Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Tono dan para wanitanya... Arc 2 : Intan

The EX 02 - Chapter 21
Timeline : 2011 April

--POV Intan--

Pagi ini seperti biasa aku pergi ke rumah koh Liem. Tapi hari ini aku sengaja berpakaian agak berbeda dan sedikit berdandan. Aku mengenakan tanktop yang agak longgar karena sudah agak lama dibelikan oleh Tono dan bawahan celana jeans seperti biasa. Aku memang sengaja ingin mencoba menggoda koh Liem karena kemarin aku lihat matanya jelalatan. Sebenarnya selama ini aku juga sudah menyadari kalau koh Liem suka curi-curi pandang kepadaku. Seperti saat aku sedang memandikan babynya dia memandangku dari belakang dan matanya tertuju ke pantatku, terus saat mengobrol juga kadang matanya melihat ke arah payudaraku meski masih tertutup kaos seperti biasa. Cuma baru kemarin yang sangat terlihat jelas.

Hari ini aku sengaja memakai baju yang lebih terbuka. Karena aku penasaran apakah koh Liem akan beraksi duluan atau tidak berani. Tetapi aku juga bawa baju ganti seperti biasa, jaga-jaga pakaian yang kukenakan ini nanti basah. Dan juga setelah dari rumah koh Liem aku ke toko karena hari ini giliran Tono yang disana. Sebelum berangkat aku mengecek hape terlebih dahulu dan ada 2 message dari Tono dan Indra. Tapi message dari Indra tak kuhiraukan. Ku biarkan saja sudah karena kemarin aku sudah menurutinya. Meski aku juga ingin kemarin.
Tono : “yank aku di toko nih. Jadi kesini nanti?”
Intan : “iya yank, nanti ya habis mandiin bayinya koh Liem dulu ya. Tunggu aja yank.”
Tono : “jam berapa ni?”
Intan : “palingan seperti biasa yank jam jam 9 gitu.”
Tono : “oh ok, kalau siangan sekalian makan diluar yuk.”
Intan : “boleh boleh. Kemana? Gak apa emang toko kamu tinggal? Ini sabtu lho. Banyak pembeli nanti.”
Tono : “kan ada Eko. hahaha. Sudah bisa dia ditinggal.”
Intan : “ok deh terserah kamu aja. Aku berangkat dulu ya.”
Tono : “ok yank, ati-ati.”

Kulihat jam dinding sudah jam 8, seperti biasa jam ku berangkat ke rumah koh Liem.
Intan : “San… mbak pergi dulu ya.” aku pamitan dulu ke Hasan yang sedang duduk mau sarapan.
Hasan : “wah kemana nih mbak?” plak… dia menghampiriku sambil menepuk pantatku.
Intan : “ish… tangannya. Ya kerja lah san. Lumayan duitnya buat traktir kamu jalan-jalan nanti kan.”
Hasan : “kerja kok pakai tanktop mbak?” memang saat ini jaketku belum dikancingkan zippernya jadi Hasan bisa melihat pakaian yang kukenakan.
Intan : “heh, tangannya jangan nakal. Mbak sudah telat nih.” Hasan memelukku dan nampaknya dia terangsang karena pakaian yang kukenakan hari ini karena aku merasakan. Aku pun berusaha melepaskan diri darinya.
Intan : “san udah deh. Nanti mbak pulang baru main sama kamu.” aku mencoba negosiasi dengan Hasan.

Hasan : “bener ya mbak. Hehehe”
Intan : “iya nanti mbak main sama kamu deh. Kamu nih gak ada puas-puasnya ya.”
Hasan : “ya sudah mbak, hehe jangan pulang kemalaman lho mbak, nanti keburu bapak ibu pulang.” Hasan akhirnya melepaskanku.
Intan : “iya mbak usahain gak pulang kemalaman.”
Hasan : “beneran ya mbak.”
Intan : “halah kayak kamu gak kayak biasanya aja masuk ke kamar mbak langsung malam-malam. Udah ya san. Mbak berangkat dulu. Dijaga tuh burungnya jangan nembak sembarangan. Hihihi.”
Hasan : “enggak lah mbak. Selama mbak mau kutembakin sih. Hehe”
Intan : “dasar adik mesum. Udah ya. Mbak telat nih.” aku pun langsung pergi menuju ke rumah koh Liem.

Karena aku ngebut, aku pun sampai dirumah koh Liem 20 menit kemudian. Jadinya tidak telat di jam yang kujanjikan.
Intan : “aduh koh Liem maaf ya aku telat ya?”
Koh Liem : “gak telat kok tan. Kenapa? Tadi ngebut ya? Haha”
Intan : “iya koh td gak berangkat pas jam 8 aku.”
Koh Liem : “haha santai aja tan, masuk-masuk.”
Setelah masuk ke rumahnya, aku melepas jaketku dan meletakkannya diatas sofa ruang tamu. Koh Liem agak terkejut karena hari ini tak seperti biasanya aku mengenakan tanktop. Aku tahu dia duduk mengamatiku ketika aku memandikan bayinya. Aku juga sengaja agak membasahi pakaian yang kukenakan ini. Karena tanktop yang kukenakan agak longgar jadi payudaraku bagian atas juga terekspose. Apalagi sekarang basah dengan air yang memang kusengaja. Aku berharap koh Liem tergoda denganku.

Intan : “koh, ini pampers nya habis ya koh?” aku mengecek di meja perlengkapan bayi tempatku memakaikan pakaian setelah memandikan bayinya.
Koh Liem : “oh ada tan di lemari belakang, saya ambilkan dulu.” karena aku sudah selesai mengelap baby nya sampai kering dan sudah aku bedaki juga tinggal memakaikan pampers, kuletakkan diatas kasurnya kembali.
Koh Liem : “ini tan.” koh liem memberikan pampers yang tadi dia ambil.
Intan : “makasih koh.” akupun mengenakan ke baby nya sambil membungkuk. Koh Liem curi-curi pandang lagi ke payudaraku yang terekspos dan menggantung bebas ini. Karena pastinya dia bisa melihat karena tanktop yang kukenakan sangat longgar. Diapun duduk diatas kasur didepanku.

Intan : “nah sudah nih koh. Babynya tumben nurut. Minta ASI yang di kulkas dong koh biar tidur tenang nih.” sambil kugendong babynya dan membawanya ke ranjang bayi yang ada dipojokan kamar. Tapi kayaknya koh Liem diam saja seperti melamun memandangiku.
Intan : “koh… hahaha kok ngelamun.” aku pun sedikit mengagetkannya, agar dia tak melamun lagi.
Koh Liem : “eh iya tan. Kenapa tadi?”
Intan : “hayooo ngelamunin apa nih koh? Tadi aku minta ASI buat bayimu tuh. Biar tidur tenang.”
Koh Liem : “eh iya iya. Bentar ya.” dia lalu pergi ke dapur dan menghangatkan ASI di kulkas. Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa sebotol ASI.

Intan : “sini koh aku yang minum kan.”
Koh Liem : “oh iya ini tan.”
Intan : “hmm… kepanasan nih koh kayaknya.”
Koh Liem : “masa sih tan?”
Intan : “iya nih.” aku meneteskan beberapa tetes di tanganku dan merasakannya. Memang terlalu panas. Lalu aku jilat ASI tadi yang ada ditanganku. Koh Liem tetap menatapku seperti menahan sesuatu. Sepertinya sudah terjadi pergolakan batin didirinya, aku yakin dia sudah tak tahan lagi namun akal sehatnya menjaga agar tidak “menyerangku” duluan. Entah mungkin dia takut aku menolak atau bereaksi lain.

Karena bayi koh Liem tak menangis jadi aku rasa tak apa untuk menunggu ASI ini sedikit agak hangat dulu.
Intan : “koh ini aku taruh meja dulu ya biar agak hangat.”
Koh Liem : “eh iya tan.”
Intan : “lagi sering ngelamun hari ini kenapa koh? Banyak masalah ya?”
Koh Liem : “enggak kok tan.”
Intan : “kalau ada masalah cerita aja koh kayak biasanya.” aku duduk di sebentar menunggu ASInya agak dingin. Aku sengaja memang agar tanktopku lebih terbuka lagi dengan menarik ujungnya untuk sambil kipas-kipas.
Intan : “hari ini agak gerah ya koh.”
Koh LIem : “aku buatin es sirup dulu ya. mau?”
Intan : “mau dong koh. Makasih ya.” aku hanya beralasan panas saja sebenarnya.

Aku ke dapur menyusul koh Liem tapi tak sengaja menabraknya yang sedang membawa es sirup dan tumpah ke pakaianku.
Koh Liem : “eh sorry tan. Ketumpahan kan.”
Intan : “eh gak apa koh gak apa.”
Koh Liem : “duh maaf ya agak gak awas saya hari ini.” saat berbicara denganku, matanya tetap saja curi-curi ke belahan dadaku. Aku pun melihat penisnya sudah menegang dibalik celana pendek yang dia kenakan.
Intan : “iya koh gak apa kok ini aku bawa baju ganti juga.”
Koh Liem : “tapi kan lengket kena sirup tan.”
Intan : “gak apa koh.”

Karena koh Liem tak kunjung mengambil langkah, maka aku iseng duluan yang maju.
Intan : “tapi koh itu kenapa?hihihi”
Koh Liem : “itu apa tan maksudnya?”
Intan : “itu tuh burungnya koh Liem kok tegang? Ini nih. Hihihi” tanganku pun memegang penisnya dan benar saja sudah mengeras.
Koh Liem : “eh tan.” koh Liem nampak kaget dengan aksiku.
Intan : “aku tau kok koh Liem daritadi curi-curi pandang. Hehe. koh Liem mau ini kan?” sambil ku turunkan bagian depan tanktopku. Koh Liem nampak terdiam. Aku melepaskan cengkraman tangan ku di penisnya dan mengambil gelas yang masih ada ditangannya tadi lalu kuminum. Sambil menatapnya sengaja kutumpahkan sedikit minuman yang kuminum ini. Sampai menetes dari mulutku turun membasahi leher dan payudaraku. Setelah itu aku menarik tangan koh Liem kearah dapur. Koh Liem pun mengikutiku.

Kuletakkan gelas diatas wastafel lalu aku duduk diatas meja dapur.
Intan : “aku tau koh Liem dari tadi bayangin yang enggak-enggak kan.sini koh… mau jilatin?” aku turunkan tali tanktop ku dan juga bra ku sampai ke lengan sambil memandang koh Liem dengan tatapan nakal ku. Aku hanya menahan cup bra ku dengan kedua tanganku saja agar tak terlepas semua. Koh Liem pun mendekatiku dan akhirnya dia berani mencium leherku. Dijilat-jilatnya bekas sirup yang menetes dari mulutku tadi. Aku memejamkan mata menikmati jilatannya yang perlahan naik dari leher ke bibirku dan akhirnya kamipun berciuman.
Intan : “mmmhhh… terus koh… mmmhhh...ah...mmmmhh...”

Tangannya perlahan menyusup ke belakang dan membuka kaitan braku lalu berpindah ke depan meremas payudaraku secara langsung. Dia melepaskan ciumannya, perlahan kembali menjilati leherku sampai turun ke arah payudaraku. Aku masih memejamkan mata menikmati ini semua.
Intan : “ahs...yes...terus koh...ahhs...” koh Liem sudah menurunkan tanktop ku ke pinggang dan melepas bra yang kukenakan sekarang sambil terus menjilati kedua payudaraku bergantian. Aku pun menyodorkan payudaraku ke arah mulut koh Liem.
Intan : “ahhs… koh...isep koh...ahhs...isep koh...ahhs.. Yes..ahs..” nafsuku perlahan naik, kurasakan kemaluanku mulai basah. Lendir-lendir kewanitaanku mulai membasahi celana dalam yang kukenakan.

Plopp...plopp...plopp… bunyi suara hisapan koh Liem bergantian di kedua payudaraku.
Koh Liem : “ah.. Tan… tetekmu nih bikin aku gak tahan sebenarnya.”
Intan : “hihihi… terusin aja koh… kalau mau… tapi sebelumnya...”
Koh Liem : “apa tan?”
Aku pun turun dan jongkok di depannya.
Intan : “aku pengen tau burungmu seberapa koh...” lalu ku tarik turun celananya dan mencuat lah penis yang sudah menegang ini didepan muka ku. Ternyata penisnya belum disunat dan tak lebih panjang dari punya Tono, apalagi punya Eko. Namun masih standar kebanyakan orang.
Intan : “dah tegang banget ya koh. Hihihi. Mmmhhhh...mmmhhh...mmmppfftt… mmhhh” langsung saja ku kulum penisnya. Sambil kuremas-remas kantung zakarnya dan kujilati sesekali.

Koh Liem :”uhss… tan… enak tan...” koh Liem mulai meracau seiring aku mengulum penisnya. Sampai akhirnya kuhentikan 5 menit kemudian dan berdiri tapi tetap mengelus-elus penisnya. Kutatap koh Liem dengan muka menggoda. Dia pun paham dan menggendongku ke sofa ruang tamu. Dia merebahkanku diatas sofa lalu mengunci pintu depan sebelum kembali menghampiriku dan melepas pakaiannya. Aku melepas celanaku dan membiarkan tubuh telanjangku dinikmati olehnya. Koh Liem melebarkan kakiku dan mulai menjilati vaginaku. Dia jongkok didepanku sedangkan aku duduk diatas sofa. Kurasakan lidahnya bermain-main keluar masuk menusuk kedalam.
Intan : “aaahs… terus koh… aahhs…. Aahhs….” koh Liem menjilat-jilat vaginaku sambil menyedot-nyedot clitorisku yang membuatku menggelinjang keenakan. Aku juga meremas-remas rambutnya. Sampai akhirnya koh Liem ku jepit karena aku mendapat orgasme pertamaku.
Intan : “aaahhss...kohh...aaaaahhh…..nnggghhhh….” koh Liem menghisap semua cairan cintaku yang menyembur keluar seiring orgasme yang kurasakan. Tanpa sadar aku juga menekan kepala koh Liem kearah vaginaku. Sampai akhirnya aku tenang kembali.

Intan : “uuhs… koh… maaf koh... uuhs...” aku sedikit tak enak hati menjepit koh Liem tadi. Tapi dia hanya tersenyum saja dan lanjut mengoral vaginaku.
Intan : “nnnggghhh… koh…. Nggghhh…. Oohs...” aku kembali mendesah-desah tak karuan. Vaginaku sekarang sudah basah dengan liur koh Liem dan lendirku sendiri. Koh Liem sekarang tak hanya menjilati tapi mulai memasukkan jarinya 1 per 1 kedalam vaginaku.
Koh Liem : “hehe kirain masih perawan kamu tan...”
Intan : “ahhs.. Iyah koh… sudah enggak….ahhs...Terus koh...” aku merasakan Koh Liem mulai mengocok vaginaku dengan 3 jarinya keluar masuk. Aku pun mulai mencengkram sofa saat kurasakan ingin mencapai orgasme lagi.
Intan : “aahhs..koh….aku..dapet...ooohhss….NGGGHHH….” kembali aku mengerang saat mencapai orgasmeku yang ke 2 kali. Koh Liem merasakan vaginaku yang berkedut-kedut seakan menarik jarinya agar menusuk semakin dalam. Akhirnya koh Liem mencoba menusukku dengan 4 jarinya dan masuk lebih dalam. Kurasakan salah satu jarinya menyentuh lubang cervix ku.

Intan : “aahs..koh...aaahhs….aaahhss...aaahhs...” aku hanya bisa mendesah-desah merem melek ketika koh Liem mulai menggelitik bibir cervix ku dengan jarinya. Sepertinya dia ingin menusukkan jarinya disana. Ketika dia menemukan lubangnya, dia menusukkan lebih dalam perlahan-lahan. Sampai akhirnya kurasakan rahimku menjepit sesuatu. Aku yakin lubang cervix ku sekarang sudah menjepit 1 jarinya. Dia tetap menggelitik bibir rahimku dan kembali menjilati clitorisku.
Intan : “aaahhs… koh… ahhs… stop...aaaaahhs…. AHHHS….” sampai akhirnya aku orgasme lagi dan membuat otot-otot kemaluanku mengencang lalu melemah secara bergantian yang membuat ujung jarinya tertelan masuk kedalam rahimku. Dia pun membiarkannya beberapa saat sampai akhirnya perlahan dicabut tangannya dari dalam.

Intan : “ACK…. iihhhs… koh… jahat loh… bikin aku keluar 3 kali...” tangannya nampak berlumuran lendirku dan kurasakan sedikit perih didalam. Mungkin terkena kuku jarinya tadi.
Koh Liem : “gantian dong tan aku yang dibikin enak… hehe”
Intan : “sini koh duduk sinih...” aku yang masih ngos-ngosan kini menyuruh koh Liem duduk disebelahku untuk kunaiki.
Koh Liem : “gak pakai kondom gak apa nih?” aku sekarang sudah diatas koh Liem bersiap memasukkan penisnya yang menegang ke dalam kemaluanku. Perlahan aku menggoyang kepala penisnya yang mulai menyibak labia mayoraku.
Intan : “ahs.. Gak apa koh… sudah… nikmatin aja… ACKS....” bless… akhirnya penisnya masuk kedalam. Kini giliranku beraksi, aku pun mulai menggoyang koh Liem yang duduk di depanku dengan posisi berpangkuan.

Intan : “aahhs..koh...enak koh….aaahhs...ahhh...oohss….ahhs...” aku bergerak naik turun diatas pangkuannya. Koh Liem juga tak tinggal diam, dia kembali menghisap putingku bergantian dan tangannya meremas-remas pantatku.
Intan : “aahhs..koh….yes...terus koh...aaaahhs… iiihss… isep terus...ooohs...nggghhh...” meski penisnya tak sebesar yang lain tapi sudah cukup untuk membuatku orgasme lagi. Ku dekap erat dia ketika aku orgasme sampai terjepit saat menghisap payudara kiriku. Aku mulai ngos-ngosan kehabisan energi sekarang. Tapi aku masih kuat untuk menggoyang koh Liem diatas pangkuannya.

Tiba-tiba aku punya ide nakal karena nampaknya koh Liem punya fantasi meminum ASI pasangannya. Aku pun mengambil botol ASI yang ada diatas meja yang berada dibelakangku lalu kubuka dan kutumpahkan isinya di atas payudaraku. ASI tadi perlahan mengalir membasahi payudaraku. Koh Liem pun nampak mulai menjilat-jilati seluruh tubuhku yang berada didepannya. Kini tangannya juga mulai meremas-remas payudaraku seakan-akan ingin memerah susu.

Koh Liem : “aah.. Tan… aku mau keluar...arrgghh….”
Intan : “aaahs.. Keluarin...aaahs..aja koh...aaahs...” aku yang masih terus menggoyangnya tak beranjak menghindar. Aku ingin merasakan benih koh Liem memenuhi rongga rahimku.
Intan : “aaahss...keluarin koh….AAAHHH…..”
Koh Liem : “aaarrggghh tan…..aaarrhh...” aku menjatuhkan tubuhku menduduki koh Liem agar penisnya menusuk semakin dalam saat menyemprotkan spermanya. Cairan hangat itu pun kurasakan perlahan memenuhi rongga rahimku. Ku peluk erat koh Liem saat dia menuntaskan ejakulasinya.

Intan : “hufftt.. Hufftt… mmmmuuuah… sudah puas koh?” aku mencium koh Liem dan masih di posisi tadi membiarkannya menuntaskan semuanya.
Koh Liem : “wah aku gak ngira kamu hebat juga tan...”
Intan : “hehehe Intan gitu loh… achs….” aku sedikit mengangkat pantatku dan penisnya yang sudah mengecil tercabut dari vaginaku tetapi aku masih duduk diatas pangkuan koh Liem.
Koh Liem : “hebat banget kamu tan… takjub saya sama goyanganmu. Gak ngira kamu sudah ahli banget.”
Intan : “ish… apa sih koh Liem muji nya gitu amat. Hihihi.” sambil ku cubit perut buncitnya.
Koh Liem : “hahaha… memang hebatan kamu kok bahkan di banding si Mira.”
Intan : “haha gak boleh gitu koh… gitu-gitu cik Mira kan istrimu. Mmuuah….” kembali aku menciumnya hangat.
Koh Liem : “kalau boleh tukar tambah sama kamu gitu sih mau mau aja tan. Haha”
Intan : “aku yang gak mau koh… weeekkk….”

Obrolan kami akhirnya terhenti ketika mendengar bayi koh Liem menangis.
Intan : “eh koh tuh anakmu nangis. Lapar dia kayaknya. Susunya kamu minum. Hihi” aku bergeser dari atas pangkuan koh Liem duduk kesebelahnya.
Koh Liem : “iya lupa aku tadi kan ASInya belum diminum. Bentar tan...”
Intan : “pakai celana dulu koh. Nih...” aku pun melempar celana dan pakaiannya yang berserakan di lantai. Koh Liem pun segera ke dapur untuk menyiapkan ASI lagi.
Intan : “ati-ati koh jangan kepanasan lagi. Eh ya koh pinjem kamar mandi ya. Mau ganti baju nih sekalian mandi.”
Koh Liem : “iya tan pakai aja.” katanya dari arah dapur.

Aku segera mandi membersihkan tubuhku dan memakai pakaian ku lagi. Tapi aku memakai baju kaos yang kubawa tadi untuk pakaian ganti karena tanktop ku lengket ketumpahan sirup. Saat aku keluar dari kamar mandi, aku melihat koh Liem sudah menggendong baby nya dan meminumkan susu. Baby nya nampak lucu dan sudah tak menangis lagi sekarang.
Intan : “koh aku pamit dulu ya.”
Koh Liem : “iya tan. Eh bentar. Ini aku bayar duit gajimu dulu sekarang.”
Intan : “ah gak usah koh, nanti aja akhir akhir gak apa.”
Koh Liem : “gak apa nanti aku kasih lagi. Hehe”
Intan : “hmmm… beneran nih?”
Koh Liem : “iya sama paling aku minta tolong mandiin sebulan lagi ya.”
Intan : “ish… akal-akalan koh Liem aja nih biar aku betah kan kerja disini.”
Koh Liem : “iya dong. Service mu memuaskan soalnya tan.”
Intan : “hahaha bisa aja koh. Dah ya aku terima. Makasih bos… mmmuah...” kembali aku cium koh Liem dan berpamitan pulang.

Aku melihat sekarang sudah jam 10, segera aku menuju ke pasar ke toko Tono. Mungkin dia sudah menungguku sedari tadi. Tapi tenang saja, aku akan beralasan kalau koh Liem curhat tadi jadi ngobrolnya gak sadar waktu. Karena Tono sudah tau kalau koh Liem biasanya curhatnya ke aku. Tono sendiri juga mencium ada yang tidak beres di rumah tangga koh Liem. Nampak kurang harmonis dan lebih dikontrol istri katanya. Ah sudah lah setidaknya aku punya alasan untuk menghindari kecurigaan Tono.
Ini dia yg gw tunggu2...
Thanks update nya suhuuu...
Intan makin binal...
Siram susu ASI botol di badan sambil WOT keren bgt suhuuu....

Tp kl boleh dibandingkan koh Liem .. Gw tetep lebih demen Intan sama Hasan, adiknya...
Incest nya gokil dan Hasan nya nafsuan, Intannya juga welcome bgt...

Semangaattt suhuuu....
:beer:
 
Ini dia yg gw tunggu2...
Thanks update nya suhuuu...
Intan makin binal...
Siram susu ASI botol di badan sambil WOT keren bgt suhuuu....

Tp kl boleh dibandingkan koh Liem .. Gw tetep lebih demen Intan sama Hasan, adiknya...
Incest nya gokil dan Hasan nya nafsuan, Intannya juga welcome bgt...

Semangaattt suhuuu....
:beer:
Tunggu saja chapter-chapter selanjutnya suhu. hahaha
kalau ada masukan seperti biasa PM aja
 
Terimakasih suhu, updatenya 2 kali seminggu. Semoga terus seperti ini. Penasaran pas Intan GB lagi
 
Tunggu saja chapter-chapter selanjutnya suhu. hahaha
kalau ada masukan seperti biasa PM aja
Siaapp suhuu....
Lagi jarang2 dapet wangsit niih... Hahahaaa....
Kl ada, pasti gw DM.
Ohya, baru kemarin deh .. di RL, tp chuckold sih...
Gak masuk di cerita suhuuu...
 
Kelamaan hu ni cerita,masa iya tono ngebiarin trus intan maen gila,,langsung putusin dan ganti ke cewe lain aja hu,trlalu liar si intan,bispak bgt itu mah ama siapa aja mau..
Kaya pacaran ama pelacur jir..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kelamaan hu ni cerita,masa iya tono ngebiarin trus intan maen gila,,langsung putusin dan ganti ke cewe lain aja hu,trlalu liar si intan,bispak bgt itu mah ama siapa aja mau..
Kaya pacaran ama pelacur jir..
lah emang Tono nya bego dulu suhu. udah dibilangin sama Ramdan, nekat aja pacarin Intan.
hanya karena body aduhai sih dan dulu Tono ngeliat Intan itu terlalu cantik (dibanding sama Rency).
dan Tono juga baru tau di akhir2 kalau si Intan ini demen main sama sembarangan orang sesukanya.
dia juga pernah di jual sama mantannya sih.
jadi ya emang si Tono nya aja yg bego emang dulu gak dengerin kata sohib sendiri. wkwkwkwk.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
silahkan suhu
kalau ada masukan / kritik silahkan disampaikan ya biar makin seru. wkwkwk
gw jg gak mau ini cerita jadi 100% real.
sayangnya Arc1 98% hampir all real. cuma berubah penamaan sama improvisasi dikit doang.
Kayanya klo real lebih berwarna suhu. Karna pengalaman orang berbeda2. Kaya pengalaman rency itu kadang ane speechless. Ada yg ngalamin gitu. Klo pun gak mau 100% bumbunya di konflik aja hu tp msh ada sangkut pautnya sama origin story nya
Maaf ya hu klo lancang
:kretek:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd