Chapter 4: (Fafa) My First Sin
"Hufft seger bangettt!!!" celetuk ku sambil berjalan menuju kamar ku dengan balutan handuk hijau di tubuh ku. Keadaan rumah sore ini masih sepi, Teteh masih berada di kampus sedangkan ibu ku sepertinya sedang pergi arisan. Bapak dan Aa, rencananya akan pulang minggu ini karena minggu depan aku akan izin dari sekolah untuk beberapa hari mengunjungi keluarga ku di kampung karena ada acara keluarga besar. Berhubung kampung ku agak terpencil walaupun masih di daerah jawa barat sepertinya akan sulit untuk mendapatkan koneksi internet. Maka dari itu aku harus segera menyelesaikan makalah ku.
Aku segera duduk di atas kasur dan mengeluarkan laptop kak Reza yang baru kupinjam tadi siang dari tas ku. Setelah mencolok chargeran aku segera menyalakan laptop tersebut. Sebenarnya aku bisa saja menggunakan laptop ku sendiri, tapi berhubung keluarga ku bukanlah keluarga yang berkecukupan sehingga keluarga ku hanya memiliki satu laptop dan laptop tersebut aku pakai berdua dengan teteh. Hari ini laptop tersebut dibawa oleh teteh ke kampusnya maka terpaksa aku meminjam laptop kak Reza.
Selagi menunggu menyala aku meraih HP ku yang ku letakan sedari tadi di atas kasur, dan merasa sedikit kecewa karena tak ada sama sekali pesan baru dari kak Reza. Kemudian aku membuka instagram ku dan tertnyata ada beberapa pesan DM dari Om Feri. Aku lalu membuka pesan tersebut dan ternyata Om Feri juga baru saja me-like beberapa foto Instagram ku. Sebenarnya aku tidak sembarangan menerima pertemanan di sosial media ku, tapi karena merasa gak enak sama Om Feri yang udah nganterin aku sampe rumah akhirnya aku mengizinkanya menjadi teman ku di instagram saat dia meminta ku untuk menerima undangan pertemanannya tadi. Siapa sangka kalau hal itu bisa bikin kak Reza cemburu, dan hal itu ntah kenapa membuat-ku sedikit senang hahaha. Melihat kak Reza cemburu seperti tadi siang saat menelpon ku sebelum mandi membuat ku makin yakin kalau Kak Reza benar - benar sayang pada ku. Beda sekali dengan Dimas mantan ku dulu yang sepertinya tidak peduli aku sedang bersama dengan siapa, malah aku dulu sempat sengaja memention nama kak Reza di wall ku saat aku masih berpacaran dengan Dimas. Harapan ku saat itu akan membuat Dimas cemburu kepada kak Reza, namun jangankan cemburu. Menanyakan siapa kak Reza saja saat itu pun tidak. Makanya ketika melihat kak Reza yang cemburu tadi seperti ada kesanangan tersendiri untuk ku.
"Fa kamu masih suka cosplay?" bunyi pesan terakhir dari Om Feri.
Aku agak ragu untuk membalas DM tersebut, karena aku tahu kak Reza kurang senang kalau aku berbicara dengan cowok lain. Walau aku senang melihat nya cemburu bukan berarti aku senang melihat Kak Reza cemas.
"Jarang Om feri, soalnya mau UAS bentar lagi" jempol ku seakan tak peduli dengan perang batin dalam diriku.
Duh memang semenjak dulu aku hobby banget chatting sama, kebiasaan buruk yang tidak bisa ku rubah. Sebab aku sendiri sebenarnya adalah orang yang introvert, aku tidak bisa berbicara tanpa merasa gugup kepada orang yang tidak ku kenal. Maka dari itulah alasannya kenapa aku suka Cosplay dan Chatting. Sebab dengan cosplay aku bisa berubah menjadi orang lain, dan rasa percaya diri ku mendadak muncul. Sedangkan dengan chatting, aku bisa bebas mengatakan apa yang ada di otak ku tanpa perlu merasa gugup seperti ketika berbica tatap muka langsung.
"Wah sayang banget kalau begitu, saya baru tau kalau ada cosplayer Indonesia yang secantik kamu" balas Om Feri.
Aku bisa merasakan muka ku me-merah membaca hal itu, sampai detik ini aku selalu tidak tahu harus meresponse apa kalau orang asing memuji ku. Walaupun jujur aku sama sekali tidak membeci pujian yang diberikan oleh Om Feri selama pujian itu sopan.
"Ah Om Feri matanya perlu di cek nih, hahaha" aku lalu mencoba meletakan HP ku kembali ke atas kasur namun mendengar notifikasi baru menandakan Om Feri membalas pesan ku membuat ku kembali melihat layar HP ku.
"Hmm...kamu di rumah cermin nya pada pecah ya Fa?"
Membaca hal itu membuatku mengerutkan dahiku dan segera membalas pesan tersebut.
"Hah? gak ngerti om. Gak ada yang pecah kok cermin di rumah aku" balas ku.
"Loh kalau gitu kok bisa kamu setiap lihat cermin gak sadar sama kecantikan kamu sendiri" balas OM Feri.
Ntah kenapa membaca itu membuat ku tersipu malu.
"Ngahahaha, iya deh om iya" aku tak tahu harus membalas apa, tapi aku bisa melihat OM Feri sedang mengetikan pesan baru.
"Jadi cewek gak boleh gitu Fa, harus percaya diri. Beda ya sama sombong atau narsis, tapi kalau kamu bisa menyadari kecantikan kamu sendiri itu bakal bikin kamu menjadi wanita yang kuat".
"Duh Om Feri jualan kaos ya? Gak nyangka Om Feri sebijak ini hahaha" balas ku yang agak kaget membaca kalimat itu keluar dari Om Feri.
Memang kita gak bisa menilai orang dari penampilanya. Sebenarnya aku gak pernah nge-judge orang dari penampilan luar nya selama ini hanya saja ntah kenapa perkataan Om Feri barusan sangat menohok hati ku. Sebab memang selama ini aku memiliki isu soal percaya diri, sebab saat kelas 1 SMA muka ku penuh jerawat dan tubuh ku cukup gemuk membuat ku tidak begitu Pe-de terhadap diri ku sendiri. Ditambah lagi saat Dimas memutuskan ku secara sepiihak, membuat kepercayaan diri ku semakin hilang.
"Saya suka banget sama cosplay kamu yang jadi Tifa, sama Mai Shirannui fa" Om Feri tidak memnggubris pesan ku yang sebelumnya.
"Oh makasih om, om suka game juga ya?" aku sadar betapa bodohnya pertanyaan itu, jelas lah Om Feri suka game. Orang Om Feri punya warnet game tentu lah dia suka dengan Video Game.
"Wah suka banget Fa, cosplay kamu tuh bener - bener mirip sama aslinya. Kayak mimpi bisa ngelihat karakter favorit saya seperti muncul beneran di dunia nyata"
Membaca pesan tersebut membuat hati ku berbunga - bunga, karena menurutku pujian Om Feri barusan adalah pujian tertinggi buat pelaku Cosplay.
"Om makasih banget om, aku denger nya seneng haha. Aku ngerasa bangga loh baca nya" jawab ku melalui pesan Instagram.
"Makanya Fa, lain kali kamu kamu mau cosplay atau lagi fitting costum izinkan saya buat ngelihat langsung ya" balas Om Feri.
"Siap Om Feri, nanti kalau Fafa ikutan Cosplay lagi Fafa bakal kasih tau Om Feri" jawab ku senang.
"Fa, jangan panggil Om dong. Panggil nama aja, saya gak setua itu loh. Emang karena gembrot aja jadi keliatan tua hahaaha" balas Om Feri lagi.
"Aduh gak enak aku kalo manggil nama, kan gak sopan" balas ku.
"Ya udah panggil Kaka atau Abang aja kalo gitu" tawar Om Feri kemudian.
"Hmmm ya udah aku panggil abang Feri aja ya" jawab ku, karena aku merasa panggilan kaka adalah panggilan sayang ku kepada kak Reza dan aku tidak mau menggunakannya untuk memanggil orang lain.
"Iya abang Feri, Fafa pamit ya mau ngerjain tugas" aku merasa sudah terlalu lama chatting sama Abang Feri, takut nya nanti aku kebablasan untuk terus chatting.
"Oke deh, saya juga pamit mau mengagumi foto - foto kamu yang lain" balas Abang Feri.
"Astaga hahaha" setelah mengirimkan balasan tersebut aku meletakan HP ku dan mulai membuka browser Google Chrome dan Micorsoft Word untuk mulai mengerjakan tugas ku.
Entah kenapa aku tak bisa berhenti ternsenyum, interaksi ku lewat DM instagram barusan dengan Om Feri alias Abang Feri barusan membuat hati ku senang. Sebenarnya akan lebih senang lagi kalau yang mengatakan itu adalah kak Reza, pacarku sendiri. Namun kak Reza tidak begitu suka aku ikutan cosplay karena memang kak Reza kurang begitu mengerti apa faedahnya melalukan hal tersebut. Juga berhubung setiap kontes cosplay beriringan dengan acara Jepang - Jepangan membuat Kak Reza sama sekali tidak tertarik karena kak Reza tidak suka dengan segala sesuatu yang berbau Jepang dan Anime. Mungkin itu satu - satu nya kekurangan yang terdapat dalam diri Kak Reza walaupun sampai detik ini kak Reza tidak melarang ku untuk menyukai Cosplay atau segala sesuatu yang berbau Jepang.
Aku mulai mengetikan tugas ku, dan mulai mencari berbagai artikel untuk membantu makalah sosiologi ku. Sampai akhirnya aku harus mencari artikel tentang program kesenian dan budaya pemerintah. Aku lalu mengetikan kata "Program" di bagian atas web-browser ku, namun karena salah pengejaan aku malah mengetikan huruf "P-O-R-" dan seketika itu juga web-browser ku melakukan sugesti ke sebuah halaman web bernama "Pornhub".
Aku mengerutkan kening ku, dan karena penasaran aku menekan enter dan halaman di layar laptop ku berpindah ke sebuah halaman berlatar belakang hitam dengan nama web tersebut terpampang lebar.
Betapaga kaget nya aku karena menyadari itu adalah situs porno sontak saja aku melompat sedikit kebelakang dari posisi duduk ku. Aku mencoba memproses hal ini karena walau sedikit gaptek aku paham betul kalau web-browser hanya akan menampilkan usulan menuju halaman yang sering di akses oleh pemilik laptop tersebut. Alias kak Reza sering mengunjungi halaman web porno tersebut.
Masih mencoba berfikir positif aku lalu menarik laptop kak Reza ke arah ku dan kemudian membuka halaman history web-broswer tersebut. Betapa kecewa nya aku setelah melihat ternyata halaman web porno tersebut muncul begitu banyak di jajaran daftar history kunjungan web-browser kak Reza.
Rasa kecewa, bercampur dengan kesal dan cemburu seketika itu juga memenuhi hati ku. Aku bisa merasakan mata ku mulai berair karena nya. Tangan ku kemudian menjulur lemas dan mengklik sebuah link untuk melihat video porno apa yang di lihat oleh kak Reza. Sebuah halaman baru terbuka di web-browser tersebut dan menampilakn video porno seorang wanita keturunan asia sedang melakukan hubungan intim dengan seorang pria kulit hitam. Rasa mual mulai terasa di kepala ku, ketika wanita tersebut memasukan batang kejantanan pria kulit hitam itu ke dalam mulut nya. Aku segera menutup mulutku karena rasa mual itu, namun bukanya menutup halaman tersebut mataku tak bisa mengalihkan pandanganya.
Mataku terbelalak lebar setelah menyadari, fitur wajah wanita dalam video tersebut sangat - sangat mirip dengan wajahku. Perbedaanya antara aku dan wanita dalam video tersebut hanyalah warna rambut dan payu daranya yang lebih besar dari payu dara ku. Apakah karena hal itu yang membuat kak Reza menonton video ini?
Hal tersebut membuat diriku menahan rasa mual ku dan terus menonton video tersebut sampaii selesai, di mana terlihat pria dalam Video itu mengeluarkan cairan berwarna putih dari batang kemaluan nya ke dalam mulut wanita itu dan wanita itu dengan wajah bahagia menelan cairan di mulutnya itu.
Aku lalu meng-click usulan video yang terlihat di sebelah layar pemutar video tersebut, dan kemudian sebuah Video lain dengan aktor wanita yang sama muncul di layar laptop tersebut. Video kali ini terlihat wanita tersebut sedang digerayangi oleh 2 kakek - kakek, dan terlihat dari wajah wanita tersebut kalau dia menikmati sentuhan 2 kakek - kakek itu. Suara desahan wanita itu terdengar begitu keras membuat ku menurunkan volume suara laptop ku. Aku melihat wanita itu kemudian memposisikan tubuh nya seperti anjing dan dua kakek- kakek itu berlutut di hadapan dan belakang wanita itu. Kakek - kakek pertama memasukan batang kemaluan nya kedalam mulut wanita itu sedangkan kakek - kake yang kedua menancapkan batang kemaluanya kedalam oragan intim wanita tersebut. Mata ku makin fokus menonton video itu dan tangan ku masih menutup mulut ku.
Tak lama setelah itu wanita tersebut membaringkan tubuh nya ke lantai, dan mulai berciuman hebat dengan salah satu kakek - kakek itu sendangkan kakek yang satunya menjilati dan mengulum - ngulum puting wanita itu. Sang kakek yang menciumi wanita itu kemudian menggunakan tangan nya untuk memainkan salah satu payu dara wanita itu sedangkan kake yang menjilati puting wanita tersebut memasukan 2 jari nya ke dalam organ intim wanita itu. Ketika ke dua jari kakek itu masuk secara perlahan, aku secara reflek menyilangkan kaki ku.
Mendadak aku merasakan tubuh ku terasa hangat, dan secara tak sadar salah satu tangan ku mengelus-ngeluskan bagian payu dara ku yang tak tertutup oleh handuk. Terasa sensasi geli yang amat sangat di tubuh ku, rasanya seperti ujung-ujung jari ku menyalurkan aliran listri ke sekujur tubuh ku. Aku lalu mengelus - elus pelan payu daraku yang tidak tertutup oleh handuk dan menelusuri bentuk nya. Aku lalu menyelipkan jari ku masuk ke dalam handuk sambil jari - jari ku yang lain mengusap - ngusap payu dara ku secara lembut.
Ketika jari ku menyentuh puting ku aku bisa merasakan kalau puting ku sudah berdiri tegak dan keras, lilitan handuk ku sedikit demi sedikit mulai merenggang. Jari telunjuk ku akhirnya mulai ku gunakan untuk memutar-mutarkan puting ku, dan sesekali aku menekan puting ku masuk ke dalam.
"Mhhmmh..hhh" aku menggigit bibir ku menahan desahan ku, karena tak tahan lagi akhirnya aku meremas sepenuh nya payu dara bulat ku yang sekel. Membuat handuk ku terlepas dari tubuh ku payu daraku terpampang jelas. Sensasi geli tadi berubah menjadi sebuah sensai nikmat yang tak bisa ku jelaskan dengan kata - kata. Rasa panas dan geli mengalir ke seluruh tubuh ku, akhirnya aku pun meremas kedua payu dara ku dengan hebat. Ku gerakan tangan ku mengikuti irama tangan sang kakek yang kulihat di video tersebut, sesekali matak ku terpejam menikmati permainan tangan ku sendiri.
"ahhhhh.." desahan ku lepas dari mulut ku, mataku sepenuhnya tertutup membayangkan kalau yang sedang memainkan payu daraku saat ini adalah kak Reza.
"Ahh..kak Reza.. ahhhhh" aku memanggil namanya secara tak sadar. Lama kelamaan rasa panas tadi seperti berpindah ke organ intim ku. Rasa gatal yang tak tertahan kan membuat ku menaruh bantal gulingku di antara selangkangan ku dan mengapit nya dengan ke dua paha ku. Aku lalu menggerakan badan ku maju mundur sambil tangan ku terus meremas - remas payu dara ku.
Mata ku yang terpejam membuat ku tak sadar kalau video wanita yang mirip dengan ku itu telah selesai, dan website tersebut secara otomatis memutarkan video selanjutnya. Aku yang tak sadar akan hal itu terse menggesek-gesekan kemaluan ku di atas bantal. Rasa gatal yang kurasakan di organ intim ku semakin menjadi - jadi membuat aku menggerakan tubuh ku cepat.
Hal itu membuat aku hampir kehilangan keseimbangan ku sehingga aku harus sedikit menunduk dan menggunakan tangan ku untuk menopang tubuh ku. Mata ku sepenuh nya terpejam, membuat ku menjadi semakin fokus mencari ujung dari kenikmatan yang kurasakan ini.
Sesekali aku menggigit bibir ku, sesekali pula aku menjilat bibir ku dan semakin cepat pula aku menggerakan tubuh ku maju mundur di atas bantal. Rasa gatal yang tak kunjung hilang akhirnya membuat ku menghentikan tanganku yang sedari tadi meremas payu daraku dan berpindah untuk menekan bagian organ intim ku yang tidak terhimpit oleh bantal. Seketika itu juga aku bisa merasakan kenikmatan yang lebih dari yang ku rasakan sebelumnya. Rasa gatal tadi berubah menjadi rasa geli, dan aku mulai menggerakan jari ku di atas organ intim ku dengan gerakan sedikit menekan dan berputar.
"Ahhh.. ahh..mmhmmhh.. kak Reza... mHh.." nama kak Reza sesekali keluar dari mulut ku, karena saat ini otak ku membayangkan tangan kak Reza lah yang melecehkan diri ku. Tiba - tiba aku merasakan sensasi seperti ingin pipis yang di ujung tanduk. Aku berusaha sekuat tenaga mencoba menahan nya namun jari - jari ku seakan tidak peduli dan bergerak sendirinya meraba - raba bagian luar vagina ku. Mulut ku menganga lebar ketika aku merasakan rasa ingin pipis itu semakin dekat, mata ku seketika itu pun terbuka dan mata ku kembali melihat ke arah layar. Terlihat oleh ku video sebelumnya sudah berganti dengan adegan baru di mana masih diperankan oleh aktor wanita yang sama hanya saja aktor pira nya kali ini adalah seorang Pria yang sangat gendut berkulit agak gelap. Sehingga terlihat kontras perbedaan kulit wanita tersebut dan sang pria. Wanita tersebut terlihat menunggangi tubuh pria gendut tersebut, gerakan tubuh wanita itu mirip sekali dengan yang ku lakukan saat ini dengan bantal guling ku.
Seketika itu juga di kepala ku wajah kak Reza berganti dengan wajah Om Feri, hal itu seharusnya membuat ku menghentikan gerakan jari-jari tangan ku saat itu juga. Namun akal sehat ku seperti kalah oleh nafsuk, dan aku bisa merasakan sensasi ingin pipis yang dari tadi kurasakan sedikit demi sedikit mencapai puncak nya.
"MHHhaAhhhhhh aAHHHhhhhhhhhhh!!!" aku melengking hebat.
Aku mengangkant vagina ku ke atas, ke dua tangan ku dengan segera kulemparkan kebelakan untuk menahan tubuh ku agar tidak terjatuh. Wajah Om feri memenuhi kepala ku, kepala ku penuh dengan bayangan hal - hal yang dialami wanita video tersebut dan Om Feri sebagai aktor prianya.
Cairan seperti pipis mengucur keluar dan deras dari vagina ku, aku menghentakan vagina ku naik turun mengikuti denyutan kenikmatan hebat yang aku alami saat ini. Cairan itu muncrat hebat dan mengenai laptop kak Reza .
Setelah cairan itu berhenti keluar aku lalu mengocok-ngocok vagina ku dari luar, seperti mencoba menguras cairan yang tersisa. Tak lama kemudian tubuh ku ambruk terbaring di atas kasur, kaki ku mengangkang lebar. Nafas ku tersenggal - senggal dan tangan ku mengusap - ngusap bagian luar vagina ku yang masih terasa sedikit gatal.
"Ade ibu kemana?" tiba - tiba suara seorang lelaki terdengar dari pintu kamar ku, membuat ku segera duduk di atas kasur dan menarik bed cover putih ku untuk menutupi tubuh ku.
Wajah ku pucat pasi ketika melihat Ayah ku berdiri di depan pintu ku. Bapak masih memakai seragam PNS nya dan melihat ke arah ku secara langsung. Kepala ku yang dari tadi sangat penuh dengan bayangan tindakan cabul mendadak jernih seketika.
Sudah berapa lama bapak berdiri di depan pintu kamar ku? Apa bapak melihat apa yang ku lakukan dari awal sampai akhir? Otak ku penuh dengan pertanyaan - pertanyaan. Untung saja volume laptop sudah ku kecilkan sehingga suara desahan wanita tersebut tidak terdengar.
"P..pergi arisan pak" jawab ku terbata - bata.
Ayah hanya diam, kemudian mengganguk pelan.
"Oh ya udah atuh bapak mau mandi dulu, kamu pake baju cepet nanti masuk angin" ujar bapak pelan dan beranjak pergi. Sekilas aku melihat sebuah jendolan besar di celana bapak, namun hal tersebut tidak teralalu ku ambil pusing karena perasaan malu menyelimuti tubuh ku.
Setelah Ayah tak terlihat lagi dari pandangan ku, aku segera bergegas menutup pintu kamar ku dan menguncinya, lalu terduduk lemas di lantai. Aku menutup kedua wajahku dan tangan ku bisa merasakan wajah ku sudah merah padam.
"Astagfirullah, aku ngapain sih barusan" sesal ku
Tiba - tiba terdengar HP ku berbunyi, aku bergegas menuju kasur ku dan mengambil HP ku yang tergeletak di samping laptop. Ternyata sebuah video call dari kak Reza! Ada rasa sedikit senang melihat namanya muncul di layar HP ku. Aku lalu menutup tubuh ku dengan bed cover putih kasur ku dan mengangkat Video call tersebut.
"Ya kak?" jawab ku pelan.
