Update selanjutnya, sesuai janji saya tadi... Semoga sesepuh forum ikutan menikmatinya juga.
---- Dan akhirnya, kami berdua pun melanjutkan untuk memakan masakan yang telah dibuatnya.----
---- Begitu nikmatnya masakan Tante Indah, hingga ku melupakan semua rasa keraguanku, dan berubah menjadi keyakinan yang tak mungkin terbantahkan lagi. Kuyakin kini, dia telah benar-benar berhasil kutaklukan.----
---- Sembari melahap sesuap demi sesuap nasi (terkadang, dengan manja kuminta Tante Indah menyuapiku). Ku bertanya beberapa hal.----
"*" Aku kagum deh sama tante...
"#" Kagum kenapaaaa??? (Tanyanya penasaran).
"*" Sebelum aku jawab pertanyaan Tante, aku mau tanya. Awal mula Tante kenal dengan si Om itu bagaimana sih ceritanya???
"#" Awal mula, Tante kenal dengan si Om itu seperti apa??? Sampai akhirnya Tante memutuskan untuk menikah, dan bertahan sampai saat ini... (Tanyaku lagi).
"#" Uhuuukkkk... Uhuuukkk... Uhuuukkk... huuukkk... (Tante tersedak, manakala ku menanyakan hal tersebut).
---- Diambilnya air mineral yang slalu tersedia di atas mejanya, dan dia pun membuka tutup botol minum tersebut, lalu meminumnya. Dan melanjutkan pembicaraannya.----
"#" Aaaahhhh.... (Setelah dirasanya nasi yang tadi sempat sedikit tersangkut di kerongkongannya mulai turun menuju kelambung nya).
"#" Jadi beginiiii..... Tante itu dulunya di paksa menikah oleh ke 2 orang tua Tante, setelah Tante lulus sekolah. Tante juga sudah di jodohkan dengan si Om semenjak Tante memasuki kelas 3 SMA.
"#" Padahal saat itu, Tante Indah sudah memiliki pacar lhooo.... hhhihihi... (Dengan penuh kebanggaan dia curhat padaku).
"*" Waaaah... Ternyata "PlayGirl" juga ya kamu taaaan.... (ejekku).
"*" Jangan-jangan, Tante sudah gak perawan lagi. Sebelum kenal dengan si Om, karena kalau di lihat dari beringasnya perlakuan Tante Indah padaku. Rasanya hampir mungkin, kalau Tante ini menikah dengan si Om dalam kondisi masih perawan ting-ting. Hahhaha (Ejeekkuu... Aku sih sebenarnya yakin jikalau Tante Indah ini sebenarnya menikah dengan si Om dalam kondisi perawan. Terbukti, pada saat ku jilati memeknya. Pada saat dia kupaksa untuk mengulum kontol ku, dia sangat ragu. Dan berusaha untuk menolaknya).
---- Percakapan tersebut tetap dilanjutkan pada saat kami sedang makan.----
"#" Eeeeehhhhh.... Eeeenaaaaakkk.... aaaajjaaaaaahh... Sooorriii.... laaahh... yaaaawww..... Taaanteee... iiiniiii... Duluuunyaaaa.... Aliiiimmm baaangeeett lhoooo... Tante dulu sering sekali memakai hijab, kemanapun Tante pergi. (Dengan ke dua tanggan digenggamkan dan di tekuknya di bagian pinggang. Konon orang sering bilang "Tolak Pinggang").
"#" Keperawanan Tante tetap di renggut oleh si Om kok (Suami Tante Indah). Meskipun dulu Tante sempat punya pacar yang jauh lebih ganteng dibandingkan si Om. Buktinya, selaput dara Tante sempat robek dibuatnya meskipun si Om gak pernah kuat untuk menahan lebih lama. Lain halnya denganmu (sembari melemparkan senyum manisnya padaku).
"*" Haaalaaahhh.... bohoonggg baangeeett sih taaan... Masa iya pacaran, suka sama suka kok gak pernah ngapa-ngapain???
"#" Ihhh, seriusan ih... (Sembari menendangkan kakiknya, dan jari-jarinya mengenai ke dua Biji Peler ku). Dibilangin gak percaayan, orang dulu itu yaahh... Kalau melihat wanita memakai jilbab, udah dianggapnya sangat suci sekali. Dan juga cowo takkan berani ngegodain wanita tersebut, lain halnya dengan sekarang. Yang sering Tante lihat di film-film bokep, istilah jiilboober's, dll yang sering Tante lihat di website-website porno... (Jawabnya panjang lebar).
"*" Aaaahhhhh, tetep ajaaaah (Jeritku refleks). Jonoooo tak percaya... (sembari mengelus-elus alus kedua biji zakarnya tersebut.
"#" Eeetdaaahh nih anak yah di kasih tau, ndableg banget. Gak percayaaaan... Ya paling mentok sih cuman cipokan (kissing), dan juga grepeh-grepeh (raba-raba) tetek Tante doang. Selebihnya dia takut, dan Tante pun juga tidak mengijinkannya... (Wajah mukanya pun mendadak merah padam, ketika terucap sebuah pengakuan yang tak di sengaja keluar begitu saja).
"*" Bhhahahahhaha.... Tuuuuhkaaann... Apa kata kubilang tadiii???... Pantesan aja, sewaktu kumencium Tante kok sudah sangat lihai sekali. Bak perek (lonte) yang ada di pinggir jalan di mlam hari. (Ejekku semakin menjadi-jadi). (NB: Maaf, tiada maksud menyinggung, ataupun merendahkan pekerjaan seseorang).
"#" Iiiihhhhsss... Kaaamuuuhhh yaaa.... Jaaahaaat baaangeeettt..... Masa iya kamu samakan Tante sama Lonte bayaran di pinggir jalan??? (Tangannya mencubit tanganku dengan kasar). (NB : Maaf, tiada maksud untuk menyinggung, ataupun merendahkan pekerjaan seseorang).
"*" Aaaauuuuhhhh... Ssshhhh.... Saakiit taaauu taaannn... (Jeritku).
"#" Biarin. Siapa suruh, nyama-nyamain orang.
"#" Dah ah, Tante mau lanjut masak. Sambil menyiapkan makan siang untuk anak-anak Tante. (Dia melihat, ketika piringnya dan piringku pun sudah lagi tak bersisa sedikit pun makanan di atasnya).
---- Tante Indah pun melangkahkan kakinya kedapur. Kuperhatikan setiap langkah kakinya, bergelak-gelonya langkahnya. Seolah menggodaku untuk menyetubuhinya lagi. Secara otomatis, kontolku pun langsung bangun.----
---- Kulihat jam tepat menunjukkan pukul 11.35. Berarti masih tersisa 1 jam 25 menit lagi sebelum anak-anaknya kembali, dan sebelum ku bertemu dengan klien ku (batinku).----
---- Kembali kuamati kegiatannya memasak, mulai dari mengupas bawang, menguleknya, hingga aktifitasnya di penggorengan. Semakin kuperhatikan geal-geol ke dua bongkahan pantatnya itu, semakin tegak dan kerasnya kontolku ini.----
---- Akhirnya, kuputuskan untuk melangkahkan kedua kakiku menuju ke arah Tante Indah. Tante Indah tak menyadari kehadiranku, ku siapkan kontolku sejajar dengan posisi lubang memeknya. Tanganku pun kupersiapkan untuk langsung memegang pinggulnya (antisipasi ketika dia kaget, sehingga dia tak terjatuh).----
---- Kuhentakkan kontolku dengan sekali sentak, sebelumnya sempat membentur lubang anusnya (sembari ku pegang langsung pinggangnya). Dan benar dugaanku, Tante Indah kaget, dan hampir terjatuh ke lantai.----
"#" Aaaauuuuhhh.... Aaahhhh.... (Jeritnya kaget, dalam posisi dirinya yang belum siap menerima kehadiran kontolku di dalam memeknya).
"*" Ehhhmmm..... Aaaahhhhhh.... Raaapeeet... Baaaangeeeeettt taaaaaaannnn... Memeeeekkkk... miiiliiikmuuu iniiii... (Sungguh ketagihan ku dibuatnya).
"#" Naaaannntiiii... Aaaahhh.... Duuuuluuuu.... Ooohhhhh... Pleaseee.... Sssshhhhhh... Stoooppp.... Eeehhhhmmm... (Racaunya).
"#" Pleeeasseeeee... Ooohhhhh... Sssstooopppp... Jhooooonnn.... Mmmhhhhmm.... (Kedua tangannya menggenggam tanganku untuk menghentikan aksinya).
---- Aku pun menghentikan goyangan-goyanganku pada memeknya, tapi dengan catatan tak sampai kucabut. Ku biarkan kontolku berada di dalam memeknya sembari kupegang pinggangnya. Kubiarkan Tante Indah melanjutkan aktifitasnya memasak, tak jarang dia melenguh, karena baru kali ini pula dia memasak sambil di kobel-kobel memeknya dengan kontol nya si Jono.----
Bersambung dulu ya suhu.
Ane mohon maaf.