Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT A.K.A.R.

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Hehehe.. maap huu.. busy monday soalnya.
OTW update Hu.. tapi maaf
Blm ada SS di bagian empat belas ini n pitbul belom bisa hadir karena masih pilek dianya :ampun::beer::beer::Peace:
Harap maklum kepada suhu suhu semua wabilkhusus suhu @Genthaloo_31
Siap kang,,dilanjutkan..ane baru baca dari awal sampe page 21 ini..asek juga ceritanya,,patut ditunggu2 updatennya neh..
Cepat edankeun kang...
Sehat dan bahagia selalu beserta keluarganya.
 
Hehehe.. maap huu.. busy monday soalnya.
OTW update Hu.. tapi maaf
Blm ada SS di bagian empat belas ini n pitbul belom bisa hadir karena masih pilek dianya :ampun::beer::beer::Peace:
Harap maklum kepada suhu suhu semua wabilkhusus suhu @Genthaloo_31
Jiahhhh masih pilek ternyata....ntar tambahin dahhh pileknya :nenen:Pitbull...:nenen: Pitchung ya suhu Buyuk..:cendol:
 
A.K.A.R
Bagian Empat Belas​






"Bey??" Lita memiringkan wajah menatap kami berdua.

"Eh.. He..Hey.. maksud saya hey.. hey.."

"Maklum bu Lita, hurup Be dan Ha itu kan berdekatan kalau di keyboard.. hehehe." Elak Tyo.

Be dan Ha? Keyboard?? Pe'aaaaaa.. aku benar benar kehabisan kata mendengar elakan yang diucapkan Tyo barusan.

"BH..?" Tanya Lita dengan muka sedikit bingung.

Kini Lita yang ketularan oon. Astagaa..

"Sud.. sudahlah.. lupakan bu, lupakan.." kata Tyo gugup sambil pura pura sibuk memainkan HP.

Lita menatapku dengan pandangan bingung dan kujawab dengan meletakkan telunjukku dengan posisi miring dikening. Lita menahan tawa dan mengangkat kedua bahunya. Dalam suasana yang tak jelas begini, Lita mengirim pesan kepadaku.

"Bay.. aku mau uji ah klien kita yang baru ini." Begitu bunyi pesannya.

"Jangan macem macem deh.. di ruang publik nih.." balasku padanya.

Lita hanya melirikku dan tersenyum, kemudian dengan gerakan yang dibuat seseksi mungkin Lita membuka blazernya, dan membiarkan kemeja putih berlengan panjang yang digulung setengah lengan dengan bahan tipis itu kini menjadi pandangan aku dan Tyo. Kalau untukku, pemandangan ini tak berefek apa apa. Entah dengan Tyo.

"Pak Tyo, saya permisi ke toilet sebentar.. kebelet pipis.. hihihi.." kata Lita mulai menabur umpan untuk Tyo.

"O.. ohh.. silahkan bu, silahkan.. asistennya biar saya yang jagain." Kata Tyo dengan mata serba salah karena sewaktu Lita bilang mau ke toilet, aku yakin dua ribu persen Lita sengaja membusungkan dadanya yang bulat sekal itu maju ke depan sehingga untuk laki laki manapun termasuk Tyo tentunya akan merasakan sesuatu dibawah sana bergerak gerak sedikit.

"Bayu, selagi menunggu saya, kamu bisa belajar sedikit sedikit tentang pasal pasal perjanjian kontrak bersama pak Tyo." kata Lita basa basi kepadaku.

"Baik bu.." jawabku. Dalam hati sih bilang 'PRET'

Setelah Lita hilang di tikungan belakang, Tyo langsung menonjok bahuku dan berkata,

"Anjiiiiiiinng.. bos lu seksi amat Beeyyy.. ngeri konak nih gw. Untung bener lu dapet bos seksi kaya gitu." Seru Tyo kepadaku.

"Bay Bey Bay Bey.. makin kesini makin pea lu.. " jawabku jutek pada sahabat kentalku ini.

"Jiahaha.. sori sori, tadi keceplosan.. untung gw jago ngeles.." katanya GR.

"Jago ngeles? Taiii.. muka grogi gitu mana bisa dibilang jago.." kataku meledek.

"Hehehe.. tapi serius Bey, bos lu asli bener bener napsuin. Udah pernah ngapain aj lu ama dia? Enak dong lu.." Kata Tyo menatapku antusias.

Kutoyor kepala Tyo sambil tertawa dan kembali mengatainya Pea.

Nada pesan kembali terdengar di Hp ku. Kubuka dan kulihat, ternyata Lita mengirim foto dirinya yang sedang bercermin di wastafel kamar mandi, sekilas terlihat biasa, tapi akan jadi luar biasa ketika tiga anak kancing kemejanya dia biarkan terlepas dan memperlihatkan gumpalan atas payudaranya yang berbalut Bra berwarna gading dengan renda renda disisi tepinya.

"Udah OK belum Bay" Tulis Lita dibawah foto menggiurkan dirinya.

"Jangan gila deh Liit.." balasku.

"Tenang aj, aku cuman iseng aj kok. Gapapa kalo pak Tyo nyolong nyolong ngeliat toket aku sedikit. Sedikit yaaa.. kalo yang banyak mah khusus buat kamu.." Jelas Lita dalam pesannya.

"Sarap.." kukirim pesan dan kuletakkan kembali HP ku di meja.

"Dari siapa Bey? Serius amat." Tanya Tyo.

"Kepo.." jawabku sambil meneguk air mineral botolan yang tersaji di meja kami.

"Yo.. percaya sama gw. Kalo lu mau kerjasama ini lanjut jalan, lu harus fokus. Fokus, fokus, fokus ke kerjaan. Bukan ke yang lain. N jangan macem macem, jaga mulut n sikap" Nasehatku pada Tyo yang akan menghadapi ujian iman sebentar lagi.

"Tumben lu bener.." kata Tyo sedikit tertawa.

"Lu bakal tau nanti. Inget kata gw, F-O-K-U-S. titik." Kataku dengan serius.

"Aneh lu ah.. kaya mau ada apaan aj.." kata Tyo tetap tak percaya.

Tak lama, Lita terlihat keluar dari belakang. Aku dan Tyo kembali pura pura ngobrol serius mengenai hasil meeting tadi.

"Hay.. lama ya? Sorry tadi ngantri soalnya.." kata Lita sambil berdiri sedikit miring di samping kanan kursiku agar sengaja tepat di hadapan Tyo. Berhubung Tyo duduk di sebelah kiriku yang hanya berjarak sekitar setengah meter saja, maka posisi Tyo akan sangat menguntungkan dalam memandang bagian perut sampai dada Lita.. Lita benar benar pandai menempatkan posisi berdirinya.

"Gapapa Bu, ngomong ngomong asisten ibu ini lumayan pandai loh bu, kelihatan dari cara berfikirnya yang maju ke depan." kata Tyo alih alih memujiku malah tatapannya sedikit melirik ke arah payudara Lita yang memang sengaja dibuka sedikit oleh Lita.

"Oh ya..? Coba saya mau tau.." Kata Lita pura pura terkejut dan mengambil kacamata baca miliknya untuk dipakai. Bahkan untuk aku sekalipun yang sudah tahu luar dalamnya Lita masih berfikir bahwa lita terlihat seksi dan ada kesan nakal ketika memakai kacamata baca miliknya itu.

Sepertinya Lita menangkap lirikan Tyo, karena kemudian Lita membungkuk sehingga kepalanya sejajar dengan kepalaku yang sedang duduk. Otomatis payudara yang sebagian terekpos itu semakin saja mendesak kain kemejanya yang memang sedikit ketat.

"Coba Bay, saya mau tau bagaimana menurut kamu tentang kondisi di depan nanti.." kata Lita kepadaku.

Aku paham maksud Lita, bagaimana kondisi di depan adalah semacam kode untuk bagaimana kondisi mata Tyo saat ini.

Aku melirik ke arah Tyo, kuperhatikan matanya sering kali melirik payudara Lita secara diam diam. Anehnya, aku malah jadi iseng dan ingin tahu sampai sejauh mana aksi eksib dan intip ini berlangsung. Iseng saja..

"Jadi begini bu, saya rasa kita harus fokus di aset aset milik perusahaan, karena kalau kita lengah sedikit saja, bukan tak mungkin aset aset berharga milik perusahaan akan menjadi intaian dari para pesaing kita bu. Maka dari itu..." aku menggantung ucapanku untuk melirik Lita, Lita masih pura pura memperhatikan jabaran asalku. Kulirik Tyo, matanya kini terus memandang kearah setengah daging bulat payudara Lita yang memang sengaja di pamerkan untuknya.

"Maka dari itu, tidak ada salahnya kalau kita membagi sedikit rahasia aset berharga itu kepada klien klien perusahaan kita dengan tujuan saling menjaga dan saling untung menguntungkan bu." Usai menjabarkan dalil asal asalan, aku jadi geli sendiri dalam hati. Tyo dan Lita pasti sadar bahwa 'aset perusahaan' yang kumaksud itu sebenarnya adalah payudara Lita, namun mereka tetap bersikap bahwa seolah apa yang kujabarkan tadi benar benar serius urusan bisnis. Lita menoleh kearahku tetap dengan posisi membungkuk dan bertanya,

"Apa maksud dari saling menguntungkan?" Pancing Lita lebih dalam.

Aku tersenyum, fikiran Lita benar benar klop dengan fikiranku saat ini.

"Saya tarik satu contoh kasus, aset perusahaan yang ibu bawa saat ini.." kataku sambil pura pura mengambil salah satu part yang ada diatas meja, kemudian kulirik Tyo. Benar dugaanku, Tyo tak memperhatikan ucapanku. Yang jadi perhatian utama Tyo adalah 'aset bulat' milik Lita. Lita menowel punggung lenganku, aku meliriknya dan Lita memberi kode melalui gerakan mata bahwa Tyo sudah benar benar tak memperhatikanku. Aku mengangguk saja.

"Aset perusahaan yang ibu bawa dan sedang ibu tunjukkan kepada PAK TYO.." sengaja ku keraskan nada suaraku keika kusebut nama Tyo, Tyo nampak gelagapan dan menyahut dengan suara agak serak.

"Ekhmm..i.. iya.. benar benar sempurna asetnya.." kata Tyo, Tyo benar benar lucu saat ini.

"Betul pak. Aset yang sedang ditunjukkan kepada Pak Tyo adalah aset yang berharga dan sifatnya rahasia. Maka dari itu, saya harap bapak bisa tetap dalam kendali dan jalur yang seharusnya agar kerjasama ini tidak keluar dari trek nya." Kataku sambil menatap tajam kepada Tyo memberi kode agar dia tak melulu melihat ke arah payudara Lita.

Sepertinya Tyo sadar akan kode kerasku dan mulai memalingkan pandangannya ke arah lain. Lita pun sepertinya sadar akan kode kerasku kepada Tyo dan menyambung pembicaraanku sambil menegakkan tubuhnya kemudian beranjak duduk dikursinya kembali.

"Pak Tyo sepertinya benar, asisten saya ini benar benar cerdas dalam memahami kondisi perusahaan. Khususnya di aset berharga tadi." Kata Lita tersenyum melihatku.

Kemudian Lita kembali mengarahkan pandangannya kearah Tyo dan dengan nada tegas berkata,

"Tapi saya harap Pak Tyo juga sadar akan pentingnya aset itu bagi kami, khususnya bagi saya. Dan tidak sembarang orang yang bisa melihat sample aset itu meskipun cuma sedikit. Bapak termasuk klien kami yang beruntung. Prinsip saya, aset aset yang sangat berharga itu hanya bisa disimpan dan dikuasai hak haknya oleh satu orang saja. Dalam hal ini, saya mempercayakan asisten saya Bayu. Saya juga berharap agar pak Tyo tidak menyebarluaskan apa yang tadi sudah bapak lihat dan bapak perhatikan. Karena kalau hal ini sampai tersebar luas dan mengganggu produktivitas kami sebagai pemilik aset, saya tahu harus berurusan dengan siapa. Bukan begitu pak Tyo?" Kata Lita menatap Tyo tajam.

Mendapat ancaman halus seperti itu, Tyo paham bahwa dia ketahuan oleh Lita sedang memandangi payudara miliknya. Dengan PD, Tyo menjawab santai ancaman Lita.

"Paham bu, sangat paham sekali. Tapi kalau mau jujur, sebagai customer saya akan sangat senang dan menghargai kerjasama ini apabila ibu Lita mau menunjukkan keseluruhan aset berharga itu kepada saya. Saya adalah penyimpan rahasia yang handal. Ibu bisa pegang kata kata saya."

"Apalagi, saya rasa mas Bayu sebagai pemilik hak juga tidak masalah bukan?" Sambung Tyo sambil melihatku dan tersenyum.

"Pak Tyo, saya hanya pemilik hak sementara. Bukan pemilik tetap. Untuk keputusan itu saya serahkan kepada Ibu Lita. Beliau pasti bisa menimbang dan menilai seberapa baik niat bapak untuk melihat aset itu tanpa ada kecurangan kecurangan nantinya." Kataku lempar tangan.

Suasana sedikit hening sampai Lita akhirnya buka suara.

"Bayu. Itu bisa didiskusikan kembali nanti. Tetap saja saya butuh persetujuan kamu, ada batas batas yang tidak bisa dilanggar begitu saja terkait pemindah tanganan aset meskipun sifatnya hanya temporary." Kata Lita menatapku tajam.

Edan semua, ngomongin toket doang aj pake bahasa bisnis fikirku.

"Baik Pak Tyo, saya rasa pertemuan hari ini cukup ya pak. Hal hal terkait pembicaraan kita ke depan akan kita diskusikan kembali nanti." Kata Lita menutup pertemuan.

"Oke bu. Saya sangat berharap kerjasama ini akan berjalan baik dan langgeng. Lebih lebih, saya rasa saya akan menimbang untuk memakai harga awal yang tentunya akan lebih menguntungkan untuk perusahaan ibu jika saya diberi waktu dan kesempatan untuk melihat secara langsung dan utuh aset aset berharga milik perusahaan ibu." Jawab Tyo mupeng.

Entah kenapa, aku mulai tak suka dengan nada bicara Tyo yang jelas jelas minta pelicin mesum sebagai syarat goalnya proyek ini.

"Saya rasa, penjelasan tentang batas batas yang sudah disampaikan Ibu Lita barusan seharusnya sudah menjadi catatan sendiri untuk pertemuan ini pak Tyo." Kataku tegas pada Tyo.

Tyo hanya tersenyum kecut mendengar kata kataku. Dan ketika pandanganku beralih pada Lita, Lita memandangku dengan tatapan serba aneh. Aku mendongakkan kepala sebagai kode 'kenapa?'.

Lita hanya tersenyum menunduk sambil menggelengkan kepala.

"Oke.." kata Tyo.

"Pertemuan ini kita tutup sementara, dan mas Bayu.. saya rasa tak ada salahnya jika kita sedikit hangout bareng nanti, main billiard misalnya. Saya akan ajak asisten saya juga yang kebetulan mempunyai nama yang sama dengan ibu Lita, tapi hanya sama di Fitrinya saja. Bagaimana mas?" Tyo tersenyum penuh arti kepadaku.

Aku buru buru menutupi rasa kagetku demi mendengar nama Fitri dan kata kata 'asisten saya' yang diucapkan Tyo barusan. Ketika baru saja hendak kujawab perkataan Tyo, Lita langsung menyela.

"Wadduhh.. bapak cuma ajak Bayu aja nih? Kami ini satu set lho pak. Gak ada istilah cuma ngajak satu orang aja. Apalagi pakai asisten segala yang namanya sama kaya saya.. gak saya izinin paakk.."

Mungkin Lita mengira bahwa Tyo ingin menjebakku dengan iming iming cewek panggilan yang bernama Fitri juga demi tercapainya cita cita mesum Tyo untuk Lita yang sudah terendus oleh Lita bau busuknya. Sebab itulah dia berusaha melindungiku dari jeratan Tyo yang tidak Lita ketahui bahwa sebenarnya Tyo adalah sahabat lamaku... juga Fitri...

Ah, tiba tiba muncul kangen di hatiku untuk dia.

"Hahaha.. Ibu Lita terlalu melindungi asisten ibu ya.. sepertinya mas Bayu ini adalah 'pemberi kehidupan dibalik layar' ya bu.." kata Tyo tak jelas maksudnya.

"Maksud bapak?" Tanya Lita dengan tatapan serius. Aku yakin dia tersinggung mendengar kata kata Tyo barusan.

"Maksud saya begini bu, mas Bayu itu seperti akar, akar itu kan penopang kehidupan untuk tumbuhan yang berada diatasnya bukan? Meskipun akar berada persis dibawah si tumbuhan tadi, dalam arti ini saya beri tanda kutip bawahan, dikaki, atau tersakiti dan dibohongi. Tapi akar tetap saja mensuplay kebutuhan kebutuhan penting demi kelangsungan tumbuhan yang berada di atasnya yang terlihat oleh dunia, yang tertiup angin. Daann.. keindahan atau kesuburan dari tumbuhan itu tergantung dari peran akar yang menyuplai kebutuhan kebutuhan tadi itu. Akar tak perduli kalo dia sebenarnya ada didalam tanah, tak terlihat, gelap, tersakiti, bisa jadi dimanfaatkan atau apapun istilahnya. Yang penting akar sadar bahwa dia bertanggung jawab penuh akan kelangsungan hidup tumbuhan yang letaknya ada diatas dan menjadi beban dia selama dia masih hidup."

Lita memperhatikan ucapan Tyo dengan serius, aku juga iya sih..

Tyo melanjutkan ucapannya.

"Saya yakin gak ada unsur terinjak atau tersakiti atau dibohongi dalam hubungan kerja antara Ibu Lita dan Mas Bayu, saya yakin bahwa dua orang yang ada dihadapan saya ini adalah orang orang profesional dan terbaik dalam bidangnya masing masing. Ibu sang tumbuhan, ibu bisa saja tumbuhan bunga, Melati, Kenanga atau apapun yang menarik kumbang untuk datang. Sementara Mas Bayu berperan penting dalam menjaga keindahan bunga bunga itu dengan cara mensuplai kebutuhan kebutuhan sang bunga. Tapi, ada satu kekurangan dari teori ini.." Tyo menggantung ucapannya.

"Apa itu..?" Kata Lita yang sepertinya penasaran juga.

Aku..? Diam mendengarkan dan menebak kemana arah omongan Tyo.

"Akar tak mampu menahan kumbang untuk tetap datang dan menghisap sari madu sang bunga. Karena akar letaknya didalam tanah. Tak terlihat.. meskipun mempunyai peran penting." Kata Tyo sambil mengetuk pelan meja yang terbuat dari kayu dan memberi pesan jelas untuk kami berdua, khususnya untuk Lita.

"Well.. kalau pak Tyo menganggap seperti itu, maka bapak benar. Bayu adalah akar bagi saya. Secara personal maupun profesional. Hanya Bayu yang mampu mengimbangi saya selama dia bekerja dengan saya selama ini. Sebelum Bayu datang, tak ada yang mampu mendampingi saya bahkan dalam 3 hari sekalipun saja. Jujur saja, kalau mau diumpamakan saya ini ibarat mawar. Indah, tapi tak mudah." Lita benar benar emosional saat ini. Terlihat dari raut wajahnya yang sedikit menegang ketika berbicara dengan Tyo.

"Satu hal yang harus bapak ketahui dari peran penting akar bagi mawar. Akar juga memberi kebutuhan yang sama bagi pelindung mawar. Yaitu duri, akarlah yang mensuplay kebutuhan duri agar duri menjadi kuat dan tak mudah patah begitu saja ketika ada tangan tangan usil yang hendak merusak mawar. Seandainya pun madu mawar berhasil dihisap oleh kumbang, tapi akar akan tetap memberi kehidupan bagi mawar, tak seperti kumbang yang pergi begitu saja setelah madu mawar habis dihisapnya." Kata Lita tegas.

"Hahahaha... tenang bu Lita, saya hanya menganalogikan saja. Tak ada maksud saya untuk membuat ibu tersinggung. Saya minta maaf untuk semua ucapan saya." Kata Tyo melunak.

"Tak apa pak. Justru berkat analogi bapak, saya semakin sadar betapa pentingnya akar saya ini.." kata Lita sambil menepuk nepuk pundakku dan tersenyum cantik kepadaku.

"Boleh saya cerita sedikit bu Lita? Sebelum kita berpisah dari sini.." kata Tyo yang sepertinya tak memperdulikan keberadaanku lagi.

"Silahkan pak.." kata Lita kemudian.

"Dulu, saya punya sahabat baik. Dan sahabat saya itu seperti akar bagi semua orang. Termasuk bagi saya. Banyak hal yang dia lakukan meskipun secara tidak sadar sebenarnya dia memberi suatu kehidupan untuk kami. Entah itu kehidupan saat itu, atau kehidupan disaat saat mendatang. Ada satu orang yang sepertinya sahabat saya ini malah sudah lupa dengannya, orang ini namanya Intan, perempuan bu. Dulu Intan terancam gak bisa menerima ijazah sekolahnya ketika sudah lulus karena masih adanya beberapa tunggakan di sekolah kami dulu. Sahabat saya ini dengan nekatnya datang ke ruang kepala sekolah tanpa sepengetahuan Intan dan meminta pengertian agar pihak sekolah setidaknya bisa memberi foto copy ijazahnya untuk keperluan mencari pekerjaan dulu dan menjamin bahwa Intan akan menebus ijazah aslinya ketika Intan sudah mempunyai uang dari hasil kerjanya itu. Hasilnya? Entah bagaimana cara sahabat saya itu merayu kepala sekolah sampai akhirnya Intan mendapat copy an seluruh ijazahnya."

Tyo berhenti sejenak untuk meneguk minuman dari botol mineral sebelum akhirnya melanjutkan cerita tentang usahaku dulu menolong Intan. Jujur saja aku terkejut mendengar Tyo menceritakan hal itu. Karena aku sendiri saja sudah lupa oleh kejadian itu.

"Dan setelah Intan mendapat pekerjaan, Intan bekerja dengan mati matian demi menebus ijazah aslinya. Dalam waktu dua bulan Intan akhirnya bisa menebus semua ijazah aslinya. Namun sayangnya, ketika hendak membalas budi kepada sahabat saya itu Intan dipromosikan menjadi semacam KaBag di cabang perusahaannya yang ada di Vietnam secara mendadak dan tanpa ada persiapan matang. Dan sahabat saya itu benar benar tidak tahu apa apa soal kelanjutan cerita si Intan. Karena dia seperti akar..vital namun tak terlihat."

Aku tersenyum sendiri ketika mengingat kembali kejadian itu, betapa Intan bahagia luar biasa ketika aku membawa keluar copy an ijazahnya dari ruang kepala sekolah. Apalagi sebelumnya Intan tak tahu kalau aku nekat menemui Ibu Sri Wahyuni selaku KepSek kami dulu. Diciumnya kedua pipiku bertubi tubi seraya tak henti henti mengucapkan terima kasih sembari menangis bahagia saat itu.

Tyo menatapku dan tersenyum penuh arti kepadaku. Aku tak menyangka bahwa dia akan berkata sebegitunya tentang aku dihadapan Lita. Tapi, tentu saja Lita tak tahu kalau yang sedang diceritakan oleh Tyo itu sebenarnya adalah aku.

Lita seolah kagum oleh cerita dari Tyo dan berkata,

"Luar biasa sekali sahabat anda pak Tyo, lantas ada dimana sahabat anda itu? Mudah mudahan saya berkesempatan untuk mengenal dia secara personal."

Degg... jantungku mau copot saja rasanya mendengar Lita bicara seperti itu. Ku pandangi Tyo seraya menggeleng pelan agar mulut embernya itu jangan dulu bocor sekarang. Pasti Lita akan marah kepada kami berdua, khususnya kepadaku karena ternyata kami sudah membohongi dirinya.

"Nanti akan saya kenalkan bu. Sahabat saya ini sedikit unik soalnya. Mudah mudahan akan ada waktu untuk saya mengenalkan dia kepada ibu." Kata Tyo bijak.

Aku lega...

"Lantas, bagaimana dengaaann... siapa namanya tadi? Intan ya? Sampai sekarang belum ketemu juga dengan sahabat bapak itu?" Lita malah beneran kepo sekarang.

Beloomm Liitt.. beloomm ketemu... kataku dalam hati.

"Belum bu. Disamping sahabat saya itu sudah pindah jauh, Intan pun masih di Vietnam sampai masa kontraknya habis disana. Kira kira dua bulanan lagi lah." Kata Tyo menjelaskan.

"Ooohh.. ya mudah mudahan aja ya pak.. mudah mudahan juga saya berkesempatan mengenal sahabat bapak itu. Boleh tau namanya siapa pak?" Kata Lita.

Bener bener nih si Lita.. gue Liiitt.. Gueeeee...

"Kebetulan namanya sama dengan mas Bayu." Kata Tyo melihatku.

Babiiii.... kataku jengkel.

"Makanya saya cerita seperti ini karena saya jadi teringat sama sahabat saya itu yang mempunyai nama yang sama dengan mas Bayu asisten Ibu." Kata Tyo menahan senyum senang melihat perubahan raut wajahku.

"Oohh.. berarti nama Bayu itu hebat hebat dong yah.. hmmm.. seperti akar.. vital namun tak terlihat.." kata Lita menatapku dengan bola mata berbinar.

Bijiii peler yang tak terlihat mah.. kataku cuek dalam hati.

Perasaanku mulai tak enak mendengar semua cerita Tyo tentang diriku dihadapan Lita.

"Benar bu Lita.. malah kalo boleh jujur, saya bisa seperti ini, juga berkat tantangan dari dia yang akan merestui saya untuk menikahi salah satu sahabat karibnya juga yang bernama Rania. Lucunya, Rania sebenarnya cinta mati oleh sahabat saya itu, tapi sahabat saya bilang silahkan nikahi Rania dengan syarat saya sudah sukses dan mampu membuat Rania berpaling cinta darinya dan memilih saya. Jujur saja, itu jadi motivasi tersendiri bagi saya"


JEDDDDAAARRRRRR !!!


Jantungku berhenti berdetak mendadak...




Yassalaaamm...
 
Mantappppp Lita belum ketemu Fitri, Intan dan Rania. Lama2 terbongkar semua pengaggum Bay bay, perempuan2 cantik yang punya Pesona dan kecantikan masing2. Buah ketulusan dan keihklasan yang berharga. Mantapppp suhu ane tunggu terusss updatenya
 
Mantappppp Lita belum ketemu Fitri, Intan dan Rania. Lama2 terbongkar semua pengaggum Bay bay, perempuan2 cantik yang punya Pesona dan kecantikan masing2. Buah ketulusan dan keihklasan yang berharga. Mantapppp suhu ane tunggu terusss updatenya
Rania itu sebenarnya Fitri alias pitbul alias pitcung huu.. nama panjangnya Fitri Rania. Cuma Tyo nyebut Rania di depan Lita dengan alasan alasan tertentu yang mungkin sudah difikirkan oleh Tyo sendiri. Mungkin yaaa. Ahaha.. :Peace::ampun::beer:
 
Rania itu sebenarnya Fitri alias pitbul alias pitcung huu.. nama panjangnya Fitri Rania. Cuma Tyo nyebut Rania di depan Lita dengan alasan alasan tertentu yang mungkin sudah difikirkan oleh Tyo sendiri. Mungkin yaaa. Ahaha.. :Peace::ampun::beer:
Kalau suhu inget inget lagi, nama Fitri Rania pertama kali hadir waktu Ibey mau masuk ke apartemen Fitri n dicegat satpam gara gara salah gerbang.. :pandapeace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd