Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TRJBK NSTLG

Bimabet
And me? I’m still here reading and (not) masturbating. :army:

Nggak berencana kasih mulustrasi om?
Kayake tokoh Liz emang beneran cewek ya? :bata:
 
ane demen cerita beginian..
ibarat film mah ,film sex tape (adult comedy)..
semoga diangkat ke layar lebar yah om , jadi film :beer::mantap:
 
Fragmen 5
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Di kampus kami, tembok pun bisa mendengar dan berbicara. Keesokan harinya, gosip mengenai Liz yang tidur di kamar kost-ku menyebar dengan cepat.

Beberapa teman cowok menyalamiku. "Selamat, gay insyaf!" kata mereka, sementara yang lain bertepuk tangan dan mengalungkan karangan bunga.

"Jay, maaf yo... kemarin ane sudah salah paham." Slamet menghampiriku saat pergantian dosen.

"Yo," jawabku malas. Aku tahu, pasti dia yang menyebarkan gosip ini, sebal aku jadinya.

Namun aku tak begitu ambil peduli, karena kuliah pagi ini membuatku ngantuk nggak ketulungan, ditambah lagi tidur bersama Liz membuat tidur nggak nyenyak, dag-dig-dug sepanjang malam.

Sebenarnya bisa saja aku nitip absen sama Slamet atau KW, tapi karena KW bilang akan ada quiz, terpaksa aku berangkat walaupun malas.

Aku mencari-cari Liz, kulihat ia juga sedang terkantuk-kantuk di sudut seberang, memperhatikan dosen yang mengajar tidak jelas.

Lama aku memandangi wajah Liz dan rambut pendeknya, hingga tanpa sadar aku mencorat-coret di atas noteboook.

Aku menggambar seorang cewek tomboy berambut pendek, mengenakan celana jins pelel dan tank top ketat, dengan lengan kiri yang dipenuhi tato.

"Nyet, gambar siapa, tuh? Liz?" tegur cewek yang duduk di sampingku.

"Mau-tahu-aja," aku menyahut malas.

Namanya Grace, Gracia Anindhitia. Yep, seperti yang kujelaskan di depan. Grace adalah cewek paling seksi di kampus, bahan coli kedua setelah Ameri Ichinose, dan satu peringkat di atas Luna Maya.

Mukanya mirip artis panas Hongkong, Shu Qi, yang main bareng Jason Statham di The Transporter. Bibirnya tebal, sensual. Ukuran cup-nya, aje gile memangnya ane dagang BH? Yang jelas toketnya yahud gilak, lihat saja dia sekarang memakai kemeja ketat tipis, bh-nya warna hitam dampai nampak... aaaaah.... tuh, kan malah konak.

"Jay, kamu beneran ML sama Liz? aku sih masih nggak yakin kalau kamu suka cewek."

Bajigur, pagi-pagi sudah nyari perkara. Grace ini sebenarnya baik, cuma anaknya sengak dan sedikit bossy. Kali ini aku sedikit mangkel, maka aku pura-pura tidak mendengar, dan terus menggambar.

Namun Grace sepertinya kesal karena nggak kutanggapi, hingga dia kembali bertanya," Jay, kamu naksir Liz, ya?"

"Huasyemik!"

"Halah, kalian itu nempel terus semenjak semester satu, kaya amplop sama perangko. Daripada sama Bang Igo kampret, aku yakin dia lebih cocok sama kamu. Yang satu tomboy, yang satu maho. Fit and propper," tandas Grace mantap, sambil pura-pura mencatat.

"Asu."

"Lagian, Liz naksir kamu dari dulu, tahu."

"Nguapusi tenan, cuk!"

Grace melotot, mencubit tanganku. "Dikandani ngeyel. Tapi karena kamu nggak nembak-nembak, dan malah PDKT sama Senja. Liz akhirnya jadian sama Bang Igo," ungkapnya, klise.

Aku menelan ludah, entah Grace serius atau tidak, tapi yang jelas jantungku kembali berdetak lebih cepat saat tiba-tiba Liz menoleh dan melambai ke arah Grace.

Shit... shit... shit.... kenapa ane jadi salah tingkah gini.

Kuliah diakhiri tanpa aku sempat bertanya lebih jauh lagi. Liz sekarang sedang sedang meng-copy power point kuliah dosen dari komputer. Anak itu melihatku dan melambaikan tangannya.

Aku mendekat dan menghampiri Liz, mengajaknya sarapan seperti biasa, namun kali ini tenggorokanku rasanya malas bersuara.

"L-Liz... ehem... udah makan belum?"

"Makan apa? Makan hati udah," Liz menyahut cuek.

"Sama dong, minumnya Teh Botol Sosro." Lelucon yang sama seperti tadi malam, garing. Akhir-akhir ini aku memang kehabisan bahan lelucon.

"Hahahahaha!" Tawa Liz berderai sambil meninju lenganku.

"Makan apa, nih?" tanyaku lagi.

"Temen 'makan' temen."

"Haha, terus minumnya Teh Botol Sosro... ah, seriuslah... mau makan apa, nie?"

Liz membereskan bukunya. "Hehehehe... aku udah makan, Jay. Maaf, ya..."

"Yah...." aku menunduk lesu. Kenapa aku jadi kecewa gini....

"Ntar malem aja, yah. Jemput aku," ucap Liz lagi, sambil menonjok lenganku.

Siang itu amat terik, sudah beberapa bulan ini hujan tidak turun di Yogyakarta. Namun entah kenapa, aku merasa sangat sejuk saat itu. Kami berjalan beriringan di bawah pohon akasia yang ditanam sepanjang halaman kampus, dinaungi daun lebat yang menghalangi terik sinar matahari.

"Jay... anu... umm..." Liz terdiam lama, "yang semalem, m-maaf..."

"I-iya... aku juga khilaf..." Aku menelan ludah, "a-aku... aku nggak mau... kalau dibilang mengambil kesempatan dalam kesempitan."

"Enggak kok Jay, aku juga yang salah," jawab Liz, menyenggol lenganku.

"Kesempatan dalam kesempitan..." gumamku nggak jelas. "Tapi semalam memang benar-benar sempit... sampai ane keluar duluan..." aku merujuk pada mekinya yang memang beneran sempit.

"Iiiiiiih... Jay, apaan sih!" Liz memukul-mukul dadaku.

"Hahahaha...." Aku tertawa sambil menghindar.

Siang itu, Liz menggamit tanganku. Kami berjalan bergandengan menuju tempat parkir. Aku bisa melihat teman-teman kampusku yang memandangi kamu dengan takjub: pasangan tergaib abad ini.

Wattttaaaaaaaa!!!!

= = = = = = = = = = = = = = = = =

Malam harinya kami makan di lesehan di piggir Jalan Kaliurang. Motor-motor lalu lalang di sepanjang jalan yang ramai dengan bangunan dan kedai makan. Kami duduk lesehan di tikar sambil menikmati sajian gudeg basah, nasi hangat dan potongan nangka manis yang disiram kuah santan yang mengepul hangat.

Pengamen berseliweran di sekeliling kami, dari yang berdandan banci, sampai yang cuma bermodal 'kecrek-kecrek', namun ada satu yang berbeda: Bapak-bapak tua dengan potongan rambut model bob ala John Lennon, mengenakan celana bahan dan kemeja yang dimasukkan rapi.

Ia tidak bernyanyi, melainkan memainkan harmonika yang disangkutkan begitu rupa pada gitarnya, dan yang lebiih unik lagi: di sepanjang jalan itu dia hanya memainkan lagu The Beatles.

Kuperhatikan mata Liz tak berhenti berbinar ketika melihat si Bapak bermain gitar sambil meniup harmonika.

"Selamat malam. Mau lagu apa? Bat pacarnya, mungkin? Bapak itu memberi preambule pada penampilannya.

Liz terkekeh, "Jay, kamu yang milih."

Aku sejenak gelagapan, sebelum akhirnya memilih sebuah lagu.

"Pilihan yang bagus." Si Bapak mengacungkan jempol, sebelum memainkan gitarnya. Lagu itu tak berlirik, hanya alunan harmonika dani ringan gitar, namun Liz dengan riang ikut bersenandung.

"Oh yeah, I'll tell you something
I think you'll understand

When I say that something ,
I want to hold your hand..

I want to hold your hand
I want to hold your hand"

Liz tersenyum ke arahku, menggenggam tanganku erat-erat sepanjang lagu dinyanyikan.

"Makasih," bisik Liz sambil menatapku.

Aku balas menatap matanya, berucap hati-hati, "L-Liz..."

"A-apa, Jay...?"

"A-aku lupa bawa duit."

"Kere," Liz mengumpat pelan, sambil merogoh dompetnya.

Begitulah, semenjak hari itu ada yang berubah mengenai hubunganku dengan Liz. Sekarang ia jadi lebih mesra kepadaku, kemana-mana ia selalu menggelendot manja di lenganku. Sekarang Liz jadi lebih perhatian padaku, dengan menanyakan: Jay, udah makan belum? Udah minum belum? Jangan kebanyakan coli yah...

Mungkin aku yang terlambat menyadari, namun kuakui ada perasaan hangat menjalari hatiku saat berada dekat dengan Liz. Klise memang. Hanya saja, waktu itu aku belum mengetahui bahwa Sex doesn't ruin friendship, It is Love that ruins friendship...
 
Harusnya gua ngaceng... Bukan ngakak dan baper....


Nyesel baca thread jni....
Nyesel, harusnya dari kemaren² ane bookmark...


Dan skrg jd nyandu update nya deh...
pokoknya ganti page update selama ane nggak ketiduran
 
And me? I’m still here reading and (not) masturbating. :army:

Nggak berencana kasih mulustrasi om?
Kayake tokoh Liz emang beneran cewek ya? :bata:


Liz

Slamet

bukan foto sebenarnya, jangan dikepoin
 
Biar cepet ganti pagr, trs di update sama ts nya
Penasaran sama ajay, akhirnya jadian gak sama liz....
 
Ngakak banget suhu critanya...
The Legend is come back.....
Ikutan nongkrong ah..
 
mantepp bang jay
pilihan kata yg sederhana tapi bikin hanyut dalam cerita
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd