CHAPTER 6: GRACIA
AC kamar utama Bos Titan di lantai 12 berdengung pelan menghembuskan udara sejuk yang membuat ruangan semakin dingin mengigit, namun tidak dapat mencegah cucuran keringat di sekujur tubuh dua manusia yang sedang bergumul. Seperti biasa, permainan berlangsung tidak seimbang. Bos Titan yang menguasai permainan dengan tubuh tinggi besarnya berdiri dengan sedikit menekuk lututnya, menggoyang bokong putih Gracia si wanita mungil yang terpaksa sedikit berjinjit untuk dapat mengimbangi tinggi Bos Titan di belakangnya. Posisi doggy style berdiri ini sangat menyiksa Gracia karena harus mensejajarkan lubang vaginanya dengan posisi penis Bos Titan di belakangnya, walaupun Gracia sudah mengenakan wedges hak tinggi untuk mengakali perbedaan tinggi badan mereka. Bos Titan tampak tidak peduli dengan penderitaan Gracia yang di satu sisi sudah tidak tahan dengan gempuran penis tegangnya sementara dia harus menjaga posisi berdirinya.
“Ahh! Ahh! Ngghh! Boss..!” Erangan kesakitan Gracia sekalipun tidak dipedulikannya. Pikiran Bos Titan hanya terfokus kepada kenikmatan dari sempitnya saluran vagina Gracia. Jari-jarinya mencengkeram keras bokong Gracia, sambil kepala penisnya menghentak-hentak ujung dalam vagina Gracia, ditambah gesekan urat penisnya dengan dinding vagina membangkitkan kenikmatan dari pangkal sampai kepala penis Bos Titan.
Sudah lebih setengah jam mereka bergumul di posisi ini. Peluh membuat badan mereka berkilau ditimpa cahaya lampu kamar. Gracia merasakan kenikmatan disertai rasa perih yang semakin kuat seiring Bos Titan mempercepat genjotannya. Sesaat kemudian dia merasa kenikmatan memuncak di liang vaginanya dan berseru ke Bos Titan,
“Bos..! I’m cummminggg nggghh..!”
Bos Titan langsung mengeluarkan penisnya, menghasilkan bunyi ‘plop’ ringan dan kemudian memasukkan jari tengahnya ke lubang vagina Gracia yang sudah becek. Sedetik kemudian Gracia mengejang menikmati kocokan cepat jari Bos Titan di saluran vaginanya. Seluruh otot tubuhnya menegang sementara matanya membelalak akibat sensasi yang terlalu geli menjalar cepat ke seluruh tubuhnya. Pahanya bergetar hebat ketika cairan putih encer menyembur keluar dari vaginanya membasahi karpet merah di lantai. Bos Titan tersenyum puas sambil semakin mempercepat kocokan jarinya.
“Bos… U..dahh.. Ud..ahh boss ngghhh” Gracia meracau tidak jelas dan menoleh ke arah Bos Titan memohon untuk Bos Titan mau menghentikan kocokannya. Tentu Bos Titan tidak mengindahkan permohonannya. Tak lama kemudian cairan encer lain muncrat lebih banyak dari sebelumnya. Bos Titan tertawa dan kali ini menyisipkan juga jari manisnya. Tanpa ampun kembali Bos Titan mengocok saluran vagina Gracia kali ini dengan dua jarinya karena Bos Titan yakin Gracia masih bisa squirting sekali lagi. Gracia yang tadi masih bisa bertumpu kokoh di kedua kakinya, kali ini roboh dan mengejang hebat saat cairan jernih yang kali terakhir ini hanya beberapa tetes mengalir pelan keluar dan membasahi karpet. Urat wajahnya menegang dan bola matanya memutih menikmati orgasme pemungkas. Bos Titan tersenyum puas bahkan tertawa melihat wajah keenakan Gracia. Tak banyak wanita di Valkyrie yang bisa squirting semudah dan sesering Gracia. Hal ini yang sering dijadikan Bos Titan sebagai mainan untuk menyiksa sekaligus memberi kenikmatan ke Gracia. Sejauh ini, belum pernah lebih dari tiga kali Gracia bisa memuncratkan cairan orgasme sekuat apapun Bos Titan merangsang syaraf dinding vaginanya.
“Lho kamu sudah tiga kali orgasme. Saya bahkan belum merasa mau keluar. Kurang ajar!” Tangan kekar Bos Titan meraih tubuh mungil Gracia yang terbaring meringkuk lemas di atas karpet. Sebenarnya Bos Titan tadinya akan orgasme, namun squirting Gracia menundanya dan Bos Titan mendahulukannya. Bos Titan tentu tidak mau melewatkan bagian favoritnya dari Gracia.
Bos Titan mengambil posisi misionaris dengan berbaring menyamping di belakang punggung Gracia. Tidak lama Bos Titan memeluk dari belakang dan penisnya meluncur masuk dengan mudah karena sudah benar-benar basah hasil dari squirting tadi. Namun tetap saja sempitnya liang vagina Gracia dapat menjepit penis kokoh Bos Titan. Langsung saja Bos Titan mengocokkan penisnya memakai otot vagina Gracia, menimbulkan bunyi kocokan becek sampai akhirnya Bos Titan merasa akan mau keluar.
Tanpa melepas tancapan penisnya Bos Titan bangkit berdiri sambil mengangkat enteng tubuh Gracia yang lemas dan membaringkannya menungging di sudut tempat tidur. Bos Titan menggoyang kembali kali ini benar-benar cepat untuk merasakan kenikmatan penuh.
“Argghhhhh…!!” Cairan putih kental menyembur tajam memenuhi liang vagina Gracia. Gracia antara sadar tidak sadar tersenyum kecil mensyukuri penderitaannya yang penuh nikmat akhirnya selesai. Dia puas, Bos Titan pun puas. Bos Titan mencabut penisnya yang Gracia tidak bisa bedakan antara kondisi ereksi dan normal.
“Si anak baru itu sudah pulih lagi belum? Kok lama banget sih” ujar Bos Titan sembari mengambil handuk kecil di dekatnya.
“Mbak Melody bilang.. Udah mendingan bos.. Besok udah.. bisa.. kembali kerja..” Gracia menjawab terputus-putus karena lemas meladeni keperkasaan tuannya.
Gracia tidak memperhatikan senyum mengembang di wajah Bos Titan. Bos Titan sudah kembali bisa melanjutkan rencananya yang sudah disusunnya beberapa hari ini. Mengeksploitasi tubuh ranum Veranda. Membekali ilmu. Mempersiapkan Veranda yang menurutnya layak mengisi posisi asisten pribadinya yang sudah lama kosong. Membuat Veranda menjadi orang penting di perusahaannya.
Segera Bos Titan menyelimuti Gracia yang sudah meringkuk mendengkur halus di sudut tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
***