PART 10
Sudah dua bulan sejak pertama kali aku bertemu nisa, dan sudah dua bulan itu juga dia selalu menjemputku di kontrakan. Sikap Aku benar benar sudah cair terhadap wanita, ini semua gara gara si Nisai, soal perasaan nisa yang ia ungkapkan waktu itu ke aku kami tidak pernah membahasnya, tetapi tingkah nisa seolah olah pacarku saja. Aku merasa benih benih cinta mulai tumbuh di hatiku karna perhatian Nisa yang ia berikan kepadaku akan tetapi tidak aku ungkapkan ke padanya karna aku masih trauma dengan masa laluku.
Hari ini seperti biasa aku selalu pulang bareng Nisa dengan memakai mobil SUV miliknya berasa seperti punya supir pribadi aja pikirku.
ehhh ini mau kemana Nis kok jalanya bukan ke arah kontrakanku
ada deh kamu ikut aja
kamu ga mau jual aku ke tanten tante kan tanyaku bercanda
siapa juga yang jua kamu biar di jualpun ga ada orang yang mau beli hi ..hi ..hi.. jawabnya sambil tertawa
masa sampai segitunya kataku.
bercanda oon kata nisa sambil menoyor kepalaku.
Tak lama kemudian Nisa membelokkan mobilnya ke sebuah kompleks perumahan, setahuku sih ini adalah perumahan orang orang yang berdompet tebal semua.
sebenarnya kamu mau bawa aku kemana sih Nis tanyanya penasaran
ke rumah aku jawabnya.
emangnya ada apa di rumah kamu kataku.
gak ada apa apa , Cuma sepi aja di rumah gak ada teman ngobrol
tapi aku pulang sebelum malam loh ya
iya iya kaya anak cewek aja kamu gak boleh pulang malam
bukanya gitu aku kan harus kerja
Mobil kemudian berhenti di depan sebuah rumah yang bergaya eropa dengan pilar pilar yang berdiri kokoh menopang rumah itu. Nisa kemudian membuyikan kelaksonya dan pintu gerbang pun di buka oleh seorang yang memakai seragam satpam.
silahkan masuk non kata orang itu dan sempat kubaca nametagnya tertulis Edi.
Nisa pun memasukkan mobilnya ke garasi dan keluar dari mobil di ikuti oleh aku.
yuk masuk kata Nisa sambil menarik tanganku
tunggu lepas sepatu dulu
Setelah melepas sepatu akupun ditarik oleh Nisa masukke dalam rumahnya yang luas ini.
Duduk dulu mau minum apa tanya Nisa setelah sampai di ruang tamu
apa aja deh
kalau gitu air bekas cucian beras aja ya kata Nisa
ya tapi kalau aku sakit perut kamu yang tanggung jawab loh kataku.
ya aku yang akan merawat kamu sampai sembuh sahut Nisa
bi ..bibi.. panggil Nisa ke seseorang
iya non sebentar lalu muncullah seorang setengah baya dari dalam rumah
bi ni ada temenku tolong buatin minum, sekalian buati juga makanan kami belum makan siang
Iya non kata pembantu Nisa sambil berlalau ke belakang.
lam tunggu sebentar ya aku mau ganti baju dulu sela Nisa sambil berlalu ke kamarnya yang berada di lantai atas.
Selepas nisa mengganti bajunya aku melihat lihat interior ruanan ini benar benar ruangan yang besar pikirku yang di setiap sudutnya terdapat figura figura yang nilainya ratusan juta rupiah kenapa aku bisa tahu bahwa nilainya ratusan juta rupiah karna aku pernah melihatnya di tempat lain dan di ma5ahi habis habisan karna memecahkannnya.
Di ruang tamu terdapat sebuah foto keluarga Nisa yang berukuran jumbo menghiasi dinding ruangan ini terlihat Nisa sangat cantik di foto itu.
silahkan di minum mas tiba tiba karna ke asikan melihat ruangan ini tanpa aku sadari pembantu Nisa sudah berada di depanku dan meletakkan minuman dan makanan ringan di meja depanku.
mas pacarnya non Nisa ya
eghh.. bukan mbak , Cuma temen jawabku kaget karna disangkanya aku pacaran sama Nisa
ohh kirain mas pacarnya non Nisa soalnya non Nisa tidak pernah memebawa teman laki lakinya ke rumah ini
oh jawabku pendek.
Ya sudah di minum ya mas saya mau ke belakang dulu sahut pembantunya Nisa.
Tak lama kemudian Nisa menuruni tangga dari kamarnya hanya dengan memakai tanktop putih yang mencetak jelas buah dadanya itu serta sebuah celana hotpants yang hanya Cuma beberapa centu saja dari selangkangannya memamerkan pahanya yang putih mulus itu. Seketika Alam jr langsung menggeliat dari peraduannya. Aku tertegun memendangi nisa yang berjalan dengan santainya ke arahku.
kok bengong gitu sih lam ...Alam woi kamu masih di situ kan kata Nisa sambil melambai lambaikan tanganya di depan wajahku.
egh... ada apa Nis aku terkaget setelah tersadar dari lamunanku. Nisa kemudian duduk di dekatku sangat dekat malah sampai pahaku dan pahanya bersentuhan.
hi hi hi.. sampai segitunya ngeliati aku padahal suda pernah laiatin aku gak pake baj...katanya terpotong karna mulutnya langsung aku bekap dengan tanganku.
hushhhh.. jangan keras keras nanti di dengar sama pembantu kamu kataku dan tanpa kusadari ternyata tangan kiriku berada di atas paha Nisa yang putih
mulus itu.
iya .. iya tapi tangannya jangan di situ juga dong katanya sambil melirik tanganku yang ada di pahanya itu.
eh maaf gak senganja Nis sahutku sambil menarik tanganku dari pahanya itu.
sengaja juga gak gak papa kok godanya aku jadi salah tingkah di buatnya.
Eh kok gak diminum sih
eh iya lupa kataku sambil meminum minuman dingin itu segar juga rasanya.
orang tua kamu ke mana Nis tanyaku
lagi ke luar negri sahutnya dan seketika raut wajahnya berubah dari ceria menjadi sedih terlihat dengan jelas di raut wajahnya kalau Nisa ini sedang kesepian
Nisa kemudian merebahkan kepalanya di pundak kananku dan air matanya mulai menetes di pipinya.
mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan tak pernah memberikan perhatian kepadaku, pada hal sebagai seorang anak aku juga butuh perhatian mereka
sahut nisa dan air matanya semakin mengakir dengan deras dari matanya.
sudah Nis kamu gak usah menangis kataku sambil mengelus elus rambutnya yang pada dasarnya aku tak tega apabila melihat perempuan menangis dihadapanku apalagi ini Nisa.
Nisa kemudian memelukku dari samping dengan sangat erat yang otomatis buah dadanya langsung menempel di dadaku.
Alam, aku sayang sama kamu, jangan pernah tinggali aku sendirian, jika kamu tidak memiliki perasaan cinta kepadaku cukup kamu anggap aku sebagai saudara kamu sahutnya sambil menatap mataku
Aku tidak tahan melihat pandangan matanya itu, pikiranku sedang berkecamuk di satu sisi aku juga mencintai gadis ini dan tak mau kehilangan dia tapi di sisi lain aku masih di bayang bayangi oleh masa laluku.
apa yang harus aku lakukan pkirku.
Cuupp.. tiba tiba Nisa mendaratkan bibirnya yanng selalu terlihat basah itu di bibirku dan aku kembali terkaget dari pikiranku yang sedan berperang itu.
Nisa memandangku dengan pandangan sayu yang membuat hatiku kembali meleleh dan mulai mencium aku kembali, karna terbawa oleh suasana aku membalas ciumannya kami saling menghisap bibir tak ada yang mau kalah dan aku merasa suasana ruang tamu yang tadi sejuk ini tiba tiba menjadi terasa panas. Nisa menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan berputar di seluruh rongga mulutku aku yang tak mau kalah pun membalas perlakuannya. Lidah kamu saling beradu satu sama lain dengan liur yang sudah menetes ke dagu kami msaing masing.
hemm..hemm.. cuppp..cuppp..slurpssss suara dari ciuman kami yang panas ini
Aku kemudian melepaskan ciuman kami dan menatap mata Nisa dengan tajam dan nisa membalas tatapanku dengan tajam pula.
Nisa kamu .... kamu...... kataku terpotong.
apa ucapnya dengan suara yang sedikit serak.
Nisa kamu .... kamu...... mau gak jadi pacar aku kataku memberanikan diri mengatakan perasaanku yang sebenarnaya kepada Nisa persetan dengan masa lalu persetan dengan semua apa yang aku takutkan ketika menjalin hubungan dengan wanita lain aku tidak tahu mendapat kekuatan dari mana untuk mengungkapkan perasaanku semuanya mengalir begitu saja. Aku merasa bahwa Nisa benar benar mencintaiku tidak seperti wanita wanita sebelumnya yang pernah hadir dalam kehidupanku.
Nisa kemudian kembali mengeluarkan air matanya aku tidak tahu apaka itu air mata kesedihan atau air mata apalah. Nisa memegang pipiku dengan kedua tangannya dan kembali mencium bibirku dengan sangat lembut lebih lembut dari yang sebelum sebelunya dengan mata yang masih mengeluarkan air itu.
aku mau kok jadi pacar kamu kan aku sudah beberapa kali bilang sama kamu kalau aku sayang kamu kata nisa sambil tersenyum dan menghapus air matanya dengan kkedua tangannya.
aku masih mau di cium sama kamu kata Nisa sambil mendaratkan kembali bibirnya ke bibirku. Dan akupun membalasnya dengan penuh kelembutan
maaf Non mengganggu makananya sudah jadi kata seseorang dari belakang kami yang ternyata pembantunya Nisa. Aku gelagapan dan mendorong Nisa dari pelukanku ketika mendengar suara itu sedangkan Nisa tetap santai dan hanya tersenyum kearahku seolah olah ingin mengatakan bahwa kamu tanang aja
iya bi sahut nisa
sayang yuk kita makan dulu sahut Nisa sambil menarik tanganku untuk berdiri.
pembantu Nisa yang tidak aku ketahui namanya itu hanya memandangku dengan tatapan aneh aku yang di pandang seperti iyu merasa jadi tidak enak. kami pergi ke ruang makan dengan Nisa yang bergelayut manja di samping kiriku. Setelah duduk di meja makan dengan Nisa di sampingku piring yang ada di depanku di ambil oleh Nisa lalu memlapnya menggunakan tissu lalu mengambilkan nasi ke dalam piring beserta lauk pauk yang sudah di sediakan oleh pembantu Nisa itu danmeletakkanya kembali di hadapanku. Kalau begini bersa sudah punya istri saja pikirku.
Aku kemudian mengambil sendok dan mulai menyuap makanan yang ada di piringkuDan sekilas melirik ke arah Nisa yang tengah melihatku makan.
kamu gak makan tanyaku.
enggak masih kenyang jawabnya
kalau aku suapin masih kenyang gak kataku
dari tadi kek aku itu juga lapar tapi maunya di suapin sama kamu gak peka amat sih katanya sambil menggelembungkan kedua pipinya dengan muka cemberut.
iya ..iya maaf manja amat sih nih, aaaa.. kataku sambil menngarahkan nasi yang telah kusendok ke mulutnya.
biarin yang penting sama pacar sendiri weekk.. kata Nisa sambil membuka mulutnya
cuup. Nisa kembali mencium bibirku.
Acara makan ini kami lalui dengan canda tawa kami, aku benar benar telah melupakan masa laluku semoga Nisa Tidak seperti yang lainya.
............................................................
TO BE CONTINUED