Part 10
Bibit Insurgensi
by: R.M Distrodiningrat
Sebenarnya cerita barunya Star bagus, bagus sekali malah. Mengambil pendekatan mirip
My Final Heaven yang menitikberatkan pada deskripsi dan detil lingkungan yang realistis, Star mencoba mengangkat tema tentang kehidupan pra-kemerdekaan di sebuah pulau kecil yang eksotis. Barangkali mau dibuat mirip
Bumi Manusia-nya Oom Pram atau
Max Havelaar-nya Multatuli. Akhir-akhir ini kulihat dia memang sering membaca buku-buku yang lumayan serius.
Entah, tapi aku merasa ada yang kurang. Seperti yang menulis itu bukan lagi seorang Trickst∆r, malah terlalu mirip dengan gaya tulisannya Ayu Utami. Tidak adil juga barangkali, kalau memaksa seorang penulis untuk menghasilkan karya-karya yang identik terus menerus, tapi kali ini aku memang merasakan ada yang hilang dari sentuhan ajaib seorang
Mirage of Deceit. Bahkan tulisan pertama Star yang nggak pernah dipublikasi itu aku kira lebih ajaib dari karya yang ini.
Me: bintang kecil, maap ya kutinggal dulu...
Sambil memacu mobil Chevrolet Impala hitamku ke arah Stasiun Tugu. Aku menyempatkan mengirim pesan singkat kepadanya.
Bintang Kecil: nyebeliiiin
Me: hehe..
Bintang Kecil: huh
Me: nanti sampai rumah kita lanjut lagi, deh. Janji
Sebenarnya aku masih ingin menemani Star menulis, tapi mau bagimana lagi. Aku diminta jadi ketua seksi dokumentasi sama Iko. Tidak enak juga rasanya kalau harus menolak, karena aku tahu anak itu adalah orang yang paling banyak berkorban demi tercapainya gathering nasional di Kaliurang. Bayangkan aja, dia sampai rela bolak-balik Jogja-Jakarta-Bandung, Jogja-Surabaya-Malang, demi koordinasi sama regional-regional lain.
Iko adalah salah seorang temanku di forum. Meskipun orangnya perhitungan, harus kuakui Iko (cukup) menyenangkan diajak berteman. Iko adalah orang paling loyal dan setia kawan yang pernah kutemui. Selain Star, dia adalah satu-satunya orang di forum yang tahu rahasiaku tanpa harus khawatir tersebar kemana-mana.
Sudah beberapa bulan ini Iko pacaran sama anak forum dari Jakarta bernama Miss Flo. Aku cuma kenal nama saja, karena kulihat ia eksis di mana-mana, juga dari foto-foto seronok yang dipajang di subforum IGO. Iko pernah bilang bahwa dia senang saja foto telanjang pacarnya dinikmati oleh orang-orang dari seluruh Indonesia, bahkan Iko mengakui setelah membaca cerita panas dari suhu Mojo yang berjudul
Sayang, ini bukanlah permainan dia jadi berfantasi pacarnya di-exe oleh orang lain, meski harus menahan cemburu.
Aku hanya tertawa mengingat perkataan Iko waktu itu, karena saat ini pacarnya yang sensual sedang berada tepat di depanku.
Jo, kenalin, cewek gue, Flo.
Jo, aku berkata, menjulurkan tanganku ke arah cewek yang dandanannya lebih heboh dari amoy Singapura itu.
Flo...., panggil aja Flo. (
Njier, suaranya serak-serak mendesah gitu, gan!)
Miss Flo. Banyak sudah beredar gunjingan tentang Female Member yang satu ini. Konon, biarpun dadanya kecil, tapi pantatnya bohai dan geolannya ajib luar biasa. Konon, bibirnya yang tebal itu selalu bikin cowok-cowok nggak bisa tahan lama-lama kalau di-oral. Konon katanya, cowok homo aja bisa tobat jadi
straight setelah diajak ML sama Flo! Buset.
Kupikir itu semua hanya mitos, namun setelah bertemu muka mungkin ada benarnya juga. Pantas saja Iko betah sama cewek ini, batinku sambil mengusir pikiran-pikiran bejat yang mau nggak mau numpang lewat di kepala.
Ceweknya Iko kayaknya penasaran banget tuh sama yang namanya Kanjeng Distro, nggak tahu kenapa. Biasalah, orang terkenal kan banyak fans. Pura-pura nggak tahu, aku dan Iko diam saja sambil saling lirik penuh arti.
Karena ceweknya Iko juga seksi dokumentasi, jadinya kita bisa banyak ngobrol-ngobrol. Dari situlah gue baru tahu ternyata ceweknya Iko cuma tampangnya doang yang seksi, aslinya orangnya bocor gila. Berkali-kali aku ngakak karena joke-joke-nya yang tergolong bodor parah. Masa dia bilang yang namanya Kanjeng Distro itu tampilannya kurus dekil gimbal? Parah!
Prejudice can be cruel, bisik Iko sambil nahan ketawa.
Bangke.
Rapat itu ditutup tanpa menghasilkan keputusan yang berarti. Hujan yang turun pukul sepuluh lewat sepuluh mau tak mau membuat anggota paguyuban wisata kulendir bubar sebelum waktunya. Yah, begitulah resikonya kalau rapat di angkringan kaki lima. Anak-anak habis ini mau lanjut jalan ke Bosche. Aku dan Iko juga diajakin ikutan.
Gimana, Ko? Lanjut nggak? tanyaku. Lanjut dah, jawab Iko, buat ngilangin bete! Singkat kata, kita meluncur ke salah satu klab malam di bilangan Jalan Magelang itu. Karena hujan, Iko dan ceweknya numpang mobilku. Sampai di sana Boss SupMod yang baru gajian langsung
open table, dua botol
Red Label dan satu
Jack D dibuka sebagai pengantar mabuk malam ini.
Habis ini gue mau ngomong sesuatu, Iko berkata setengah berbisik.
Apa, gan?
Penting. Banget.
Apaan nih? Laga-laganya sih nggak enak.
= = = = = = = = = = = = = =
BOSCHEEEE! PRIT! PRIT! PRIT! Dentuman bass dan bebunyian elektronik memenuhi ruangan yang disesaki manusia-manusia yang berjingkrak mengikuti irama musik. Laser warna-warni ditembakkan ke udara yang penuh asap rokok dan aroma alkohol, membentuk berkas-berkas cahaya warna-warni yang bergerak-gerak.
Flo yang emang sudah famous dari sananya langsung jadi primadona. Kebetulan, Iko jadi mendapat kesempatan untuk bicara empat mata denganku begitu Flo turun melantai bersama beberapa suhu.
Benaran saja. Firasatku udah nggak enak waktu Iko bilang gini, Elu ingat yang dulu gue pernah cerita fantasi gue? ragu-ragu sebenarnya, kelihatan dari mukanya yang menahan malu.
Yang mana? aku balik bertanya, karena terus terang aku bingung, fantasi yang mana yang dimaksud. Orang ini fantasi seksualnya aneh-aneh, bahkan tak pantas diceritakan di sini saking najis-nya.
Iko berkata bahwa dirinya memang memiliki kelainan. Dia terangsang bila foto-foto telanjang pacarnya dinikmati oleh orang lain. Buktinya, mereka sering meng-upload foto-foto nude Miss Flo, atau video saat mereka berhubungan seksual di SF IGO. Masalahnya, selama beberapa hari terakhir ini fantasinya makin nggak masuk akal: dia berkhayal ceweknya disetubuhi orang lain di hadapannya. Iko bertanya, normal tidak kalau berfantasi seperti itu.
Elu positif sakit, jawabku pasti. Lagian lu nggak cemburu apa?
Cemburu pasti. Tapi kalau elu yang ekse kayaknya sih enggak. Kayaknya.
Parah elu, sob, kataku. Ngapain gue jadi dibawa-bawa?
Serius gue. Kalau sama elu, gue malah ikhlas, Jo. Penasaran malah. Senyum mesum mulai terbit dari bibirnya. Kalau bisa gue malah pengen ikutan.
Taik. Aku ikut tertawa, lalu menonjok lengannya pelan.
Threesome invitation, nih ceritanya? Diam-diam aku melirik ke arah cewek yang sedang asyik melantai mengikuti dentuman musik. Pinggulnya meliuk, pantatnya menggelinjang mengikuti alunan beat dari DJ booth. Aku melihat lehernya yang dibasahi keringat berkilat-kilat ditimpa cahaya laser, juga dada mungilnya yang tak terbungkus bra bebas berguncang ke kiri dan ke kanan.
Jago nggak?
Lejen. Miss Flo gitu.
Aku tertawa kecil, menenggak habis se-sloki Jack Daniels.
Gimana bilangnya tapi? Yang ada gue malah kena tabok.
Derita elu... lagian kenapa harus gue? kenapa nggak sama si Mamet gitu.
Sob, gue tuh orangnya realistis. Ambil keputusan nggak pakai rasa, tapi pakai statistik. Menilik dari track record yang gue amatin, elu itu nggak pernah main hati. Sama sekali. Just sex. Titik.
Dengan kata lain, elu mau bilang kalau gue penjahat kelamin, gitu?
Nggak lah. Emang elu pernah jatuh cinta? Nggak yakin gue.
Aku cukup tersenyum. Menyiratkan pertanyaan besar untuk ditebak Iko: R.M Distrodiningrat,
The King of The King, The Top of Everything. Orang yang paling sering bikin cewek-cewek di kampus patah hati. Pernahkah ia jatuh cinta?
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =