Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VALKYRIE Management

Bimabet
CHAPTER 23: POSISI BARU

[HIDE]
Membandingkan postur tubuh Bang Simon dengan para Pegawai Terpilih bukanlah sesuatu yang seimbang. Seperti Bos Titan, Bang Simon berpostur tinggi kekar dengan kulit coklat gelap dan otot-otot kering yang menghiasi setiap lekuk badannya. Garis wajahnya mengguratkan banyak pengalaman dan asam garam kehidupan. Oleh karena hal itulah Bos Titan mempercayakan divisi keamanan Valkyrie kepada Bang Simon, tentu juga karena mereka teman lama. Bos Titan sedikitpun tidak ragu pada kemampuan dan kecakapan Bang Simon, baik dari pertahanan diri sampai manajemen sekuriti perusahaannya.

Namun malam itu, malam Minggu di suite kamar tidur Bos Titan, cerita tentang kegagahan dan kecakapannya seolah menguap ketika Bang Simon kewalahan menghadapi Gracia yang notabene berpostur jauh lebih kecil dari Bang Simon. Bang Simon benar-benar kaget dan kerepotan mengimbangi permainan seorang Shania Gracia versi baru: yang sudah menelan pil Ultimate dan mengoleskan salep merah di dubur dan vaginanya. Gracia benar-benar menggila. Dari awal Bang Simon masuk ke kamar Bos Titan, Gracia langsung menerkam Bang Simon, memeluk dan dengan cepat melucuti pakaiannya.

UlbTaBnM_o.jpg

Kini setelah lebih dari setengah jam berlalu, Gracia bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda dia kelelahan. Mulai dari blowjob, french kiss, dan kini di posisi Woman on Top Gracia mendominasi pergumulan di sofa kamar Bos Titan. Genjotannya cepat dan kasar. Seperti kesetanan Gracia melenguh dan mendesah menikmati penis Bang Simon yang menyesaki liang vaginanya. Wajahnya memerah mencoba menahan kenikmatan sekaligus tekanan dari dalam tubuhnya. Gracia benar-benar tidak peduli dengan sekitarnya: dengan Bos Titan dan Om Minmon yang sedang asyik menonton pertunjukannya, dengan Labia Majora vaginanya yang memerah, juga dengan Bang Simon yang masih terkaget dengan transformasi tubuhnya.

“Nggh! Sshh! Ahh! Bangg! Entot! Entot akuuh! Ngghh!” Gracia meracau seperti kesurupan mengisap kenikmatan dari penis Bang Simon. Hentakan bokong putih Gracia ke paha Bang Simon tidak mengendur sedikitpun.

Sebenarnya Bang Simon sangat menikmati gurihnya vagina Gracia yang menggepit penisnya, namun di sisi lain Bang Simon sedikit terganggu dengan Gracia yang hypersex dan seperti tidak dia kenal. Tak tahan lagi, Bang Simon menoleh ke arah dua penonton dan mengumpat, ”Hey! Pil apa yang kalian kasi ke Gracia ini?! Awas ya kalo terjadi apa-apa dengan dia!”

Om Minmon yang didamprat, malah menjawab santai sambil melipat kakinya, ”Lho kau sendiri kan lihat penelitiannya di London. Kau sangka kami ngasi pil sembarangan ke selir pilihan kami? Santai dong. Itu pil terjamin aman. Udah, nikmati aja Gracia yang sange itu hahaha”

Bos Titan tak berkata apapun. Dia hanya memandangi Gracia yang meracau, sambil sesekali menyesap tequila-nya.

“Yang penting, tugasmu malam ini, gimana cara memuaskan Gracia sebelum kamu ngecrot hehehe” Om Minmon terkekeh melihat Gracia yang kini memijit dan memelintir puting payudaranya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggesek G-spot vaginanya dengan kasar. Pada akhirnya titik yang dinantikan Gracia tercapai. Gracia melengking menahan puncak orgasmenya.

“Ini dia, Tristan!” Tanpa sadar Om Minmon berteriak.

Tanpa sedikitpun genjotannya dikendurkan, vagina Gracia mulai menyembur-nyemburkan air bening. Otot vaginanya berkontraksi, menjepit penis Bang Simon sekaligus melumasnya. Cairan ejakulasi mulai mengalir cepat menyusuri dan menyesaki saluran sempit yang dipenuhi penis Bang Simon. Hasilnya, air mengucur membasahi rambut kemaluan Bang Simon dan sofa. Gracia menggeram dan tubuhnya menegang hebat. Antara senang, nyeri, lega bercampur jadi satu.

Semprotan dari dalam vagina Gracia belum juga berhenti. Tidak pernah dia merasakan orgasme sehebat itu. Sedikit ragu yang tadinya melintas di pikiran sekarang sirna. Gracia merasa sekarang tubuhnya lebih enteng dan libidonya berapi-api. Sekujur badannya memerah dan memanas. Setelah orgasme pertama itu, Gracia sedikit kaget mendapati tubuhnya tidak melemah sedikitpun. Dia bahkan merasa masih bisa memuaskan kedua bosnya jika diminta malam itu. Matanya mengerjap-ngerjap mencoba sadar dari kenikmatannya. Lidahnya menjulur mengisap oksigen sebanyak mungkin. Ini malam paling hebat yang pernah dia rasakan.

Setelah agak lama rembesan cairan squirt-nya akhirnya berhenti dan Gracia bersiap melanjutkan babak kedua. Gracia boleh berkehendak, namun penis Bang Simon yang menentukan akhir dari persetubuhan itu. Bang Simon juga mulai merasakan puncak ejakulasinya terlihat. Segera Bang Simon bangun dan dengan sekali gerakan, tubuh Gracia digendong sehingga dada mereka kini menempel dibasahi keringat.

Jleeebb. Penis Bang Simon meluncur mulus dan kembali menyesaki vagina mungil Gracia yang berkedut cepat. Clep. Clep. Clep. Bunyi kocokan menambah berahi pasangan ini. Bang Simon semakin mempercepat kocokan vagina Gracia hingga akhirnya,

“Errggh sialan kamu Nona!” Bang Simon merasakan penisnya semakin sempit dijepit vagina mungil Gracia. Gracia semakin membuat Bang Simon puas ketika Gracia berinisiatif memagut bibirnya dan memelintir putingnya. Semburan spermanya tidak lagi dirasakannya, digantikan kenikmatan yang menyelimuti tubuhnya.

Setelah dirasanya permainan sudah selesai, Bang Simon mendudukkan Gracia kembali di sofa. Kemudian dia mendelik ke Bos Titan dan Om Minmon.

“Awas ya. Kalo mereka sampe sakit atau kenapa-kenapa, kamu berdua urusan dengan saya. Mereka ini bukan kelinci percobaan!”

“Yang jadi kelinci percobaan sebenarnya kamu Bro. Aku mau liat sejauh mana kamu bisa tahan melawan mereka yang versi Ultimate hahaha” canda Om Minmon sambil menoleh ke Bos Titan. Namun Bos Titan hanya diam menatap hampa, seakan ada sesuatu yang dipikirkannya. Bang Simon yang sebenarnya sudah lelah pun dapat langsung menyadari ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Bos Titan.

“Hey kau! Jangan bengong. Nanti kesambet! Urus selirmu ini.”

Bos Titan menatap Bang Simon agak lama hingga akhirnya menghela nafas.

“Hoy Tan. Ada apa? Ada masalah?”

Di depan kedua teman yang dia anggap sudah saudara, Bos Titan tidak pernah merahasiakan apapun yang mengganjal benaknya. Pun pada malam itu, akhirnya Bos Titan mengeluarkan hal yang dipikirkannya sejak tadi pagi.

“Kayaknya aku perlu Sekretaris Pribadi seperti yang kau bilang Mon. Makin kesini makin terasa repot sendiri.”

Om Minmon diam mendengarkan, namun hatinya bersorak. Argumennya kemarin bersua kemenangan.

“Kerjaan sedang repot-repotnya, dan ke depannya memang akan selalu hectic. Aku mesti keluar negeri juga ke depannya untuk memperluas pasar. Belum lagi berkas-berkas yang mesti kureview. Iya sih Melody yang sering review, otorisasi kan tetap di aku. Belum lagi dia juga banyak kerjaan. Aku juga agak kewalahan nyusun kegiatanku sendiri. Kemarin aku hampir aja lupa ada rapat di Ritz Carlton.”

Om Minmon akhirnya bersuara, ”Trus apa lagi sih yang kau pikirkan? Persaingan antar mereka? Kan udah aku bilang, mereka itu udah dewasa Tan. Udah ngerti lah. Apalagi sesama Pegawai Terpilih.”

Argumen itu kembali terjadi. “Ya dari luar mereka saling ngerti. Masing-masing pribadi emang kau tau Mon? Aku ga pengen lah ntar ada semacam persaingan atau saling iri. Apalagi semua udah pas di divisinya. Apalagi Sekretaris Pribadi ini pasti ikut terus kemanapun aku pergi.”

“Ya iya lah. Emang kau pikir Sekretaris Pribadi itu kerjanya di toilet? Itu namanya konsekuensi posisi. Sekretaris Pribadi itu emang harus ikut bosnya kemanapun. Ke-ma-na-pun.” Om Minmon menekankan masing-masing suku kata.

“Kau ga ngerti sih Mo-“

“Wwoh wait! Ga ngerti? Ga ngerti dimananya Tan? Ah gile lu. Dari Melody masih kesakitan dianal sampe Gracia tepar gini aku juga yang ngurus Tan. Masa aku ga ngerti mereka sih.” Om Minmon sedikit tersinggung.

“Hey hey! Sudah! Sampe lebaran kuda kalian ga bakal selesai-selesai ini!” Bang Simon merasa waktunya untuk menengahi.

“Tan, aku ngerti pendapatmu. Saranku, kamu ngomong aja ke masing-masing Pegawai Terpilih dulu. Jelasin latar belakangnya. Jelasin ke mereka kalo kamu butuh Sekretaris Pribadi. Bener kata Mono, mereka kan udah dewasa. Yah cemburu antar wanita biasa lah. Nanti sama-sama kita pikirkan untuk yang satu itu.” Bang Simon menatap lama Bos Titan yang merebahkan kepalanya ke bantal besar yang dari tadi jadi sandarannya.

“Iya deh. Kayaknya baru itu yang bisa aku lakuin. Ntar aku coba ngomong ke mereka.” Bos Titan beranjak dari kursinya menuju kamarnya. Berdebat tadi membuatnya mengantuk.

“Sori Mon” Pundak Om Minmon ditepuk pelan. Tanpa perlu menjelaskan mereka sudah tahu kata maaf itu untuk apa.

“Oke.”

Sepeninggal Bos Titan, Om Minmon menghabiskan gin yang tersisa di gelasnya. “Udah dibilang pake Sekretaris, ga mau. Ntar repot sendiri, baru nyadar. Terlalu mandiri sih.”

Tepukan kembali mendarat di pundak Om Minmon. Dia mendapati Bang Simon menatapnya dalam-dalam.

“Niat Tristan itu baik. Dia cuma pengen adil ke semua Pegawai Terpilih. Karena dia sayang sama mereka. Cobalah ngerti posisinya sekarang. Kau dan Tristan itu udah jadi ayah bagi Pegawai Terpilih.” Om Minmon terdiam mendengar apa yang baru dikatakan.

Bang Simon ikut beranjak berdiri, bersiap meninggalkan kamar Bos Tristan ketika dia merasakan tumitnya digenggam.

“Bang.. Pengen.. Lagi.. Nghh..” Sambil meringkuk Gracia memelas, memohon dipuaskan layaknya anak kecil memohon dibelikan mainan.

Bang Simon hanya mendengus, kemudian menoleh memberi kode ke Om Minmon.

Om Minmon mendekat ke Gracia yang terkulai. Sambil mengelus kepalanya, Om Minmon tersenyum dan berbisik,

“Untuk sisanya kamu tahan sendiri. Bersih-bersih sana. Bos udah istirahat.”

Setelah mengumpulkan tenaganya untuk bangkit, Gracia akhirnya turun ke lantai kamar Pegawai Terpilih. Tapi bukan ke kamarnya, melainkan ke kamar Yona. Siapa lagi yang tengah malam ini bisa diminta membersihkan sisa api nafsu Gracia selain Yona si Penyiksa?

***​
[/HIDE]
[HIDE]
[/HIDE]

Selamat menjalankan ibadah puasa dan menyambut Lebaran teman-teman : )
 
Wah kalo Yona Penyiksa bakal ada adegan bdsm nya yaa Gan...
Lanjut lg Gan, bdsm nya yg seru, yg mantap...
 
wahh mantab di apdet.. apa bakal nambah pegawai baru nih? buat sekretaris pribadi bos titan? heheheh..
 
CHAPTER 24: PENDEKATAN

[HIDE]
Nafsu memang menguasai tubuh dan pikiran Gracia pada malam itu, namun telinganya masih mendengar dengan jelas setiap percakapan ketiga atasannya itu. Berita tentang posisi Sekertaris Pribadi pun dengan cepat menyebar di kalangan Pegawai Terpilih. Dimulai dari Yona pada malam saat Gracia datang, beralih ke yang lainnya, dan sampai ke telinga Melody.

Bos Titan dan Om Minmon sendiri sudah memprediksi dan membiarkan info itu menyebar di antara para Pegawai Terpilih. Dan siang keesokan harinya, saat Melody masuk ke ruangan kerjanya, Bos Titan sudah tahu apa yang bakal diomongkan Melody.

“Akhirnya jadi ya pakai Sekretaris Pribadi?”

“Hmm..” Bos Titan menjawab gantung.

“Ihhh si Bos mah. Jadi ga nih? Siapa? Udah Bos tentuin? Kok ngga ngasitau aku?” Melody langsung memberondong dengan pertanyaan. Namun hening yang didapatnya. Bos Titan masih diam berkutat dengan laptopnya.

Belum puas karena tidak ada jawaban, Melody memilih duduk di sofa depan meja kerja Bos-nya. Dia melipat tangan, mengambil sikap duduk santai, seakan semua pekerjaannya sudah beres.

“Kalo ga mau ngasitau yaudah. Aku duduk disini aja.”

Melihat hal tersebut, Bos Titan hanya menahan senyum. Dia paling tahu dan paling paham jalan pikiran asistennya satu ini. Melody Nuramdhani Laksani, Pegawai Terpilih paling senior yang sudah melayani Bos Titan dari masa Valkyrie berjaya, terpuruk dan kembali berjaya. Pegawai Terpilih yang paling lama mengabdi ke Bos Titan dan Om Minmon. Dan Bos Titan tentu tahu Melody dari dulu sangat menginginkan posisi ini, meski Melody tidak pernah mengutarakan secara langsung hal tersebut. Bos Titan juga tahu Pegawai Terpilih lain juga sangat menghormati Melody dan pernah menyatakan akan setuju kalau Melody menempati posisi Sekertaris Pribadi.

Namun Bos Titan sadar, jika Melody menjadi Sekertaris Pribadinya, siapa yang bisa menggantikannya? Siapa yang berkapasitas seperti seorang Melody, yang sanggup mengatur beberapa divisi secara bersamaan, yang cepat belajar, yang mampu menghadiri beberapa rapat dan pertemuan secara berurutan, yang mempunyai wibawa serta membuat bawahannya hormat dan dengan cepat melaksanakan arahannya? Bagi Bos Titan Melody adalah aset sangat berharga di Valkyrie, tanpa mendiskreditkan Pegawai Terpilih lainnya.

Bos Titan kemudian beranjak ke sofa, duduk di samping Melody.

“Penasaran ya?” goda Bos Titan sambil mengerling.

“Tauk.” Jawab Melody ketus. Tapi Bos Titan malah tertawa.

“Hmm kapan ya terakhir kamu ngambek? Oh iya pas aku janji ajak Pegawai Terpilih dinner di Antoinette trus malah ada rapat mendadak. Aku denger dari Ayana kamu udah siap berangkat dengan dress kesayangan hehehe.”

“Udah deh ga usah ngungkit-ngungkit itu. Udah kamu juga yang salah. Ini lagi, sok-sok rahasiain Sekertaris Pribadi.” Melody sadar dia tidak akan pernah bisa marah dengan Bos-nya. Rasa sayangnya jauh melebihi apapun dan tidak akan pernah lekang. Rasa penasaran-lah yang menahannya untuk menjaga gengsi dan tetap berpura-pura kesal.

“Sayangku, kamu tau kan aku ga pernah memutuskan dengan buru-buru kalo emang butuh banyak pertimbangan. Kalo aku emang udah putuskan, kamu pasti jadi orang pertama yang tau.” Bos Titan berkata perlahan sambil mengusap-usap rambut Melody.

“Untuk posisi ini aku perlu pertimbangkan banyak hal. Kamu. Pegawai Terpilih lainnya. Om Minmon juga. Divisi juga. Bahkan pegawai biasa juga. Kamu ingat dong betapa peliknya hal ini kita omongin bertiga pas gathering tahun lalu? Belum lagi perlu penyesuaian koordinasi dengan vendor. Aku kan juga mesti berpikir kesitu kan?”

Melody hanya terdiam. Banyak yang perlu dipertimbangkan. Memutuskan siapa yang menjadi Sekertaris Pribadi bukanlah semudah membalikkan tangan.

Apalagi Bos Titan tahu kelemahannya. Mengusap rambut dan memanggil ‘sayang’ adalah jurus jitu yang meluluhkan Melody. Pada akhirnya Melody menyerah dan merebahkan kepalanya di dada bidang Bos-nya.

“Kamu tuh selalu bikin aku penasaran. Kamu kan tau aku banyak kerjaan. Sampe aku pending koordinasi dengan bagian ekspedisi karena hal ini” Melody masih melipat tangannya, namun sambil menatap wajah Bos Titan.

“Oh kamu pending? Berapa lama? Sampe satu jam ga? Sempat untuk bikin kamu keringetan ga?” Godaan Bos Titan kali ini benar-benar menghancurkan dinding gengsi Melody. Melody tertawa sambil dengan cepat duduk di pangkuan Bos Titan.

“Nakal kamu ya!”

Dalam hitungan detik pakaian sudah tanggal dari tubuh mereka. Jatah layanan siang itu diambil oleh Melody. Cara yang nikmat untuk memanfaatkan waktu istirahat siang.

gUfaCiBE_o.jpg

***​

“Kak Ve, tadi bawa bekal kan? Yuk makan.”

“Yuk. Eh tapi aku ajak Nabilah dulu ya.”

Ucapan Veranda barusan menghentikan gerak Riskha.

“Hah? Dengan Nabilah, Kak?” Riskha memastikan pendengarannyatidak salah.

“Iya. Kenapa Kha? Dia itu Pegawai Terpilih kayak kita lho. Aku liat dia jarang makan bareng yang lain, kecuali kalo jadwal makan siang di Ruang Makan. Ayo cepet, kamu ga lapar?”

Melihat Veranda sudah beranjak meninggalkan mejanya, Riskha mau tidak mau mengikutinya.

***​

Kantin seperti biasa pada jam makan siang sangat ramai. Para pelayan dengan gesit mengantar pesanan para pegawai Valkyrie. Kasirpun tidak kalah cepat menghitung kembalian dan memberinya ke pemesan untuk mengurangi antrian pembayaran. Hiruk pihuk dan terkadang tawa membahana ramai mengiringi makan siang para pegawai Valkyrie.

Namun hiruk pikuk itu tidak terlihat di meja sudut timur yang ditempati Veranda, Riskha dan Nabilah. Bagi Nabilah dan Riskha, itu adalah makan siang paling awkward yang pernah mereka rasakan. Otak mereka berputar mencoba mencari cara untuk memecah keheningan. Sambil menyuap makanan, mereka mencari topik yang bisa dibicarakan. Hingga akhirnya Veranda yang membuka percakapan,

“Bil, kondisi Ibu kamu gimana?”

“E-eh b-baik kok Kak Ve.”

“Udah bisa pulang ke rumah?”

“I-iya mungkin besok kak hehe.”

Riskha mengernyitkan alis. Ibu? Ibu Nabilah masuk rumah sakit? Setauku dia ga pernah kasitau Ibunya di kota ini, batin Riskha.

“Oh iya Kha drama Jepang yang kamu kasi kemaren seru ternyata. Aku suka serial detektif-detektif kayak gitu. Ga sadar satu season udah habis hehe.”

“Wah baguslah kak. Ntar aku kasi season duanya. Mau aku ceritain ga dikit season duanya?” goda Riskha.

“Lhoo jangan dong hahaha. Nanti ga menarik lagi.” Veranda dan Riskha tertawa. Namun di pikiran Riskha masih penasaran soal Ibu Nabilah. Melihat suasana sudah mulai cair, Riskha perlahan menanyakan hal tersebut ke Nabilah.

“Bil, memang Ibu kamu kenapa? Sakit?” Riskha bertanya kaku. Entah kapan terakhir Riskha bertanya ke Nabilah yang bukan soal pekerjaan.

“Iya, Kha. Kemaren jatuh di kamar mandi.”

“Ohh.”

Akhirnya makan siang itu diselamatkan dengan gosip soal artis Jepang di serial detektif yang seru diperbincangkan Veranda dan Riskha. Dan Nabilah hanya diam mendengarkan.

***​

Ruang Santa Marta. Lantai 2 ujung lorong. Jam 9 malam.

Jam besuk harusnya sudah selesai sejam yang lalu. Namun tidak dengan seorang wanita yang melangkah cepat menuju ruangan tersebut. Sesampainya di depan kamar pasien tersebut, si wanita mengetuk dengan irama tertentu. Pintu terbuka cepat.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Wanita tersebut sambil bergegas ke dalam.

“Dia sudah melalui masa kritis. Tapi untuk stabil masih belum bisa dipastikan. Semoga.” Pria yang dari pagi sudah menjaga ruangan tersebut membetulkan jaketnya.

Wanita tersebut menatap cemas pasien yang terbaring lemah di depannya. Sejumlah selang kecil ramai menghiasi sekujur tubuhnya.

“Belum ada yang tahu kan soal keberadaannya?”

“Belum. Sudah saya pastikan tidak ada berita lanjutan dari media hari ini.”

“Baguslah. Semoga dia cepat siuman.” Wanita tersebut mengusap dahinya, mencoba tenang.

“Iya Bu. Cuma dia yang kita punya. Dia kartu As kita…” Si Pria ragu menyelesaikan kalimatnya. Namun setelah menarik nafas sejenak, dia mengakhiri,

“Untuk menghancurkan Valkyrie.”

***
[/HIDE]
[HIDE]
[/HIDE]

Selamat Hari Raya Idul Fitri Suhu-Suhu semuanya : )
 
Wah, udah mulai seru nih. Sayang ga ada scene Yona-Gracianya. Hahaha... Updatenya jangan lama2 kalo bisa, gan. :pandaketawa:
 
Yaa Gan update nya jgn kelamaan , trs jgn pendek2x..., blm crot dah abis bacanya ...
 
CHAPTER 25: DEMOKRASI
THE CHOSENS
Group Info | Media | Leave Group
[MELODY] Girls jangan lupa, hari ini dinner di Ritz Hotel. Pakai gaun terbaik kalian ya :hore:

[NAOMI] Pasti Mel. Tapi ini ga dibatalin lagi kan? Ntar ada yang ngambek sampe seminggu :cup:

[YONA] Hahahaha aku ga ikut2 ya mel

[VERANDA] OK kak Mel : )

[NABILAH] Baik Kak Mel.

[MELODY] Trus itu ketawanya buat apa????

[RISKHA] Ga usah pake gaun bisa ga kak Mel? :hore:

[VERANDA] Mi aku nanti makeupan bareng kamu boleh?

[MELODY] Oh kamu mau naked dinnernya? Boleh2. Girls ada yang mau photoshot majalah Playboy nih

[NAOMI] boleh dong cantik :kangen:

[MELODY] ikut dong cantik2 :alamak:

[GRACIA] lololol

[YONA] lololol apa dah. Gue siksa juga lu

[NAOMI] eits kalo udah bdsm gini pake chat pribadi aja ya. Gue ga ikut2

[GRACIA] cobain dulu kak Mik. Pasti ntar ketagihan lololol:horey:

[SAKTIA] ada apa nih sunyi-sunyi

[GRACIA] yah si pea datang. Bubar2

[NAOMI] eh btw jadwal pil Ultimate utk hari ini siapa ya mel?

[MELODY] Harusnya Riskha, tapi krn ada dinner jadi ditunda dulu

[RISKHA] :sendirian::sendirian:

[SAKTIA] siap kak Mel. Ntar sekalian aku telanjangin tuh si ikha :hore:

[YONA] yaudah ntar lu berdua naked aja. Biar jadi makanan gue :hore:

[SAKTIA] yeeh kambuh nih anak

[NAOMI] Ayana pasti tidur dulu nih. Ah elah tuh anak molor mulu :ngeteh:

[GRACIA] bukan tidur. Lagi dipake om minmon. Jadwal rutin lololol

[AYANA] (picture sent)(768 KB)

[GRACIA] NAH IYA KAAANN. GA USAH PAKE FOTO2 JUGA KALEEE:marah:

[YONA] ama om minmon aja lu pamer taek. Gue sering. Disiksa bos Titan selo aja

[RISKHA] astaga ayana -_____-

[MELODY] Yona bahasanya :senam2:kartu kuning ya :senam2:

[VERANDA] duh aku kok jadi pengen ya. Ayana ngapain difoto2 siih:aduh:

[AYANA] ayyoo siinn

[AYANA] siniii kak vrree

[AYANA] dooh

[AYANA] typo muly nih hahhhaa. goyang lg dignjot

[YONA] SETAN LAGI NGENTOT GA USAH MAEN HAPE

[MELODY] YONA. KARTU MERAH YA :redcard:

[GRACIA] yona masih aja kelepasan hadeh :fiuh:

[YONA] TUH GARA2 AYANA

[RISKHA] h@deh k3l4ku@n:ngeteh:

[NAOMI] ini abis kerja ga ada pada cape nih? Pada semangat banget balas chatnya

[RISKHA] lagi pengen kak. Tapi bos lagi keluar :sendirian:

[SAKTIA] iya kujuga. Bang simon aja apa?:kangen:

[GRACIA] kayak ga tau bang simon aja :ogah:

[RISKHA] ntar diiket di pohon baru tau lu kwkw

[MELODY] Tuh, kan ada alat bantu di kamar yona :hore:

[SAKTIA] ngambil barang di kamar yona = ga bisa keluar sebelum bikin crot penghuninya:ngupil:

[RISKHA] lololol

[GRACIA] lolololol

[VERANDA] hahaha

[NAOMI] ga bisa bales lagi dia. Udah kena kartu merah kwkw

[YONA] BISA!

[MELODY] :tkp:

[YONA] ampun kak mel :sakit:


Veranda tersenyum dan sesekali tertawa membaca chat grup Pegawai Terpilih. Tak lama muncul notifikasi lain. Notifikasi pesan pribadi. Dari Nabilah.

[NABILAH] Kak, aku boleh ke kamar kakak?

[VERANDA] Boleh dong cantik : * datang aja


Tak lama kemudian pintu kamar Veranda diketuk dan Nabilah pun masuk masih dengan balutan pakaian kantor. Veranda langsung menyambut dengan pelukan hangat. Curahan hati mengalir sore itu.

***

Tring!

Dentingan sendok dengan gelas bening menghentikan seluruh kegiatan makan malam. Pas dengan para Pegawai Terpilih yang baru saja selesai menyantap habis dessert berupa peach pie yang dipadu dengan gelato. Setelah memastikan para Pegawai Terpilih fokus menatap ke Bos Titan, Melody duduk kemudian menaruh gelas dan mempersilahkan Bos Titan untuk berbicara.

Suasana lengang. Ruangan berukuran 10x10 meter persegi yang sudah direservasi sehari sebelumnya tampak menjadi terlalu besar untuk Bos Titan, Om Minmon dan para Pegawai Terpilih. Udara sejuk dari pendingin ruangan mengendap, seakan ikut terhenti untuk menunggu pimpinan Valkyrie Management untuk bersuara.

Bos Titan berdehem dan memulai pembicaraannya.

“Terima kasih kalian sudah tampil cantik untuk menghadiri dinner ini. Pada malam hari ini, saya dan Pak Mino ingin mengumumkan sesuatu ke kalian. Mungkin kalian sudah mendengarnya, dan saya akan mengklarifikasi hal ini.”

“Awalnya tidak mudah untuk memutuskan. Perlu waktu yang panjang untuk akhirnya sampai ke tahap ini. Begitu banyak yang dipertimbangkan. Ke depannya bahkan mungkin akan ada beberapa hal yang dikorbankan. Jadi,”

Bos Titan sedikit menarik nafas, untuk inti dari pengumumannya.

“Saya memutuskan untuk memakai Sekertaris Pribadi, dari Pegawai Terpilih.”

Senyum mengambang dari bibir para Pegawai Terpilih. Namun suasana tetap tenang.

“Dan kalian pasti tahu, kalau saya memegang prinsip demokrasi. Saya ingin hal ini, hal yang menyangkut kita dan Valkyrie Management, terlibat semua di dalamnya. Maka oleh karena itu,”

Bos Titan memandang sejenak ke Om Minmon, kemudian dengan mantap berkata,

“Kita adakan vote, malam ini, untuk menentukan Sekertaris Pribadi.”

Barulah keheningan itu pecah. Para Pegawai Terpilih tahu Bos Titan akan mengumumkan tentang Sekertaris Pribadi, namun soal voting, mereka sama sekali tidak menyangkanya.

“Saya ingin semuanya mengutarakan pendapatnya. Semua mengutarakan isi hatinya. Saya sangat tidak ingin ada pendapat yang belum disuarakan pada proses keputusan ini. Speak up. Saya tentu selalu mengajarkan kalian begitu bukan? Untuk itu, saya akan berikan kepada kalian waktu untuk masing-masing memutuskan siapa yang akan dipilih.”

“Segelas wine mungkin cukup untuk kalian mantap dengan pilihan masing-masing. Mari.”

Bos Titan dan Om Minmon berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut, untuk menikmati minuman yang sudah disiapkan di sebelah. Ruang makan malam kini sedikit ricuh dan kurang terkendali. Melody dengan sigapnya menenangkan para Pegawai Terpilih yang berbicara satu dengan yang lain.

“Attention please!”

Pegawai Terpilih langsung bungkam. Melody memandang satu persatu Pegawai dan akhirnya berbicara dengan tenang.

“Kita sudah mendengar apa yang diperintahkan Bos Titan. Izinkan saya berbicara sebentar. Sama seperti Bos, saya juga menjunjung prinsip demokrasi. Saya pribadi, ingin dari masing-masing kita memilih siapa yang benar-benar kita pilih. Saya tahu kalian pernah mengatakan akan mendukung saya saat wacana Sekertaris Pribadi digaungkan. Tapi pada malam ini,” Melody kembali memandang wajah satu persatu para Pegawai. “Saya ingin kita masing-masing, mengutarakan pendapat dan pilihannya, tanpa dipengaruhi oleh siapapun dan tanpa tekanan dari siapapun. Sampai disini, kalau ada yang ingin berbicara silahkan. Kalau tidak ada, silahkan pikirkan dan tentukan pilihan kalian masing-masing. Terima kasih.” Melody pun kembali duduk.

Sampai Bos Titan menyesap tegukan terakhir wine-nya, tidak ada satupun para Pegawai Terpilih yang angkat bicara lagi. Semua sudah menentukan dan mantap dengan pilihannya.

Sekembalinya dari ruangan sebelah, Bos Titan dan Om Minmon kembali duduk di kursinya.

“Wah mukanya pada serius nih Tan. Udah pada mantap pilihannya nih.”

“Semua siap dengan pilihannya masing-masing?”

“Sudah Pak.” Mereka menjawab serempak.

“Bagus. Mari kita mulai.”

***

Selamat membaca : )
 
Terakhir diubah:
Yaa Gan kentang...
Ayo Gan eksekusi nya dikeluarin, trs rekrut anggota baru lg, digangbang ama di bdsm...
 
Waduh, bikin penasaran aja si agan ini. Jangan lama-lama updatenya, gan. :pandaketawa:
 
Thx updatenya Om

Lho kok pemilihan sekretaris pribadi lewat voting, bukannya kandidatnya cuman Veranda?
Ada sesuatu nih keknya....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd