan ludahku dalam-dalam melihat tingkah binalnya itu.

“Mana lihat dong kontol lu” Sahutnya usai menelan daki pak jefry sambil mengocoki lembut batang penis mungil pria itu.

“Bang Ateng janganlah kau pelit begitu. Ayuk tunjukan kejantanan mu di depan kamera” Timpali pak jefry

Cih!! Tidak usah berbicara soal kejantanan di hadapan ku wahai engkau jenglot keracunan obat cacing combantrin. Aku yang langsung menunjukan penisku yang sudah mengacung tegak di depan camera. Makanlah ini kontol berukuran 22 Cm yang sering kurawat menggunakan minyak bulus yang ku campur dengan rempah-rempah rahasia.

“Hakkhh…. Gede banget punya lu teng!! “ Sahut heboh dona melototi camera handphone.

“Waduhh kalah jauh punya saya kekekek” Tawa terkekeh-kekeh pria itu saat melihat besar batang penisku.

“Rahasianya apa bang kok punya kau bisa sebesar itu?” Tanya heran pak jefry. Sesekalinya kepalanya meneleng-neleng heboh.

“Su-sudah dari sananya pak kayak begini hehe…” Aku yang masih gagap sambil memperhatikan sorot mata dona yang terpaku di depan camera itu.

“Mainnn kesini dongg Teng!! Kontol lu bikin memek gue jadi ngiler dech ngelihatnya hehe…”Sahut dona di depan kamera.

'lebih Panjanggg daripada punya mantan hehe…” Sambung goda centilnya yang membuatku menjadi merasa percaya diri.

“Ah...Percuma saja besar kalau muncratnya cepat kekeke..” Kata pak jefry

“Ayuk kita adu siapa yang lebih tahan lama!! Aku kocok lubang memek dona . Kau ngocok sendiri punya kau yah bang kekeke…” sambung pria belogat batak itu beranjak dari posisi tidur santainya…..

“Kalau kau lebih dulu muncrat. Ku bayar kontol mu itu satu juta” Tantangnya

Tanpa banyak bicara dia pun mengajak dona bermain gaya senggama doggy style. Ketika pria itu sudah berada tepat di belakang pantat bahenol dona. Ia langsung mendorong pantatnya maju agar batang penisnya dapat memblesak masuk kedalam lubang vagina dona. Sial!! Aku inggin sekali pria itu memulainya dengan gaya senggama WOT agar aku dapat melihat dengan jelas. Seperti apa lubang kemaluan dona itu?

“KLOK-KLOK-KLOK” Suara lubang vagina becek dona yang sedang di senggamai kasar oleh pria tua itu.

“Woah-Woah!! Sepertinya aku kalah taruhan. Meskipun tidak ada juga sih yang aku pertaruhkan. Baru masuk saja pria itu langsung unjuk gigi bermain hardcore” komentar batinku

“HAagghht...Haahh....Enak kali memek kau sayang…” Sahut pria itu di tengah sedang menyenggamai dona dari arah belakang.

“Aaaach-Achhhh...Sodok terus sayang….” Dona yang sedang mendesah nikmat.

“Sorotin kameranya ke kontol lu dong sayang…. Aachh-Yeach-aahh…” Pinta dona di depan camera sambil mendesah-desah nikmat , kepala manggut-manggut sendiri, dan Tubuhnya tersontak maju-mundur mengikuti stiran kedua tangan pak jefry yang sedang mencengkram mantap pinggulnya.

“Woah!! Lihatlah itu toketnya bergelantungan kesana kemari dan Terkadang puting susunya menyipratkan cairan berwarna putih membasahi sprei kasur” Batinku yang sedang berkecamuk inggin sekali Menghisap kencang kedua daging kenyal miliknya itu. Kira-kira rasa cairan putih yang menyiprat-nyiprat dari lubang puting susunya itu seperti apa yah?

“Abang mau keluar dona sayang …” Sahut pak jefry meringis asam memamerkan giginya yang sudah rompal itu.

“Ehh?...” Reaksi wajah terkejut dona menolehkan kepalanya menghadap kearah kebelakang.

“Aaaghht….aaaakkgghh” Erang pak jefry seperti baru saja mengeluarkan tenaga dalam. Pantatnya tersontak-sontak sendiri seolah-olah ia baru saja menembaki sesuatu di dalam lubang vagina dona.

"CROT!! CROTT....."
4325667877.png

“Emmnghnnn….” Dona menatap manja kamera seolah-olah ia sedang memperhatikan batang penisku yang masih mengacung gagah sambil mengigit gemas bibirnya.

“Legaaa kekekkek” Kata pria tua itu.

“PLAK!!”

“Mantap yah bang pantat Dona?” Tanya pria itu sambil menampar kencang pantat bahenol dona.

“Ma-mantap pak...Montok hehehe” Kataku sambil tersenyum asam.

“Pasti kau sudah lebih dulu keluar. Ayuk ngaku kau bang kekeke…” Kata pria itu sambil meremas gemas pantat dona.

“Ini bercanda kan? Belum juga 2 menit dia menghajar lubang vagina dona” Kata batinku dan di saat bersamaan itu pula aku memergoki raut wajah lesu dona di video call.

“Abang yang keluar duluan...” Ucap dona masih memposisikan tubuhnya menunging itu. Ia sempat menolehkan kepalanya kearah belakang lalu menatap kecewa pasangan mainnya itu.

“Iyyyy Yayank mah!! Tadi kan udah aku bilang pakai pil biru” Keluh dona

Sial!! Aku tidak bisa melihat apa yang sedang mereka berdua lakukan. Karena dona meletakan handphone nya begitu saja di atas ranjang.

“Kekeke..Maaf sayang, gara-gara di tonton sama Bang Ateng. Abang jadi gerogi…” Ujar pria tua itu sambil tertawa terkekeh-kekeh.

“Biasanya juga begitu kok” Ucap ketus dona.

“Sinilah sayang jangan ngambek begitu. Cantiknya jadi hilang nanti…” Ujar pria tua itu yang tampak sedang merayu dona.

“Dona Mau mandi dulu!! Dona Gerahhh gara-gara yayank cepet muncratnya” Sahut dona

“Wahhh dona lagi ngambek bang ateng” Kata pria tua itu yang tiba-tiba saja wajahnya muncul di Video call.

“Dona kemana pak?” Tanyaku penasaran saat melihat dona tak muncul lagi di depan kamera.

“Lagi di kamar mandi. Nanti juga balik lagi kesini kekeke…” Jawab pria tua itu sambil asik menghisap rilex rokok filter nya.

“Rahasianya apa bang kok bisa punya pedang gagah seperti itu?” Tanyanya yang membuatku termenung sejenak.

“Aku berencana mau nikahi dona bang. Senang sekali rasanya aku punya anak dari wanita cantik…”Ujar pak jefry yang sedang tersenyum girang itu.

“Tapi, itu dia dona nafsu sex nya besar sekali. Tak pernah ada rasa puas-puasnya dia ku genjoti….” Kata pak jefry yang sepertinya bisa kupahami.

Aku menjelaskan apa yang kutahu soal memperbesar alat kelamin kepada pria itu. Dari minyak lintah asal papua, minyak bulus, akar banjar, dan segala tehnik mengurut penis. informasi itu semua kudapatkan dari internet dan sudah kupraktikan sendiri sejak duduk di bangku SMP. Naas kontol besarku ini belum pernah mencicipi nikmatnya lubang wanita. Mendadak aku menjadi seperti pakar perkelaminan. Padahal aku sendiri masih jomblo dan belum pernah sama sekali merasakan bersetubuh dengan seorang wanita.

Kupikir usai menunggui dona mandi sambil berbincang panjang lebar dengan pria yang sudah uzur itu akan lanjut ronde kedua. Ternyata aku hanya bisa duduk menyengir sambil meladeni si jenglot tua itu berbincang semakin melebar di video call. “Yahhh kentang deh!!” Keluh dirku yang sama sekali belum ada kesempatan untuk mengeluarkan unek-unek ku ini. Tapi, tidak apa-apa yang penting aku mendapatkan ser-seran sebesar Rp 2.000.000,- dari pria itu. Imbalan karena aku menang taruhan darinya dan menonton VC kentang tak ada mutunya selain tubuh bugil dona. Diriku yang sedang tersenyum girang mengirimkan nomor rekening tetangga samping rumahku. Mang Rojali. Ke nomor kontak pak jefry. Karena aku belum memiliki ATM.

“Tringgg~Tringggggg~” ( Suara ringtone handphoneku yang berdering pada pukul 1 pagi)

“Siapa ini pagi-pagi buta begini menelpon ku? Mengganggu saja “ Keluh kesal ku

“Halo?” Aku yang langsung menjawab panggilan itu dengan kondisi mata yang sedang terkantuk-kantuk.

“Halooo Ateng sayang. Lagi ngapain lu? hehe” Suara dona yang langsung membuka lebar kedua bola mataku

“Eh elu don hehe...lagi nonton TV nih gue” Ujarku menjadi girang sendiri.

“Sama dong hehe” Tawa dona di telpon dan dapat kudengar dengan jelas desahan nafasnya itu yang membuatku kembali berpikiran kotor.

“Orang gila mana yang gak ngaceng di telpon sama cewek bunting binal pagi buta begini?” Kata batinku

“Eh, gue ganggu gak neyy? Kali ajah bini lu ada di samping lu sekarang..hehe” Tanyanya

“E.. enggak kok don hehe” Jawab gugup ku

“Mana punya gue bini hehe” Jelasku

“Emmmm yang benerr masa sich cowok yang punya kontol gede kayak lu gak punya bini?” Goda dona di telpon

“Suerrr samber toket gede lu...eh, maksud gue samber geledek hehe” Candaku yang sudah tidak lagi canggung

“Hihihi….Sini gue kekep muka lu sama toket gue” Cekik dona di telpon

“Ngomong-ngomong gak di omelin lu don, sama pak jefry? “ Tanyaku

“Tenang ajah sayang abis gue goyang langsung tepar dia kayak kebo..” Kata dona

“Oh-oohh…Glup” Aku yang menelan ludahku dalam-dalam

“Eh teng!! Main-main lah kesini tengokin gue hehe” Ujar asik Dona di telpon

“Jauh banget don hehe…Di sumatera kan?” Kataku yang mengetahui tempat lapas dimana om yoyo bekerja. Tepatnya di daerah perbatasan Sumatera.

“Iyyy ngacoo kata siapa tuch di sumatera? Orang di karawang koq teng” Bantah dona yang membuatku terkejut kaget.

“Dari om Yoyo don, Kata dia ada di sumatera sana” Ucapku di telpon

“Owhh..gue ngerti!! Sorry yah teng, disini emang tempatnya terisolir. Jadi gak sembarang orang bisa tahu” Dona yang menjelaskan kesalah pahaman antar kami berdua.

“Oohh..jadi begitu!! Pantes kemarin gue cari info loker sama om yoyo gak di kasih sama dia hehe” Balasku berusaha untuk memahami nya. Kupikir om yoyo sudah bersikap terbuka kepadaku waktu itu. Tapi, ternyata tidak….

“Malah keponakanya yang dapet hehe…” Sambungku yang masih merasa kesal dengan om yoyo.

“Eh!! Lu lagi nyari kerja? Sini jadi promotor gue sayang” Ujar dona yang langsung membuat kedua kaki ku meloncat kaget.

“Sekarang gue posisinya lagi gak di urus sama siapa-siapa. Gara-gara mas yoyo jadi promotornya Nely” Sambung dona…

“Huh...sekalinya dapet yang mulus. Gue di lupain..” Keluhnya di telpon

“Gimana sayangg? Mau gak jadi promotor gue? “ Tanya dona di telpon dengan nada suara menggodanya itu.

“Ma-mau don...gue mau!! Tapi, caranya gimana daftar kesana?” Tanyaku gagap gempita karena sangking girangnya.

“Tamatan SMA kayak gue begini emangnya bisa masuk?” Sambungku pesimis

“Tenang ajah sayang!! Disini mah gampang masuknya jadi pegawai lapas” Kata dona yang membuat wajahku semakin cerah.

“Asal punya link orang dalem, tahu apa yang mau di kerjain...Udah pokoknya gampang dech hehe” Ucap sambungnya di telpon

“Oke-oke...jadi kapan gue bisa mulai daftar dona?” Kataku to the point tak sabar untuk memulai petualangan baru ini.

“Besok langsung kesini ajah sayang. Gue mau kenalin lu sama pak barito. Orang bagian dalem... “ Kata dona di telpon

“Wahh!! Mantap-mantap. Kenalan lu keren-keren juga yah don” Ujar girangku

“Yahh iyahlah...kan udah sering bikin dedek sama gue hehe…”Balas Candanya di telpon

“Jadi jam berapa gue besok kesana? “ Tanyaku

“Sore aja yach cinta. Gue mau izin pura-pura sakit dulu sama bang jefry” Kata dona

“Nanti kalau udah sampai sini, Lu kabarin gue. Jangan asal main nyelonong masuk ke dalam. Nanti Ada orang lapas yang jemput lu diluar” Sambungnya memberi tahu diriku.

“Oke-oke...Terus apa lagi yang harus gue lakuin?” Tanyaku penasaran.

“Bawa baju ganti yach sayang” Jawab dona di telpon

“Buat apa dona?” Tanya penasaran ku

“Buat bobok satu sel sama gue cintaku” Ujar dona di telpon dengan nada suaranya yang menggoda itu

“Lu harus Tanggung jawab udah pamer kontol gede di Video call hehe” Sambungnya sambil tertawa genit
 
Sang Juru penyelamat part 3


Pada esok harinya…

Sore hari itu aku duduk menunggu di trotoar sebrang jalan lapas tanjung emas. Dona bilang kepadaku sebentar lagi aku akan di jemput oleh orang lapas yang bernama pak asep. Benar apa yang di katakan oleh dona. Lapas tanjung emas ini ternyata letaknya jauh dari kawasan lingkungan perkotaan. Tembok menjulang tinggi , empat menara pengawas , dan pintu masuk yang terbuat dari baja tebal. Membuat rasa bebas ku ini seperti di renggut oleh bangunan suram itu. Sehingga timbulah rasa takut berlebihan apabila aku tidak bisa keluar dari sana. Apa sebaiknya aku pulang saja? Aku yang mendadak merasakan rasa pahit di ujung lidahku saat melihat kamera pengawas yang menempel di tembok tinggi itu.

Sebaiknya aku menyibukan diriku sendiri saja. Pikirku yang merasa di perhatikan oleh kamera pengawas itu. Saat ini aku membawa 2 kaos dan 2 celana pendek. Palingan aku hanya di perbolehkan menginap semalam saja. Mana mungkin orang luar seperti ku bisa menginap berhari-hari disana. Tapi, semalam itu bagiku lebih dari cukup bisa menikmati tubuh dona. Sungguh hari yang beruntung sekali bagi seorang perjaka sepertiku. Akhirnya, aku bisa melepaskan title perjaka ku ini..hehe. Kira-kira nanti aku akan bertemu Om yoyo atau tidak yah? Dia pasti kaget saat melihatku nanti. Aku yang sedang girang tak sabar menantikan moment itu.

“Tringgg~tringggg” Ringtone handphone ku yang berbunyi dari Pak asep lapas

“Halo iyah pak asep?” Aku yang menjawab panggilan telpon itu.

“Langsung masuk saja mas ateng. Saya tunggu di depan pintu gerbang ke dua. Jangan masuk gerbang utama yah” Kata pria itu di telpon

“Ba-baik pak saya akan segera kesana” Ucapku yang langsung bergegas menuju pintu baja tebal kedua. Pria itu bilang pintunya lebih kecil daripada pintu gerbang utama.

“GREEKK…” Suara pintu gerbang yang di buka setengah

“Cepat masuk mas” Ajak pria setengah baya itu

“Glup…” Aku yang menelan ludahku dalam-dalam saat melihat lorong lapas yang terlihat sangat begitu dalam itu.

“Siapa sep?” Tanya salah satu penjaga gerbang lapas yang sedang menyoroti tajam diriku.

“Keponakanya barito mau tempur sama si dona hehe” Kata pak asep sambil memasang wajah tersenyum girang. Akan tetapi, kok terlihat seperti di paksakan yah?

“Hahahaha….” Penjaga itu yang tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak

“Saya Ucok , kalau yang sedang makan di pos itu panggil saja tongos” Ujar pria setengah baya itu yang sedang memperkenalkan diri dan temannya yang sempat menyapaku dari balik kaca pos keamanan itu.

“Saya Ateng pak hehe” Aku yang ikut pula memperkenalkan diri.

“Yakin mau lawan dona mas ateng? “ Tanya pria itu

“Saya saja kapok di genjot sama dia. Burung saya langsung lecet-lecet hehehe…”sambung pria itu tertawa terkekeh-kekeh.

“Sep kenapa gak sama si Nely saja? Keponakan si boss masa lu kasih yang udah dower. Mumpung si yoyo lagi mundik lebaran” Kata pak ucok

“Ini anaknya yang mau” Ujar pak asep

“Owhhh…” Pria itu manggut-manggut paham

“Selamat menikmati susu legit dona deh kalau begitu mas Ateng hehe..” Ujar pak ucok tertawa girang memperlihatkan gigi gerahamnya yang sudah menghitam itu.

“Nanti kalau sudah ganti shift malam. Saya kesana mau ajak tempur si Yumi. Mumpung pak barito sedang pulang kampung...hehe..kapan lagi bisa nyusu gratis sama cewek jepang” Kata pria itu sambil menggosok-gosok telapak tangannya sendiri tersenyum girang.

“Loh? Pak baritonya saja sedang pulang kampung. Jadi siapa yang bisa kutemui untuk mendaftar menjadi pegawai lapas disini? Kok Dona tidak memberitahu ku soal ini? “ Kata batinku yang sedang bertanya-tanya itu.

Aku heran mengapa banyak sekali kutemukan pegawai lapas yang sudah paruh baya bahkan lanjut usia seperti pak asep. Seolah-olah mereka pendiri lapas ini kekurangan pekerja dari generasi muda seperti ku. Padahal banyak sekali loh penggaguran di luar sana. Pikirku saat sedang melewati lorong yang panjang, minim pencahayaan, sunyi, dingin, dan di tumbuhi oleh lumut hijau di sela-sela atapnya. Di tambah lagi prilaku pak asep yang irit bicara itu, Semakin membuatku takut apabila jalan yang kulewati ini ternyata Salah. Hatiku yang mulai merasa tak enak.

“Kerja disini sudah berapa lama pak asep?” Tanyaku membuka topik perbincangan agar rasa takut ku ini cepat hilang.

“.............” Pak asem menghiraukan pertanyaanku

“Nanti setelah melewati lorong ini. Ada pos pemeriksaan lagi. Saya sarankan mas diam saja…” kata pak asep yang enggan menjawab pertanyaanku itu. Dia sungguh tak ramah sekali.

“Jangan terlalu akrab dengan pegawai disini” Ujar pria itu yang tampak tak inggin aku berada di sini.

“Ba-baik pak…” Ucap gugupku sambil menelan ludahku dalam-dalam.

Tak jauh 50 meter di depanku. Aku melihat sebuah pintu besi berwarna oranye. Di luarnya ada mesin pengenal sidik jari atau finger scanner.

“JRETT…” Suara Pintu gerbang kedua yang terbuka otomatis ketika pak asep menempelkan ibu jarinya di alat canggih itu.

“TEEEETT!!” (Bunyi suara alarm)

“Dreppp!!..” Sesosok pria berbadan besar mendorong dadaku sambil mencengkram erat kaosku. Kedua bola matanya melototiku dari atas sampai bawah.

“Glup….” Aku menelan ludahku dalam-dalam saat melihat tattoo di lengan besarnya itu. Woah!! Lihatlah itu besar tubuhnya mungkin mencapai hampir 2 meter. Sekalinya di tonjok mungkin aku bisa mati gelimpangan. Sinting!! Aku tak pernah melihat orang sebesar ini. Sosoknya itu mengingatkan ku seperti tokoh penjahat Juggernaut di film layar lebar marvel.

“Keponakan pak barito…” Kata pak asep

“.........” Pria itu yang akhirnya melepaskan cengkraman eratnya dan membiarkan ku untuk melanjutkan perjalanan tanpa mengucapkan sepatah pun kalimat.

Ku tengok lagi kearah belakang untuk memastikan sesuatu. Kenapa pria berbadan besar itu pakaiannya berwarna oranye? Sama persis seperti narapidana di BLOK- G ini. Saat posisiku sudah mulai menjauh darinya. Tiba-tiba saja pria berbadan besar itu raut wajahnya berubah menjadi serius. ketika ia mengeluarkan sebuah smartphone dari balik saku celana oranyenya itu…..

“YOU HAVE SLAIN AN ENEMY!!”

“DOUBLE KILL!!”

“TRIPLE KILL!!”
(sfx sound handphone)

“KUY MABAR RENG!!....”Sahut Narapidana I di balik jeuruji nomor 10.

“Hermm-Hermm….” Suara geramanan dari pria penjaga pintu gerbang sambil meanggukan kepalanya dua kali. Dia sedang menatap serius handphonenya yang di posisikan miring itu.

“AN ALLY HAS BEEN SLAIN” (sfx sound handphone)

“Ehhhh...Si beleguk!! Nyerang seorangan. Aing di tinggal...Mati kan di bokong...SATT!!” Sahut kesal Narapidana II yang satu kamar jeruji dengan pidana I.

“DAR...DAAR!!! TRETET- TRETETET” (Suara tembakan yang saling bersahut-sahutan)

“Di atas Oyy diatas….di lantai dua...ada yang pakai AWP” Sahut naripidana III yang menempati kamar sel tahanan no 11

“Kuy boncel bagi skin epic dong” Sahut narapidana IV yang sedang bermain handphone sambil buang hajat di wc dalam sel.

“Hahh???? Bagiiiiii? Lu pikir gua bapak lu!! “ Sahut Narapidana I….

“Wa-wahh ramai sekali yah pak asep disini” Ucap gugupku sambil tersenyum kecut saat melihati para napi yang sedang asik bermain game moba dari balik jeruji. Mereka bahkan mengacuhkan diriku yang sedang menyisir ruang tahanan BLOK-G ini. Kupikir sel tahanan napi itu mencekam dan menakutkan. karena di tinggali oleh orang-orang yang brutal. Lihatlah mereka saling bersahut-sahutan, saling ejek, dan tertawa menikmati waktunya. Seolah-olah ruang sempit yang mereka tinggali itu seperti warnet game saja.

“Mereka ini napi yang malas bekerja…” Kata pak asep

“Kerjaanya main game seperti itu. Kalau bukan karena gareng dan ibu Ani. Mereka tidak bisa main handphone…” Ucap sambung pria tua itu sambil meneleng- nelengkan kepalanya.

“Gareng itu penjaga gerbang yang tadi yah pak?” Tanyaku yang asal menebak.

“Iyah betul” Ucap balas pria tua itu

“Kalau ibu Ani itu siapa pak?” Tanyaku lagi

“Nanti kita ketemu di jalan….” Jawab singkat pria itu

RUANG INKONSISTENSI TANPA BATAS…...

Aku yang mengeja plang yang tertera di depan ruangan tertutup misterius tanpa jendela. Hmmmm...keren sekali nama ruangan itu. Mungkin karena faktor keterbatasan pendidikan. Sehingga membuatku tak dapat mencerna arti kata dari ruangan itu. Kira-kira isi di dalamnya apa yah? Aku yang penasaran menghentikan kaki sejenak usai melewati ruang tahanan BLOK-G . Di samping ruangan itu ada ruangan lainya. Salon bunda Ani, Koperasi bunda Ani, dan Game center Bunda Ani. Oh, ada game center juga ternyata disini? Komentarku saat aku menghentikan kaki ku di depan ruangan yang jika ku intip kaca jendelanya dari luar, terdapat beberapa mesin ding dong disana. Setelah puas mengintip isi dalam ruangan itu. Aku pun kembali melanjutkan perjalanananku….

“Tunggu dulu!! kenapa ada game center di dalam lapas ini? Apakah ini normal? “ Pikir heranku

“Hei anak muda kau siapa?” Tanya seorang wanita tua yang sedang duduk asik merokok bermain karambol dengan dua orang pria berbaju oranye.

“Mohon izin bu. Selamat malam ini keponakannya pak barito” Ujar pak asep yang tiba-tiba saja menjadi santun dan hormat di hadapan wanita tua itu..

“Glup….” Aku yang menelan ludahku dalam-dalam. Ketika kedua bola mata judesnya itu memercing-mercing penuh rasa curiga kearahku. Woah!! Lihatlah itu lenganya bertattoo. Wajahnya yang sudah mengkerut lecek itu menginggatkanku seperti sarah connor di film Terminator….Glup... Dia sungguh terlihat sangar dan menyeramkan.

“Sekarang giliran bunda” Ujar pria bertubuh bulat seperti bakso goreng yang sedang menemani wanita itu bermain karambol.

“Ah, giliran gua…” Perhatian wanita itu yang sedang teralihkan sejenak

“Maaf bu saya izin dulu…” Ujar pak Asep bergegas mumpung wanita berwajah sangar itu sedang teralihkan perhatiannya.

“Oke…” Balas singkat wanita tua itu masa bodo.

“Ma-mari bu...he-hehe..” Ucapku manggut-manggut santun di hadapannya dan dia mengacuhkan diri ku begitu saja. Seolah-olah aku ini hanya angin kentut yang lewat.

“Glup…” Aku yang lagi-lagi menelan ludah ku dalam-dalam, saat melihat beberapa botol minuman keras berserak di atas lantai.

“Gyahahahaha...kalah lagi lu tahu bulet” Tawa mengekek wanita tua itu...

“Makanya kerjaan lu jangan makan, tidur, berak, bangun lagi, nonton film kartun porno melulu…” Sahut wanita itu yang sedang mengejek teman mainya itu…

“Anime bun..anime..bukan kartun porno….huuhh!! “ Lawan bicaranya yang terlihat kesal itu.

“Ahhh apalah itu!! Kemarin gua lihat ada cewek sexy yang toketnya segede buah semangka….” Sahut wanita itu

“Itu Nico robin one piece bun..Astaga!! Bukan porno…” Protes pria bertubuh gembul itu.

“Tsk!! Banyak cing-cong lu kepala sendok. Push up sekarang 30x!! lama-lama gua sita juga tuh TV lu ...Dasar pemalas!! “ Kata wanita tua itu yang terdengar amat kesal.

“1…..2…...3…...4” Sahut Pria otaku itu yang sedang bersusah payah push up.

'Yang bener push up nye tahu bulet!! Huuuh….gua pites-pites juga lama-lama mainan bertoket lu. Gua tahu dimana lu umpetin ntuh mainan porno...”Sahut kesal wanita itu yang sedang mencubit pipi tembam pria itu.

Wah, ternyata sel di BLOK-G di huni oleh orang-orang yang unik. Aku tak menyangka juga bisa menemukan pria culun aneh yang sama persis seperti diriku ini. Penggemar anime one piece. Kira-kira kenapa yah dia bisa terjebak di tempat seperti ini? Karena wajah dan tingkah lakunya itu jauh dari kata kriminal.

“Tadi siapa pak?” Tanyaku penasaran saat melewati lorong akhir BLOK G yang ternyata bersebrangan dengan BLOK-K tempat dimana dona berada. Wah, ada lapangan bola basket, lapangan volley, dan...glup…..empat menara pengawas. Diriku yang terpelangah dengan area terbuka yang di kelilingi oleh tembok tinggi.

“Itu tadi ibu ani . Admin lapas di BLOK-G” Kata pak asep yang membuatku manggut-manggut paham. owhhh!! Admin toh ternyata...eh? Kok wanita tua arogan macam seperti itu bisa menjadi Admin? Pikirku yang menjadi semakin semerawut.

“Tunggu disini dulu sebentar….” Kata pak asep

“Ukuran baju kamu apa?” Tanya pria itu sambil memperhatikan tubuhku dari atas sampai bawah.

“XXL pak…” Jawab singkatku

“Saya akan ambilkan baju dinas punya teman saya. Kamu duduk tunggu disini sebentar….” Kata pak asep yang selanjutnya dia pergi entah kemana. Lalu tiba-tiba saja aku mendengar suara misterius

“Hmmmm….mmm ..mmm...hmmm….” Suara seorang wanita yang sedang mendengung merdu.

“Dari mana asal suaranya itu?” Aku yang deg-degan apabila suara yang kudengar itu ternyata suara makhluk penunggu lapas ini…

“WUSSSS…”

Tiba-tiba saja sebuah angin kencang menerpa tubuhku. Ketika aku melihat sesosok seorang wanita berambut panjang sedang melantunkan bait lirik lagu yang sama sekali tak ku kenal pengarang lagu nya. Dia berdiri di sana…..sendiri….di tengah lapangan bola basket rutan.

6765756756.png

“Sayonara, kamisama…“ (Selamat tinggal, Tuhan….) Dirinya yang melantunkan sebait lirik lagu dengan nada suara yang merdu itu….

“Onaji rizumu kizanda hazu na no ni” (Kita seharusnya menjaga ritme yang sama, tapi tetap saja…..) Kedua bola matanya menatap langit senja yang timbul samar-samar di apit oleh dua menara pengawas….

“Hitotsu ni kikoenai” (Mereka tidak terdengar menjadi satu) Dirinya yang mengusapi lembut perutnya yang sudah hampir sebesar buah semangka itu….

“Sukui wa yume mou modorenai...” (Keselamatan adalah mimpi kita tidak bisa kembali)

“uuuuuuhnn....” ia sedang bersenandung merdu ..

“Ningen to ningen da…” (Kita semua adalah manusia….)

“Me no mae no kimi mo atashi mo…..” (kau berdua, yang ada di depan mataku, dan aku sendiri)

“ Ningen to ningen da” (Kita semua adalah manusia…)

“Mou jiyuu ni narou....” (Birkanlah kami bebas….)

Kedua bola mataku yang tertegun oleh sosok yang begitu indah. Bapak dan ibu yang sedang berada di alam sana. Hari ini anak mu telah jatuh…..

Hrmmm...Sepertinya Yumi butuh band” Suara seorang wanita tua di sampingku...

“Terpelosok ke jamban….” Aku melanjutkan lagi kalimat akhirku yang sempat tertunda tadi. Sial!! Moodku tiba-tiba saja berubah 180 derajat setelah melihat Ibu Ani berada di sampingku.

“Woah!! Bikin kaget saja si nenek sihir satu ini...Ugghhh…” Komentar batin ku yang rasanya inggin mual-mual. Ketika diriku melihat rambutnya yang sudah beruban itu di terpa oleh hembusan angin sore. PD sekali rupanya dia mengenakan daster sexy yang di rangkap oleh cardigan...ughhh...aku tak tahan lagi. Seharusnya pakaian itu di kenakan oleh cewek-cewek cantik.

“HEII…”

“Masuk Sayang!! Sudah Maghrib….”

“Angin nya gak baik untuk kesehatan kamu…” Sahut bu ani yang membuat wanita misterius yang sedang berada di tengah lapangan basket itu membungkukan tubuhnya dua kali.

“Sedang apa kau disini anak muda?” Tanya wanita tua itu Dengan sorot kedua bola matanya yang seperti menatap remeh diriku.

“Lihat cewek cakep lagi nya…..,-” Aliran Nafasku terhenti di ujung paru-paruku ketika diriku melihat sosok indah dan menawan menghampiri kami berdua.

“Setahu gua Barito gak punya keponakan kayak lu tahu bulet….” Sahut ibu Ani sambil berjalan pelan hendak inggin menyusul wanita cantik berkulit eksotis itu.

“.....Glup…..” Diriku yang menelan ludahku dalam-dalam. Sosoknya yang menakutkan sekaligus berwibawa itu mengejutkan otot sendi kaki ku yang ikut gemetaran...

“Gua gak peduli lu siapa? Dan gua juga gak peduli siapa orang yang bisa undang lu masuk kesini. Tapi, inggat baik-baik hei anak muda…. “

“Jangan sekali-kali gua lihat kontol lu nyentuh Yumi!! Gue bakal potong itu kontol lu” Ancam wanita tua itu….

“........” Aku yang hanya bisa menunduk diam.

“Lu nyari kepuasaan di tempat yang salah anak muda. Gak seharusnya lu nekat datang kemari” Ujar wanita tua itu sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

“WUSSSSS….” Angin sore yang bertiup kencang menerpa tubuh kami berdua dan membuat jaket cardigan wanita tua itu teruntai-untai. Kedua bola mataku terbuka lebar melihat sebuah tattoo seekor burung Phoenix yang terbentang luas di punggung wanita tua itu.

(klik untuk memperbesar gambar)
67657567565675565765999.png

“Siapa itu bunda? “ Tanya wanita cantik berkulit eksotis itu.

“Bukan siapa-siapa. Dia itu hanyalah Wong cilik tidak tahu aturan…” Jawab wanita tua itu...

Oh, jadi namanya Yumi…..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd