Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VALKYRIE Management

Ngga nyangka, ternyata ane sedikit melipir ke sub-forum cerbung eh ketemu thread jeketi di sini. Biasanya kalau yang gini adanya di sub-forum fiksi... Hehe *keliatan orangnya gak pernah mampir ke tetangga*

Bagus, bagus... Walaupun ngga panjang-panjang kayak yang di "fiksi", tapi seru juga. Ane jadi kebawa pikiran ke Valkyrie settingannya. Well done, suhu. Keep it up
 
Cerita yg berkelas suhu...
Siap2 nunggu gmna kelas malamnya nanti... Smoga smakin hot dan menegangkan..
 
Iya Hu dilanjut, keren Hu, pas dicekokin trs dieksekusi.
Eksekusi lobang blkgnya Hu...
 
Ayo Hu dilanjut...
Dianal yaa Hu semuanya, biar dpn & blkg diperawanin...
 
Previously, on Valkyrie Management:
Veranda yang sudah mengerti tentang pekerjaan dan tanggung jawabnya di Valkyrie Management, belakangan mulai merasa tidak nyaman karena rasa aneh yang merambat di tubuhnya. Melihat hal tersebut, Melody kemudian mengadakan Kelas Malam untuk Veranda.

CHAPTER 13: KELAS MALAM - RISKHA FAIRUNISSA

Tring! Tring!

Handphone Veranda yang terletak di meja kerja bergetar pelan. Dua notifikasi baru saja masuk. Veranda yang sedang tekun memeriksa berkas kontrak kerja, tanpa melepaskan pandangan dari berkas, meraih handphonenya.

Trx. Rek. 12312398677 : SALARY CREDITING sebesar Rp...
Trx. Rek. 12312821563: FAMILY INCOME sebesar Rp …

Veranda mendapati notifikasi SMS-banking untuk gaji dan kiriman rutin untuk keluarganya baru masuk ke rekening masing-masing. Dia tersenyum dan mendadak semangat baru semakin membuatnya antusias memeriksa berkas-berkas tersebut. Sejauh ini menurut Veranda tidak ada yang lebih baik dari seorang anak kampung yang mempunyai pendapatan tetap dengan jumlah yang menurutnya lebih dari cukup, keluarga yang tercukupi dengan kiriman rutin setiap bulan sehingga tidak perlu berhutang lagi, dan tak lupa tempat tinggal yang mewah. Veranda hanya berharap semua yang telah dikerjakannya sejauh ini bisa sepadan dengan apa yang telah diberikan Valkyrie.

Tring!

Baru saja Veranda kembali fokus ke pekerjaannya, handphonenya sekali lagi bergetar. Dia melihat pesan notifikasi chat. Dari Riskha.

[RISKHA]Pagi Kak Ve. Kak jangan lupa ya nanti malam ke kamarku, inget kak Ve ada kelas malam. See ya kak!

***​

Pagi menuju sore dijalani dengan santai, karena Veranda hanya ditugaskan memeriksa beberapa berkas yang akan habis masa kontraknya. Sehabis jam kerja Veranda menuju gym dan sekarang sudah berjalan menuju kamarnya dengan peluh yang membasahi penuh baju dan celana trainingnya.

Walaupun sudah berolahraga dan mengeluarkan keringat, tetap saja perasaan aneh yang dirasakannya seminggu belakangan masih merambat di sekujur tubuhnya. Perasaan yang disebut Melody sebagai libido itu benar-benar membuatnya kurang nyaman. Menggerayangi seluruh tubuhnya tanpa Veranda tahu harus berbuat apa untuk menghilangkannya.

Segera saja Veranda mandi untuk siap-siap mengikuti Kelas Malam. Dengan mengenakan kaus abu-abu ketat + celana pendek Veranda menuju kamar Riskha yang hanya berjarak beberapa kamar.

Tok tok tok.

“Riskha boleh aku masuk?” Veranda memanggil si empunya kamar.

Tak lama dari dalam terdengar teriakan yang menembus pintu.

“Masuk aja kak Ve..”

Mjf7zMHP_o.jpg
LG5Z9X56_o.jpg

vOQdolrT_o.jpg

Veranda perlahan masuk dan menutup pintu kamar. Saat berjalan menuju ruang TV, Veranda mendapati Riskha hanya memakai kaos putih ketat dan G-String yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang agak ramping. Lengannya terlihat berotot hasil dari latihan fisik rutin ditambah pola makan yang teratur. Walaupun lebih pendek dari Veranda, Riskha juga memiliki tubuh langsing nan kencang yang tak pernah gagal membuat para pria pegawai Valkyrie menatapnya dengan penuh birahi. Ditambah dengan sifatnya yang murah senyum, Riskha tidak butuh waktu banyak untuk bisa akrab dengan lingkungan Valkyrie saat dia baru masuk sebagai trainee.

“Riskha? Kamu kok pake beginian..” Veranda menatap Riskha bingung dari atas sampai bawah.

“Hahaha iya nanti aku jelasin. Sekarang kak Ve pake ini”, Riskha menyodorkan string bikini hitam dan masih baru, terbungkus rapi seperti baru saja dibeli.

“Biar lebih santai kak. Cepetan kak Ve biar kita mulai kelas malamnya”

Veranda hanya bisa terdiam menerima bikini yang disodorkan. Riskha yang melihatnya kebingungan kemudian mendorong Veranda menuju kamar mandi.

“Ayo Kak jangan bengong gitu. Cepat ganti biar aku bisa lihat. Surprise me dong hahaha” Sejenak Riskah memeluk Veranda dari belakang sebelum akhirnya Veranda masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian keluarlah Veranda yang kini hanya ditutupi oleh string bikini hitam berbahan lycra. Entah kenapa Veranda merasa sangat nyaman memakainya walaupun bikini tersebut hanya menutup payudara dan selangkangannya.

Riskha sejenak terpana menatap teman baru yang dia panggil ‘kakak’ tersebut. Tak habis rasa kagum Riskha melihat Veranda: sifatnya yang lugu namun ramah, tubuhnya yang kencang, dan sekarang penampilannya dengan bikini yang dari jauh hari Riskha cari dan pastikan cocok dengan Veranda.

“Wahh aku benar-benar ga salah pilih Kak. Itu string bikini terbaik dan cocok banget ke Kak Ve” Perlahan Riskha mendekat dan memutar badan Veranda untuk melihat model lilitan tali yang mengikat bra di punggungnya.

“Oke sini kak kita mulai kelas malamnya” Mereka kemudian duduk di sofa ruang TV.

“Kak Ve masih merasa ga nyaman?”

“Iya nih Kha. Tapi aku juga ga tau cara ngilanginnya gimana..” Entah kenapa Veranda merasa jantungnya mulai berdegup kencang.

“Ohh masih terasa ya.. Kalau begitu…” Riskha merangkak mendekati Veranda yang terpaksa merebahkan sedikit badannya ke sofa.

“Kita mulai ya kak…” Riskha dengan perlahan mulai memeluk tubuh Veranda yang kini terbaring ditindih Riskha.

Bibir Riskha dengan perlahan tapi pasti mulai menyisir menciumi leher Veranda yang membuat Veranda sedikit menggelinjang. Veranda sadar harusnya dia menolak perlakuan aneh ini namun entah kenapa badannya seperti ingin pasrah membiarkan Riskha menguasai permainan.

“Dilemesin aja ya Kak Ve..” Desah nafas Riskha berhembus pelan ke telinga Veranda. Veranda menutup matanya, melemaskan badannya namun jantungnya tetap berdegup kencang menunggu apa yang selanjutnya terjadi.

Selagi Riskha menciumi bagian leher Veranda, tangannya mulai menggeser tali penutup puting payudara Veranda. Tampaklah puting pink yang masih ranum khas gadis desa siap untuk dilumat. Riskha tertawa pelan sebelum akhirnya lidahnya mulai meliuk-liuk menikmati manisnya puting kuncup yang mulai menegang menerima rangsangan. Veranda mendesah pelan ketika Riskha menyedot putingnya pelan sembari lidahnya tetap memutar-mutar mencari nikmat dan manis payudara Veranda.

“Ahh.. ah.. Kha..”

Sluurpp.. slurp.. “iya Kak Ve nikmati aja..”

Seperti ingin semakin memanaskan Veranda, tangan kiri Riskha mulai menggerayangi payudara kiri Veranda. Jari telunjuk dan jempolnya mulai memelintir pelan puting kiri Veranda, yang membuat Veranda semakin kuat mendesah.

Tak heran Riskha bisa dengan mudah membuat Veranda terangsang hebat dalam hitungan menit. Anak kesayangan dan didikan Melody serta bakat Riskha yang memang suka membuat teman-temannya terangsang tanpa sentuhan lelaki membuatnya mumpuni dalam hal merangsang pria maupun wanita. Tidak sedikit teman-teman kampus Riskha yang dibuatnya binal dan menginginkan orgasme sesaat hanya karena terkena sentuhan Riskha walau hanya beberapa menit. Sampai akhirnya Melody menemukan bakatnya dan mengajak Riskha bergabung ke Valkyrie setelah mendapat review dan tes dari Bos Titan di Perkenalan. Belaian, desahan nafas, dan keahlian dalam hal sentuhan vital lainnya membuat Riskha kini dipercaya untuk menjadi ‘pengajar’ kelas malam.

Dan kini Veranda yang menjadi objek pelajarannya. Veranda mulai menggeliat liar dan tangannya mulai menjambak pelan rambut Riskha, seakan bertahan dari gempuran sensual permainan Riskha. Urat leher Veranda menegang seiring permainan Riskha mulai merambah ke bagian vital. Sambil tangan kirinya terus memuntir putting payudara Veranda, lidah Riskha menyusuri perut dan pusar Veranda yang putih bersih. Setelah puas bermain di daerah perut, Riskha menuju ke bagian yang paling ditunggu-tunggunya. Vagina Veranda.

Vagina yang terawat rapi dengan bulu coklat halus seakan menunggu untuk dijilat, disentuh dan dilakukan apapun untuk meraup kenikmatan. Tapi Riskha tidak mau terburu-buru menikmatinya. Riskha ingin menyiksa Veranda lebih lama lagi.

Bibir Riskha mulai menciumi pangkal paha Veranda, menuju ke atas tempat bulu halus penghias vagina Veranda tumbuh. Lidah yang menjadi salah satu andalannya mulai kembali menyusuri bulu halus yang kini basah oleh liur Riskha. Veranda yang tidak berani berbuat apa-apa hanya menggenggam kuat pinggiran sofa, dengan urat tubuhnya menegang hebat menahan geli dan nikmat dari lidah Riskha di G-Spot vaginanya dan tangan Riskha bergantian di kedua puting payudaranya. Gigi Veranda menggertak seakan bisa menahan getaran nikmat yang Riskha sodorkan. Veranda tidak kuat lagi menahan gempuran geli bercampur nikmat itu, sampainya akhirnya..

Cuurrr crroottt!! Air bening meluncur keras keluar dari vagina Veranda, menyemprot membasahi leher dan dada Riskha yang kaget tanpa bisa bergerak menyaksikan hal yang baru saja terjadi. Tubuhnya terdiam dan kaos putihnya basah kuyup oleh cipratan air bening yang masih belum berhenti, sampai akhirnya mulai melemah dan meninggalkan kucuran kecil dari vagina Veranda…

“Hahahahahahaha” Rasa kaget, puas dan senang bercampur jadi satu dalam tawa Riskha. Memang Riskha selalu merasa Veranda adalah orang yang akan selalu membuatnya tidak berhenti kagum. Namun ini berbeda.

“Hahaha ternyata ngga hanya Gracia sekarang yang bisa squirting. Benar-benar hebat. Bagus Kak Ve ayo tingkatkan lagi!” Riskha hampir berteriak saking antusias terhadap hasil eksplorasinya pada tubuh Veranda.

Veranda sendiri terbujur puas di sofa. Dia dapat merasakan urat nadinya berkedut-kedut mengalirkan darah dengan cepat ke seluruh tubuh. Mendadak rasa aneh yang sebelumnya menjalar di tubuhnya menghilang, diganti dengan rasa puas yang menyebar di sekujur tubuhnya, khususnya di bagian vagina. Namun tetap saja, rasa ingin menggapai nikmat kembali muncul, bahkan semakin menguat.

Kali ini Veranda tidak mau diam saja. Momen squirting barusan membuatnya kini berani beranjak berdiri, tidak mau diam menunggu rasa nikmat yang mempermainkannya.

TTZUIiu7_o.jpg
r3EXBppz_o.jpg

“Sini kamu” Veranda beranjak duduk untuk meraih tubuh Riskha. Dengan cepat Veranda menimpa Riskha. Kini keadaan berbalik. Veranda yang mengambil kendali. Veranda memang menikmati permainan Riskha tadi, namun dia bukannya tidak memperhatikan cara permainan Riskha untuk membuatnya squirting.

Bibirnya mulai memagut kasar bibir Riskha. Riskha yang sesaat kaget dengan cepat menyeimbangkan permainan. Riskha membiarkan Veranda menyiksa tubuhnya dengan ciuman dan liurnya. Riskha tersenyum ketika melihat Veranda dengan kasar menyibak kaos putihnya yang basah dan menyedot puting payudaranya. Bukan begitu kak Ve, tapi yasudahlah, biarkan dia nikmatin permainannya, pikir Riskha.

“Ayo kak.. keluarkan.. Bos Titan pasti suka ini..” Riskha hanya terlentang pasrah menunggu saat yang tepat untuk kembali mengimbangi permainan Veranda. Sampai akhirnya Veranda kembali memagut bibirnya, Riskha dengan cepat mendekap tubuh Veranda, dan bibirnya membalas pagutan bibir Veranda. Bibir mereka beradu, menggigit dan bertukar liur. Riskha yang merasa sudah waktunya membuat Veranda orgasme lagi, mendesah pelan namun cepat,

“Kak Ve, balik badan”

Veranda yang bingung langsung diarahkan Riskha untuk memutar badannya, sehingga kepala Veranda kini menghadap vagina Riskha, begitu juga sebaliknya. Posisi 69 ini menjadi puncak kelas malam yang sudah Riskha rencanakan.

“Kak Ve.. Nikmati ya..” Dengan cepat Riskha membenamkan bibirnya ke gumpalan daging labia mayora vagina Veranda, menyedot kenikmatan dari manisnya vagina Veranda sambil lidahnya memutar-mutar memainkan klitoris Veranda. Veranda yang tidak siap dengan sedotan itu menggelinjang geli dan berteriak menahan nikmat yang langsung menjalar cepat ke seluruh bagian tubuhnya.

Namun tentu Veranda tidak mau kalah. Dengan perasaan geram karena sudah disiksa dengan nikmatnya, Veranda membenamkan juga bibirnya di bibir kemaluan Riskha, dengan kasar mengisap, menyedot sambil sesekali menggigit klitoris vagina Riskha. Riskha dan Veranda kini saling mengisi kenikmatan di bagian atas dan masing bawah masing-masing.

Sampai akhirnya pengalaman membuat Riskha bisa mengungguli Veranda. Veranda yang tidak tahan lagi menahan kenikmatan di vaginanya, kembali memuncratkan air berwarna putih bening. Riskha yang sebelumnya sudah melihat paha Veranda bergetar, menjauhkan mukanya dan membiarkan cairan ejakulasi encer membasahi kembali kaos putihnya. Riskha tertawa puas sementara Veranda mengejang menyeimbangkan kenikmatan yang menjalar di otot vaginanya.

Sampai terakhir kalinya pada malam itu cairan ejakulasi menciprati kaos Riskha, Veranda terengah-engah dan aliran darahnya mengalir cepat menyusuri urat tegang di sekujur tubuhnya. Riskha yang masih berbaring kemudian mendekatkan bibirnya di klitoris Veranda kemudian menyeruput sisa air ejakulasi tersebut.

“Hmmm hahaha enak kak Ve.” Riskha menepuk pelan pantat Veranda kemudian beranjak untuk membetulkan posisinya di samping Veranda. Veranda yang terengah-engah kelelahan hanya bisa berbaring di pinggir sofa.

***​


Entah sudah beberapa lama Veranda tertidur sebelum akhirnya tepukan pelan terasa di pipinya. Veranda tersadar dan melihat Riskha yang kini sudah mengganti baju yang kering dan memakai benda aneh di selangkangannya. Veranda mengamati benda aneh yang terpasang di selangkangan Riskha. Menyerupai celana dalam dengan tali pengikat kuat di bagian pinggang dan paha dan penis buatan terpasang di bagian depannya, yang membuat Riskha seakan mempunyai penis namun buatan.

“Nah karena kak Ve udah enakan, kita mulai ya pelajarannya. Nah aku disini mau ngajarin kak Ve posisi-posisi bercinta, supaya kak Ve makin paham cara melayani Bos Titan.”

Riskha kemudian mengarahkan Veranda yang beranjak bangun untuk duduk di pangkuannya dengan penis buatan berdiri tegak.

“Kak Ve, sini aku bantuin” Riskha mengarahkan penis buatannya masuk ke lubang vagina Veranda. Veranda merasakan lagi rasa geli nikmat kali ini dari alat bantu sex, walaupun penis buatan itu jauh lebih kecil dari ukuran penis Bos Titan. Riskha kemudian mengarahkan untuk Veranda menggoyang naik turun badannya, supaya Veranda tahu bagaimana posisi Woman On Top.

Begitu juga ketika Veranda mengambil posisi menungging sementara Riskha berlutut di belakangnya, memacu goyangan penis buatan dari belakang untuk mengajarkan posisi Doggy Style.

Tak terasa sudah jam 12 malam dan Veranda sudah mengetahui serta mengingat banyak variasi dan kombinasi posisi bercinta. Tak lupa Veranda mengingat posisi apa saja yang menjadi favorit Bos Titan dan kebiasaan Bos Titan dalam bercinta.

“Makasiiihh ya Kak Veranda..! Jangan kapok ya main samaku hehehee” Riskha tertawa sembari mengantar Veranda menuju pintu kamarnya. Veranda yang sudah kelelahan hanya bisa tersenyum sambil melangkah lemas .

“Dah Riskha..”

“Dadahh Kak Ve” Mata sipit Riskha menghilang di balik pintu yang sudah ditutup. Veranda pun kembali ke kamarnya dan tanpa membersihkan diri Veranda terlelap di kasurnya yang empuk nan nyaman.

***​

[MELODY]“Gimana gimana tadi kelas malamnya? Seru??”

[RISKHA]“Hahahaha bibitnya udah pecah di kelas pertama! seru banget!”

[RISKHA] “Oia satu lagi, kalian pasti ga percaya sama yang satu ini”

[YONA]“Ehh apaaa??”

[RISKHA] “Rahasiaaa, besok deh aku ceritain! Hahahaha”

[YONA] “Ahhh Ikhaaa ga asiikk”

[RISKHA] “Hahaha aku cape nih. Besok aja ya Yon, Mbak Mel”

[MELODY] “Haha yaudah. Tau deh yang baru asik2 sama anak baru huu. Gutnite all”
 
Terakhir diubah:
Aduh neng vee, jangan polos gitu lah. Wkwkwwk. Masih berharap ada Yona / Shani:kangen:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd