Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Secretary

Episode 6.2


Oshiete… oshiete yo… (suara smartphoneku)

“iya halo?” jawabku lemah karena masih mengantuk

“Paagii… Sayaagghh…” suara Dea yang sontak saja membuatku terbangun. Bukan karena itu Dea tapi suaranya seperti orang sedang mendesah.

“Pagi juga, kamu kenapa? Balasku sambil bertanya selidik.

“hhmmm… uuughhh… gakpapaagghhh kkoookk…. Uh..uh..uh” jawab Dea yang semakin menjadi-jadi desahannya

“ughh.. ughh.. udaahh dulluu Dea mau telpoon.. bentaarr… pelaan…” suara Dea berbisik sepertinya sedang berbicara dengan orang lain namun aku tetap bisa mendengarnya.

Aku langsung sigap mengamabil dan memasang headphoneku dan membuka aplikasi CCTV dan dari kelima kamera yang nampak hanya terdapat sebuah ruangan yang menunjukkan sebuah aktifitas. Ya apalagi jika bukan Anggi yang sedang di sandwich oleh Taka dan Ryuji pikirku karena siapa lagi coba yang pake hijab. Kulihat disana Taka berada dibawah sedang menikmati penisnya yang berada di memek Anggi, lalu Ryuji dia menyodok penisnya di lubang anus Anggi sambil kulihat sesekali memukul pantat Anggi hingga nampak merah, Anggi yang membelakangi kamera hanya terlihat pinggangnya naik turun mengikuti gerakan Taka dan Ryuji sesekali kepalanya yang masih mengenakan hijab hitam itu mendongak ke atas menahan nikmat dan sakit. Namun ada yang aneh.

“andaikan ini CCTV kualitas bagus mungkin sudah ada suaranya” gumamku

“uudaahh...uudaah...dulu ya sayaaangg oh..oh..oh.. aaakkkuuu keluuaaarrrr...” suara Dea yang agak sedikit teriak dan sudah kuduga jika Dea mandapatkan orgasmenya. Dan juga seprtinya Anggi juga barusan mendapatkan orgasmenya, tubuh ambruk menimpa Taka, namun pinggangnya masih bergerak naik turun mengikuti gerakan para pejantannya.

“Keluar kemana?” tanyaku kepada Dea yang sebenarnya aku sudah tau yang dia lakukan. Dan bodohnya aku, aku malahan menikmatinya dan penisku mendadak menjadi tegang.

“rapat panitia sayang.” Jawab Anggi dengan suara lemah dan nafas yang masih memburu serta aku sempat mendengar suara plok..plok..plok... ya apalagi jika bukan suara persetubuhan.

Lalu tanpa menunggu salam atau apa Dea langusng mematikan telponnya. Aku yang penasaran mencoba mencari dimana pacarku berada. Ku lihat satu-satu dengan seksama namun hanya ada mereka bertiga diruang itu. Mungkin saja mereka sedang main dikamar, jika dikamar aku pasrahakan saja dengan rekaman milik pak Raden. Dan akupun kembali melihat live show Anggi yang sedang di sandwich.

Lalu aku coba memperbesar layar supaya bisa puas menonton live show Anggi sambil kukocok penisku. Aku tidak khawatir toh sekarang di vila tinggal aku seorang saja. Kulihat Posisi mereka masih tidak berubah tetap seperti tadi, Taka berada dibawah sedang menikmati vagina Anggi dan Ryuji tetap menyodok anus Anggi dari belakang. Lalu sepertinya Ryuji berbicara sesuatu yang aku tidak tau lalu tiba-tiba saja Ryuji mempercepat sodokkannya lalu mencabutnya dan bergegas berjalan ke depan Anggi dan sepertinya sedang di sepong oleh Anggi. Setelah itu Ryuji berjalan meninggalkan Anggi dan Taka namun dia sempat mengelap penisnya ke hijab hitam yang dikenakan Anggi lalu masuk kedalam kamar mandi.

Sementara kulihat Taka masih semangat menyodok vagina Anggi dan kini sepertinya Anggi yang tenanganya sudah pulih lagi dan dia sekarang yang bergoyang diatas tubuh Taka. Tangan Taka tidak diam saja dia memainkan dada Anggi kadang juga kepalanya mengemut pentil Anggi. Cukup lama mereka dalam poisisi itu lalu kulihat sepertinya Anggi akan orgasme lagi dia mempercepat gerakannya dan kulihat tubuhnya sedikit bergetar dan ambruk kedepan namun ditahan oleh Taka dan dibalikkannya tubuh Anggi sekarang dia berada di bawah dengan kaki mengangkang siap untuk dimasukin penis Taka.

Lalu dengan cepat Taka langsung kembali menggenjot dalam posisi missionaris. Kaki Anggi diletakkan diatas pundak Taka sehingga penisnya bisa masuk lebih dalam. Disodok vagina Anggi perlahan lalu sedikit demi sedikit temponya bertambah dan semakin cepat. Lalu sepertinya Taka sudah akan muncrat dia mempercepat genjotannya dan membuat tubuh Anggi ikut bergetar hebat dan beberapa saat kemudian Taka mencabut penisnya dan mengangkangi wajah Anggi.

“dari kemaren sepertinya mereka suka jika peju mereka di minum oleh para wanita. Setiap akan crot selalu diarahkan ke wajah mereka. Yah mungkin saja takut pada hamil” Gumamku sambil tetap mengocok penisku.

Setelah itu kulihat sepertinya Taka sudah selesai mengeluarkan pejunya dan dia langsung meninggalkan Anggi menuju kamar. Yang kulihat saat ini seorang wanita keturunan chinesse sedang tidur terlentang dengan kaki mengkangkang dan kedua tangan diatas kepalanya. Dadanya naik turun mengikuti hembusan nafasnya yang memburu. Nampak banyak sekali ceceran sprema di wajahnya dan bahkan mengenai hijan hitam yang dia kenakan.

“itu bukan Anggi..!!” teriakku terkejut ketika aku menyadari bahwa wanita tersebut bukanlah Anggi melainkan Dea pacarku.

Aku yang shock mengetahui bahwa wanita berhijab yang disandwich tadi adalah Dea membuatku semakin horni, kupercepat kocokan pada kontolku dan Crot..Crot..Crot.. keluarlah spremaku yang langsung mengenai perut dan sebagian mengenai kasurku. Aku berusaha mengatur nafasku setelah itu akupun beranjak dari kasur dan membersihkan spremaku yang tercecer.

“kenapa kamu mau disuruh seperti itu? apakah kamu tidak takut jika ada orang lain yang mengenalmu dan melihatmu?” gumamku sambil berganti pakaian karena aku memutuskan untuk kembali lagi ke vila terkutuk itu.

Kulihat di CCTV rupanya Dea masih dalam posisi tidur terlentang dan beberapa saat kemudian tangannya meraih hijab yang dia kenakan dan melepasnya setelah itu dia gunakan untuk mengelap sprema yang ada diwajahnya. Lalu kulihat Anggi datang menghapiri Dea ntah apa yang diucapkan oleh Anggi yang jelas kulihat Dea melemparkan hijab hitam ke arah Anggi dan berdiri lalu meninggalkan Anggi dan masuk menuju kamar mandi yang kuingat di dalam kamar mandi tersebut masih ada Ryuji.

Anggi yang masih mengenakan pakaian yang dia gunakan tadi pagi sewaktu membeli sarapan mulai memunguti pakain yang berserakan dilantai bekas pertarungan Dea. Dipunguti hijab yang Dea kenakan tadi, kaos lengan panjang berwarna putih dan celana jeans lalu setelah itu semua pakaian tesebut dimasukkan kedalam tas plastik dan Anggi masuk ke dalam kamar.

Kumatikan aplikasi CCTV dan aku bergegas packing karena aku tidak mau ketinggalan banyak hal di vila itu. setelah packing selesai aku bergegas masuk kedalam mobil, baru saja menyalakan mesin mobil tiba-tiba saja ada telpon masuk.

“ko, kamu cepet pulang ya soalnya papi sama mami mau ke singapore sore ini kasian yohan gk ada temannya.” Kata papiku di telepon.

“tapikan Yohan udah gede pi...” sanggahku karena aku ingin pergi ke vila.

“udah kamu pulang aja sekarang.” Perintah papiku yang sangat sulit untuk ku bantah.

“iya deh iya... semoga tidak macet...” ucapku karena saat ini dipikiranku adalah bagaimana bisa melihat apa yang terjadi di vila. Dan jika aku pulang telat bisa beralasan macet.

Setelah itu akupun bergegas mengendarai mobilku menuju vila. Perjalanan sekitar 1jam lamanya akhirnya aku tiba di vila. Seperti biasa kuparkirkan mobilku agak jauh dari vila dan akupun berjalan mengendap-endap. Ini siang hari pikirku semoga saja tidak ketahuan. Baru saja aku mendekati kamar utama sudah terdengar desahan seorang wanita dan tapi itu bukan suara Dea melainkan suara Anggi.

Akupun mendekati asal suara tersebut dan mulai mngintip. Benar saja saat ini aku melihat Anggi sudah telanjang bulat sedang di genjot oleh pak Terang dalam posisi doggy style. Desahan mereka berdua cukup keras sehingga sempat membuatku sange lagi. Kulihat susu Anggi bergoyang setiap kali pak Terang menyodok Anggi. Kadang tangan pak Terang menampari pantat Anggi, meremasi susunya, menjambak rambut Anggi.

“Ugghhh... Memekmu tetep seret walaupun sering dipake...” ceracau pak Terang sambil tetap menggenjot Anggi.

“ah..ah...uhh..uhh..eemmpphh...” hanya suara desahanlah yang keluar dari mulut Anggi.

“Semoga aja saja si Dea itu juga kuat sepertimu, kasian dia... hahahaha” kata-kata yang kelaur dari mulut pak Terang yang entah mengapa mebuatku makin horni.

“ah...ah..jangan aneh-aneh pak...uh.. Deaaa...anak baik..oh..oh..” bela Anggi yang sepertinya paham dengan apa yang akan terjadi pada pacarku Dea.

“tenang saja, ini malam terakhir kita kok disini, besok mereka sudah pada balik dan Akira-san juga akan ke jepang selama 3 minggu jadi Dea sudah bebas.” Jelas pak Terang yang membuatku sedikit lega karena Dea akan segera terbebas.

“Malam terakhir pak? Please pak jangan... oughh,...” sebuah pertanyaan dan pernyataan dari Anggi yang membuatku bingung.

Plok...Plok...Plok... suara pinggang pak Terang bertabrakan dengan bokong Anggi.

“Sudah diam saja... akh...akh..akh.. Aku keluar...” teriak pak Terang Sambil menekan penis dalam-dalam di memek Anggi. Setelah itu kulihat mereka berdua ambruk ke kasur yang sudah basah terkena cairan cinta dari Anggi dan juga keringat merek.

Aku yang masih bingung dengan ucapan Anggi bergegas meninggalkan mereka berdua yang sedang dilanda orgasme untuk mencari Dea, namun aku tidak menemukan Dea baik suaranya maupun fisiknya. Aku tidak berani masuk kedalam vila tersebut. Akhirnya kulihat jam sudah menunjukkan pukul 2 akupun bergegas kembali ke mobil.

Namun pikiranku berkecambuk dengan apa yang akan terjadi dengan Dea. ketika dalam perjalanan aku melihat pak Raden sedang ngopi di warung. Dan akupun langsung teringat tentang handycam yang diapinjam.

“pak Raden...” sapaku sambil mendekat ke arah pak Raden.

“eh.. mas Ali... ada apa ya?” tanya gugup ketika melihatku

“bisa bicara sebentar tidak pak di mobil.” Ajakku kepada pak Raden yang langsung diikuti oleh pak Raden masuk ke dalam mobilku.

“Jadi gini pak, to the point saja. Saya barusan masuk ke vila dan saya tau semuanya. Saya mau minta tolong ke pak Raden, jika bapak berkenan membantu ini saya ada sedikit rejeki” ucapku sambil menunjukkan nominal 5juta di smartphoneku.

“aduh mas, saya mohon maaf tapi saya sudah terlanjur berjanji dengan seseorang.” Jawabnya berusaha menolak

“masa sih pak tidak bisa bantu saya, kan saya juga sering bantu bapak.” Rayuku sambil menunjukkan kembali nominal 10jt di smartphoneku.

“baik mas, tapi mas Ali juga bantu saya ya.” Nego pak Raden.

“bantu apa pak?” tanyaku penasaran

“gini mas, saya sudah janji dengan non Anggi supaya tidak ada yang tau termasuk mas Ali apalagi sekarang ada mbak Dea pacar mas Ali.” Jelasnya

“hmmm... terus apa yang bisa saya bantu?” tanyaku semakin penasaran.

“saya mohon mas Ali jangan lapor ke non Anggi jika saya memberi tahu mas Ali.” Jelasnya

“oh... klo itu beres, lagian saya juga tidak mau ambil resiko pak.” Jawabku tanda menyetujui permintaannya.

“sekarang apa yang bisa saya bantu mas?” tanya pak Raden.

‘jadi gini pak, pertama tolong bapak pura-pura nganter makanan atau apa gitu ke vila lalu pindahkan kamera yang ada di kamar ke ruangan utama karena saya dengan nanti malam akan ada pesta, lalu yang kedua besok selasa saya akan kesini lagi untuk mengambil semua rekamannya, jika pak Raden mau nanti saya kasih kasetnya. Setuju?” jelasku kepada pak Raden.

“baiklah mas, saya nurut aja deh. Jangan lupa rejekinya lho mas. Hehehe” ucap pak Raden tanda menyetujui semua keinginanku

Akupun mentransfer uang ke rekening pak Raden dan setelah itu berpamitan kepada pak Raden. Aku kembali berkendara pulang kerumah dengan perasaan senang, sange, sedih, stres, dll. Untung saja tidak mengganggu fokusku dalam berkendara.

Maaf updatenya sedikit dulu dan jarang adegan seksnya karena masih belajar biar bisa lebih bagus lagi..

terima kasih atas like, dan komennya.

Terima kasih juga sudah mau membaca cerita newbie ini yang masih berantakan.

Selamat malam...

Nb.

Next update klo bisa di page 9, klo tidak bisa ya sesempatnya deh:pandaketawa::pandapeace:
 
Mantap banget basa jepangnya apa ya? Wkwk

Netorare kimochiii
 
Lanjuttttt lagiiii, jangan biarkan skripsi mengganggu update antivirus hehehe canda huu
Smngattt d RL ny smga lancar aktifitas ny
 
Hmmmh... Kira-kira apa yang bakal kejadian ntar malem yah... PENISirin!
 
Mantap banget basa jepangnya apa ya? Wkwk

Netorare kimochiii
yang mudah dimengerti dan agan paham ya cuma "kimochi (Mantap banget, enak sekali, feel so good. feel great)" hehehe :D

Awesome....
Makin joss... Mantaps Bung
terima kasih sudah mampir

Lanjuttttt lagiiii, jangan biarkan skripsi mengganggu update antivirus hehehe canda huu
Smngattt d RL ny smga lancar aktifitas ny
setuju, jangan biarkan skripsi mengganggu :Peace:

Hmmmh... Kira-kira apa yang bakal kejadian ntar malem yah... PENISirin!
apa ya? karena adegan bukkake pake almamater sudah, gimana kalo almamater plus hijab? :p tapi, liat aja deh, apa kata dosen pembimbing saja :pandaketawa:
 
baiklah, udah page 7 jadi waktunya update...
selamat menikmati...

Episode 7 : Isi Handycam part-1


Sesuai dengan perjanjianku dengan pak Raden, seharusnya pagi ini aku berangkat ke vila untuk mengambil rekaman tapi aku harus mengantarkan Dea ke dokter karena dia sedang sakit. Entah apa yang terjadi di vila hingga Dea sampai sakit seperti ini.

Sesampainya di dokter kami langsung masuk ke ruangan praktek karena memang pagi ini rumah sakit tidak terlalu ramai. Dan nampak disana seorang dokter perempuan ya sepertinya sudah STW gt.

“Siapa yang sakit?” Tanya dokter

“saya dok..” jawab Dea Lemah

Lalu dokter tersebut membuka rekam medisnya dan bertanya “baiklah, keluhannya apa mbak?”

“2 hari ini badan saya anget dok, saya pikir saya pakai istirahat bisa sehat tapi masih sama saja, terkadang mual, pusing juga, badan saya juga sakit semua dok.” Jelas pacarku kepada dokter tersebut.

Kulihat dokter tersebut mencatatnya di buku rekam medis yang entah apa tulisannya, Sejenak dokter tersebut melihat kearah kami dan kembali menulis. Sepertinya dokter tersebut berpikir bahwa pacaku hamil.

“sayang, bisa keluar sebentar? Aku mau bicara pribadi dengan dokter.” Perintah pacarku yang sebenarnya aku juga heran.

“kenapa memangnya? Toh aku juga sudah tau semua” ya sebenarnya jawabannku ini meliputi banyak hal, semua tentang tubuhmu dan semua tentang kegiatan seksmu.

“gpp keluar aja dulu...” pinta pacarku memelas dan akhirnya aku menurutinya dengan anggukan kepala dan keluar ruangan.

Namun aku berusaha menguping pembicaraan mereka, jadi aku berdiri di dekat pintu supaya bisa mendengar apa yang bicarakan. Ya walaupun terdengar lirih namun aku masih bisa dengar.

“ada keluhan lagi mbak kok sampai pasangannya disuruh keluar?”tanya dokter itu

“gini dok, vagina saya juga sakit begitu pula dubur saya.” Jelas pacarku dengan terbata-bata

“hmm... naik ke kasur biar saya periksanya.” Perintah dokter agar pacarku naik ke kasur.

“ini kok gini ya mbak? Coba balik badan.” Tanya seorang dokter keheranan dan setelah itu hening lagi.

“ini cukup lumayan sih, mungkin perlu waktu 3-4 hari agar bisa seperti biasanya lagi.” Jelas dokter itu.

What? Apa yang terjadi pada Dea apa yang mereka dengan Dea? aku yang semakin penasaran ingin segera berangkat ke vila dan mendapatkan rekaman tesebut.

“ada keluhan lagi mbak? Atau mungkin mbaknya mau cerita siapa tau saya bisa menasehati pasangan mbak jika tidak mau tidak masalah kok.” Kata dokter itu yang sebenarnya sedikit melanggar kode etik sih tapi jika demi kesembuhan pasien its okay.

“sebenarnya bukan dengan dia dok.” Jelas pacarku yang akhirnya akan mulai bercerita.

“saya sebenarnya sejak hari jum’at sampai minggu sore tidak dengan pacar saya.” Suara pacarku lalu hening kembali.

“mbaknya selingkuhkah?” tanya dokter itu selidik.

“antara selingkuh dan dijebak dok. Saya terjebak disebuah situasi yang membuat saya tidak menolak dan lari.” Jelas pacarku singkat yang sebenarnya aku sendiri juga sudah tau kondisi itu.

“lalu kenapa bisa sampai seperti itu mbak?” dokter tersebut tanya dengan penasaran

“tubuh saya dipakai oleh 5 orang dok, terkadang lembut dan romantis, namun saat malam minggu kemarin....hiks...hiks...” kudengar pacarku mulai menangis.

“jika tidak kuat tidak usah dipaksakan mbak...” ucap dokter itu menenangkan pacarku.

“hiks...hiks... tidak apa dok, saya juga butuh cerita... karena saya tau dokter profesional dan bisa menjaga rahasia.” Jelas pacarku kepada dokter itu dan sepertinya sudah agak tenang.

“minggu malam kemarin saya bahkan tidak bisa menikmatinya dok, saya tersiksa, tubuh saya mereka gunakan layaknya alat bukan manusia. Bahkan mereka menyiksa saya...” jelas pacarku yang membuatku terkejut.

“Ya...” hanya itu suara yang kudengar dari pacarku lalu hening lagi, ntah apa yang diucapkan oleh dokter itu. beberapa saat kemudian terdengar kembali suara dokter itu.

“coba mbak buka bajunya” suara dokter tersebut

“lho ini sampai seperti ini kenapa gk bilang sekalian mbak? Yaudah saya kasih obat sekalian ya...” sambung dokter itu

“iya dok, karena saya kira bukan masalah hanya cupang belaka.” Pacarku menjelaskna kepada dokter.

“Yaudah, kalo gt. Ini saya beri salep dipakai 2x sehari, setelah mandi pagi dan sore setelah mandi juga. Lalu jangan berhubungan badan dulu mbak selama semingguan. Minggu depan kontrol lagi ya.” Dokter tersebut menjelaskan resep dan larangan yang tidak boleh digunakan.

“sial, lalu nanti aku buang ini peju dimana setelah nonton?” gumamku karena bingung nantinya akan melampiaskan nafsuku kemana.

Kudengar mereka sepertinya sudah selesai, aku bergegas duduk di kursi dan mengeluarkan smartphoneku pura-pura main game seolah-seolah aku tidak tau apa-apa.

Lalu kamipun menebus obat di apotik, sebenarnya aku ingin bertanya mengenai salep itu tapi aku mencoba menahan diri. Tidak mau membebani pikirannya. Setelah itu kami pergi mencari sarapan, kami bercerita mengenail berbagai hal namun tidak membahas liburannya sama sekali. Mungkin dia juga tidak mau bercerita.

Seteleh itu kami kembali ke rumahnya dan akupun berpamitan. Kulihat waktu sudah pukul setengah sepuluh. Akupun memutuskan untuk menghubungi pak Raden.

“halo pak, saya perjalanan ya.” Ucapku singkat

“oh iya mas, ini barusan saya siapin semuanya. Saya urutin sesuai tanggalnya.” Balas pak Raden.

“wah makasih pak kalo gt, sampai ketemu nanti ya.” Jawabku antusias dan lalu menutup telponku.

Perjalananku memakan waktu sekitar 2 jam karena hari kerja jadi terjebak antrian di gate tol. Yang sebenarnya sudah membuatku lelah. Akupun masuk kedalam vila dan mendapati disana masih ada mobil Anggi. Aku sedikit tidak peduli karena aku ingin menonton rekaman tersebut. Lalu aku menuju kamar pak Raden.

Aku membuka pintu kamar dan mencari pak Raden “Pak, dimana?” teriakku.

“bentar mas, di kamar mandi.” Sebuah suara yang berasal dari dalam kamar mandi.

Lantas aku duduk di kursi plastik yang ada di kamar pak raden. Baru saja aku duduk aku merasakan menduduki kain. Aku ambil kain itu dan memindahkannya. Mungkin pakaian pak raden pikirku. Tapi kok teksturnya halus banget ya? Akhirnya aku nyalakan lampunya dan betapa terkejutnya aku ternyata yg ku pegang saat ini adalah celana dalam warna krem. Lalu aku lmelihat sosok wanita sedang tertidur di ranjang pak Raden.

“lha mas, kok dinyalain lampunya?” suara pak Raden yang membuatku terketjut.

“gpp pak gelap tadi. Itu siapa pak? Anggi?” tanyaku kepada pak Raden.

“Bukan mas, saya nyewa, non Anggi masih kerja tuh diatas.” Jawab pak Raden sambil menyibakkan rambut wanita itu dan ternyata memang bukan Anggi.

“yaudah pak, mana memorynya?” tanyaku langsung to the point. Lalu kulihat pak Raden menuju laci dan mengeluarkan tas kecil, dan menyerahkannya kepadaku. Kulihat disana ada beberapa memorycard dan sudah tertulis tanggal.nya

“wah makasih banyak ya pak.” Jawabku sambil menyalami pak Raden.

“iya mas sama-sama. Saya juga terima kasih karena mau membantu saya. Hehehe” jawab pak Raden.

Lalu kamipun bersalaman dan aku langsung berpamitan kepada pak Raden. Kulihat pak Raden tidak mengantarkanku sampai ke gerbang hanya di kamarnya saja dan aku sempat mengintip jika pak Raden langsung main lagi dengan PSK yang dia sewa itu.

Saat melangkah menuju mobil aku iseng ingin mengintip Anggi. Aku buka aplikasi CCTV dan tidak menemukannya di ruangan manapun yang terpantau CCTV. Lalu aku mencoba mngintip kedalam sebuah ruangan dan aku disuguhka dengan pemandangan yang membuatku takut dan horny.

Kulihat saat ini Anggi sudah telanjang bulat tanpa mengenakan sehelai benangpun sedang tidur diatas ranjang namun di lehernya terdapat kalung anjing yang terikat di ranjang. Kasur yang dia tiduri terlihat basah dan kulihat dibawah ranjang ada seorang lelaki gemuk sedang menggenjot seseorang.

Aku berpindah posisi supaya tau siapa lelaki itu dan siapa wanita itu, dan betapa terkejutnya aku bahwa lelaki itu adalah pak Je, kaprogdi jurusanku sekaligus dosen pembimbingku. Dan siapakah wanita itu? aku tidak bisa melihatnya karen tertutup punggu pak Hans. Akupun mengambil smartphoneku dan merekam semua kejadian itu.

“lumayan bisa untuk memeras tuh dosen biar cepat lulus. Haha” pikirku jahat

Sambil tetap merekam aku berusaha untuk melihat siapakah cewek yang sedang di genjot oleh pak Je. Sedang enak-enaknya merekam dan berusaha mencari tau tiba-tiba saja aku dikagetkan oleh suara teriakan pak Je dan cewek itu.

“AAAAHHH.... AKU KELUAR NOV....!!!” teriakan pak Je tanda dia telah nyampe

“ aaahhh...jangan di dalam pak.... ough...” protes cewek tersebut namun kulihat pak Je tidak memperdulikannya

Kulihat tubuh pak Je bergetar tanda dia telah menuntaskan hasratnya. Lalu pak Je berdiri dan menghampiri Anggi. Sepertinya Anggi telah paham apa yang menjadi tugasnya dia langung membuka muutnya dan mengoral pak Je.

“aahh.. sungguh nikmat kalian berdua,..” ucap pak Je ketika penisnya di kulum oleh Anggi.

Ah kesempatan nih aku bisa melihat siapa wanita itu. aku sedikit jinjit dan aku bisa melihat jelas siapa wanita itu. dia adalah Novi, teman satu angkatanku, satu kelas denganku, dan satu bimbingan denganku dan yang paling penting dia ketua pelaksana event. Aku sedikit khawatir setelah mengetahui wanita itu adalah Novi. Akupun yang semula merekam Novi kembali merekam pak Je.

Kudengar pak Je berkata “Andaikan saja Dea ikut pasti saya lebih puas. Hahaha”

Ha? Bandot tua ini juga ingin menikmati tubuh Dea? aku harus berusaha menghindarkan Dea dari bandot tua ini. Sebelum terlambat. Kasian Dea jika harus menjadi budak nafsu orang lain lagi. Belum lagi kondisi fisiknya yang mengkhawtirkan setelah dipakai oleh para direktur itu.

“yang penting si aktivis sudah takluk sudah cukup. Hahaha” ucap pak Je sambil berjalan menuju meja lalu duduk dan membuka map plastik yang aku tau itu adalah proposal kegiatan yang biasanya oleh pacarku Dea

“hmm... ini proposal kamu sudah saya tanda tangani” ucap pak Je sambil melemparkan map tersebut ke tubuh Novi. Untung saja didalam map jika tidak mungkin saja sudah berceceran isinya.

Lalu kulihat pak Je mengambil map plastik satu lagi dan aku tidak tau apa itu karena tulisannya tidak terlalu jelas namun aku yang aku tau sepertinya itu adalah skripsi di Novi karena aku bisa melihat logo kampus di covernya.

Pak Je hanya membolak-balik kertasnya dan menutupnya kembali. Lalu pak Je menghampiri Anggi yang masih tertidur. Kulihat penisnya yang lemas sudah bangkit lagi. Dia menggesek-gesekkan penisnya ke wajah Anggi. Anggi perlahan membuka matanya. Dia terlihat seperti orang yang amat kelelahan, matanya sayu menatap wajah pak Je sebentar lalu menatap penis pak Je.

Diraihnya penis pak Je denga tangannya, lalu mulai mengurut penis pak Je perlahan dan sesekali mengoralnya. Kuarahkan smartphoneku kewajah pak Je yang terlihat merem melek karena keenakan karena service dari Anggi.

“sudah cukup, tujuanmu disinikan sebagai alat pembersih saja. Hehehe” kata pak Je sambil menarik kembali penisnya dan menuju ke Novi yang masih terbaring lemah.

“paakk.. sudah... saya mohon... saya sudah tidak kuat lagi...” pinta Novi lemah

“kamu mau lulus cepat seperti senpaimu tidak?” ancam pak Je kepada Novi.

Sial, seprtinya aku harus berjinjit lagi. Lalu aku mencari sesuatu dan aku meihat ada batu yang cukup besar, lalu aku mencoba untuk naik dan nasib baik ternyata dari sini aku bisa merekam lebih jelas.

Didalam kamar aku melihat pak Je sedang menciumi bibir Novi dengan ganasnya. Tubuh langsing Novi tertutup oleh tubuh pak Je sehingga saat ini aku hanya merekam punggung pak Je saja. Dan terlihat tangan Novi diangkat diatas kepalanya.

Pak Je pun melepaskan ciumannya dari mulut Novi dan memposisikan dirinya di selangkangan Novi. Digesek-gesekkan pennisnya di mulut vagina Novi. Kulihat Novi menggeleng-gelengkan kepalanya menolak. Namun pak Je tidak menggubrisnya dan menggerakkan pinggangnya sehingga penisnya menerobos masuk kedalam memek Novi.

“ough...pak...sakiit...masih kering....” desah novi lemah dan pasrah

“hahaha, kering darimana? Ini becek gini. Hahaha” ejek pak Je sambil menggenjot perlahan memek Novi.

Ugh..ugh..ough...ough..ah..ah..ah...

Ya hanya desahan mereka berdua yang saat ini kudengar. Aku fokus untuk merekam setiap kejadian ya walaupun tidak bisa kubohongi bahwa diriku sendiri juga sudah sangat horny. Kulihat memoryku tersisa 16menit lagi untuk merekam. Waduh sepertinya tidak sampai tuntas nih. Tapi tidak apa yang penting aku sudah mendapatkan yang aku butuhkan untuk lulus mudah dan cepat.

“AAAGGHHH....PAAKKK...PEELLL...AANNN... NGILUU....” suara Novi berteriak

Aku yang sempat melamun kembali memperhatikan mereka berdua.

PLOK..PLOK...PLOK...

Suara yang timbulkan oleh mereka berdua. Kulihat pak Je sedang menggerakkan pinggulnya dengan cepat hingga tubuh Novi ikut bergoyang. Beberapa detik kemudian...

“PAAAKKK....A..KUUU... PIPISS....” teriak Novi mendapat orgasmenya

Pak Je pun menekan kuat pinggangnya sehingga penisnya masuk secara keseluruhan kedalam memek Novi dan mendiamkannya. Apakah pak Je juga sudah sampai?

Tubuh Novi sedikit melengkung, pinggangnya naik keatas untuk sesaat dan bergetar. Sepertinya dia mendapatkan orgasme yang luar biasa. Mungkin jika tidak ada kontol pak Je sepertinya di squirt.

Setelah itu pak Je mencabut kontolnya dan tubuh Novipun kembali ambruk. Kulihat nafas Novi ngos-ngosan. Pak Je pun berdiri dan aku tidak melihatnya karena tertutup gorden. Beberapa saat kemudian pak Je kembali.

“nikmat? Tadi nolak sekarang keenakan. Dasar ayam kampus.” Ejek pak Je kepada Novi

Lalu pak Je mulai menggarap tubuh Novi yang masih lemas. Kontolnya perlahan masuk kedalam memek Novi yang sudah basah itu.

“PAAAAKKKK.... SEBENTAAARR...GELIIII....AHH...AHH...UUUGHH...OUGH...PAAAKK...GELIII...” Teriakan dan desahan Novi ketika kontol pak Je mulai bergerak maju mundur di memeknya.

“ohh.oh..nikmatnya memekmu Nov... ah...ah...ah..” desahan pak Je sambil tetap menggerakkan pinggangnya.

PLOK...PLOK...PLOK... hanya suara itulah yang terdengar dan desahan pak Je serta Novi.

Lalu kulihat pak Je mempercepat gerakannya menandakan bahwa ia akan segera muncrat dan benar saja.

“nih cepat pakai, saya pengen crot di wajahmu.” Suara pak Je sambil memberikan kacamata ke Novi dan reflek Novi langsung memakai kacamata miliknya itu.

Ternyata tadi pak Je mengambil kacamata Novi. Memang sih keseharian Novi memakai kacamata jadi dia terlihat lebih intelek. Lalu pak Je menyodok kuat pinggulnya.

“OUGH...” hanya itulah yang keluar dari mulut Novi.

Pak Je langsung mencabut kontol dan mengarahkannya ke wajah Novi. Namun sepertinya Novi tidak rela wajah di semprot sprema oleh dosennya itu dan langsung saja melahap kontol tersebut. Pak Je yang terkejutpun tidak menolak sensasinya dan kulihat tubuh pak Je bergetar tanda dia sudah muncrat begitupula dengan ekspresi dari Novi yang terkejut dengan cairan yang keluar dimulutnya.

“dasar ayam kampus!” umpat pak Je sambil mencabut kontolnya dari mulut Novi dan memegang dagu Novi.

“Telan atau kamu tidak akan saya luluskan sampai semester 12.” Ancam pak Je karena emosi rencana untuk crot dimuka Novi yang berkacamata gagal.

Novi sepertinya jijik, namun dia tidak punya pilihan. Akhirnya dengan berat hati kulihat tenggorokan Novi seperti menelan sesuatu dan beberapa saat kemduian air mata Novi mengalir.

“Bagus... makanya jadi perek yang nurut.” Umpat pak Je.

“ini sudah lebih dari cukup.” Lalu kumatikan rekamanku karena sudah hampir habis memoryku.

Baru turub dari batu pijakanku aku mendenar teriakan Novi seperti menolak. Aku yang sudah malas untuk naik keatas batu memilih untuk berjinjit saja dan aku melihat sepertinya pak Je sedang berusaha mencupangi (menandai) leher Novi. Novi berontak sia-sia dan beberapa saat kemudian pak Je melepaskan cumbuannya.

Novipun menagis sesenggukan meratapi nasibnya besok karena besok ia harus masuk kampus. Setelah tau apa yang terjadi akupun kembali ke mobil dan pulang kerumah.

Perjalanan sekitar 1-2 jam akhirnya aku tiba dirumah pacarku Dea karena aku sedikit khawatir. Aku membawakan panties pizza kesukaan dia. Setelah aku memastikan pacarku minum obat dan beristirahat akupun kembali pulang. Ya memastikan dia istrihat biar nanti aku tidak terganggu dengan chat-chat dari dia. Hahaha

Sesampainya dirumah aku masuk ke dalam kamar dan mandi agar segar kembali. Aku mulai mengeluarkan kotak yang berisi memorycard yang diberikan oleh pak Raden. Lalu akupun melihatnya satu persatu dan disana sudah diberi tanggal satu per satu dengan kertas sticker putih.

Akupun memilih tanggal awal Dea ijin berlibur yaitu tepat malam natal tanggal 24 Desember. Aku masukkan kedalam cardreader dan mulai mengcopy semua vidio dari 3 memorycard denga tanggal yang sama. Setelah itu aku mulai memakai headset, mnyiapkan tissue dan membuka folder vidionya.

Pertama aku hanya melihat ruangan kosong dan akupun tau itu adalah salah satu kamar di vilaku. Lalu kucoba cepetin dan akupun mendengar suara desahan. Akhirnya aku buka 2 vidio yang lainnya dan tidak menemukan apapun hanya ada suara desahan. Akhirnya akupun memutuskan untuk mengecek CCTV juga dan karena disitu terlihat jam dinding maka aku mencari waktu yang sesuai dan benar saja pukul 19.00 ketika aku sedang berdoa Dea sedan di foursome oleh Taka, Ryuji dan Hiro (episode 4). Aku melihat Dea pacarku sedang di garap oleh mereka bertiga.

Cukup lama mereka dalam posisi itu hingga mereka bertiga menyemprotkan sprema mereka di wajah Dea yang sudah lemas. Terlihat di CCTV wajah Dea belepotan sprema dan air mata. Setelah itu kulihat Anggi menghampiri mereka berenam dan seperti biasa kulihat Akira-san hanya merekam saja dan pak Terang seperti babu para orang jepang itu yang hanya diam dan sesekali memainkan kontolnya yang besar itu.

Anggi berbicara sebentar dengan Akira-san dan lalu mereka semua masuk kedalam kamar masing-masing. Begitupula dengan Anggi yang membereskan pakaian Dea yang berserakan dilantai lalu memapah pacarku Dea untuk berdiri dan masuk kedalam kamar.

Lalu aku fokus kembali ke vidio yang ada di kamar, vidio pertama aku melihat Taka dan Hiro baru saja masuk kamar dan mereka berunding siapa dulu yang akan menggunakan kamar mandi. Baru saja mereka masuk kamar tiba-tiba pintu kamar diketuk aku tidak tau siapa itu karena tidak terlihat oleh kamera. Kulihat Hiro masuk kembali dan memberikan obat kepada Taka.

“nih obat dari Akira katanya biar kita kuat.” Kata Hiro kepada Taka sambil menyerahkan obat

“Seriusan? Ini Cuma 1 pil saja?” tanya Taka keheranan

“kata Terang suruh bagi 2, karena jika 1 orang 1 pil efeknya terlalu kuat.” Jelas hiro

Lalu mereka membagi obat itu dan meminumnya. Kulihat mereka berdua bergantian mandi begitu pula dengan kamar Ryuji dan Akira. Hanya saja Akira tidak meminumnya. Dan akupu kembali berfokus pada 1 vidio. Ya vidio kamar pacarku dan Dea.

Sebenarnya aku sedikit heran, mengapa mereka tidur dikamar terpisah? Padahal mereka bisa saja tidur bersama dengan kedua wanita cantik ini? Yasudahlah mugkin nanti aku menemukan jawabannya.

Vidio masih menunjukkan kamar kosong, lalu beberapa saat kemudian aku mendengar suara pintu terbuka dan aku melihat Anggi dan Dea masuk kedalam kamar. Kulihat Anggi kepayahan memapah Dea, dan setibanya di kasur langsung di baringkan tubuh Dea. Anggipun menutup pintu kamar.

“De... Maafin aku ya...” ucap Anggi memelas yang saat ini duduk di ranjang sebelah Dea

Kulihat Dea tidak menjawab dan masih ngos-ngosan nafasnya dia melirik Anggi sambil menangis kecil.

“Silahkan jika kamu mau membenciku, aku melakukan ini juga terpaksa De...” sambung Anggi karena belum mendapatkan jawaban dari Dea.

“Aku tau aku salah sudah membawamu kemari dan menjadikanmu mangsa buat para nihonjin itu. aku sebenarnya juga terkejut ketika Akira-san menyuruhku membawamu kemari. Aku sudah menawarkan diriku saja namun aku diancam akan di pecat dan vidioku disebarkan serta aku akan diblacklist dari semua perusahaan rekanannya dia... aku tidak punya pilihan... aku bener-bener minta maaf...” Anggi mejelaskan sambil meneteskan air mata.

Kulihat Dea bangkit dari tidurnya dan memeluk Anggi dan akhirnya mereka berdua menangis bersama dalam pelukan. Sekitar 3 menit mereka menangis dan ntah kenapa aku menjadi terharu. Lalu mereka melepaskan pelukannya.

“tidak apa-apa kok senpai, memang aku yang terlalu berharap lebih. Sebenarnya saya juga sudah terjerat oleh Akira-san mengenai sponsor event. Harusnya hari ini aku melayani Akira-san tapi ketika senpai mengajak liburan aku merasa bisa terbebas dari Akira-san setidaknya sekali saja, namun.... biarlah memang Akira-san tidak pernah ingkar janji.” Jawaban Dea yang membuat Anggi kembali menangis dan memeluk Dea.

“maafin aku De, aku tidak nyangka jika bakal ada yang jadi korban sponsor lagi selain aku.. hiks..hiks..” jawab Anggi sambil menagis sambil berpelukan dengan Dea.

“Iya senpai, semoga saja penderitaan kita segera berakhir...”jawab Dea
“aku mau mandi dulu ya senpai, badanku bau peju semua.” Sambung Dea sambil menuju kamar mandi

Kulihat Dea masuk ke dalam kamar mandi dan mulai terdengar suara shower. Sementara itu Anggi membuka semua pakaiannya dan telanjang bulat mengambil tissue dan membersihkan memeknya.

“what? Kapan Anggi dipake?” gumamku

Setelah itu dia membuang tissuenya dan menuju kopernya. Pertama dia mengeluarkan tas cukup besar dan meletakkannya di meja rias. Lalu mengeluarkan hem putih, dasi, rok span item, dan sepatu pantofel sama seperti yang dipake Dea waktu aku mengintip. Tapi dia tidak mengeluarkan jas almamater, lalu itu punya siapa? Akupun bertanya-tanya.

“De, bisa bareng? Keburu dipanggil sama para bos-bos tuh...” suara Anggi memanggil Dea di kamar mandi.

Aku tidak bisa mendengar jelas apa yang terjadi berikutnya, aku enggan memindahkan vidioku karena orang yang ingin aku amati adalah Dea. dan beberapa saat kemudian Dea keluar dari kamar mandi. Kulihat Dea hanya mengenakan handuk saja.

“gila..tidak dingin apa ya?” gumamku bercanda

Lalu kulihat pacarku Dea mulai menyentuh pakaian yang disiapkan Anggi di kasur.

“aku disuruh pake ini sama Anggi? Yaudahlah..” suara Dea yang pasrah.

Akhirnya Dea mulai mengenakan pakaiannya satu per satu mulai dari hem putih, rok span warna hitam, kaos kaki, sepatu dan terakhir dasinya tanpa mengenakan daleman sama sekali. Lalu beberapa saat kemudian Anggi keluar dari kamar mandi.

“De... kamu pake make up yang cantik ya, agak menor gt..” Perintah Anggi sambil mengeringkan tubuhnya

“Menor bagaimana senpai?” tanya Dea kebingungan.

“ya seperti make up pengantin gt..” Anggi menjelaskan kembali

Dan percakapan berikutnya aku tidak terlalu paham karena membahas tentang make up dan Dea pun mulai merias diri dibantu dengan Anggi. Kulihat Anggi yang masih telanjang bulat mengambil hijabnya dan mengenakannya tanpa memakai pakaian dahulu.

“ANGGI...!!!” suara yang aku kenal

“hmmm... aku sudah di panggil De, doakan aku kuat ya...” ucap Anggi sambil memeluk Dea.

“yang tabah ya senpai... mungkin aku juga akan segera menyusul.” Jawab Dea

Anggipun keluar kamar dan Dea kembali berhias. Lalu tiba-tiba Anggi masuk kedalam kamar dan menuju kopernya.

“De...” panggil Anggi lemah

“Iya senpai ada apa?” jawab Dea

“aku kira ini untukku tapi ternyata mereka memang sampah...” umpat Anggi

“kenapa memangnya senpai?” tanya pacarku keheranan

“Kamu disuruh pakai ini juga...” kata Dea sambil memberikan jas Almamater kepada Dea

“inikan? Tapi buat apa senpai?” tanya Dea keheranan sambil menerima jas itu.

“Akira-san yang menyuruhku, dia ingin merekammu dengan kamu pake itu, dan juga...” jelas Anggi terputus

“dan juga kenapa senpai?” Deapun semakin penasran

“dan juga itu punyamu, dulu aku pinjam waktu yudisium... kamu ingat?” jelas Anggi

“pantas aku cari tidak ada... kenapa aku harus pakai ini jika pada akhirnya aku akan di telanjangi?” tanya Dea kebingunan karena memang setiap berhubungan denganku selalu telanjang.

“sudah pakai saja. De...” perntah Dea lemah
“aku keluar dulu ya... mantapkan hatimu, jika tidak berkenan jangan dipakai, ini menyangkut nama baik kampus...” pamit Anggi dan lalu keluar ruangan.

Sepertinya Dea sudah selesai berdandan dan dia sangat cantik sekali. Aku melihat Dea sedang termenung sambil memengangi Almamaternya.

“apa yang harus aku lakukan?” gumam Dea...

Akhirnya aku melihat Dea mengenakan jas alamamternya dan mengancingkannya.

“benar ini punyaku ukurannya sesuai karena dulu sempat aku kecilkan pinggangnya...” gumam Dea
“mungkin jika memang dengan pakai ini aku bisa memuaskan mereka dan aku bisa segera balik aku akan mengenakannya...” ucap Dea memantapkan hatinya

Kulihat Dea milirik kearah jam

“ini adalah malam natal terburuk dalam hidupku.. tuhan maafkanlah Dea..” ucap Dea lalu Dea mulai berdoa

“De... sekarang giliranmu...” sebuah suara dari arah pintu

“baik senpai... doakan saya ya...” ucap Dea lalu berdiri dari kursi rias dan melangkahkan keluar.

Belum sampai dipintu tangan Dea dipegang oleh Anggi.

“lepaskan saja jas Almamatermu, kamu masih kuliah disana, kamu bisa di DO.” Anggi memberikan saran

“tidak senpai makasih, setidaknya jika ini yang mereka mau aku harus melakukannya supaya segera terbebas.” Ucap Dea pacarku dan langsung beranjak keluar.

“kamu sungguh polos sekali Dea...” ucap Anggi lirih dan disambut riuh dari luar kamar.



Maaf updatenya segini dulu ya...

Next update mungkin time skip, jika penasaran apa yang akan terjadi dengan Dea bisa baca episode 5...

Terima kasih atas supportnya.

Mulustrasi? ingin sebenarnya tapi nanti diserang banyak orang karena bawa-bawa universitas jadinya Browsing aja ya di IG banyak...

Selamat malam...

Selamat Chou Lee...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd