Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kalau dibikin season 2, kira - kira pada??? (Bahan cerita udah ada semua)

  • Setuju

    Votes: 9 90,0%
  • Enggak setuju

    Votes: 0 0,0%
  • B aja

    Votes: 1 10,0%

  • Total voters
    10
  • Poll closed .
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 4

SrrdUyjZ_o.jpg


Terus – menerus aku dan Naomi melakukan french kiss hingga baju yang kita pakai menjadi kusut. Suara demi suara yang berasal dari kedua mulut kami, begitu terdengar seisi kantor bengkel punyaku. Tangan kananku tidak tinggal diam dan mencoba untuk memasukannya dari bawah tank top hitamnya dan mulai meremas payudaranya yang tidak besar itu.

“Rinoooo.... Hmmmm... Pelan – pelan dong....”

“Enggak.... Kak....”

“Ahhhhh..... Yesssss..... Ssssshhhhhhh...”

Naomi terus mengeluarkan suara desahan yang berasal dari mulutnya. Sementara tangan kiriku mulai mengelus – elus vaginanya yang tertutup oleh hotpantsnya. Tidak berapa lama, aku menggendong tubuhnya dan menjatuhkannya ke sofa yang cukup besar. Dengan tatapannya yang nakal, aku memulai lagi dengan melakukan french kiss dan meremas kedua payudaranya yang tertahan oleh tank top hitamnya.

“Kak... Aku buka yaaaa...”

“Mmmmhhhhh.... Bolehhhhh.... Ahhhhhh.....”

Setelah aku melepaskan kemeja biru muda, aku pun melucuti tank top hitamnya dan cukup kaget karena dia tidak menggunakan bh.

“Kok bengong aja, Rino? ? ?”

“Enggak kok”

Kedua tanganku ditarik oleh tangannya dan ditempatkan diatas payudaranya. Aku pun mencium bibirnya lagi akibat tarikan dari tangannya yang membuat aku terjatuh.

“Mainin ya....” katanya disela – sela berciuman

Suara – suara ciuman kembali terdengar seisi ruangan kantor bengkelku. Lidahku langsung masuk ke rongga mulutnya untuk “berdansa” dengan lidahnya. Entah berapa lama kami berdua berciuman hingga tercipta tali air liur dan terjatuh ke lantai.

“Hmmmmmm.... Ssssshhhhh...... Nikmatttttttt....”

“Kak Naomi, enggak apa - apa?”

“Enggak kok.... Mmmmhhhh....”

Entah berapa lama aku terus meremas payudaranya dan tangan kiriku terus mengelus – elus vaginanya yang tertutup oleh hotpantsnya. Tiba – tiba badannya Naomi bergetar cukup hebat dan itu merupakan orgasm pertamanya. Suara nafasnya terdengar sekali hingga ke kupingku.

“Maaf, Kak Naomi...”

“Giliran aku yaaa...” katanya yang tersenyum nakal

Aku pun didorong olehnya dan dia mulai menggesek – gesekan vaginanya yang tertutup oleh hotpantsnya ke penisku yang tertutup oleh celana jeans yang ku pakai. Kedua tanganku mulai meremas lagi kedua payudaranya.

“Rinoooo.... Buka yaaaa....”

“Terserah, Kak Naomi”

Disaat Naomi ingin membukakan celana jeans yang ku pakai, suara ketukan pintu terdengar dan aku pun langsung menghampiri.

“Mo, GSX-R150 lu udah ready ya...”

“Thank you, bang”

Ternyata mekanikku yang mengetuk pintu. Dengan terpaksa aku menghentikan permainan yang baru akan dimulai bersama Naomi.

“Kak Naomi, maaf banget ya... Aku mau cek motor aku dulu”
“Bisa lakuin lagi besok?”

“Bisa kok” katanya yang tersenyum nakal

Naomi pun mulai merapikan diri dan kembali berpakaian ddengan rapi agar tidak ketahuan oleh orang – orang bengkel. Dia pun menuju tempatku dan berpamitan untuk kembali ke rumahnya.

“Maaf ya, Kak”

“Enggak apa – apa kok...” katanya lalu mencium bibirku
“Berkabar aja nanti malam kalau mau lagi”

Setelah Naomi keluar dari ruangan kantor bengkelku, aku pun juga keluar untuk menemaninya mencari taksi. Setelah menemukan taksi untuk mengantarkannya pulang, aku pun langsung mengecek GSX-R150 punyaku yang akan aku bawa untuk event balap di Sirkuit Sentul satu bulan lagi.

“Coba lu nyalain aja dulu, Mo”

“Ok, bang”


Vrrrooommmm... Suara raungan mesin DOHC menggunakan 4-klep titanium, merubah sudut noken as, 1-silinder yang menggunakan forget piston, ber-cc 150, menggunakan knalpot bermerk porliner yang begitu menggema suaranya dan dapat memuntahkan tenaga sekitar 25-hp.

“Tadi pas dyno, dapet berapa bang?”

“Power sentuh di 25”
“Top speed di 190 on dyno”

“Mantappp...”

Disaat aku melihat – lihat sekitar bengkel, ternyata ada motor Yamaha R6 punya Rona yang sedang dicek bagian kelistrikannya. Aku pun mencoba melihat ke ruang tunggu dan benar kalau itu merupakan motor Rona. Aku pun memanggilnya dan aku melihat dia menggunakan sweater bergaris merah yang ditutupi oleh jaket jeans putih dan menggunakan jeans putih.

bvXjFmTN_o.png


“Rona!!!”

“Loh? ? ?... Rino, ngapain disini? ? ?”

“Kamu sendiri ngapain? “

“Aku lagi cek ECU R6 punyaku”
“Kamu sendiri ngapain disini?”

“Main aja sih hehe”

Aku pun mengajak Rona untuk ke ruangan kantor bengkelku agar Rona lebih nyaman saat menunggu motornya dicek. Setibanya di ruangan kantor bengkelku, kami berdua berbincang – bincang lagi.

“Ini bengkel kamu, Rino?”

“Iya hehe”

“Aku tebak, pasti GSX-R biru tadi punya kamu juga”

“Iya”
“Lagi aku siapin buat balap IRS kelas sport 150cc”

“Semangat ya, Rino”

“Thank you, Rona”

Karena masih ada sisa donut yang tadi aku pesan untuk aku dan Naomi tadi, aku pun berinisiatif menawarkannya ke Rona dan mengambilkannya minuman.

“Makasih, Rino” katanya yang tersenyum

Cukup lama kami berdua mengobrol dan aku menawarinya menonton film di smart tv. Dia pun menyetujuinya dan kami berdua menonton film yang berjudul The Italian Job versi tahun 2003 yang diaktori oleh Mark Wahlberg, Charlize Theron, Edward Norton, dan yang lainnya. Cukup lama kami berdua menonton film itu sehingga kami berdua tertidur akibat suhu ruangan yang cukup dingin.

-----XXX-----

“Hmmm... Kok bibir gw kayak nyentuh bibir orang???” kataku dalam pikiran

Kagetnya aku karena kami berdua tidak sengaja berciuman bibir karena ketiduran. Aku pun melihat matanya yang masih tertutup oleh kelopak matanya, mungkin karena dia juga kecapean.

“Rona... Bangun” kataku yang menggoyangkan badannya perlahan

“Mmmmhhhhh...”

Ku lihat dia masih tertidur, tetapi aku tidak enak karena bibirnya masih menyentuh bibirku. Dengan gerakan tanganku yang lebih kencang, aku mencoba membangunkannya dan berhasil. Dia pun sadar lalu kaget dan langsung berdiri untuk merapikan pakaiannya.

“Maaf, Rino...”
“Maaf” katanya yang merapikan pakaiannya

“Enggak apa – apa kok”
“Bibir kamu lembut juga ya haha”

“Ihhhh... Bisa aja” katanya yang mukanya mulai memerah

“Serius sih”
“Mungkin kalo mau lagi, dengan senang hati sih aku mau”

Aku pun mengeluarkan kata – kata itu dengan tujuan agar bisa berciuman lagi dengannya.dan

“Bisa aja kamu...” katanya yang tiba – tiba mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku

Makin dekat wajahnya ke wajahku dan ku lihat dia mulai memejamkan matanya. Perlahan namun pasti, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajahnya juga dan ku elus – elus wajahnya yang halus itu. Kami berdua pun berciuman dengan lembut, tidak seperti aku berciuman ke Naomi yang penuh nafsu.

“Mmmmhhhh... Rinooo... Sssshhhhh”

Aku pun tidak memperdulikan suara desahan yang keluar dari mulutnya disaat kami berdua ciuman dan kedua tanganku mulai memegang bokongnya dan menggendongnya yang membuatnya cukup kaget ketika aku menggendongnya. Dengan senyum nakalnya, dia lanjut mencium bibirku dengan lembut hingga aku duduk di sofa disaat terus menggendongnya.

“Rileks aja ya, Rona”

“Up to you, Rino...” katanya yang tersenyum

1vnzguu8_o.png


Terus – menerus kami berdua ciuman sekitar lima menit. Ciuman ku terlepas dan menuju lehernya dan kedua tanganku mulai membuka sweater bergaris yang dia pakai.

“Aku buka ya...” kataku yang mulai membuka sweaternya

Kedua tangannya pun mengangkat keatas agar aku mudah untuk melepas sweaternya dan aku melihat kedua payudaranya yang tertahan oleh bh berwarna hitam. Tanpa basa – basi lagi, kedua tanganku langsung membuka kancing bh dan ku lihat dengan jelas kedua payudaranya yang tidak besar itu tetapi membuat aku tergoda.

“Punya kamu bagus juga” kataku yang memutar – mutar kedua payudaranya

“Sssshhhhh... Makasih, Rino..... Mmmmhhhhh”

Terus – menerus aku melakukannya disaat aku terus mencium lehernya hingga suara dari notifikasi smartphoneku berbunyi. Aku pun mengecek smartphoneku dan ternyata temanku mengajak aku untuk kumpul di Starbucks Fx Sudirman nanti malam. Aku pun terpaksa menghentikan kegiatan yang lagi aku lakukan bersamanya.

“Rona”
“Maaf aku harus balik ke rumah”
“Soalnya aku ada janji sama temen nanti malem”

“Yahhhh...”
“Kapan – kapan berkabar aja ya, Rino” katanya yang mulai memakai sweater

Setelah merapikan pakaian masing – masing, Rona pun memberikan kontaknya dan mencium bibirku sebelum keluar dari ruangan kantor bengkelku.

“Makasih ya, Rino...” katanya yang tersenyum

“Ngomong – ngomong, nanti kamu ngomong ke kasirnya aja”
“Bilang dari Rino kalo R6 enggak usah bayar”

“Serius kamu, Rino???”
“Enggak bayar???”

“Ya terserah kamu sih hehe”

“Makasih banget ya!!!” katanya yang memelukku dengar erat
“Kapan – kapan mampir ke rumah aku ya...”

“Siap, Rona”

-----XXX-----

5RjLlqb1_o.jpg


dBmbRuc5_o.jpg


Pukul tujuh malam di Starbucks Fx Sudirman. Aku memesan satu greentea disaat menunggu kedatangan temanku yang menukar MV Agusta 675 dengan Suzuki SV650 full spesifikasi. Disaat menunggu kedatangan temanku, aku pun terus memikirkan Sinka disaat aku memutar lagu kesukaanku disaat aku masih SMP.


“Ada sebuah cerita tentang aku dan dia”
“Jumpa pertama ku dengannya di satu sore yang cerah”
“Singkat kata singkat cerita ku berjalan dengannya”
“Namun apa yang aku rasa mungkinkan ini cinta”

Dibilang suka sih suka”
“Semoga aja kalo gw deketin Sinka, enggak ada godaan lain” kataku dalam pikiran

Tidak menunggu lama, temanku tersebut datang dan kami berdua berbincang – bincang tentang race pada hari jumat kemarin.

“No, congrats ya buat race jumat kemarin”

“Thanks ya”

“Ini bayarannya buat race jumat kemarin” kata temanku yang memberikan sebuah cek bernilai dua juta

“Aduhhhh... Kebanyakan ini”

“Santai aja lah sama temen sendiri”

“Ngomong – ngomong GSX-R600 lu sabi juga kalo gw beli hahahahaha”

“Jangan lah kalo itu... Gw cariin dah kalo mau”

“Sesuai sama spek motor lu tapi”

“Susah lah kalo itu”

“Ya mending gw beli kan hahahaha”

“Kapan – kapan dah gw kabarin kalo pengen gw jual”

Karena ada keperluan lain, temanku pamit untuk pergi lagi dan aku melanjutkan mendengarkan lagu dari Budi Doremi yang berjudul 123456. Sambil menyeruput greantea yang ku pesan, notifikasi whatsapp ku berbunyi dan itu merupakan videocall dari Sinka.

“Rino, kamu dimana sekarang?”

“Aku abis ketemuan sama temen aku”
“Kamu sendiri lagi ngapain?”

“Aku lagi nginep dirumah temen aku”

Tiba – tiba Sinka mengajak aku untuk berhubungan badan lagi esok hari dirumahnya.

“Rino, aku mau nyoba lagi...”
“Dirumah aku aja kalo kamu mau”

“Aku terserah kamu aja”
“Besok berkabar kalo kamu udah dirumah”

“Ok, Rino” katanya yang mencium kamera depan smartphonenya

“Ok, Sinka”

Setelah menghentikan videocall dari Sinka, giliran kakaknya yang bernama Naomi menelpon melalui freecall line.

“Rino, kamu lagi ngapain?”

“Aku abis ketemuan sama temen aku, kak”
“Emangnya kenapa?”

“Bisa jemput aku di Fx Sudirman?”

“Aku lagi di Starbucks Fx Sudirman juga, kak”

“Aku kesitu ya abis nonton film di cinemax...” katanya yang langsung mematikan freecall line

Aku pun menunggu Naomi yang sedang menonton film di cinemax lantai f7. Disaat aku memainkan smartphoneku, mataku tertuju ke seorang perempuan muda yang menggunakan tshirt putih dengan celana hitam diatas lutut.

IQtLpGlS_o.jpg


“Kok kayak enggak asing ya?”

Perempuan itu tiba – tiba menghampiriku dan bertanya ke aku.

“Kakak bukannya temenya Kak Rona?”

“Ohhhh...”
“Kamu adiknya Rona ya?”

“Iya, kak”

“Ngapain disini?”

“Abis ketemuan sama temen aku sih”

Aku pun menawarkan untuk membelikannya sebuah jaket jeans. Aku membelikannya itu karena ada maksud tertentu.

“Mau jalan sebentar?”

“Boleh, kak”

Aku dan Aby pun beranjak dari sofa Starbucks dan menuju ke sebuah toko pakaian. Didalam toko pakaian, aku melihat Aby sedang memilih – milih jaket – jaket yang dia lihat dan dia pun menunjukan jaket jeans biru muda ke aku.

“Kak, ini bagus ya...”

“Kalo kamu mau, ke kasir aja”

“Maksudnya, kak?”

“Sok – sokan enggak tau nih ya...”
“Aku bayarin”

“Serius nih, kak?”

“Iya... Kakak serius bayarin”

Aku pun melihat ekspresi Aby yang kegirangan karena aku membelikannya sebuah jaket jeans biru muda dan sebelum ke kasir, dia pun mencobanya dan bertanya kepada aku apakah cocok atau tidak.

k3Rzd8AJ_o.jpg


“Kak, cocok kan ya?”

“Cocok kok”

Setelah itu pun, aku dan dia menuju kasir dan aku mengeluarkan kartu kreditku untuk membayarnya. Setelah membayar, Aby mengajak aku tiba – tiba ke lantai f7. Entah apa maksudnya mengajak aku ke lantai f7.

“Kak, temenin aku ke f7 sebentar ya”

“Ok”

Menaiki eskalator hingga tiba di lantai f7 dan tiba – tiba dia menarik tanganku kesebuah toilet yang memang jarang sekali dipakai oleh pengunjung mall Fx Sudirman. Setelah masuk dan Aby mengunci pintu toilet, dia pun tiba – tiba meloncat kearahku dan mencium bibirku yang membuat aku cukup kaget.

“Makasih ya, kak” katanya setelah kecupan

“Ini tujuannya kamu ajak kakak ke f7?”

“Hmm... Gimana ya???”

“Kamu emangnya udah sering ciuman gini?”

“Udah”
“Sama mantan aku, kak”
“Soalnya kakak mirip kayak mantan aku”

“Hmm...”

Aku pun kembali merespon ciumannya dan kami berdua terus – menerus melakukannya. Aku melepasnya dan mulai mengelus pipinya dengan perlahan lalu menciumnya lagi. Kedua tangannya memeluk leherku agar bibirku tidak terlepas dari bibirnya. Suara – suara kecupan bibir begitu terdengar di toilet f7 dan tali air liur yang berasal dari kedua mulut kami pun berjatuhan ke lantai.

Tiba – tiba notifikasi line yang berasal dari smartphoneku berbunyi dan itu merupakan pesan dari Naomi kalau dia sudah selesai menonton film. Terpaksa aku menghentikan lagi kegiatan ini untuk ketiga kalinya disaat aku sudah mulai.

“Aby, kakak harus jemput temen dulu”

“Yahhh... Kak...”

“Kapan – kapan kan bisa hehe”

“Yaudah...”
“Sini hpnya, kak”

Aku pun memberikan smartphoneku ke dia dan dia memberikan kontak linenya ke aku.

“Sering – sering chat ya, kak” katanya yang membuka pintu toilet

Agar tidak curiga, aku memberikan jeda waktu keluar setelah Aby keluar dari toilet dan giliran aku keluar dari toilet. Setelah keluar dari toilet, aku pun menghampiri Naomi dan mengantarkannya pulang kerumahnya.

-----XXX-----

IiPrDIbz_o.jpg


“Maaf ya kalo ngerepotin kamu, Rino”

“Enggak apa – apa kok, kak”

“Nanti main sebentar kerumah ya, Rino”

“Orang tua kemana emangnya, kak?”

“Lagi keluar kota”

Percakapan kami berdua yang membuat begitu cepat sampai di rumah Naomi. Setibanya aku di garasi rumahnya dan turun dari mobil, tiba – tiba dia menarik tanganku dan langsung mendorongku hingga aku terjatuh ke sofa ruang tamunya. Dia pun tiba – tiba duduk diatas badanku setelah mengunci pintu rumahnya.

“Ini buat lanjutin yang tadi pagi” katanya yang tersenyum nakal




Bersambung...
 
“Semoga aja kalo gw deketin Sinka, enggak ada godaan lain” kataku dalam pikiran

Enggak ada godaan lain?
Lah, kenapa 3 cewek yang lain lo embat juga?
Sebelas dua belas nih sama yovie :elu:
 
Kemaren Yovie update, hari ini Rino yang update
Besok siapa ya? :hore:
 
Enggak ada godaan lain?
Lah, kenapa 3 cewek yang lain lo embat juga?
Sebelas dua belas nih sama yovie :elu:

percayalah, kalo naomi si rinonya yg nafsuan... kalo sisanya krn si rinonya ganteng, walopun ndak seganteng yovie :adek::D:konak:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Part 5

rVUiK3Qs_o.jpg


Dengan liarnya, Naomi langsung mencium bibirku dan lidahnya membelit lidahku. Aku pun tidak tinggal diam, kedua tanganku meremas payudaranya disaat kami berdua french kiss hingga pakaian yang dia pakai sedikit kusut.

“Rinoooo.... Mmmmhhhh.... Pelan – pelannnn...”

Suara desahan yang berasal dari mulutnya pun terdengar di kupingku dan benang air liur terbentuk dari french kiss pun terjatuh ke sofa. Suara dari decakan lidah dan mulut kami pun juga terdengar hingga seisi ruang tamunya. Karena tidak sabaran, aku langsung membuka pakaian yang dia pakai dan hanya menyisakan bh berwarna biru muda. Kedua tanganku langsung menarik keluar payudaranya disaat masih tertahan oleh bh yang dipakainya. Dari ciuman ke mulut, mulutku langsung menuju payudaranya dan terdengar lagi suara desahan yang berasal dari mulutnya dengan suara yang lebih keras.

“Ahhhhhhh..... Rinooooo.... Sssshhhhh... Pelan – pelannnnnnn.....”

“Punya Kak Naomi, indah banget” kataku disaat menghisap payudara kanannya

“Sssshhhhh... Thank you... Rinooooo.... Ahhhhhhh”

Sesekali aku menggigit halus puting payudaranya yang mulai mengeras. Terus – menerus aku menggigitinya dan suara desahan yang keluar dari mulut Naomi makin terdengar dikupingku, tiba – tiba badannya bergetar cukup kencang dan merasa vaginanya semakin basah.

“SSSHHHHHHHH..... RINOOOOOOOOOO....... AHHHHHHHHH....” katanya yang menjambak rambutku

Pertama kalinya aku melihat Naomi orgasm. Badannya bergetar cukup kencang dan aku pun langsung menahan badannya agar tidak terjatuh.

“Rinoooo... Pelan – pelan dong... “

“Maaf, kak”

Suara kecapean dari mulutnya yang membuat aku semakin bersemangat untuk melakukan bersamanya.

pWXSJkzQ_o.jpg


“Giliran aku ya” katanya yang tersenyum nakal

Dia pun mulai melepaskan celana yang ku pakai dan cukup kaget melihat penisku yang sudah tegak berdiri.

“Punya kamu besar juga ya...” katanya yang mulai mengulum penisku

Perlahan Naomi mulai mengulum penisku dan menjilati batang penisku. Terus – menerus dia menjilati batang penisku dan kepala penisku dengan lidahnya.

“Sssslllrrruuupppp... Rinooo....”
“Aku mau... Sssslllrrrrruuuppp.... Sekarang”

“Sebentar lagi, kak...”

Terus – menerus dia mengulum penisku dan menjilatinya yang membuat aku sedikit geli ketika dia menjilati kepala penisku.

“Sssssllllrrrrruuupppp.... Rinoooo....”
“Sekaranggg..... Ssslllrrrruuppp...”

Aku pun sempat menolak karena ingin lebih lama penisku dimainkan olehnya. Karena tidak tahan oleh godaannya, aku mengiyakan ajakannya dan ku lihat dia mulai melepaskan cd berwarna biru muda dan masih menyisakan rok hitam yang dipakainya.

“Roknya kok enggak dilepas, kak?”

“Aku malu sama kamu, Rino”

“Malu kenapa, kak?”

Karena penasaran, aku membuka rok yang dipakainya dan ternyata terdapat bulu – bulu halus yang cukup lebat di sekitar vaginanya. Dia pun langsung menutupinya.

“Kenapa ditutup, kak?”

“Malu, Rino”
“Bulunya banyak soalnya”

“Enggak usah malu, kak” kataku yang membuka kedua tangannya

Ku lihat dengan jelas bulu – bulu halus yang hampir menutupi vaginanya. Perlahan aku mencium bibirnya dengan lembut dan Naomi merespon ciumanku itu. Setelah Naomi tiduran di sofa, aku pun mulai menjilati vaginanya yang tertutup oleh bulu halus yang cukup lebat.

“Agak ganggu sih... Tapi enggak apa” kataku dalam pikiran

Terus – menerus aku menjilati vaginanya dan mulai memasukan jari telunjuk dan jari tengahku. Aku juga memainkan klitorisnya yang merupakan titik “lemah”nya dia.

“Rinooooo.... Ahhhhhhh... Yesssss....... Disituuuuuu.... Ssssshhhhh....”

Ketika aku melihat vaginanya yang sangat basah, aku pun mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Perlahan aku menggesekan penisku ke vaginanya sebelum aku memasukannya.

“Siap – siap ya, kak”

“Ehem...” katanya yang menggerakan kepalanya keatas dan kebawah

Perlahan aku mulai memasukan penisku kedalam vaginanya. Aku mengikuti tempo gerakan pinggulku secara perlahan aggar dapat merasakan dinding vaginanya yang tebal.

“Rinooo... Ahhhhhh... Cepetinnnn.... Ohhhhhhhh....”

Karena permintaannya, aku pun mulai mempercepat tempo gerakan pinggulku. Plek... Plek... Plek... Bunyi selangkanganku yang bertabrakan dengan sekitar vaginanya begitu terdengar hingga kuping kami berdua. Suara desahan yang berasal dari mulut Naomi pun terdengar lebih.

“Kak.... Vagina Kak Naomi enak...”

“Ahhhhhh... Rinooo... Penis kamu.... Ohhhhhh... Jugaaaaa.....”
“Yesssss.... Mmmmhhhh.... Ohhhhhhh...... Ssssshhhhh...”

Disaat aku menggerakan pinggulku, kedua tanganku juga meremas – remas payudaranya dan memainkan puting payudaranya itu.

“Rinooo... Mmmmhhhhh... Disituuuuu.... Ohhhhhh...”

Desahan berasal dari mulut Naomi yang membuat aku makin bersemangat lagi. Aku pun menarik kedua tangannya dan kini giliran aku yang tiduran di sofa. Tanpa aba – aba, Naomi mulai menggerakan pinggulnya keatas – kebawah.

“Kakkk.... Enakkkkk......”

Dengan sengaja Naomi mempercepat gerakan pinggulnya dan memutar pinggulnya. Rasa yang kurasakan adalah penisku seperti dijepit oleh vaginanya yang masih terasa sempit. Disaat Naomi terus – menerus menggerakan pinggulnya, tiba – tiba dia orgasm untuk kedua kalinya dan sedikit mengenai mukaku.

“Maaf ya, Rino” katanya yang menjilati sisa squirting di mukaku

Dia pun menjilati sisa cairan squirting dimukaku ddengan penuh nafsu dan mencium bibirku lagi.

-----POV Author-----

“Besok Rino ulang tahun...”
“Kasih kado spesial buat dia ahhh...” kata Sinka dalam pikiran

Sinka pun mematikan laptopnya setelah melihat akun sosial media Rino yang lain.

-----POV Author End-----

Sudah berkali – kali Naomi orgasm dan aku belum sekali orgasm.

“Rinooo... Ahhhhh... Kamu kuat bangettttt......”

“Enggak juga..... Kakkkkk....”

Tiba - tiba rasa gatal diujung penisku mulai kurasakan dan mungkin tandanya aku akan mengeluarkan sperma.

“Kak... Aku mau... Keluar....”

Berawal aku ingin mengeluarkan spermaku di mulutnya, tiba – tiba dia menyilangkan kedua kakinya agar penisku tidak dapat dicabut.

“Didalam... Rinoooooo.... Ahhhhhhh...”

Karena makin menjadi gatal yang kurasakan, aku pun mengeluarkannya di dalam vaginanya. Ku percepat tempo gerakan pinggulku dan ku peluk Naomi dengan eratnya.

“KAK NAOMIIIIIIIIIII.......... AAARRGGGHHHH.......”

“RINOOOOOOO......”

Satu hingga tujuh kali aku menyemburkan spermaku di dalam vaginanya. Suara kecapean yang berasal dari kedua mulut kami pun terdengar sekali seisi ruang tamu rumahnya.

“Thank you, kak...”

“No...”
“Aku yang harus bilang thank you ke kamu, Rino” katanya yang mencium bibirku

“Tapi tadi keluar didalam, kak”

“Kamu tenang aja...”
“Aku tadi udah makan obat pil kb”

Aku pun kembali mencium bibirnya dengan lembut dan mulai mencabut penisku dari vaginanya. Aku melihat sisa – sisa sperma mulai keluar dari vaginanya dan jari telunjuk dan jari tengahnya memasuk – keluarkan agar dapat mengeluarkan sisa – sisa spermaku. Setelah menjilati jari telunjuk dan jari tengahnya, aku menghadapkan penisku kedepan mulutnya.

“Kak, aku mau lagi...”

“Bisa aja kamu, Rino...” katanya yang mulai mengulum penisku

Bunyi jilatan dan kuluman dari mulutnya pun terdengar lagi.

“Kakkkkk.... Pelan – pelan...”

Dia pun menghiraukan omonganku dan tetap mengulum penisku dengan cepat. Tiba – tiba aku tidak dapat menahan rasa gatal diujung penisku dan tiga hingga lima kali aku menyemprotkan spermaku kedalam mulutnya hingga tenggorokannya.

“Rinoooo....”
“Jangan gitu.....”

“Maaf, kak...”

Setelah benar – benar selesai dengan permainan ini, aku pun menuju kamar mandi agar membersihkan penisku dan sekitarnya. Setelah keluar dari kamar mandi, ku lihat jam dinding dekat kamar mandi sudah menunjukan pukul 00.00.

“Kak, aku mau pamit pulang...”

6EkjwxSm_o.jpg


“Serius kamu mau pulang???” katanya dengan suara yang menggodaku

Ku lihat dia masih telanjang bulat dengan rambut yang terurai.

“Beneran kok, kak...”
“Pagi aku ada urusan soalnya”

“Tunggu sebentar ya, Rino...”

Aku menunggu diluar rumah disaat Naomi menggunakan pakaiannya. Setelah menunggu, dia pun membuka – kan gerbang rumahnya.

“Aku pamit dulu, kak”

“Thank you ya, Rino...” katanya yang tersenyum

Karena rumahku dengan rumahnya tidak jauh, aku menarik gas motorku dengan pelan – pelan agar tidak mengganggu tetangga yang sudah tertidur.

-----XXX-----

“Turunin mesinnya pelan – pelan, bang”

“Ok, No”

Hari minggu jam sembilan pagi. Hari ini aku dengan sengaja menutup bengkelku karena aku mau menyelesaikan project yang sudah ku buat selama dua bulan.

“Baut – bautnya dipasang bener, bang”

Aku pun terus mengawasi dan membantu para mekanik yang mengerjakan project punyaku ini.

“No, turbonya gimana?”

“Langsung pasang aja kalo semuanya udah dipasang”

Hingga pukul dua belas siang, akhirnya project yang telah ku kerjakan telah selesai. Project yang ku kerjakan adalah mobil Suzuki Cappuccino dengan mesin Suzuki Hayabusa upgrade dan dipasang turbo.

“Thank you buat semuanya yang udah bantu ngerjain project gw ini”
“Sekarang kalian semua makan dulu yang udah gw pesenin”

“Thank you, No...” kata beberapa kru mekanikku

Kami semua pun makan bersama hingga pukul satu siang. Setelah makan siang, aku pun menyuruh semua mekanik untuk pulang dan aku pulang dengan project mobilku.

gwtoe3wk_o.jpg



Suara raungan mesin motor 1400cc DOHC 12-valve, dengan banyak perubahan didalam mesin, remapping ECU, dan menggunakan turbo... Membuat suara mobilku menjadi lebih besar.

Setelah mengunci gerbang bengkel, aku pun menuju rumah Sinka untuk mengajaknya makan berdua di Kintan Buffet Gandaria City. Setibanya di depan rumah Sinka, ku lihat dia sudah menunggu dan menggunakan kaos hitam yang ditutupi oleh kemeja jeans putih dan menggunakan celana jeans putih yang cukup ketat. Ketika dia melihatku, dia langsung masuk kedalam mobil.

chdWpCcQ_o.jpg


“Maaf ya, Sinka... Nunggu lama”

“Enggak apa – apa kok...”
“Hari ini mau kemana emangnya?”

“Gancy...”
“Aku mau ajak kamu makan siang...”

Aku pun mulai mengendarai mobilku menuju Gandaria City. Setibanya di Gandaria City, kami berdua langsung menuju tempat makan yang bernama Kintan Buffet.

SzQuXJtc_o.png


“Selamat siang, mas...”

“Saya yang tadi telpon, mbak”

“Silakan masuk, mas” kata seorang pelayang yang mengarahkan aku dan Sinka ke meja makan yang sudah disediakan khusus

Setelah ke tempat meja pesanan, aku dan Sinka pun mengambil beberapa makanan ringan sebelum makanan utama diantarkan.

“Rino, kamu ambilnya jangan banyak – banyak”

“Aku udah biasa kok segini ambilnya, Sinka”

Seorang pelayan pun mengantarkan beberapa plate daging kambing dan sapi untuk aku dan Sinka bakar ditengah – tengah meja.

plwbEzbu_o.jpg


“Ayo makan, Sinka...”

“Iya, Rino...”

Kami berduapun mengambil daging mentah dari plate dan membakarnya ditengah – tengah meja makan.

Setelah makan cukup banyak dan setelah aku mengambil minuman, Sinka pun tiba – tiba memberikan aku sebuah kado.

“Happy birthday, Rinoooo...” katanya yang tersenyum dan memberikan aku sebuah kado

“Aduhhhh...”
“Apa ini, Sinka?”

“Coba buka aja...”

Dia pun memberikan aku sebuah Xiaomi Miband 3 berwarna hitam.

lf0nQE9H_o.jpg


“Thank you banget, Sinka”
“Ngomong – ngomong kok kamu tau ulang tahun aku?”

“Kan ada notifikasi line kalo kamu ulang tahun”
“Semoga kamu suka ya...” katanya yang tersenyum

“Aku suka sama kado kamu, Sinka”

“Bagus kalo kamu suka kado dari aku...”

Tiba – tiba disaat aku melihat – lihat kado dari Sinka, dia pun berbicara ke aku tentang ajakannya kemarin.

“Jangan lupa sama kata – kata aku kemarin ya, Rino...”

Setelah selesai makan, aku pun membayar makanan yang dipesan dan kami berdua pun kembali menuju parkiran mobil. Setibanya di belakang mobil, tiba – tiba Sinka menarik tanganku dan mencium bibirku dengan lembut.

“Happy birthday lagi, Rino...”

xO8flB9C_o.jpg


Aku pun merespon ciumannya itu dan kami berdua berciuman di tempat parkir mobil. Untung disaat kami berciuman, tidak ada orang yang melihat kami berdua dan aku pun memparkirkan mobilku paling ujung. Suara kecupan terdengar yang berasal dari kedua mulut kami pun cukup terdengar dan lidahnya langsung masuk ke mulutku. Kedua tangannya memeluk tubuhku dan mengelus – elus punggungku. Sementara tangan kananku mengelus rambutnya yang terurai dan tangan kiriku meremas – remas pantatnya.

“Mmmmhhh... Rinooooo....”

Suara desahan tiba – tiba keluar dari mulutnya dan aku pun semakin menggila karena suara desahannya. Kedua tanganku meremas pelan pantatnya dan langsung menggendongnya. Dia pun sempat kaget lalu kembali mencium bibirku. Cukup lama aku menciumi bibirnya dan setelah menggendongnya, aku pun melepaskan semua pakaian atas yang dipakainya dan langsung mengemut puting payudaranya itu.

“Rinooooo... Ahhhhhh.... Udahhhhhhhh...”

“Katanya aku suruh inget kata kamu yang kemarin...”
“Ini aku inget...” kataku disela – sela mengemut puting payudaranya

Sesekali aku menggigit halus putingnya agar mengeras. Tangan kiriku meremas- remas payudara kirinya dan mencubit puting payudara kirinya.

“Aaaahhhhh... Rinoooooo.... Mmmhhhhh.... Sssssshhhhhh...”

Suara desahannya semakin terdengar di kupingku dan tiba – tiba badannya bergetar hebat. Sinka pun orgasm pertama kali.

“Rino, ihhhhhhh...”
“Basah kan celana aku...” katanya yang menunjuk kearah celananya

Ku lihat celananya yang cukup basah.

“Kamu lepas aja, Sinka..” kataku sedikit tertawa

“IHHHHHHH, RINOOOO...!!!!!!” katanya yang mencubit lenganku

“Sakittttttt...”

Sebelum melepaskan celananya, aku pun melihat keadaan sekitar dan setelah melihat keadaan sekitar, dia pun mulai melepaskan celananya dan ku lihat Sinka sudah telanjang bulat. Aku pun langsung melepaskan celanaku dan langsung mengarahkan penisku ke vaginanya.

“Rinooo... Pelan – pelan...”

Aku mulai memasukan penisku kedalam vaginanya. Plek... Plek... Plek... Bunyi sekitar selangkangan yang bertabrakan pun terdengar. Gaya yang ku lakukan sekarang adalah Doggy Style.

XPozmls0_o.jpg


“Rinoooo... Ahhhh... Disituuuu....”

“Iya, Sinkaaaa......”

Plek... Plek... Plek... Bunyi sekitar selangkangan yang bertabrakan pun semakin terdengar karena aku mulai mempercepat tempo geraknya, kedua tanganku pun mulai meremas – remas payudaranya yang kini cukup besar, mungkin karena aku atau dia yang meremas – remas sendiri.

“Ahhhhhh... Ssssshhhh.... Rinooooo.... Enaakkkkk....”

Terus – menerus aku mempercepat tempo gerakan pinggulku dan tiba – tiba aku merasakan gatal diujung penisku yang menandakan aku ingin mengeluarkan sperma.

“Sinka.... Aku mau.... Keluarrrrr.....”

Aku pun langsung mencabut penisku dan dia pun langsung mengulum penisku dengan cepat. Kedua tanganku tiba – tiba reflek memegang kepalanya disaat aku sudah tidak kuat menahan rasa gatal diujung penisku. Satu... Dua... Tiga... Empat... Lima... Enam... Hingga tujuh kali aku meledakan spermaku di dalam mulutnya hingga tenggorokannya. Dia pun langsung menelan semua sperma yang ku keluarkan.

“Maaf ya, Sinka...”
“Aku enggak mau keluar didalam vagina kamu”
“Biar aman soalnya”

“Enggak apa kok...” katanya yang mengelap sekitar mulutnya dengan kaos hitamnya

Setelah permainan singkat di parkiran mobil, kami semua merapikan pakaian dan aku pun mengantarkannya kembali kerumahnya. Setibanya di depan rumahnya, Sinka keluar dari mobil dan aku membuka kaca jendela pintu mobilku.

“Thank you ya, Rino” yang mencium bibirku

“Thank you juga buat kadonya, Sinka”

Sebelum aku menyalakan mobilku lagi, ku lihat Naomi membukakan pintu untuk Sinka dan dia tersenyum kearahku. Setelah mengantarkannya pulang, aku pun kembali kerumah dan melanjutkan kerjaan singkat di dalam kamarku.

-----XXX-----

Hari Senin jam sepuluh pagi di bengkel ku. Aku sengaja mengajak Rona untuk mampir ke bengkel ku untuk sekedar main – main.

“Kamu emangnya enggak ada kerjaan, Rona?”

“Enggak...”
“Lagi bebas nih aku...”
“Ngomong – ngomong kamu mau kerumah aku aja?”
“Biar lebih enakan ngobrolnya”

“Boleh...”




Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd