Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kalau dibikin season 2, kira - kira pada??? (Bahan cerita udah ada semua)

  • Setuju

    Votes: 9 90,0%
  • Enggak setuju

    Votes: 0 0,0%
  • B aja

    Votes: 1 10,0%

  • Total voters
    10
  • Poll closed .
entah kenapa, wa jadi nggak ngefeel atau sange membaca cerpan yang mainnya Naomi, apa karena wa keseringan baca or liat naomi ya?
eh anu maaf suhu Axel bukan wa mau ngebash ceritanya. cuma seidkit hal yang mengganjal di diri.:ampun:
untuk cerita wa kasih 5 jempol deh kalo ada hehe. :semangat:
 
entah kenapa, wa jadi nggak ngefeel atau sange membaca cerpan yang mainnya Naomi, apa karena wa keseringan baca or liat naomi ya?
eh anu maaf suhu Axel bukan wa mau ngebash ceritanya. cuma seidkit hal yang mengganjal di diri.:ampun:
untuk cerita wa kasih 5 jempol deh kalo ada hehe. :semangat:

santai aja, bro
 
Part 6,1

EfgBwC1S_o.jpg


Aku pun menerima ajakannya itu dan aku mempersiapkan motorku. Setelah Aku menyalakan motorku, Rona pun duduk dibelakangku dan kami berdua menuju rumahnya Rona.

“Bang Coy, titip bengkel sebentar...”
“Gw mau anter balik dulu”

“Iya, No”

Selama perjalanan, kami berdua sedikit berbicara karena aku harus fokus diperjalanan. Entah kenapa aku tidak suka hal ini, selalu aku berpikir jika Sinka lebih pas yang berada dibelakangku. Karena terus berpikir tentang itu yang membuat aku tidak fokus ke jalanan.

“Rino, awassss!!!!!!!”

Karena suara Rona yang berteriak, aku pun dengan sigap mengerem motorku agar tidak menabrak seekor kucing kecil dijalan. Disaat aku melakukan rem mendadak, aku merasakan kekenyalan payudaranya di punggungku. Disaat mendekati rumahnya, aku dengan sengaja mencoba rem mendadak agar merasakan kekenyalan payudaranya. Rona pun mulai menyadari disaat aku rem mendadak untuk kedua kalinya dan tiba – tiba dia mulai memegang penisku yang tertahan oleh celana yang kupakai. Aku pun langsung memberhentikan motorku dan menengok ke Rona.

“Iseng ya, Rona”

“Kamu yang lebih iseng, Rino...” katanya yang tersenyum nakal

Setelah kejadian singkat itu, kami berdua tiba di rumahnya. Setelah memasukan motorku dan masuk kedalam rumah, aku pun duduk di ruang keluarga.

“Orang tua kamu kemana, Rona?”

“Lagi pulang kampung, Rino...”

“Adik kamu si Aby?”

“Ikut juga...”
“Ya sepi sih jadinya...” katanya yang tersenyum kearahku

Entah apa maksudnya dia tiba – tiba tersenyum kearahku, aku tidak tau apa maksudnya itu.

-----POV Author-----

“Hmm... Rino lagi ngapain ya kira - kira?”

Sinka yang sedang memandangi awan di jendela rumahnya, terus – menerus memikirkan Rino. Entah kenapa Sinka beberapa hari belakang, terus – menerus memikirkan Rino dan dia pun juga memikirkan Sinka.

-----POV Author End-----

“Ini minumnya, Rino...” katanya yang membawakan aku segelas sirup

“Thank you, Rona...”

Setelah meminum sirup buatan Rona, kita berdua melanjutkan berbicara tentang balap motor.

“Kamu emangnya udah lama ikut event balap, Rona?”

“Aku udah lama sih”
“Dari yang kelas matic pemula sampe 600cc”
“Kalo kamu?”

“Aku dari kelas bebek 125cc”
“Motornya masih ada sampe sekarang” kataku yang menunjukan foto saat aku masih balapan menggunakan motor bebek

wzvPxPBO_o.jpg


“Wahhh...”
“Kapan – kapan coba latihan bareng yuk, Rino...”

“Aku ayo – ayo aja”
“Tapi enggak bisa minggu ini, motor belom siap”

“Kalo udah siap, ayo latihan bareng”
“Aku siapin motor aku dulu yang R6”
“Kamu emangnya pake motor yang mana?”

“Aku mau pake SV650”

“Bukannya motor kamu yang itu udah kamu tuker?”

“Aku lagi built lagi”
“Efek kangen pake SV650 hahahahahaha”

“Banyak banget motor kamu nanti”

“GSX-R1000R aku sama MV F3 mau aku jual”
“Biar enggak banyak”

“Kalo enggak salah kan ada GSX-R150”
“Itu buat apa?”

“Koleksi aja hehe...”

Setelah berbicara ke Rona, tiba – tiba aku pun melamun dihadapannya yang membuatnya bingung dan lalu mencium bibirku untuk menyadarkanku.

“Rinooo???” katanya setelah mencium bibirku

“Ehhhh... Apaan?”

“Kamu melamun ya???”

“Maaf, Rona...”

“Enggak apa – apa kok...” katanya yang lalu mencium bibirku lagi

Entah apa maksudnya tiba – tiba Rona mencium bibirku lagi. Aku pun merespon ciumannya itu dengan mengelus pipinya disaat berciuman. Suara kecupan dari kedua bibir kami, begitu terdengar di telinga. Lidahnya langsung masuk ke mulutku dan bertemu dengan lidahku yang membuat kegiatan bercumbu kami lebih bergairah.

“Rinoooo... Mmmmhhhh....”

Rona pun lalu duduk didepanku dan lanjut mencium bibirku. Kedua tanganku meremas payudaranya perlahan disaat dia mencium bibirku terus – menerus.

“Ssssshhhhh.... Rinooooo....”
“Pelan – pelannnnnn.... Ahhhhhhh....”

Aku pun lanjut mencium lehernya dan menjilatinya agar Rona dapat lebih menikmatinya.

-----POV Author-----

“Aku coba telpon Rino”

Sinka lalu menelpon Rino melalui free call line.

-----POV Author End-----

Terus – menerus kami berdua bercumbu hingga waktu menunjukan pukul duabelas siang. Disaat aku ingin mengelus – eluskan vaginanya, tiba – tiba suara telpon yang berasal dari smartphoneku berbunyi. Aku pun terpaksa menghentikan kegiatan bercumbu dan mengeluarkan smartphoneku dari kantong celanaku dan melihat smartphoneku.

“Sinka?” kataku dalam pikiran

“Rino, ada apa?”

“Ada telepon sebentar” kataku yang menjauh sedikit

Aku pun menjawab telepon dari Sinka dan ternyata dia mengajak aku untuk jalan – jalan di Mall Taman Anggrek dan aku mengiyakan ajakannya nanti malam. Setelah menjawab telepon dari Sinka, aku pun pamit ke Rona untuk kembali ke rumah.

“Maaf ya...”
“Aku ada urusan sama mekanik aku”
“Aku mau ke bengkel lagi...”

“Hati – hati ya kalo gitu...”
“Makasih juga udah nganterin aku balik...” katanya yang tersenyum

Setelah itu pun, aku mempersiapkan diri untuk kembali ke rumah. Sebenarnya aku berbohong ke Rona agar tidak ketahuan olehnya. Setelah Rona membukakan gerbang rumahnya, aku pun mulai menarik gas motorku menuju rumah.

-----XXX-----

“Udah siap...” kataku dalam pikiran

Sore hari pukul lima sore. Aku sudah mempersiapkan sesuatu untuk Sinka di Mall Taman Anggrek nanti. Setelah mempersiapkan diri, aku pun mulai menyalakan mesin mobilku dan mulai meninggalkan rumah untuk menjemput Sinka. Setelah sampai di depan rumahnya, aku melihat dia baru keluar rumah dengan menggunakan pakaian sweater tipis berwarna merah tua dengan menggunakan celana jeans hitam dan menggunakan kacamata.

futiShHy_o.jpg


“Maaf ya nunggu lama, Rino...”

“Enggak apa – apa kok”

Setelah Sinka masuk kedalam mobilku, aku langsung menuju Mall Taman Anggrek agar dijalan tidak terjebak kemacetan. Selama dijalan pun, kami berdua berbincang – bincang tentang kerjaan.

“Sinka, kamu masih kerja di Starbucks?”

“Aku udah enggak kerja di Starbucks”

“Kenapa?”

“Aku mau coba hal baru...”
“Pengen coba jualan online gitu, Rino”
“Jadinya aku enggak harus ninggalin rumah”

“Wahhh... bagus dong ide kamu”

“Semoga aja berhasil ide aku ini, Rino”

“Kalo kamu butuh bantuan, bisa berkabar ke aku”

“Ok, Rino”

Selama diperjalananpun, aku memutar musik di audio player mobilku dan lagu Budi Doremi yang berjudul 123456 itupun terdengar lagi. Kami berdua pun bernyanyi bersama didalam mobil, walaupun suara kami semua tidak ada yang bagus. Entah kenapa aku menyukai momen ini bersamanya, tetapi ada hal yang mengganjal dihati.

wGuUKP27_o.jpg


Setibanya di Mall Taman Anggrek pada pukul setengah tujuh malam, kami berdua pun langsung jalan – jalan mengitari dalam mall. Mungkin ini pertama kali aku juga ke Mall Taman Anggrek.

BVsZsIbP_o.jpg


“Sinka, mau makan di food court?”

“Kamu emangnya udah lapar, Rino?”

“Udah sih...”
“Tapi kalo kamu masih mau jalan – jalan, enggak apa – apa”

“Jangan gitu dong, Rino...”
“Ayok kita makan”

Aku dan Sinka menuju food court untuk makan malam dan selama makan kami berdua saling suap – suapan.

“Kamu kayak anak kecil aja, Sinka hahahahaha...”

“IHHHHHHHH... Kamu juga ya” katanya yang mencubit pipiku

“Sakittttttttt!!!!!!!!!!” kataku yang mengusap – usap pipiku

“Lagian kamu gitu sih” katanya yang tertawa kecil melihat aku kesakitan

Setelah makan malam pun, aku menawarkan ke Sinka untuk melakukan ice skating dan dia pun mengiyakan ajakan aku. Selama ice skating, aku terus melihat Sinka yang terus terjatuh disaat mencoba untuk berdiri.

LufLvTPQ_o.jpg


“Gitu doang kok jatoh???”

“Rinoooo... Bantuin!!!!!!!!!”

“Iya – iya...” kataku yang mengulurkan tangan kananku

Setelah membantunya berdiri lagi, aku pun menyuruhnya untuk berpegangan di pundakku. Selama setengah jam lebih kami berdua bermain ice skating dan setelah bermain ice skating, Sinka bilang ke aku kalau dia ingin pulang.

Disaat kami semua sudah ada didalam mobil, aku pun mulai berbicara ke dia tentang yang sudah aku rencanakan tadi sore.

“Sinka?”

“Iya, Rino?”

“Aku mau kasih kamu ini...” kataku yang memberikan sekotak kecil

“Ini apa?”

“Buka aja...”

Dia pun terkejut dengan isi dari kotak kecil yang kuberikan. Aku pun mengambil isi dari kotak kecil itu dan memakaikannya ke lehernya. Benda yang kuberikan ke dia adalah, kalung perak dengan ada huruf s.

“Sinka...”
“Mungkin kita baru menjalin hubungan belum setahun”
“Tapi entah kenapa, aku merasakan ada hal yang berbeda tiap kita ketemu” kataku yang memegang tangannya

“Rinooo...”

“Langsung ke intinya, Sinka...”
“Aku suka sama kamu, semenjak dari pertama kali aku ketemu sama kamu”
“Mau enggak jadi pasangan aku?”

Tanpa basa – basi, Sinka menerima ajakan aku.

“Mauuuuu!!!!!!!” katanya yang langsung memelukku

“Thank you, Sinka...” kataku yang membalas pelukannya

Setelah berpelukan, aku mulai mengelus pipinya perlahan dan mencium bibirnya. Dia pun merespon ciumanku dan kami berciuman didalam mobil.

-----XXX-----

Dua minggu setelah kejadian aku mengutarakan perasaan aku ke Sinka dan sekarang aku berada di bengkel pada pagi hari kamis pukul sebelas pagi karena mempersiapkan motor GSX-R150 aku untuk lomba race IRS kelas 150cc.

“Bang Coy, coba bikin putaran bawahnya lebih narik” kataku yang turun dari motor

“Mau racik gear rasio ke temen gw, No?”
“Entar gw panggil temen gw”

“Panggil aja temen lu sekarang”

“Siap, No”

“Buat bayaran, entar aja...”
“Bisa diurus itu, Bang Coy”

Setelah itu pun aku menuju kantor bengkel dan disaat menuju kantor, salah satu mekanik aku memberikan sebuah surat yang ditujukan ke aku. Setelah masuk kedalam kantor bengkel, aku pun membuka surat itu dan membuat aku cukup kaget.

“Apa – apaan ini???” kataku dalam pikiran




Bersambung...
 
Apa isi surat tersebut, temukan jawaban nya di updetan berikutnya
 
Part 6,2

“Sinka sudah tidak bekerja di Starbucks karena mengikuti seorang bapak – bapak yang mempunyai mobil Aston Martin”

Itulah pesan yang ada di surat yang aku terima tadi pagi. Antara percaya atau tidak dengan isi surat yang aku lihat tadi.

“Apa ini maksud dari kegelisahan gw?”
“Semoga aja enggak” kataku dalam pikiran dan mengantongi isi surat itu

Setelah itu pun aku terus memeriksa dan mensetting GSX-R150 punyaku dan dibantu oleh beberapa mekanik dan teman dari Bang Coy untuk membuat racikan gear rasio hingga sore hari pukul lima.

“No, ini enggak bisa selesai hari ini”

“Santai aja, bang”
“Kita masih ada waktu kok...”
“Ngomong – ngomong soal SV650 yang lagi dibuilt, dikesampingin dulu aja bang”

“Ok, No”

“Soalnya IRS tinggal dua minggu lagi”

“Ok, No...”

Setelah sedikit berbicara dengan mekanik aku, aku pun kembali ke rumah dan beraktifitas di rumah. Karena kedua orang tua aku lagi keluar negeri, hanya aku dan dua pembantu rumah tangga yang berada di rumah. Aku pun mengajak temanku untuk datang ke rumahku dan dia mengiyakan ajakanku. Cukup lama aku menunggu temanku tiba di rumahku pukul setengah delapan malam.

“Ada apa nih, No?”

“Gw mau jual GSX-R1000R gw sama MV F3”

“Kebetulan banget nih gw mau bawa pulang MV F3”

“Soal harga, cincay lah sama lu hahahahaha”

Memang aku merencanakan untuk menjual GSX-R1000R dan MV F3 untuk biaya tambahan membuilt SV650 yang lagi aku bangun. Tidak lama untuk negosiasi harga agar temanku bisa memulangkan MV F3 kesayangannya dan setelah negosiasi berhasil, aku menawarkan diri untuk pergi ke Starbucks Senayan City untuk sekedar kopdar dan membayar dp dari jual MV F3 punyaku.

“Ke Starbucks kuy...”
“Sekalian lu bayar dp aja dulu...”

“Ayo, No”

Temanku langsung membawa MV F3 dan aku membawa GSX-R1000R punyaku.

WVWAwLmO_o.jpg


Setibanya di Senayan City dan setelah dari atm, aku dan temanku menuju Starbucks untuk minum kopi.

rTUTDtOy_o.jpg


“Denger – denger, lu built lagi SV650”
“Beneran itu?”

“Bener sih...”
“Tapi belom 100% jadi”
“Baru 75%” kataku yang menunjukan gambar SV650 ke temanku

QNrxmgdS_o.jpg


“Kok lebih bagus dari SV650 yang gw barter ya?”

“Punya lu waktu itu udah bagus”
“Lu liat aja apa aja yang udah gw ubah”

“Enak banget sih SV650 punya lu yang dulu”

Cukup lama hingga smartwatchku menunjukan pukul sepuluh malam dan saatnya aku kembali menuju rumah.

-----XXX-----

Satu minggu kemudian dan event balap IRS kelas sport 150 yang diadakan hari sabtu pun dimulai di Sentul Sirkuit dan aku serta tim telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Di pit, aku terus berbicara ke seluruh kru yang ada.

“Gw enggak mengharapkan juara, karena ini hanya riset aja”
“Dan bengkel gw dapet wildcard untuk balapan”

“Semoga dapet yang terbaik, No”

“Siap, Bang Coy”

Alarm dari panitia pun bunyi yang menandakan para pembalap dan motor harus ada di garis start. Setelah mengeluarkan GSX-R150 ke garis start, para umbrella girl pun hadir untuk menemani para pembalap sebelum mulai lomba. Umbrella girl yang menemaniku, yaitu Naomi.

“Sukses ya racenya nanti, Rino”

“Thank you, kak”

Alarm kedua berbunyi yang menandakan balapan akan segera dimulai. Para umbrella girl dan sebagian mekanik dari tim aku serta lawan mulai meninggalkan track.

“Tiga... Dua... Satu...”
“Mulai!!!!!!!!!” kata seorang komentator dari tempat komentator

Balapan pun dimulai dengan delapan lap dan diposisi awal, aku menduduki posisi tujuh. Dilap terakhir pun, aku sempat menduduki posisi pertama. Karena disaat tikungan terakhir aku sedikit melebar, diakhir balapan pun aku menduduki posisi dua. Setelah balapan berlangsung dan penyerahan piala, aku kembali ke pit untuk merayakan kemenangan kecil bersama kru.

“Selamat, No...”

“Thanks semuanya...”
“Maaf kalo cuman bisa posisi dua”

“Setidaknya udah berusaha...”

Setelah itu pun aku kembali berganti pakaian dan disaat aku ingin memasukan botol minum aku, aku pun melihat sebuah surat dan aku buka surat itu dan ada sebuah pesan yang membuat aku sedikit emosi.

“Kalau mau lihat Sinka dengan bapak – bapak pengguna Aston Martin, datanglah ke Mcd STC jam sembilan malam nanti”

“Apa – apaan ini???” kataku dalam pikiran dan langsung memasukan isi surat itu ke tas

Setelah itu pun dan setelah mempersiapkan semuanya, aku serta sebagian kru kembali menuju bengkel. Setibanya di bengkel, aku memberikan sedikit arahan dan setelah sedikit memberikan arahan, aku langsung menuju rumah dan tiba di rumah pukul enam malam.

“Gimana balapannya, Rino?”

“Aku cuman bisa posisi dua, papa mama”

“Enggak apa – apa”
“Papa sama mama bangga, kamu bisa posisi dua”

“Makasih buat supportnya, papa mama”

-----XXX-----

Pukul delapan malam, dikamar tidurku. Aku terus membaca isi surat yang kudapat tadi siang. Karena untuk membuktikan isi surat itu, aku pun langsung menuju Mcd STC menggunakan mobil projectku dan langsung memarkirkan mobil projectku. Disaat ingin memarkirkan mobil projectku, aku melihat sebuah mobil Aston Martin dan dengan cepatnya aku langsung memarkirkan mobil projectku didekat mobil Aston Martin. Setengah jam menunggu dengan mendengarkan musik dari audio player mobil projectku dan minum minuman kaleng yang ku bawa sebelum menuju sini. Tiba – tiba ada dua orang yang sedang menuju ke mobil dan aku pun langsung mematikan audio player agar dapat fokus melihat orang yang sedang berjalan dan aku benar – benar kaget karena dua orang tersebut adalah Sinka dan seorang bapak – bapak dengan setelan jas yang menurut aku mahal sekali.

-----POV Author-----

“Makasih udah traktir Sinka, om”

“Sama – sama... Yang penting kamu senang hari ini”

Rino pun terus melihat dari mobil ketika Sinka dan seorang bapak – bapak menuju mobil Aston Martin.

-----POV Author End-----

Entah aku tidak bisa berkata lagi ketika melihat Sinka jalan dengan seorang bapak – bapak. Setelah mereka masuk kedalam mobil Aston Martin, aku langsung keluar dan membanting kaleng minuman yang ku pegang. Setelah itu pun aku kembali menuju rumah dan berdiam diri di dalam kamar setelah melihat kejadian itu.

“Gw mesti lanjut urus SV650...”
“Enggak usah mikirin Sinka lagi” kataku dalam pikiran

Untuk menghibur diri, aku memutar lagu dari laptop yang ku nyalakan dan disaat mendengarkan musik, ada notifikasi video call yang berasal dari Sinka. Tetapi, aku tidak menjawabnya hingga Sinka terus mencoba berkali – kali, tetap aku tidak menjawabnya. Tidak berapa lama, Sinka menelpon melalui free call whatsapp dan tetap tidak aku jawab. Sebuah pesan singkat dari notifikasi line Sinka pun terbaca olehku.

“Kok enggak kamu jawab, Rino?”
“Kamu kenapa?”





Bersambung...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Alasan beta kenapa pilih Ayen, soalnya beta kurang suka sinka, tapi kalo kakaknya wuiih jangan ditanya, Hajar aja sampe biji kering kwkwkwkw

nikah sama sinka, ngewe sama kakaknya... tapi krn bodynya sinka makin lehugha, hajar terus ampe kering itu biji :konak::konak::konak:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd