Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VALKYRIE Management

Bimabet
Kemana ni tsnya.
Come on, update suhu...
 
Ayo suhu lanjutkan penasaran sama kelanjutannya. Cerita nya bagus bener
 
CHAPTER 10: TRAINING
Maka dimulailah rutinitas Veranda di tempat kerja barunya, Valkyrie Management. Hari-hari penuh kesibukan dan kedisplinan menjadi rutinitas sehari-hari, dimulai dari bangun subuh untuk mengikuti latihan fisik di gym lantai 9 bersama pegawai terpilih lainnya di bawah arahan fitness trainer. Tak lupa treadmill, static bicycle, dumbbell dengan berbagai ukuran berat, dan peralatan fitness lainnya menjadi pelengkap latihan fisik yang menguras tenaganya.

Di hari pertama, tidak sampai tiga gerakan workout awal Veranda langsung ambruk tidak kuat menahan lelah karena tubuhnya tidak siap menerima beratnya latihan fisik. Tapi Melody bersama yang lain tetap menyemangati dan memberikan Veranda sedikit istirahat agar kembali siap mengikuti workout. Selesai sesi latihan fisik, Veranda terkapar di matras dengan peluh yang membasahi baju dan celana trainingnya.

Latihan fisik yang menguras tenaga juga dibarengi dengan pola makan yang ketat. Veranda tidak diperbolehkan lagi makan sembarangan seperti di awal dia bergabung Valkyrie Management. Setiap hari sudah dijadwalkan asupan nutrisi apa yang harus dimakan. Setiap makanan sudah ditentukan kadar porsinya. Tidak kurang tidak lebih. Telur ayam kampung setengah matang menjadi menu wajib yang dimakan 3 hari sekali. Jus menjadi minuman sehat saat makan pagi dan siang. Sementara di malam hari Veranda harus memaksa masuk anyirnya rasa teh hijau murni ke dalam mulutnya sehabis makan malam.

Veranda takjub melihat kedisplinan di Valkyirie Mangement. Tiap jam setengah 5 pagi, para pegawai terpilih sudah siap di ruangan gym dengan pakaian training masing-masing. Tidak ada yang pernah dilihatnya telat atau tidak ikut. Semua juga bisa mengikuti dengan baik, walaupun Veranda melihat mereka juga kelelahan. Kadang kala dia merasa malu karena harus istirahat sendirian sementara yang lain tetap kuat mengikuti latihan fisik sampai selesai.

Begitu juga dengan jam makan. Setiap pegawai terpilih makan dengan sopan dan rapi. Ayana yang kalau di luar jam kerja selalu bercanda dan tertawa, dapat makan dengan anggun dan tertib kalau di meja makan. Dari jam makan ini juga Veranda baru mempelajari table manner. Etika saat di meja makan. Bagaimana posisi badan saat makan, menggunakan sendok garpu dan larangan saat makan.

Begitu juga hal berpakaian di Valkyrie Management. Veranda yang berpikir sederhana dalam berpakaian, mulai dikenalkan dengan blouse, pencil skirt, blazer dengan bahan-bahan terbaik yang membuatnya tampil modis dan yang tak disangka mampu membuatnya percaya diri saat bertemu dengan pegawai lainnya. Tak lupa make up kini menghiasi wajah cantiknya. Berkonsultasi dengan Naomi, make up yang dipakai pun tidak berlebihan namun tetap mampu memperindah wajah Veranda yang dasarnya sudah cantik.

Dan hal yang paling bikin Veranda penasaran pun terjawab, yaitu pekerjaannya di Valkyrie Management. Di bawah sang mentor Melody, Veranda kini menjalani training langsung di dua bidang yaitu Personalia dan General Affair. Di satu hari Veranda berhadapan dengan berkas-berkas pinjaman pegawai dan di hari yang lain Veranda berkutat dengan form ketersediaan kendaraan. Di satu momen Veranda harus cekatan memeriksa inventaris masuk, di momen lain dia juga harus teliti mempelajari poin-poin kontrak kerja dengan vendor.

Perlahan, Veranda si gadis desa semakin berkembang. Rutinitas ketat yang awalnya sangat melelahkan berubah menjadi kesempatan belajar akan banyak hal. Melody sebagai mentor yang setiap hari membimbing Veranda melihat banyak sekali perubahan di diri Veranda. Veranda yang di awal masih kewalahan kini bisa meng-handle beberapa tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Laporan-laporan yang diminta untuk diselesaikan dapat dikerjakan dengan baik.

Latihan fisik dan pola makan teratur juga semakin membuat tubuhnya semakin bagus. Wajahnya kini cerah dan badan ramping dipadu dengan payudara kencang membuat siapapun yang di dekatnya tidak bisa menahan untuk tidak menoleh ke arahnya. Tidak ada lagi Veranda yang kelelahan saat latihan fisik, malah Veranda sekarang membantu trainer untuk membereskan ruangan gym sehabis latihan fisik. Mbak Nia selaku fitness trainer sangat suka dengan sifat Veranda yang senang membantu.

Dan selama masa training Veranda, dia jadi hapal nama dan semakin mengenal para pegawai terpilih yang duluan bergabung Valkyrie Management: Melody sang mentor yang dapat diandalkan. Berada di dekat Melody selama masa training membuat Veranda dapat melihat langsung kinerja dan kontribusinya di perusahaan. Tanpa lelah Melody membimbingnya sekaligus tetap mengurus banyak pekerjaan yang sudah menjadi tanggungjawabnya: memimpin rapat, menghadiri pertemuan, memeriksa berkas, membuat banyak keputusan penting dan lain sebagainya yang membuat Veranda kagum kepadanya.

Ayana yang lucu dan suka bercanda. Awal masa training Veranda sering teringat keluarganya di desa yang menjadikannya tidak fokus dan kangen rumah. Tapi Ayana selalu membantu dan menyemangatinya untuk tetap profesional dalam bekerja. Canda, celotehan dan cerita-cerita Ayana membuat Veranda terhibur dan merasa senang berada di Valkyrie.

Naomi yang bersifat keibuan. Pandangan Veranda yang awalnya mengira kalau Naomi pendiam dan tidak suka berbicara dengan orang lain, berubah ketika Veranda diajak Naomi ke kamarnya. Naomi menjadi teman yang bisa diajak bertukar pikiran, tempat curhat, sekaligus tempat bertanya tentang referensi fashion untuk di kantor.

Belum lagi ada Gracia yang ramah, Via yang pelupa, Yona yang dewasa, Riskha yang senyumnya manis…

dan Nabilah yang pendiam.
 
Terakhir diubah:
Ternyata banyak yang nunggu ya. Mohon maaf dan terima kasih. Ke depannya diusahakan mulai rutin lagi krn kmaren2 lagi banyak kerjaan.
 
CHAPTER 11: NABILAH
Tak terasa sudah 4 bulan Veranda menjalani masa training, namun dia masih juga belum bisa mendekati satu orang pegawai yang membuat Veranda penasaran ingin ngobrol dengannya. Nabilah. Si pendiam yang Veranda ingat ada pada saat perkenalan pertama di ruangan karaoke, bersama Ayana. Namun seingat Veranda, sebelum dia mabuk, sedikitpun dia tidak mendengar suara Nabilah menyanyi.

Belum lagi sikap dan pembawaannya di latihan fisik, sehabis jam makan ataupun di kantor. Pendiam, berbicara seperlunya, dan hampir tidak tersenyum. Veranda berkali-kali mencoba mendekatinya untuk sekedar menyapa dan mengobrol dengan Nabilah. Namun hanya senyum kaku dan tidak ikhlas yang menyambut Veranda, sambil Nabilah menghindar dari Veranda. Di beberapa kesempatan, Veranda memandangi Nabilah lama dari kejauhan, bertanya-tanya kenapa Nabilah bersikap begitu, dan menyadari bahwa penampilan Nabilah yang enak dilihat dan parasnya sangatlah cantik, tidak kalah dengan pegawai terpilih lainnya. Bahkan bisa lebih cantik lagi kalau saja Nabilah lebih banyak senyum, pikirnya.

Veranda mencoba menanyakan hal ini ke pegawai terpilih lain, tapi sungkan karena takutnya dicap terlalu ingin tahu urusan orang, apalagi Veranda masih berstatus anak baru di Valkyrie. Dia menunggu waktu tepat untuk menanyakan hal tersebut ke siapapun yang bisa menjawabnya.

Dan akhirnya momen itu datang. Sore itu saat jam pulang baru saja berlalu, kantor sudah sepi dan ruangan Personalia di lantai 4 hanya ada Veranda yang masih berkutat dengan dokumen bayar dan dua pegawai biasa lainnya di pantry. Sementara Office Boy baru saja masuk untuk membereskan ruangan.

Tak lama Melody datang dan menghampiri Veranda.

“Gimana? Udah kelar dokumen bayarnya?”

“Ini dikit lagi, Mel. Tinggal sortir tanggal dokumennya kok”

“Yaudah aku tunggu disini ya.”

“Oke Mel”

Melody langsung duduk dan merebahkan kepalanya di kursi empuk tersebut.

“Capek banget ya Mel. Yaudah kamu duluan aja ke kamar, nanti aku anterin ke meja kamu”

“Ngga apa apa kok. Cuma hari ini dari pagi aku mesti pergi ke beberapa tempat jadi badan agak pegel. Ntar kalo kamu udah selesai, dokumennya aku bawa ke ruanganku, abis itu kita bareng ke kamar”

“Oh yaudah”

Tiba-tiba Veranda merasa bahwa ini momen yang tepat untuk bertanya tentang Nabilah. Dia merasa berhak tahu kenapa Nabilah seperti menjauhinya dan pegawai terpilih lainnya. Dengan bertanya Veranda jadi tahu dan bisa mencari cara untuk bisa dekat ke Nabilah.

Segera setelah membereskan dokumen bayar, Veranda menatap Melody yang memejamkan mata dan berkata pelan,

“Mel..”

“Oh udah selesai? Yaudah sini aku bawa”

“Udah nih.. Mel, boleh nanya ga?”

“Mau nanya apa? Oh Bos Titan ya? Oh iya ya kamu 4 bulan ini belum pernah ketemu lagi dengan Bos Titan ya. Kangen ya? Hahaha.. Bos Titan sehat kok, tapi sekarang emang lagi sering keluar. Tau lah kamu, Bos banyak urusannya..” Melody mengoceh cepat sambil beranjak dari kursi.

“Bukan itu, Mel.. Ngg, ini.. Nabilah.. Kok aku lihat Nabilah kayak menjauhi aku ya, Mel? Apa emang orangnya pendiam ya?”

Melody yang mau mengambil dokumen langsung terhenti. Alisnya mengeryit.

“Kenapa kamu nanyain itu? Emang kamu diapain sama Nabilah?”

Veranda langsung gelagapan.

“Oh bukan apa-apa kok Mel. Aku cuma penasaran aja soalnya dari semua pegawai terpilih, aku belum pernah ngobrol dengan dia. Di kantor pun dia pendiam banget hampir ga pernah ngomong. Aku coba ajak ngobrol, eh dianya menghindar. Gitu lho Mel..”

Melody entah kenapa menghela nafas lega. Kemudian sambil menatap Veranda Melody menjawab pelan,

“Kamu ga usah dekat-dekat ke dia. Ya bagus sih kalo dia ngehindarin kamu”

Sekarang Veranda yang mengeryitkan dahi, bingung.

“Lho kenapa Mel? Emang dia buat kesalahan ya? Kok kamu bilang begitu Mel?”

Melody yang tidak menjawab pertanyaan Veranda meraih tumpukan dokumen bayar dan bergerak meninggalkan Veranda menuju ruangannya di sudut.

“Udah ayo ke kamar. Aku udah pegel nih. Kamu ga usah nanya-nanya itu lagi, masih anak baru juga”

Veranda yang takut dibilang sok mau tahu dan masih anak baru hanya bisa memendam rasa penasarannya, menyusul Melody.

***

wrWnES8g.jpg

Jam weker berbentuk kelinci di samping ranjang Nabilah menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Nabilah tampak terlelap dan dengkuran halus terdengar menandakan tidurnya sangat nyenyak. Namun tak lama Nabilah mulai menggeliat mencari posisi nyaman. Selimutnya mencuat digeser kakinya yang bergerak menyamping.

“Aku sayang sama kamu, Shan.”

Aku juga, Bil. Jangan tinggali aku ya..”

“Iya..”

Nabilah mulai menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman. Tangannya mulai mencari-cari titik nyaman di balik bantalnya.

“Inget janjimu ya, Bil, selalu bantu aku dalam kondisi apapun”

“Iya, kamu juga jangan ninggalin aku ya”

“Love you..”

Sepasang bibir berpagutan dengan penuh nafsu. Tangan mulai saling menggerayangi seluruh tubuh, mencoba semakin menaikkan libido di antara dua insan yang kini tanpa busana. Suasana memanas ketika salah seorang mulai meraih dildo dan menancapkan dengan kasar di vagina lawan mainnya. Si lawan mainnya hanya bisa berteriak tertahan mencoba menikmati permainan kekasihnya.

Nabilah mulai memutar cepat badannya menyamping, menggenggam keras bantal guling yang hampir terjatuh dari ranjang. Rekaman ingatan itu berputar semakin jelas di mimpinya.

Nabilah mengisap puting payudara wanita yang kini dipeluknya erat, seakan tidak ingin melepasnya. Wanita yang berbadan lebih besar darinya hanya bisa melenguh menikmati isapan Nabilah sambil tangan kanannya memainkan penis karet di vagina Nabilah. Nikmat sekali. Nabilah menggelinjang menahan rasa geli dari alat bantu sex itu. Ingin membagi rasa nikmatnya, Nabilah beranjak naik meraih pipi wanita itu, memagut kembali bibir merahnya, sambil melepas dildo dari vaginanya. Setalah melepas ciumannya, dildo yang dipegang Nabilah bergerak cepat menuju vagina yang kini basah siap dimasuki penis buatan itu.

Dildo meluncur cepat memasuki lubang vagina. Rasa nikmat menjalar di sekujur tubuh wanita itu sambil mulutnya melenguh menyerocos kata-kata tidak jelas.

“Ngghh aahhh bill ngghh”

Nabilah yang mengocok dildo di dalam lubang vagina kekasihnya, mengejang mendapati jari kekasihnya mulai menusuk dan menggoyang cepat vaginanya.

“Ayukkk Shaaann ngghh.. Kitaa keluarr barenggghh” Otot wajah Nabilah menegang menahan rasa geli yang membelesak cepat di sekujur syarafnya.

Tak lama kemudian rasa nikmat yang ditunggu akhirnya muncul. Orgasme meledak di vagina mereka bersamaan, menghasilkan jerit tertahan dari mulut mereka.

“Ngghhyeahh enakk biilll..”

Mata mereka berdua terpejam, mencoba merasakan sepenuhnya nikmat yang baru saja memuncak dan kemudian mereda. Jantung berdegup kencang, nafas terengah-engah, sebelum kedua wanita itu membetulkan posisi mereka sehingga mereka sekarang sejajar dan menyamping saling berhadapan.

Mereka saling menatap penuh cinta dan nafsu. Tak lama tangan mereka saling meraih tubuh, berpelukan erat. Dengan sedikit kecupan, Nabilah berkata pelan,

“I love you, Shania..”

Nabilah terduduk terbangun. Seperti di mimpi, nafasnya terengah-engah mencari asupan oksigen. Keringat membasahi dahi dan lehernya walaupun AC malam itu dipasang dingin seperti biasa. Nabilah kemudian menoleh ke jam weker kelincinya. Jam 3:02.

Mimpi itu lagi. Sampai kapan mimpi itu datang mengganggunya. Merampas nikmat tidur nyenyaknya.

Perlahan air mata meleleh dalam pejamnya, mengingat perkataan yang masih jelas dalam ingatannya walaupun diucapkan beberapa tahun yang lalu.

“Mimpi itu datang dari rasa bersalah”

Sampai kapan lelapnya diganggu oleh mimpi itu. Sampai kapan tenangnya hilang diambil rasa bersalah itu. Sampai kapan..

Pertanyaan yang tak terjawab itu akhirnya kembali membawa Nabilah ke alam tidurnya. Yang kali ini tanpa mimpi apapun.
 
Terakhir diubah:
CHAPTER 12: KELAS MALAM
Tak terasa sudah lima bulan Veranda menjalani training di Valkyrie. Semakin hari Veranda semakin menguasai proses di bidang Personalia dan General Affair. Kelompok berkas-berkas dan peruntukannya sudah dia hafal tanpa perlu bertanya lagi ke pegawai lain. Kini Melody bisa lepas tangan membiarkan Veranda mengerjakan tanggung jawabnya tanpa perlu mengawasi pengerjaannya. Dan sejauh ini Melody puas dengan hasil kerja Veranda dan kagum dengan kemampuannya di dua bidang sekaligus untuk ukuran anak desa yang baru saja kemarin bergabung Valkyrie.

Veranda juga saat ini mulai nyaman menjalani hidupnya di Valkyrie. Memang di beberapa momen Veranda masih agak kewalahan menangani pekerjaan yang datang bersamaan. Namun berkat bantuan pegawai terpilih lain dan sering berdiskusi dengan sang mentor Melody, Veranda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efektif.

Proses adaptasinya dengan pegawai, baik pegawai terpilih maupun pegawai biasa, juga berjalan lancar. Awalnya Veranda masih malu-malu untuk bertanya dan meminta tolong. Namun Ayana bersama dengan yang lain meyakinkan Veranda bahwa semua pegawai Valkyrie bersedia membantunya juga terbuka untuk menjadi tempat bertanya dan berdiskusi.

Pun dengan keluarganya. Walaupun Veranda belum bisa diperbolehkan pulang ke desa, dia masih bisa berhubungan via telepon dan bahkan mulai mengajarkan video call ke orang tuanya, supaya mereka bisa saling bertatap muka walaupun hanya dari smartphone. Telepon rutin tersebut membuatnya tidak lagi homesick dan bisa fokus ke pekerjaannya.

Namun Veranda merasa ada yang aneh belakangan ini. Ada perasaan yang belum pernah dirasakannya menjalar di tubuhnya. Dan perasaan itu semakin menguat setiap Veranda berinteraksi dengan lawan jenisnya. Bulu halus tubuhnya sering meremang sehingga kadang membuatnya bingung sendiri dan tidak nyaman. Namun Veranda tidak menceritakannya ke pegawai terpilih lainnya kalau mereka sedang berkumpul atau berkegiatan. Veranda hanya berusaha membuat dirinya nyaman dan berpikir bahwa itu adalah gejala sakit yang bisa dihilangkan dengan obat meriang.

Walaupun Veranda enggan mengutarakannya kepada pegawai terpilih lain, Melody sang mentor tetap memperhatikan hal-hal kecil pada diri Veranda. Melody memperhatikan perubahan cara Veranda memandang lawan jenisnya, Veranda yang kadang menggosok-gosok lengannya sendiri atau saat Veranda celingak-celinguk bingung sambil memegang tengkuknya. Melody hanya tersenyum melihat momen-momen tersebut di diri Veranda.

Hingga pada suatu siang, Melody memanggil Riskha dan Yona ke ruangannya di sudut ruang besar Personalia.

“Kha, Yon, kalian lihat ga Veranda belakangan ini gimana?”

“Hmm aku sih belakangan ini lagi sibuk ngurus kas kecil. Kamu, Kha?” Yona menoleh ke Riskha.

“Aku sih kadang liat Kak Ve kadang bingung sendiri sambil celingak-celinguk gitu. Trus juga kadang beberapa kali aku perhatiin kak Ve kayak ga nyaman dengan dirinya. Emang kena...” Riskha tidak jadi melanjutkan pertanyaannya, karena tiba-tiba suatu hal melintas di pikirannya.

Yona yang menatap Riskha terdiam ikut menyadari sesuatu.

“Jangan-jangan…”

Melody yang melihat Yona dan Riskha saling berpandangan hanya tersenyum dan sambil menuliskan sesuatu di buku catatannya Melody berkata,

“Iyap, bener. Itu artinya, Kelas Malam dimulai.”

***​

Veranda menghela nafas panjang dan merebahkan tubuhnya di ranjang empuk kamarnya. Nyaman. Pekerjaan seharian ini cukup menyita waktu dan tenaga, tapi untungnya dapat diselesaikannya hari itu juga. Jadi dia tidak perlu membawa dokumen ke kamarnya dan bisa tidur nyenyak malam itu. Tapi tetap saja Veranda belum bisa menghilang rasa tidak keruan yang dari pagi menggelitik syarafnya. Veranda melepas kacamata tak berlensa yang disuruh Naomi untuk dipakainya hari itu. Kamu tuh cocok lho pake kacamata, cantiknya makin terpancar, goda Naomi pagi itu. Veranda yang mempercayakan gaya berpakaiannya ke Naomi yang dianggapnya pakar fashion wanita, hanya menurut dan membiarkan kacamata frame tipis menghiasi wajah cantiknya seharian itu.

NEmbKgWG.jpg

Saat Veranda akan bangkit memutuskan untuk mandi, terdengar ketukan pintu kamarnya. Veranda membuka pintu dan mendapati Melody bersama Riskha dengan senyum manisnya yang khas berdiri di belakang Melody.​
MKTQOrZM.jpg

9vRhWWID.jpg


“Wah Mel, Kha. Ayo masuk.”

Setelah duduk di sofa, Melody berbasa-basi menanyakan pekerjaan Veranda hari itu. Setelah berbincang tentang beberapa hal di kantor, Melody menanyakan sesuatu yang menjadi pertanyaan Veranda belakangan ini.

“Ve, kamu belakangan ini merasa ga nyaman ya? Kamu merasa ada yang aneh di tubuhmu?”

Veranda yang mendengar pertanyaan tersebut tersentak dan memundurkan badannya. Bagaimana Melody bisa tahu, pikirnya.

“Eh iya, Mel. Kamu kok..” Veranda tidak melanjutkan pertanyaannya.

“Haha jangan lupa lho walaupun kamu udah aku biarkan ngerjain pekerjaan sendiri, aku masih mentor kamu lho hahaha”

“Haha iya Mel aku belakangan ini merasa kayak merinding tapi ini beda. Aku ga tau deh itu kenapa..”

Sambil menoleh ke arah Riskha dan tersenyum, Melody menjawab,

“Nah Ve, aku jelasin ya, sambil aku mau ngasitau sesuatu juga ke kamu. Itu namanya libido. Gairah seksual. Kamu ga nyangka kan hihi. Nah kenapa kamu bisa ngerasain hal kayak gitu? Karena olahraga rutin ditambah nutrisi yang cukup dan yang paling penting telur ayam kampung yang rutin kita semua makan.”

“Nah kalo kak Ve libidonya lagi tinggi, sebaiknya jangan ditahan. Nanti makin ga nyaman lho hihi” Riskha menimpali sambil tersenyum.

“Betul itu. Apalagi sekarang pas momennya. Jadi gini, Bos Titan sebulan ini keluar negeri untuk mengurus bisnisnya. Ya biasalah Bos, banyak bisnisnya. Nah Bos Titan kemaren pesan, sepulang Bos dari luar negeri, kamu harus udah bisa melayani Bos. Makanya mulai besok malam, kamu harus ngikutin Kelas Malam ya.”

Veranda yang tidak siap menerima lagi-lagi istilah baru hanya bisa melongo. Libido? Kelas malam?

“Kamu jangan bengong gitu hahaha. Intinya, di Kelas Malam kamu diajarin bagaimana cara melayani Bos Titan, apa kebiasaan Bos yang harus kamu ingat, sigap melakukan kemauan Bos. Gitu lho Ve..”

Apa lagi ini? Pikir Ve. Kelas Malam. Di kelas? Emang di Valkyrie ada kelas? Terus belajarnya gimana? Berbagai pertanyaan hanya melintas di pikiran Veranda tanpa mampu keluar dari mulutnya.

Melihat Veranda yang daritadi hanya bengong diam, Melody menepuk pundak Veranda pelan.

“Hey, kok diam aja?”

“Ng ah-duh Mel aku bingung nih mau nanya apa..”

“Yaudah kamu ga usah bingung gitu, besok kamu tau sendiri kok. Yaudah abis ini kamu beres-beres terus tidur. Kamu kan cape banget seharian ini ngurusin dokumen kerja. Oke Ve?”

Tanpa peduli jawaban Ve Melody bangkit dan mengecup pipi Ve sambil mengusap punggungnya kemudian menuju pintu kamar. Riskha menyusul di belakangnya sambil tersenyum ke arah Veranda.

“Sampai besok kak Ve”

Veranda hanya bisa duduk diam menatap senyum gadis yang lebih muda tiga tahun darinya itu. Sesudah pintu ditutup, Veranda memandang kosong langit-langit kamar, mencoba mencerna apa yang baru saja diberitahu kepadanya.

Apa lagi Kelas Malam itu? Kenapa ga habis-habis sih hal baru di Vakyrie ini? Trus yang kurasain belakangan ini namanya libido? Veranda hanya bisa mendesah melepaskan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab dari pikirannya.

Tak ingin membuang waktu, Veranda menanggalkan bajunya, menampakkan tubuh ramping nan indah. Kulitnya yang halus hasil perawatan fasilitas Valkyrie, bersemu terang ditimpa cahaya lampu kamar. Payudara kebanggaannya semakin kencang hasil dari olahraga rutin. Veranda kemudian beranjak menuju kamar mandi dan tidak sabar untuk cepat-cepat merasakan nyaman kasurnya malam itu.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd