Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TRJBK NSTLG

Thanks om Jay. Ceritanya mengingatkan saya tentang salah satu bagian hidup saya yang luar biasa. Rasa cinta yang kuat dan seks terbaik dalam hidup saya.
 
Diamputtt dab uapik critamuu...asli dieja vu..teringat zaman kuliah,teruskannn
 
Fragmen 10
Every New Beginning Come From Some Other Beginning's End

Senja tersenyum kepadaku. Untuk sesaat, sinar matahari di belakangnya membentuk ilusi berupa garis-garis serupa sayap malaikat. Untuk sesaat waktu berhenti. Sesaat, sebelum KW menggenggam tangan Senja.

Aku hanya terpaku melihat Senja dan KW yang berlarian di antara ombak. Aku jongkok di pasir bersama Slamet. Aku membayangkan, seandainya Liz ada di sini. Dengan galau, aku menulis inisial "J" dan "L" di atas pasir sambil tersenyum getir. Sesaat kemudian ombak datang dan menghapus nama kami. Slamet prihatin, dan menepuk pundakku dari belakang.

"Jangan nyebur ke laut ya, Masbro.."

Aku memandangi ombak Laut Selatan yang menggelora, dan langit senja yang merona jingga. Aku menghela nafas.

Kami -Aku dan Slamet- seperti sepasang pemuda yang kebingungan -kebingungan dengan orientasi seksualnya-

"Met.."

"Yo.."

"Ente liat ombak-ombak itu.."

"Iya.. ane lihat.."

"Matahari yang terbenam.."

"......."

"Awan yang ditiup angin..."

"Njut ngopo?" (terus kenapa?) kata Slamet sambil menggaruk kepalanya.

"Kita ini hanya seupil debu di semesta, Met... Biarpun Liz ninggalin ane, biarpun ane sedih, bumi akan terus berputar."

Slamet hanya garuk-garuk kepala, sepertinya IQ - nya, terlalu rendah untuk mengerti kata-kataku.

"Jay, mungkin ane nggak sepuitis ente. Mungkin ane nggak sebijak KW. Mungkin selama ini ane kerjaannya ngerepotin ente."

Benar Met, benar...

"Ane nggak punya apa-apa, Jay. Ane cuma nggak pengen ente sedih terus-terusan..."

Hatiku terenyuh. Slamet, yang selama ini kuhina dan kujadikan objek penderita dalam cerita ini ternyata sangat tulus. Senyumnya itu tanpa tendensi, tanpa kepura-puraan. Slamet mungkin nampak seperti orang yang tidak bisa diandalkan, tapi aku baru menyadari, bahwa Slamet adalah orang yang paling pertama ada saat dibutuhkan.

Maafkan aku, Met...

Maafkan aku telah mem-bully mu selama ini...

"Life keep running, Met." Aku menyalakan sebatang rokok.

"Betul, Masbro. " Slamet ikut menyalakan sebatang rokok -rokokku-.

"The Show must go on."

"Hehehe." Slamet terkekeh dengan wajahnya yang polos.

"Makasih ya Met, udah ngajakin ane ke sini.." aku menepuk pundak Slamet.

"Sama-sama Masbor.. eh Masbro."

"Liat tuh Senja sama KW.. asem bikin iri aja hehe"

"Haha.."

KW berlari kecil ke arah kami, di belakangnya Senja tersenyum dan melambai, mengajak berfoto.

Slamet merangkulku, dia adalah sahabat yang selalu ada di sampingku saat sedih maupun senang. KW mendorongku dari belakang, dia adalah semangat yang selalu mendorongku melangkah ke depan. Dan Senja tersenyum, melambai di depanku, di antara ombak dan matahari yang terbenam, sesosok yang mengingatkanku bahwa selalu ada pelangi setelah hujan, bahwa aku harus selalu: melangkah.

Ya, mungkin saatnya aku memulai hidup baru, merenda cinta yang baru. Aku tersenyum sendiri melihat Senja dan KW yang bercanda-canda. Ah, andaikan aku yang jadi KW: Jaya dan Senja... cocok juga haha.. Tanpa sadar aku menulis-nulis sendiri di atas pasir. "J" dan "S"

"Masbro, ane tahu ente lagi patah hati. Ane juga tahu kita temenan dari kecil," Slamet berkata, entah kenapa.

"Eng.."

"Tapi, maafin ane Masbro... ane nggak bisa... nggak bisa... kita lebih baik tetap temenan..." tiba-tiba Slamet berlari meninggalkanku.

Ombak datang menghapus tulisan ""J" dan "S"

"Met! Tunggu, Met! Maksudku bukan itu!" aku mengejar Slamet.

"Maaf Jay!" slamet tetap berlari -histeris-.

Kami berkejaran di pinggir pantai, dramatis.

Mataharipun terbenam, pertanda bumi masih berputar pada porosnya.

= = = = = = = = = = = = = =

Roda-roda terus berputar
Tanda masih ada hidup
Karna dunia belum henti
Berputar melingkar searah


Terik embun sejuta sentuhan
Pahit mengajuk pelengkap
Seribu satu perasaan
Bergabung setangkup senada


Jurang curam berkeliaran
Tanda
bahaya sana sini
Padang rumput lembut hijau
Itupun tiada tertampak


Sudah takdir, sudah terlanjur
Mengapa harus menyesal?
Hadapi dunia berani
Bukalah dadamu!
Tantanglah dunia!
Tanyakan salahmu
wibawa!


Seperti layaknya ending credit sebuah film. Kisahku dengan Liz harus berakhir. Setelah itu aku kembali melangkah, mencoba membuka hati, merenda cinta yang baru.

Banyak hal yang terjadi setelah aku putus dengan Liz. Aku mendapat pacar baru, menyelesaikan skripsiku, hingga akhirnya aku sampai di hari ini...

Saat ini aku memandangi hujan yang turun kian deras, dan kisah ini pun akan terus berlanjut...
 
yaaaaay...

J & S

#TeamSlamet

#eh

..asli gw ngakak di kubikal wc kantor sampe digedor temen di kubikal sebelah, ngomel2 bikin konsentrasi ilang katanya..
 
Met.... met.... ente kok geer? Hehehe.

Ayo Jay! Wujudkan J dan S!
Om omm.. alamatnya si Jay di mana ya?
 
Ciamik oum suhu....

nubi ngakak bacanya....
lanjut ya oum.... best kali.
 
Whaaaa. Liz muncul lagiii :horey:

kangenn... nongkrong sini dulu ahh :panlok1:

( Slamet ini ge-eran bgt ya, ngakak ane pas dulu baca scene J + S itu :pandaketawa: )
yaz lama gak kelihatan, ente ke mana? gak salah pasang bendera kan?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd